NovelToon NovelToon

Jeratan Cinta Tuan Mafia

Eps 1 Awal Bertemu

Embun terus berlari dengan sesekali menengok kebelakang dan menyeka keringat yang mulai nampak mengucur membasahi wajahnya

Dengan mengenakan kebaya putih yang melekat sempurna di tubuh mungilnya, Embun terus berlari menghindari kejaran penduduk kampung yang tadi terlihat berkumpul di rumahnya

Tepat pukul sepuluh hari ini, akan di adakan acara pernikahan antara dirinya dan Toni yang merupakan anak seorang kepala desa di kampungnya

Pernikahan yang tidak Embun inginkan ini, sudah ia tolak pada saat Toni mengutarakan keinginannya itu di hadapan kedua orang tuanya

Namun,orang tuanya justru menerima lamaran Toni dengan tangan terbuka. Mereka hanya meyakinkan Embun dengan mengatakan kalau anak perempuan setinggi apapun pendidikannya akan tetap berakhir menjadi ibu rumah tangga sesuai kodratnya

Embun tidak menyalahkan pemikiran orang tuanya, tapi ia sedikit menyayangkan kalau di zaman modern begini ia masih harus mengikuti adat istiadat yang berlaku di daerah tempat tinggalnya. Padahal ia juga masih memiliki cita-cita yang ingin ia raih.

Dengan nafas yang terputus-putus, Embun terus memaksa kakinya untuk berlari lebih cepat karena suara langkah kaki orang-orang yang mengejarnya mulai terdengar di kejauhan

Saat tiba di tepi jalan raya, Embun terus berusaha menghentikan tiap kendaraan yang melintas. Sayangnya tidak ada satu pun pemilik kendaraan yang berniat untuk menolongnya

Di tengah keputusasaannya, Embun melihat sebuah mobil Sedan hitam yang hendak melintas di depannya.

Berbekal ketakutan akan tertangkap, Embun memberanikan diri berdiri di tengah jalan bermaksud membuat pengemudi mobil itu menghentikan kendaraannya tepat di hadapannya

Pengemudi mobil yang terkejut melihat seorang wanita berdiri di tengah jalan, segera menginjak pedal rem hingga bunyi decitan ban yang bertemu dengan aspal terdengar memekakkan telinga

"Apa yang kau lakukan disana, hah? Kalau mau bunuh diri cari tempat yang lain" geram pria pemilik mobil pada perempuan yang tadi menghalangi jalannya

Embun mengabaikan kemarahan pria itu, pikirannya saat ini hanya terfokus pada usahanya agar tidak tertangkap

Di saat pengemudi mobil yang merupakan seorang pria dengan wajah yang tampan, namun tertutupi bulu halus di sekitaran dagunya keluar dari mobil miliknya justru Embun dengan tergesa-gesa masuk dan bersembunyi di dalam mobil tersebut.

"Keluar!" bentak pria itu

"Tolong om, bawa saya pergi dari sini" Embun memelas bahkan membuang rasa malunya pada pria yang tidak ia kenal itu

"Apa?om?" pria itu membelalakkan matanya, Ia tidak percaya dengan yang baru saja ia dengar

"Maaf, maksud saya kakak. Kalau kakak tidak keberatan, tolong bawa saya pergi dari sini" Embun menangkup kan tangannya di depan dada memohon, Ia tidak punya pilihan lain selain ikut dengan pria itu karena tidak ada waktu lagi untuk mencari tumpangan lain

"Aku bilang KELUAR!" Pria itu berusaha menarik paksa perempuan yang tidak di kenalnya itu keluar dari kendaraan miliknya, namun di luar dugaan perempuan itu justru menggigit tangannya

"Sakit!" pria itu meringis, di tangannya kini terdapat bekas gigitan yang masih memerah

"Maaf ka, saya tidak bermaksud kurang ajar. Saya janji akan keluar dari mobil ini tapi setelah kita berada di jarak yang sedikit lebih jauh dari sini"

"Tidak bisa, kau harus turun sekarang juga" tegas pria itu

"Tolong saya kak, sebentar lagi orang-orang yang mengejar saya akan tiba disini. Saya tidak mau sampai tertangkap oleh mereka"

"Itu bukan urusan saya, keluar!"

"Tapi kak…"

"Kalau memang kamu tetap tidak mau keluar dari mobil saya, saya tinggal memanggil orang-orang itu dan mengatakan tentang keberadaanmu disini" seringai pria itu

Embun makin gelisah, dalam keadaan terdesak otaknya selalu saja tidak bisa di ajak berpikir

"Saya tidak mau menikah kak, saya masih mau sekolah" ucap Embun memelas, namun di luar dugaan pria itu bahkan tidak tersentuh dengan ucapannya

"Itu masalahmu dan bukan urusanku" cibir pria itu

"Hhh… Kalau begitu silahkan katakan pada orang-orang itu tentang keberadaan ku disini, tapi aku juga akan mengatakan pada mereka kalau kakak yang sudah membawaku lari dari rumah"

Pria itu mengeraskan rahangnya menahan amarah, perkataan perempuan itu sudah pasti membuat posisinya saat ini tidak menguntungkan.

"Kalau kakak tidak mau berakhir di pelaminan bersama saya, silahkan jalankan mobil kakak sekarang juga karena saya sama sekali tidak menolak kalau sampai harus bersanding dengan kakak di pelaminan"

Jantung Embun berdetak kencang, ia menunggu reaksi pria itu atas ucapannya barusan. Ia tidak tau harus berbuat apa, sehingga ia memberanikan diri berkata hal yang tidak masuk akal seperti itu

Belum sempat menanggapi ucapan gadis yang baru di temuinya itu, di kejauhan sekumpulan orang telah melangkah mendekat ke arah mereka

Dengan sigap, ia membuka pintu mobilnya dan duduk di depan kemudi. Sedangkan Embun berada di kursi belakang seraya menunduk

Bukan takut menghadapi orang banyak, tapi pria itu memilih menghindari masalah karena saat ini sudah terlalu banyak hal yang ia pikirkan

Perlahan mobil itu pun berjalan meninggalkan sekumpulan orang-orang itu.

"Terima kasih kak, sudah mau menolong saya" ucap Embun tulus

Pria itu tidak menanggapi ucapan Embun, bahkan kehadiran Embun seakan tidak terlihat olehnya

"Saya janji akan membalas kebaikan kakak suatu saat nanti"

Pria itu seketika menginjak pedal rem mobilnya, ia sudah tidak tahan berada satu mobil dengan perempuan yang tidak ia kenal apalagi perempuan itu di nilainya begitu berisik

"Keluar!"

"Tapi om eh kakak eh tuan, disini kan sepi bisakah turunkan saya di terminal di depan sana"

"KELUAR!"

Embun yang terkejut dengan teriakan pria itu reflek membuka pintu mobil lalu dengan tergesa ia turun dan menutup pintu mobil tersebut.

Mobil itu pun langsung melaju dengan kencang tepat saat pintu mobil itu tertutup, hingga dalam sekejap mobil itu sudah tidak terlihat lagi dari pandangan mata Embun

"Huh, dasar om-om tidak punya akhlak." Cibir Embun sembari melanjutkan perjalanannya menuju terminal

Eps 2 Kesan yang buruk

Mike tertawa saat melihat wajah kesal perempuan yang tidak di kenalnya itu turun dari mobil miliknya, rasa kesal yang sedari tadi di tahannya akhirnya terbalaskan saat ia berhasil menurunkan perempuan itu di tempat yang cukup jauh dari ramainya kendaraan yang melintas

Mike lah pria yang dengan terpaksa memberi tumpangan pada Embun tadi, ia memiliki nama lengkap Mike Cavero Jarvis seorang pengusaha muda sekaligus putra seorang pengusaha kaya bernama Max Jarvis

Seandainya suasana hati Mike saat ini sedang baik, ia pasti langsung mengeluarkan pesonanya yang selama ini tidak bisa di tolak oleh para wanita.

Apalagi sejujurnya gadis itu terlihat cantik dengan make-up yang menghiasi wajahnya. Walaupun Mike yakin, ia telah membuat citra dirinya terlihat buruk di hadapan gadis itu.

Mike menepis pikirannya, bukan saatnya ia memikirkan tentang seorang gadis di saat seperti ini

Mike kembali memfokuskan dirinya pada jalanan yang ia lalui, tapi tetap saja perkataan papanya kembali terngiang di telinganya. Perkataan yang lebih condong kepada perintah yang harus ia lakukan suka atau pun tidak

"Perusahaan akan menjadi tanggung jawab mu,papa sudah tua sudah seharusnya papa beristirahat"

Kata-kata itu sudah seperti kaset yang terus berputar di kepalanya. Jangankan untuk menolak, papanya sama sekali tidak mengizinkannya untuk berbicara karena papanya sudah tau apa yang ada di pikiran anak lelakinya itu

Tentu saja tidak mudah menjalankan perusahaan yang sedang maju pesat itu secara tiba-tiba, apalagi selama ini ia tidak pernah terlibat sekalipun dalam urusan yang berhubungan dengan perusahaan itu

Terlebih yang menjadi beban terberatnya adalah saat papanya juga memintanya menjadi pemimpin dari organisasi mafia yang selama ini papanya pimpin.

Mike bukan merasa tidak mampu memegang tanggung jawab sebesar itu, hanya saja Mike lebih suka membangun usahanya sendiri daripada harus meneruskan usaha milik papanya

Entah kebencian atau rasa marah pada papanya, membuat Mike berpikiran kalau ia harus bisa menjadi sosok yang berbeda dari orang tuanya itu

"Argh… pria tua itu selalu saja menyusahkan ku," geram Mike dengan tangan yang mencengkram erat setir mobil

Ada sedikit penyesalan dalam hati Mike, saat tanpa sengaja ia pernah mendoakan supaya pernikahan kedua papanya ini tidak di karuniai seorang anakpun.

Padahal seandainya ia memiliki seorang adik saja, papanya tidak akan mungkin terus menekannya seperti ini

Mike kemudian teringat seorang wanita yang hampir sebulan ini selalu menemaninya. Wanita yang selalu memenuhi kebutuhan hasratnya, meskipun Mike tidak pernah menjanjikan sebuah hubungan serius dengan wanita itu

Wanita itu tidak keberatan dengan hal itu, malah ia akan selalu ada kapan pun Mike yang sudah ia anggap sebagai kekasihnya itu membutuhkannya

Selama ini Mike menjalani hidup dengan begitu bebas, seorang wanita hanya akan menjadi penghangat ranjangnya saja tapi tidak akan memiliki hak yang lebih dari pada itu

Ia tidak tertarik untuk menjalani sebuah hubungan serius dengan lawan jenisnya, sehingga selama ini tidak ada seorang wanita pun yang benar-benar dekat dengannya

Mike mengambil ponselnya, menekan nomer telepon wanita tersebut. Tidak butuh waktu lama hingga terdengar suara wanita itu di ujung sana

"Liora, aku merindukanmu" ucap Mike saat sambungan teleponnya di angkat oleh wanita itu

Liora tersenyum, ia selalu yakin kalau Mike tidak akan bisa lepas darinya bahkan saat ini pria itu yang terus mendatanginya

"Aku juga merindukanmu, sayang" balas Liora

"Kau sibuk? aku membutuhkanmu hari ini…"lirih Mike

"Aku selalu punya waktu untukmu. Kesini lah, aku menunggumu"

"Terima kasih, aku segera kesana"

Mike mematikan sambungan teleponnya, kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan yang sedikit bertambah dari sebelumnya.

***

Embun sedang memandangi orang-orang yang sedang hilir mudik di balik kaca bus yang ia tumpangi.

Sisa-sisa keringat masih nampak di wajahnya, namun tidak membuat kecantikannya hari ini ikut berkurang

Meskipun di balik tatapannya, ada kesedihan yang tersirat yang tidak ingin ia bagikan pada siapapun

"hhh…" desah Embun saat teringat dengan wajah kedua orangtuanya

Kemarin ia masih menjadi kebanggaan orang tuanya, tapi hari ini ia juga yang sudah membuat nama baik orang tuanya jadi tercoreng

Meski ia berharap, suatu saat nanti ia memiliki kesempatan untuk memohon maaf atas apa yang sudah ia lakukan

Tujuan Embun saat ini hanya lah kota Jakarta, meskipun disana ia tidak memiliki sanak saudara tapi setidaknya ia masih memiliki seorang teman yang sudah di anggap seperti saudara sendiri

Sepanjang perjalanan ia hanya menghela nafas panjang, keinginan untuk pergi jauh dari rumahnya memang terwujud tapi ia sama sekali tidak menduga kalau ia akan pergi dengan cara seperti ini

Yah begitu lah hidup tidak akan ada yang tau apa yang akan terjadi di kehidupan kita selanjutnya namun yang bisa kita lakukan hanya berusaha melakukan yang terbaik kepada Tuhan sebagai wujud syukur terhadap kebaikannya

Embun memantapkan hatinya, meyakinkan dirinya sendiri untuk tetap tegar sesulit apapun hidup yang ia jalani nanti. Lagipula ini pilihan hidupnya, setidaknya ia harus berjuang untuk sesuatu yang sudah ia lakukan

Eps 3 Nabila dan cinta tak berbalas (Revisi)

Embun telah menapakkan kakinya di Jakarta setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, kemacetan menjadi hal yang membuatnya harus bersabar berada di dalam bus cukup lama

Seseorang yang sedari tadi menunggunya pun tersenyum lega saat melihat adiknya itu telah sampai dengan selamat disana

"Kak Nabil!" teriak Embun memeluk tubuh Nabila yang lebih tinggi darinya

"Alhamdulillah, kamu sampai disini dengan selamat" Nabila sedikit khawatir,mengingat ini merupakan kali pertama Embun berangkat seorang diri ke Jakarta

"Tuhan ternyata masih sayang sama aku kak," ucap Embun sembari memperlihatkan deretan giginya yang tersusun rapi

Nabila merupakan tetangga dekat Embun yang sudah di anggap seperti kakak kandung bagi Embun yang nota bene adalah anak tertua di keluarganya

Embun memang merupakan anak pertama dalam keluarganya, ia memiliki seorang adik laki-laki yang usianya terpaut lima tahun darinya

Namun, kehadiran Nabila seolah membuatnya memiliki seorang kakak. Apalagi dengan kepribadian Nabila yang pendiam serta santun, senantiasa membuat Embun menjadikannya sebagai panutan

Sebenarnya banyak hal yang ingin Nabila tanyakan pada Embun, tapi saat melihat wajah lelah serta pakaian yang terlihat sangat mencolok itu membuat Nabila menahan keinginannya

Nabila pun mengajak Embun pulang ke kostan yang sudah dua tahun ini ia tinggali, terhitung sejak ia memutuskan untuk merantau ke Jakarta demi mendapatkan kehidupan yang lebih layak

Nabila merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang merantau ke Jakarta, untuk membantu orang tuanya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari

Ayah Nabila sudah tidak segagah dulu, kerja kerasnya di waktu muda perlahan memakan tubuhnya di usia yang semakin senja. Sedangkan Nabila masih memiliki dua orang adik yang masih bersekolah,membuat Nabila harus bekerja menggantikan peran ayahnya

Embun sempat menceritakan rencana pernikahannya kepada Nabila. Namun,bukan kabar itu yang membuat Nabila terkejut melainkan kehadirannya disana yang seperti tidak di harapkan oleh Embun

Awalnya Nabila merasa cukup tersinggung, tapi tak berselang lama Embun menjelaskan alasannya yang setidaknya dapat ia terima sekalipun sebagian hatinya memprotes keras tindakan Embun tersebut

Keduanya kini telah sampai di kostan sempit yang hanya ada satu kasur kecil, lemari pakaian yang juga dalam ukuran mini, serta beberapa piring, gelas dan peralatan untuk memasak

"Beristirahat lah dulu, kau pasti lelah" Nabila meletakkan tas yang di bawanya, lalu bergerak ke arah kompor untuk menghangatkan makanan yang tadi sempat ia masak

"Tubuhku rasanya lengket kak, aku mau membersihkan diri dulu." Embun mengambil pakaian yang sudah ia kirim lebih dulu, lalu menuju ke kamar mandi yang terletak di luar kamar itu

Nabila sengaja mengambil libur bekerja di hari ini, sehingga pagi hari tadi Ia sempat memasak makanan terlebih dulu sebelum menjemput Embun.

Nabila yakin kalau Embun pasti lupa kapan terakhir kali mengisi perutnya, kebanyakan orang yang sedang memiliki banyak pikiran akan seperti itu termasuk dirinya

Tidak lama kemudian Embun muncul dengan kaos oblong dan celana selutut, pakaian kegemarannya kalau di rumah

"Maaf, hanya makanan ini yang bisa aku hidangkan," lirih Nabil

"Kakak tidak perlu repot-repot begini, aku di izinkan tinggal disini saja sudah bersyukur. Makanan ini pasti enak apalagi kakak yang memasaknya"

Embun tidak sekedar memuji, tapi itu semua bentuk ungkapan kekaguman lainnya pada gadis di hadapannya itu.

Sebenarnya Embun pernah merasa iri dengan semua yang di miliki oleh Nabila, sosok gadis yang menjadi menantu idaman bagi para ibu yang memiliki anak lelaki

Cantik,pintar memasak, rajin, baik, apalagi bentuk tubuhnya yang seperti artis yang ia lihat di televisi menjadi nilai plus tersendiri untuk gadis itu

Tapi Embun tidak pernah tau kalau Nabila pun pernah merasa iri dengan kehidupan yang di milikinya. Kehidupan yang berkecukupan setidaknya Embun tidak pernah merasa seperti dirinya yang harus menahan lapar ketika tidak memiliki uang untuk membeli makanan

Bukankah sudah sewajarnya dalam pertemanan ataupun persaudaraan ada perasaan saling iri?

Namun sebesar apapun rasa iri itu akan terkalahkan oleh rasa sayang serta rasa tidak ingin kehilangan

Kedua gadis itu pun melepaskan kerinduan dengan bercengkrama hingga keduanya merasa lelah dan terbuai dengan mimpi indahnya

***

Di sebuah apartemen mewah di Jakarta, sejak semalam di hiasi dengan suara desah*n dari dua insan yang tengah memadu kasih.

Entah sudah berapa kali keduanya mencapai puncak kenikmatannya, tapi keduanya seperti tidak merasa lelah sama sekali.

Hingga matahari telah memasuki celah dalam jendela kamarnya, keduanya masih saling menyentuh dan memuaskan seakan keduanya baru bertemu setelah lama berpisah.

"Aku tidak keberatan kalau kau mau tetap disini menemaniku" ucap Liora sembari mengelus wajah kekasihnya itu

"Tidak bisa Liora, masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan" timpal Mike sembari bangkit dan mengenakan pakaiannya

Raut wajah Liora sedikit berubah, ia sengaja mengosongkan jadwalnya hari ini demi bisa bersama dengan Mike sedikit lebih lama. Namun, harapannya kandas karena Mike lagi-lagi pergi setelah bercinta dengannya

"Aku masih merindukanmu…" Liora mendekati Mike yang terlihat masih mengancingkan kemejanya, dengan tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang pun melekat disana

Mike tentu saja tergoda, tapi ancaman papanya membuatnya lebih memilih menemui pria tua itu ketimbang menghabiskan hari yang panas bersama Liora

"Aku harus pergi sekarang," Mike menepis tangan Liora, mengancingkan kemejanya dengan cepat kemudian keluar dari kamar gadis itu

Suara barang yang berjatuhan di lantai terdengar beriringan dengan pintu yang menutup.

Liora melampiaskan kekesalannya dengan membanting apa saja yang ada di hadapannya. Kekesalan karena hingga detik ini ia masih belum bisa meluluhkan hati Mike, sedangkan ia telah begitu dalam mencintai pria itu.

Mike bukannya tidak mendengar suara kegaduhan di dalam kamar itu, hanya saja ia tidak perduli bahkan pada Liora yang semalam sudah memuaskannya

Hubungan mereka akan tetap sebagai rekan di atas ranjang saja, tentu saja Liora tau akan hal itu dan tidak pernah mempermasalahkannya selama ini

Mike memacu mobilnya dengan lebih cepat, satu jam lagi ia harus bertemu dengan papahnya yang akan menyerahkan perusahaan secara resmi kepadanya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!