NovelToon NovelToon

Cintai Aku Istriku

Bab 1

"Kamu tidak perlu bertanggung jawab atas apa yang baru saja terjadi di antara kita saat ini. Anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa semalam, aku mau pulang " kata wanita itu sambil melangkah keluar dari ruangan kamar hotel yang semalam jadi saksi bisu hilang nya mahkota kesuciannya sebagai wanita. Bukan tanpa alasan wanita itu mengatakan hal itu pada pria yang sekarang masih bingung serta berpikir dan mengingat apa yang terjadi semalam.

Laki-laki yang dalam keadaan polos tanpa sehelai benang itu pun mulai mengingat semua yang terjadi semalam , dan dia melihat bercak darah yang ada di seprai putih hotel dan dia sadar bahwa lelaki itu telah menodai dan merenggut kesucian gadis yang selama ini dia cintai dalam diam.

"Tidak...aku tidak mungkin melupakan kejadian ini, aku akan bertanggung jawab atas semua yang terjadi pada dirimu" kata Arman kepada Risa.

Ya...pria itu bernama Arman Brata Wijaya. Anak konglomerat yang selalu kaku dan pemalu pada wanita. Sebenarnya dia sangat mencintai wanita yang sekarang ada bersamanya saat ini. Tentu saja dia ingin bertanggungjawab atas apa yang terjadi pada mereka semalam. Karena inilah satu-satunya cara agar Arman bisa memiliki wanita yang selama ini dia cintai dalam diam.

"Aku sudah bilang lupakan saja , aku tidak akan menuntut mu dengan semua yang sudah terjadi. Aku akan anggap apa yang terjadi pada kita semalam tidak pernah ada dan terjadi. Lagi pula aku sudah punya kekasih dan aku juga akan menikah dengan kekasih ku itu. Tiga bulan lagi akan menyusulnya ke Canada" kata wanita yang kekeh dengan apa yang dikatakan nya karena rasa bersalah dan penghianatan yang dilakukannya telah merusak semuanya. " Sudah aku mau pergi dan aku harap kita tidak bertemu lagi , dan ingat aku tidak akan pernah menghubungi mu apalagi mencari untuk meminta pertanggungjawaban. Begitu juga dengan kamu jangan pernah coba menghubungi aku. Walaupun kita tidak sengaja bertemu, anggap kita tidak pernah saling mengenal. Aku pergi!" Kata Risa dan berlalu dari kamar hotel itu.

Ya...wanita itu adalah Risa Kusuma Admaja putri dari seorang pengusaha kecil yang tidak sekaya Brata Wijaya ayah dari Arman.

Sementara Arman tidak terima dengan apa yang dikatakan Risa kepadanya, seakan-akan Risa sudah menginjak-injak harga dirinya sebagai seorang laki-laki. Arman benar-benar ingin bertanggungjawab atas semua yang terjadi dan dia tidak mau lagi menjadi pecundang.

"Apa yang harus aku lakukan untuk memperjuangkan cinta ku" kata Arman yang terus berpikir untuk mencari jalan agar dia bisa bertanggungjawab dan mendapatkan cintanya.

*****

Kediaman keluarga Kusuma Admaja.

Sesampainya dirumah Risa langsung membersihkan dirinya dengan berendam di dalam bathtub yang ada dikamar pribadi nya, dia juga meratapi nasib yang begitu malang karena kehilangan mahkota kesucian yang selama ini selalu di jaga dengan baik. Parahnya lagi mahkota itu direnggut dengan pria yang tidak dia cinta. Lebih parah lagi mahkota itu harus hilang karena sebuah permainan konyol yang dibuat oleh teman-temannya.

Mahkota itu pun kini hilang oleh orang yang sama sekali tidak dia cinta. Entah iblis apa yang berada di dalam tubuh nya saat itu , sampai dia setuju dengan hukuman untuk meminum obat perangsang dan terjadilah hal terkutuk itu dimana dirinya harus kehilangan kesuciannya.

Air mata Risa tak henti-hentinya menetes menyesali apa yang terjadi pada dirinya saat ini. Mau menuntut Arman pun tidak mungkin karena apa yang terjadi semalam murni karena kesalahan dirinya sendiri.

*****

Kediaman keluarga Brata Wijaya, Arman duduk bersama kedua orang tuanya diruang makan, suasana begitu hening yang terdengar hanya suara sendok garpu yang saling beradu.

Arman memecahkan kesunyian saat itu dengan kalimat " pa...ma..aku..." kalimat Arman terhenti namun sukses membuat kedua orang tua yang berada di depannya itu menatap dan penasaran dengan lanjutan kalimat anak tunggalnya itu.

"Kenapa? Teruskan kalimat kamu" kata Brata sambil menatap wajah putranya penuh selidik.

Arman menatap lekat kedua wajah orang tua nya dan melanjutkan kalimatnya "pa...ma...aku sudah merusak kesucian seorang gadis"

Kedua orang tua paruh baya itu terkejut dengan pernyataan anaknya.

"Siapa dan mengapa?" kata Brata dengan wajah datar karena sedang menahan amarahnya.

"Risa...ya...namanya Risa, aku tahu siapa dia, aku kenal dia dengan baik. Namun dia tidak tahu siapa aku dan semua itu terjadi sebenarnya murni karena kesalahannya sendiri. Semua peristiwa ini murni hanyalah sebuah kecelakaan yang tidak sengaja kami perbuat. Tapi...aku ingin bertanggungjawab pa ...ma..." kata Arman mencoba menjelaskan dengan suaranya yang serak karena rasa takut dan bersalah.

"Maksudnya bagaimana, bagaimana bisa kamu tidak sadar dalam melakukan hal yang sama sekali belum waktunya kamu lakukan?" tanya Brata semakin ingin tahu.

" Iya pa...ma...itu terjadi karena ulah teman-teman kami. Waktu itu kami bermain satu permainan yang cukup konyol dan begitu biadab, karena kami harus meminum obat perangsang sebagai hukumannya" kata Arman lagi menjelaskan.

Brata bangkit dari duduknya dan berjalan menuju Arman dan mengangkat tangan lalu menampar anaknya.

Plak...

"Anak kurang ajar , kau ku besar kan bukan untuk membuat cemar keluarga. Tapi ... apa yang kau lakukan? Kau telah mencoreng arang di pipi kedua orang tua mu" katanya Brata dengan penuh emosi.

"Sudah pa... jangan lakukan itu, lebih baik kita suruh Arman untuk bertemu dengan orang tua gadis itu dan mempertanggung jawabkan perbuatannya. Karena itu lebih baik daripada papa menghajarnya, karena anak kita sudah dewasa bukan lagi bocah. Kalaupun papa menghajar Arman sampai dia kehilangan nyawanya semua sudah terjadi dan tidak mungkin kesucian yang sudah hilang bisa kembali oleh kematian Arman anak kita" kata Rachmi mamanya Arman untuk melerai pertikaian antara anak dan papanya.

"Ma...pa...itu masalah nya gadis itu tidak memperkenankan Arman untuk melakukan pertanggungjawaban terhadap dirinya. Dia meminta Arman untuk melupakan semua kejadian itu, karena dia merasa Arman tidak punya salah dalam kejadian itu" kata Arman dengan suara bergetar.

"Kamu tahu rumah gadis itu dimana?" Kata Brata.

Arman hanya mengangguk lemah, untuk menjawab pertanyaan papanya.

"Kalau begitu kita besok kerumah gadis itu untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan kamu, sekalipun gadis itu tidak mau menuntut pertanggungjawaban kamu" kata Brata dengan tegas.

"Iya... Arman mau. Tapi... masalahnya gadis itu bersikeras agar Arman tidak bertanggung jawab. Jujur pa..ma.. Arman sangat mencintai dirinya dari dulu hingga sekarang. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa Arman sangat mencintai dirinya. Arman juga sangat ingin bertanggungjawab pa...ma.." kata Arman meratapi nasib cintanya.

"Mama dan papa pasti akan membantu kamu Arman untuk bertanggungjawab atas apa yang kamu perbuat" kata Rachmi lembut.

"Tapi...ma, jika nanti Risa tidak mau dan berkeras? Karena memang dia tidak mencintai Arman. Bagaimana ma...pa?" kata Arman tertunduk lemah.

"Kamu harus mencoba dan menyampaikan maksud kamu kepada dirinya dan juga keluarganya. Lagi pula kamu belum mencoba bagaimana kamu bisa yakin kalau mereka tidak menerima niat baik kamu" kata mama Rachmi sambil menyakinkan Arman putranya. "Laginya kamu bisa memperjuangkan cinta kamu saat ini" kata mama Rachmi lagi.

"Baiklah ma... Arman akan mencoba. Setidaknya memperjuangkan cinta Arman untuk orang yang Arman cintai" kata Arman yakin.

Sementara Brata hanya diam dengan pernyataan anaknya itu, karena itu sifat yang sangat sama dengan dirinya sekali mencintai akan terus mencintai dan tidak bisa berpindah ke lain hati.

"Sudah selesaikan makan kamu, besok kita kerumah gadis itu" kata Rachmi dengan senyum agar anaknya itu tidak merasa sendirian menghadapi masalah yang dihadapinya saat ini.

"Baik ma..." jawab Arman memeluk Rachmi mamanya itu.

Bab 2

Keesokan harinya tepat pukul tujuh malam keluarga Arman datang kekediaman Kusuma Admaja untuk menyampaikan niat baik mereka.

Namun saat itu Risa sedang tidak berada dirumah karena harus menyelesaikan urusan kuliah, karena saat ini dia sedang mengurus skripsi nya, namun mereka tetap menyampaikan niat mereka tanpa harus menunggu kedatangan Risa.

Brata sebagai kepala keluarga membuka suara "Selamat malam pak Kusuma, mungkin bapak heran mengapa kami sampai datang berkunjung kerumah bapak tanpa memberitahu bapak sebelumnya. Adapun niat saya dan keluarga datang kesini sebelumnya ingin meminta maaf kepada bapak atas apa yang sudah dilakukan anak kami kepada putri bapak Risa, sangat lah tidak terpuji".

"Maksudnya bagaimana ya pak saya tidak mengerti, bisa bapak jelaskan dengan jelas maksud bapak minta maaf kepada saya. Karena saya benar-benar bingung , karena sepengetahuan saya bapak tidak pernah melakukan kesalahan kepada saya" kata Admaja penasaran , karena tidak mungkin seorang Brata Wijaya yang terkenal sebagai orang kaya raya dengan bisnis serta perusahaan yang hampir tersebar di seluruh Indonesia, mau menginjakkan kaki dirumah seorang pengusaha kecil seperti dirinya.

"Begini pak anak saya Arman dan Risa putri bapak sudah melakukan hubungan intim padahal mereka belum menikah. Jadi...maksud kedatangan kami kesini untuk melamar putri bapak sebagai menantu kami serta mempertanggungjawabkan segala kesalahan yang diperbuat oleh anak saya terhadap putri bapak, sebelum semua hal yang dapat memalukan keluarga kita terjadi" kata Brata tegas.

"Jujur saya tidak tahu harus bagaimana, karena Risa tidak pernah mengatakan apapun kepada kami sebagai orang tuanya mengenai hal ini dan saya semakin bingung." Admaja berkata dengan nada serak karena terlalu terkejut dengan apa yang baru saja disampaikan pak Brata, kalau anak gadis nya itu sudah berbuat hal yang seharusnya belum boleh dia lakukan.

" Risa memang tidak menginginkan anak saya untuk mempertanggungjawabkan semua karena menurut Risa ini semua terjadi karena kesalahannya sendiri. Namun anak saya ingin bertanggung jawab dan ternyata anak saya mencintai putri bapak dan dia ingin bertanggungjawab serta memperjuangkan cintanya terhadap putri bapak" timpal Brata.

"Selamat malam pa...ma..." kata Risa sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya tanpa menyadari siapa yang sekarang sedang ada bersama orang tuanya.

"Risa kamu duduk dekat mama" ucap Kusuma.

Setelah duduk Risa langsung terkejut dengan sosok yang ada dihadapannya. "Kamu?".

"Risa papa sudah tahu semua yang terjadi pada dirimu dan Arman, dan kedatangan Arman dan kedua orang tuanya bermaksud untuk melamar kamu sebagai istri nak Arman" kata Kusuma dengan suara yang sangat berat dan serak.

"Aku sudah bilang lupakan semua anggap kejadian itu tidak pernah ada. Lagi pula aku tidak mencintaimu dan perlu kamu tahu aku masih ingin mengejar mimpi ku. Jadi...maaf aku tidak mau menikah dengan kamu Arman" tegas Risa.

"Nak Risa... biarkan Arman bertanggungjawab atas apa yang terjadi pada kalian berdua nak" kata Rachmi mencoba menenangkan calon menantunya itu.

"Tapi...Tante... Risa tidak mau kalau Arman berpikir Risa menjebaknya. Jujur tante Risa juga tidak mencintai Arman. Jadi...biarlah Arman menikahi perempuan yang Arman cintai. Karena tidak mungkin kami membina rumah tangga tanpa landasan cinta yang kuat. Lagi pula Risa tidak hamil kenapa harus menikah? " kata Risa menolak dengan tegas agar Risa tidak menikah dengan Arman.

"Kamu memang tidak mencintai Arman tapi.... Arman sangat mencintai kamu. Jadi...tante rasa kamu bisa belajar mencintai Arman juga". Kata Rachmi mama Arman menyakinkan Risa si calon menantu.

"Tidak Tante maaf Risa tidak bisa, karena Risa masih belum bisa menerima niat baik Arman dan keluarga. Sekali lagi maaf Tante hiks hiks hiks" kata Risa sambil menangis.

"Risa...kamu terima saja lamarannya, kita tidak tahu apakah saat ini benih Arman sudah bersemayam dalam rahim kamu. Sebelum kamu menyesal dan masa depan kamu hancur" bujuk Airin mama Risa.

"Tidak...ma... Risa tidak mau" kata Risa sambil pergi meninggalkan orang-orang yang sangat mengharapkan pernikahan itu bisa terjadi.

"Pak... karena putri bapak yang berkeras untuk menolak niat baik kami sekeluarga kami bisa apa? Untuk itu kami undur diri dulu" kata Brata sambil memohon undur diri.

"Maafkan putri kami pak" kata Kusuma.

Setelah kepergian keluarga Brata Wijaya , Kusuma dan Airin mendatangi kamar Risa putrinya.

"Risa bagaimana jika nanti kamu hamil seperti yang mama Arman katakan tadi? Tidak mungkin kita datang ke pada mereka dan meminta pertanggung jawaban setelah apa yang kamu lakukan tadi. Kamu tidak mungkin menjilat ludah kamu sendiri" kata mama Airin kepada putrinya.

"Sekali pun Risa mengandung Risa tidak akan pernah menuntut sesuatu kepada Arman ma...pa...dan jika sampai itu terjadi Risa akan menjadi orang tua tunggal untuk anak Risa" jawaban Risa sukses membuat kedua orang tuanya geleng kepala. Dimana semua wanita yang berada di posisi Risa saat ini pasti akan sangat senang jika lelaki yang menodai kesuciannya mau bertanggung jawab tapi berbeda dengan Risa putri mereka. Padahal orang yang akan menjadi suaminya itu adalah seseorang yang menjadi idaman setiap wanita.

"Terserah kamu saja Risa mama dan papa sudah habis akal menghadapi keputusan kamu ini" kata Airin dan mengajak sang suami meninggalkan kamar Risa.

" Anak kamu itu pa...keras kepala sekali persis seperti ayahnya, kalau sudah punya kemauan pasti dijalan kan tanpa berpikir kedepannya apa yang akan terjadi kedepannya" kata Airin kepada suami nya dan Kusuma hanya diam karena membenarkan apa yang dikatakan oleh istrinya itu. Karena dulu juga dia sangat keras kepala ketika orang tua Kusuma menjodohkan dirinya dengan Airin.

Sementara di kediaman Brata Wijaya , pak Brata sangat mengagumi keputusan Risa karena dari situ Brata menilai, memang Risa tidak menjebak putra mereka dan membenarkan apa yang terjadi merupakan kesalahan nya. Yang membuat Brata semakin angkat topi pada Risa. Risa tidak seperti gadis yang selama ini yang selalu mendekati anaknya karena ada maunya.

Pantas saja Arman putranya sangat mencintai Risa dan Brata sebagai orang tua juga sangat ingin menjadikan Risa menantu nya.

Walaupun Risa menolak lamaran Arman , Brata tidak tinggal diam tanpa sepengetahuan Arman dan Rachmi Brata mengawasi gerak-gerik Risa. Brata berharap agar Risa hamil karena Arman, karena Brata tahu betul sifat putranya itu. Arman dipastikan tidak akan pernah mau menikah dengan perempuan mana pun, jika tidak dengan Risa. Karena Arman sama seperti dirinya yang sangat susah untuk berpindah ke lain hati.

Arman benar-benar kecewa dengan sikap Risa yang tidak mau menerima niat baik Arman.

Arman benar-benar menutup pintu hati nya rapat-rapat dan hanya dia buka untuk Risa.

****"

Risa menjalani hidupnya seperti biasa dan sekarang dia telah menjadi seorang sarjana lulusan terbaik di kampusnya.

Sebenarnya Risa sudah mempunyai kekasih namun saat ini kekasihnya sedang berada di luar negeri untuk menjalankan bisnis. Risa juga sudah memberi tahukan semua hal itu kepada Dandi kekasihnya dan mau menerima kenyataan bahwa Arman sudah mengambil mahkota kesucian calon istrinya itu. Dandi tidak keberatan dengan hal itu dan Risa berniat untuk menyusul Dandi ke Canada setelah urusan kampus selesai. Dandi juga berencana untuk menikah dengan Risa di Canada.

Semua persiapan telah dilakukan mulai dari mengurus Visa, tiket dan barang sudah siap dan Risa tinggal berangkat minggu depan.

Saat ini Risa, pak Kusuma beserta istri mengantarkan sang putri di bandara. Namun sebelum Risa melakukan penerbangan Risa pingsan dan orang tua Risa membawa Risa kerumah sakit.

Disinilah Risa berada disebuah rumah sakit ditemani oleh kedua orang tuanya yang saat ini sedang menunggu dokter memeriksa sebenarnya Risa mengidap penyakit apa hingga pingsan di bandara.

Akhirnya dokter keluar dari ruangan dimana Risa diperiksa dan menjelaskan perihal keadaan Risa.

Bagai disambar petir di siang hari mendengar keterangan dokter, kalau saat ini Risa sedang mengandung. Benar saja hari itu adalah dua bulan setelah Risa menolak lamaran Arman. Apa yang dikatakan oleh Rachmi istri pak Brata benar-benar terjadi, Risa hamil.

Tidak menunggu waktu yang lama pak Brata langsung tahu berita kehamilan Risa dan pak Brata langsung kerumah sakit menemui Risa dan keluarga Risa untuk melamar Risa untuk kedua kalinya untuk menjadi suami Arman dan menantunya.

Lagi-lagi Risa menolak dengan alasan tidak mencintai Arman dan mencintai orang lain.

Namun bukan Brata namanya jika dia menyerang begitu saja. Dia selalu punya cara untuk membujuk Risa agar mau menikah dengan Arman. Cara ampuh yang pak Brata adalah dengan mengatakan pada Risa, pernikahan ini dilakukan sampai anak itu lahir agar mendapatkan status yang jelas sebagai keturunan dari Brata Wijaya. Setelah anak itu lahir Risa bisa melanjutkan hidupnya dan meminta bercerai dari Arman dan boleh melanjutkan hubungan dengan orang yang Risa cinta dan tidak perlu repot-repot lagi mengurus anak yang akan dilahirkan oleh Risa karena anak itu kelak akan menjadi tanggung jawab Arman sebagai ayahnya.

Akhirnya Risa menyetujui permintaan pak Brata dengan syarat Risa tetap tinggal bersama orang tuanya dan begitu pula Arman juga harus tetap tinggal di rumah pak Brata dan hanya boleh sesekali mengunjungi Risa, itupun disiang hari dengan menayangkan terlebih dahulu sebelum kepada Risa boleh atau tidak dia bertemu dengan Risa dan etelah dia melahirkan Risa harus diceraikan dan melanjutkan hidupnya.

Bab 3

Brata menceritakan semua yang terjadi pada Arman putranya. Arman mau mengikuti semua syarat yang diinginkan Risa tanpa memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya.

Pernikahan pun digelar dengan sederhana karena itu juga merupakan syarat dari Risa. Sesederhana apapun pernikahan tetaplah pernikahan yang sebenarnya tidak boleh dipermainkan. Karena pernikahan adalah ikatan suci yang mengatasnamakan Tuhan.

Setelah acara pernikahan selesai mereka kembali kerumah mereka masing-masing, Risa dengan pak Kusuma dan Arman kerumah pak Brata, seperti perjanjian tertulis yang sudah disepakati bersama.

Didalam perjalanan menuju rumah pak Brata berkata kepada Arman "Arman ini adalah kesempatan kamu untuk bisa mendapatkan cintanya Risa, kamu harus berjuang untuk cinta kamu. Satu tahun bukan waktu yang sebentar. Gunakanlah waktu satu tahun ini untuk bisa mendapatkan cintanya Risa" kata Brata menyemangati putra nya agar bisa meluluhkan hati Risa agar rumah tangga anaknya itu bisa langgeng.

"Iya pa... Arman akan berusaha sekuat tenaga dan akan membuat Risa jatuh cinta kepada Arman" kata Arman penuh keyakinan.

Setelah sampai dirumah Arman langsung menuju kamar mandi yang ada dalam kamarnya, untuk membersihkan dirinya.

Setelah bersih dan mengganti pakaiannya dia langsung menghubungi Risa istrinya melalui WhatsApp.

Rindu, mungkin kata itulah yang sekarang sedang menggelayut didalam hati dan pikirannya.

Arman

"Malam istriku calon ibu dari anakku, jangan lupa makan ya sayang. Jika kamu benci aku tidak apa, setidaknya sayangi anak kita😊"

Itulah pesan yang Arman kirimkan untuk Risa yang sekarang telah resmi menjadi istrinya itu.

Lama Arman menunggu balasan tapi Risa tidak tidak membalasnya. Risa hanya membaca pesan itu , namun Arman bisa apa selain pasrah. Karena Arman sadar lelaki yang Risa cinta adalah orang lain bukan dirinya.

Arman benar-benar sedih mengingat itu, namun dia harus berjuang demi cinta dan perkawinan yang baru saja dia jalani.

Arman tidak menyerah begitu saja , besoknya pagi-pagi sekali Arman sudah bertandang ke rumah mertua sekaligus istri dan calon anaknya tinggal.

Arman tiba di kediaman Kusuma Admaja , sebelum Risa bangun. Sesampainya dirumah mertuanya itu Arman langsung menuju dapur membuat segelas susu hamil untuk istrinya.

Arman dan mertuanya sudah berada dimeja makan menunggu istrinya keluar untuk sarapan.

Yang ditunggu pun akhirnya muncul dengan menggunakan baju rumahan , Arman yang melihat wajah orang yang begitu dia cintai langsung tersenyum. Namun senyum Arman kembali pudar saat Risa tidak membalas senyuman Arman.

"Selamat pagi istriku, bagaimana tidur kamu semalam nyenyak kan" kata Arman dengan senyum yang di buat seramah mungkin.

Risa yang mendapat perlakuan itu hanya mendengus tanpa menjawab pertanyaan Arman.

" Sayang...ini aku sudah buatin kamu susu untuk ibu hamil kamu minum ya " kata Arman sambil menaruh segelas susu hamil itu disebelah tangan kanan Risa.

" Untuk apa kamu buatin aku susu aku tidak minta" jawab Risa ketus.

" Kamu tidak minta tapi anak kita yang minta, ya kan sayang " kata Arman sambil tersenyum dan berjongkok untuk bisa mengelus perut Risa yang masih rata.

Kelakuan Arman itu sukses membuat Risa terdiam.

Kedua orang tua Risa juga tersenyum melihat kegigihan menantu nya itu, Kusuma dan Airin memang sangat menaruh simpati pada menantu nya itu. Karena Arman benar-benar tulus mencintai mereka.

"Ayo minum dong Risa...anak kita pasti lapar setelah semalam kamu tidur" kata Arman membujuk istrinya.

"Ini bukan anak kita... tapi anak kamu" kata Risa ketus sambil mengolesi rotinya dengan selai cokelat.

"Tapi...kamu ibunya Risa, dan nanti melahirkannya ke dunia" kata Arman dengan lembut dan senyum manis.

"Terserah tapi... sampai kapan pun aku tidak akan mengaku kalau anak ini anakku, dan setelah dia lahir kamu boleh mengambil dan membawanya pergi tuan Arman Brata Wijaya" kata Risa dengan tatapan sinis dan sangat judes dan meninggalkan meja makan.

"Risa... hargai niat baik Arman" kata Airin menasehati putrinya.

Risa terus berjalan menuju kamarnya dan meninggalkan makanan yang belum dia sentuh.

" Biar saja ma ...itu mungkin bawaan bayi" kata Arman menghibur dirinya walau saat ini hatinya terasa sangat sakit.sekali.

"Kamu yang sabar ya Man... menghadapi istri kamu" kata Airin menyemangati menantunya itu.

"Mau kemana kamu Man..." sekarang papa mertuanya yang bertanya.

"Saya mau antar makanan ini ke Risa pa... kasihan Risa dan anak kami belum makan" kata Arman sambil melangkahkan kakinya menuju kamar Risa.

Akhirnya Arman juga meninggalkan meja makan karena makanan Arman juga sudah habis.

"Aku bangga dengan sikap anak itu yang pantang menyerah" kata Kusuma pada istrinya.

"Iya pa ..aku juga" balas Airin.

Tok..tok..tok..

" Risa...buka pintunya aku bawakan kalian makanan, makanlah walau sesuap kasihan Dede bayi yang ada diperut kamu" kata Arman dari luar kamar Risa. Namun Risa tak juga membukakan pintu kamarnya

Sudah hampir lima belas menit Arman berada di sana , namun Risa tak juga membukakan pintu.

Airin yang melihat kejadian itu langsung memberikan kunci duplikat agar menantunya itu bisa membuka pintu kamar Risa.

Arman langsung membuka pintu kamar Risa dan masuk ke dalam, Arman melihat Risa sedang tidur memunggungi Arman.

" Risa... makanlah setidaknya sedikit biar kamu tidak sakit dan anak kita sehat. Aku letakkan di sini ya, makanan dan susu kamu. Nanti sore aku kesini lagi sepulang dari kantor. Kamu jaga diri dan kandungan kamu ya, aku pergi dulu. Kalau nanti kamu butuh apa-apa kamu bilang jangan sungkan" kata Arman sambil keluar dari kamar Risa.

Risa tidak menjawab sepatah katapun dia hanya diam seribu bahasa.

*****

Di dalam kantor Arman begitu semangat melakukan pekerjaan nya , karena saat ini dia mencari nafkah untuk istri dan calon anaknya. Dia tidak lagi memikirkan dirinya namun dia juga harus memikirkan keluarga kecil yang sebenarnya tidak seperti keluarga pada umumnya.

"Keluarga" gumamnya sambil tersenyum.

Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat dan sudah waktunya untuk pulang kerumah mertua dulu untuk melihat keadaan istri dan calon anak yang saat ini masih di dalam kandungan Risa.

Ketika sampai di halaman rumah Kusuma Admaja, mata Arman di manjakan dengan objek yang sangat dia ingin lihat sedari tadi. Ya objek itu tidak lain dan tidak bukan adalah istri cantiknya yang merupakan calon ibu dari anaknya, yang sedang asyik menyiram tanaman sambil mendengarkan musik melalui Aer phone. Sehingga tidak menyadari keberadaan Arman.

Arman membawakan sebuket mawar merah sebagai hadiah untuk calon ibu dari anaknya itu.

Lama Arman berdiri dibelakang Risa, namun Risa tidak juga menyadari keberadaan Arman hingga akhirnya Arman menepuk pundak Risa, Risa yang terkejut langsung memutar tubuhnya tanpa menurunkan selang ditangan dan air itu pun membasahi wajah dan pakaian Arman.

Risa langsung berkata" Rasain makanya jadi orang jangan buat kaget " dan tanpa bersalah Risa langsung meninggalkan Arman yang kedinginan karena tersiram air.

Arman langsung mengambil pakaiannya didalam mobil dan meminjam kamar tamu untuk menggantikan pakaiannya. Setelah rapih dengan pakaian santai, dengan setelan kaos rumahan dan celana jeans pendek selutut tentu saja dengan brand ternama. Menambah ketampanan sosok Arman

Arman keluar dari kamar tamu dan menuju ruang keluarga dan menonton televisi bersama kedua mertuanya dan mereka juga mengobrol seputar acara yang mereka tonton.

Tiba-tiba Risa muncul dan menganti siaran TV dengan sebuah film drama komedi romantis.

Papa dan ibu mertua meninggalkan mereka berdua diruang keluarga itu.

Tiba-tiba ponsel Risa berdering dengan suara ringtone lagu yang lagi digandrungi emak-emak saat ini yaitu lagu yang menjadi soundtrack sinetron Ikatan Cinta "aku merindu ku yakin kau tahu tanpa batas waktu...uu..."

Risa langsung mengangkat panggilan itu dan ternyata panggilan itu adalah panggilan dari Dandi yang merupakan sang kekasih yang selalu dirindukan oleh Risa.

Risa juga sengaja menekankan speaker ponselnya agar Arman bisa mendengar percakapan dirinya dengan Dandi. Agar Arman mau menyerahkan dan tidak lagi mendekatinya dan mau berpisah setelah setahun pernikahan mereka.

"Halo... sayang, apa kau merindukanku?" kata Risa tanpa menghiraukan perasaan Arman.

"Tentu saja honey, aku sangat merindukan dirimu. Ohh...ya kapan kamu menyusul ku kesini" kata Dandi dari seberang sana.

" Tunggu sampai anak ini lahir dan menyerahkannya pada orang yang menghendaki dan menginginkannya" jawab Risa dan jawaban itu sukses membuat Arman sangat terluka dan Arman hanya bisa mengepalkan tangannya menahan emosi.

"Aku tunggu kedatangan mu honey, jaga kesehatan dan juga dirimu awas buaya itu kembali mengambil yang bukan haknya" seru Dandi dari seberang sana.

"Iya sayang aku tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi lagi, karena semua yang ada di tubuhku adalah kepunyaan mu. Tidak ada satu orang pun yang dapat mencurinya" jawab Risa dengan nada manja,rasa sakit hati Arman kembali memburu dan sedih rasanya sampai dia tidak nampu mendengar obrolan antara Risa dan Dandi, Arman memilih berlalu dari ruangan itu menuju kamar tamu.

Setelah hampir satu jam Risa melakukan panggilan melalui telepon dan akhirnya dia berjalan menuju kamar nya.

Baru beberapa langkah dia berjalan menuju kamar Arman menarik tangan Risa dan berkata "Risa jika kamu tidak mau menghargai aku sebagai suami.l kamu, paling tidak hargai pernikahan kita sampai saat nanti aku melepaskan mu".

"Ingat Arman aku tidak pernah menyuruh kamu bertanggung jawab atas diriku, tapi kamu dan keluarga kamulah yang menghendaki dan menginginkan pernikahan ini terjadi dengan alasan anak ini sebagai penerus keluarga Brata Wijaya" kata Risa dengan nada tinggi dan pergi meninggalkan Arman.

Risa tidak ambil pusing dengan apa yang dikatakan Arman dia hanya melengos pergi ke kamar dan meninggalkan Arman yang kacau dengan perkataan Risa yang tanpa memikirkan perasaan Arman sebagai suaminya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!