NovelToon NovelToon

JANJI AISYAH

meminta izin

"Mas aku mohon jangan duakan aku, aku tidak sanggup mas, jika mas duakan aku!"

Namun Zakir malah menepikan tangan istrinya itu.

"Aku tidak mau tahu, aku akan menikah dengan vera. Setuju tidak setuju aku akan menikahi dia!" Jawab Zakir suami Aisyah.

Sejak suaminya bekerja di kantoran Zakir sangatlah berubah. Dulu sangatlah hangat dalam rumah tangga, kini bagaikan bukan dia.

Anak dan istrinya di perlakukan dengan tidak baik.

Memang tidak main fisik, tapi ucapan ucapannya bikin siapa saja merasa hancur.

Aisyah adalah wanita sholehah. Dia menikah dengan Zakir sudah 7 tahun lamanya pada saat Zakir masih duduk di bangku kuliah, karena perjodohan kedua orang tuanya Ais sapaannya rela putus sekolah demi abah dan ummanya.

Namun pengorbanannya sia sia karena Zakir sudah berpindah kelain hati pada rekan satu kerjanya yang bernama Vera seorang janda anak 1.

"Mass, " panggil Aisyah

namun panggilannya adalah neraka bagi Zakir.

'Mas, tolong pertimbangankan mas. Bagaimana dengan kedua orangtua kita? Bagaimana mereka mas?" Tanya Aisya dalam segukan tangisnya.

Kamu tenang saja! Aku yang akan mengurus urusan itu! Dan kamu siap siap menerima madumu!! Ujar Zakir tegas.

"Tidak mas aku tidak mau di madu!" Teriak Aish pilu.

"Mau tidak mau kamu harus mau Aisyah! Atau kita pisah sajaa? Itukah yang kamu harapkan hah!?"

Lagi lagi Aisyah mendengar perkataan yang sangat di benci oleh Allah .

Aisyah bukan tidak mau pisah, itu semata mata karena dia memikirkan nasib anak anaknya kelak.

Pagi tiba, Aisyah selalu membuat sarapan untuk suami dan anaknya. Jika dulu Aish selalu mendapat kecupan manis namun sekarang senyum yang masam di dapatkan.

Kamu bisa gak sih masak itu yang enak?" Ucap Zakir, padahal selama ini masakan Aisya selalu lezat bagi siapa saja yang memakannya.

Namun jika laki laki sudah tak cinta, jangankan makan bilang O saja pasti salah.

Aisyah hanya pasrah mau gimana lagi dia tidak bisa berkata apapun. Ucapan suaminya bagaikan irisan luka yang menancap dalam ke relung hatinya!

Zakir langsung siap siap berangkat kerja. Padahal jam masih menunjukkan pukul 07.00 pagi, sedangkan jarak kantor dan rumahnya hanya berjarak cukup dekat sekitar 15 menitan, namun Aish yakin suaminya menjemput wanita lain.

"Abah!" Panggil anaknya bernama Zila.

"Kamu mau apa Zila abi mau cepat cepat? Nanti abi terlambat!" Bentak Zakir sambil mendorong Zila yang mau naik atas pakuannya.

Aish, bisa tidak kamu jaga anakmu ini hah?!" Teriak Zakir yang sangat murka.

"Zila sini sayang, abah sedang buru buru nak jangan bandel ya, sini sayang sama umi!" Panggil Aisyah lembut.

Gak mauuu, Zila mau sama abah umi!" Kata Zila sambil menangis.

Namun bukan kasihan Zakir malah membentak Zila dengan keras sehingga membuat anaknya itu sangat ketakutan.

"Umi kenapa abah jahat pada kita huuuuhuuu, kenapa abah gak sayang kita lagi huuhuu?!" Tangis Zila anak berusia 5 tahun itu.

Abah buru buru sayang, jadi Zila harus paham ya?!" Hibur Aisyah pada anaknya.

Sebenarnya sangat luka melihat tingkah suaminya yang semakin har semakin menjadi.

Di tempat lain,

"Sayang!" Panggil Zaki pada istri sirinya.

Bahkan Aisyah belum tahu Zakir sudah menikah siri beberapa bulan yang lalu. Dia sengaja menutup agar Aisyah mau mengizinkan dia untuk menikah lagi. Namun apa daya sampai saat ini Zakir belum mendapatkan restu dari Aisyah.

"Mas kapan kita akan menikah sah secara hukum?!" Rengek vera pada Zakir.

"Saabar sayang kamu tahu Aisyah tidak mau di madu, jadi sabar yaa nanti aku pikirkan cara yang lain," ujar Zakir lembut pada Vera

Vera berpura-pura senang padahal dalam hatinya sangat kesel dengan jawaban Zakir.

Kini mereka sudah berangkat kekantor. Di mana zakir menjadi direktur. Benar kata orang, semakin tinggi jabatan semakin menjadi tingkahnya

Sisi lainnya Aisyah sangatlah sedih.

"Ya Allah, kapan ini berakhir? Aku sudah tidak sanggup ya Tuhan!"

Aisyah lagi dan lagi berdoa agar suaminya cepat sadar dan kembali dalam pelukannya.

Sedangkan orang yang di doakan malah asik bermesraan dengan istri siri nya. Bahkan Zakir lupa pada anak dan istrinya.

Orang-orang di kantor saja ikut merasakan jijik melihat dua manusia itu! Namun tidak ada yang berani menegurnya, itu di karenakan mereka takut di pecat oleh Zakir yang merupakan direktur di perusahaan itu.

Tamparan pertama

Hari terus berganti, dan tepat hari ini Zakir membawa pulang madunya Aisyah ke rumah dan Aisyah dengan amat terpaksa menerima madunya tersebut, walaupun dalam hatinya tiada keikhlasan sedikitpun.

Sejak pertukaran itu Zakir sudah menikahi pacar nya Vera. Namun bukan pernikahan SAH di mata hukum melainkan hanya secara siri.

Orang tua Zakir ataupun Aisyah tidak tahu apa apa akan perbuatan anak dan menantunya itu sebab Aisyah menutupinya karena dia tidak mau membuka aib suaminya tersebut apalagi Aish di bawah ancaman Zakir.

Tepat hari ini Zakir memboyong istri keduanya itu.

Tapi hari ini Aisyah mendengar ucapan suami nya yang pahit,

"Aish, kamu harus pindah kemar yang lain, sebab Vera akan menempati kamar itu!" Perintah Zakir tegas.

"Tidak mas, itu kamarku! Kenapa bukan dia saja yang menetap di kamar lain?" Jawab Aish sekenanya dengan perasaan yang dongkol.

"Mas aku tidak apa-apa tidur di kamar lain kok, walaupun aku ngidam tidur di kamar itu." Ujar Vera dengan nada sedih dibuat buat, dan tentunya licik.

"Tidak, aku tidak mau kamu sedang ngidam jadi aku wajib menuruti keinginanmu sayang! Dan kamu Aish, kamu yang harus pindah! Aku tidak mau tahu, kalau kau menolak enyahlah dari rumah ini!"

Ucapan Zakir bak petir yang menyambar di siang hari untuk Aish.

Dengan perasaan tidak rela, mau tak mau Aisyah pindah kamar lainnya.

Aisya meneteskan air matanya melihat perlakuan suaminya padanya,

perlakuan Zakir terhadap madunya sangatlah baik, terbalik dengannya yang selalu kena amarah. "Cobaan apalagi ini Ya Allah?!" Isak Aish dalam diam

Hari demi hari rumah tangga itu kian hambar dan terasa neraka bagi Aish, Aisyah diperlakukan buruk oleh istri kedua Zakir, namun Zakir seakan menutup mata. Bahkan anak saja tidak di responnya oleh Zakir.

Namun Aisyah tetap bertahan demi anaknya. Semua perlakuan buruk Zakir dan madunya ia telan bulat bulat karena anaknya iya semua demi anaknya!

Seperti saat ini,

"Mbk Aisyah tolong dong cuci bajuku!" Suruh Vera dengan nada memerintah.

Tapi mbak mau kepasar Vera." Jawab Aisyah karena emang dia mau pergi kepasar.

Namun Vera berpura-pura jatuh tepat saat Zakir datang, lantas Zakir langsung membantu Vera untuk berdiri.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Zakir khawatir.

Sedangkan Aisyah terkaget melihat madunya yang pura-pura jatuh.

"Mbak Aisyah mendorong aku mas, karena mbak Aish menyuruh aku mencuci baju mbak Aish. Tapi mas lihat aku sedang hamil kan tapi mbak Aish marah dan mendorong aku mas! Ujar Vera dengan akting yang luar biasa jahatnya.

Terlihat Vera menangis sambil tersenyum licik kehadapan Aisyah dan tentunya Zakir tidak melihat itu.

"Aisyah!!!" Panggil Zakir dengan suara yang keras.

Aisyah dengan takut maju perlahan dan,

"Plaaakk!" Satu tamparan mendarat di pipi mulus Aisyah.

Lagi lagi Aisyah menerima kenyataan pahit yang menyayat hatinya.

"Apa salahku mas?" Tanya aish terisak.

Kamu tanya apa salah mu? Tega kamu ya menyuruh menyuci baju kamu. Kamu ada hati tidak haaaa?!!"

Ucap Zakir dengan murkanya.

Abah jangan marahin umi, umi tidak jahat!" Teriak Zilla yang tiba-tiba datang.

Namun yang terjadi malah Zakir bertindak kasar ke pada anak gadisnya.

"Umi kenapa abah jahat pada kita. kenapa abah gak sayang kita lagi?" Tanya Zila kepada umi nya.

"Abah mungkin capek sayang." Jawab Aisyah seraya menghibur hati anak gadisnya itu.

Sebenarnya sangat luka melihat tingkah suaminya makin hari makin menjadi, Aish cuma bisa berdoa semoga ia kuat menghadapi ini semua.

Sedangkan di kamar lainnya,

"sayang," panggil Zakir buat istri siri nya, bahkan pada Aisyah si Zakir belum pernah memanggilnya dengan semesra itu. Lain halnya pada Aisyah

dia sengaja membuat Aisyah menderita agar Aisya mau berpisah secepatnya. Namun apa daya sampai saat ini dia belum mendapatkan kata ayo mas kita cerai dari bibir Aisyah. Karena di pikiran Zakir dengan begini Aisya akan meminta cerai namun pada nyatanya Zakir tak tahu bahwa seorang wanita akan kuat dan mampu bertahan dengan segala hinaan, caci maki, duka dan sakit hati demi orang-orang yang di sayanginya.

"Mas kapan mbak Aisyah pergi dari rumah ini sih?" Tanya Vera dengan manjanya.

"Sabar sayang kamu tahu Aisyah tidak mau pergi dari rumah ini. Jadi sabar yaa." Ucap Zakir sambi mencium pipi istri sirinya itu.

Namun Vera masih juga ngambek dan menepis mukanya Zakir,

"sayang aku mohon sabar yaa." Zakir berusaha membujuk Vera.

"Iya mas," jawab vera dengan malas.

Kini Zakir sudah berangkat ke kantor yang di mana Zakir menjadi direkturnya, semakin naik jabatannya semakin banyak saja tingkah nya.

Di sisi lain Vera makin menjadi memperbudak Aisyah seakan-akan dia adalah pembantu. Namun Zakir tentunya tahu akan hal itu, karena Zakir lah yang memberikan ide laknat itu.

Pertemuan singkat

Siang ini Aisyah akan mengajak Zila ke taman. Karena Zakir dan Vera sedang keluar berdua. Jadi ada kesempatan bagi Aisyah untuk membawa Zila pergi ke taman kota.

"Sayang, mau ketaman gak?" Tanya Aisyah pada Zila.

"Wah mau umi!" Jawab gadis polos itu dengan sumringah.

Tapi nanti kita pulangnya jangan sore sore ya, takut abi marah nanti apa lagi takutnya mendung entar kena hujan kita sayang." Ucap Aisyah lembut kepada anaknya.

"Iya umi Zila janji kita hanya sebentar aja disana." Jawab zila dengan bahagia.

Semenjak Zakir berubah, Zila tak pernah lagi di ajak jalan jalan oleh ayahnya itu. Aisyah tahu ada setitik kerinduan yang memucak di hati anaknya itu, tapi apa daya Aisyah sendiri tak bisa berbuat banyak.

"Oh iya, umi mau bawa bekal buat kita makan disana gak umi?" Tanya Zila ke uminya.

"Gak usah sayang, umi ada uang kok buat kita beli jajan di luar sana." Jawab Aisyah.

Aisyah tahu kekhawatiran Zila nya.

"Oke deh umi ku sayang." Beo Zila bahagia.

Aisyah dan Zila langsung berangkat

menuju taman yang tak jauh dari rumahnya.

Mereka pergi berdua sambil bernyanyi bahagia. Bisa lepas beban walau hanya sesaat.

"Umi, kenapa abi jahat banget sama kita dan abi lebih sayang ke kak Vera," tanya Zila sambil berjalan menuju taman. Ia gadis kecil lugu dan polos yang sebentar lagi menuju 6 tahun.

Aisyah tersentak kaget, kenapa Zila bertanya seperti itu. Aisyah diam sejenak untuk mencari jawaban yang tepat untuk di katakan kepada putri kecilnya.

"Tidak apa apa sayang kita masih punya Allah yang sayang kepada kita. Zila gak boleh sedih ya nanti abah juga akan baik sama kita lagi." Ucap Aisyah berbohong kepada putri kecilnya agar hati anaknya tidak sakit melihat abahnya seperti itu.

Di dalam lubuk hati yang paling dalam, Aisyah tidak berniat berbohong untuk anaknya. Namun apa daya dia tak sanggup membongkar aib atau keburukan abahnya.

Kini keduanya sudah sampai di taman. Dan Aisyah mengajak Zila ke minimarket untuk membeli sedikit jajanan untuk menikmati waktu santau mereka nanti di taman.

Sedangkan di sisi lain seorang laki-laki gagah, tampan dan sangat berwibawa sedang menuju ke suatu tempat yang tak lain adalah minimarket tempat Aisyah membeli snack. Dan Laki-laki itu berniat untuk membeli minuman untuk melepas dahaganya.

Dia terus berjalan, mencari di mana letak minuman itu.

Dan tiba-tiba,

"Buuugghhh." Tanpa sengaja Laki-laki itu menabrak seorang anak kecil.

"Ah maaf om," cakap Zila kepada laki laki tersebut.

Sementara itu, laki-laki tersebut langsung melihat ke arah anak kecil itu.

"Oh tidak apa-apa adek kecil om yang kurang berhati hati." Ucap pemuda itu.

"Betul om tidak apa-apa?"

" Iya om tidak apa-apa kok gadis kecil." Hibur Laki-laki itu memegang tangan anak kecil yang hendak membantunya berdiri.

Seketika laki-laki tersebut tersenyum melihat seorang gadis kecil yang begitu imut menurutnya.

"Hai adek kecil kamu tidak akan kuat mengangkat om sayang!" Kata pemuda itu pada Zila. Dia sangat terharu ada anak kecil yang sangat sopan dan menggemaskan di hadapannya ini.

"Gimana om beneran tidak apa apa? Apa ada yang luka om?" Tanya Zila khawatir.

Sambil memberikan perhatian,

"kalau om sakit Zila bisa mengobatinya anggap aja Zila itu dokter om dan obat Zila sangatlah ampuh dan mujarab om." Ujar Zila ke pemuda tersebut.

Laki-laki itu jadi penasaran apa yang akan di lakukan oleh Zila terhadapnya.

"Ah iya ni, tangan om sakit." Beo pemuda tersebut sambil berpura-pura sakit.

Zila refleks duduk sambil mengelus tangan pemuda tersebut,

"om tenang ya, Zila akan kasih obat ampuh resep dari umi." Kata Zila dengan PDnya.

"Ya Allah hanya padamu aku serahkan dan hanya padamu aku memohon, sembuhkanlah om ini aamiin," tutur Zila sambil mengelus tangan pemuda itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!