NovelToon NovelToon

MARRIAGE BY MISTAKE

Bella Ayunda

"Hai guys hari ini gue seneng banget!"

Teriakan seorang wanita terdengar mengejutkan beberapa orang berada di ruang kelas SMA Merah Putih. Pemilik suara itu tak lain adalah Bella Ayunda Putri Nugraha. Dia Putri satu-satunya keluarga Nugraha. Menjadi kesayangan keluarga membuat Bella mempunyai sifat yang manja dan keras kepala.

"Heh! lo apaan sih, baru dateng berisik!" cetus Tiara salah satu sahabat Bella. Mereka terlihat sedang berkumpul bersama di salah satu bangku.

"Iya nih, ngagetin aja" seru Karin yang juga merupakan sahabat Bella.

"Ya sorry, soalnya gue seneng banget hari ini" kata Bella tersenyum tanpa dosa.

"Tanya dong kenapa?" ucapnya lagi karena melihat kedua sahabatnya hanya diam saja.

"Kenapa?" ucap Tiara dan Karin, mereka memutar bola malas melihat kelakuan Bella.

"Hari ini gue dapet hadiah mobil dari bokap gue, tara..." Bella mengeluarkan kunci mobil dari dalam sakunya. Binar bahagia tampak jelas di matanya. Tentu saja, baginya mempunyai mobil adalah impiannya dari dulu. Tapi sayang kedua orang tuanya selalu melarangnya dengan alasan belum cukup umur.

"Wah, gila! Enak banget lu punya mobil baru" Seru Tiara kaget, ia sebenarnya juga ingin punya mobil, tapi sayang orang tuanya pun belum mengizinkan.

"Ya syukur deh, jadi gue nggak perlu repot jemput lo lagi kalau kita ada acara" kata Karin mengulas senyum mengejek kepada sahabatnya.

"Ih sombong banget sih lu, lagian gue nggak tiap hari kan minta jemput" Cetus Bella sebal.

"Eh iya, ntar malem gue mau ngajakin lo berdua hang out bareng, jam 7 malem gue jemput" kata Bella.

"Yakin cuma kita berdua yang lo ajak?" Karin memandang Bella tak yakin.

"Yakin lah. Emang mau ngajak siapa lagi?" sahut Bella mengernyitkan dahinya.

" Ya, kali aja lo mau ngajak first love never die lo," kata Karin mencibir pelan.

"Hah! Maunya sih gitu, tapi sayangnya Dio hari ini lagi sakit, jadi dia nggak bisa ikut," ucap Bella menghela nafasnya, wajahnya berubah mendung mengingat pujaan hatinya yang sedang sakit.

Ya Dio adalah kekasih Bella. Mereka sudah dua tahun terakhir menjalin hubungan. Sebenarnya Mereka sudah bersahabat sejak duduk di bangku SMP. Tapi Dio baru berani mengungkapkan perasaanya itu waktu kelas 2 SMA. Dan Bella yang memang mencintai Dio dari pandangan pertama langsung menerima cinta Dio waktu itu.

****

Seperti janjinya dengan kedua sahabatnya. Malam ini Bella datang menjemput Tiara dan Karin menggunakan mobil baru miliknya. Bella mengajak kedua sahabatnya ke sebuah Cafe yang menjadi tempat andalan mereka berkumpul.

Saat Bella turun dari mobil bersama dengan kedua sahabatnya, semua pasang mata terlihat terpesona dengan kecantikan mereka. Namun mereka sudah terbiasa dengan tatapan seperti itu.

"Lo pilih aja makanan yang lo suka, entar gue yang traktir" ucap Bella dengan sikap sombongnya.

"Wah seriusan?" seru Tiara girang bukan main.

"Ya serius lah, hari ini gue lagi seneng makanya mau traktir lo berdua" sahut Bella mengangguk yakin.

"Oke, gue mau pesan makanan yang termahal disini," ucap Karin tersenyum jahil, mumpung gratisan 'kan?

"Gue juga, sama minumnya lemon tea," ucap Tiara mengikuti saja.

"No problem, samain aja semuanya. Gue mau hubungin Dio dulu" kata Bella teringat akan kekasihnya itu.

Bella terlihat sibuk dengan hpnya seraya menunggu pesanan mereka datang. Wajah cantiknya terlihat berkerut menandakan dia tengah kesal.

"Lo kenapa?" tanya Karin yang melihat perubahan di wajah sahabatnya itu.

"Iya nih katanya lagi seneng, muka lo kok ditekuk gitu sih," sambung Tiara.

"Ini, Dio gue hubungin dari siang nggak bisa, kemana sih tu anak, sebel gue" ucap Bella dengan wajah di tekuk.

"Istirahat kali, katanya dia lagi sakit" sahut Tiara positif thinking saja.

"Ya kali istirahat dari siang sampek malam s

begini, lagian paling cuma baring-baring doang dia," Bella merasa tak mungkin jika hanya istirahat kekasihnya itu tak bisa dia hubungi.

"Coba datengin aja ke apartemen, Jangan-jangan dia kenapa-kenapa lagi" seru Karin. kedua pasang mata langsung menatapnya.

"Eh gitu ya.. iya deh sekalian gue mau njengukin dia" ucap Bella yang merasa khawatir tak mendapat kabar dari kekasihnya.

"Eh jangan cabut dulu dong.. Kita kan belum makan, gimana sih" seru Tiara kaget melihat Bella yang hendak pergi.

"Tenang aja... Lo makan sama Karin, nih gue tinggal kartu gue buat bayar makan Lo berdua" kata Bella menyerahkan kartu kredit miliknya. Setelahnya dia langsung pergi tanpa menggubris kedua sahabatnya yang mencoba memanggilnya.

"Dasar tuh anak kalau udah bucin" cetus Tiara menggelengkan kepalanya. Tak habis pikir melihat kelakuan Bella.

"Biarin aja.. Lo pasti gitu kalau udah punya pacar" seru Karin mengejek Tiara.

"Big No.. gue nggak bakal jadi bucin kaya Bella" Sahut Tiara tak terima.

"Lihat aja nanti"

Pengkhianatan Dio

Bella mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Karena beberapa kali dia mencoba menghubungi Dio namun hasilnya nihil. Setibanya di Apartemen Dio, Bella langsung membuka pintunya yang memang Bella sudah hafal Password Nya.

Dio memang tinggal di Apartemen karena dia adalah anak perantauan. Kedua orang tuanya memiliki usaha kelapa sawit di Kalimantan. Sedangkan dirinya di Jakarta sendirian. Bella yang memasuki Apartemen Dio terlihat mengeryitkan dahinya karena tak mendapati Dio di manapun.

Akhirnya Bella memutuskan untuk melihat Dio di kamarnya. Bella menaiki tangga menuju kamar Dio yang berada di lantai dua. Namun setibanya di sana Bella mendengar suara yang cukup aneh. Seperti suara desisan seorang yang menahan sesuatu. Bella menggelengkan kepalanya merasa mungkin dia salah dengar.

Namun semakin dekat dengan kamar Dio suara itu kian terdengar jelas di telinganya. Bella menatap pintu kamar Dio yang tidak tertutup rapat. Jantungnya terasa berhenti berdetak menyadari suara itu berasal dari kamar kekasihnya. Bella menyeret langkahnya semakin dekat hingga dia melihat dengan mata kepalanya sendiri dua orang yang berbeda jenis kelamin itu tengah membagi peluh bersama.

Tubuh Bella bergetar. Dadanya kian sesak menyadari dua orang itu adalah kekasihnya. Air matanya lolos begitu saja membasahi pipinya.

"Ah.. Baby aku suka.. lebih cepat Baby" suara ******* sang wanita membuat tubuh Bella semakin lemas.

"Dengan senang hati baby" ucap sang lelaki semakin bersemangat menghentakkan tubuhnya.

Kedua orang itu asik menggali kenikmatan surgawi tanpa perduli ada seorang wanita yang hatinya tercabik melihat pemandangan ini. Bella mengeplakan tangannya erat. Tidak! Dia tidak boleh dia saja. Dengan kasar Bella membuka pintu kamar yang menjadi peleburan dosa dua anak manusia itu.

Brak

Suara gebrakan pintu mengejutkan kedua penghianat itu. Dio yang sebenarnya akan mencapai batas klimaksnya merasa kaget bukan kepalang. Apalagi setelah tau siapa orang yang sudah berani mengganggu kesenangannya.

"Bella!" Serunya kaget. Dio segera melepaskan penyatuannya dan sang wanita tapi sepertinya wanita itu begitu tak tau malu malah menahan Dio. "Lepaskan tanganmu" Bentak Dio.

"Tapi Baby, kita belum selesai" ucapnya lagi merasa tanggung karena sebentar lagi diapun akan mencapai batasnya.

Bella semakin jijik menatap mereka. Dia tak menyangka Dio tega berbuat seperti ini kepadanya. "Kenapa berhenti? Lanjutkan saja, sepertinya kalian sangat menikmati" ucap Bella menahan amarah di dadanya.

"Bella, aku bisa jelaskan" ucap Dio setelah berhasil melepaskan dirinya. Dengan tubuh telanjangnya dia mencoba mendekati Bella.

"Stop! Jangan mendekat, aku jijik melihatmu" teriak Bella marah menatap Dio yang tak punya malu.

"Bella tolong" Dio tak menyerah dia mencoba mendekati Bella lagi.

"Aku bilang stop! Jangan berani menyebut namaku dengan mulut kotormu" teriak Bella lagi.

"Dan mulai saat ini kita tak punya hubungan apapun lagi" ucap Bella langsung berbalik pergi meninggalkan tempat yang membuatnya sesak.

"Bella! Tunggu Bella" teriak Dio mencoba mengejar Bella namun dia ingat dirinya masih tak mengenakan apapun.

"Sial" umpatnya kesal bukan kepalang. Kenapa dia begitu ceroboh tak mengunci pintunya. Sekarang dia harus kehilangan wanita yang paling dicintanya. Tidak! Dia tidak boleh kelihangan wanita itu.

"Baby, kau mau kemana?" tanya sang wanita menatap Dio yang tergesa-gesa memakai pakaiannya.

"Diam! Itu semua gara-gara kau!" Bentak Dio menatap marah pada Valerie wanita yang menjadi teman ranjangnya selama 3 bulan belakang ini.

Ini lah yang Bella tak tau dari Dio. Dio sebenarnya seorang pemain wanita yang selalu bergonta ganti pasangan sejak dulu. Dio membutuhkan para wanita itu untuk menyalurkan hasratnya karena Bella selalu menolak jika Dio mengajak berhubungan badan.

****

Bella menangis sepanjang perjalanan pulang dari Apartemen Dio. Hatinya begitu sakit menerima kenyataan. Pria yang dia pikir begitu mencintainya itu ternyata tega melakukan ini semua. Pria itu terlihat seperti pria baik tapi Bella tak menyangka jika Dio tak lain hanya seorang pria brengsek yang suka bermain ****.

"Brengsek!" Umpat Bella kesal mengingat kejadian saat Dio tengah menggagahi wanita tadi.

Sepertinya dia butuh sesuatu untuk menghilangkan sejenak rasa sakit hatinya. Akhirnya Bella memutuskan untuk ke Club'. Ini kali pertama Bella menginjakkan kakinya di tempat itu. Suasana remang dan berisik langsung menyambutnya ketika dia masuk kedalam.

Bella sebenarnya sedikit takut tapi dia benar-benar membutuhkannya. Bella menatap sekelilingnya lagi, terlihat semua orang tengah sibuk dengan urusannya. Bella tak mau ambil pusing, dia langsung menuju tempat bartender berada. Dia memesan banyak minuman karena dirinya benar-benar frustasi.

Baru saja dia mencoba meminum satu gelas wine, rasa panas langsung menyergap kerongkongannya. Namun dia tak mau berhenti, dia terus meminumnya hingga dia lupa segalanya.

Sementara disalah satu sudut ruangan lainnnya, terlihat seorang pria tampan tengah menatap Bella dengan tatapan misterius. Tatapan matanya terlihat tajam, bibirnya meryeriangi licik karena merasa mendapat Mangsa baru.

***

Clubbing

Pria itu tak lain adalah Axel Leander Indra Jaya. Seorang CEO muda perusahan Indra Jaya Group. Axel memang sering ke club' malam. Malah bisa di bilang club' adalah rumah keduanya. Karena tiada hari tanpa ke clubbing. Tempat dimana dia selalu mencari Mangsa baru untuk menjadi teman ranjangnya.

Oh, bahkan dia tak perlu mencari karena para wanita disana dengan sukarela mengumpankan tubuhnya. Namun Axel cukup selektif dalam memilih teman ranjangnya. Dia tak ingin terikat dengan para wanita yang menurutnya makhluk yang paling merepotkan.

Seperti biasa, Axel datang kembali untuk melepas kepenatannya sejenak. Namun ada sesuatu yang membuat dirinya tertarik. Seorang Gadis terlihat kebingungan saat baru saja masuk. Wajahnya terlihat begitu cantik, dengan bibir merah yang begitu menggoda. Darah Axel langsung berdesir melihat wanita itu.

Dia terus memperhatikan apa yang dilakukan wanita itu. Sepertinya dia pendatang baru disini, karena Axel tak pernah melihat wanita itu sebelumnya. Bahkan dari cara minumnya saja Axel bisa melihat kalau dia peminum amatiran. Karena dia bisa melihat wanita sudah limbung padahal baru meminum beberapa teguk saja.

"Baby, apa yang sedang kau lihat" seruan seorang wanita membuyarkan lamunan Axel.

Axel tersentak, dia lupa kalau ada wanita yang kini tengah bergelayut manja di lengannya. Axel mendengus sebal karena merasa terganggu oleh wanita itu. "Singkirkan tanganmu" ucapnya dengan kasar menyentak tangan wanita yang sejak tadi menggodanya.

Wanita itu terlihat kaget melihat sikap Axel yang berubah dingin padanya. " Kau kenapa sih, Ayolah baby, bukankah kita akan bersenang-senang" suara wanita itu terdengar mendayu seolah sengaja di buat-buat untuk merayu Axel.

Namun Axel bergeming, dia merasa aneh dengan dirinya karena tak biasanya dia bersikap seperti itu pada teman kencannya. "Tidak malam ini Katrin" ucap Axel beranjak pergi meninggalkan wanita yang bernama Katrin tadi.

Axel mencoba mendekati wanita yang menurutnya begitu menarik perhatiannya sedari tadi. Saat Axel tiba di meja wanita itu, dia tampak sudah begitu mabuk. Terbukti dari ucapannya yang begitu melantur. Axel diam di tempatnya mencoba mendengarkan apa yang wanita itu bicarakan tapi karena suara yang begitu berisik membuatnya tak bisa mendengar apapun.

Tiba-tiba wanita itu berdiri membuat Axel sedikit kaget. Wajahnya tampak sudah memerah.

"Mual,... Dimana toilet" ucap wanita itu.

****

Bella benar-benar lupa segalanya setelah meminum 2 botol wine. Dirinya tampak merancau tak jelas. Namun tiba-tiba perutnya terasa mual ingin memutahkan isinya.

"Mual,.. Dimana toilet" ucapnya dengan suara parau. Pandangannya tak begitu jelas. Bella mencoba menggapai sesuatu yang bisa dia buat pegangan.

Hingga dia merasa kepalanya begitu berat dan tubuhnya limbung dan ada tangan besar yang menangkapnya. Bella sedikit membuka matanya. Dia samar-samar melihat seorang pria dengan tatapan tajamnya. Bella tak bisa mengenalinya namun lagi-lagi perutnya terasa mual hingga tak tertahankan membuat dirinya memutahkan isinya di kemeja pria itu.

"Huekk..Huekk.."

Axel tampak menggeram kesal karena wanita itu sudah mengotori bajunya dengan bau menjijikan. Dia mencoba melepaskan wanita yang tampak begitu lemah itu, namun entah mengapa dia merasa tak tega. Akhirnya dia memutuskan untuk membawanya pergi ke salah satu kamar disana.

"Bram, siapkan kamar untukku" Axel memerintah asistennya untuk memesan kamar yang ada di sana.

"Baik tuan" Bram dengan sigap melaksanakan tugasnya. Lagipula dia sudah terbiasa melakukannya.

Sepanjang lorong menuju kamarnya, Bella tampak kembali merancau membuat Axel risih.

"Dio.. Lo jahat"

"Lo tega lakuin ini semua ke gue"

"Apa sih kurangnya gue"

"Gue.. itu cantik.. Lo nggak akan nemunin cewek secantik gue di belahan bumi manapun"

Cih, batin Axel berdecih mendengar ucapan wanita itu.

"Ini kamar anda tuan" asisten Bram tampak sudah menunggu tuannya di salah satu kamar VIP disana.

Axel hanya mengangguk saja dan memapah tubuh wanita yang menurutnya cukup berat itu. Axel meletakan Bella di ranjang yang terlihat begitu luas. Ya tentu karena kamar ini memiliki pelayanan nomer satu di club' ini. Axel segera membuka jas miliknya yang terasa begitu lengket karena muntahan Bella. Dia segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Lima belas menit berlalu Axel barusaja menyelesaikan mandinya. Dia mengambil salah satu handuk disana dan melilitkan di pinggangnya. Bulir- bulir air tampak menetes dari rambut dan tubuhnya membuat kesan sexy itu terpancar dari dirinya. Dia lupa untuk menyuruh Bram membawakan baju ganti untuknya. Sepertinya dia harus menghubungi asistennya itu lagi. Namun saat dia keluar dari kamar mandi dia dibuat kaget melihat Bella yang tengah kesusahan melepas bajunya.

"Apa yang kau lakukan" sentaknya mencekal tangan Bella yang kesusahan membuka resleting gaunnya.

"Gue mau buka baju, disini gerah" ucap Bella tanpa sadarnya.

Axel melirik AC yang berada di ruangan itu ternyata belum di nyalakan. Makanya ruangannya terasa panas. Dia segera mengambil remote dan menyalakannya.

"ACnya sudah aku nyalakan, jadi kau tak perlu melepas bajumu" cetusnya pada Bella.

"Memangnya kenapa kalau gue buka baju, bukanya Lo malah seneng lihat cewek nggak pakek baju" Bella masih kekeh dengan keinginannya untuk membuka baju. Dalam pikirannya dia ingin Dio tau kalau dia pun bisa memuaskannya.

"Kau sedang dalam keadaan tidak baik, sebaiknya kau menurut padaku atau kau akan menyesal dengan apa yang kau lakukan" ancam Axel yang merasa darahnya berdesir lagi membayangkan Bella telanjang.

"Dasar munafik!" ucap Bella seraya terkekeh mendengar ucapan pria itu. "Padahal Lo seneng kalau gue lakuin ini, ini kan yang Lo mau dari dulu " Bella menatap pria yang entah mengapa wajahnya terlihat seperti Dio.

"Lo pikir gue nggak bisa ngelakuin itu" ucapnya lagi. Kini Bella bahkan semakin mendekati Axel. Bella kembali menatap Dio. Dia menyentuh wajah pria yang telah mengisi hatinya sejak dulu itu.

"Kenapa? Lo ngelakuin ini ke gue? Gue. bisa kok Muasin Lo" Bella menyentuh alis mata dan terakhir bibir Dio yang belum pernah ia rasakan karena selama ini dia hanya berciuman pipi saja.

Tiba-tiba Bella sudah menempelkan bibirnya pada Bibir Axel membuat dia kaget bukan kepalang. Namun juga tak bisa menolaknya. Apalagi bibir Bella yang tampak malu-malu mengecup kecil bibirnya membuat gejolak hasrat dalam diri Axel meningkat.

"Kenapa Lo diem aja? Lo nggak suka gue cium?"

**Happy Reading

Tbc**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!