NovelToon NovelToon

Galaxy Wars : Solar System Defender

GW 1 Mendapatkan Sistem

Lintang menatap langit dari balkon kamarnya. Seminggu yang lalu ia sudah resmi menjadi sarjana. Jurusan yang Lintang ambil adalah perangkat lunak komputer. Sekarang ini, Lintang sedang menikmati liburannya sebelum ia magang di perusahaan game milik keluarga ibunya.

Lintang memiliki ambisi untuk membuat sebuah perusahaan game miliknya suatu saat nanti. Namun, Lintang perlu melihat secara langsung bagaimana sebuah perusahaan game berjalan dengan magang langsung.

Ketika Lintang sedang minum, dari sudut matanya ia melihat kilatan cahaya berwarna putih terbang menuju ke arahnya. Hal itu membuat Lintang segera menaruh gelasnya. Lintang lalu memusatkan perhatiannya pada bola cahaya yang sekarang tengah terbang dengan kecepatan tinggi.

“Eh … apa itu? Kenapa itu mengarah kemari dengan cepat?” ucap Lintang yang sekarang sudah berdiri dari duduknya. Lintang berniat menghindari bola cahaya tersebut. Sayangnya, bola itu menabrak ke arah Lintang. Hal itu membuat tubuh lintang terjatuh di lantai.

 “Apa itu tadi?” gumam Lintang.

 Lintang berniat bangun dan mengecek keadaan tubuhnya. Namun, sebelum ia sempat bangkit, kepalanya seolah akan pecah. Ribuan informasi langsung ke dalam otak Lintang tanpa bisa ia kendalikan. Rasa sakit di kepalanya ini membuat Lintang tidak sadarkan diri.

Satu jam, dua jam. Entah sudah berapa lama Lintang pingsan. Langit yang tadinya terang benderang, sekarang sudah berganti menjadi langit malam. Satu persatu lampu jalanan pun mulai menyala.

 “Arh … kepalaku pusing sekali. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Kenapa langit sudah menggelap sekarang?” gumam Lintang.

 [Ding]

[Selamat Anda sudah terpilih menjadi Host dari Sistem]

 [Sistem yang terikat dengan Host merupakan produk dari Perusahaan Sonem Teknologi yang berbasis di Planet Zyoriek, Galaksi Dooliom dengan series D090LB25MJ]

Sebuah terdengar di telinga Lintang. Hal itu membuat mata Lintang melebar karena kaget dengan apa yang ia dengar. Ia tidak menyangka sekarang dirinya menjadi pemilik dari sebuah Sistem.

“Eh … Sistem? Apalagi ini? Aku menjadi Host dari sebuah Sistem?”

[Ya]

[Host sekarang menjadi pemilik dari sebuah Sistem]

“Wah … ternyata ini sungguhan. Aku tidak menyangka akan mendapatkan hal yang seperti ini. Aku yang baru menjadi sarjana ini, bisa melakukan hal besar dengan bantuan Sistem. Sekarang, katakan padaku Sistem seperti apa dirimu?”

“Apakah Kamu Sistem kekayaan yang akan membantuku menjadi kaya? Sistem kecerdasan yang bisa membuatku bisa menjadi orang tercedas di muka Bumi? Ataukah Kamu ini Sistem kekuatan yang bisa membantuku menjadi orang paling kuat?” tanya Lintang penuh dengan semangat.

Kakeknya, Seno, sering bercerita bahwa di dunia ini ada sesuatu yang dinamakan dengan Sistem. Siapa pun bisa menjadi pemilik Sistem. Mereka yang terpilih, bisa mengubah tiga ratus enam puluh derajat kehidupan mereka.

Awalnya Lintang hanya menganggap apa yang kakeknya ucapkan itu hanya sebuah cerita karangan. Apalagi dengan banyaknya novel Sistem yang ia temukan di Noveltoon, sebuah aplikasi baca novel gratis. Namun, sekarang setelah dirinya merasakan sendiri menjadi pemilik Sistem, Lintang menjadi percaya bahwa Sistem memang benar adanya.

Tidak mungkin ada orang yang bisa berbicara langsung di kepalanya jika bukan sebuah Sistem. Apalagi tadi ada sebuah bola cahaya yang menabrak dirinya. Jadi, Lintang benar-benar yakin bahwa itu semua adalah ulah dari Sistem.

[Sistem milik Host belum ditentukan sebelumnya. Itu semua tergantung dengan apa yang akan Host lakukan pada misi pertama yang Sistem berikan]

“Misi pertama? Aku bahkan tidak tahu Sistem seperti apa dirimu. Sekarang, aku langsung diberikan misi begitu saja?”

[Ding]

[Misi telah dibuat]

[Ding]

[Host pikirkan cara untuk membuat manusia Bumi menjadi lebih kuat dan siap dalam menghadapi perang antar galaksi yang sebentar lagi akan berlangsung]

[Waktu : 24 jam]

[Hadiah : aktivasi Sistem]

[Hukuman : penghapusan ingatan Host mengenai Sistem]

[Catatan : perlu Host ketahui bahwa penghapusan ingatan oleh Sistem bisa saja membuat otak milik Host menjadi rusak. Paling ringan Host akan menjadi orang gila. Paling parah Host akan mengalami kematian]

“Menjadi gila? Mati? Apa-apaan ini? Misi pertama saja sudah memiliki ancaman seperti ini. Aku sendiri juga tidak mendaftarkan diri untuk menjadi Host sebuah Sistem, sekarang aku mendapatkan misi dengan hukuman seberat ini,” ucap Lintang penuh amarah.

Lintang kira memiliki Sistem bisa membuatnya menjadi orang hebat dengan cepat. Ia terlalu cepat untuk senang setelah mendapatkan Sistem. Sistem yang ia terima ternyata memintanya bertaruh nyawa di misi pertamanya.

“Lalu, untuk apa aku harus memperkuat manusia di Bumi menjadi lebih kuat? Perang antar galaksi apa yang Kamu maksud itu Sistem?”

Meski ia marah karena merasa mendapatkan kesialan dengan memiliki Sistem, tetapi Lintang masih berpikir rasional. Nasi sudah menjadi bubur. Sekarang Sistem sudah melekat pada dirinya. Tentu saja Lintang tidak bisa melepaskannya begitu saja. Jadi, daripada ia meraung-raung meratapi nasib, lebih baik Lintang memikirkan solusi atas permasalahan ini.

[Host perlu melihat informasi yang sebelumnya Sistem berikan padamu]

“Informasi?”

Lintang lalu mencoba memilah dan memilih informasi yang ada di otaknya. Benar saja, ada informasi baru di otaknya. Lintang bisa mengulang dengan jelas informasi yang tertera di sana.

“Jadi, di alam semesta ini terdapat ribuan galaksi yang tersebar. Lalu, di dalam galaksi itu terdapat ratusan ribu hingga jutaan bintang yang dikelilingi oleh planet. Ada dua ras tertua yang ada di alam semesta. Ras Hujole yang merepresentasikan kehidupan dan Ras Mogoley yang merepresentasikan kematian.”

“Ras Mogoley ingin menjadi penguasa alam semesta dengan memperkuat energi kematian yang ada di alam semesta. Mereka melakukannya dengan menjajah galaksi lain, mengambil semua sumber dayanya, dan menghancurkan galaksi tersebut.”

“Lalu, Galaksi Bimasakti sekarang menjadi target dari Ras Mugoley. Mereka ingin menghancurkan Galaksi Bimasakti. Dalam waktu dekat, mereka akan sampai di tata surya dan mulai melakukan eksploitasi besar-besaran,” ucap Lintang mengulang semua informasi yang ada di otaknya.

Ia tidak menyangka bahwa dunia ini tidak sepenuhnya aman. Memang di Planet Bumi tidak terlalu banyak peperangan sekarang. Semua terlihat damai meski masih ada beberapa konflik. Namun, di luar sana ternyata ada peperangan yang cukup besar yang bisa menghancurkan planet.

“Ras Hujole, Ras Mogoley. Kenapa dua nama ini sangat tidak asing bagiku? Aku seperti sering mendengarnya dulu? Di mana aku mendengarnya?” tanya Lintang pada dirinya sendiri.

Dua nama itu benar-benar tidak asing di telinga Lintang. Ia seolah sering mendengar nama itu disebutkan. Tetapi, Lintang ingin mengesampingkan masalah itu untuk sekarang. Sekarang ini, nyawanya sedang di ujung tanduk.

Setiap detik waktu Lintang, sangat berharga sekarang. Jadi, daripada menghabiskannya untuk sesuatu yang sia-sia, lebih baik Lintang memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah yang tengah ia hadapi.

Lintang langsung masuk ke dalam kamarnya. Ia lalu menuju ke meja belajar miliknya. Di sana Lintang mulai menuliskan segala kemungkinan yang bisa ia lakukan untuk memperkuat manusia Bumi.

“Membuat sebuah pusat kebugaran yang bisa memperkuat tubuh seseorang. Ah ini tidak mungkin. Ras Mogoley memiliki pesawat tempur ruang angkasa yang cukup hebat. Tidak mungkin aku hanya memikirkan otot saja tanpa memikirkan senjata yang akan mereka pakai.”

Lintang langsung merobek kertas yang bertuliskan pusat kebugaran di buku miliknya. Ia kembali menuliskan sesuatu di lembar baru bukunya. Pusat riset ruang angkasa. Itulah yang kalimat kedua yang Lintang tulis di bukunya.

“Aish … tidak mungkin ini bisa berhasil juga. Manusia Bumi itu lemah. Jika aku hanya memberi mereka senjata, mereka belum tentu bisa menggunakannya dengan baik. Apalagi Ras Mogoley terkenal cukup kuat. Jadi aku perlu memikirkan ide yang lain.”

Lintang menghabiskan waktunya hanya untuk menulis dan merobek kertas dari bukunya. Lintang memutuskan meminum kapsul kentang yang sangat ia hindari agar dirinya tidak kepalaran. Ketika rasa kantuk menyerang, Lintang langsung meminum kopi yang bisa membuatnya terjaga semalaman.

Semua Lintang lakukan agar ia bisa segera menemukan cara agar bisa memperkuat penduduk Bumi dalam waktu yang cukup cepat. Lintang juga perlu memperhatikan perbedaan kekuatan dan teknologi antara penduduk Bumi dan dan Ras Mogoley. Hal itu sangat memberatkan Lintang.

GW 2 Sistem Diaktifkan

Kamar milik Lintang sekarang terlihat sangat berantakan. Bola-bola kertas bertebaran di sana sini memenuhi kamar tersebut. Entah sudah berapa buku yang Lintang sobek setelah menuliskan ide-ide gagal miliknya.

Lintang lalu mengarahkan pandangannya pada panel transparan di depannya. Di sana tertulis dengan jelas bahwa sisa waktu yang ia miliki adalah sepuluh jam. Ini berarti, sudah empat belas jam Lintang memutar otaknya untuk mencari ide.

“Ternyata mencari ide tidak semudah itu,” gumam Lintang.

Meski badannya tidak lelah, sekarang ini mental Lintang merasa lelah. Ia pun memutuskan beristirahat selama satu jam, sebelum kemudian mencari ide lain. Ada kemungkinan Lintang akan menemukan ide lain ketika beristirahat bukan?

Lintang lalu membuka sosial media miliknya. Beberapa temannya tengah meributkan mengenai pembaharuan yang dilakukan oleh salah satu game yang saat ini menjadi salah satu game terkenal. Star Wariors. Pemain game Star Wariors ini berasal dari beragai negara. Jadi tentu saja cukup banyak yang memainkannya.

Game tersebut menggunakan pod game yang dikenalkan sepuluh tahun lalu oleh Naranga Techno. Perusahaan tersebut salah satu perusahaan teknologi yang membuat perangkat untuk memainkan game. Pod game buatan Naranga Techno ini membuat para pemain bisa memainkan game dengan konsep virtual reality. Para pmain hanya perlu berbaring di dalam game pod untuk memainkan game yang mereka inginkan.

Kemunculan game pod ini membuat perubahan baru bagi dunia game. Game-game komputer perlahan ditinggalkan. Semua beralih ke game yang dimainkan dengan game pod. Beberapa warung internet juga mengganti perangkat komputer milik mereka dengan game pod.

Sekarang warung internet yang dulu penuh dipenuhi dengan perangkat komputer untuk bermain game, telah digantikan dengan pod game. Keuntungan dari warung internet tersebut pun juga semakin tinggi.

Kembali lagi ke Lintang, laki-laki itu kemudian melihat pembaruan yang dilakukan oleh game Star Wariors. Game ini adalah game yang mengambil tema peperangan antar galaksi. Dalam game tersebut, digambarkan peduduk Galaksi Cozaxie tengah melakukan peperangan dengan monster antariksa.

“Ternyata mereka melakukan pembaharuan planet baru rupanya,” gumam Lintang.

Lintang memang bukanlah pemain aktif di Star Wariors. Namun, ia beberapa kali memainkan game ini hanya sekadar melihat jalannya game tersebut. Sebagai seseorang yang bercita-cita menciptakan game-nya sendiri, tentu saja Lintang memainkan berbagai game untuk mencari inspirasi.

“Aish … bodoh sekali aku ini. Jika aku memiliki cita-cita membuat sebuah game hebat yang memiliki jutaan pemain dari seluruh dunia, kenapa aku tidak memanfaatkan Sistem saja untuk mencapainya? Aku rasa ini adalah solusi terbaik untuk kedua belah pihak bukan?”

Mungkin karena hanya fokus dengan hal yang terlalu mendetail membuat pikiran Lintang menjadi kalut. Ia tidak sempat memikirkan solusi yang sebenarnya cukup mudah dan ada di depan mata.

“Sistem, bisakah aku menjadikan perang antar galaksi ini menjadi latar dari sebuah game? Jiwa dari penduduk Bumi yang memainkan game ini, akan dikirim ke medan peperangan. Mereka akan memainkan avatar masing-masing dalam game ini.”

“Lalu, setiap kenaikan level dari karakter game mereka, para pemain juga akan mendapatkan tambahan kekuatan pada tubuh asli mereka. Dengan begini, penduduk Bumi yang lemah, tidak akan habis karena kalah dalam perang. Jika mereka mati, yang mati hanya karakter mereka, bukan tubuh asli mereka.”

“Dengan begini, Penduduk Bumi yang memang tidak sebanding dengan para penjajah galaksi itu, tidak akan pernah berkurang ketika kalah dalam pertempuran. Mereka tinggal menunggu karakter game milik mereka bangkit lagi sebelum kembali melakukan pertarungan.”

“Bagaimana dengan ideku ini Sistem? Apakah ini bisa diterima? Bukankah dengan begini aku bisa membuat mereka lebih kuat sekaligus melindungi tata surya dari kehancuran perang antar galaksi?”

[Host idemu itu sangat bagus]

[Host bisa melatih penduduk Bumi tanpa perlu mengorbankan banyak orang]

[Namun, Sistem perlu mengabarkan hal ini kepada pusat]

[Kita perlu melihat apakah ini bisa dilakukan]

“Oh … aku kira Kamu bisa langsung memberi keputusan sendiri Sistem. Ternyata Kamu masih perlu menanyakan hal itu kepada atasanmu rupanya,” gumam Lintang.

Lintang kira Sistem adalah entitas tertinggi yang bisa melakukan apa pun dengan bebas tanpa perlu pertimbangan apa pun. Ternyata, masih ada batasan-batasan tertentu yang perlu Sistem perhatikan. Lihat saja, sekarang Sistem perlu menanyakan mengenai permintaannya, apakah permintaan tersebut bisa dikabulkan atau tidak.

[Ini karena apa yang Host minta cukup berat]

[Mengambil jiwa seseorang dan mengirimkannya ke tempat jauh, itu bukanlah hal mudah]

[Apalagi Sistem perlu menyediakan tubuh baru untuk jiwa mereka agar bisa bertarung]

[Semua itu membutuhkan energi yang tidak sedikit Host]

[Maka dari itu, Sistem perlu menanyakan hal ini ke pusat]

“Rupanya seperti itu. Berapa lama aku harus menunggu?”

[Paling lama lima menit Host]

“Lma menit ya? Baiklah, aku akan menunggunya,” jawab Lintang.

Sembari menunggu, Lintang kembali melihat berita mengenai pembaharuan game yang dilakukan oleh Star Wariors. Ia harus mempelajari apa yang diunggulkan dari game ini. Bagaimanapun juga, game ini nanti akan menjadi saingannya dalam mendapatkan pemain jika permintaannya dikabulkan.

Ada pepatah mengatakan, kenali musuhmu kenali dirimu, dengan begitu kamu bisa mengetahui cara menang dengan baik. Maka dari itu Lintang sekarang ini memikirkan bagaimana kinerja dari Star Wariors. Ia ingin tahu apa yang game ini berikan sehingga banyak pemain yang setia memainkannya.

“Rupanya, rasa realistis yang dihadirkan oleh game ini yang membuat para pemain bertahan. Perasaan memegang senjata, berat dari senjata, sampai tingkat getaran yang diberikan oleh game pod membuat para pemain sangat menikmati game ini.”

“Tetapi, aku tidak perlu mengkhawatirkan hal ini. Jika permintaanku untuk melatih penduduk Bumi melalui game dikabulkan, aku rasa para pemain akan memilih game milikku setelah mereka mencobanya. Sistem jelas lebih bisa memberikan perasaan memainkan sesuatu yang nyata daripada yang diberikan oleh game Star Wariors.”

Lintang langsung menuliskan beberapa hal yang perlu ada dalam game miliknya ini. Latar cerita sudah ada, Lintang hanya perlu memberikan sejarah peperangan antara Ras Hujole dan Ras Mogoley. Yang perlu ia pikirkan sekarang adalah kelas dan kemampuan apa saja yang bisa ia berikan kepada para pemain miliknya.

[Ding]

[Selamat Host telah menyelesaikan misi mencari solusi untuk membuat manusia Bumi menjadi lebih kuat dan siap dalam menghadapi perang antar galaksi]

[Sistem Programer Game telah diaktifkan]

Lintang yang fokus dengan catatannya, tertegun mendengar pemberitauan yang diberikan oleh Sistem. Ia tidak menyangka, bahwa permintaannya bisa dikabulkan. Dengan begini, misinya awalnya sudah selesai. Ia tidak perlu lagi mengkhawatirkan nyawanya melayang begitu saja.

Lalu, dengan permintaannya yang dikabulkan, Lintang bisa mencapai cita-citanya yaitu membuat game yang memiliki jutaan pemain dari seluruh dunia. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.

“Sistem, ini berarti aku bisa membuat game dengan memakai peperangan sebagai latar? Aku bisa mengirim jiwa penduduk Bumi untuk melakukan perang?”

[Ya, Host]

[Sistem akan membantu Host dalam membuat game yang seperti itu]

[Pusat sangat senang ketika mendengar ide yang Host berikan]

[Penduduk planet Host memang yang paling lemah jika dibandingkan dengan penduduk di planet lain]

[Namun, pusat benar-benar memuji Host dengan segala kreatifitas yang Host miliki]

“Ini namanya imajinasi, Sistem. Kami memang lemah, tetapi kami memiliki imajinasi yang tinggi. Jika ada sesuatu yang bisa mewujudkan semua imajinasi penduduk Bumi, maka semua penduduk Bumi akan menjadi orang yang hebat

GW 3 Misi Kedua

“Sekarang, apa yang harus aku lakukan Sistem? Apakah aku perlu membuat sebuah program baru untuk games ini atau bagaimana?” tanya Lintang.

Membuat sebuah game dengan mengandalkan Sistem, pasti sangat berbeda dengan membuat game pada umumnya. Bisa jadi game miliknya bisa langsung jadi, bisa jadi Lintang perlu melakukan persiapan lain lagi.

[Ding]

[Misi telah dibuat]

[Ding]

[Host pergi temui Seno Eko Mulyadi dan masuklah ke dimensi miliknya]

[Host perlu menanyakan kepada lima orang anak buah Seno Eko Mulyadi mengenai kemampuan yang mereka miliki]

[Kemampuan tersebut nantinya akan menjadi dasar dari kelas yang ada di dalam game serta kemampuan yang akan dimiliki oleh para pemain]

[Batas waktu : 2 hari]

[Hadiah : +1.000 poin game]

[Hukuman : -2.000 poin game]

[Host lakukan misimu dengan sungguh-sungguh dan bantu penduduk Bumi dalam perang antar galaksi]

“Eh … menuju dimensi Seno Eko Mulyadi? Bukankah itu nama Kakekku? Kenapa pula aku harus menemui Kakekku? Bukankah dia sudah meninggal? Lalu, apa yang dimaksud dengan dimensi itu?” tanya Lintang.

Seno adalah kakek Lintang. Ketika Lintang masih kecil, kakek dan neneknya meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. Tubuh mereka terbakar habis tidak bersisa. Lintang melihat sendiri bagaimana sisa tubuh kakek dan neneknya dikebumikan.

Jadi, bagaimana mungkin Sistem menyatakan bahwa ia harus menemui Seno, sementara dia sudah meninggal? Apakah Sistem memintanya untuk mati sekarang? Lintang kira, tidak akan ada lagi misi yang akan mengorbankan nyawanya. Namun, permintaan Sistem yang satu ini sama saja dengan memintanya untuk mati.

[Host jangan salah sangka dahulu]

[Seno Eko Mulyadi masih hidup dia belumlah mati]

“Belum mati? Bagaimana mungkin? Setiap tahun aku datang ke makam Kakek dan Nenekku. Sekarang Kamu mengatakan bahwa mereka belum mati?” tanya Lintang dengan nada tinggi.

[Jika Host tidak percaya, coba tanyakan hal ini kepada Ayah Host]

[Aku yakin Host akan menerima jawabannya]

Mendengar ucapan Sistem, Lintang menjadi sangat penasaran. Ia tidak peduli dengan badannya yang masih bau keringat karena belum mandi sejak kemarin. Lintang ia langsung berganti pakaian dan mengambil kunci mobil miliknya.

Lintang berniat menemui Adelard, ayahnya untuk menanyakan hal ini. Bisa saja Lintang bertanya mengenai hal ini melalui telepon. Namun, Lintang rasa membicarakan hal seperti ini lebih baik dilakukan dengan bertatap muka secara langsung.

Satu jam kemudian, Lintang sampai di rumah Adelard. Ia melihat mobil yang biasa dipakai oleh Adelard terparkir di garasi. Ini berarti, Adelard sedang berada di rumah sekarang.

“Eh anak Mama sudah pulang. Kakak pulang kok nggak ngabarin sih? Apa Kakak sekalian pindah kosan dan tinggal di rumah?” tanya Putri, ibu dari Lintang.

“Enggak, Ma. Aku belum beres-beres bajuku buat pulang ke rumah. Sekarang, di mana Papa, Ma? Aku lihat tadi mobilnya ada di garasi. Aku ingin membicarakan sesuatu dengan Papa.”

“Papa Kamu sedang ada di ruang bawah tanah. Katanya ada sesuatu yang perlu ia kerjakan di bawah. Kamu cari aja Papa di bawah.”

“Kalo begitu aku turun dulu, Ma. Ada hal penting yang perlu aku bicarakan dengan Papa,” ucap Lintang yang lalu mencium pipi Putri.

Tanpa mempedulikan apa yang akan Putri ucapkan, Lintang bergegas menuju ke ruang bawah tanah rumahnya. Di rumahnya ini, terdapat sebuah ruang bawah tanah. Di sana tidak ada hal yang menarik. Hanya sebuah gudang yang selalu tertata rapi. Di sana juga menjadi tempat Adelard menyimpan koleksi anggur miliknya.

Meski tidak ada sesuatu yang menarik di sana, Adelard sering menghabiskan waktu berjam-jam di sana. Itu yang membuat Lintang penasaran. Sebenarnya, apa yang dilakukan Adelard di ruang bawah tanah rumah mereka?

Lintang pernah ingin melihat apa yang dilakukan Adelard di sana. Namun, ketika datang ke ruang bawah tanah, Lintang tidak menemukan keberadaan Adelard. Lintang curiga ada ruang rahasia lain di sana. Namun, sampai sekarang Lintang belum juga menemukan pintu masuk dari ruang rahasia itu.

“Papa, apakah Papa ada di bawah?” tanya Lintang ketika dirinya berada di tangga menuju ruang bawah tanah. Lintang tidak mendengarkan jawaban apa pun. Ia memutuskan untuk tetap turun ke bawah. Lintang berkeliling di ruang bawah tanah. Namun, ia tidak juga menemukan keberadaan Adelard.

“Aneh. Mama bilang Papa ada di sini. Tetapi kenapa tidak ada Papa di sini? Apakah Papa masuk ke ruang rahasia miliknya?”

Hal itu membuat Lintang mengetuk semua pintu dan lantai yang ada di sini. Ia juga menarik apa pun yang bisa ditarik. Lintang sedang berusaha mencari keberadaan mekanisme yang membantu membuka pintu ke ruang rahasia. Namun, setelah sepuluh menit mencari, Lintang tidak juga menemukan apa yang ia cari.

“Lintang! Apa yang sedang Kamu lakukan di sini?”

Sebuah suara mengagetkan Lintang. Hal itu membuat botol anggur yang sedang Lintang bawa, terjatuh ke lantai. Akibatnya, salah satu botol anggur koleksi Adelard harus pecah dan isinya mengalir di lantai.

Lintang pun membalikkan tubuhnya. Di salah satu sudut ruang bawah tanah, Lintang bisa melihat keberadaan Adelard. Lintang yakin tadi tidak ada Adelard di sana. Lalu, ia juga sudah memeriksa sudut itu. Tidak ada hal mencurigakan di sana. Jadi, bagaimana bisa Adelard muncul begitu saja di sana?

“Kenapa Papa bisa muncul secara tiba-tiba di sana?” tanya Lintang balik.

“Kamu sendiri kenapa di sini?” tanya Adelard sekali lagi. Sepertinya Adelard enggan menjawab pertanyaan Lintang. Ia justru kembali menanyakan alasan Lintang berada di ruang bawah tanah rumah mereka.

“Aku ingin bertanya mengenai keberadaan Kakek Seno kepada Ayah. Ada yang bilang bahwa Kakek Seno masih hidup. Apakah itu benar Ayah?”

Lintang bisa melihat mata Adelard sedikit melebar setelah ia mengatakan hal ini. Ia juga bisa melihat Adelard kembali bersikap biasa saja seolah ia tidak kaget mendengar pertanyaan dari Lintang. Hal itu membuat Lintang tahu, bahwa Ayahnya tengah menyembunyikan sesuatu sekarang.

“Jangan ngaco Kamu, Kak. Mana mungkin Kakek Kamu masih hidup. Kamu juga melihat bagaimana Kakek Kamu dikebumikan bukan? Jadi, jangan mengatakan hal yang seperti itu. Jika Kamu kangen dengan Kakek Seno, besok Ayah akan mengajak Kamu untuk datang ke makamnya. Dengan begini, Kamu bisa melepas rindu ke Kakek Seno,” jelas Adelard.

“Tetapi Papa, orang yang menyuruhku menemui Kakek memintaku untuk pergi ke dimensi milik Kakek dan menemui anak buahnya. Apakah Papa tahu apa itu dimensi milik Kakek?” tanya Lintang.

Setelah Lintang berucap demikian, Adelard melakukan gerakan yang cukup cepat. Ia tiba-tiba saja berada di depan Lintang sekarang. Tentu saja Lintang kaget melihat hal itu. Adelard yang semula berada di sudut ruangan, kini tiba-tiba berada di depannya dengan cukup cepat. Adelard seolah memiliki kemampuan teleportasi.

“Apa Kamu bilang tadi? Ada yang menyuruhmu datang ke dimensi milik Kakekmu? Siapa dia?” tanya Adelard dengan nada bicara yang cukup serius. Lintang berani bersumpah bahwa ia tidak pernah melihat Adelard memasang ekspresi seserius ini.

“Aku tidak tahu Papa. Sebuah bisikan terdengar di telingaku. Dia memintaku menemui Kakek. Apakah itu hantu, Papa?”

Lintang tidak tahu apakah dirinya diijinkan untuk mengungkap keberadaan Sistem. Jadi, dia memilih mengatakan hal ini. Setidaknya di negara di mana hal mistis masih dipercaya, Lintang yakin jawaban yang ia berikan cukup bisa diterima.

“Kalau begitu, Kamu tunggu di sini.”

Setelah berucap demikian, Adelard kembali ke sudut ruangan di mana ia tadi datang. Lintang lalu melihat bagaimana Adelard menabrak tembok yang ada di sana. Seharusnya, sekarang tubuh Adelard terbentur ke tembok. Namun, yang Lintang lihat justru membuatnya melebarkan mata. Adelard menghilang begitu saja.

“Apa ini? Bagaiman ini bisa terjadi?” tanya Lintang. Tidak ada jawaban yang Lintang terima. Bahkan, Sistem miliknya juga tidak menjawab. Hal ini membuat Lintang kebingungan.

Lintang lalu mendekat ke arah sudut ruangan di mana Adelard tadi menghilang. Ia meraba semua tembok yang ada di sana. Tidak ada mekanisme apa pun. Jadi, bagaimana Adelard bisa menghilang begitu saja.

Tidak lama kemudian, Lintang kembali melihat Adelard. Namun, kali ini Adelard tidak datang sendiri. Ada seorang laki-laki yang datang bersama dengan Adelard, dan Lintang mengenali laki-laki itu. Selain itu, kini di sudut ruangan tempatnya berada, terlihat sangat berbeda.

Lintang sekarang bisa melihat adanya sesuatu seperti tabir cahaya berwarna putih muncul di sudut ruangan. Dari tabir cahaya itulah Adelard dan laki-laki itu muncul.

“Kakek Seno?” tanya Lintang tidak percaya. Ternyata perkataan Sistem ada benarnya. Kakeknya masih hidup. Kakeknya masih terlihat muda seperti terakhir kali ia lihat. Sebuah pemikiran pun muncul di benak Lintang. Apakah Kakeknya juga pemilik sebuah Sistem?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!