...Terima Kasih sudah mampir, ini adalah karya pertama Saya. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam berkata atau penulisan yang masih belum sempurna. Jangan lupa kasih like dan komen nya ya....
..."SELAMAT MEMBACA"....
………………………………………………………………………………
Bab 1. Prolog.
Carisa sering dipanggil Caca adalah seorang gadis muda berusia 20 tahun. Caca selalu ceria, pintar dan juga baik hati. Caca bekerja di suatu perusahaan sebagai staf administrasi produksi saat berusia 19 tahun, ketika itu dia baru saja lulus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Walau Caca baru setahun bekerja, kinerja nya bisa dibilang sudah cukup baik. Bahkan Caca bisa mengerjakan 3 pekerjaan berbeda sekaligus, yaitu admin Gudang bahan baku, admin QC (Quality Control) dan juga admin Barang Jadi. Caca juga sering mendapat pujian dari atasan maupun teman kerja karena ketekunan dan ketelitian nya dalam bekerja.
Walau Caca seorang gadis yang periang, tetapi Dia juga memiliki kisah dan rahasia besar yang menyedihkan. Banyak yang tidak tahu tentang kisah Caca sesungguh nya. Caca pun selalu menangis jika mengingat kembali semua kejadian tersebut apalagi ketika Caca melihat sesuatu yang berada di dalam laci meja kerja nya.
Caca memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Handi yang berusia 8 tahun, duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar (SD) di sekolah swasta, yang sedang nakal nakal nya. Handi pernah jatuh dari atap sekolah hanya karena ingin mengambil sebuah cilok yang mengelinding dari atas lantai 2 gedung sekolah.
Karena keajaiban Tuhan dan kemujuran nya, Handi jatuh, tapi badan nya tidak kenapa kenapa, hanya kepala Handi saja terkena pot bunga sekolah dan mengakibatkan kepala nya harus di jahit sebanyak 3 jahitan, dan karena itu mengakibatkan bekas luka pitak di kepala nya, dan lantas Handi mendapat julukan si pitak oleh teman sekolah nya sendiri.
Caca dan adik nya tinggal bersama dengan seorang Ayah dan Ibu di sebuah komplek Perumahan di daerah Kota Tangerang. Ibu Caca seorang Ibu rumah tangga yang galak dan cerewet tapi dia juga baik hati, tidak bisa melihat sesuatu yang berantakan dan segera membereskan nya, pokoknya rapih sekali.
Tetapi tidak dengan sang Ayah. Ayah Caca tidak terlalu memperdulikan kerapihan rumah ataupun dirinya sendiri. Ayah dan Ibu Caca selalu berdebat tentang hal ini, tapi ujung-ujung nya mereka pun selalu akur kembali.
Ayah Caca bekerja sebagai supir pribadi sekaligus body guard di sebuah perusahaan swasta. Ayah Caca sangat hebat dalam bela diri. Sang Ayah juga pernah menangkap begal, preman, atau maling di komplek perumahan dengan mudah. Beliau juga sering di juluki "JAWARA KOMPLEK" oleh warga di sekitar komplek perumahan.
Tetapi karena faktor usia, Ayah Caca akan segera pensiun dari pekerjaan nya pada tahun depan.
Di tempat kerja, atasan Caca adalah seorang pria yang sudah berumur sekitar 60 tahun yang juga sangat baik. Nama nya adalah Pak Trisno biasa di panggil Pak Tris, harus nya beliau sudah pensiun, tetapi pemilik perusahaan tersebut yang bernama Pak Heru sang Big Bos (Bos besar), mengatakan beliau sangat berharga untuk perusahaan ini, jadi tidak boleh pensiun dahulu, secara Pak Heru dan Pak Tris juga adalah teman baik sejak lama.
Pak Trisno adalah orang yang telah membuat Caca bekerja di perusahaan tersebut. Pak Tris juga sudah menganggap Caca seperti anak nya sendiri, dan Pak Tris juga lah yang telah mengajari Caca bekerja dari nol sampai bisa seperti sekarang ini.
Caca juga memiliki teman kerja sekantor, walau banyak tetapi hanya 2 yang akrab dengan nya yaitu mba Dewi dan Lista, mereka bekerja di bagian staf keuangan. Karena mereka kerja terlebih dahulu daripada Caca, tapi mereka tidak sombong dan mau bergaul dengan Caca yang masih agak muda.
Mba Dewi berusia 23 tahun, tiga tahun lebih tua dari Caca, sedangkan Lista berusia 22 tahun hanya berbeda 2 tahun dari Caca. Rumah mereka pun satu arah, sama sama menaiki angkot satu jurusan,
walau mereka mempunyai kendaraan bermotor tetapi mereka tidak pernah membawanya. Karena mereka sama sama takut mengendarai motor milik nya sendiri.
Di perusahaan tempat Caca bekerja hanya ada satu orang OB bernama Mas Eko, beliau juga sudah lama bekerja di perusahaan tersebut.
……………………………………………………………………………
Senin, 6 Januari 2014.
Tahun ini ada sebuah berita besar, yaitu kedatangan Putra dari pemilik perusahaan dimana Caca bekerja, seorang Bos muda sekitar umur 25 tahun, yang belum diketahui sifat dan kepribadian nya.
Menurut penuturan dari supir Bos besar (Pak Heru), supir yang mulutnya kelincahan yang akibatnya rahasia apapun selalu bocor ke karyawan lain ( hihihi).
Namanya adalah pak Budiman. Beliau agak genit dengan karyawan wanita, apalagi dengan yang bening bening dan juga janda janda yang ada di dalam kawasan pabrik maupun di kantor. Tapi hati Pak Budiman juga baik, beliau sudah bekerja puluhan tahun untuk Pak Heru, tak heran Jika Pak Budiman banyak tahu tentang keluarga Pak Heru, Pak Budiman juga termasuk orang kepercayaan Pak Heru.
Rencana kedatangan Bos muda tersebut langsung menjadi trending topik sejagat kantor dan perusahaan, dari berita yang di dengar, si Bos muda ini sangat tampan, putih bersih, agak tegas, banyak wanita yang jatuh hati pada nya, tinggi semampai, badan atletis dan waw lah pokoknya. Seperti aktor Korea saja.
Terdengar kabar bahwa Bos muda tersebut juga baru pulang dari luar negeri setelah menyelesaikan kuliah nya.
Karena terlalu berisik dengan berita tersebut akhirnya sang Bos besar (Pak Heru) mengangkat suara dan langsung mengadakan rapat untuk membahas hal ini dengan seluruh staf kantor, bahwa minggu depan putra nya akan datang dan mulai bekerja disini.
Putra nya tersebut yang akan menggantikan posisi Pak Heru di sini kemudian hari, tetapi sebelum menggantikan posisi nya tersebut, maka sang Putra pun harus belajar banyak di perusahaan ini, dan juga harus membuktikan bahwa dia layak untuk memimpin di perusahaan tersebut.
Pak Heru pun berkata bahwa anak nya akan memegang posisi jabatan sebagai manager produksi terlebih dahulu agar bisa mengetahui bagaimana kondisi dan produksi perusahaan tersebut berjalan.
Pak Heru juga berkata untuk tidak takut menegur jika Putra nya jika ada berbuat salah dan menganggap Putra nya sebagai Karyawan yang bekerja disini juga.
Dan jika nanti putra nya sudah menguasai produksi, perlahan akan memegang kendali keuangan juga, dan dengan begini Pak Heru pun bisa pensiun dengan tenang, karena akan menyerahkan perusahaan ini sepenuhnya kepada Putra bungsu beliau.
Akhirnya rapat pun selesai. Pak Trisno dan pak Heru pun berbisik bisik entah apa yang mereka bicarakan, sambil bergandengan tangan mereka pun tertawa kencang sekali. Hahaha.
Bagaimana kah kisah Caca selanjutnya, simak terus setiap episode nya dalam kisah "DANDELION KECIL".
Kisah Caca pun akhirnya di mulai.
Bersambung.
Hari demi hari bertukar, akhirnya tiba saat nya kedatangan orang yang ditunggu tunggu oleh seluruh karyawan perusahaan khususnya kaum hawa, dari muda sampai yang sudah beruban pun sangat antusias demi menanti bos muda tersebut termasuk Caca.
Jam sudah menunjukan pukul 11.30 WIB. Tetapi yang dinanti belum juga kelihatan, yang pada akhirnya kerjaan jadi tidak beres semua karena mata selalu tertuju ke jendela dan pintu kantor.
***
Di Kawasan Produksi.
Jam istirahat telah berbunyi, tertanda pukul 12.00 siang. Satpam yang selalu ontime kalo masalah pencet bel.
Caca masih berada di kawasan produksi, karena harus membawa sejumlah sample untuk dikirim dan untuk persiapan kedatangan bos muda nya. Karena pak Tris dan pak Heru sudah tidak sanggup jalan lama-lama, sering pegal pegal katanya, akhirnya Caca berinisiatif membantu mereka.
Dengan catatan kecil di tangan kirinya dan roti di tangan kanan nya, Caca mulai menelusuri gudang satu persatu. Suasana terlihat sepi karena jam istirahat, akhirnya Caca nekat mengambil barang yang berada tinggi di atas menggunakan bangku kayu seadanya buatan karyawan disana seorang diri.
"Sungguh kreatif," pikir Caca.
"Ya ampun agak horor juga kalo sepi begini," ucap Caca pelan.
Sekilas Caca melihat ada seseorang yang memperhatikan nya dari jauh, Caca tidak memperdulikan itu, dia pun segera bergegas.
Karena terburu-buru, Caca hampir saja terjatuh. Untunglah dengan cepat dia berusaha menyeimbangkan badan sehingga tidak jatuh ke bawah.
"Huft ... selamet." Caca menghela nafas dan menepuk dadanya.
Tak berapa lama kemudian Caca telah selesai dengan masalah cari mencari. Dia bergegas kembali ke kantor, karena belum minum dan perutnya sedikit lapar. Dia pun mengabaikan orang yang katanya melihat nya dari jauh tersebut.
Caca melihat jam tangan miliknya dan berkata, "Hem baru jam 12.40, masih ada 20 menit lagi."
Caca kemudian berlari dan saat dirinya keluar dari tempat produksi, dia melihat kerumunan karyawan pabrik dan kantor berdiri di satu tempat. Mereka mendapatkan berita jika bos muda sebentar lagi akan sampai. Ya ampun tahu darimana berita seperti itu, ya tidak lain dari supir nya big bos, Pak Budiman.
***
"Brum."
Tiba - tiba ada sebuah mobil mewah memasuki halaman pabrik.
"Akh!" teriak salah satu karyawan wanita sambil memegang kedua pipinya dan tertawa-tawa bersama teman-teman nya.
"Lihat mobilnya aja keren, orangnya pasti keren lah," ucap mereka genit.
Caca terjebak di antara kerumunan orang-orang disana.
"Harus lewat mana ini?" tanya Caca dalam hati.
Sedangkan Pak Trisno sudah menelpon untuk segera ke kantor.
Caca pun mau tidak mau menerobos segumpulan orang-orang tersebut. Banyak nya orang dari anak muda, orang tua, wanita-wanita, bahkan Pak Budiman pun berteriak-teriak disana sambil menanti bos muda nya turun dari mobil.
"Ya ampun sempit sekali, bisa tolong menepi sedikit," ucap Caca kepada gerombolan yang ada di sana.
Tetapi ucapan nya tidak terdengar karena ramainya orang-orang disekitar nya. Caca pun akhirnya mengalah, dia harus menunggu sampai bos muda nya turun dan kerumunan itu berakhir.
****
Tak lama kemudian pintu mobil itu terbuka. Semua mata otomatis tertuju kepada pintu mobil yang baru saja terbuka. Caca pun agak tertarik ke arah tersebut.
Tak berapa lama, muncul lah sesosok pria dari dalam mobil itu. Semua orang melongo, mereka tidak percaya dengan apa yang dikatakan selama ini, apa benar dia orang nya?, seketika orang-orang pun membicarakan nya.
"Ah masa sih itu orangnya? kok jelek beut ya," ucap mereka sambil menunjukan rasa kecewa.
Orang tersebut turun dari mobil mewah nya. Sambil menggendol tas hitam kotak masuk kedalam kantor. Seketika suasana menjadi hening, tak disangka seperti itu rupa nya, jauh dari kenyataan. Semua mata tertuju kepada Pak Budiman mereka berpikir Pak Budiman telah menipu mereka semua.
Pak Budiman pun hanya tertawa tawa geli melihat ekspresi para wanita wanita tersebut. Beberapa saat kemudian pria tersebut keluar dari kantor dan menghampiri Pak Budiman.
"Wah, Pak Budi gimana nih kabarnya? ngapain kumpul-kumpul disini?" tanya pria tersebut.
Pak Budi pun menjawab, "baik Mad. Lagi iseng nunggu jam istirahat, mana bos muda?" tanya Pak Budi.
"Ada udah datang dari tadi dia mah," jawab pria tersebut.
Pak Budiman pun langsung diwawancarai oleh sejumlah orang-orang disana. Ternyata pria tersebut adalah si sopir bos muda yang bernama Ahmad. Lalu pria tersebut masuk ke dalam mobil untuk memarkirkan mobil.
"Wah jadi bukan dia," ucap Caca dalam hati.
Caca pun lega karena bukan dia bos muda nya. Caca pun masih penasaran dengan sosok bos baru nya tersebut.
Karena asik melihat orang tersebut tanpa disadari barang yang Caca bawa ada yang terjatuh. Caca pun berlalu masuk ke dalam dan memberikan barang yang dia cari ke Pak Trisno.
Caca kembali mengingat dengan perkataan supir bos muda nya itu, "sudah datang dari tadi, berarti dia kemana? dan dimana?" Caca pun bertanya-tanya dalam hati.
Caca diperintahkan untuk menyiapkan ruangan rapat dan ruangan untuk bos barunya. Sampai sekarang pun Caca belum tahu nama bos baru nya. Biar jadi misteri kata pak Trisno dan pak Heru.
"Astaga! mereka melawak."
Ketika membereskan ruangan rapat dan melihat barang yang dia cari ada yang hilang. Caca pun terheran heran, dia pun mengingat- ingat kalau dia sudah membawanya.
Tak lama kemudian ada sesosok tangan kekar tapi bersih memberikan nya sesuatu yang Caca kenal barang nya.
"Wah terima kasih ya," ucap Caca sambil menundukan kepala nya.
"Sama-sama," jawab pria tersebut.
Pria tersebut berbalik badan dan berlalu begitu saja. Caca pun mengingat tidak ada karyawan sebersih, dan setinggi itu di sini apa dia orang baru.
"A**pa jangan-jangan dia bos muda tersebut? ah tapi nggak mungkin, masa pake baju seragam kaos lecek begitu, ada tulisan nama perusahaan ini juga," ucap Caca dalam hati.
Caca pun masih terheran-heran dengan semua kejadian ini.
***
Jam sudah menunjukan pukul 13.00 WIB, bel masuk setelah istirahat pun berbunyi. Lagi-lagi Satpam tepat waktu menekan bel nya.
Karena Caca belum sempat makan siang baru makan sepotong roti saja, perutnya pun mulai meronta ronta. Caca kemudian ke dapur kantor dan ingin minum segelas air.
Caca melihat keluar jendela, sudah sepi kerumunannya sudah bubar. Caca melihat seseorang yang sedang berlari ke dalam kantor.
"Kayak kenal," ucap Caca dalam hati.
Caca bergegas menuju ke ruang pak Trisno dan pak Heru untuk menyampaikan kalo ruangan rapat sudah siap. Tinggal merapihkan ruangan bos baru.
"Baik segera kita kumpul untuk rapat, panggil seluruh staf dan direksi untuk ikut rapat," kata Pak Heru.
Pak Heru kemudian memerintahkan kepada seorang satpam agar memanggil semua staf yang masih berada di kawasan pabrik dengan HT nya.
Semua karyawan kantor sudah berkumpul namun rapat belum dimulai. Caca duduk paling belakang karena dia paling muda. Caca mendengar ada pembicaraan ada seorang karyawan pabrik kehilangan kaos seragam nya, sambil ketawa-ketawa mereka membahas hal itu.
Caca pun kurang konsen karena lapar yang melanda, berharap OB segera datang dan membawa makanan untuk rapat.
Akhirnya rapat pun dimulai.
Pak Heru datang sambil di tuntun oleh seorang pria muda, siapa dia gerangan? Caca melihat sekilas seperti mengenali nya, tangan nya seperti pernah lihat, tapi dimana? perlahan pria tersebut menampakan diri nya.
Seketika ruangan menjadi hening.
Apa yang terjadi? kenapa semua mendadak hening?
Tunggu di episode selanjut nya ya.
.
.
Bersambung.
Di episode sebelumnya.
Caca dan semua staf kantor sedang melaksanakan rapat.
Pak Heru berjalan memasuki ruangan rapat dengan di dampingi oleh seorang pria muda. Perlahan tapi pasti wajah tersebut jelas terlihat, setelah memasuki ruangan rapat. Pak Heru pun mulai memperkenalkan putra bungsu nya kepada seluruh staf kantor.
"Sebelum memulai rapat ini, perkenalkan ini adalah putra saya yang nanti akan menggantikan saya disini," ucap Pak Heru dengan bangga sambil menepuk pundak anak nya.
Semua yang ada di ruangan rapat pun bertepuk tangan.
"Selamat siang, perkenalkan nama saya Nathanael Chandra Putra, kalian bisa panggil saya dengan Nael. Mohon bimbingan nya karena saya disini masih belajar, terima kasih," ucap bos muda tersebut.
Semua yang ada diruangan rapat pun memuji bos muda tersebut. Sudah tampan, pintar, sopan dan masih muda. Banyak yang ingin menjodohkan dengan anak mereka, bahkan ingin menjodohkan dirinya sendiri.
"Sudah! sudah!" kata Pak Heru menghentikan obrolan tersebut.
"Masalah masa depan anak saya, dia sudah bertunangan," kata Pak Heru dengan tegas.
Semua yang ada di ruangan tersebut serentak kecewa, seperti hilang kesempatan langka.
Jam 15.00 WIB pun berlalu. Sebelum mengakhiri rapat, pak Trisno bertanya kepada Nael.
"Nael itu dapat seragam darimana? tadi kamu habis dari mana tiba tiba muncul begitu saja?" tanya Pak Trisno.
Caca pun penasaran begitu pula yang lain.
"Oh seragam ini tadi saya menemukan nya tergantung di atas tali panjang (jemuran maksud nya). Dekat mess belakang sana. Karena saya tahu bakal ramai begini jadi saya pakai seragam ini biar tidak ada yang mengenali. Saya datang dari pintu gerbang belakang pabrik pak Tris," jawab Nael begitu semangat.
Semua orang pun terkejut, dan tertawa mendengar hal tersebut.
"Oh pantas ada yang kehilangan baju seragam, ternyata dia pelaku nya," ucap Caca pelan.
Caca pun tertawa geli, tanpa sadar Nael memandang Caca sekilas.
Caca kemudian mulai mengingat kejadian di pabrik tadi. Seseorang yang memperhatikan nya dari jauh, orang yang memberikan dia barang yang hilang.
"Aish itu ternyata Pak Nael," ucap Caca dalam hati.
Seketika lapar Caca pun hilang begitu saja.
Semua orang sudah keluar dari ruang rapat dan bekerja kembal. Tapi tidak dengan Caca. Dia bergegas mengambil kue yang tadi ada di meja rapat sebelum dibawa oleh Mas Eko, sambil membereskan sisa-sisa kertas yang dia bawa tadi. Mas Eko pun sibuk membereskan sisa-sisa makanan dan plastik didalam ruangan.
"Ah sudah rapi. Sudah kenyang jg untung masih ada kue," ucap Caca pelan.
Caca pun kembali ke ruangan kerja nya. Ketika masuk ke ruangan nya, Caca terkejut melihat ada seseorang yang sedang duduk di depan komputer nya. Ya dia tidak lain adalah Nael Bos nya.
Caca pun mengetuk pintu ruangan nya sendiri. Dia baru ingat kalo bos baru nya akan bekerja sama dengan nya karena satu divisi, di bagian produksi dan akan menjadi rekan kerja nya.
"Permisi," ucap Caca sambil menundukkan kepala nya.
"Iya silahkan masuk," ucap Nael datar.
"Uh gayanya udah kaya bos besar aja, meja jg diberantakin," ucap Caca dalam hati.
"Kenapa bengong di depan situ? sini masuk saya ada perlu dengan kamu," kata Nael dengan muka serius.
"Ba-baik, Pak."
Caca pun duduk disebelah Nael, dia tidak bisa menghilangkan rasa penasaran nya untuk melihat lebih jelas bos muda nya tersebut.
"Ya ampun ganteng banget. Tuhan tolong beri aku satu cowo seperti ini," ucap Caca dalam hati sambil memejamkan mata dan merangkapkan kedua tangan nya.
"AMIN!" kata Nael dengan suara lantang.
Caca tersentak kaget, dia pun menengok ke arah Nael yang juga melihat diri nya sejak tadi.
"Sudah berkhayal nya? sekarang saya minta laporan tiga bulan terakhir ini, dan semua berkas nya kamu kirim ke ruangan saya," kata Nael dengan tegas.
"Ba-baik, Pak."
Caca sedikit gugup jika dia berhadapan langsung dengan bos nya tersebut.
"Oiya siapa nama kamu?" tanya Nael kepada Caca.
"Carisa, Pak. Biasa saya dipanggil Caca," jawab Caca.
"Oke saya akan panggil kamu Carisa. Saya tidak mau panggil kamu Caca, itu nama kadal peliharaan saya," kata Nael.
"Baik, Pak."
Caca pun segera mengerjakan apa yang diperintahkan oleh bos muda nya tersebut, sambil tersenyum senyum sendiri.
"Hihihi nama gue sama kaya nama kadal nya. Pak Nael orang yang pertama manggil gue Carisa disini. Hihihi jadi malu," ucap Caca dalam hati.
Dari kejauhan teman Caca masuk dan kemudian menggoda Caca.
"Cie," ucap Dewi yang masuk secara tiba-tiba. Lamunan Caca kemudian menghilang.
"Ah Mba. Ada apa sih datang-datang ngagetin aja?" tanya Caca.
"Nggak apa, nih ada titipan dari Pak Trisno, buat dikerjain besok pagi," jawab Mba Dewi.
"Makasih ya," kata Caca.
"Sama-sama," kata Mba Dewi membalas.
"Oh iya gimana bos yang baru? kayanya lebih sering-sering deket nanti nya. Hehehe," kata Mba Dewi menggoda Caca.
"Biasa aja, Mba."
"Oke! Mba balik ke tempat Mba dulu ya," kata Mba Dewi.
"Oke Mba," balas Caca.
Mba Dewi beda divisi dengan Caca jadi tidak satu ruangan. Mba dewi dan teman nya Lista bagian keuangan, jadi ketemu hanya pas sebelum masuk, istrahat dan pulang saja, tapi mereka cukup akrab.
Sedangkan Caca seruangan dengan Pak Hardi (kepala QC), Pak Dodi (kepala Gudang) dan Pak Joko (kepala produksi). Mereka selalu bekerja di lapangan jadi Caca selalu sendiri di dalam ruangan nya.
"Oke selesai!" ucap Caca semangat.
Caca pun keluar dari ruangan dan menuju ruangan Nael yang tidak terlalu jauh dari ruangan nya.
"Tok tok tok," suara pintu diketuk.
Tak ada balasan dari dalam, akhirnya Caca pun masuk dan meletakkan laporan yang diminta Nael di atas meja nya. Caca kemudian bergegas keluar dari ruangan Nael. Saat berbalik dan ingin keluar tiba-tiba Caca menabrak sesuatu.
"Bruk!" suara tertabrak.
"AW!" teriak Caca kesakitan.
Kaki Caca menabrak meja yang berada di ruangan tersebut. Seketika kaki Caca pun sedikit biru. Caca pun memegangi kaki nya sambil meringis kesakitan.
"Aduh kena tulang kering nya, ngilu banget," kata Caca kesakitan.
Nael yang merasa ada seseorang di dalam ruangan nya pun segera masuk.
"Oh Carisa, kamu kenapa? laporan nya sudah?" tanya Nael.
"Ya ampun, lagi ngilu begini dia malah nanyain laporan," ucap Caca dalam hati.
Caca pun menjawab, "Sudah, Pak. Ada di atas meja."
"Oke terima kasih," kata Nael.
"Ahmad!" teriak Nael.
"Tunggu Carisa! kamu duduk dulu," kata Nael menahan Caca.
"Iya, Pak. Ada apa?" tanya Caca sambil memegangi kaki nya.
Tak lama Ahmad pun datang.
"Iya bos, ada apa?" tanya Ahmad sang supir Nael.
"Bawain obat buat kaki nya Carisa." kata Nael sambil nunjuk ke arah Caca.
"Oke boss!" jawab Ahmad semangat.
"Saya ambil laporan kamu, saya mau bawa ke produksi," kata Nael kepada Caca.
"Baik, Pak."
Caca pun tersenyum, "Ternyata Pak Nael perhatian juga. Hihihi."
Ahmad datang dengan membawa minyak gosok dan kapas, dan memberikan nya kepada Caca. Caca pun tak lupa berterima kasih.
"Terima kasih, Pak Ahmad."
"Panggil saja abang Ahmad," kata Ahmad sambil tersenyum.
Caca membalas, "Terima kasih, Bang Ahmad."
Caca pun kembali ke ruangan nya dan membereskan semua meja dan mematikan komputer nya karena sebentar lagi jam pulang akan berbunyi.
******
Jam sudah menunjukan jam 17.00 WIB. Bel pun berbunyi. Ah lagi lagi satpam pabrik ontime pencet bel nya. Caca kemudian pulang bersama dengan Mba dewi dan Lista naik angkot, karena mereka searah.
……………………………………………………………………………
Sesampai nya dirumah, Caca melihat kehebohan di dalam rumah nya. Seperti biasa Ibu Caca sedang memarahi Ayah nya yang baru saja pulang kerja, karena kaos kaki nya yang bau mengenai wajah si Ibu.
"Ampun, Bu. Ayah tidak sengaja, maksud Ayah tuh lempar ke mesin cuci, tapi tidak tau kenapa malah kena muka Ibu," kata Ayah sambil memohon maaf.
Ayah Caca itu seorang jawara di kampung, tapi tetap saja kalah sama Ibu kalau lagi marah. Caca dan Handi hanya tertawa melihat kelakuan mereka.
****
Setelah makan malam Caca pun masuk ke kamar untuk beristirahat.
Hari sudah malam. Caca pun bersiap untuk tidur, karena dia harus bekerja besok pagi, entah apa yang akan terjadi besok. Caca pun memejamkan mata dan tertidur.
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!