NovelToon NovelToon

Married With My First Love(Kisah Perjalanan Cinta Lentera Dan Gemilang)

1.Semua Berawal

..."Halo,Annyeong..."...

..."Perkenalkan saya author baru diNT,Kalea..."...

..."Semoga kalian suka dengan cerita baru aku yaa.."...

..."Tetap dukung dan jangan lupa kasih votenya ya..."...

..."Happy Reading."...

...❤️❤️❤️...

Lentera Pradania,Tera panggilannya,kini usianya genap enam belas tahun,dirinya terpaksa harus ikut kekota JK agar bisa tetap tinggal bersama ibunya,dikota kelahirannya sendiri bukannya dia tidak punya keluarga,dirinya memiliki saudara sepupu,tante,paman dari pihak ayahnya,tapi entah kenapa sejak kepergian ayahnya untuk selamanya,keluarganya seakan menjaga jarak dengan dirinya juga ibunya.

Juga keluarga ibunya yang sudah lama tidak pernah mempedulikan mereka.

Yang akhirnya membuat ibunya mengajaknya untuk pindah keibu Kota.

Berat sekali bagi Tera meninggalkan kota kecilnya itu,tapi demi ibunya dia rela kemana saja agar bisa membuat ibunya bahagia.

Mereka tiba diibu kota dengan uang seadanya,juga pakaian apa adanya,mereka memang bukan dari keluarga yang mampu,dulu ayahnya hanya pekerja serabutan yang akan bekerja apa saja demi Tera dan Ibunya,ibunya sendiri sudah sering menjadi asisten rumah tangga dirumah-rumah keluarga kaya dikotanya.

Lentera yang melihat perjuangan kedua orang tuanya saat itu bertekad untuk menjadi anak yang pintar dan bisa diandalkan dikemudian hari,sehingga setiap harinya dia akan belajar sebisa mungkin agar dia mendapat nilai bagus dan mendapat peringkat teratas disekolahnya,meskipun dengan keterbatasan keluarganya.

...*...

Dan Hari ini,dia terpaksa harus menginjakkan kakinya di ibu Kota yang dia dengar kehidupannya sangat keras.

Saat hendak turun dari bus tadi,dia sempat bertemu abang-abang penjual buku keliling.

Mata Lentera tertuju pada buku diary yang bersampul biru dan meminta ibunya membeli buku itu untuknya.

Beruntung buku itu tidak terlalu mahal,jadi ibunya dengan cepat membuka dompetnya yang terlihat lusuh,ibunya mengatakan jika buku itu dibelikan sebagai hadiah karena sudah menurut pada ibunya untuk ikut ketempat asing ini.

Tera mengangguk dan tersenyum menatap ibunya.

...*...

Mereka berdua duduk lama disekitar terminal bus,karena masih bingung akan melangkahkan kakinya kemana,sebelum akhirnya mereka beranjak menuju warung dipinggir jalan diseberang terminal,dengan segera Tera menghambur duduk kebangku kayu yang disediakan didepan warung itu.

Ibunya tau anak gadis semata wayangnya itu sedang lapar,mereka memesan dua piring makanan sederhana,Tera memakannya dengan lahap.

Ibunya masih makan sambil kebingungan,lalu berpikir jika saja ayah Tera masih ada,mungkin dirinya serta anaknya itu tidak perlu melangkahkan kakinya kesini.,sesaat kemudian ibunya tersadar dan segera menghabiskan makanannya.

Setelah itu,Tera yang masih menunggu ibunya duduk kembali ke teras warung sederhana itu.

Ibunya menyusul duduk disampingnya.

"Bu,sampai kapan kita harus duduk disini,Aku sudah ngantuk bu? " Tanya Tera murung

..."Yang sabar yaa nak,kata tetangga kita dikota A,biasanya disini banyak yang nyari pembantu rumah tangga,semoga aja ada orang baik yang datang kesini dan butuh kita,ibu bisa kerja sementara sambil nyari kerjaan yang lain." Sahut ibunya dengan gamang....

...*...

Benar saja,hampir satu jam mereka duduk ditempat itu,Tera yang duduk bersender sambil memegang buku birunya dan memeluk tas ransel kecilnya tidak berhenti mengamati orang yang berlalu lalang.

Kemudian tatapannya berhenti pada mobil mewah berwarna hitam yang memarkirkan mobilnya disekitar Halte.

..."Ibu,mereka bukan sih orangnya." Seru Tera....

..."Orang siapa maksud kamu nak?" Tanya Ibunya...

..."Yang kata ibu nyari orang buat bantuin dirumahnya,kalo nggak ngapain mereka kesini bu?" Tanyanya lagi....

..."Mungkin juga Tera,tapi kita tidak bisa berharap banyak,kita juga harus berusaha sendiri." Lanjut ibunya....

Tapi nyatanya mereka tidak perlu berusaha ataupun bersusah payah mencari orang yang membutuhkan tenaga mereka.

...*...

Karena ini hari Sabtu,bu jullie dan Pak Hermawan sengaja datang ketempat ini,karena beberapa minggu lalu saat mengantar asisten yang rumah tangganya yang pulang kampung,mereka ingat asisten rumah tangganya itu pernah mengatakan jika ingin mencari pengganti,mereka bisa datang kesini karena hampir setiap minggu ada orang yang datang dari kampung atau dari kota lain yang mencari pekerjaan.

Ibu Jullie yang sudah mulai kewalahan mengurus rumah serta anak bungsunya, sambil membantu pekerjaan suaminya itu akhirnya kembali mencari asisten rumah tangga,dan segera ingat tempat ini,dan rupanya mereka tidak perlu lama mencari,segera mata ibu Jullie tertuju pada gadis kecil yang nampak kelelahan disekitar halte bis itu. Ibu Jullie buru-buru menghampiri mereka yang berada diseberang jalan.

...*...

..."Permisi bu,adek." Ibu Jullie menyapa dengan ramah diikuti suaminya yang terlihat tegas....

..."Iya bu,ibu lagi nyari asisten rumah tangga kan bu." Seru Tera bersemangat....

..."Tera,kamu ini sama orang lain yang sopan bicaranya." Ibunya menjawil telinganya....

..."Maafkan anak saya bu,pak,dia memang selalu seperti ini jika bertemu dengan orang yang dia rasa baik." Ibunya menjelaskan dengan gemetar....

..."Tidak apa bu,karena anak ibu manis,saya maafin,heheh..." Oh ya,kalian darimana?" Tanya bu Jullie sambil tersenyum pada Tera....

..."Kami dari kota A bu,kesini karena lagi cari kerja." Sahut ibu tera ragu....

..."Suami ibu dimana ?"...

..."Bapak sudah nggak ada bu." Tera menjawab dengan cepat karena dirinya tahu bunya akan menangis jika orang lain bertanya tentang ayahnya....

..."Oh ya ampun maaf ya nak,saya nggak tau,ibu nggak bermaksud nyinggung kamu dengan bertanya seperti itu." Ibu Jullie kaget mendengar jawaban polos Tera....

Tera tersenyum.

..."Oh iya,saya lagi nyari orang buat bantu-bantu dirumah,karena saya harus bekerja membantu suami saya,dulu ada yang membantu tapi pulang kampung,mungkin nggak balik lagi,saya kewalahan kalau ngerjain semua sendiri,apalagi ada anak laki-laki saya dirumah yang harus dimasakin setiap hari," kalian serius akan bekerja?" Tanyanya lagi pada ibu Tera....

..."Eh iya bu,tapi anak saya harus sekolah,jadi mungkin dia akan bantu saya sepulang sekolah." Ibu tera ingat bahwa Tera harus tetap bersekolah,dia tidak ingin Tera menjadi pembantu rumah tangga seperti dirinya....

..."Oh iya,nanti saya daftarin sekolah sekalian ya,kamu mau kan ?" Tanya ibu Jullie pada Tera....

..."Tapi nanti kerjaan ibu gimana,kalau aku nggak bantu ibu,nanti ibu capek sendirian?" Tera malah bertanya pada ibunya....

..."Nggak nak,ibu yang kerja,kamu sekolah yang baik,kamu bisa bantu-bantu ibu kalo pulang sekolah." Jawab ibunya meyakinkan....

..."Emhh nama kalian siapa?" Pak Hermawan yang sejak tadi diam akhirnya bertanya....

..."Dari tadi istri saya banyak nanya sama kalian,tapi tidak nanya nama dulu." Katanya lagi tersenyum pada istrinya....

..."Oh iya pak,nama saya Nur,anak saya namanya Lentera,biasanya dipanggil Tera." Ibu tera memperkenalkan dirinya....

..."Oh iya sampai lupa saya,Saya Jullie suami saya Hermawan." Kata ibu Jullie tertawa....

"Kalian siap bekerja dirumah saya?" Tanya pak Hermawan lagi.

...Hanya pekerjaan rumah tangga pada umumnya,kalian bisa libur kapanpun kalian mau,dan satu lagi kalian harus tinggal dirumah kami,karena rumah kontrakan disekitar rumah kami itu tidak ada,dan jika kalian mengontrak mungkin sulit bolak balik kerumah kami." Katanya lagi sedikit berbohong bahwa tidak ada kontrakan,Laki-laki paruh baya itu hanya tidak ingin membuat mereka semakin susah lagi jika harus mengontrak rumah....

Ibu Jullie mendelik tidak percaya pada suaminya.

Tapi suaminya itu hanya tersenyum kepadanya.

..."Iya pak kami akan bekerja mulai hari ini jika bapak dan ibu mengizinkan." Seru ibu Tera bersemangat....

..."Jadi kita tinggal dirumah Bapak sama Ibu,gimana kalau nanti anak Ibu nggak suka sama kita ?" Tanya Tera penasaran....

..."Ehh nggak tera,dirumah kami sudah sering ada asisten yang membawa anaknya,cuma yaa anaknya sih laki-laki,jadi mungkin anak kami sudah biasa." Ibu Jullie meyakinkan Tera....

..."Hemh oke,daripada berlama-lama disini,kayaknya kamu sudah capek banget Tera,gimana kalau kita langsung kerumah kami saja?" Kata ibu Jullie lagi karena matahari mulai menyengat kulit tubuh mereka....

..."Baik bu,tapi kami nunggu angkot dulu ya bu,ibu berikan saya alamat ibu,kami akan menyusul kesana." Kata ibu Nur....

..."Loh kok naik angkot,kita bawa mobil kok itu,kalian ikut kami saja." Kata Pak Hermawan heran....

..."Eh iya baik bu,pak."...

Mereka senang sekali karena bertemu dengan orang baik seperti ibu Jullie dan Suaminya.

Ibu Jullie dan Pak Hermawan pun bisa dengan cepat mempercayai seseorang hanya dengan menatap mata mereka saat sedang mengajak mereka berbicara,dan akhirnya memilih ibu Nur dan anaknya itu untuk bekerja dirumahnya,sembari melihat kejujuran mereka saat sudah berada dirumahnya.

...*

...

Tera akhirnya merasakan duduk didalam mobil mewah setelah usianya berusia enam belas tahun,biasanya dikota A ia hanya sering naik angkot atau ojek saja.

Dia tersenyum bahagia didalam mobil yang dikendarai calon majikan ibunya itu,senyum yang hanya terlihat oleh dirinya sendiri.

...*...

Buku biru yang masih kosong itu dia pegang erat ditangannya dan akan memenuhinya dengan segala isi hatinya selama ia berada di kota besar ini.

...****...

2.Menjadi asisten rumah tangga

Hari itu sudah lewat tengah hari.

Mereka sampai dirumah besar berlantai dua milik keluarga pak Hermawan.

Sepi,itu yang dirasakan tera saat tiba dirumah mewah itu.

Pak Hermawan memarkirkan mobilnya kegarasi,ibu Jullie mengajak tera dan ibunya masuk kedalam rumah.

Rumah besar ini cuma ada mereka bertiga,sepi sekali,pikir Tera.

Kemudian memberanikan diri bertanya.

..."Bu,dirumah cuma bertiga aja ?" Dia tidak bisa menahan rasa penasarannya....

"Iya Tera,anak Ibu yang pertama sekarang lagi kerja diluar negeri,yang kedua lagi kuliah diluar kota,kalau anak ibu yang ketiga mungkin ada dikamarnya." Ibu Jullie menjelaskan.

..."Oh iya kamar kalian ada disamping,masih rapi,jadi kalian tinggal benahin sedikit aja,kalau soal makan,kalian bisa makan disini sama kami,nggak perlu takut sama kami,kami nggak jahat kayak disinetron,hehe." Ibu Jullie terkekeh karena melihat ekspresi tera yang masih sedikit takut berada dirumahnya....

..."Eh iya bu,iya maaf,kok bisa ibu tau saya bayangin sinetron." kata Tera malu," Saya tau Ibu orang baik,kalau nggak baik nggak mungkin ngajak kita tinggal disini." katanya lagi berusaha tenang....

..."Ya sudah kalian jangan mikir macam-macam yaa soal keluarga kami." Ibu Jullie kembali tertawa....

Tera sedikit takut karena sering melihat acara televisi yang menampilkan majikan yang jahat dan tidak sebaik keluarga ibu Jullie.

Keluarga pak Hermawan sendiri meski adalah seorang pemimpin perusahaan dan keluarga mereka dipandang Kaya oleh para tetangganya,tapi tidak sedikitpun membuat mereka merasa sombong,dan tetap rajin menolong orang-orang yang membutuhkan bantuannya.

Mereka seperti itu bukan tanpa alasan,mereka pun sadar siapa mereka dulu tanpa bantuan orang-orang sekitar,pak Hermawan dulunya hanya seorang karyawan kantor biasa yang mengontrak rumah petak sempit untuk anak-anaknya,mereka pun pernah berada dimasa sulit bahkan tertekan.

Mereka bangkit saat salah satu sahabat lama pak Hermawan membutuhkan bantuan laki-laki paruh baya itu.

Dan membuat mereka menyambut masa terang dan kesuksesan seperti saat ini,perusahaan yang dipimpin olehnya pun masih beserta campur tangan sahabatnya.

Keadaannya dulu tidak ingin kembali dirasakan orang-orang yang berada didekatnya,dan alasan itu pula yang membuatnya sengaja membangun kamar luas disamping rumahnya untuk ditinggali asisten rumah tangga yang bekerja dirumahnya.

Dan kamar itu saat ini menjadi milik tera dan ibunya.

Baru pertama kali bertemu ibu Jullie merasakan Ibu Nur beserta anaknya itu akan tinggal dan bekerja dengan baik dirumahnya,sehingga membuat ibu Jullie tidak ingin lagi mengganti asisten rumah tangganya.

...*...

..."Kalian tinggal disini bukan cuma sekedar sebagai asisten rumah kami,tapi juga sebagai keluarga kami," kata Pak Hermawan meski wajahnya hampir tidak pernah tersenyum....

..."Baik pak,saya akan bekerja dengan baik." Jawab ibu Nur....

...*...

Ibu Nur dan Tera berjalan kesamping menuju kamar mereka,tepatnya tempat tinggal,karena kamar luas itu sangat besar menurut tera.

Tera berjalan menjelajahi kamar itu,ada kamar mandi,toilet,meja belajar dan lemari berukuran besar,bahkan satu kasur empuk yang dibatasi gorden pemisah dari luasnya kamar itu,juga satu sofa kecil untuk 3 orang yang menghadap kedinding kaca depan.

Ini bukan kamar kata tera,tapi rumah mewah untuknya.

"Bu ini besar banget,ini sih bukan kamar,tapi satu rumah." katanya bersemangat.

..."Iya nak,tapi kamu harus ingat,kita disini karena harus membantu keluarga ibu Jullie,bukan untuk bersantai duduk disini,Oh iya satu lagi,kamu harus belajar serius,ingat mimpi kamu yang katanya mau kuliah kenegeri ginseng,lengkuas atau jahe itu." Seloroh ibunya....

..."Buu Negeri Ginseng,bukan jahe atau lengkuas." Tera tertawa....

..."Iya itu lah,sekarang kamu beres-beres pakaian kamu sama pakaian ibu,ibu mau kedalam dulu,kali aja mereka butuh bantuan kita." Sahut ibunya....

Tera segera membereskan baju-bajunya sendiri juga pakaian ibunya.

Mereka hanya membawa beberapa lembar baju yang mereka rasa layak untuk dipakai diibu kota.

Ibunya segera menuju kedapur karena sudah lewat jam empat sore,dan bertanya pada ibu Jullie yang saat itu hendak mengambil air minum.

..."Bu,saya harus masak apa ya bu,karena ini sudah sore?" tanyanya gugup....

..."Bu Nur,sekarang ibu istirahat aja dulu,nanti hari senin ibu baru mulai kerja,karena besok hari minggu,biasanya saya meliburkan orang yang kerja disini kalau hari sabtu dan minggu,untuk makan malam nanti saya bisa pesan dulu,"ibu Jullie menjawab pelan takut ibu Nur merasa tersinggung....

..."Baik bu,tapi saya merasa tidak enak kalau harus duduk santai saja,karena ibu sudah sangat baik sama saya dan tera,meskipun baru pertama kali bertemu saya." Ibu Nur terus saja merasa gugup....

..."Bu Nur,tolong jangan merasa seperti itu,saya justru merasa bersalah kalau harus meminta ibu bekerja sekarang,sementara ibu baru aja sampai disini." Ibu Jullie merasa tidak enak karena asisten barunya ini sangat takut menghadapinya,meski didepan anaknya tadi dirinya berusaha terlihat tegar....

..."Iya bu baik,terima kasih karena sudah mengijinkan kami bekerja dan tinggal disini,saya bisa memasak apa saja yang keluarga ibu mau,dulu dikota S saya sering bekerja dirumah-rumah orang seperti ibu juga dan diajarkan masak makanan apa saja," katanya lagi sudah sedikit tenang....

..."Sama-sama bu Nur,saya percaya sama ibu,kalau nggak percaya nggak mungkin saya ajak ibu kerja disini." Ibu Jullie tersenyum lagi....

...*...

Baru saja ibunya akan kembali kekamar,tera sudah menyusul kedapur.

..."Loh bu,nggak masak atau apa gitu bu?" tanyanya antusias....

..."Nggak raa,hari ini kita istirahat dulu,hari senin nanti baru mulai kerja." Sahut ibunya...

Mereka baru saja akan kembali kekamar,Gemilang Andara anak bungsu ibu Jullie dan pak Hermawan turun kedapur untuk mengambil buah dikulkas.

Tera tertegun menatap anak laki-laki yang terlihat hampir seusia dengannya.

Dia tinggi,tampan,seperti anak orang kaya pada umumnya,hanya raut wajahnya sedikit tidak ramah.

Tera cepat menyadari bahwa kehadirannya tidak membuat anak itu senang,mungkin karena dia anak perempuan.

Ibu jullie buru-buru mengenalkan bu Nur dan Tera pada anaknya.

..."Gilang ini bu Nur sama tera,mereka yang akan bantu kita dirumah,ibu sudah kewalahan lagi mengurus kerjaan dikantor,belum lagi ngurus kerjaan rumah." Ibu Jullie memberi tahu Gilang....

Gilang hanya mengangguk pelan sambil tersenyum kepada ibu Nur.

Gilang paham akan hal itu,sejak usianya memasuki masa SMP,dirinya sering tinggal bersama asisten rumah tangga yang dipercaya oleh ibunya,dan sering kali menghabiskan waktu bermain bersama anak laki-laki asisten rumahnya.

Tapi kali ini kenapa anak perempuan yang ikut dengan ibunya bekerja.

Dia tidak suka,ibunya dulu cukup mengharapkan anak perempuan di dalam keluarganya,dan membuatnya merasa bahwa Tera akan menjadi anak perempuan itu.

..."Bu Nur,tera,ini anak bungsu saya,namanya Gemilang Andara,panggil aja Gilang."...

Bu Nur dan Tera mengangguk pelan.

Tera tau betul rasanya tidak disukai oleh orang lain,dan itu dia rasakan kembali setelah bertemu Gilang.

Bagaimana bisa orang tuanya sangat menerima mereka,tapi anak laki-laki itu justru menatap benci pada dirinya.

'Aah biarin lah,kan yang ngajak tinggal disini bukan dia."pikirnya

Tanpa tera sadari rasa yang berbeda justru akan timbul dengan sendirinya karena akan bertemu setiap hari dengan anak itu.

...*...

Mereka kembali kekamarnya,merebahkan diri diatas kasur besar itu.

Ibunya mengusap kepala tera,karena merasakan Gilang yang terlihat tidak menyukai kehadiran anak perempuannya itu.

"Tera,kamu yang sabar yaa,kamu yang betah tinggal disini,soal mas Gilang,jangan terlalu diambil hati,mungkin karena dia belum terbiasa sama anak perempuan dirumahnya."

"Iya bu,aku nggak papa,aku tau Gilang nggak suka sama aku meskipun baru ketemu,tapi karena kita disini buat kerja,Aku bakal betah kok bu."

...*...

Dikamarnya dilantai atas,Gilang mulai merasa tidak tenang,kenapa pula ibunya mencari asisten yang punya anak perempuan,dia berlari menuruni anak tangga untuk menemui ayah ibunya diruang keluarga dibawah.

..."Bu,kenapa ibu bisa bawa anak perempuan kesini,aku sudah bilang aku nggak suka kalau yang tinggal disini anak perempuan," serunya marah....

"Gilang jaga suaramu,kalau mereka dengar gimana,mereka baik kok,mereka juga nggak akan ganggu kamu,mereka disini cuma kerja,dan Lentera ibu akan masukan satu sekolah sama kamu."

..."Ibu yang benar aja bu,aku nggak mau satu sekolah sama dia bu,kalau anak-anak lain tau aku harus bilang apa,aku nggak akan masalah kalau dia anak laki-laki."...

..."Gilang,nggak perlu teman-temanmu tau kan,segitu nggak sukanya sama anak perempuan,padahal disekolah kamu juga berteman sama perempuan kan."...

..."Buu tapi mereka beda bu."...

..."Apanya yang beda Gilang,status mereka? sejak kapan kamu diajarkan membeda-bedakan status orang lain."...

Ayah Gilang yang baru masuk keruang keluarga hampir saja memukul Gilang jika istrinya tidak menyabarkan dirinya.

..."Ayah tidak suka kamu seperti itu,Kamu boleh tidak suka sama tera karena dia anak perempuan,tapi kamu tidak boleh membenci dia karena dia anak asisten rumah kita." Ayahnya mulai menurunkan nada suaranya....

Ibunya menepuk bahu Gilang dan menyuruhnya kembali kekamarnya.

..."Mas yang tenang yaa,mungkin Gilang belum bisa nerima karena dia nggak punya teman main lagi dirumah."...

Suaminya menarik nafas panjang melihat anak bungsunya ,karena sudah membuatnya marah dengan tingkahnya.

Hampir sama dengan kedua anaknya yang sering membantahnya dan akhirnya memilih meninggalkan rumah.

...***...

3.Memulai Hari

Hari minggu pagi.

Ayah dan ibu Gilang harus pergi kekantor mengurus pekerjaan yang sedang diburu waktu,meski sedang libur kedua orang tua itu tetap berangkat kekantornya demi menyelesaikan pekerjaannya,mereka biasanya membawa pekerjaannya kerumah,tapi karena kemarin sibuk mencari asisten baru,mereka lupa bahwa ada urusan yang belum diselesaikan.

Sebelum berangkat,ibu Gilang berkata kepada tera yang sedang menyiram tanaman didepan,akan mendaftarkan dirinya kesekolah Gilang besok,jika pekerjaannya hari ini selesai.

Seharusnya tera juga tidak perlu bekerja hari ini,tapi ibu tera tidak bisa hanya berdiam diri saja,mereka pagi-pagi sekali sudah bangun dan mengerjakan apa yang bisa mereka kerjakan.

Tadi ibu tera sudah meminta izin untuk memasak hari ini,karena majikannya harus pergi bekerja bahkan dihari libur.

Sementara ibunya memasak didapur.

Tera menyiram tanaman dihalaman dan dibelakang rumah.

Tanpa dia sadari Gilang sedang menatapnya sinis dari balik jendela dilantai atas rumah itu.

Tapi dia hanya bersikap seperti itu pada tera.

Puas menatap anak gadis itu,dia turun kedapur mencari makanan yang sudah hampir selesai dimasak bu Nur.

..."Bude saya makan duluan boleh ya,saya mau keluar sebentar lagi." Sahutnya kepada bude barunya itu....

Sejak dulu dia selalu memanggil asistennya dengan sebutan bude seperti permintaan orang tuanya.

..."Oh iya nak Gilang,silakan tapi ini ada yang belum selesai dimasak."...

..."Nggak apa bude,saya makan ini saja."...

...*...

Anak ini baik pikir bu Nur,tapi kenapa tatapannya pada Tera sangat berbeda.

Tera yang sudah selesai menyiram tanaman,berjalan masuk kedapur tapi langkahnya terhenti karena melihat Gilang sedang duduk dimeja makan.

Dia segera berbalik menuju kamarnya.

Dia tidak ingin merusak pagi majikan mudanya itu.

Meskipun dirinya sendiripun merasa kelaparan karena sudah pukul delapan pagi.

Biasanya dia sudah sarapan saat jam pagi pagi,tapi karena dia sadar saat ini berada dimana,dia memutuskan menunggu anak laki-laki itu pindah dari dapur.

Dia merebahkan dirinya dikasur,tapi teringat buku birunya,segera dia bangkit kemeja belajar berwarna coklat itu,menemukan bukunya masih kosong tanpa satu kalimat pun.

...*...

Dia memutuskan menuliskan kalimat pertama didalam bukunya itu.

...*...

( 30 Juni,Pertama kali aku melangkahkan kakiku menuju ibu kota,pertama kali bertemu anak laki-laki kaya dengan ciri khasnya sendiri.

Pertama kalinya aku merasakan duduk didalam mobil mewah dan untuk pertama kalinya tinggal dirumah yang begitu besar,meski semua terasa asing bagiku,aku akan menjalaninya dengan sepenuh hati,menjalankan setiap tugas dengan rajin,belajar dengan semangat,di usiaku saat ini harusnya aku bahagia dengan teman-temanku disana,tapi demi kebahagiaan ibuku,aku akan berusaha menjadi anak yang baik,menjadi anak asisten rumah tangga yang jujur,suatu hari nanti,akan aku temukan kebahagiaanku sendiri,meraih cita-citaku di Negeri seberang,semoga buku biru ini menemaniku dan menjadi saksi perjalananku kemanapun aku akan melangkah nanti ).

...*...

Tanpa terasa sudah hampir pukul sembilan,buku birunya kini sudah tidak lagi kosong,sedikit kalimat dari gadis kecil yang sudah harus dewasa oleh keadaan itu membuatnya terisi.

Tapi malah membuat perutnya semakin kosong.

Tera berlari kecil menuju dapur,dia tidak lagi melihat Gilang disana,ibunya sudah selesai memasak dan sekarang membersihkan sisa sisa bekas memasaknya.

Tera segera meminta makanan pada ibunya.

Dia mengambil makanan dan hampir melepas tangannya dari piring ketika melihat Gilang yang mengenakan baju kaos hitam dan jaket jeansnya berjalan menuruni tangga,dia tidak peduli pada tera,tapi tera menatapnya tanpa berkedip,anak laki-laki itu terlihat semakin tampan dengan pakaian seperti itu.

Buru buru tera mengalihkan pandangannya agar tidak membuatnya semakin tidak disukai.

Gilang berlalu dengan cepat dan segera menuju garasi mengambil motor gedenya,dirinya memang sudah membawa motor saat dia memasuki dunia SMA,diusianya yang keenam belas tahun,motor gede itu adalah hadiah ulang tahun dari Ayahnya karena selalu mendapat nilai yang bagus saat duduk dibangku SMP,dia sudah diperbolehkan membawa motor sendiri kesekolah dan kemanapun dia pergi,meski sedikit berbahaya,tapi Ayah ibunya tetap memperbolehkannya dengan syarat tidak ikut-ikutan masuk kedalam geng bermotor.

Tera menghela nafas,berpikir andai saja anak laki-laki itu mau menyapanya,tentu dia tidak akan merasa sepi didalam rumah itu.

Dia kemudian mengambil sedikit makanan lalu membawanya kekamar,dia masih enggan duduk dimeja makan keluarga ini..

Selesai membenahi dan sarapan sedikit didapur, ibunya kemudian menyusul kekamar karena tidak ada lagi pekerjaan yang harus dikerjakan.

Ibunya duduk disofa yang menghadap kejendela dan menatap keluar.

Tera yang melihat ibunya,khawatir jika ibunya menangis lagi mengingat keadaan mereka,tapi ibunya tersenyum kepada dirinya.

..."Tera,maafkan ibu ya nak,karena kita butuh kerjaan ini,kamu harus ikut bantu ibu,dan malah jadi pembantu disini,di sekolah baru kamu nanti,kamu jangan bilang apapun tentang pekerjaan ibu ya nak,jangan bikin diri kamu menjadi terlihat lemah dan dibenci sama teman sekolahmu."...

Tera yang sementara menghabiskan makanannya,susah payah menelan karena air matanya sudah membasahi pipinya.

Dia hanya bisa mengangguk pelan karena tidak bisa menjawab apa yang dikatakan ibunya.

Baru kali ini dia merasa hidupnya sesulit ini meski bertemu dengan keluarga yang baik karena sudah menerima mereka.

Dulu dikotanya,dia sudah terbiasa dengan ejekan teman-temannya selama itu tidak menyakiti tubuhnya,dia menerima dengan lapang apapun yang dikatakan orang lain terhadapnya,dia memang anak seorang pembantu,dan hampir semua orang mengetahui itu,dia tidak bisa menghindar dari apa yang sudah menjadi bagian dari hidupnya,dia tetap belajar dengan semangat dan menjadikan dirinya murid yang berprestasi agar bisa membanggakan dirinya sendiri maupun orang tuanya,tidak heran jika teman-temannya merasa tersaingi oleh dirinya.

Tapi kali ini,dia harus menjadi sedikit lebih percaya diri atau bahkan egois,dan berusaha menghabiskan masa remajanya di SMA dengan tenang,meskipun harus menjauhkan diri dari siapapun itu disekolahnya nanti,meskipun harus menyimpan rahasianya sendirian.

Dia tidak keberatan jika tidak ada satupun yang akan berteman dengannya nanti,dia berharap tidak akan ada yang mengenalnya disekolah.

Lalu bagaimana dengan Gilang,bagaimana jika dia memberi tahu seluruh sekolah bahwa tera hanya anak seorang pembantu dirumahnya,bagaimana jika Gilang yang membencinya itu justru memberi tahu teman-temannya untuk mengganggu dirinya.

Dadanya semakin sesak membayangkan semuanya,dia tidak bisa lagi menelan makanannya,dia berlari menuju dapur dan membawa sisa makanannya.

Dia menangis disana,terisak diantara bunyi air kran yang mengalir.

Siapa yang salah atas kehidupannya itu,pikirnya lagi,tangisnya semakin pecah,membuatnya tidak menyadari kehadiran Gilang yang kembali untuk mengambil sesuatu dikamarnya,tangga menuju kamarnya memang tepat berada didekat dapur,membuatnya dengan mudah melihat tera yang menangis ditempat pencucian piring.

Gilang hampir saja kehilangan kesadarannya dengan tetap berdiri dianak tangga pertama jika tangis Tera tidak mereda.

Dia berlari naik keatas dan tera masih tidak menyadarinya.

Gilang berpikir apa yang sudah dilakukan anak perempuan itu hingga menangis disana sendirian.

Lalu kemudian kembali bersikap bodo amat.

Dia menuruni tangga dan tera yang sudah selesai mencuci piringnya terpaku melihat Gilang.

..."Sejak kapan dia kembali,apa dia lihat aku nangis tadi,terserah lah,kalaup**un dia lihat,dia nggak bakal ngadu sama siapapun kan,pikirannya menenangkannya"...

Dia acuh,lalu kembali berjalan kekamarnya,begitupun Gilang,dia sudah kembali melaju dengan motornya.

Dia masuk kekamar dan langsung kekamar mandi untuk mencuci wajahnya yang sembab karena menangis tadi,untung saja ibunya entah sejak kapan tertidur disofa.

...*...

Dia keluar dari kamar mandi dan langsung merebahkan diri dikasurnya,masih jam sepuluh pagi,tapi matanya mengantuk setelah menangis tadi.

Dia tertidur hingga siang hari

Ibunya sudah tidak ada lagi dikamar,mungkin kedapur untuk menyiapkan makan siang.

Tera terbangun saat hari sudah menunjukkan pukul dua belas siang,mobil pak Hermawan sudah terparkir didepan rumah.

Dia memilih berdiam diri disana hingga sore tiba.

Ibunya juga sudah kembali.

Mereka kembali duduk dan hanya diam disofa menikmati matahari yang sudah mulai tenggelam.

Besok, hari yang sesungguhnya akan dimulai.

...****...

...Maaf kalau masih banyak salah dalam penulisan....

...Semoga kalian bisa tetap memberikan komentar yang membangun....

...Terima kasih sudah membaca cerita recehku ini....

...❤️❤️❤️...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!