NovelToon NovelToon

Pulang Malu Tak Pulang Rindu

Tamat sekolah

Hai, semuanya. Ini novel ku yang ke dua ya, sebelum nya aku membuat novel pertama ku "Dinding Pemisah"

Dukung juga ya!!!!🤗🤗🤗

Sukses karena dukungan kalian

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tak terasa 3 tahun mengecam bangku sekolah menengah atas. Pemuda yang bernama Burhan. Sekarang telah lulus dan menyelesaikan sekolahnya.

"Han...Han.." Panggil salah seorang teman dekat nya. Bernama Udin.

"Selamat ya!."

"Selamat juga."

"Yes..yes.." Burhan dan Udin menari nari riang.

"Alhamdulillah kita lulus semua ya" teriak temannya tadi sambil memeluk Burhan.

"Rencana kamu mau melanjutkan kemana, Han."

"Aku gak melanjutkan." terlihat raut sedih Burhan.

"Jangan sedih kawan." menepuk bahu dan memberikan semangat kepada Burhan.

"Kita bisa sukses kok, tanpa harus kuliah lagi.".

"Iya Udin..Bisa sukses dengan usaha." Burhan menyemangati dirinya sendiri.

Dengan baju yang penuh coret coretan, Mereka menikmati kelulusan mereka.

"Hai Burhan, Udin..selamat ya!"

Sapa seorang gadis, di sela sela keasyikan mereka menikmati kebahagiaan. Mereka tersentak dengan sapaan gadis cantik tersebut.

Gadis itu bernama Rani. Dia anak seorang saudagar kaya di desa Burhan. Umur nya lebih dewasa setahun dari Burhan. Rani adalah anak kuliahan. Karena lagi libur saja Rani berada di desa. Kalau kuliah masuk Rani sudah ada di luar kota.

"Han... Rani tuh."

"Apaan sih."

"Makasih ya Rani." Jawab Mereka berdua.

Rani pergi dengan tersenyum.

Tuk..

Tuk..

Tuk..

Suara sepatu Rani yang terdengar melangkah.

"Cieeeee..." Ada yang terpesona, neh." Canda Udin sambil menyenggol pundak Burhan. Ketika mata Burhan tak berkedip menatap langkah Rani.

"Apaan sih."

"Gak ngaku lho."

"Gubrak... tas Udin mengetok kepala Burhan. Burhan pun lari mengejar Udin yang menjahilinya.

Mereka lari kejar kejaran dan bercanda seorang sahabat.

Memang benar Burhan terpesona dengan Rani. Tapi apalah daya Burhan menyadari siapa dianya. Untuk mencintai Rani, Bak Pungguk merindukan Bulan.

Burhan kejar kejaran dengan Udin, sampai mereka merasa letih, dan terbaring di rerumputan hijau. Sambil bertukar pikiran mereka berdua, setelah tamat SMA ini mau kemana.

Udin memang sahabat Burhan. Sebenarnya mereka ber 4. Entah teman yang dua nya lagi asyik ganggu ganggu cewek di sekolahan. Mereka berempat memang akrab. Bedanya Burhan dan Udin, pemalu kalau untuk mengganggu para cewek di sekolah Anton dan Budi jago nya.

"Udin, Mana Anton dan Budi ya?"

"Biasa.,!"

"Hemmm. Mereka itu ya."

"Hahaha...." Mereka tertawa berdua kalau ingat kedua teman nya kalau sudah gatel gangguin para cewek.

Anton dan Budi terkenal playboy di sekolahan, tak sedikit cewek yang terkena jeratan rayuan mereka berdua.

"Burhan..Udin, Kalian dimana?" terdengar suara kedua teman mencari.

"Disini bro" Udin memberi tanda.

"Tuh kembali juga buaya 2 itu.

Hahaha,"

Udin meledek teman temannya yang baru datang.

Kedua teman nya mendekat. Burhan dan Udin yang lagi berbaring di rerumputan hijau di belakang sekolah.

"Hei..guys. Ngapain kalian tiduran disini" tanya salah seorang teman Burhan yang baru mendekat.

"Nyari kodok."

"Hahaha.."

"Mendingan kalian cari cewek saja seperti kami." Ujar Anton, salah satu teman Burhan yang playboy.

"Iya...Ini malah nyari kodok di dalam rumput, hahaha..." canda Budi.

"Ngawur kalian." kesal Udin.

"Udah....udah" Burhan meneduhkan suasana.

"Yuk, kita ke kantin saja. Aku traktir kalian minum. Ajak Burhan .

"Ayo." sambil berdiri.

"Okee." Semua beranjak menuju ke kantin.

Ketika mereka berempat datang ke kantin. Semua mata cewek tertuju ke arah mereka. Mereka berempat memang sangat ganteng ganteng. Apalagi Burhan, dia paling ganteng diantara teman temannya. Tapi Burhan yang paling sederhana. Tapi teman teman Burhan menghargai dia. Karena Burhan bisa membuat teman teman nya menjadi anak yang baik. Walau pun sedikit jahil sama cewek cewek. Burhan juga terkenal pintar di sekolah.

Walau cuma secangkir kopi di traktir Burhan di kantin. Ketiga teman nya menghargai kemampuan Burhan. Walaupun teman temannya Burhan tak pernah mentraktir Burhan di tempat tempat yang murah. Mereka selalu di cafe cafe. Tapi mereka tak pernah mengharap Burhan membalas kebaikan mereka. Burhan menawarkan dengan teman teman mau minum apa.

"Kopi semua?"

"Kopiiiii"

"Bu, kopi ya."

"Siap boss." canda Ibu kantin karena sudah akrab dengan mereka berempat.

"Anton, lihat Clarisa melirik mu." Ujar Budi sambil menepuk punggung Anton.

"Beneran dia melirikku?"

"Bener."

"Kita dekati yuk."

"Hemmmm.... " Burhan menggeleng geleng kan kepala melihat tingkah Anton dan Budi.

"Dasar buaya kalian berdua."

"Kadal bro."

"Hahaha.." serentak tertawa.

Anton dan Budi menjalankan aksi nya. Mulai mendekati Clarisa.

"Hai Clarisa."

Clarisa hanya terdiam dan senyum. Sebenar nya yang di liriknya sebenar nya Burhan.

Clarisa gadis tercantik di sekolah mereka. Tapi Clarisa gadis sombong. Dan suka membuat ulah di sekolah.

Clarisa merasa mampu mendapatkan hati Burhan. Karena merasa Clarisa banyak kelebihan tak mungkin Burhan pikir nya menolaknya.

Clarisa rupanya agak risih dengan sikap Anton. Clarisa berdiri meninggalkan Anton dan Budi. Kemudian mendekati Burhan dan Udin.

"Hai Burhan,, Pesan minum apa? Boleh aku ikut gabung duduk disini ya." Ujar Clarisa sedikit genit.

Burhan kaget mengangkat kepalanya, ketika Burhan melihat Clarisa mendekat.

"Boleh dong." Anton balik lagi ke tempat duduk dekat Burhan Udin.

"Han.. Boleh kan?"

,,I..Iya boleh Ris." Sambil membawa minuman di tangan nya.

"Han, kok kamu gugup." Clarisa sambil menarik baju Burhan.

"Ris.. Godain kita kenapa?. Burhan tuh orang nya rada malu sama cewek. Berani nya cuma sama Burhan?" Ujar Anton kesal dengan Clarisa yang gangguin Burhan.

Burhan tersenyum dan menggeleng geleng kan kepala nya melihat tingkah sahabatnya Anton.

"hmmm. Dasar ganggu saja." Clarisa menggigit kedua bibir nya yang mungil geram ketika Anton dan Budi kembali mendekatinya.

Walau Anton dan Budi ganteng dan terkenal tajir, tapi Clarisa memang suka nya pada Burhan. Jadi wajar kalau Clarisa merasa bete kalau di gangguin Anton dan Budi.

"Ris...Ayo kita pulang! Ajak salah satu teman Clarisa.

"Ok. Tunggu bentar." Sambil mengacungkan jempol nya.

"hai ganteng, pulang yuk!" tak bosan Clarisa mengganggu Burhan.

Burhan hanya tersenyum mendengar ajakan Clarisa.

Burhan memang berbeda dari teman teman yang lain nya, di pikiran tidak ada terlintas untuk menggoda cewek cewek seperti teman yang lainnya. Pikiran Burhan saat ini, Bagaimana nasib nya ke depan setelah tamat sekolah. Untuk mengecam bangku kuliah hal yang tak mungkin bagi Burhan.

Clarisa sambil berdiri melambaikan tangan nye ke Burhan.

"Daaa, ganteng" sambil memberi kiss bye ke arah Burhan.

"Daaa juga manis." Sahut Anton mengolok.

*Plak*

Suara ada yang jatuh mengenai kepala Anton.

"Hahahaha..." Tawa serentak ketiga teman.

"Kapok lho Anton."Kalau liat cewek bening, Mulut lho gak bisa diam. Hahaha.." Ledek Udin.

"Abis cewek cewek bening kayak Clarisa memang harus diganggu. Haha.." Ujar Anton terbahak.

Keempat nya tertawa terbahak bahak.

...****************...

Simak terus ya episode episode selanjutnya.

Mohon dukungannya. Jangan lupa kasih like dan komen nya ya.

####Terima kasih😘😘#####

Ibu

Satu bulan kemudian,

*Srttttt*

Suara mobil stop tepat berada di depan rumah Burhan.

"Selamat pagi Bu."

"Pagi. Apa kabar kalian?"

"Baik Bu.." Semua kompak menjawab

"Hei bro.. Kemana aja kalian. Sudah melupakan aku semua ya kalian."

"Oh tidak mungkin bro." Anton menjawab

"You are our best friends."

"Thank you bro".

"Bro, yuk kita daftar kuliah." Seru teman teman nya saat menjemput Burhan untuk mengajak pergi.

"Aku nggak melanjutkan guys." Burhan dengan wajah menunduk sedih.

"Ayo lah bro." Suara kompak.

"Nggak bro.... Aku tak bisa melanjutkan kuliah, orang tua ku dalam kesusahan saat ini. Aku tak bisa membebani mereka." Ujar Burhan.

Teman teman Burhan tak bisa memaksakan kehendak, karena mereka juga memakluminya dan tak bisa berbuat apa apa untuk membantu Burhan..cuma kata kata semangat saja yang bisa mereka lontarkan.

"Semangat ya!"

"Senyum dong. Don't sad forever. Spirit!"

"Hmmm." Mata Burhan berbinar ketika melihat semangat dari ketiga temannya

"Oke bro. Kami cabut dulu ya."

"Oke. sip."

"Bu, kami permisi ya." Pamit ketiga teman Burhan.

"Makan gado gado dulu nak."

"Makasih Bu." Kami sudah sarapan semua di rumah kok."

Mereka ber 3 pun meninggalkan Burhan.

Burhan pun menatap kepergian teman teman dengan sedikit hati terenyuh. Tapi harus bagaimana keadaan yang membuat Burhan harus memilih tidak melanjutkan kuliahnya.

Ayah Burhan sebenarnya dulu adalah seorang pegawai swasta dari salah satu perusahaan ternama di kota Lampung Selatan. Tapi karena ada nya pengurangan karyawan ayah Burhan juga ikut PHK. Jadi sekarang ini , kehidupan ekonomi keluarga Burhan dibawah standar. Ayah nya pun sering sakit - sakitan. Jadi sekarang ini Burhan dituntut menjadi tulang punggung keluarga pengganti ayahnya. Ibu Burhan pun saat sekarang beralih profesi sebagai tulang punggung keluarga menggantikan ayahnya hanya berjualan gado gado di depan rumahnya.

Terdengar suara ibu meminta bantu Burhan, Ibu nya tahu Burhan saat ini lagi sedih. Karena ibu nya tidak sengaja lewat mendengar pembicaraan teman teman Burhan yang mau ngajak daftar kuliah.

"Han... Bantu ibu ambilkan sayuran di lemari ya."

"Iya Bu."

Burhan pun keluar membantu ibu nya yang lagi sibuk berjualan di depan rumah nya.

"Han,.. Kenapa tadi tidak pergi dengan teman temanmu. Teman mu tadi ngajak kau jalan ya."

"Tidak Bu."

"Kalau mau jalan ya udah pergi saja tadi. Telpon teman mu sana suruh belok"

"Tidak Bu, Mereka tadi ngajak Han buat daftar kuliah."

"Oh.." Jawaban ibu singkat tapi dihati ibu nya rasa menyayat hati ketika melihat anak nya tidak bisa melanjutkan kuliah.

"Bu, sayur udah di cuci belum. Han bantu cuci ya?". Ujar Han mengalihkan pembicaraan agar ibu nya tidak sedih.

Burhan memang anak yang baik. Baik terhadap orang tuanya, bahkan untuk ketiga temannya, Burhan adalah teman yang paling baik. Semua orang yang mengenal Burhan sangat senang kalau sudah berada di dekat nya. Anak nya ringan tangan dan suka membantu.

"Sudah ibu cuci sayur nya. Ibu hanya menyimpan sebagai tambahan saja tadi di lemari."

"Han... anak ku sayang. Han mau kuliah ya?"

"Tidak Bu, Han mau langsung kerja saja. Kuliah itu bisa nanti Han sambil kerja Bu." Ujar Han ingin membuat ibu senang dan tidak bersedih.

"Bener Han mau langsung kerja saja."

"Bener Bu."

"Iya sudah. Baguslah." Ibu Burhan kelihatan sedikit lega.

Burhan tidak ingin membuat ibu bersedih. Sebenarnya cita cita Burhan sangat tinggi, Burhan ingin jadi pengusaha sukses. Tapi dengan kemampuan hanya sebatas tamat SMA. Apakah Burhan akan mampu mewujudkan impiannya.

"Bu, Han mau makan gado gado ya. Tolong buatin Han ya bu!"

"Pasti nya sayang."

Tuk

Tuk

Tuk

Terdengar suara sepatu yang tidak asing di telinga Burhan.

Ternyata benar sepatu Rani. Burhan sudah sangat hafal di telinga nya. Karena Rani adalah gadis impian Burhan selama ini.

"Bu, minta gado gado nya dua ya Bu. Satu pedas satu nggak. Di bungkus semua ya Bu."

"Iya cantik."

Rani membelokkan badannya ke kiri. Rani melihat Burhan yang lagi asyik menyantap gado gado jualan ibu nya. Sebenarnya Burhan sudah tahu ada Rani, tapi Burhan pura pura tidak melihat Rani. Kalau Rani melihatnya Rani pasti menegurnya.

Burhan asyik melahap gado gado jualan ibu nya sambil menunggu Rani menyapanya.

"Hei, Han..Kamu makan gado gado juga."

"Iya, Ran. Ini yang jual ibu ku."

" Oh ibu mu, Aku baru tahu kalau kau anak ibu Ayu." Gado gado ibu mu enak sekali Han."

"Terima kasih Ran." Dalam hati Burhan serasa berbintang bintang.

Burhan dan Rani bercengkrama dan bercanda, selama menunggu ibu nya Burhan membuatkan pesanan gado gado Rani. Ibu Burhan merasakan betapa bahagianya anaknya bersama gadis cantik ini. Namanya bathin seorang ibu bisa merasakan kapan anak bahagia atau bersedih.

"Jadi kamu melanjutkan kemana Han kuliahnya."

"Aku tidak melanjutkan."

"Kenapa Han? Kan sayang, khabarnya kamu anak yang paling pintar di sekolah mu. Apa kamu tidak dapat beasiswa dari sekolahmu?"

"Dapat. Tapi Han mau langsung kerja saja."

"Sayang lho Han."

"Nggak, Selagi kita ikhlas Tuhan akan menggantinya dengan yang lebih." Ujar Burhan menyemangati diri nya sendiri.

"Emmm" Rani pun mengangguk dengan kagum.

"Kata kata yang bijak."

"Hmmm." Burhan tersenyum senang mendengar pujian Rani.

Burhan tahu memang dia di sekolah mendapatkan beasiswa tapi tidak seluruh di tanggung. Jadi Burhan tidak mungkin membebankan ke orang tua nya.

Yang ada dipikirannya bukan kuliah tapi mencari kerja saat ini untuk membantu meringankan beban orang tuanya.

"Ran, kapan kamu mulai kuliah lagi?"

"Besok, seminggu lagi kami masuk kuliah. Tapi besok aku sudah berangkat." Ujar Rani memberitahu.

"Oh ya, hati hati Ran. Jaga diri baik baik disana."

Pesan Burhan ke Rani seolah olah Rani itu adalah kekasih nya.

"Ok.. Ganteng." Balas Rani dengan senang.

Sebenar nya Rani juga menyukai Burhan namun nama nya seorang cewek gengsi lah untuk mengungkapkan perasaannya.

"Ini nak gado gado nya!"

"Oh iya Bu." Rani mendekati ibu Burhan dengan menyerahkan uang gado gado.

"Ni Bu uangnya. Makasih ya Bu."

"Sama sama."

"Han, aku pulang dulu ya. Bu pulang ya, terima kasih. Daaa Burhan". Pamit Rani.

Tuk

Tuk

Tuk

Langkah Rani meninggalkan Burhan. Burhan pun menatap langkah Rani yang begitu indah terdengar di telinganya.

"Ayoo..... ada yang jatuh cinta, neh."

"Apaan sih Bu." Burhan terlihat malu di mata ibunya.

"Semangat ya sayang."

"Apaan Bu."

Dalam hati Burhan memang tersenyum dan sangat bahagia pertemuan tanpa di sengaja tadi.

"Aku harus sukses." Bisik hati Burhan.

"Aku harus mendapat kan Rani gadis cantik idolaku." sambil tersenyum senyum sendiri.

"Hei....!!

Kaget ibu ke Burhan yang lagi senyum senyum sendiri. Lupa kalau di depannya ada ibunya yang memperhatikan.

"Iihh..Ibu ngagetin saja."

"Hmmm..," Ibu tersenyum bahagia.

Jangan lupa like dan komen nya ya!!!!

I'm coming

Dring..

Dring..

Dring..

Suara telepon Burhan berbunyi.

"Burhan, sini bro! Nyusul Kita lagi ngumpul di Cafe Brownis." Ajak Udin.

"Oke. Ntar lagi. Aku lagi bantu ibu bentar bro." Ujar Burhan yang lagi membantu ibu nya.

"Yoi, Bro.

Seperti biasa, Burhan memang sedikit berbeda dengan teman temannya. Teman Burhan memang tidak ada kegiatan rutin untuk membantu orang tua membuat Burhan minder untuk berteman.

Setelah selesai membantu ibu nya. Tak lama Burhan pun menyusul. Dan mencari di mana tempat teman temannya duduk santai.

"Hai Han. Kami disini bro!"

Burhan pun mendekati teman temannya.

Tos

Tos

Tos

Seperti biasa TOS tangan tidak pernah ketinggalan kalau mereka bertemu, itu tanda keakraban mereka.

"Pa Khabar Bro." Tanya Udin.

"Baik, Kalian semua?"

"Baik juga bro."

"Gimana kalian sudah daftar semua kuliah?"

"Udah."

"Semangat ya bro, kelak kalau sukses jangan lupain aku ya." Ujar Burhan sedikit sedih. Tapi dia tidak menampakkan kesedihannya dengan ketiga temannya.

"Pasti bro." Jawab temannya kompak.

"Bro, pesan minum sana?" Tawar Anton.

"Mbak"

"Mbak"

Panggil Anton.

Pelayan itu mendekat. Kemudian menawarkan menu.

"Ya mas. Mau pesan apa?

"Kopi Gula Aren".

"Makan nya?"

"Minum aja, mbak."

"Oke.. Pesan nya cuma kopi gula aren ya, mas. Ujar pelayan menuliskan catatan nota.

"Kok, nggak pesan makan bro."

"Apa mau diet."

"Nggak usah udah kenyang kok, biasa makan gado gado nyokap." Jelas Burhan

"Iya ya lupa kita." Memang gado gado ibu mantap.

"Bro... cewek bro.... cewek." mulai mata Anton jelalatan kalau ada cewek.

"Sikaat bro.." sambut Budi.

Anton dan Budi mulai melajukan aksi mereka.

"Dasar buaya, hahahaha.." Ujar Udin

"Hahaha.." Burhan ikut tertawa geli melihat kelakuan dua orang teman nya.

Anton dan Budi mulai bergaya dengan aksi mereka mendekati cewek cantik yang lagi duduk sendirian.

"Hai, cantik.. Nungguin Abang ya?" Ganggu Anton.

"Boleh kenalan dong." Seru Budi

"Hmmmmm..." cewek cantik berkacamata itu tersenyum lucu.

"Kok malah tersenyum, manis!" Rayu Budi.

"Pasti lama ya nungguin nya.".

Cewek itu hanya tersenyum melihat tingkah dua orang lelaki yang sedang mengganggunya. Karena bagi nya lucu saja.

"Gubrak."

"Hahahaha..."

Tawa Anton, Udin dan Burhan ketika Budi mau duduk ternyata salah. Pikirnya kursi ada tepat di belakangnya, ternyata Budi kurang ke kiri duduk nya.

Cewek tadi tambah tersenyum dan tertawa kecil.

"Aduuhhh...Sakit banget pantat ku. Keluh Budi.

"Kamu nya nggak hati hati. Maka nya duduk tuh lihat dulu posisi kursi." Tukas Anton menahan tawa.

Tak lama dari Budi terjatuh. Datang lah cowok ganteng. Sama ganteng seperti mereka berempat.

"Sayang. Sudah lama nunggu ya!". Ujar cowok yang baru datang tadi.

"Iya sayang. Nee..aku digangguin mereka yank."Aduh cewek tadi.

Anton dan Budi pun jalan pelan mundur meninggalkan si cewek tadi, karena takut melihat pacar nya si cewek tadi datang. Anton dan Budi mendekati Burhan dan Udin lagi.

Burhan dan Udin masih menahan tawanya dengan menutup mulut mereka.

"Lucu...lucu ya!" Budi sedikit ngambek.

"Hahahaha." Udin tak bisa menahan tawanya.

"Makanya jangan jelalatan kalau liat cewek cantik." Ujar Udin.

"Ini lihat sedikit, mulai." Udin Sambil tersenyum meledek.

"Aku tonjok lho. Baru tau nanti." Budi marah..

"Ayo tonjok..tonjok kalau berani." Tukas Udin.

"Udah bro..bro. Kok kalian jadi saling emosi." Sela Burhan melerai.

Budi mungkin karena dia jatuh dan malu, makanya jadi sedikit emosi di ledek Udin. Biasanya mau dikatain apapun dia tidak pernah ambil hati. Hari ini mungkin suasana hati Budi lagi gak mute. Makanya tak bisa mengendalikan emosinya.

"Ayo baikan sana.

"Maaf bro. Aku cuma canda tadi." Udin Sambil mengulurkan tangannya ke Budi.

"Maafin aku juga ya bro." Budi pun menyambut tangan Udin.

Mereka bertiga memang selalu nurut kalau Burhan sudah bersuara. Burhan bisa mengendalikan ketiga temannya. karena itu lah teman mereka suka dengan Burhan. Burhan bisa meredahkan emosi temannya.

"Han. Kamu mau kemana kalau tidak kuliah, mau kerjakah?" Tanya Anton.

"Nggak tau lah aku pun bingung sekarang. Aku harus kemana?" Ujar Burhan.

"Semangat Bro. Kalau bisa kita bisa sukses semua. Walau pun kau tak kuliah."Semangat Budi.

"Burhan pun tersenyum kembali"

"Yuk, Jalan jalan guys!" Ajak Anton.

"Let' go."

Mereka pun mengangguk. Dan Anton membayar dulu bil tagihan cafenya.

"Bil." Jerit Anton ke pelayan.

Pelayan pun mendekat memberikan bil.

Anton memang sering duluan suka membayar makanan dan minuman teman temannya.

Pelayan menyodorkan bil. Dan yang menyambutnya Budi.

"Berapa?"Tanya Anton.

"Rp. 320.000" Sahut Budi

Anton pun membayar nya.

Bagi Anton uang itu buat dia sekali jajan sendiri. Jadi biasa saja kalau dia membayar tagihan sebesar itu.

Karena rasa persahabatan mereka yang dalam. Tidak ada rasa saling keberatan. Mereka seperti saudara.

"Yuk. Berangkat." Ajak Anton.

Merekapun akhirnya berangkat dan menikmati kebersamaan persahabatan mereka. Mungkin akan lama mereka bisa berkumpul kembali karena kesibukan mereka nanti karena kuliah.

Kuliah mereka pun akan berbeda beda tempat, apalagi Burhan, yang belum tau kemana arah nya.

"Bro, kita kemana sekarang." Ujar Anton sambil membawa mobil.

"Ke pantai saja, gimana?"

Let's go.

Mereka pun menuju pantai. Dengan perjalanan mereka mendengar kan musik musik

"Hidup ku kan damai kan hatimu. Diriku kan selalu menjagamu. Ijinkan selalu bersamamu. Kasih ku padamu." Serentak mereka menikmati lagu.

Dengan bahagia mereka menikmati perjalanan.

" Pantai mana kita, guys."

"Pantai Marina saja."

"Oke, meluncur."

"Stop Anton bentar." Pinta Budi.

*srttttt*

Anton pun memberhentikan mobilnya.

"Ada apa bro?"

"Mau beli minum."

"Hemmmm...kirain apa." Semua mengetok Budi.

"Hahahaha."

"Iya saya haus."

"Cepatan.. Iya ya, kalian mau minum apa?" Tanya Budi.

"Apa saja yang kau beli kami minum."

Mereka pun menunggu Budi yang beli minum.

Budi pun membelikan bekal yang akan di bawa ke pantai.

Mulai dari minuman, coklat, kacang kacangan dan makanan lainnya. Budi persiapkan untuk mereka di pantai.

Ketika keluar dari Indomarket Budi membawa kantong plastik yang sangat besar isi makanan mereka.

Teman teman mereka tertawa dan geleng geleng melihat tingkah Budi.

"Bro, kita mau jalan jalan, apa mau piknik ini." Ujar Anton.

"Hahahaha." Sontak tertawa semua.

"Dua dua nya bro." Sahut Budi.

"Oke, lanjut lagi bro.

Anton pun melaju kan mobil nya.

"Jangan bilang ada yang mau belanja lagi ya." Tukas Anton sambil seraya tertawa.

"Oke deh."

Setelah mereka menikmati perjalanan selama 2 jam. Tiba lah mereka di pantai Marina.

"Haaaaiiii...I 'm coming." Teriak Udin

"Hemm...Bikin kaget aja lho bro." Ujar Anton.

"Kirain ada yang nyambut lho di sana."

"Hahahaha." Mereka semua tertawa lucu.

Dan mereka menikmati indah nya suasana pantai.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!