lBrummm....
Brummm..
Brruuummmm...
Suara knalpot motor berderu menggema di setiap sudut jalan raya itu, tak kalah dengan suara penonton disana yang sangat ramai, di area yang selalu mereka jadikan tempat untuk pembalapan liar.
Bara yang melewati jalan tesebut hampir saja bertabrakan dengan sebuah motor sport yang berwarna merah. Sampai Bara keluar dari mobilnya, "Hei bung kalau mengendarai motor hati-hati , bagaimana kalau kamu tertabrak olehku?"
Orang yang mengendarai motor sport berwarna merah itu hanya melambaikan tangan dan kembali menjalankan motornya.
"Dasar bocah nakal!"
Bara kembali masuk ke dalam mobil, dan melajukan mobilnya, dia sudah janjiain dengan seorang wanita malam ini.
Ternyata orang yang mengendarai motor itu bukan bocah dan bukan juga lelaki, melainkan seorang gadis cantik, gadis itu bernama Karin. Karin adalah anak dari pengusaha terkenal bernama K Grup. Namun dia sering mengikuti trek motor dari dulu, hidupnya memang susah di atur.
"Sorry telat!" ucap Karin. Pandangan karin tertuju pada kakaknya yang ada disana, Elsa.
Elsa memang sering meluangkan waktu untuk melihat pertandingan adiknya.
"Kak Elsa!" seru Karin.
"Semangat!" ucap Elsa dari kejauhan.
8 buah motor sport telah berjejer rapi menunggu aba-aba dari gadis sek si yang membawa bendera di didepan sana.
Gadis sek si yang membawa bendera itu mengacungkan jarinya , pertanda hitung akan di mulai.
Tiga...
Dua...
Satu...
Gadis sek si itu pun mengibarkan benderanya pertanda permainan telah di mulai, para pembalap disana menarik gas hingga batas maksimal yang mereka bisa.
Wreeeeeeenggg....
Kedelepan motor tersebut akhirnya melaju meninggalkan garis awal, mereka saling salip menyalip tentunya memperebutkan posisi ke satu.
Karin yang saat ini di posisi keempat, memacu motor besarnya dengan kecepatan penuh, dia bisa menyalip dua motor sekaligus, dia menancap gas kembali dan menyalip motor di depannya lagi hingga berada di urutan kedua, dan terjadi persaingan sengit di antara Karin dan David, David adalah saingan Karin dalam balap motor liar ini. David dendam karena beberapa kali dia di tolak cintanya oleh Karin, mereka dulu satu kuliah yang sama.
"Kariiinnnn!"
"Kaaarriiinn!"
"Daaavviddd!"
"Daaaavvviiddd! "
Para penonton bersorak memanggil nama mereka sambil bertepuk tangan dengan meriah.
Mereka terus saja saling salip menyalip, Karin berhasil menyalip motor sport milik David, tak berselang lama David berhasil menyalip lagi motor sport milik Karin dengan sedikit menyenggol motornya hingga Karin hampir saja kehilangan keseimbangan.
"Brengsekkk!" gerutu Karin, kalau saja dia tidak konsentrasi bisa terjatuh,dia menancap gas kembali motornya dengan kecepatan penuh dan berhasil menyalip motor David di detik-detik menuju garis finish. Hanya berbeda beberapa detik saja.
"Shittt!" David tidak terima dengan kekalahannya. Dia menatap sangar pada Karin.
Para penonton bersorak menyebut nama Karin berkali-kali.
"Kaarriinnn!"
"Kaaarriiinn!"
"Kaaarriiinn!!"
Karin membuka helm berwarna merahnya yang serasi dengan motor sport nya yang berwarna sama, hingga terlihat jelas wajah cantiknya.
"Selamat ya Karin!" Banyak para Pria mengucapkan selamat pada Karin.
Banyak yang ingin mendekati Karin, tapi Karin sudah memiliki tambatan hati yaitu Revan, namun sayangnya Karin dan Revan harus menyembunyikan hubungan mereka karena persaingan bisnis kedua orang tuanya.
Karin menghampiri Elsa, saudara rasa sahabat, walaupun mereka saudara tiri mereka nampak begitu akrab dan Elsa yang menjadi makcomblang hubungan Karin dan Revan.
"Selamat ya adek ku tersayang." Elsa memeluk Karin.
Karin membalas pelukan kakaknya "Kak, aku duluan ya, hari ini Revan pulang dari Jepang, aku ingin menemuinya." pamit Karin pada Elsa.
Elsa mengganggukan kepala, Karin pun memacu motornya.
Sementara itu Elsa memberikan kode kepada David dengan sebuah anggukan, David tersenyum sinis. Dia segera pergi memacu motornya mengikuti Karin.
Saat di perempatan jalan, begitu melihat motor Karin yang berada di depannya, David menyenggol motor Karin sampai Karin kehilangan keseimbangannya dan hampir terjatuh, dia tak sadar di depan ada sebuah mobil yang menyembunyikan klakson dengan keras.
JEGERRR!
Mobil itu menabrak motor Karin hingga Karin terpental berjauhan dengan motornya. Karin bangkit lagi dan berlari menghampiri motornya yang rusak, namun dia melihat ada seorang wanita yang tergeletak di aspal dengan kepalanya yang terluka dan banyak mengeluarkan darah.
Karin shok, ternyata itu adalah tubuhnya sendiri.
"Mengapa aku ada disana?" Bahkan beberapa orang bisa melewati dirinya.
"Tidak mungkin! Apa aku sudah mati?"
"Tidak mungkin! Aku tidak mungkin mati!"
Karin menangis sejadi-jadinya, dia terus melihat tubuhnya yang yang banyak mengeluarkan darah.
"Karin, kau harus hidup! Kau tidak boleh mati! Bukan kah hari ini kau akan memberitahu papa bahwa kau dan Revan akan menikah?" Karin berbicara pada dirinya sendiri.
Karin dan Revan memutuskan untuk memberitahu kedua orang tua mereka tentang hubungan mereka dan ingin segera menikah, menjalani hubungan selama tiga tahun pastinya mereka sudah sangat saling mencintai.
Wiuw...
Wiuuwww...
Wwwiuuuww...
Suara ambulan nyaring terdengar. Ambulan sudah berada di lokasi dan para petugas ambulan segera membawa tubuh Karin ke dalam, arwah Karin mengikutinya, dia masuk ke dalam ambulan itu.
Karin mencoba untuk masuk ke dalam raganya, namun dia terus terpental tak bisa memasuki raganya, seakan seperti magnet yang memiliki kutub yang sama.
Karin sangat merasa frustasi, dia belum siap untuk mati, "Tidak bisa! Aku tidak boleh mati sebelum menikah dengan Revan."
****************
Sementara itu di sebuah restoran mewah, Bara sedang makan malam bersama dengan wanita cantik.
"Terimakasih sudah mau makan malam denganku!" kata seorang wanita yang bernama Jesika.
"Iya sama-sama, aku bersedia makan malam denganmu karena untuk membahas pekerjaan." ucap Bara dengan tenang.
"Apa tidak bisa saja kita membahas masalah pribadi? Sebelum Om Ferry dan Tante Diana meninggal, kedua orang tua kita sudah menjodohkan kita." Jesika memang begitu sangat mencintai Bara dari dulu.
"Jesi, kau tau kan aku sama sekali tidak tertarik untuk menjalan hubungan dengan siapapun? Dan kamu sudah seperti adikku!" Bara memang tidak tertarik untuk berhubungan dengan siapapun karena itu belum ada satu orang pun yang mampu menaklukkan hati Bara. Seorang CEO sekaligus calon pewaris tunggal kekayaannya Neo Grup.
"Aku yakin suatu hari nanti aku pasti bisa mendapatkan hatimu, Bara." ucap Jesika dengan penuh rasa percaya diri.
Bara tidak ingin mendengarkan ucapan Jesika karena dia hari ini janjian dengan Asisten Jo.
Bara pergi begitu saja, dia pulang ke rumahnya yang megah itu, disana dia tinggal sendiri karena tidak nyaman tinggal dengan orang asing.
Bara menelpon Asisten Jo "Asisten Jo, sekarang saya ada di rumah, kau boleh ke rumah ku."
"Baik, Tuan."
Selang belasan menit kemudian Asisten Jo tiba di rumah Bara.
Asisten Jo memberikan surat wasiat dari Tuan Ferry yang akan menyerahkan seluruh hartanya pada Bara jika Bara sudah menikah di usia 25 tahun, namun jika Bara belum menikah juga maka seluruh warisan akan di berikan pada asisten Jo, kepercayaan ayahnya.
Bara menggeleng-gelengkan kepala, dia sama sekali tidak mengerti mengapa ayahnya bisa menyamakan dia dengan asisten Jo.
"Apa kau yakin ini wasiat dari ayah? Jadi jika aku tidak menikah maka seluruh saham Neo Grup jatuh ke tanganmu?" Bara sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikiran sang ayah, mungkin dulu karena kedua orangtuanya membawa asisten Jo dari panti asuhan.
"Ya bener, Tuan. Tapi saya tidak tertarik untuk menjadi seorang ceo, saya akan terus menjadi asisten anda." Asisten Jo memang dari dulu selalu melindungi Bara, tuan mudanya.
"Ya sudah kalau begitu aku tidak perlu menikah, iya kan?"
"Kalau tuan tidak menikah itu artinya semua harta ada di bawah kekuasaan saya, saya akan membagikan semua harta itu ke semua anak jalanan, panti asuhan dan jompo sampai habis."
Bara mengeluh, "Bukan kah hampir tiap bulan kita sering berbagi ke sana?"
Asisten berusia 28 tahun itu tak kalah dinginnya dengan Bara, "Aku akan memberi kamu waktu 30 hari, Tuan. Segeralah menikah."
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...
Asisten Jo tak kalah dinginnya dengan Bara, "Aku akan memberi kamu waktu 30 hari, Tuan. Segeralah menikah."
Bara menjadi marah dibuatnya, "Bagaimana bisa kamu mengatur saya seenaknya?"
"Itu terserah tuan saja, jangan salahkan saya jika seluruh warisan itu saya ambil. Mengapa tidak menikah dengan Jesika saja? Dia sangat mencintai anda."
"Saya sudah menganggap Jesika sebagai adik saya, saya kenal dia dari kecil. Bagaimana mungkin aku bisa menikahi wanita yang sudah saya anggap adik?"
"Ya sudah, kalau begitu saya permisi. Saya harus pulang. Saya harap anda bisa secepatnya menemukan calon pengantin anda."
Bara tak mengubris ucapan asisten Jo. Asisten Jo pun pergi meninggalkan Bara yang kelihatannya sangat pusing karena harus menikah dalam waktu dekat ini.
"Aish... sial! Aku harus menikah dengan siapa?" Bara sangat frustasi dengan persyaratan ayahnya itu.
Tuan Ferry sengaja memberikan persyaratan itu agar Bara bisa menikah karena dia tau Bara tidak tertarik menjalani hubungan dengan siapapun, dia tidak pernah jatuh cinta.
Mungkin dulunya tuan Ferry terlalu tegas pada Bara dan Jo, sehingga mereka berdua melajang sampai sekarang.
****************
Asisten Jo menemui Jesika karena dia sedang mabuk parah di Klub. Waktu itu Jesika yang menelponnya sebelum dia mabuk parah untuk menemaninya.
"Jo, kenapa Bara tidak pernah mencintaiku?" Suara Jesika terdengar begitu parau.
Asisten Jo hanya menghela nafas kasar, "Kalau begitu berhentilah untuk mengejar cintanya. Masih banyak pria yang bisa mencintai kamu tanpa kamu pinta."
"Tapi aku maunya Bara. Kamu tau kan aku dari dulu tergila-gila pada Bara bahkan selalu menyuruhmu untuk menulis surat cinta untuknya, tapi dia selalu menolakku."
Jesika menuangkan wine dalam botol ke gelas yang di pegangnya tapi asisten Jo malah menahannya.
"Berhenti minum, kamu sudah terlalu mabuk!"
"Aku masih mau minum lagi!"
Asisten Jo terpaksa menarik tangan Jesika, "Ayo cepat pulang!"
"Tidak mau, Jo. Aku masih mau minum!"
Asisten Jo terpaksa menggendong Jesika ke pundaknya dengan paksa, sampai Jesika mencoba untuk berontak namun sialnya tenaga Asisten Jo sangat kuat.
Asisten Jo mengantarkan Jesika ke rumahnya. Bahkan Asisten Jo yang membaringkan tubuh Jesika ke kasur di kamarnya.
"Terimakasih Jo, sudah mengantarkan Jesika pulang. Maaf pasti merepotkanmu." ucap tante Hera, mamanya Jesika.
"Sama-sama, tante."
"Bagaimana kabar Bara? Bukannya tadi Jesika makan malam dengan Bara?"
"Tuan Bara kebetulan sedang sibuk hari ini, tante."
****************
Karin tak kuasa melihat dirinya sendiri yang sedang di operasi, dia memilih menunggu di luar ruang operasi.
"Papa!" seru Karin saat melihat kedatangan sang papa dan ibu tirinya datang.
Sayangnya mereka tidak menyadari kehadiran Karin.
Pak Tian menangis terisak, "Karin, terus berjuang nak. Papa disini mendoakan kamu agar operasinya berjalan dengan lancar. Kamu harus sembuh!"
Karin ikut terisak, dia mencoba untuk memeluk papanya namun tidak bisa. Karin semakin sedih karena tak bisa memeluk sang papa.
Sementara Bu Zora, dia pura-pura menangis padahal senang akhirnya rencana dia dan Elsa berhasil untuk mencelakai Karin, karena sebentar lagi Karin akan di angkat menjadi Ceo di K Grup.
Karin nampak kaget saat melihat Revan yang datang, "Revan!" Ingin sekali dia memeluk Revan, namun tidak bisa.
Karin membelalakan mata saat melihat ada Elsa yang berjalan di belakang Revan, "Mengapa Kak Elsa datang bersamaan dengan Revan?"
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!