Nama ku adalah Shinara putri adopsi dari artis terkenal bernama Elena Hayley dan juga Digo Andrian kami hidup bahagia dengan berbagai kemewahan.
aku di berikan identitas yang layak
walau bagaimanapun aku adalah bayi yang ditemukan di sebuah makam. dimana semua misteri menyangkut kelahiran ku tertanam rapih dalam batu nisan itu.
Sejak kecil aku selalu di manja dengan berbagai kemewahan oleh ibuku yang memilikinya status sebagai artis papan atas. ayah ku memiliki seorang anak yang berusia lebih tua 6 tahun dari ku.
Malam hari.
Cahaya lembut rembulan menembus melewati jendela kamar ku memaparkan cahaya putih
yang indah, aku terbangun dan melihat sekeliling kamar itu yang di penuhi oleh berbagai mainan dan boneka.
aku menguap dan menggeliat ke arah samping jendela lengan ku menuju gorden dan membuka nya dengan sekali tarikan" Aku akan bebas" aku mengulurkan lengan ku searah bulan dan mencengkeram nya.
aneh kenapa semua nya terlihat sepi pikir ku dimana ayah dan ibu, biasa nya mereka akan
sibuk dengan berbagai Naskah dan skenario.
" Mama papa dimana kalian," Pangil ku lembut.
ku langkah kan kaki ku menuju salah satu ruangan dan memegang kenop pintu itu dan mendorong nya.
ruangan itu terlihat redup dengan cahaya lampu yang remang-remang ku langkah kaki ku menuju kedalam dan melihat sekeliling kamar itu.
Mata ku membulat lebar melihat sekeliling ruangan itu.
Bercak darah berceceran dimana-mana tembok berwarna putih itu di penuhi oleh darah bau anyir tercium menyengat memasuki indera penciuman ku.
" Papa, mama." pangil ku lembut.
Aku melangkah kan kaki ke arah dimana
Kedua tubuh indah itu terlihat kaku dengan darah yang terus bercucuran dari tubuh mereka.
Aku memegang kepala ku ketakutan melihat pemandangan itu , ayah yang kusayang dan ibu yang baik kini telah lenyap dengan redup nya cahaya bulan Ketakutan itu yang aku rasakan.
ku tatap sosok yang berada tak jauh dari sana melihat siapa orang yang berada di pojokan
wajah nya semakin lama semakin terlihat jelas dengan paparan cahaya bulan.
" Selamat ulang tahun adik ku ... lihat lah hadiah yang tak akan kau lupakan." iya tersenyum horor dengan pisau di tangan nya.
" Kakak... kenapa kau seperti ini?" Tanya ku gagap.
" Karna kau terlalu lemah, Terus lah hidup untuk membalas dendam pada ku adik ku," iya tersenyum horor.
iya berjalan ke arah ku berjongkok di hadapan ku mengelus pipi ku membuat wajah ku di hiasi oleh darah orang tua ku.
Air mata dan darah bercampur aku terdiam sesaat melihat kakak yang selalu memanjakan ku adalah iblis yang begitu menyeramkan.
" Ini semua salah mu, kau yang membuat ibu dan ayah mu mati ... Kembali pada ku saat kau telah kuat," iya meningalkan ku disana dengan keadaan ketakutan.
Awan hitam menghiasi langit
membuat cahaya rembulan tertutupi
Aku menangis sesegukan di hadapan kedua mayat ayah ibuku yang terdiam kaku.
Berita tentang kematian orang tua ku menyebar dengan cepat sedangkan kakak ku pergi ntah kemana, semua properti nya diberikan atas nama ku.
Tapi semua itu tak mengantikan sosok yang selalu tersenyum lembut saat menyisir rambut ku, sosok ayah yang selalu membawakan mainan kini hanyalah kenangan dalam ingatan.
Rumor pun menyebar tak beraturan
membuat akuu Di jauhi semua orang
Di benci dan dihina itu semua yang mereka lakukan pada ku.
" BENCILAH AKU DAN DATANG LAH PADAKU SAAT KAU KUAT SHINARA ," iya pergi dari ruangan itu meningalkan ku sendiri di pojokan meja dengan linangan air mata yang masih bercucuran.
Mata ku perih kepalaku rasa nya sakit
kesadaran yang ku pertahankan mulai memudar aku tak bisa menahan nya lagi, aku pun menyerah dan pingsan di antara mayat ayah dan ibuku.
Berminggu-minggu ku jalani di rumah besar itu rasa nya sepi dan hampa, bekas darah di tembok semakin lama semakin membuatku takut . seiring berjalan nya waktu ntah kenapa kesedihan ku belum juga reda.
Semua media berita membahas kematian tragis dari model dan artis terkenal Elena Hayley dan Digo andrian membuat semua orang terus mencaci dan membuly ku karna selamat dalam pembantai malam itu.
Taman.
Aku berjalan membawa beberapa buku ke arah danau, rumput ilalang terlihat menjulang dari dasar nya, kutatap luas nya danau itu wajah ku pucat , sejauh mata memandang semua nya hanya kekosongan tanpa ada emosi sedikit pun.
Bisikan demi bisikan ibu² rempong
merasa aku begitu hina dan rendah untuk mereka semua.
" **Hei lihat lah bukan nya dia anak adopsi itu?' tanya nya pada orang di sebelah nya.
" Kau benar! Bukan nya dia anak yang ditemukan
dimakan itu," Balas satu nya lagi wajah ku mengerut tak suka mendegar semua perkataan mereka " Sayang sekali ! nona Hayley dan tuan Digo tewas malam itu ...!!"
" Ayo pergi jangan dekati dia dasar pembawa Sial ..." Bisik nya pandangan mereka menyipit melihat ku yang diam dengan tubuh bergetar" Kamu benar, semua keluarga itu mati hanya dia yang selamat ...'
Aku terdiam membeku bagaikan lesatan panah yang menancab pada jantungku. waktu terasa seakan melambat gambaran- gambaran hari itu membuat ku ketakutan.
" ITU BUKANLAH SALAHKU TRIAK KU**.
Mata ku membulat ketakutan mengigat semua ingatan itu" Kau terlalu lemah," Tatapan membunuh itu membuat ku ketakutan keringat dingin bercucuran dari badan ku.
Semua kalimat itu terus berputar bagaikan kaset rusat Didalam pikiran ku.
" Ini bukan salah ku hiks ... Bukan hiks..."
Aku mengangkat kedua lengan ku bayangan darah pada kedua lengan ku penuh darah ibuku aku yang membunuh semua orang karna aku mereka mati
kutatap lengan ku yang ternodai itu.
Dari kejauhan muncul sosok pria jangkung menatap ke arah anak kecil itu dengan pandangan aneh.
Ketukan Sura tumit yang terbalut sepatu itu berjalan berirama ke arah ku.
iya menepuk bahu kecil ku yang bergetar" Hei, apa kau mau berdiri bersama ku dibawah langit yang sama?" Tanya nya.
" Ini bukan salah ku kan?" tanya nya.
" Tentu ... ini bukan salah mu, ini semua ulah kakak mu aku bisa membuat mu menjadi kuat dan membalas kan semua kesakitan ini..." iya mengusap pipi ku lembut.
Mata ku melebar sekeliling pria itu disinari sinar
senja dengan berbagai bunga yang bermekaran di tubuh nya " aku percaya pada mu..." iya menepuk kepala ku lembut.
" Kau bisa percaya pada ku shinara," iya menarik ku dan memeluk menyalurkan kehangatan" Nama mu andalah shinra," Aku menganguk dalam pelukan pria itu.
" Ayolah ikut bersama ku, harta, tahta, jabatan dan uang menunggu mu putri ku," ucap nya memegang lengan kecilku.
Dia mengendong ku pergi dari sana, kepolosan yang hanya ingin keluar apa ini salah?
yang perlu ku perhatikan adalah masa depan yang akan ku lalui ntah itu kehidupan bahagia atau kehidupan menyedihkan seperti neraka*.
LABORATORIUM.
Pukul 17.00
labora*torium terlihat sangat ramai di sana terlihat banyak orang yang mondar mandir kesana kemari, sesekali mata nya menatap papan tulis yang iya bawa berjalan kesana kemari untuk memeriksa perkembangan dari satu tabung ke tabung lain nya.
papan tulis beserta lembaran lembaran pekembangan setiap uji coba , sayang nya disana hanya ada dua uji coba terkuat dari yang kuat yang berhasil keluar dari Medan kematian yaitu Zero Dan Ice yang bisa bertahan dari banyak nya cairan kimia dan kabornat bahaya.
**TAP , TAP , TAP
langkah kaki berjalan kearah satu tabung reaksi disana terlihat bocah berumur 7 tahunan
yang tengah berada di dalam cairan kimia di dalam nya
" Alen bagaimana perkembangan nya?" tanya pria itu pada ilmuan gila bernama Alen
yang berada di samping nya**.
" Penanaman Sel Shinra berhasil. tapi ada kesalah 1/3% ingatan nya akan pulih," iya memberikan selembar portopolio pada nya.
" Apa pun keadaan nya Shinra harus bangkit," iya melempar papan kesembarang Arah.
Alen menatap kepergian laki-laki itu wajah nya tersirat kesedihan melihat gadis yang diberi julukan Ice. setahun lebih iya berada dalam cairan kimia dengan tak manusiawi nya iya Merengut setiap sel yang ada pada nya.
" Kakak", Alam bawah sadar nya memangil kakak yang bahkan iya tak kenal wajah nya dan rupa dari orang yang iya rindukan.
Januari.
Setengah bulan berlalu dari kunjungan pria itu
Uji coba Zero dan Ice berada dalam tahap akhir
yang mana cairan kimia akan sepenuhnya nya masuk kedalam tubuh mereka, mereka yang mulai tumbuh selalu gagal dan mati dalam tahap ini.
Seorang wanita berjalan dari kejauhan wanita bohai memandang nya dengan tatapan genit nama wanita itu adalah Karin salah satu ilmuan gila divisi 2.
" Apa yang kau lakukan Alen?" tanya Karin.
sambil bergelantungan di lengan pria itu dengan genit.
“ Beberapa tahun yang lalu Shinra datang bersama dengan nya, apa kau kira seorang ayah bisa setega itu memberikan anak nya sebagai kelinci percobaan Karin?" tanya pria itu menyedu.
" Karin! Ice berada di tahap akhir oleh karna itu ku serahkan sepenuh nya pada mu," iya menatap Karin penuh harap.
Karin menatap bingung dan mengedarkan pandangannya kedalam tabung reaksi itu tangan nya menyentuh bagian kaca tebal.
" Sejak kapan kau begitu lembek? kau sudah menguji coba lebih dari 100 orang, kenapa sekarang?" Karin serius mencari jawaban dari tatapan Alen .
" Aku pernah punya seorang putri yang bahkan blum sampai lahir kedunia ini,"Jujur Alen.
" Serahkan saja pada ku zero dan ice akan menjadi yang terkuat dalam sejarah MAFIA," Karin memberikan secangkir kopi pada nya.
" Terima kasih Karin aku akan menyusulnya..."
" Apa yang akan kau lakukan Alen,?" tanya Karin sambil mendudukkan diri nya di samping tabung itu dengan tangan memegang dagunya.
" Bunuh diri istri dan anak ku menunggu ku..."iya tersenyum lalu pergi dari sana.
Karin terdiam sesaat lalu ia bertekad untuk menyelesaikan apa yang tak bisa diselesaikan Alen. yah Alen adalah pria yang sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak sayang nya istri dan anak yang masih dikandung ibu nya di bunuh sadis oleh sekelompok penjahat yang menginginkan kematian nya.
Tahap akhir yang telah berlangsung selama- berbulan bulan akhir nya selesai aku bebas dari rasa sakit itu, mata biru ku perlahan terbuka menampakan iris biru yang redup tanpa ada emosi sedikit pun, tubuh polos ku tanpa sehelai benang pun berjalan keluar dari tabung itu*.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!