Sore yang cerah, di luar stadion tampak seorang gadis manis dengan headset terpasang di telinganya, sedang berlari mengelilingi lintasan stadion.
Dengan lincah dan tak terlihat lelah dia berlari membawa tubuhnya yang boleh dikata sangat berisi, yah walaupun bongsor tetapi tidak membuat dia kesusahan berlari. Tak sengaja ia bertabrakan dengan seseorang saat tengah asyik melakukan aktifitas olahraganya sambil mendengarkan musik.
"Aaawww... !!" seru mereka bersamaan, dan Andre agak terpental dengan kejadian itu, sedang yang ditabraknya sampai jatuh tersungkur, yang ternyata dia seorang cowok.
"Aduhh, maaf ya aku tidak sengaja" seru Andrea, nama cewek bongsor itu dengan tulus meminta maaf sambil memdekat.
"Aahh gapapa, aku juga minta maaf karena langsung turun aja gak liat liat" jawab sang cowok ramah, membuat lega hati Andrea yang tadi sempat merasa takut kena semprot cowok tampan tersebut.
"Benar gapapa, tadi kamu tersungkur lohh?" tanya Andrea tidak yakin
"Iyaa aku gapapa, nihh liat, gak ada yang lecet sama sekali" jawab sang cowok meyakinkan sambil memperlihatkan setiap inci kulit mulusnya kepada Andrea.
"Ehmmm, ya udah kalau gitu aku lanjut lari lagi ya, sekali lagi aku benar-benar minta maaf." Andrea berpamitan
"Iya santai aja. Oh iya boleh kenalan? Siapa tau kapan-kapan kita bisa ketemu lagi buat olahraga bareng" pinta sang cowok membuat Andrea agak tersipu, lalu menganggukkan kepalanya tanda setuju, lalu sang cowok mengulurkan tangannya dan disambut oleh Andrea.
"Arshlan, panggil aja Arsh..." sang cowok menyebut namanya
"Andrea" kata Andrea menyebutkan namanya juga
" Ya udah Arsh, aku lanjut muter lagi ya, senang berkenalan sama kamu" pamit Andrea dengan senyum manisnya
"Ya udah ayo sekalian aja kita bareng" jawab Arsh sambil berlari kecil mendahului Andrea, dan Andreapun segera menyusul Arsh.
Setelah dua kali putaran lari bersama, Andrea berpamitan untuk menyudahi olahraga sorenya.
" Kok berhenti, capek ya kamu?" tanya Arsh saat Andrea berhenti dari larinya.
" Iya, aku udah dapat sepuluh kali putaran, lagian juga hari sudah mulai gelap, aku harus cepat pulang, takut ibu khawatir" jawab Andrea.
" Yaahh, aku gak ada teman ngobrol lagi dong, kalau gitu aku juga udahan aja deh" kata Arsh dengan muka sedikit kecewa.
"Jangan gitu lah, lagian dari tadi kan emang niat olahraga sendiri kan? Kebetulan aja tadi aku tabrak, jadi ada teman ngobrol sambil olahraga." Sahut Andrea tidak enak sendiri
" Iya sih, biasanya aku slalu bareng sobat sobat aku, tapi sore ini pada gak bisa datang jadi aku sendiri, untung ketemu kamu." Jawab Arsh sambil pasang senyum manisnya membuat Andrea agak salah tingkah sendiri.
"Ya udah kali, sekali kali sendiri juga gapapa, aku aja tiap hari sendiri juga gak masalah." Kata Andrea menyemangati.
Ah, udah gak mood lagi, ya udah yuk kita pulang aja, ehmm gimana kalau aku antar" tawar Arsh
" Makasih Arsh, gak usah. aku bawa sepeda kok, lagian tempat tinggalku cuma dekat sini" tolak halus Andrea.
" Yang bener? " tanya Arsh tidak percaya
" Ya udah kalau gak percaya, ayo aku tunjukin" sahut Andrea sambil berlalu menuju sepedanya di parkir, dan Arsh pun langsung mengikuti.
Lalu Andrea segera mengambil sepedanya
" Dah dulu ya Arsh, sampai jumpa lain waktu, senang bisa kenal sama kamu yang gak gengsi mau kenal aku, malah mau olahraga bareng, bahkan teman teman sekolahku aja pada gak mau kenal aku karena kondisi badanku yang.. yaahh kamu bisa liat sendiri" kata Andrea sambil mengedikkan bahunya
" Iya, sama sama, aku juga senang bisa kenal kamu, asyik diajak ngobrol. Udahlah Dre, gak usah peduliin teman teman kamu yang gak suka, tetap jadi diri sendiri aja, jangan merasa rendah diri hanya karena fisik kamu." nasehat Arsh dan Andrea menanggapinya dengan senyum dan mengacungkan ibu jarinya ke arah Arsh.
" Ya udah Arsh, aku pulang dulu, takut ibu nungguin udah magrib soalnya. Ehmm, kalau mau mampir ke rumah kapan-kapan bisa datang kalau hari siang, aku tinggal di yayasan yatim piatu Kasih Ibu, cuma sekitar duaratus meter kearah barat stadion ini" kata Andrea memberitau keberadaan tempat tinggalnya.
" Ok, kapan kapan aku main, ya udah hati hati ya Dre" pesan Arsh
" Kamu juga hati hati pulangnya, aku tunggu sama adek adek aku kalau memang bener bener mau main." jawab Andrea, kemudian berlalu dari hadapan Arsh sambil melambaikan tangan, dan Arsh pun membalas lambaian tangan Andrea disertai smirk di wajah tampannya. Dan diapun berlalu menuju tempat motornya terparkir dan segera berlalu pulang.
"Assalamu'alaikum, Andre pulaang!!!" teriak Andrea sambil memasuki rumah utama di yayasan panti asuhan tempat tinggalnya.
" Wa'alaikumsalam Andre, kebiasaan banget kamu masuk rumah sambil teriak teriak" sahut ibunya dari dalam sambil mengingatkan kebiasaan Andrea yang kurang baik.
" Hehehe, iya bu Andre minta maaf, habis asyik banget kalau teriak-teriak tuhh, legaa gitu perasaan Andre." kata Andrea sambil nyengir, dan hanya dibalas tepukan pelan dari ibunya di pundaknya.
" Ya sudah, cepat mandi sana! Adik-adik kamu sudah menunggumu buat bersiap sholat magrib." suruh ibunya.
"Iya bu, Andre mandi dulu." jawab Andra sambil berlalu untuk segera mandi dan melaksanakan kewajibannya.
Satelah selesai melaksanakan kewajiban sholat maghrib dan mengaji bersama sama, mereka semua makan malam bersama. Di yayasan yatim piatu itu Andre tinggal bersama lima belas adik asuhnya, ibu Rima, ibu asuh sekaligus pemilik yayasan dan ada 4 orang pengasuh pembantu dua orang lelaki dan dua orang perempuan dan mereka adalah dua pasang suami istri yang ditolong ibu Rima karena dahulu mereka adalah pasangan pemulung yang hidup memprihatinkan, dan yang membuat ibu Rima sangat bersyukur dan beruntung menolong mereka, karena mereka adalah orang orang yang sangat bertanggung jawab.
Di tengah waktu makan, salah seorang adik asuhnya melihat Andrea senyum-senyum sendiri disela makan malamnya.
"Kak Dre senyum-senyum sendiri kenapa?" tegur Aisha dan membuat semuanya reflek melihat kearah Andrea, dan sontak Andrea melongok kesumber pertanyaan dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penghuni panti, dan sontak membuatnya merasa malu sendiri.
" Ehh! Enggak kok, siapa yang senyum sendiri??" elak Andrea dengan muka memerah.
" Aish liat loh kak, tadi gak sengaja lihat kearah kakak pas senyum-senyum, dan Aish perhatiin emang bener, kakak senyum terus gak selesai selesai senyumnya." beber Aish membuat Andrea semakin tersipu.
" Kamu sedang mikirin apa Dre?" tanya ibunya " ehmm, jangan jangan anak ibu jatuh..."
" Ihh, apaan sih bu, enggak lahh!" potong Andre sebelum kata kata ibunya selesai.
" Udah udah kalian masih kecil jangan pada kepo sama kakak ya, dah lanjutin makannya, ntar keburu gak enak!" kata Andrea sambil melototin adik adiknya yang terlihat penasaran, mendengar kata kata Andrea yang sambil melotot, mereka pun melanjutkan makan malamnya sambil senyum senyum sendiri dan berbisik bisik satu sama lain, sementara Andrea hanya cuek saja melihat kelakuan adek adeknya.
Selesai makan malam mereka menjalankan ibadah isya' sebelum belajar dan istirahat untuk memulai lagi aktifitas mereka esok hari. Saat Andrea hendak masuk kamarnya, ibu Rima memanggilnya.
" Dre! ada yang bisa kamu jelaskan ke ibu?" tanya ibu Rima penuh selidik
" Tentang apa sih bu?" tanya Andre balik
" Gak biasanya loh kamu senyum-senyum sendiri" Curiga ibu
" Benar bu, gak ada apa apa, cma teringat film lucu yang tadi siang aku lihat." Elak Andrea. Tapi ibu Rima sangatlah kenal Andre luar dalam, ia tau kalau Andre sedang berbohong
" Kamu hutang penjelasan sama ibu." kata ibu Rima sambil berlalu dan membuat Andre melepas nafasnya dalam-dalam.
" Heemmhhh... iya dehh buu, besok Dre jelasin!" kata Andre setengah berteriak dan ibu Rima yang mendengar itu hanya tersenyum di kulum sambil geleng geleng kepala
" Dree Dreee..." gumam bu Rima.
...****************...
Pagi hari menjelang subuh sudah ada hiruk pikuk kehidupan di yayasan yatim piatu tempat Andrea tinggal, ya! peraturan di yayasan itu mengharuskan seluruh penghuninya untuk bangun sebelum subuh agar bisa bersiap siap untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. Selain itu agar mereka tidak terlambat berangkat sekolah karena harus berebut keperluan aktifitas pagi jelang sekolah mereka.
Jam telah menunjukkan pukul 06.30 saat pak Wardi membunyikan klakson minibusnya untuk mengantar semua penghuni panti yang masih bersekolah. Yayasan Kasih Ibu, yang didirikan ibu Rima dan suaminya sejak sepuluh tahun yang lalu termasuk yayasan yang beruntung karena memiliki donatur tetap yang bisa dikatakan orang berada dan sangat loyal, untuk itulah kenapa mereka bisa memiliki minibus pribadi sebagai sarana antar jemput sekolah anak anak asuhnya.
Tapi sayang, saat lima tahun berdirinya yayasan, suami ibu Rima yaitu bapak Haris, meninggal setelah hanya dirawat satu hari di rumah sakit akibat serangan jantung. Dan ibu Rima tidak seberuntung ibu ibu yang lain, karena ibu Rima tidak mempunyai keturunan tapi ia beruntung karena dipertemukan dengan keluarga baru sebelum ditinggal oleh suaminya.
" Dre, kamu tidak ke kampus?" tanya bu Rima setelah melepas semua anak asuhnya berangkat sekolah
" Enggak bu, aku masih harus merevisi skripsiku, masih ada kekurangan sedikit" jawab Andrea.
Ya, saat ini Andrea sudah hampir selesai kuliah, tinggal menunggu skripsinya disetujui oleh dosen pembimbingnya.
" Bu, nanti Dre ijin mau ke mall, ada keperluan yang harus Dre cari" kata Andrea meminta ijin.
" Boleh, sama Danisa atau sendiri?" tanya ibu Rima
" Sama Danisa bu, ini dia sudah jalan ke sini" jawab Andrea
" Ooh, syukurlah kalau ada teman, biarpun ibu tau kamu bisa jaga diri sendiri, tapi ibu lebih tenang kalau kamu pergi ada teman" kata ibu tersirat rasa khawatir di matanya.
" Iya bu, terimakasih karena selalu menghawatirkan Dre" kata Andrea sambil memeluk ibu Rima
" Ya sudah, kamu siap siap keburu Danisa sampai, ibu mau lanjutin kerjaan ibu" perintah ibu Rima dan dijawab anggukan oleh Andre.
Tak berapa lama, Danisa sampai dengan mengendarai motor matiknya, setelah berpamitan mereka bergegas pergi.
" Mau cari apa sih mbul, tumben pagi bener ngajak ngemall?"
tanya Danisa saat mereka memasuki mall
" Ya adalah Dan, keperluanku sudah menipis, sama pengen liat film juga, mau gak kamu?" Tanya Andrea disambut wajah berbinar dari sang sahabat
" Jangan tanya lah mbul, mau bangeett!!" Jawab Danisa kegirangan.
" Denger kata nonton aja langsung sigap, dan juga kapan sih kamu panggil aku nama, seenak aja ganti ganti nama orang." Seru Andrea pura pura sewot, padahal dia tidak masalah dengan panggilan kesayangan dari sahabatnya itu.
" Iya iya Andrea sayang yang paling gembul." Goda Danisa disambut Andrea dengan memutar bola mata malas, dan langsung melengos meninggalkan Danisa yang sedang menertawakannya.
" Eittss tunggu mbul!!" Seru Danisa sambil berlari mengejar Andrea.
Sebelum mereka belanja dan nonton, Andrea masuk ke tempat kebugaran langganannya di mall tersebut, yah Andrea bertekat menurunkan berat badannya agar tidak diejek sama orang yang tak menyukainya, walaupun sebenarnya dia nyaman-nyaman saja dengan keadaan dirinya yang sekarang. Yah, walaupun dia harus menyisihkan uang jajannya untuk bisa menjadi member di gym tersebut.
Andrea membeli popcorn dan minuman untuknya dan Danisa saat Danisa sedang membeli tiket masuk bioskop, dan saat berbalik ada suara yang memanggilnya, dan spontan Andrea celingak-celinguk mencari sumber suara yang masih agak asing di telinganya, ternyata Arshlan lah pemilik suara tadi.
" Eehh Arsh!!" seru Andrea kaget melihat Arshlan berada di depannya.
" Mau nonton juga?" tanya Arshlan
" I-Iyaa..." jawab Andrea gugup karena mendapat tatapan penuh tanya dari Danis di belakang Arshlan
" Wah, bisa nonton bareng dong!" seru Arshlan
" Ya, kalau sahabat aku setuju sih, gapapa" jawab Andre
" Ooh, kamu tidak sendiri? mana sahabat kamu?" tanya Arshlan sambil tengak-tengok, dan saat mata Arshlan bertemu pandang dengan mata Danisa, Danis memasang senyum jahilnya,
" Di sini.." jawab Danisa sambil memamerkan deretan giginya.
Danis pun tidak keberatan dengan adanya Arshlan, karena ternyata Arshlan pun tidak sendiri, ia juga bersama beberapa temannya.
Selesai menonton, mereka makan bersama sebelum pulang ke rumah masing masing.
Saat hendak pulang Arsh berniat mengantar Andrea pulang, tapi tentu saja Andrea menolaknya, karena dia datang bersama Danisa, pulang pun harus bersama, walaupun Danis tidak masalah jika harus pulang sendiri, tapi tetap saja Andrea tidak mau. Akhirnya Arshlan pun melepas mereka dengan sorot mata kecewanya tapi juga salut dengan rasa kesetiakawanan yang ditunjukkan Andrea.
Sesampai di rumah, Andrea langsung dicecar banyak pertanyaan dari Danisa, dan tanpa sengaja, ibu Rima mendengarkan perdebatan anaknya dan sahabatnya, Danisa minta penjelasan saat itu juga tapi Andrea mengulurnya untuk bersabar sementara karena kapan kapan saja dia akan menjelaskan.
" Rupanya ini yang membuat anak ibu senyum senyum sendiri saat makan semalam." Kata ibu Rima sambil berjalan mendekati kedua gadis yang sedang berdebat. Dan keduanya pun dibuat kaget dengan kedatangan ibu yang tiba tiba, dan Danis pun memandang ibu Rima dengan penuh tanya atas perkataan ibu Rima barusan.
" Tanyakan saja sama sahabat kamu." Kata ibu Rima yang mengerti arti tatapan Danisa, dan Danispun memandang Andrea penuh tanya.
" Iya deh aku jelasin." Kata Andrea menyerah, dan akhirnya menjelaskan dari awal pertemuannya dengan Arshlan
" Kenapa juga kemarin aku ada perlu lain, kalau enggak kan aku bisa lihat langsung momen kamu itu, dan sepertinya ada yang jatuh cinta pada pandangan pertama nih." celetuk Danisa sambil tersenyum nakal ke arah Andrea.
" Apaan sih Dan?!" sahut Andrea sambil memukul pelan paha sahabatnya, dan disambut tawa Danis dan juga ibu Rima.
Disaat asyik melanjutkan perbincangan mereka, tiba tiba telepon rumah ibu Rima berdering, dan ibu Rima pun beranjak untuk mengangkat telepon tersebut, terlihat ibu Rima sangat gembira berbincang dengan sang penelpon, dan tak lama terlihat ibu Rima menaruh gagang telepon tanda perbincangan telah usai.
Tapi terlihat Andrea tidak sok mau tau siapa sang penelpon, dan saat ibu Rima kembali ke tempat duduk semula, Danisa meminta ijin pulang dan Andrea pun berpamitan ke kamar buat istirahat setelah mengantar Danisa sampai depan pintu pagar.
Di kamar, Andrea masih senyum senyum sendiri membayangkan pertemuannya dengan Arshlan, asyiknya Arshlan saat ngobrol, bahkan Arshlan tidak merasa malu saat bersama Andrea yang nota bene bukan type cewek pacarable, sedangakan teman-teman lelaki Andrea yang terbilang biasa-biasa saja baik penampilan maupun ekonominya seolah enggan berdekatan dengan Andrea, type mereka sok ketinggian, padahal modal pas-paasan. Membayangkan itu Andrea semakin terkikik miris, hingga tak terasa mata pun terpejam karena kantuk dan lelah yang sudah tak tertahan
...****************...
Di hari minggu pagi yang cerah, seluruh penghuni yayasan tempat tinggal Andrea sedang melaksanakan giat minggu bersih, mereka bergotong royong membersihkan lingkungan panti agar selalu bersih dan terlihat rapi,
Saat mereka sedang asyik dengan kegiatan mereka yang diselingi canda tawa, tiba-tiba ada sebuah mobil memasuki gerbang halaman rumah mereka, dan mereka hanya saling pandang karena merasa tidak mengenali mobil tersebut.
Setelah mobil terparkir, keluarlah sang pemilik mobil dengan senyum ramahnya ke arah para penghuni panti yang menatap penasaran kearahnya, dan diantara sekian penghuni panti, hanya Andrea yang mengenalinya.
" Ya ampun, ternyata kamu arsh.." kata Andrea sambil mendekat ke tempat Arshlan berdiri.
" Terkejut ya??" goda Arshlan
" Biasa saja kali, cuma penasaran karena gak kenal sama sekali." kata Andrea dan disambut dengan senyum manis Arshlan.
Semua mata penghuni masih menatap penasaran ke arah tamu Andrea, dan Andrea pun menyadari tatapan ingin tau mereka.
" Adik-adik kenalin ini teman kak Andre, namanya Arshlan, sini kenalan sama kak Arsh dulu!" ajak Andrea kepada seluruh adik-adiknya, dan mereka semua mendekat ke tempat Andrea dan Arshlan berdiri
" Cukup sebutin nama kalian saja, cium tangannya kak Arsh nanti saja ya, tangan kalian kan kotor, kasihan kak Arsh nya kalau tangannya ikut kotor terkena tanah." perintah Andrea kepada adik-adiknya dengan lembut, dan disambut anggukan kepala dari semua adiknya.
" Eh! gapapa juga kali Dre, nanti kalau kotor kan bisa cuci tangan, kalau gak, sekalian saja aku ikut bantu bersih-bersih." cegah Arshlan merasa tak enak dengan perintah Andrea kepada adik-adiknya.
Tapi Andrea menggeleng tanda tidak menyetujui ucapan Arshlan, dan seluruh adiknya paham dengan kode yang di berikan Andrea, akhirnya mereka semua menyebutkan nama sebagai tanda perkenalan kepada Arsh. Setelah selesai dengan acara perkenalan, Andrea mengajak Arshlan duduk di beranda rumah.
" Adik-adik, maaf ya kakak tinggal dulu, nanti kalau sudah selesai segera cuci tangan yang bersih, kalau perlu mandi sekalian ya." perintah Andrea dan dijawab iya oleh semua adiknya.
" Silahkan duduk dulu Arsh, aku panggilkan ibu dulu" kata Andrea
" Iya, terima kasih Dre." sahut Arshlan dan langsung mendudukkan badannya ke kursi yang ditunjuk Andrea, kemudian Andrea pun masuk untuk memanggil ibunya.
" Bu, itu ada teman Dre yang Dre ceritain tempo hari." kata Andrea sambil mendekati ibu Rima yang sedang berkutat di dapur mempersiapkan camilan dan minuman segar buat anak-anak nanti.
" Arshlan??" tanya ibu Rima
" Iya bu" jawab Andrea
" Bi, aku tinggal dulu ya, tolong lanjutkan beresin itu, jangan lupa buatkan minum juga untuk tamunya Andrea." perintah ibu Rima kepada bi Surti dengan lembut
"Ya bu" jawab bi Surti mengangguk, lalu ibu Rima segera menuju ke depan, sedang Andrea buru-buru mandi, karena badannya kotor penuh keringat sehabis bersih-bersih.
Tak sampai sepuluh menit, Andrea sudah selesai mandi dan terlihat lebih rapi, dan segera ia menuju beranda depan di mana Arsh sedang menunggu. Saat Andrea datang, ibu Rima dan Arsh sedang berbincang dengan akrab.
" Ya sudah, ibu ke dalam dulu ya, itu Andrea sudah datang" pamit ibu Rima.
" Ya bu" jawab Arshlan singkat, dan ibu Rima masuk.lagi ke dalam setelah mempersilahkan Arslan minum dan menikmati camilan yang disuguhkan oleh bi Surti
" Diminum Arsh" kata Andrea, dan dibalas anggukan oleh Arsh, sambil mengambil gelas minum di hadapannya.
" Surprise banget loh Arsh, gak nyangka kamu bakalan datang ke sini" kata Andrea dan hanya disambut senyum oleh Arshlan
" Tadi sempat tanya-tanya atau langsung menemukan rumah ini?" tanya Andrea penasaran
" Aku cari sendiri, sesuai arahan kamu waktu itu, dan gak susah nemuinnya, cuma ada satu ini yayasan yatim piatu, tempatnya pun tepat di pinggir jalan." jelas Arshlan, dan bersamaan itu ibu Rima datang mengajak Andrea dan Arshlan bergabung dengan adik adik yang sudah selesai dengan giat minggu pagi, dan sudah bersiap menyantap kudapan yang disediakan oleh bi Surti di halaman belakang rumah.
Lalu Andrea mengajak Arsh ke belakang melalui samping rumah.
" Luas juga ya tempatnya, nyaman banget, apalagi halaman belakang itu masih banyak pohon pohon sebagai peneduh." kata Arsh penuh kekaguman pada suasana panti.
" Yaahh, beginilah Arsh, kami harus menyediakan rumah yang nyaman buat adik-adik, agar mereka betah dan tidak berniat balik ke kehidupan mereka dulu yang terbilang keras, sebagian anak-anak yang menginjak remaja itu, kami bawa dari jalanan, dengan tidak mudah, mereka curiga kami oknum kejahatan terhadap anak, tapi dengan kelembutan ibu dan kata-kataku yang meyakinkan, akhirnya bisa membuat hati mereka luluh dan mau ikut ajakan kami, dan yang sangat buat kami gembira, saat mereka pertama kali menginjakkan kaki ditempat ini langsung merasa jatuh cinta dan dengan mantap hati mau untuk diasuh oleh kami." jelas Andrea panjang lebar, dan di situ hanya tatapan takjub dari Arshlan menanggapi cerita Andrea. Bersamaan dengan selesainya penjelasan Andrea mereka sampai di tempat para penghuni panti berkumpul, dan tanpa ada rasa sungkan Arshlan bergabung ikut ngobrol bersenda gurau dengan mereka semua, hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan waktu zuhur.
" Ehmm Dre, sudah siang banget nih, aku pamit pulang dulu ya" pamit Arshlan pada Andrea
" Tanggung loh Arsh, ini sudah jam makan siang, sekalian saja makan siang di sini, habis itu baru boleh pulang" tahan Andrea
" Jangan lah Dre, masa aku ke sini cuma numpang makan doang." tolak Arsh sungkan dan Andrea hanya bisa memutar bola matanya malas.
" Gak boleh menolak rezeki nak Arsh!" seru ibu Rima dengan suara lembutnya yang ternyata mendengar percakapan Arshlan dan anaknya. " Yahh walaupun cuma sederhana tapi ibu jamin nak Arsh akan ketagihan buat selalu bekumpul dan makan-makan di rumah ini" kata ibu Rima dengan berseloroh hingga membuat Arshlan tidak enak hati buat menolak.
" Iya bu, Arsh ikut saja, takut menolak rezeki" sahut Arshlan pasrah.
" Ya sudah, yuk persiapan ibadah zuhur dulu, setelah itu kita makan siang rame rame" ajak ibu Rima, dijawab anggukan oleh Andrea dan Arshlan.
" Oh iya Dre, tadi aku bawa buku dan alat tulis buat adik-adik semua, kita ambil dulu yuk" kata Arsh saat berjalan menuju musholla panti.
" Kamu itu repot-repot banget sih Arsh" sahut Andrea tak enak hati
" Gak ada yang direpotin Dre, sudah yuk ambil dulu!" jawab Arshlan sambil menarik tangan Andrea menuju mobilnya, setelah menurunkan semua barang bawaan Arshlan, mereka berdua segera menyusul ke musholla untuk melaksanakan ibadah bersama.
Selesai beribadah, mereka langsung menuju ruang makan yang sangat luas, terdapat beberapa meja panjang dengan deretan kursi sebagai tempat makan anak anak penghuni panti.
mereka telah duduk dengan tertib kemudian bi Surti dan bi Darmi berkeliling membagikan makan buat semuanya tidak terkecuali Andrea dan Arshlan, mereka berdua tidak mau diperlakukan istimewa dari adik adik panti yang lain, kemudian semua makan dengan tenang.
Setelah selesai makan siang, Arshlan langsung berpamitan pulang, karena dia mendapat telepon untuk segera pulang bertepatan dengan mereka selesai makan.
Tak lupa mereka saling berterima kasih saat mengantar Arshlan menuju mobilnya, Arshlan berterima kasih atas kehangatan yang keluarga Andrea berikan, begitupun sebaliknya Andrea berterima kasih untuk semua perhatian yang diberikan Arshlan kepada adik-adiknya
...****************...
Maaf jika bertele tele, karena ini tulisan pertama aku, dan aku ingin alur cerita berjalan secara alami saja.
Maaf juga bila penyusunan kata-katanya sangat berantakan, semogaa ,kedepannya bisa lebih baik..
Terimakasih perhatiannya 😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!