Episode 1
Cuap-cuap dulu ya...ini sebenarnya akun athour ada dua jadi, ini sudah bisa dibaca dengan nama akun yang sama, tapi athour mau tulis ulang disini, jadi jangan ada yang berpikir kalau Athour plagiat ya...hehehe...okay...
Selamat membaca...
Pagi yang indah untuk membuat hati seorang wanita cantik yang bernama Merry Reynata tidak ada waktu untuk bersedih, ia memilih tersenyum karena hari terlalu indah untuk ditangisi, ia baru saja bangun dari mimpinya yang menurutnya agak aneh, ia menoleh ke arah cermin yang tepat berada di sebelah kanan tempat tadi ia tertidur, ia memandangi wajahnya sambil mengkerutkan kening.
“Mimpi apa itu? Wajah seburuk ini, apakah mungkin memiliki seorang kekasih setampan pangeran kerajaan? Aku sudah gila!” Gumam Merry dalam hati, ia menepuk-nepuk kedua pipinya lalu berkata.”Sadar...sadar...Merry...ini kehidupan nyata bukan dongeng, kenyataannya adalah kamu hanyalah seorang pembantu!”
Merry bangkit dari atas tempat tidur lalu berjalan perlahan menuju dapur yang tak jauh dari kamarnya, ia mengambil celemek kemudian memakainya, ia kembali mengambil beberapa butir telur dan sosis dari dalam lemari pendingin dan sisa nasi yang ada di atas meja dapur, ia mulai memasak sarapan pagi untuk keempat anak-anaknya.
Tek...Tek...Tek...Tek...
Tuk...Tuk...Tuk...Tuk...
Suara benturan pisau dapur dan alat masak bersahutan seperti irama musik yang menenangkan bagi Merry tapi tidak bagi anak-anaknya.
“Euhhhmmm...mama...” racau anak bungsu Merry.
Suara manja nan menggemaskan datang dari Rasya, anak bungsu Merry ini sangat tampan dan menggemaskan dengan pipi bulat berwarna merah muda serta mata besar milik Rasya membuat anak ini terlihat seperti boneka. Rasya menghampiri sang ibu masih setengah mengantuk.
“Mama...” panggil Rasya.
“Iya nak...” Sahut Merry menuntaskan kegiatan yang sedang berlangsung.
“Mama masak apa? Rasya laper ma...” rengek Rasya seraya memeluk kaki sang ibu.
“Duh...Rasya...nanti mama jatuh nak...” keluh Merry berusaha mengimbangkan posisi agar tidak terjatuh karena Rasya terlalu kuat memeluk kakinya.
Merry mematikan kompor tanda ia sudah selesai memasak, dengan setengah menunduk ia bertanya kepada Rasya.”Rasya laper???”
Rasya mengangguk cepat sembari menggosok-gosokan kepala pada bahu kanan Merry.
“Rasya boleh makan ma?” Tanya Rasya manja.
“Boleh dong...sayang...” jawab Merry tersenyum lalu mencium gemas kedua pipi si gembul Rasya.
“Rasya...panggil kakak Rey dan kak Ray juga babang Rasyid, tolong ya sayang...” titah Merry lembut sembari menyiapkan masakan yang tadi ia masak ke bawah lantai karena ia tidak memiliki meja makan, rumah yang tidak terlalu besar tidak mampu menampung meja makan di dalamnya karena rumah Merry terlalu kecil untuk menempatkan meja makan yang cukup memakan tempat.
Kembali pada Rasya yang mengangguk dengan mulut yang penuh sosis goreng, ia berjalan ke kamar yang lain untuk membangunkan kedua kakak perempuannya dan satu kakak laki-laki.
“Kakak..kakak...abang...mama panggil suruh sarapan” celoteh Rasya masih asik memakan sosis.
“Iya...” sahut Rey, Ray dan Rasyid bersamaan.
Keempat anak-anak manis ini menghampiri sang ibu yang sedang bersiap-siap untuk pergi bekerja.
“Loh...mama udah rapih aja!” Seru Reynata anak pertama Merry yang berkulit hitam manis dengan lesung pipi akan terlihat sangat manis apabila ia tersenyum.
“Iya nak...kalian sarapan ya, nanti ibu baik seperti biasa akan kesini untuk menjaga kalian, nurut sama ibu baik ya...jangan ngelawan! Ngerti!!!” Sahut Merry menyelesaikan rutinitasnya sebelum berangkat kerja.
“Mama tidak sarapan dulu?” Tanya Reynata seraya duduk di lantai bersama adik-adiknya.
“Tidak sayang...” jawab Merry singkat.
“Mama sarapan dulu baru jalan kerja” kata Rayni anak kedua Merry yang paling cantik sejabotabek.
“Mama sudah terlambat nak...mama pergi dulu ya...Assalammu’alaikum...” pamit Merry.
“Wa’alaikumsalam mah...” sahut keempat anak Merry sembari mencium punggung tangan sang ibu secara bergantian.
Saat hendak melangkah keluar dari pintu Reynata memanggil Merry.
“Mama...” panggil Reynata dengan mata berkaca-kaca.
“Iya nak...” sahut Merry menoleh ke arah Reynata.
“Mama jangan kenalan sama cowok lagi ya...kakak enggak mau mama sedih lagi” kata Reynata menitikan air mata.
“Iya sayang mama...mama tidak akan pacaran lagi, nanti mama mau langsung menikah saja...hehe” canda Merry seraya menghampiri Reynata.”Tenang ya nak...mama baik-baik saja, tidak ada yang lebih penting saat ini, selain kalian semua anak-anak mama...” Merry menyeka air mata sang anak dengan jari jemarinya kemudian ia pun berangkat.
***
***
***
Pukul 9:30 pagi di sebuah rumah mewah, Merry seorang wanita cantik tengah asik mengerjakan pekerjaannya sebagai pembantu umum untuk syuting sebuah film layar lebar. Merry wanita berumur 35 tahun ini sangat rajin dan selalu ceria di berbagai kesempatan, itulah yang menjadi daya tarik bagi seluruh kru dan para staf yang bertugas menyukai karakter wanita cantik ini, ia tidak pernah marah ataupun mengeluh jika diberi tugas apapun, seperti saat ini ia memindahkan lebih dari lima kardus aqua botol dari ruangan satu ke ruangan lainnya.
“Mer...habis ini tolong buatin kopi buat pak sutradara ya, sama lo ke ruang make up gih, itu Keyzro artis yang akan syuting bareng kita mau ngomong sama p-u dan bagian make up” titah seorang kru film yang bernama Ipong pada Merry yang masih belum menyelesaikan tugasnya.
“Baik bang Ipong!” Sahut Merry bersemangat dengan senyuman mengembang indah.
“Ini anak kalau senyum, bikin gue lupa bini” gumam Ipong dalam hati seraya melangkah pergi.
Di saat mengerjakan pekerjaan yang belum selesai, Merry tidak sengaja mendengar tentang informasi siapa itu Keyzro? Pria yang bernama Keyzro ini adalah artis pendatang baru yang baru saja melebarkan sayap ke dunia acting, ia sangat tampan dengan tinggi hampir dua meter, usia Keyzro masih sangat mudah yaitu ia berusia 26 untuk tahun ini mungkin ia akan berusia sekitar 27 tahunan, lahir dari seorang ibu yang juga adalah seorang model maka tak heran jika Keyzro memiliki aura bintang seperti sang ibu, ibu Keyzro adalah model di negara asal Keyzro yaitu Korea Selatan.
“Eh...Keyzro tuh...ganteng parah sumpah deh, kelewatan ganteng malah!” Seru salah satu staf bagian make up sembari mesem-mesem enggak jelas.
“Iya...duh...pasti lo jadi enggak sabar kan bisa pegang-pegang wajah yang tampannya bukan main” sahut bagian hair styles.
“Lo ini yang enak Cha, bisa pegang-pegang wajah si Keyzro” kata bagian make up yang tadi mesem-mesem.
“Iya...enak banget lo Cha...” timpal bagian hair styles ikut meledek Chacha.
“Apaan sih...kan lo juga bagian make up San...” sahut Chacha tersipu malu.
“Huh...gue memang bagian make up tapi bukan buat si oppa tampan...hiks...enak banget jadi lo Cha...” kata staf make up yang bernama Santi.
“Yuk ah...kita temuin si Keyzro...oppa tampan...” seru Inez staf bagian hair styles.
Merry hanya tersenyum tipis mendengar gosip tentang artis oppa-oppa Korea ini, obrolan yang tak berfaedah bagi dirinya, ia mengabaikan itu, Merry lebih memilih menemui sang sutradara dengan secangkir kopi di atas nampan yang ia bawa.
Tok Tok Tok
Merry mengetuk pintu perlahan ke sebuah ruangan bertuliskan “Sutradara”
“Eh...kamu mer...masuk!” Titah pak sutradara tersenyum tipis.
“Ini kopinya pak...” kata Merry sembari menaruh secangkir kopi ke atas meja.
“Thank you ya...” sahut pak Hamif sang sutradara.
“Aku permisi dulu ya...” pamit Merry hendak keluar dari pintu.
“Tunggu Mer...kenalan dulu nih sama Keyzro...” kata pak Hamif memberi perintah.
To be countinue
Episode 2
Pak Hamif sedang mendiskusikan tentang adegan syuting yang akan dilakukan hari ini, bersama dengan Keyzro ada beberapa perubahan dialog dan dari naskah yang asli, sebagai pemeran utama pria, Keyzro adalah visual karakter yang harus ditonjolkan bakat dan kemampuannya dalam berakting karena ini kali pertama Keyzro mencoba untuk berakting.
“Jadi bagian ini saja yang dirubah yah?” Tanya Keyzro pada pak Hamif.
“Iya...bagian kiss hanya akan ada di bagian belakang saja, kata pemeran utama wanita, ia takut tidak bisa melakukan adegan itu, kata dia sih, lawan main dia kelewat ganteng” jawab pak Hamif tersenyum tipis.
“Apa-apaan sih yah...” Keyzro geleng-geleng kepala.
“Eh kamu Merry...masuk!” Titah pak Hamif begitu melihat kepala Merry dari balik pintu yang terbuka.
“Ayah...siapa dia?” Tanya Keyzro berbisik.
“Nanti ayah kenalkan ya...” jawab Hamif.
“Tunggu Mer...kenalan nih sama Keyzro...aktor utama kita...” titah Hamif.
“Merry...” ucap Merry mengulurkan tangan.
“Keyzro...” Keyzro menyambut uluran tangan Merry dengan sangat lembut.
“Ini PU paling cantik sepanjang perjalanan dunia per-syutingan...” kata Pak Hamif tertawa kecil.
“Huh...bapak ngerayu aku ya...biar dibuatin mie goreng telur lagi kan? Hayo ngaku...!” Sahut Mery terkekeh geli.
“Yahhh...ketahuan deh...” timpal pak Hamif.
“Ehem...ngomong-ngomong tangan saya lepas dong...” Merry melirik sinis pada Keyzro yang belum juga melepaskan tangannya.
“Eh...anu..eh...itu...maaf...” Keyzro garuk-garuk kepala tersipu malu.
“Ini cowok kenapa coba?” Tanya Merry dalam hati.
“Boleh ya buatin bapak...satu porsi aja...please...” kata pak Hamif merengek seperti anak kecil.
“Iya...aku buatin, tapi jangan bilang-bilang ibu ya pak...soalnya baru kemarin aku dimarahin ibu, kata ibu...dasar anak berbakti banget sama bapaknya, mbok yo sekali-kali ngebangkang gitu loh!” Kata Merry menirukan gaya bicara istri pak Hamif yaitu ibu Eva.
Hamif tersenyum kikuk menanggapi pernyataan Merry.
“Ya udah...aku pamit dulu ya bapak ku yang nakal!” Kata Merry tersenyum manis pada Hamif.
“Iya putri bapak yang bawel!” Sahut Hamif tertawa kecil.
“Hehehe...” Merry tersenyum dengan tawa renyah ia pun pergi.
"Senyumannya sangat tulus..." kata Keyzro dalam hati.
***“Oh ini yang bernama Keyzro...masih muda...brownis...”*** kata Merry dalam hati tak sadar ia menyungingkan senyum di bibir indahnya.
Selepas kepergian Merry, Hamif memicingkan mata ke arah Keyzro yang terus saja menatap pintu sedari tadi Merry keluar dari sana, ia merasa aneh pada putra angkatnya itu yang selalu saja memiliki hoby yang aneh, Keyzro hoby mengoleksi wanita cantik namun ia tahu jika sang putri angkat tidaklah secantik mantan pacar Keyzro yang banyaknya tak terhitung, meski begitu ia sebagai ayah merasa Merry jauh dari kata cantik bahkan menurut Hamif sang putri terlalu cantik dan manis, begitulah seorang ayah memuji putrinya.
“Lo kenapa Keyz?” Tanya Hamif dingin.
“Hahh...kaget saya...” pekik Keyzro menepuk bagian dada beberapa kali.
“Lo kenapa? Ditanya ayah bukan jawab!” Hamif menepuk kasar bahu kiri Keyzro.
“Ah...enggak kenapa-kenapa kok yah...” jawab Keyzro sembari duduk di tempat semula.
“Ini anak bohong...” kata Hamif dalam hati.
Sementara Keyzro masih kebingungan dengan apa yang membuat ia tertarik pada Merry, orang yang membuat ia bingung justru sedang asik bersenda gurau dengan para kru film juga staf yang lain. Di tengah asiknya candaan renyah muncul Bara seorang bagian pengeditan suara, Bara datang membawa setangkai bunga mawar lalu berlutut dengan satu kaki di hadapan Merry, hingga membuat semua orang mau tak mau menatap ke arahnya.
“Si Bara kenapa lagi sih?” Bisik Chacha pada Ipong.
“Mane gue tahu?!” Sahut Ipong.
“Merry...mau jadi pacarku?” Tanya Bara tanpa basa-basi.
“Eh...ini...bang lo mabok baigon ye???” Merry langsung menjauh mundur dari hadapan Bara.
“Aku serius Mer...kita udah kenal lama kan? Kita sudah pernah beberapa kali satu project, masa lo enggak merasa perhatikan sikap gue selama ini ke kamu?” Kata Bara masih berlutut.
“Huff...bang, maaf...aku tuh enggak ada perasaan apa-apa sama abang, jadi maaf ya...” Merry membuang nafas kasar sembari menunduk.
“Jangan gitu dong Mer, masa gue ditolak lagi?” Rengek Bara.
“Bang tapi kan...” Merry terdiam sejenak.
“Ada apa nih? Kalian santai banget ya kerjanya!” Tegur suara sedikit menyentak dari arah belakang orang-orang yang sedang berkumpul.
“Keyzro!!!” Pekik semua orang langsung membubarkan diri termasuk dengan Bara yang langsung ikut ngacir.
“Hah...ada-ada saja deh...” gumam Merry sembari membereskan dapur dadakan yang sedikit berantakan.
“Kamu baik-baik saja?” Tanya Keyzro melangkah maju.
“Hm...iya...terima kasih...” jawab Merry dengan senyum lebar menoleh sekilas.
“Kamu PU disini kan?” Tanya Keyzro lagi semakin mendekat ke arah Merry yang memunggungi dirinya.
“Iya...kenapa mas?” Jawab Merry lalu bertanya tanpa melihat Keyzro yang semakin mendekat.
“Nanti kamu datang ke ruangan aku ya...sama staf yang tadi aku panggil” kata Keyzro seraya memutar badan berjalan menjauh.
“Cih...aneh lu dul!!!” Decih Merry menekuk wajahnya.
Di dalam ruangan yang sudah dipersiapkan untuk Keyzro, Asisten Keyzro yang bernama Dian sedang membereskan beberapa perlengkapan milik Keyzro, sekedar informasi, Keyzro tidak suka memakai barang-barang bersama dengan artis yang lain, jadi untuk make up atau catokan dan apalah itu, semua ia bawa sendiri, ia tidak suka memakai barang bekas orang lain, itu sebabnya ia selalu membawa peralatan lengkap miliknya, itu semua karena ia lebih suka menggunakan milik pribadi daripada apa yang sudah disediakan oleh pihak management.
“Cong...sini...” panggil Keyzro pada Dian sembari memainkan ponsel.
“Kenape?” Tanya Dian.
“Lo kenal dia enggak?” Keyzro memperlihatkan layar ponsel miliknya yang sudah terpasang wajah Merry, ia jadikan wallpaper disana.
“Oh...itu PU disini” Dina ber-oh ria sebelum ia duduk di sisi kanan Keyzro.
“Tolong bantu gue ya...” kata Keyzro dengan tatapan memohon.
“Hm...baiklah...” sahut Dian pasrah.
“Tolong lo pasang CCTV di semua bagian rumah ini, juga di kamar itu PU” kata Keyzro dengan wajah serius.
“Dihh...aneh lu! Kenapa lo curiga sama si Merry?” Tanya Dian geram.
“Enggak...gue cuma...cuma mau...mau...” Keyzro memejamkan mata nya sejenak.
“Permisi...” ucap Inez nyelonong masuk ke dalam ruangan Keyzro.
“Iya...cari siapa?” Tanya Dian langsung menghampiri Inez dan Chacha.
“Itu...mas Keyzro kata dia mau bicara dengan kami” jawab Chacha malu-malu.
“Oh...silahkan masuk...” titah Dian lalu duduk kembali.
“Mana PU itu?” Tanya Keyzro datar.
“Oh...Merry ia sedang...” Chacha hendak mengatakan sesuatu namun tidak jadi karena melihat Merry yang berlari ke arah mereka berempat.
“Hosh...hahh...hosh...maaf aku telat...” ucap Merry membungkuk sejenak sembari mengatur nafas.
“Itu dia...” gumam Keyzro sembari tersenyum tipis ia menghampiri Merry.”Ini...minum dulu...” titah Keyzro.
“Thanks...” ucap Merry sembari membuka tutup botol air mineral yang diberikan oleh Keyzro.
“You’re welcome...” sahut Keyzro memblushing.
***“Ini bocah kenapa jadi begini?”***Tanya Dian dalam hati.
“Keyzro ini lo jadi ngomong kagak!” Teriak Dian sedikit kesal.
“Lo aja yang ngomong...” sahut Keyzro sembari duduk di sofa panjang.
“Jadi gue lagi nih!” Decak Dian kesal.
“Ya...” sahut Keyzro pura-pura cuek.
“Ck...” Dian kembali berdecak dengan memutar bola mata.”Ini make up khusus untuk Keyzro, ini pengering rambut dan catokan bila diperlukan, dan buat mba Mer...Keyzro dia...” lanjut Dian memberi intrupsi.
“Sudah...kalian boleh keluar!” Titah Keyzro memberi kode kedipan mata pada Dian.
To be continue
Episode 3
“Baik kami mengerti...kami permisi dulu mas Keyzro...” kata Inez lalu pergi bergadengan tangan dengan Chacha.
“Kamu mau kemana?” Tanya Keyzro melihat Merry yang hendak keluar.
“Eh...tadi kata mas kan...” Merry memutar badan menghadap Keyzro.
“Dian...lo keluar dulu” titah Keyzro.
“Hm...” sahut Dian lalu pergi.”Ini bocah enggak seperti biasa? Ada yang aneh...” kata Dian dalam hati.
“Aku belum selesai bicara sama kamu” kata Keyzro sembari berdiri lalu melangkah mendekat pada Merry.
“Ya...bicara aja mas...hehe” kata Merry cengengesan.
“Pinjam hape kamu sebentar...” kata Keyzro menadahkan tangan.
“Buat apa mas?” Tanya Merry bingung.
“Tenang...aku enggak akan berbuat macam-macam kok, pinjam sebentar ya...” jawab Keyzro lembut.
“Ini...” Merry memberikan ponsel miliknya pada Keyzro.
“Pakai yang ini saja, ponsel kamu sudah ketinggalan zaman!” Kata Keyzro memberikan ponsel baru pada Merry.
“Lah...” Merry mengkerutkan kening semakin bingung.
“Sini...” Keyrzo meraih tangan kanan Merry lalu membawa Merry untuk duduk di sampingnya.
“Mas...kayaknya aku enggak bisa terima deh...maaf ya...” kata Merry.
“Aku tidak menerima penolakan Merry!” Kata Keyzro sarkas.
Glek
Merry menelan slavinanya kasar.
"Galak amat sih...hiks..." kata Merry dalam hati
Keyzro memindah sim card dan kartu sd dari ponsel Merry ke ponsel yang baru, setelah lewat beberapa menit, ia pun memberikan ponsel baru itu pada Merry.
“Ini pakai...ponsel lama kamu biar aku yang simpan!” Titah Keyzro tegas.
“Ya sudah...terima kasih mas Keyz...” kata Merry pasrah.
“Angkat panggilan dariku kapanpun itu, jangan pernah sekali-kali kamu mematikan ponsel ini ya! Ingat!!!” Kata Keyzro memberi ultimatum pada Merry.
“Iya...” sahut Merry seraya berdiri enggan menanggapi sikap aneh Keyzro padanya.
“Kamu boleh pergi...jangan lupa angkat panggilan dariku ya...” kata Keyzro lagi dengan tersenyum tipis.
“Iya...” sahut Merry singkat.
Syuting selesai pada malam hari, Merry sudah selesai dengan pekerjaannya, ia pun beristirahat di kamar yang memang disediakan oleh Hamif sang ayah angkat untuk ia menginap selama dua minggu di rumah mewah tempat syuting berlangsung, setelah mandi dan berganti pakaian tidur, ia merebahkan diri di atas King Bed sembari memainkan ponsel pemberian dari Keyzro, ponsel pintar itu memang keluaran terbaru bahkan ia tidak mungkin bisa membelinya kalaupun menabung selama dua tahun, ia merasa beruntung juga sangat senang tapi di lain sisi ia merasa aneh diberikan ponsel semahal ini karena ia belum lama bertemu dengan Keyzro, masa ada orang baik tanpa pamrih? Itu yang ada di benak Merry sekarang.
“Ini hape kira-kira seharga motor baru, mungkin 15 juta atau 25 jutaan, masa dikasih gitu aja sih ke gue?” Gumam Merry sembari menatap ponsel canggih yang diberikan oleh Keyzro.
Tiba-tiba saja ponsel itu berdering, terlihat di layar ponsel bertuliskan nama Keyzro, ia lantas langsung terduduk terkejut dengan panggilan masuk dari orang yang baru saja ia pikirkan.
“Hahhh!!!” Merry melotot kaget.”Iya mas Keyz...” sahut Merry langsung mengangkat panggilan dari Keyzro.
“Belum tidur?” Tanya Keyzro.
“Ini baru mau” jawab Merry.
“Kamu suka ponsel pemberian dari aku?” Tanya lagi Keyzro.
“Iya...” jawab Merry.
Sepertiga menit membisu...
“Aku tidur dulu ya mas...”
“Oh...iya...selamat malam...”
“Iya...selamat malam...Assalammu’alaikum...”
“Wa’alaikumsalam...”
Bippp
“Lo enggak lagi ngincar Merry kan Keyz?” Tanya Dian sembari memakan keripik kentang. Begitu Keyzro selesai menelpon Merry.
“Kalau iya kenapa?” Tanya balik Keyzro sembari membuka baju menyisakan kaos dalaman warna hitam.
“Huhkkk...hukhhhh...” Dian tersedak mendengar pertanyaan balik dari Keyzro.”Lo gila ya!!!” Sentak Dian marah setelah menenggak habis sebotol teh kemasan.
“Apa yang salah? Gue tertarik sama dia” Keyzro mengangkat kedua bahu lalu rebahan di King Bed.
“Wah...dasar gila!!!” Sentak Dian sembari berlalu pergi.
“Merry Reynata...” gumam Keyzro kemudian terlelap.
Kesokan harinya...
Merry seperti biasa ia sudah bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan sarapan pagi bagi para staf dan jru yang bertugas, setelah selesai menyiapkan sarapan pagi, ia menemui pak Hamif sang ayah, ia membawakan sarapan pagi dan juga obat yang biasa diminum pak Hamif setiap harinya, sembari tersenyum ia menyajikan sarapan pagi berupa nasi merah dengan lauk ikan kembung kukus serta sayur bening bayam.
“Makan yang banyak pak...” kata Merry tersenyum manis.
“Hah...masa ini sih sayang...bapak juga mau nasi uduk...hmm...” rengek Hamif menekuk wajahnya.
“Ck...besok ya...kemarin sore kan bapak sudah makan soto ayam santan, jadi sekarang ini dulu ya...” kata Merry dengan nada selembut mungkin.
“Hiks...putri bapak cantik deh...” Hamif merajuk seperti anak kecil.
“Makan!!! Kalau enggak makan! Aku adukan ke ibu!” Kata Merry tegas.
“Ck...dasar putri ibu! Huh!!!” Hamif cemberut tapi tetap memakan makanan yang sudah disediakan oleh Merry.
“Bapak ganteng deh...” Merry tersenyum puas lalu mencium pipi kiri Hamif.
“Hm...memang seorang ayah akan kalah sama putrinya” Hamif tersenyum melahap makanannya.
“Aku keluar dulu ya pak, ini obatnya diminum ya...aku sayang bapak...” pamit Merry.
“Iya nak...terima kasih sayang, bapak juga sayang kamu...” sahut Hamif tersenyum tipis.
Merry menarik nafas malas karena harus membawakan sarapan pagi ke kamar Keyzro, ia enggan melakukan ini namun apalah daya, ia hanya pembantu umum yang tugasnya hanyalah menuruti perintah, ia berjalan perlahan menuju kamar Keyzro, setengah perjalanan ia bertemu dengan Inez.
“Mau ngantar sarapan buat mas Keyz ya?” Tanya Inez.
“Iya mba...” jawab Merry tersenyum kikuk.
“Biar aku saja Mer...” kata Inez menawarkan diri.
“Boleh...” sahut Merry kegirangan.
“Merry!!!” Panggil suara seorang pria dari arah belakang.
“Eh...kak Dian!" Seru Merry menghampiri Dian.
“Yuk!!! Keyzro belum bangun! Lo bangunin gih!” Kata Dian menarik pergelangan tangan Merry.
“Mbak Inez...hiks...” Merry mengkerutkan kening menatap memohon pada Inez.
Inez hanya bisa tersenyum lebar tak mampu berbuat apa-apa sejujurnya ia sedang menahan kesal.
“Huff...kenapa juga harus Merry sih! Mata Keyzro buta ya!!!” Gumam Inez.
Di dalam kamar Keyzro, Dian membereskan barang-barang keperluan syuting milik Keyzro, sementara Merry ragu-ragu untuk membangunkan Keyzro yang masih terlelap. Dian nampak cuek melihat Merry yang kesulitan, setelah selesai dengan apa yang ia kerjakan, Dian keluar begitu saja tanpa mengatakan sesuatu pada Merry.
“Aishhh...gue sial amat sih!!!” Runtuk Merry dalam hati.
Merry menepuk-nepuk pipi kanan Keyzro.”Mas...mas...mas Keyz...baa....kyaaaaaaaa...”
Merry berteriak saat Keyzro menarik tangannya serta menindih tubuhnya yang mungil.
“Mas jangan macam-macam ya!!!” Bentak Merry marah.
“Enggak kok...cuma satu macam...” sahut Keyzro dengan suara serak.
“Mas...menyingkir bisa kan?” Merry melotot galak.
“Enggak bisa tuh!” Kata Keyzro menaikan satu alis tersenyum smirk.
“Ih...nyebelin banget sih!”
“Jangan galak-galak...nanti aku tambah suka!”
“Mas...mas...kok malah bengong?” Tanya Merry kebingungan melihat Keyzro hanya melamun berbaring di atas King Bed.
“Kamu...maaf...” Keyzro langsung terduduk di atas King Bed.
“Mas...anu...tangan aku sakit!” Kata Merry melirik pergelangan tangan kanannya yang digenggam erat oleh Keyzro.
Batssss...
Keyzro langsung melepaskan tangan Merry sesudah benar-benar sadar dari rasa kantuknya.
“Maaf...sekali lagi...” ucap Keyzro tersipu malu.
“Hm...ya sudah...selamat makan ya...disana sarapan untuk mas Keyz...” sahut Merry berlalu pergi.
“Hm...imut...” gumam Merry begitu keluar dari kamar Keyzro.
“Argghhh...dasar gila!!!” Teriak Keyzro mengacak-acak rambutnya.
“Ck...ck...playboy cap gajah duduk bisa juga salting hehehe” kata Dian meledek Keyzro begitu masuk ke dalam kamar.
Brugghhh
Keyzro melempar bantal pada Dian yang duduk di sofa panjang.
“Diam lo!!!” Sentak Keyzro.
“Hmm...menarik juga ya kamu Merry Reynata...” gumam Dian sembari menatap pintu kamar mandi yang ditutup kencang oleh Keyzro.
To be continue 3
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!