NovelToon NovelToon

Ketangguhan Fransiska

prolog

"buk... hentikan.. hiks... hiks..." tangisan gadis kecil bergema di salah satu ruangan yang minim pencahayaan..

plak

plak

plak

suara tamparan cukup keras terdengar begitu mendominasi di ruang gelap itu,apa lagi terlihat seorang gadis kecil meringkuk tak berdaya setelah menerima tamparan demi tamparan...

aku tidak tau gimana awal penderitaan ku ini di mulai, sejak adik ku lahir atau sejak aku memulai sekolah,aku sama sekali tidak mengerti,seburuk apa perbuatan ku hingga ibu kandung ku tega menyakiti ku...

dulu waktu umur 7 tahun ibu ku adalah wanita yang lemah lembut,sayang pada ku dan juga kakak laki-laki ku, aku juga tidak mengerti apa yang terjadi pada ibu, aku dan kakak laki-laki ku sering kali di siksa sejak kelahiran adik kami..

adik yang selama ini aku mimpi kan,anak lelaki yang tampan membuat ku sangat bahagia...

"nanti occa yang jaga adek ya.?? occa kan anak perempuan satu-satu nya jadi harus menjaga adek exsa.!" ucap ibu kepada ku yang berumur 7 tahun yang ku angguki secara antusias..

seiring nya waktu tidak terasa umur exsa sudah mencapai 3 tahun, dan selama itu juga aku menjaga nya segenap hati selagi ibu dan ayah ku bekerja...

_____

bugh

bugh

"ANAK PEMBAWA SIAL... ANAK tak TAU MALU KENAPA KAU MALAH HAMIL DI LUAR NIKAH HAH.??" teriak wanita itu membuat para tetangga melihat ke arah rumah mereka

"buk... aku tidak hamil buk... aku memang mencintai nya tapi kami tidak melakukan itu.. hiks." bantah gadis cantik itu sesegukan kenapa ibu nya malah menuduh nya sekejam itu.

PLAAK

"MASIH MAU MENGELAK... MESKI SUDAH MEMBUAT AIB KELUARGA..." teriak nya lagi

gadis itu hanya menangis tanpa ingin melawan sedang sang ayah hanya terdiam tidak membela nya sama sekali...

selama 15 tahun hanya tekanan yang dia terima dari sang ibu kandung...

apa yang terjadi.???

bagaimana bisa terjadi kesalah pahaman seperti ini.???

dia hanya terdiam menahan sakit atas pukulan ibunya,rasa sakit di tubuh nya tidak sebanding dengan rasa sakit di hati,. saat genting sekarang pun dia malah mengingat kebersamaan mereka di masa dia kecil, dimana sang ibu menyayangi nya memeluk tubuh kecil ini dengan berkata "tidak apa-apa semua akan baik-baik saja"

dia rindu kata-kata lembut itu, ucapan sebagai penenang nya dengan sedikit tenaga dia menatap wajah sang ibu yang sekarang sedang menampil kan wajah beringas nya, entah kenapa dia merindukan tatapan kasih sayang dulu belaian lembut dari nya...

tapi sekarang rasa takut terus menggerogoti hati nya ketika melihat mata sang ibu tubuh itu terasa lemas juga gemetar...

"ibu..." panggil nya lirih dengan rasa sakit menjalar di seluruh tubuh, dia melirik sang ayah yang sama sekali tidak menatap nya, tidak ada seorang pun yang menolong atau melihat nya dengan mata kasian...

_____

"kalo di lihat-lihat ternyata occa tuh kek orang bego ya.??" ucap teman ku kepada salah satu lelaki yang sayang nya menyandang sebagai pacar ku...

"hahahaha... aku kira hanya aku yang berpikiran gitu.. ternyata kalian juga." gelak tawa terdengar jelas di telinga ku, sakit.?? tentu saja aku merasa sakit mendengar ucapan mereka,apa lagi yang bilang adalah teman dan pacar ku namun lagi-lagi aku hanya ikut tersenyum tapi tidak dengan hati ku..

sabar ca mereka tidak tau tentang hidup mu... mereka hanya melihat luar nya saja,suatu saat salah satu dari mereka akan merasa kan nya... ucap ku di dalam hati sebagai penghibur

____

"aku benci sama kamu ca.... hiks... hiks..."

aku hanya terpaku mendengar penuturan teman ku,tanpa aku tau kesalahan ku dia malah membenci ku..

"a-apa maksud mu.??"

"hiks... hiks... kamu sudah membuat Dodo memutuskan ku setelah dia mengenal mu... ini semua karna mu aku benci sama kamu.." ucap nya lalu berlalu dari hadapan ku yang masih menatap nya tidak mengerti...

kenapa jadi seperti ini.??

chapter 01

"ayah akan menikah.!!"

ruangan mewah dengan interior Eropa seakan sempit dan sesak,ini 10 tahun terjadinya tragedi yang melenyap kan nyawa ibu ku dan sekarang kami mendengar sebuah permintaan,ah ralat bukan permintaan tapi pernyataan dari seorang pria menyandang sebagai ayah ku...

"apa.!!!.. apa yang ayah kata kan.??" suara terdengar kesal itu adalah milik adik laki-laki ku.

"ayah.!!" panggil ku dengan mata tak percaya "apa maksud ayah.??" tanyaku seakan tidak mengerti,tapi di sini aku lah yang paling mengerti dengan apa yang ayah katakan.

"ayah jatuh cinta dengan seorang wanita dia....,partner kerja ayah dan ayah ingin menikahinya" ucap ayah menatap kami bergantian.

"aku tidak setuju" tukas adik ku dengan ketidak sukaan nya,aku melirik nya yang sudah bermata merah menahan tangis aku mengerti perasaan nya..

"apa ayah sudah memikirkan nya dengan matang.??" tanya ku lagi,aku ingin ayah memikirkan nya dulu sebelum menyesal di kemudian hari.

"ayah sudah memikirkan nya beberapa bulan ini,tekad ayah sudah bulat akan menikahi nya.... kalian tenang saja dia wanita baik,ayah yakin kalian akan suka... kalian merestui ayah kan.??" jelasnya menatap harap kearah ku.

bagaimana bisa ayah bicara seperti itu kami saja belum mengenal nya bahkan bertemu pun belum, kenapa ayah begitu sangat yakin.??

aku hanya diam mendengarkan nya.

"jika ayah yakin... lalu kenapa ayah masih menanyakan itu kepada kami.??" ucap ku menatap mata nya lekat,berharap dia mengerti perasaan kami anaknya.

"ayah hanya ingin pendapat kalian nak.!!" ucap ayah lembut

"tadi ayah bilang kalo sudah bertekad untuk menikahinya... lantas apa masih perlu pendapat kami.??"

terlihat ayah merapat kan bibir nya seraya menunduk,mungkin perkataan ku sudah menyentil hati kecil nya.

"aku tidak akan merestui ayah" jerit adik ku lalu berlalu kelantai atas,terdengar suara pintu di banting keras,aku menatap nanar kepintu kamar adik ku tentu saja aku tau jika dia tidak terima kabar secara mendadak ini,sejauh yang aku tau adikku tidak pernah melupakan ibu yang sudah meninggal 10 tahun lalu..

jujur aku juga tidak merestui ayah menikah lagi,tapi aku bisa mengerti dengan keadaan ayah mungkin dia merasa kesepian sejak ditinggal ibu,aku tidak bisa mengikuti ego untuk melarang ayah menikah lagi.

"nak" ayah menatap ku lembut,aku tau ayah tidak. bisa melakukan apa pun tanpa restu kami.

"apa kamu bisa membujuk adik mu.?? ayah tau jika ini egois tapi ayah harap kalian mau mengerti, selama ini ayah sudah menekan keinginan ayah untuk menikah karna rasa cinta ayah pada ibumu,namun sekarang ayah sudah menemukan wanita yang juga mencintai ayah.!" ujar nya menunduk.

"selama ini ayah hidup dalam kesepian,kadang ayah berpikir untuk mengakhiri hidup ayah, mungkin pergi menemui Eli sangat menyenangkan,tapi sering ayah berpikir begitu kalian lah membawa ayah kembali" lanjut nya menatap ku...

aku menghela napas pelan, aku kembali menatap pintu kamar adik ku yang ku yakini jika dia sudah menangis...

ayah benar tak seharus nya dia mengikuti kehendak kami, 10 tahun bukan waktu yang singkat untuk ayah tentu saja dia kesepian,meski ada kami namun tidak menutupi rasa sepi di hati nya...

"aku akan usaha kan ayah.!!" ujar ku.

aku berjalan menaiki tangga menuju pintu kamar adik ku,disana tertera sebuah nama terbuat dari kerajinan tangan berwarna putih dan tertulis nama sang pemilik FERDIANSYAH MAHENDRA itu nama pemilik kamar..

aku membuka pintu itu secara pelan terlihat sebuah gundukan di atas kasur,tentu saja itu adik ku sayub-sayub terdengar isakan dari dalam selimut,yah meski adik ku laki-laki dia memang sangat cengeng,aku duduk di pinggir kasur nya sambil menatap jendela...

"kita tidak bisa menyalahkan Ayah dalam hal ini,karna ayah juga butuh seseorang untuk bersamanya di hari tua... kita sebagai anak hanya bisa merestui apa yang ayah ingin kan." ucap ku masih menatap keluar.

"kakak tau kamu belum bisa menerima keputusan ayah untuk menikah... tapi dek kita tidak bisa mementingkan keegoisan kita,ayah juga butuh teman,teman hidup"

ada pergerakan di samping ku dan terlihat seorang pemuda menatap ku dengan mata basah.

"tapi ayah masih punya kita.?! yang selalu bersamanya"

"itu beda... kita hanya sebagai anak suatu saat kita akan pergi dari sisi ayah,meninggalkan nya sendiri sangat berbeda jika memiliki istri ia akan di jaga istri nya sampai akhir hayat." ujar ku menggenggam tangan nya.

aku menatap sendu adikku,berulang kali dia menggigit bibir nya aku tau saat ini dia lagi menekan ego nya yang terus menuntut dia agar memberontak.

"kamu mau kan merestui ayah.... demi kakak" ucap ku sambil membelai rambut hitam adikku...

adik yang aku besar kan selama 10 tahun sejak ibu meninggal,yaah ibu ku meninggal saat umur nya 5 tahun dan aku berumur 7 tahun ibu meninggal disaat kami begitu membutuh kan kasih sayang, sejak itu aku mencurahkan kasih sayang ku hanya kepada adik ku satu-satunya..

sekali lagi ia meremas selimut menyalurkan rasa kesal nya,ia menatap ku sendu penuh luka,sakit.?? itu yang aku rasa kan saat menatap mata hitam nya yang berair,tidak lama dia mengangguk pelan tanda kalo dia merestui dia memeluk ku erat...

"bagus.... ayo kita temui ayah" ajak ku tersenyum lembut pada nya.

di ruang tamu ayah masih duduk di sofa sambil memegang sebuah figuran,dimana terlihat seorang wanita cantik menggendong anak laki-laki dan seorang gadis kecil di samping kanan dengan senyum ceria nya.

"ayah" panggil ku mendekati nya sambil menggandeng tangan adikku yang terus menunduk,aku menghampiri super Hero kami yang merawat kami sepenuh jiwa nya,ia menatap ku penuh harap tentu saja aku tidak bisa mengabaikan tatapan itu.

"Ferdi merestui ayah" ucap Ferdi pelan, genggaman tangan nya semakin erat meremas jari ku.

ayah tersenyum bahagia mendengar nya "makasih nak" ia memeluk kami dengan mata berlinang.

"baiklah... ayah akan menelpon Erina dia pasti akan senang mendengar kabar ini" ujar ayah seraya pergi dengan wajah sumringah.

"kak... apa kakak yakin dengan semua ini.??" tanya Ferdi menatap ku seakan tidak yakin.

"percayalah.. ini jalan terbaik buat ayah dan kita." ucap ku meyakin kan.

***

aku merenung di depan meja belajar ku menatap sebuah buku berhias bunga di pinggiran nya,disana terletak sebuah foto wanita tersenyum cerah sambil memeluk gadis kecil yang juga tersenyum ceria.

"ibu maaf kan aku, aku tidak bisa menjaga cinta ayah untuk ibu... maaf Bu.!! aku merindukan ibu"

malam gelap serta dingin menyaksi kan isakan sang gadis terdengar pilu,menyaksikan tangisan ku indah nya langit tak mampu menghibur hati resah ku..

chapter 02

pagi berganti sore dan sore pun berganti shift dengan malam,langit cerah yang dari tadi bercahaya terang kini menjadi gelap tidak lupa bulan sabit terukir indah diantara bintang...

ini adalah malam dimana kami menemui calon ibu baru,aku harap dia wanita lembut penuh cinta bukan untuk ayah tapi juga untukku dan adikku, yaah itu adalah harapan seorang gadis berusia 17 tahun seperti ku.

nama ku Fransiska Mahendra berumur 17 tahun 6 bulan lagi hari ulang tahun ku,aku harap dihari ulang tahun ku aku di dampingi ayah juga seorang ibu meski hanya ibu sambung.

aku menatap diriku sekali lagi dicermin aku ingin memiliki kesan baik saat bertemu calon istri ayah,setidak nya aku dan adik ku tidak memalukan dalam penampilan.

gaun sederhana bermotif bunga sangat manis menempel di tubuhku,gaun yang ku pakai adalah pemberian ayah dan aku sangat menyukainya.

tok

tok

"kak... apa sudah siap.??" terdengar suara adikku dari luar.

"iya... kakak sudah siap." jawab ku setelah membuka pintu,disana berdiri adik ku berjas navi berdasi kupu-kupu sangat cocok dengan nya yang manis.

"kakak cantik sekali" pujinya

"kau juga tampan" ucapku sambil merapikan dasinya "ayo,ayah pasti sudah menunggu" ajak ku dengan menggandeng tangan nya.

kami menuruni tangga terlihat disana sudah ada ayah dengan jas hitamnya,meski dia sudah lanjut usia namun dia tetap terlihat gagah tidak salah para wanita mengejarnya.

"ayah... apa Tante erina akan menerima kami.??" tanya ku was-was saat ini kami sudah ada di dalam mobil menuju ke tempat janjian,ayah menoleh sekilas lalu kembali fokus ke jalanan.

"tentu saja sayang... di tau jika ayah memiliki kalian dan dia tidak keberatan,dia juga senang saat ayah mengatakan itu". jawab ayah tersenyum tipis.

"apa dia memiliki anak.??" tanya Ferdi dari kursi belakang,sontak aku menoleh menatap ayah.

"iya... dia memiliki 2 anak remaja,mungkin seumuran dengan mu kak" sahut ayah lagi masih dengan senyuman.

entah kenapa terbesit rasa khawatir di hati ku mendengar kata-kata ayah,gimana kalo anak nya tidak menerima kami.?? bagaimana jika mereka tidak menerima Ferdi adik ku.??

tidak.... tidak aku tidak boleh berfikiran yang macam-macam dulu.

aku melihat adikku dari arah kaca spion depan,terlihat raut wajah adikku yang sulit aku artikan aku harap dia tidak berpikiran yang tidak-tidak.... yaah semoga saja.

mobil ayah memasuki parkiran di sebuah restoran,dengan ragu aku turun dari mobil adik ku juga sama dia berdiri disamping ku sambil menggenggam tangan ku erat,aku menatap mata hitam nya yang seakan mengatakan 'jangan khawatir ada aku' setidak nya itu yang aku lihat dari matanya..

kami mengikuti langkah ayah yang lebih dulu masuk kedalam,sekali lagi ada rasa gugup kembali menyerang ku saat sudah beradab di depan pintu berwarna coklat tua,tangan ku dan Ferdi tak pernah terlepas selalu saling menggenggam seakan saling menyalur kan rasa gugup kami...

"maaf kami terlambat!!" ucap ayah setelah membuka pintu.

"tidak apa-apa... kami juga baru sampai" terdengar sahutan wanita dari arah dalam ruangan... apa itu calon ibu baru kami??

"dimana anak-anak mu hen.??" tanya suara itu lagi dengan nada hangat.

"ini mereka.." jawab ayah menggeser tubuhnya memang dari tadi kami berada di belakang punggung besar ayah,terlihat di sana ada 3 orang menatap kami terkejut..

2 remaja dan wanita cantik dengan drees berwarna biru langit,sepertinya dia seumuran dengan ibu kandung ku dengan tatapan sama hangat dan lembut nya.

"ya ampun hen anak mu cantik dan tampan ya.!!" ujar nya sekali lagi menatap ku berbinar,beda lagi dengan 2 remaja disana.

mereka menatap kami terkejut lebih tepat nya menatap ku,ayah benar jika umur ku dan mereka tidak jauh beda mungkin 2 atau 3 tahun lebih tua.

"selamat malam Tante... nama ku Siska dan ini adikku Ferdi" sapah ku ramah memperkenalkan diri,sedang kan adik ku berdiri di belakang ku dengan kepala menunduk.

"kamu sangat cantik" puji nya tersenyum

"terima kasih Tante" jawab ku tersenyum malu.

"adikmu terlihat pemalu ya.??" ujarnya tersenyum lembut.

"dia memang seperti itu Tante... maafkan atas ketidak sopanan nya.!!"

ayah hanya tersenyum mungkin dia merasa puas dengan sikap kalem kami.

"tidak apa-apa... ayo duduk" ajak nya dengan senyum hangat

"oh ya kenal kan ini anak Tante... kenalkan diri kalian" perintah nya kepada kedua cowok disana..

wajah mereka tidak pernah berubah tetap datar,hanya pas kami masuk saja ekspresi kaget selebih nya kembali datar tak berminat.

"Iqbal"

"rehan"

perkenalan yang sangat kaku menurut ku,dengan canggung aku menarik kembali tangan yang sempat aku ulurkan... aku punya firasat gak bagus tentang ini.

"maaf ya... mereka memang seperti itu" ucap Tante erina tidak enak.

"tidak apa-apa Tante" aku tersenyum menenang kan Tante yang terlihat tidak enak dengan kami.

"kamu kelas berapa sis.??"

"aku kelas 11 Tante dan Ferdi kelas 9"

"waah sama dong dengan Iqbal,dia juga kelas 11,sedangkan rehan baru masuk kuliah" jelas nya antusias.

tanpa sengaja mata ku bertemu dengan mata hitam cowok didepan ku yang menatapku intens,tentu saja aku kaget dengan cepat aku mengalihkan pandangan ku kearah lain.

makan malam ini mengalir begitu saja,aku tidak tau makanan nya masuk dari mulut atau hidung karna aku tidak terlalu menikmatinya,bagai mana bisa aku makan malam dengan nyaman saat ada seseorang menatap kita begitu intens.

adik ku terus menunduk menatap piring yang berisi makanan kesukaan nya,aku rasa ia juga tidak nyaman dengan suasana di ruangan ini.

"permisi... aku izin ketoilet sebentar" izin ku seraya bangkit dari duduk.

"kak apa perlu aku temani" tawar adikku,mungkin dia tau jika aku dalam mode tidak nyaman ku.

"tidak apa-apa kamu disini saja... kakak bisa sendiri" jawab ku mengelus puncak kepala nya nya lembut..

"seperti nya mereka sangat dekat ya Hen.??" aku mendengar pertanyaan Tante erina sebelum keluar.

"iya... bisa di bilang dia adalah kakak sekaligus ibu bagi Ferdi" jawab ayah sendu, hanya itu yang aku dengar dari ayah sebelum benar-benar keluar ruangan selebih nya aku tidak mendengar kan apapun lagi...

****

aku keluar dari salah satu bilik toilet dengan aku membasuh tangan sambil bercermin,aku merapih kan gaun ku sebentar lalu keluar dari sana..

aku sangat kaget saat melihat seseorang berdiri bersandar didepan pintu toilet, langkah ku secara refleks mundur kebelakang saking kaget nya,disana berdiri seorang cowok berkemeja hitam dengan tangan di gulung...

aku tau pemuda ini dia adalah salah satu yang ada di ruangan tadi,kalo tidak salah nama nya rehan mata hitam nya menatap tajam kearah ku.

"maaf ini toilet cewek.... toilet cowok ada di sebelah sana." tunjuk ku kearah toilet cowok.

apa yang dia lakukan disini.?? apa dia memiliki keperluan didekat sini.?? atau dia menunggu kekasihnya.?? ah mungkin saja begitu.

karna tidak ada jawaban aku memilih untuk kembali keruangan tadi namuuunn...

"aku menunggu mu disini... tapi kenapa kau malah ingin meninggalkan??"

tubuh seketika kaku dan merinding mendengar bisikan nya tepat di telinga ku,di tambah ia memeluk tubuhku dari belakang, kenapa jadi seperti ini...

"a-apa maksud mu.??." tanya ku tidak mengerti "sebelum itu.. bisakah kau lepaskan tangan mu dariku.??" aku berusaha melepas kan tangan nya yang melingkar erat di perutku.

"jika kau ingin masuk kekeluarga ku, kau harus siap saja mendapat kan perlakuan seperti ini !!" bisik nya ditelinga ku dengan tangan semakin erat memeluk perut ku... tubuh ku semakin kaku kala napas hangatnya menerpah leher ku.

"lepaskan aku... aku akan melaporkan ini kepada ayahku" ancam ku kesal

"aku ingin lihat siapa yang akan dipercaya, aku apa kamu.?? jika ingin melihat ayah mu putus asa karna gagal menikah maka..."

aku merasa nafas nya menerpa daun telinga ku membuat seluruh tubuh ku merinding...

"maka lakukan lah" lanjut nya disertai bisikan.

tubuh ku terhenyat mendengar ucapan nya,dia benar pernikahan ini adalah impian ayah jika aku berkata jujur maka akan membuat harapan ayah akan sedih,aku tidak bisa egois seperti itu..

"minggir" ujar ku bernada dingin,dengan gerakan cepat dia membalikkan tubuh ku menghadap nya hingga mata kami bertemu,aku menatap nya kesal tak hayal rasa takut menjalar ke tubuhku saat menatap mata nya..

"mata mu cantik... aku suka" ucap nya mengelus pipiku tak lupa seringai menghias bibirnya. setelah itu dia pergi dari hadapan ku meninggalkan ku yang termangu,sehabis dia pergi tubuh ku melorot kelantai karna lemas.

"hey... apa yang kamu lakukan.??" sebuah suara mengagetan ku,aku mendongak melihat pemilik suara itu..

didepan ku sudah berdiri seorang pemuda berbaju casual,aku ingat cowok itu adalah adik rehan... Iqbal.

"ah aku tidak apa-apa.." aku bangkit dari duduk ku,aku pamit dan berbalik namun tangan ku di tarik hingga menabrak dada bidang pemuda itu..

"awwh" ringisku kesakitan.

"sebenar nya aku tidak menyetujui ayah mu menikahi mamah ku tapi aku tidak bisa mencegahnya jadi..." aku mendongak menatap mata hitam itu penasaran,sebuah seringai terbit di bibir nya dia sama saja dengan kakak nya,berbahaya...

"jadi... bersiaplah menjadi pelampiasan ku" ucapnya lalu berlalu pergi..

apa ini.?? apa keputusan ku sudah benar.?? kenapa mereka seakan tidak menyukai kami.??

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!