NovelToon NovelToon

Dewi Untuk Arjuna

Pertemuan yang tak di inginkan

Sudah sepuluh tahun ini Dewi hidup dalam status menggantung atas pernikahannya dengan Arjuna.

Arjuna meninggalkan Dewi demi menikah dengan anak seorang pengusaha yang ternyata pengusaha itu masih teman dari papanya.

Dewi tidak tahu bahwa sebenarnya Arjuna sangat tidak menginginkan pernikahan itu terjadi tapi mamanya yang selalu memaksanya untuk menikahi anak pengusaha itu.

Arjuna masih mencintai Dewi, ia tidak mau berpisah dari Dewi, ia masih ingin mempertahankan pernikahannya dengan Dewi tapi mamanya memaksanya untuk menikah dengan Sarah anak pak Daniel teman papanya.

Dan ternyata usut punya usut papanya Arjuna terjerat hutang piutang dengan papanya Sarah dan untuk membebaskan hutangnya tersebut jaminannya adalah Arjuna harus menikah dengan Sarah, dan dengan terpaksa Arjuna melakukan itu demi membebaskan papanya dari hutang-hutang nya.

Dewi tidak pernah tahu kalau alasan Arjuna menikah lagi itu untuk melunasi hutang papanya dan Arjuna juga tidak pernah bercerita soal itu sampai akhirnya Dewi sudah tidak kuat lagi dan pergi meninggalkan Arjuna.

Sementara Arjuna selalu mencari keberadaan Dewi namun tak pernah menemukannya dan sampai hari ini Arjuna masih berharap bertemu dengan Dewi dan ingin memperbaiki hubungannya lagi dengan Dewi istri yang sangat ia cintai.

"Dew, nanti jadwal meeting jam sepuluh jangan lupa," pesan pak Satya pada Dewi sekretarisnya itu.

"Iya pak, sudah saya siapkan semua," jawab Dewi sambil membereskan semua berkas-berkas yang diperlukan untuk acara meeting nanti.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh kurang lima belas menit dan semua tamu sudah berkumpul di meja meeting tak terkecuali pak Satya juga sudah duduk di sana dan Dewi pun duduk di samping pak Satya.

"Masih ada satu orang yang belum datang, yaitu pak Arjuna pemegang saham terbesar di perusahaan ini, kita tunggu beberapa menit lagi," kata pak Satya pada semua orang yang sudah duduk di meja meeting tersebut.

"Arjuna....," spontan Dewi agak terperanjat mendengar nama Arjuna yang di sebutkan pak Satya tadi.

Pak Satya yang mendengar Dewi dengan kaget menyebut nama Arjuna langsung menoleh ke arahnya dan menatap Dewi.

"Kamu kenal dengan Arjuna Dew?" tanya pak Satya agak menyelidik.

Dewi kaget ia tak mengira tadi ia dengan spontan menyebut nama Arjuna dan membuat pak Satya mendengar nya.

"Emmmm ....enggak pak s....s...saya tidak kenal dengan pak Arjuna," kata Dewi dengan terbata.

"Oh, saya kira kamu kenal dengan Arjuna," kata pak Satya lagi sambil tersenyum

Pikiran Dewi melayang ke sepuluh tahun kisah hidupnya ketika ia masih menjadi istri Arjuna dan sampai ia harus pergi meninggalkan Arjuna karena sudah tidak tahan lagi di madu oleh Arjuna.

"Apa....yang di maksud pak Satya, Arjuna.......," belum sempat Dewi melanjutkan lamunannya tiba-tiba datang sesosok pria bertubuh tinggi sedang berkulit putih dan berwajah tampan dengan memakai stelan jas berwarna biru muda dengan potongan rambut agak cepak memasuki ruangan meeting.

Pria itu berjalan sambil tersenyum kepada semua yang sudah hadir di ruangan, mata Dewi seolah mau copot dari cangkangnya ketika melihat pria yang datang itu adalah Arjuna mantan suaminya dulu.

Buru-buru Dewi menundukkan wajahnya berpura-pura membereskan kertas berkas yang ada di depannya ketika mata Arjuna mulai menuju ke arahnya.

Arjuna tak begitu memperdulikan Dewi, ia terus saja berjalan menuju ke tempat duduknya yang tepat berada di depan tempat duduk Dewi.

"Oke teman-teman acara meeting hari ini bisa kita mulai karena pak Arjuna sudah datang," kata pak Satya ketika Arjuna sudah duduk di kursinya.

"Maaf pak ada salah satu berkas yang ketinggalan, saya mau ambil dulu," kata Dewi pada pak Satya yang ada di sampingnya.

"Oke, tapi jangan lama-lama karena meeting segera berjalan," bisik Satya pada Dewi.

Dengan perlahan Dewi bangkit dari tempat duduknya sambil tetap menunduk kan wajahnya, ia berjalan dengan bergegas menuju ke pintu keluar dan langsung berlari menuju ke ruangannya.

Dewi menghempaskan tubuhnya seketika ke kursi kerjanya sambil menghela nafas dalam-dalam dan memejamkan matanya.

"Oh Tuhan.....kenapa aku harus bertemu dengan Arjuna lagi....di saat aku ingin membuangnya jauh-jauh dari hatiku....,"

Dewi menundukkan kepalanya dalam-dalam sampai menyentuh meja kerjanya.

"Apa yang harus aku lakukan ........???"

Tiba-tiba ponsel Dewi berdering dan ternyata pak Satya yang meneleponnya.

"Sudah ketemu berkasnya?" tanya pak Satya.

"Sudah pak," jawab Dewi.

"Kalau begitu kamu cepat kembali ke ruang meeting," perintah pak Satya pada Dewi.

"Iya pak," jawab Dewi dengan lemas.

"Aku harus bisa hadapi situasi ini meski hatiku menolak untuk bertemu dengan Arjuna tapi ini demi pekerjaan ku."

Lalu dengan sedikit menenangkan hatinya, Dewi melangkah menuju ke ruang meeting itu lagi.

Suasana sangat hening sekali di ruang meeting itu ketika Dewi masuk, Dewi merasa semua orang sedang memperhatikan dirinya yang berjalan menuju kursinya.

Dengan langkah yang berat Dewi memaksakan diri untuk secepatnya berjalan ke arah kursinya.

"Sudah ketemu berkasnya?" tanya pak Satya ketika Dewi sudah duduk di sampingnya.

"Sudah pak," jawab Dewi sambil menunjukan map yang ia bawa.

"Baikan teman-teman, meeting segera kita mulai ya," ucap pak Satya pada semua anggota meeting.

Beberapa jam berlalu meeting pun telah selesai di laksanakan.

Semua anggota meeting mulai keluar ruangan satu persatu dan Dewi pun membereskan semua kertas yang ada di atas mejanya.

Semua anggota meeting sudah keluar semua tinggal Arjuna yang masih diam di tempat duduknya.

Dewi mulai gusar ia takut kalau-kalau Arjuna bakalan mengenali dirinya.

Tiba-tiba Arjuna mendekati Satya dan bertanya padanya.

"Satya, itu sekretaris baru ya?" tanya Arjuna sambil melihat ke arah Dewi yang sedang sibuk mengutak-atik ponselnya.

"Iya Jun, dia baru sebulan jadi sekretaris ku," ucap Satya sambil tersenyum pada Arjuna.

"Degh," jantung Dewi serasa berhenti mendengar Arjuna menanyakan tentang dirinya pada Satya.

"Emang kenapa Jun, kamu tanya-tanya Dewi sekretaris ku itu?" tanya Satya pada Arjuna.

"Emmmm...gak apa-apa, cuma sepertinya aku tidak asing dengan wajahnya," kata Arjuna sambil melihat ke arah Dewi yang semakin menekuk wajahnya.

"Oh ya, kamu kenal dengan Dewi?" Satya mengerutkan dahinya menatap Arjuna.

Dewi sudah merasa akan ketahuan oleh Arjuna dan mau menyembunyikan wajahnya pun tetap Arjuna akan melihatnya.

"Dew, kenalkan ini pak Arjuna!" kata Satya tiba-tiba pada Dewi.

Tak ayal Dewi pun harus memperkenalkan dirinya pada Arjuna yang saat ini sedang tepat berada di hadapannya.

"Iya pak," kata Dewi sambil menganggukkan kepalanya pada Arjuna.

"Kamu.....," belum sempat Arjuna melanjutkan kata-katanya tiba-tiba ponsel Dewi berdering.

"Maaf pak saya terima telpon dulu," ucap Dewi.

"Ya, silahkan Dew," kata Satya pada Dewi.

Lalu Dewi berjalan keluar ruangan meeting dan kabur menuju ke dalam ruangan kantornya.

Pengakuan Arjuna

Dewi langsung menghempaskan tubuhnya di atas kursi kerjanya sambil memejamkan matanya mencoba menenangkan diri karena pertemuannya dengan Arjuna di ruang meeting tadi.

"Kenapa Jun?" tanya Satya pada Arjuna yang terdiam sesaat setelah dia menatap dengan jelas wajah Dewi barusan.

"Emmm....gak apa-apa Satya, oh ya kalau begitu aku segera balik ke kantorku," ucap Arjuna sambil keluar dari ruang meeting.

"Oke," jawab Satya sambil mengantar Arjuna keluar ruangan meeting.

Setiba di parkiran Arjuna langsung masuk ke dalam mobilnya dan beberapa menit kemudian ia pun membawa mobilnya keluar dari kantor Satya.

"Aku yakin itu Dewi, Dewi yang selama ini aku cari-cari," ucap Arjuna sambil menyetir mobilnya.

Sesampainya di kantor, Arjuna duduk di kursi kerjanya dan melamun mengingat sepuluh tahun yang lalu di mana ia dan Dewi menjalani rumah tangga sebagai suami istri tapi tiba-tiba datang sebuah bencana yang menerpa papanya, papa Arjuna terjerat kasus hutang piutang sampai ia tak bisa membayarnya karena kondisi perusahaannya yang sedang kolaps.

Hingga akhirnya mamanya mendapat tawaran dari istrinya pak Daniel untuk menikahkan Arjuna dengan Sarah anaknya untuk membebaskan papanya Arjuna dari hutang-hutang nya.

Dan akhirnya papa dan mamanya Arjuna pun setuju dengan perjanjian tersebut.

"Arjuna, kamu harus tolong papa," kata Bu Linda mamanya Arjuna suatu ketika.

"Aku gak bisa ma, aku kan sudah punya istri ma.....," bantah Arjuna waktu itu.

"Arjuna....kamu tidak kasihan papa, perusahaan papa sedang kolaps dan papa banyak hutangnya, siapa lagi yang bisa di andalkan kalau tidak dirimu Arjuna," kata Bu Linda sambil menangis.

"Tapi tidak dengan cara itu kan ma?" ucap Arjuna pada mamanya.

"Tidak ada cara lain Juna.....kita tidak punya uang untuk membayar hutang segitu banyaknya!"

"Tapi ma....," Arjuna masih membantah.

"Tidak ada tapi Jun, kamu mau papa kamu kena serangan jantung dan meninggal gitu!!?" Bu Linda mulai emosi dengan sikap Arjuna yang keras kepala.

"Bagaimana dengan perasaan Dewi ma.....," rengek Arjuna.

"Dewi, Dewi terus yang kamu pikirin kamu gak mikirin papa kamu yang sedang terbaring di rumah sakit itu gara-gara mikirin perusahaan dan hutangnya!!"

Sampai akhirnya Arjuna pun menikah dengan Sarah anak pak Daniel dan seketika itu juga hutang papanya di teken lunas oleh pak Daniel dan akhirnya Arjuna pun bisa memulihkan kondisi perusahaan papanya yang sempat kolaps.

Belum sempat Arjuna menjelaskan alasannya menikah dengan Sarah, ternyata Dewi sudah pergi meninggalkan dirinya karena Dewi merasa Arjuna sudah menduakan dirinya.

"Aku harus temui Dewi, aku harus katakan yang sebenarnya pada Dewi tentang alasan aku menikah dengan sarah," ucap Arjuna sambil bersemangat.

Pulang kantor sore ini Arjuna sengaja menunggu Dewi di depan gedung perkantoran Satya.

Dari dalam mobil Arjuna melihat Dewi sedang keluar berjalan menuju depan gedung, kelihatannya Dewi sedang menunggu taksi.

Dan setelah taksi datang Dewi langsung masuk ke dalamnya sementara Arjuna mengikuti taksi yang di tumpangi Dewi dari belakang.

Beberapa menit kemudian taksi yang membawa Dewi itu pun berhenti di depan sebuah rumah.

Arjuna menghentikan mobilnya dan ia melihat Dewi keluar dari taksi tersebut dan masuk ke dalam rumah.

"Sepertinya ini bukan rumah Dewi yang dulu," kata Arjuna sambil memperhatikan rumah yang di masuki Dewi tadi.

Lalu dengan perlahan Arjuna keluar dari dalam mobilnya dan berjalan menuju ke rumah itu.

Dengan perasaan sedikit bergetar Arjuna mulai mengetuk pintu rumah Dewi.

"Tok,tok,tok....." Arjuna menunggu pintu di buka.

"Kriet......," terdengar suara pintu di buka dan Dewi berdiri dengan wajah sedikit tegang melihat Arjuna yang datang.

"Mmmmm.... ngapain pak Arjuna ke sini?" tanya Dewi dengan terbata sambil berusaha menguatkan hati menatap Arjuna sang mantan suami.

"Dewi, ayolah jangan berpura-pura, aku Arjuna suami kamu," kata Arjuna sambil meraih tangan Dewi namun Dewi segera menepiskan tangan Arjuna.

"Suami...setelah sekian lama kamu menghilang dari hidupku kamu bilang suami......, dengar ya mas aku sudah membuang jauh-jauh nama Arjuna dari hatiku semenjak kamu sudah menduakan aku dengan yang lain!!" pekik Dewi pada Arjuna.

"Wi, tolong dengarkan aku, aku akan jelaskan semuanya padamu."

"Mau menjelaskan apa lagi mas....semuanya sudah jelas, kamu sudah menduakan aku dan wanita mana yang mau di duakan!" Dewi mulai meradang.

"Yah, aku memang salah Wi, gak seharusnya aku melakukan itu, tapi itu semua aku lakukan dengan terpaksa, sebenarnya aku tidak bermaksud untuk menduakan kamu, aku melakukan itu karena papa terlilit hutang dan perusahaan sedang kolaps sementara papa sekarat masuk ICU waktu itu dan jalan satu-satunya adalah aku sebagai jaminannya harus menikah dengan Sarah anak pak Daniel yang bisa membantu papa melunasi hutang-hutangnya, aku tidak mencintai Sarah yang aku cintai hanyalah kamu Wi istriku yang pertama," Arjuna menjelaskan semuanya pada Dewi.

Sejenak Dewi terdiam mendengar penuturan Arjuna yang ternyata sangat di luar dugaannya.

"Dewi...selama ini aku selalu mencari kamu kemana-mana dan tak pernah aku temukan keberadaan dirimu, kamu menghilang entah kemana, tapi aku tetap berusaha untuk bisa menemukan kamu karena aku yakin suatu saat nanti aku bisa bertemu lagi dengan mu dan rasa cintaku tidak akan pernah berubah padamu Wi," ucap Arjuna sambil meraih tangan Dewi dan menggenggamnya erat-erat.

Dewi menatap Arjuna sambil berkata padanya

"Tapi mas....mas sudah menikah dengan orang lain dan mas sudah punya kehidupan baru sekarang dan aku....aku ingin melupakan kamu mas...," ucap Dewi sambil menahan air matanya untuk tidak keluar.

"Kenapa kamu bicara seperti itu Wi? aku ini masih suamimu!" Arjuna menggeser duduknya mendekati Dewi.

"Hatiku sudah terlanjur sakit mas...kemana kamu selama sepuluh tahun ini mas....setiap hari aku berharap kamu akan menjemputku dan membawaku pulang kembali ke rumahmu sampai akhirnya aku lelah dan berputus asa dan tidak akan mengharapkan kamu lagi mas," Dewi mulai menangis.

Hati Arjuna merasa teriris melihat air mata Dewi, ia tahu bagaimana perasaan Dewi waktu itu.

Arjuna meraih tubuh Dewi dan memeluknya, Dewi menangis sejadinya dalam pelukan Arjuna, emosi yang sempat ia tahan akhirnya tak bisa terbendung lagi, air matanya semakin deras mengalir seiring derita yang ia rasakan selama sepuluh tahun ini, dan orang yang ia tunggu-tunggu sudah ada di hadapannya namun ia tidak bahagia dengan pertemuan ini sebab Arjuna sudah bukan miliknya lagi, Arjuna sudah punya istri dan itu yang membuat Dewi sakit sekali.

Tiba-tiba Dewi melepaskan pelukan Arjuna dan menggeser duduknya menjauh dari Arjuna sambil mengusap air mata yang masih mengalir dari kedua matanya.

"Mas, jangan seperti ini, aku bukan istri mas lagi," kata Dewi pada Arjuna.

"Tapi Wi.....," Arjuna menatap Dewi lekat-lekat.

"Tolong sekarang mas Juna pulang, pasti istri mas sudah menunggu dari tadi."

"Aku ingin di sini bersamamu Wi....," ucap Arjuna memelas.

"Enggak mas, mas Juna harus pulang!" Dewi mendorong tubuh Arjuna untuk keluar dari rumahnya.

Arjuna menghela napasnya dalam-dalam sambil keluar rumah Dewi.

Dan sebelum pergi Arjuna berkata pada Dewi.

"Aku masih mencintai kamu Dewi," bisik Arjuna di telinga Dewi.

Dewi hanya diam mendengar kata-kata Arjuna dan Arjuna pun pergi meninggalkan rumah Dewi.

Dari balik pintu Dewi menangis sejadinya melihat kepergian Arjuna.

"Aku juga masih mencintai kamu mas....," ucap Dewi lirih sambil melihat mobil Arjuna yang berlalu pergi.

Di jemput

"Mas gak sarapan dulu?" tanya Sarah pada Arjuna yang terburu-buru mau berangkat kerja.

"Gak, aku sarapan di luar saja," kata Arjuna sambil memasang jas nya dan berjalan menuju meja makan untuk sekedar minum teh hangatnya.

"Kenapa buru-buru mas?" tanya Sarah lagi pada Arjuna.

"Mmmmm ada pekerjaan kantor yang harus segera di selesaikan," jawab Arjuna.

Kemudian Arjuna bergegas keluar menuju ke mobilnya dan melaju meninggalkan rumahnya.

"Ada apa Sarah?" tanya mamanya Arjuna pada Sarah yang masih melanjutkan sarapannya.

"Mas Arjuna ma, gak biasanya dia gak sarapan dan sepertinya terburu-buru banget mau berangkat ke kantor," kata Sarah pada mertuanya.

"Memangnya kenapa Arjuna buru-buru?" tanya mamanya Arjuna sambil menarik kursi dan duduk hendak mengambil sarapan juga.

"Katanya tadi sih ada pekerjaan kantor yang harus di selesaikan," gitu ma.

"Oh, ya sudah kamu lanjutkan saja sarapannya."

"Iya ma," jawab Sarah sambil melanjutkan makannya.

Arjuna menjalankan mobilnya menuju ke rumah Dewi, ia ingin mengajak Dewi berangkat kerja bareng pagi ini.

Jam menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh menit pagi ini dan Arjuna sudah tiba di depan rumah Dewi, lalu ia mengetuk pintu rumah Dewi dan tak lama kemudian Dewi pun membukakan pintu untuknya.

"Mas Juna? ngapain?" tanya Dewi kaget melihat Arjuna yang datang.

"Mau jemput kamu," kata Arjuna sambil masuk ke dalam rumah.

"Tapi mas ...aku gak minta di jemput kan....?" kata Dewi sambil mencegah Arjuna masuk.

"Iya, kamu memang tidak minta di jemput Wi, tapi aku ingin menjemputmu dan mengantarmu berangkat kerja hari ini."

"Enggak mas, aku mau naik taksi saja, lagian setiap hari aku juga naik taksi kok."

"Mulai sekarang kamu gak usah naik taksi karena aku akan antar jemput kamu setiap hari," kata Arjuna sambil tersenyum pada Dewi.

"Kamu apa-apaan sih mas, aku gak mau aku tetap mau naik taksi saja."

"Dewi please.....untuk kali ini saja aku pingin bareng kamu wi..."

"Mas...nanti kalau ada yang lihat gimana? kamu kan sudah punya istri, nanti di kira aku yang ganjen sama kamu mas, sudahlah mas, mas berangkat saja sana."

"Gak, aku gak mau berangkat kalau tidak sama kamu," Arjuna bersikeras.

"Oke, oke, aku mau bareng kamu mas, tapi kali ini saja ya," kata Dewi dengan kesal sambil meraih tas kerjanya.

Kemudian mereka pun masuk ke dalam mobil dan Arjuna mengemudikan mobilnya menuju ke tempat kerja Dewi.

Selama dalam perjalanan Dewi tidak bersuara, ia sibuk mengutak-atik ponselnya.

"Wi, kamu kok diem aja dari tadi? kenapa?" tanya Arjuna pada Dewi.

"Gak apa-apa mas, cuma males saja mau bicara."

"Kamu sudah sarapan?" tanya Juna lagi.

"Belum," jawab Dewi sambil tetap mengutak-atik ponselnya.

"Kalau begitu kita makan dulu ya," ajak Arjuna yang langsung membelokkan mobilnya masuk ke dalam sebuah resto.

"Mas, aku gak lapar lagian aku nanti bisa sarapan di kantin kantor sana," kata Dewi mencegah Arjuna masuk ke resto.

"Wi, aku cuma mau ngajak kamu makan itu aja aku gak akan apa-apakan kamu," kata Arjuna sambil membukakan pintu mobil untuk Dewi.

Akhirnya Dewi pun keluar dari mobil dan mengikuti Arjuna masuk ke dalam resto, Dewi capek mau bersitegang dengan Arjuna kalau dia menolak ajakan Arjuna.

"Mau makan apa Wi?" tanya Arjuna ketika mereka sudah duduk di dalam resto.

"Terserah," jawab Dewi dengan agak kesal.

"Kamu marah?" tanya Arjuna pada Dewi.

"Enggak."

"Kok jawabnya terserah gitu."

"Ya terus aku mau jawab apa mas....,' Dewi mulai gregeten dengan sikap Arjuna yang menjengkelkan itu.

"Ya.....kamu sukanya apa gitu."

"Oke, aku makan nasi rames," kata Dewi sambil menghempaskan punggungnya di kursi.

"Kamu tidak pernah berubah dari dulu Wi, masih suka marah-marah gitu, dan itu yang membuat aku jatuh cinta padamu," kata Arjuna sambil menatap Dewi.

"Sudah ah, gak usah ngelantur gitu."

Kemudian mereka berdua pun makan setelah semua pesanan sudah terhidang di atas meja mereka.

"Ayo mas, cepetan keluar dari sini......," ajak Dewi pada Arjuna.

"Kenapa sih buru-buru."

"Mas....aku gak mau ada orang yang melihat kita berduaan, gak enak di lihat soalnya mas kan udah punya istri." kata Dewi dengan kesal.

"Gak ada yang lihat kita Wi....," ucap Arjuna meraih tangan Dewi.

"Ayo mas....aku nanti telat ini datang ke kantor," kata Dewi menatap Arjuna dengan kesal dan bergegas pergi meninggalkan Arjuna.

"Oke, oke," Arjuna segera mengejar Dewi yang sudah berjalan lebih dulu menuju ke pintu keluar.

"Hei tunggu aku Wi," kata Arjuna sambil mencekal lengan Dewi.

Dewi menepiskan tangan Arjuna yang mencekal lengannya namun Arjuna semakin erat mencekal lengan Dewi.

'Sakit mas," kata Dewi sambil meringis.

"Maaf," jawab Arjuna sambil melepaskan tangannya dari tangan Dewi.

"Ayo masuk," kata Arjuna sambil membukakan pintu mobilnya untuk Dewi.

Lalu Dewi masuk ke dalam mobil dengan wajah masih kesal.

Arjuna pun masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Dewi, sejenak Arjuna melihat kearah Dewi yang masih cemberut.

"Kamu marah pun jadi semakin cantik sayang," ucap Arjuna sambil mencubit dagu Dewi.

"Apaan sih mas.....ayo ah jalan gak usah bercanda terus," ucap Dewi sambil membuang tangan Arjuna dari dagunya.

Arjuna tersenyum melihat Dewi yang semakin kesal dan marah padanya, lalu dengan perlahan Arjuna pun mulai menyetir mobilnya dan menjalankannya dengan kecepatan yang sangat kencang sampai-sampai membuat Dewi berteriak ketakutan.

"Mas Arjuna....!!! jangan ngebut-ngebut....." kata Dewi sambil memukul lengan Arjuna yang sedang menyetir.

"Katanya tadi takut telat ke kantornya," seloroh Arjuna sambil melirik ke arah Dewi.

"Iya, tapi gak pakai ngebut juga kan mas....."

Arjuna mencibirkan bibirnya sambil tetap fokus ke jalanan yang mulai ramai.

Dan beberapa menit kemudian mobil Arjuna sudah memasuki pelataran gedung perkantoran Dewi, lalu dengan segera Dewi membuka pintu mobil dan berlari menuju ke pintu masuk gedung perkantoran itu.

Arjuna menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Dewi yang masih saja seperti dulu tidak ada perubahan.

"Aku sayang kamu Wi dari dulu sampai kapan pun, kamu adalah istriku yang sangat aku sayangi dan cintai," Arjuna tersenyum sendiri merasa ia sudah menemukan belahan jiwanya lagi setelah berpisah selama ini.

Kemudian Arjuna memutar balik mobilnya dan segera pergi dari tempat itu menuju ke kantornya sendiri.

"Pagi pak," sapa Dewi pada Satya yang melihatnya baru datang.

"Pagi, kamu telat Dew?" kata Satya sambil melihat jam tangannya.

"Mmmmm...iya pak maaf," ucap Dewi sambil menganggukkan kepalanya pada Satya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!