Di sebuah kampung di perkotaan, tepat nya di kota Jakarta, Di daerah yang padat penduduk terdapat keluarga kecil yang hidup serba kekurangan tapi masih terlihat selalu bahagia.
Mereka adalah pasangan yang sangat kompak dan saling mengerti satu sama lain,
tidak pernah bertengkar walau terkadang merasa kehidupan di ibu kota sangat lah susah dan menguras kesabaran.
Karena mereka selalu percaya bahwa Tuhan tidak akan memberi cobaan kepada hambanya melebihi kemampuan hamban nya, dan setiap masalah atau cobaan pasti akan bisa dilewati oleh setiap manusia.
Dari rumah kecil itu, terdengar suara tertawa anak kecil yang sedang bersenda gurau oleh ayah nya, ayah yang selalu bersabar dalam mengais rejeki sehari hari, dia bukan lah orang kaya, tapi dia hanya buruh bangunan yang gajih setiap hari nya hanya pas untuk membeli makan sehari hari dan membayar kontrakan rumah
Ikram Pratama, itu lah nama nya, pria berusia 29 tahun, berwajah macho, berahang tegas dan memiliki bentuk tubuh yang kekar sempurna dan berkulit hitam kecoklatan, mungkin karena pekerjaan nya yang menuntut nya untuk berpanas panasan membuat dia berubah warna kulit, yang dulu nya putih menjadi hitam kecoklatan.
"Ha... ha..... ayah deli" ucap seorang anak perempuan yang baru berusia 2 tahun dengan suara cadel nya, anak itu bernama Cinta,
Seperti nama nya, gadis kecil itu adalah buah cinta antara Ikram bersama istri nya yang bernama Wulan.
Mereka sebenar nya berasal dari kota bandung, tepat nya di pelosok desa yang sangat asri, karena pernikahan yang tidak mendapat kan restu dari ibu nya Wulan, akhir nya setelah acara akad nikah selesai, ayah Wulan pun memerintah kan Ikram untuk membawa anak nya keluar dari kampung itu karena jika tidak ibu nya Wulan akan merusak rumah tangga mereka dengan paksa.
Ikram adalah anak yatim piatu, setelah kedua orang tua nya meninggal dunia, Ikram pun memutuskan pergi merantau meninggalkan kampung halaman nya, saat itu dia sudah berpacaran dengan Wulan dan dia berjanji jika 1 tahun di perantauan dia akan kembali untuk menikahi Wulan
Wulandari adalah kembang desa di kampung itu, dia sangat lah cantik, berwajah imut, dengan tubuh yang standart , saat itu usia nya baru menginjak 20 tahun, karena dia tidak melanjutkan pendidikan kuliah, membuat dia sangat banyak mendapat lamaran dari pemuda di kampung nya tersebut,
Tapi dia selalu menolak. karena dia sangat mencintai Ikram, dan dia sangat ingin menikah dengan Ikram, sampai suatu hari dia dimarahi habis habisan oleh ibu nya karena telah menolak lamaran seorang pria kaya, dan Wulan tetap kekeh dengan pendirian nya untuk menanti kepulangan Ikram.
Dan setelah akad nikah selesai, Ikram pun langsung membawa Wulan untuk pindah ke Jakarta, dan Ikram memilih mengontrak di rumah kecil padat penduduk karena keuangan nya sangat menipis saat itu,
Awal nya Ikram berfikir jika dia hanya sementara saja membawa Wulan tinggal di kontrakan tersebut,karena setelah itu dia akan mencoba pindah mencari rumah yang lebih baik,
Tapi ternyata plening nya salah, karena sampai 3 tahun pernikahan nya pun, ternyata Ikram masih belum mampu membawa istri dan anak nya pindah ketempat yang lebih layak huni
" Sayang... ayo makan dulu" ajak Wulan yang berjalan menuju ke arah anak dan suami nya dengan membawa piring berisi nasi dan telur ceplok.
"Mas makan juga, kan pulang kerja pasti laper" ucap Wulan dengan lembut
"Iya tapi mas mau bersih bersih dulu ya, habis itu baru makan, kamu udah makan kan sayang? " tanya Ikram tak kalah lembut
"Belum, Aku mau makan bareng mas" jawab nya tersenyum
"Ya udah tunggu mas ya, anak ayah, makan nya di habisin ya ? ayah mau mandi dulu" ucap Ikram sambil mencium kedua pipi wanita yang sangat iya cintai..
Setelah Ikram bersih bersih, dia pun kembali lagi duduk di samping anak dan istri nya, mereka duduk di atas tikar yang sudah usang, tapi tidak melunturkan senyum mereka yang selalu mengembang
"Mas, hari ini aku gak masak banyak, gak apa apa kan mas" ucap Wulan sedih
"Gak apa kok sayang, seharus nya mas yang minta maaf sama kamu, karena belum bisa membahagiakan kamu dan anak kita" jawab nya sedih
"Mas ngomong apa sich, aku bahagia hidup sama mas, ini kan cuma soal rejeki mas, dan itu bisa di cari"
"Makasih sayang, kamu memang istri terbaik di dunia" ujar Ikram langsung memeluk Wulan dengan erat, begitu pun dengan putri kecil nya yang ikut berpelukan
Setelah itu, mereka mulai menikmati makanan yang sangat sederhana itu, tahu goreng dan sayur tumis kangkung, tampa ada rasa mengeluh, mereka memakan nya dengan hati yang bahagia, dan selalu tertawa, bercanda bersama,........
Bersambung.........
Keesokan hari nya,saat subuh menyapa dan azan berkumandang, Ikram bergegas bangkit dari tidur nya, dia keluar kamar menuju ke arah kamar mandi kecil yang ada di samping dapur untuk membersihkan diri karena akan melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang muslim,
Setelah selesai dia pun langsung memakai sarung dan baju kaos nya untuk melaksanakan shalat subuh, tepat di lantai kamar nya yang beralaskan karpet dan sajadah,
Selesai sholat, Ikram memanjatkan doa
kepada sang maha kuasa agar dimudahkan rezeki untuk hari ini dan kedepan nya, dia menangis sambil menatap ke arah istri dan anak nya yang masih tertidur lelap, dan tidak mau berkeluh kesah terlalu lama,Ikram pun langsung bangkit dan mencium kening kedua wanita yang sangat dia cintai...
"Sabar ya sayang, aku akan berusaha untuk membahagiakan kalian berdua" ucap nya sambil mengelus rambut Wulan dan juga Cinta
Setelah itu Ikram bergegas menuju ke dapur untuk membuat sarapan, Ikram memang lah pria yang sangat mandiri, dia tidak mau terlalu manja kepada istri nya, karena dia tahu jika istri nya itu sudah sangat lelah menjaga anak dan mengerjakan pekerjaan rumah,.
Tepat pukul 06.30 pagi ,Ikram telah selesai berkutat di dapur, dia memasak nasi goreng ala kadarnya nya dengan pasangan lauk tempe goreng, Ikram sangat bersyukur dengan ke adaan nya ini, karena se susah susah nya mereka, masih ada orang lain yang lebih susah lagi.
"Hemm...... wangi apa ini, seperti wangi bawang goreng , ayah masak ya? " tanya Wulan yang baru bangun dan keluar dari kamar nya sambil menggendong cinta
"Iya, ayah masak karena ayah gak mau ngerepotin bunda, ayah tau pasti bunda sangat lelah" jawab Ikram dengan tersenyum
" Ih, ayah pengertian banget sich, aku jadi makin cinta dech sama ayah nya Cinta" puji Wulan sambil memeluk tubuh Ikram
"Ayah juga bun, ya sudah cuci muka dulu sana ! abis itu kita makan,mas mau berangkat kerja ini"
"Siap bos, ayo bilang siap sama ayah nak" perintah Wulan
"Ciap bos" ucap Cinta mengikuti bunda nya
"Uh... anak ayah pinter banget sih" ujar Ikram gemas
Setelah mencuci muka, mereka pun mulai sarapan bersama, seperti biasa, selalu di suguhkan dengan canda dan tawa, tidak ada kesedihan yang terlihat di wajah mereka bertiga
***
Saat ini Ikram telah tiba di tempat nya mencari nafkah,setelah berpamitan dengan anak istri nya tadi, dia pun langsung pergi menggunakan motor nya yang sudah sangat ketinggalan zaman. dengan semangat 45 Ikram mulai memasuki area proyek dan bekerja bersama teman teman nya.
Dan tepat pukul 12.00 siang, mereka semua mulai beristirahat, kebetulan hari ini cuaca sangat lah panas, membuat peluh semakin banyak membanjiri tubuh Ikram
"Ini jatah makan mu kram" ucap teman kerja nya yang bernama Tio
"makasih yo, kamu udah dapet juga kan?
" Udah, ini jatah ku, oya kamu udah denger belum, kata pengawas proyek bakal ada pengurangan pekerja buruh"
"Masak sich, kira kira berapa banyak yang di kurangi ? tanya Ikram penasaran
"Sekitar 20 orang yang ku dengar, semoga bukan kita ya" ucap Tio memberi semangat
"Iya, semoga aja Tio, soal nya selama corona ini, cari kerja sangat lah sulit, kalau sampai aku kena mutasi, entah apa yang harus aku lakukan io, kamu tau sendirilah disini aku kontrak rumah" jelas Ikram
"Iya aku ngerti kesusahan kamu, tapi yang aku heran, istri kamu apa tidak pernah mengeluh sama kamu, soal nya istri kamu itu kan cantik banget, kayak wanita kelas atas" tanya Tio
"Ha... ha ... ha... kamu bisa aja muji nya, istri ku itu tampang nya aja yang cantik, tapi dia itu sama kayak aku, berasal dari desa, emang sich di desa dia termasuk keluarga juragan tanah, tapi dia gak sok kok orang nya, gak pernah ngeluh juga"
"Beruntung nya kamu punya istri seperti itu, gak kayak istri ku dirumah, udah wajah pas pas san tapi kerjaan nya ngomelin aku terus" kata Tio sambil tertawa
Membuat Ikram ikut tertawa juga, dan mereka pun menghabiskan waktu istirahat dengan saling curhat satu sama lain
****
Sedang kan ditempat lain,tepat nya dirumah kontrakan yang kecil, saat ini Wulan sedang menidur kan anak nya di atas kasur tipis,
sambil merasa kan tubuh nya yang terasa tidak sehat dan terasa lemas,
Sudah seminggu ini Wulan merasakan nya, seperti tidak mempunyai kekuatan dan juga tenaga, ditambah rasa nyeri di sekujur tubuh,
Dan sampai saat ini Wulan tidak pernah menceritakan kepada suami nya, karena dia sangat takut jika akan menambah beban fikiran suami nya itu
"Kenapa aku ini, terkadang aku merasa sangat drop dan lemas" tanya nya sendiri
Setelah memastikan anak nya tidur, Wulan langsung bangkit dan bergegas kedapur untuk menyelesaikan pekerjaan rumah
Dan Saat dia sedang membersihkan rumah nya, tiba tiba dia mendengar suara gedoran pintu yang sangat keras, dengan cepat, Wulan langsung berlari membuka pintu rumah nya
Degg...... jantung Wulan terasa berdetak kencang
Saat menatap Wanita paruh baya yang sudah berdiri tegak dengan wajah menahan emosi dengan tangan di kedua pinggang kanan dan kiri
"Ibuk Marni" ucap Wulan terkejut
"Kenapa kamu kayak terkejut gitu hah? memang nya kamu melihat setan iya?, saya kesini minta uang kontrakan" kata ibu tersebut tanpa basa basi
Dan Wulan yang mendengar ucapan dari wanita itu pun mulai meremas kuat baju daster nya yang lusuh, sudah lemas, rasanya dia semakin lemas dan mau pingsan, karena dia belum mempunyai uang untuk bayar kontrakan,
"Maaf buk, tapi suami saya belum gajian, dan saat ini saya benar-benar belum ada uang buk"
Jelas Wulan dengan mata berkaca kaca
" Kamu itu ya, sudah 3 tahun ngontrak di tempat saya selalu telat bayar,, kenapa kamu gak pernah tepat waktu hah? saya itu udah baik ya sama keluarga kamu"
"Saya minta maaf buk, saya mohon beri kami waktu,lusa mas Ikram gajian, pasti saya bayar terus buk" ucap Wulan memelas
"Ya sudah, saya pegang janji kamu,2 hari lagi, saya akan datang kesini, dan jika kamu belum ada uang juga, saya usir kamu dan keluarga kamu dari sini " ucap Ibu marni marah langsung pergi meninggalkan Wulan yang masih berdiri dengan tubuh lemas
Tak lama setelah ibu Marni pergi, Wulan pun langsung masuk ke dalam rumah, dan menutup pintu nya dengan rapat, dia bersandar di balik pintu dan langsung luruh dari berdiri nya
"Hiks.... hiks... hiks... kenapa hidup ku dan mas Ikram sangat susah, aku gak sanggup rasa nya" Wulan menangis dengan sangat pilu sambil memegang dada nya yang terasa sesak.......
Tidak terasa, malam pun telah datang menyapa, mengubah alam semesta yang awal nya terang benderang menjadi gelap gulita, untung nya sekarang jaman sudah canggih, dengan adanya lampu lampu yang bertengger di pinggir jalan sehingga dapat menerangi jalanan di dalam gelap nya malam.
Begitu pun dengan keluarga kecil Ikram, setelah mereka menyelesaikan makan malam mereka yang cukup sederhana, kini mereka pun mulai berkumpul di depan TV dengan duduk di lantai beralaskan tikar yang sudah usang,
"Mas, tadi ibu Marni kesini" ucap Wulan memecahkan keheningan malam
"Minta uang kontrakan ya dek?"
" Iya mas" jawab Wulan dengan menunduk dan suara yang berubah serak
"Kamu menangis dek, maaf ya, kalau mas belum bisa membuat hidup mu bahagia" Ikram menggeser duduk nya sambil memegang tangan Wulan dengan erat
Hiks..... hiks..... hiks.....
Wulan mulai menangis dengan sangat pilu, meluapkan kesedihan yang sudah dia pendam terlalu lama dari sang suami,
Selama. ini, Wulan selalu menutupi penderitaan yang dia rasakan, karena tidak ingin membuat sang suami bertambah pusing dengan beban yang dia tanggung saat ini, Wulan termasuk wanita yang pintar dalam bersandiwara, sehingga Ikram tidak pernah melihat Wulan bersedih dan berkeluh kesah,
Tapi saat ini, Wulan sudah tidak mampu menanggung beban yang dia rasa terlalu sangat berat, sehingga dia mulai meluapkan perasaan nya kepada Ikram,
Selama ini Wulan sudah sangat menghemat uang yang Ikram berikan untuk nya, jangan kan membeli baju atau perhiasan, untuk makan saja dia harus pintar membagi uang yang di berikan oleh Ikram, karena jika salah menghitung, maka 1 keluarga itu di pastikan akan berpuasa,
Wulan ingin sekali bekerja untuk membantu kebutuhan ekonomi, tapi apa daya, anak nya yang bernama Cinta masih terlalu kecil untuk dia tinggalkan, sempat berfikir untuk membuka usaha kecil, tapi lagi lagi dia urungkan niat nya itu, karena kondisi modal yang tidak mendukung.
"Kenapa hidup kita selalu susah mas, apa yang salah sama kita, aku gak sanggup rasa nya mas, maaf kalau aku sudah mengeluh ini sama kamu" ucap Wulan dengan sesegukkan
Ikram pun langsung memeluk tubuh Wulan dengan erat, dan dia menenggelam kan wajah Wulan tepat di dada bidang nya, sambil mengelus punggung Wulan yang bergetar karena menangis
"Maaf, maaf karena mas sudah membuat hidup kamu menderita, mas harap kamu bisa sabar sedikit lagi ya sayang, mas yakin pasti yang maha kuasa akan membantu kita untuk keluar dari kesusahan ini, mas akan berusaha lebih keras lagi, mas janji dek" ucap Ikram ikut menangis sambil mengecup puncak kepala Wulan
Beberapa menit kemudian, setelah mencurah kan beban masing-masing yang sudah tidak tahan lagi untuk di pendam, mereka pun mulai merasa tenang saat ini,
lagi lagi, cinta yang kuat kembali menyatukan mereka dalam satu keyakinan yang sama, bahwa akan datang masa kesusahan ini terganti dengan kebahagiaan yang sudah menanti mereka. dan Wulan pun mulai sadar bahwa tidak seharus nya dia mengeluh kepada sang suami , karena suami nya juga pasti tidak mau hidup susah seperti sekarang ini
"Mas, maaf kan Wulan ya, karena sudah bersedih dan mengeluh, seharus nya aku gak boleh melakukan itu" ucap Wulan menyesal
"Mengeluh dan mencurahkan isi hati kamu itu memang harus dek, mas gak mau kamu stres karena memendam nya sendiri, mulai sekarang, jangan menutupi apa pun lagi, jika kamu marah atau kesal, bilang sama mas, mas pasti akan mengerti dan akan mencoba untuk memperbaiki nya"
"Iya mas" jawab Wulan menangguk
Setelah itu, Ikram pun langsung mengajak Wulan untuk menuju kekamar karena sudah larut malam, Ikram menggendong tubuh putri nya yang sudah tertidur dengan nyenyak...
****
Tidak terasa, hari pun telah berganti pagi,dan saat ini Ikram sudah berada di proyek tempat dia bekerja
Tak lama kemudian, ada seorang teman nya yang memanggil Ikram
"Ikram, kau di cariin sama mandor" ucap teman nya yang bernama Anton
"Ada apa ya bang? " tanya Ikram penasaran
"Aku tidak tahu pasti ada apa, tapi seperti nya kau bakal ikutan terkena pengurangan buruh Ikram"
Degg.......
Ikram pun mulai terkejut atas ucapan teman nya itu, dengan cepat dia pun mulai berlari mendatangi kantor mandor yang sudah ramai dengan para pekerja. Ikram mulai masuk kedalam ruangan tersebut dan berjalan maju kedepan mendatangi mandor nya
"Oh, kau sudah disini rupa nya, maaf ya Ikram, ini terakhir kamu bekerja disini, karena kamu terkena pengurangan buruh"
Ucap mandor itu tampa merasa bersalah, membuat Ikram langsung terkejut setengah mati
"Pak, tapi kenapa...? apa saya ada melakukan kesalahan" tanya Ikram tak terima
"Tidak, kamu tidak membuat kesalahan apa pun,tapi kebetulan saja nama kamu termasuk ke dalam 20 orang yang akan terkena mutasi"
" Pak saya mohon, tolong jangan pecat saya, saya sangat membutuhkan pekerjaan ini pak" ucap Ikram memelas
"Maaf, tidak bisa Ikram, saya tidak berani untuk mempekerjakan kamu lagi, kecuali teman kerja kamu sendiri yang mau bertukar nama sama kamu" jawab mandor tegas
"Ini gajih kamu, bawalah dan sekarang kamu sudah boleh pulang"
Mau tidak mau Ikram terpaksa mengambil amplop yang di berikan oleh mandor, lalu dia mulai berbalik badan meninggal kan ruangan tersebut, dia berjalan dengan mata yang kosong, bahkan dia tidak dapat mendengar suara teman teman nya, yang sedang memanggil manggil nama nya,
Bahkan sampai di depan parkiran motor milik nya pun, Ikram masih diam tidak bicara, dan tak lama kemudian dia pun luruh dari berdiri nya dan duduk di tanah dengan dada yang terasa sesak,
"Benar benar gak berguna kamu Ikram,, apa ini janji yang kamu katakan kepada anak istri mu, bahkan sekarang kamu telah menjadi pengangguran, bodoh kamu Ikram, kamu benar-benar seperti pria sampah aaaaaaa....... "
Teriak Ikram frustasi, meluapkan rasa kecewa terhadap dirinya sendiri
Tampa Ikram tahu, jika ternyata ada sepasang mata yang sedang menatap iba ke arah nya, pria itu mengikuti Ikram sedari tadi , dia melihat dan mendengar jeritan Ikram yang sangat menyayat hati, dan dia pun mulai tidak tega dan berjanji akan membantu teman nya tersebut.
"Aku yakin, kau pasti sangat menggantungkan kehidupan mu dengan pekerjaan ini teman, jika kau memang sangat membutuhkan nya aku dengan senang hati akan memberikan pekerjaan ku ini kepada mu "ucap Tio yang menatap ke arah Ikram, setelah itu Tio pun berlalu pergi meninggalkan Ikram yang masih terlihat frustasi
Tepat siang hari, Ikram menuju pulang kerumah nya, dan tak butuh waktu lama saat ini Ikram sudah tiba di depan rumah, dia memberhentikan motor milik nya dan langsung masuk ke dalam, kebetulan, pintu rumah tidak terkunci, jadi dia tidak perlu mengetuk pintu saat masuk kedalam,
Setelah tiba di dalam ruang tamu, Ikram bisa mendengar suara istri dan anak nya yang sedang bersenda gurau di dalam kamar
Dan dia pun tersenyum melihat pemandangan yang sangat menyejukkan mata itu, dan tampa terasa Ikram telah meneteskan air mata nya, dia berdoa di dalam hati agar senyuman dari kedua wanita yang sangat dia cintai itu akan selalu dia lihat setiap hari sampai dia menutup mata.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!