NovelToon NovelToon

BERLIAN TERNODA

1. KELAHIRAN...

Dikota kecil, Hari itu ada kelahiran seorang laki2 ditengah keluarga. tentunya sangat dinanti karena anak pertama yg diyakini ibunya memang berjenis kelamin laki- laki. Sungguh memberikan kebahagiaan "Daniswara" ayahnya memberi nama. dia tumbuh sangat aktif dan cerdas. ibunya sering kuwalahan dalam menghadapinya. keaktifannya sering diumpat oleh tetangga. ibunya sering memarahinya akibat ulahnya. sambil mengangis ibu membentaknya namun tetap dipeluknya ketika kemarahannya reda

begitulah hubungan ibu dan anak.

kini usia Danis 10 tahun Ayahnya kurang terlalu memperhatikan karna terlalu sibuk bekerja. namun selalu mendapat laporan dari istrinya. yah, anakmu tadi sudah bikin ibu kesal. disekolah gk ngerjain tugas. dirumah jajan terus. biarlah bu nanti ayah kasih pelajaran. jawab ayahnya sambil tersenyum. ayahnya yg cuek terkadang buat ibunya geram.

waktupun terus berlalu. meski banyak yg meremehkannya danis tumbuh dg baik karna dukungan ayah dan ibunya. meski ibunya yg merasa minder karna teman-teman danis yg berprestasi namun danis masih begitu saja. danis lihat itu temanmu mendapatkan juara sedangkan kamu tidak ibunya membentak karna danis mengerjakan tugas seperti mau tidak mau.

"aku itu gak ngerti bu sama tugas ini!" ucap danis.

"masak gitu aja gak ngerti." ibunya membentak lagi.

"makanya ibu ajarin aku." sahut danis.

deg.. hati ibunya terkaget mendengar itu. dia berpikir apa aku yang salah selama ini memaksanya untuk bisa namun aku sendiri tidak mengajarinya.

semenjak itu ibunya berusaha keras untuk membantunya. namun pikiran orang yang mengira kenakalan danis berlanjut sampai besar tetap sama selalu meremehkannya. danis orang yang semangat berusaha hingga pada kelulusan SMP dia berhasil lulus dengan nilai sangat memuaskan.

setelah itu pendaftaran masuk SMA pun berjalan dengan usahanya ia berhasil masuk disekolah favorit.

"horee aku bisa masuk sekolah ini." ucapnya lantang.

semua temannya pun ikut bersuka ria. mereka akhirnya masuk sekolah yang mereka ingini.

reva tetangganya memanggilnya, "hay Danis. ayo kita pulang mempersiapkan untuk mos (masa orientasi siswa) besok."

"baiklah reva, tp kita harus menunggu billy juga." sahut danis.

mereka memang akrab dari kecil karna memang tinggal di komplek yang sama.

"billy! ayo kita pulang mobil jemputan udah dateng." panggil danis.

"ayo kita cuz." jawab reva dengan centilnya.

mereka semua turun dirumah danis. reva dan billy memang sengaja mampir dirumah danis untuk mempersiapkan semua perlengkapan untuk mos. walau mereka lain kelompok namun mengerjakan sesuatu bersama sudah kebiasaan mereka. billy yang dari tadi curi-curi pandang dengan reva bikin danis geli.

"iuuu kalian berdua kalo memang saling suka kenapa gak jadian aja sih?" celetuk danis.

"APAAAA" jawab mereka berdua kaget namun malu-malu.

"apa sih dan? kamu ini halu." dengus reva.

"Abisnya kalian curi-curi pandang dikira aku gak tau apa ya."celetuk danis.

billy yang malu terlihat kikuk dan salah tingkah hanya tersenyum. padahal mereka memang sudah sering seperti itu. tapi entah masih berpikir masih kecil atau apa membuat mereka belum bisa mengungkapkan perasaannya.

setelah pekerjaan mereka selesai ibu datang.

"wah sudah beres semua?" tanya ibu.

"sudah bu kita pulang dulu ya." saut billy.

"loh gak makan dulu ibu baru masak mietiaw kesukaan danis." ibu berkata.

"asyik ak mau bu." sahut reva yang memang sudah kelaparan.

"ayolah bil kita makan dulu baru kalian pulang kasian tu reva nanti pingsan pula dijalan." ujar danis.

"dasar reva numpang makan aja tapi baiklah, tak baik menolak rejeki." billy menyahutinya.

Bersambung...

2. HARI PERTAMA MASUK SEKOLAH

Pagi terasa terburu-buru, danis yang sudah bersiap dari subuh harus membawa perlengkapan mosnya dengan kesulitan di kedua tangannya. bagaimana aku harus naik angkot dengan ini? dia bicara dalam hati.

" ibu.. ibu.. ibu.. bolehkah ak membawa mobil ibu untuk kesekolah." berbicara pada ibunya sambil berjalan menuruni tangga ke ruang makan.

"tidak." jawab ibunya.

"lalu aku bagaimana membawa ini semua bu?" tanya danis lagi.

"Ayah akan mengantarmu," ayahnya berkata sembari mengecup pipi ibunya dan meraih piring untuk sarapan.

"baiklah yah" danis pun berkata sambil menikmati sarapannya.

ditengah-tengah menikmati sarapan danispun berkata "kapan aku dibelikan mobil yah? temen-temenku udah punya semua lo."

ibunya tersenyum kecil memandang Ayahnya.. "itu yah anakmu udah gede udah minta mobil." ayahnya tersedak .. "uhuk uhuk.. nanti ya dan tunggu ayah punya uang." lagian itu tidak terlalu penting. kamu bisa ayah antar dan jemput.

padahal tidak sulit untuk ayahnya membelikan sebuah mobil. papanya pemilik sebuah perusahaan.

"tapi ayah aku udah gede pengen pergi sendiri gak diantar terus. billy udah dibeliin motor sama papanya." sahut danis dengan cemberut.

"ya pasti ayah belikan." tapi sabar ya ucap ayahnya sambil mengusap rambut danis.

setelah sarapan selesai kemudian danis dan ayahnya berangkat. sepanjang jalan danis masih cemberut.

ayahnya berkata.. "kamu harus sabar gak semua yang kamu inginkan harus terkabulkan begitu saja. ayah ingin kerja kau tymbuh menjadi laki-laki yang mandiri dan bertanggung jawab."

"tapi aku mau mobil yah." sahut danis.

"diam atau ayah tidak akan pernah memberimu mobil." ayahnya terlihat emosi saat menghadapi danis.

danis turun setelah sampai tanpa berpamitan hanya mengeluarkan barang perlengkapan mosnya. membanting pintu mobil dengan keras. ayahnya hanya mengelus dada. "hemmm sabar sabar anak laki-laki memang keras. seperti aku dulu."

sesampainya danis di sekolah bertemu dengan reva dan billy..

"hay are you ready" teriak billy.

"siaaaap" jawab danis dan reva.

mereka menggunakan atribut mos. topi yang terbuat dari karton, tas dari kain perca, serta tak lupa kalung nama mereka. mereka berbaris dilapangan sesuai kelompok yang sudah di bagi kemarin.

setelah semua murid baru berkumpul kepala sekolah membuka acara dengan sambutannya.

"selamat pagi anak-anak hari ini kita akan melaksanakan masa orientasi siswa baru semoga kalian semua menikmati acara ini dan betah menuntut ilmu disini. kepada kakak kelas yang akan membimbing saya harap kerja samanya. terima kasih acara ini saya buka." dug dug dug suara mikropon yg dipukul jari. kemudian ketua osis naik kepanggung untuk memberikan arahan.

"Selamat pagi. saya gilang selaku ketua osis akan memberikan pengarahan .. semoga adik-adik akan menikmati acara mos kita. adik-adik harap mentaati peraturan dan saya harap juga senior dengan bijak membimbing junior. salam semangat."

setelah gilang turun podium siswa baru dan kakak kelas menuju kelas yang sudah disediakan untuk kelompok masing-masing. Danis dan billy tetap satu kelompok mungkin karena ditakdirkan selalu bersama. dari Tk memang mereka bersama. sementara reva dikelompok lain.

tuk tuk tuk suara sepatu senior memasuki ruang kelas mereka. "pagi semua" suara salah satu senior. "pagi kak" sahut seluruh siswa dalam kelas itu.

"perkenalkan saya boby sebelah kanan saya wildan dan ini yg cantik sera." begitu boby memperkenalkan kedua temannya. "baiklah saya harap kalian memperkenalkan diri kalian sebelum kita memulai kegiatan kita." sambungnya.

setelah danis dan semua memperkenalkan diri mereka memulai kegiatan dengan serunya. ada yg mendapat hukuman. ada yg sambil lirik-lirikan karna suka pada pandangan pertama. beda dengan danis yg sedari rumah udah sebel sama ayah dan ibu karna permintaannya. dia terlihat cool pesonanya malah semakin terpancar karena kecoolannya itu. memang memsng danis sedikit dingin.

Bersambung...

3. PILU

setelah seminggu kegiatan Mos berakhir. sekolah sudah mulai pelajaran, danis masih seperti biasa belum terlalu banyak teman hanya billy. waktu bel istrihat berbunyi. semua siswa berhamburan menuju kantin.

"dan pesan makan apa?" tanya billy.

"aku mie ayam aja." sahut danis.

billy memesan mie ayam 2 dan cappucino 1 serta bobba kesukaannya. disaat mereka menikmati makanannya tiba-tiba ada yang menepuk pundak mereka berdua.

"hayooo makan gak ngajak aku lagi ya," teriakan reva menggelegar hingga seisi kantin menatap mereka.

"uhuk uhuk uhuk ah reva ngagetin aja aku jadi kesedak nih," sahut danis.

sedangkan billy berdiri kaget sambil bengong melihat bajunya yang kotor kena kuah mie yang muncrat.

"reva .. tukan bajuku kotor! aku kan malu harus kekelas kalo begini," billy mendengus kesal.

reva menarik tissu dimeja trus membersihkan baju billy sambil berkata "sini aku bersihkan."

disaat reva membersihkan baju billy mereka tiba-tiba bertatapan saling pandang sampai beberapa detik detak jantung reva begitu kuat deg dug deg dug.

"aduh gimana ini kenapa hatiku lompat-lompat." reva bicara dalam hati.

hingga akhirnya mereka dikagetkan dengan suara deheman..

"ehem." danis berdehem hingga akhirnya mereka berdua salah tingkah.

"aduh sepertinya semakin tumbuh benih benih cinta." danis pun berkata.

"ayo dan kita kekelas udah bel masuk tu." billy berkata sambil berjalan meninggalkan kantin.

"oke" sahut danis sambil melambaikan tangan ke reva.

reva malu malu kesal "kenapa sih billy cuek gitu huuuh. udah temenan dari orok juga masih gitu."

ketika billy dan danis berjalan dikoridor sekolah tiba-tiba ponsel danis berbunyi.

"kring kring kring,"

"iya bu ada apa?" danis bertanya dari ujung telepon.

"den ini mbak ibu pingsan dan pendarahan mbak udah telpon bapak tapi gak diangkat." pembantu danis yang menelpon.

"apaaa bik." danis teriak panik.

"baik bik aku telpon rumah sakit." jawab danis.

"kenapa dan?" billy bertanya penasaran.

"ibu bil ibu" danis menjawab tergugu.

"iya ibu kenapa?" tanya billy lagi.

"ibu pingsan." jawab danis masih dengan mimik kekhawatiran.

kemudian danis menelpon ayahnya namun tidak diangkat hanya suara operator. kemudian ia menelpon rumah sakit untuk segera mengirim ambulan dan tak lupa memberikan alamat rumahnya. danis mencoba lagi menelpon ayahnya namun tetap sama akhirnya ia menelpon kantor ayahnya.

"tut tut tut"

"halo siapa? ada perlu apa? suara dari ujing telfon itu.

"mbak weni ini danis apa ayah ada?" danis bertanya.

"oh mas danis, bpk lagi metting mas, apa ada keperluan nanti saya sampaikan kepada bapak mas." jawab sekretaris ayahnya.

"mbak bilangin sama ayah kalo ibu masuk rumah sakit dari tadi aku menghubunginya tapi gak bisa." danis menjawab sambil menahan air matanya karna bingung.

"baik mas segera saya sampaikan." sahut weni.

setelah itu tanpa pikir panjang danis berlari menuju gerbang sekolah.

"dan dan danis mau kemana?" teriak billy sambil mengikuti danis berlari.

"aku ijin pulang." sahut danis.

tak perlu sulit danis meminta ijin kepada guru piket di samping gerbang. setelah mendapat ijin danis berlari kejalan dan mencari taxi.

"dan kabarin aku kalo udah ketemu ibu." teriak billy dari dalam gerbang tanpa ada sahutan dari danis.

kantor ayah

"Wen metting selesai ini laporan harus segera kamu copy dan berikan ke divisi pemasaran." perintah ayah.

"baik pak." jawab sekretarinya itu.

"pak tadi ada telpon dari mas danis ibu masuk rumah sakit pak. mas danis menghubungi bapak tapi bapak tidak menjawab." ucap weni menyampaikan pesan danis.

"apaaaaa" teriakan ayah saat tau istri tercintanya dirumah sakit.

tanpa berbicara kepada sekretarisnya ayah kemudian berlari menuju parkiran dan masuk mobil. saat itu juga ayah menelpon danis .

"bagaimana ibu dan?" tanya ayah.

"aku belum sampai yah kita ketemu dirumah sakit."jawab danis.

danis sampai dirumah sakit dahulu. sesampainya danis berlari menuju resepsionis dan bertanya kepada petugas.

"dimana pasien yg pendarahan ya sus??" tanyanya.

"masih ditangani di UGD," sahut petugas itu.

ketika danis sedang menuju UGD ayahnya memanggil dari belakang.

"dan dimana ibumu?" teriak ayah.

"di UGD yah ayo kita kesana." sahut danis.

didepan UGD mbak ami sedang berjalan kekanan kekiri terlihat kepanikan.

"bapak, mas danis, ibu pak." sambil menangis mbak ami mengadu.

"ibu kenapa mbak??" tanya danis dan ayah bersamaan.

"ibu tiba-tiba pingsan dan pendarahan." jawab mbk ami.

ayah merasa bersalah sambil memukul dinding seraya berkata "apa kamu hamil sayang kenapa tidak memberitahuku."

danispun mengalihkan tatapan pada ayahnya sambil meletakkan tangannya diatas kepala ia merasa pilu dengan apa yang terjadi pada ibunya. kemudian mereka dikagetkan dengan pintu yang dibuka.

"suami pasien??" tanya dokter.

"iya saya dok," jawab ayah.

"sepertinya anda kehilangan." dokter berkata.

bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!