Di mansion mewah, yang sangat megah seorang gadis dengan berpenampilan sederhana, dengan tubuh yang tinggi sekitar 160cm
Tampak diwajah gadis itu ada beberapa jerawat yang masih memerah dan sebagian sudah kering.
Wajahnya tanpa polesan make up sedikit pun, hanya sedikit lipglos yang dioleskan tipis dibibir. masih nampak cantik dengan kulit kuning langsat, sedang di halaman belakang membersihkan kolam renang yang cukup luas.
Seseorang wanita berusia sikitar 40 tahunan berjalan kearah kolam renang meneteng tas berendit ditangan nya
"Hey, Mama mau pergi dulu sama Nabila, ingat! kalo kerjaan kamu belum beres jangan harap kamu bisa istirahat! saat Mama pulang harus sudah selesai semua! " ucap Meriyana kepada Zahra yang sedang membersihkan kolam
Zahra pun menoleh dan tersenyum, lalu mengangukan kepala nya dengan senyum tipis di wajah lelah nya.
Nyonya Merry hanya berdecih "cihh. memang susah bicara dengan wanita bisu dan udik. " hardiknya menatap remeh pada wanita malang itu, lalu melangkah pergi meninggalkan nya
Setetes cairan bening mengalir di wajah wanita itu, Zahra buru buru memalingkan wajah nya kearah lain. dan tertunduk menyeka pelan mengunakan jari telunjuk nya.
Bagaimana pun ucapan ibu mertua nya itu bisa dia dengar nya dengan jelas, Zahra sudah terbiasa menerima hinan dari sang ibu mertua nya itu
Sudah 6 tahun Zahra menjadi menantu nya namun, tetap saja ibu mertua nya bahkan smpai sekarang belum bisa menerima nya sebagai menantu.
Usaha yang Zahra lakukan menjadi menantu yang penurut, dan melakukan apa pun yang di suruh oleh ibu mertua, namun tetap saja semua usaha Zahra sia-sia. semakin hari ibu mertua nya semakin menyiksa batin nya dan itu sangat berpengaruh pada fisik dan penampilan nya, yang tampak tidak terawat meskipun dia menjadi menantu keluarga kaya raya.
Zahra semakin tertunduk, dan memerosotkan badan nya disamping kolam renang menyembunyikan wajahnya diantara lutut nya. dan bertumpu pada tagan nya Zahra terisak.
"Kuatkan aku tuhan. semoga ini bisa menjadi pahala bakti ku pada semua orang yang ku sayang. jadikan hati ku sekuat baja, agar tak mudah retak walau berulang kali di tempa" gumam nya
"Aku yakin, kau memiliki rencana yang indah untuk ku, maka. sabarkan lah hati dan jiwaku untuk saat Saat ini, dan dimana hanya ada kebahagiaan an didalam hidup ku ini" gumam nya lagi menguatkan diri nya sendiri untuk bisa kuat dan tegar untuk menjalani hidup yang sudah dipilihkan oleh orang tua ny untuk nya.
Setelah puas menangis dan meratapi nasip nya Zahra, kembali membersihkan dedaunan yang ada di kolah itu Hingga bersih..
Tak terasa azan zuhur pun tibaa. Zahra merapikan alat nya dan meletakan di sebelah halaman belakang, dia berjalan menuju kamar nya
Begitu memasuki kamar Zahra mengambil wudhu dan menjalankan kewajiban nya sebagai wanita muslimah. menjalankan solat tepat waktu.
Kruuykkkk.... kruuykkk.... kruuyuukkk
(bukan bunyi ayam ya gengs... otor ga tau buyi perut nulis ny gimana jadi gitu aja yaaa) 😊
Zahra tetap khusu melakukan solat nya tanpa terganggu suara yang berasal dari dalam perut nya...
Doa Zahra tetap sama di setiap sujud nya, hanya meminta kesabaran dan kesabaran untuk dirinya dan juga rumah tangga nya, ntahlah kenapa Zahra selalu meminta itu... (adaaa yang tauu ga) 😁
Cekelekkk
Suara pintu kamar terbuka
Zahra yang sudah selesai pun menoleh kearah pintu kamar nya itu. dilihat nya sang suami yang baru saja pulang, Zahra tersenyum hangat pada suami ny, dan membereskan mukenah nya, meletakkn kembali kedalam lemari dan berjalan menuju sang suami yang sudah duduk di ranjang...
Zahra mengulurkan tangan nya untuk mencium punggung tangan suami nya.
"Mas." ucap Zahra yang masih mengulurkan tangan nya
Bukan menjawab namun Zevandra Alexander atau yang biasa dipanggil Zevan menatap zahra dengan tatap an digin nya
Tanpa mengatakan satu kata pun Zevan pergi kekamar mandi tanpa menghiraukan Zahra.
Zahra yang diperlakukan seperti itu hanya bisa mengucapkan istigfar di dalam hati nya
Tidak menagis namun hanya mengucapkan istighfar dan menyemangati diri nya dalam hati, karena dia sudah terbiasa dengan hal seperti itu. seakan tak pernah kapok Zahra justru melakukan kewajiban nya sebagai seorang istri mau Zevan menyukai nya atau tidak. bagi nya berbakti pada suaminya adalah wujud cinta nya kepada Allah sebagai sandara hidup nya...
Zevan yang sudah keluar dari kamar mandi nampak semakin segar setelah membasuh wajah nya
"Dimana Nabil? " ucap nya dingin melihat diri nya didepan kaca dan menyisir rambut nya tanpa melihat Zahra
"Mmm tadi pergi sama Mama, mugkin sebentar lagi pulang mas, mau aku bikinkan teh atau kopi?" tanya Zahra pada Zevan
"Tidak perlu! aku akan keluar kota" jawab nya
"Baik lah, apakah ada pekerjaan disana? sehingga mendadak seperti ini? " ucapnya lagi dengan hati hati
"Bukan urusan mu." jawab ny lagi
Zahra hanya bisa meghela nafas panjang mendapati jawaban sang suami.
Bagaimana bisa mereka suami istri namun tidak mengetahui urusan satu sama lain..
Zahra lalu membalikan badan nya hendak meninggalkan kamar itu.
"Mau kemana?" suara Zevan menghentikan langkah nya ketika hendak membuka pintu
Zahra membalikan tubuh nya "hanya ingin makan di dapur"jawab ny.
"Apakah kau akan makan, saat suami mu pulang bukan menyiapkan barang yang akan aku bawa keluar kota? apa tidak bisa nanti saja! bahkan walaupun kamu banyak makan dan bersantai di rumah badan mu semakin kurus. lihatlah wajah mu begitu tidak terurus. " ugkap Zevan menatap kearah Zahra dengan expresi datar nya.
"Tapi zev..." ucap Zahra terputus saat zevan menyela kata kata ny
"Bahkan Mama sampai turun tangan mengurus Nabil. apakah kamu tidak bisa merawat badan mu itu? apa yang kamu lakukan sampai badan mu seperti itu sekarang seperti orang kelaparan saja. " ketus nya
Pelupuk mata Zahra sudah tergenang dengan cairan bening, yang terus menetes tanpa henti.mendengar perkataan Zevan yang begitu menyakitkan..
Apakah ini salah nya apakah benar dia tidak bisa mengurus diri nya sendiri? sampai anak nya ibu mertua nya yang mengurus..
"Kenapa tidak menjawab? kamu hanya sibuk menagis, sebenar nya apa yang kamu tangisi?seharus nya kau itu intropeksi diri!" lanjut Zevan lagi semakin menajamkan kata kata nya bagai belati yang menyayat nyatat hati Zahra...
"Zev hentikan.sudah cukup!" ucap Zahra dengan nada bergetar. berjalan menuju lemari mengambil koper kecil dan menyiapkan beberapa celana kemeja jas dan dasi dan beberapa vitamin sudah selesai disiapkan dalam sekejab...
Zevan hanya memperhatikan istri nya itu, Zahra masih menagis sambil mengemasi semua barang nya, walaupun tidak diberitahu. namun Zahra sudah hafal dengan kegiatan dan semua keperluan Zevan.
dukung karya ini agar berkembang
kasi like komen dan vote kalian ya
revisi ke suwidak kali😭
😊😊😊
Setelah semua keperluan yang Zevan butuhkan sudah masuk kedalam koper kecil tersebut.
Zahra meletakan nya di ranjang mereka, mata nya sudah begitu sembab mengeluarkan air mata tanpa terdengar isak tangis. entahlah cairan bening itu seakan mengalir tiada henti.
"baiklah kamu boleh pergi. " ucap Zevan dingin
tanpa Zevan suruh pun Zahra sudah ingin pergi
Zahra berlari menuruni anak tangga dan melewati beberapa pelayan yang sedang melakukan tugas mereka di sana...
"lihat lah Nyonya aku kasian sekali dengan nasib ny" kata Rita baby sister yang membantu mengurus Nabila dari kecil, menatap iba pada nyonya nya entah lah disebut Nyonya, atau bukan namun dia tidak seperti Nyonya yang selalu santai dan hanya menyuruh pelayan nya saja. bahkan Nyonya nya itu bisa dikatakan sama halnya dengan mereka. seperti pelayan juga, miris bukan.
"Semoga Nyonya kuat menghadapi ujian ini, semoga kesabaran Nyyonya kelak membuahkan hasil yang manis" kata mbo Siti pelayan yang bertugas memasak di dapur menatap Zahra yang berlari kearah belakang rumah.
Mbo Siti dan Rita berinisiatif untuk menyusul Zahra, dan memberikan kekuatan untuk zahra, agar lebih sabar menghadapi suami dan mertua seperti majikan mereka itu..
Namun suara seseorang menghentikan langkah nya untuk menyusul Zahra.
"Dimana semua orang? bi tolong suruh mag asep untuk membawa belanjaan saya masuk!" ucap seseorang dari pintu
Bibi segera kearah suara dan dan mengajak asep bersama nya" baik Nyonya" ucapnya begitu sampai di hadapan Nyonya Merry
"Kemana wanita itu? " tanya nya kepada Mbo Siti
"sedang di belakang Nyonya. " ucapnya ragu-ragu bibi memang sudah terbiasa dengan panggilan WANITA ITU siapa lagi kalo bukan Zahraaa. bibi hanya bisa meghela nafas panjang.
Para pekerja disini menjadi saksi bagaimana keras nya Nyonya Merry pada menantu nya itu. tentu saja bukan hal yang mudah bagi Zahra menjalani kehidupan nya dengan tekanan dari sang mertua, walaupun tidak pernah main tangan namun, selalu melempari nya dengan kata kata bahkan cacian tajam...
"Apakah belum selesai membersihkan kolam? aku sudah pergi lama bukan?" ucapnya lagi penasaran ber jalan kerah kolam dengan langkah yang lebar
"Kau malah enak-enak an duduk disini. kenapa lama sekali hanya membersihkan kolam butuh waktu setelah hari ha? " bentak nya, memberikan tatapan sinis pada Zahra
Zahra yang dari tadi membenamkan wajah diantara kaki ditekuk, menegakkan kepala nya dan menatap dengan mata yang sayu kearah sang mertua...
Nyonya Merry makin memelototkan pandangan nya saat Zahra menatap nya seperti itu...
"Berani sekali kau menatap ibu mertua mu seperti itu. apakah kamu mau mata mu itu aku cogkel ha!" bentak nya lagi
"maaf Ma, Zahra tidak bermaksud seperti itu" kata nya menundukan pandangan nya kembali
"lain kali jangan berani menatap ibu mertua mu begitu" ucap Nyonya Merry.
"Bagaimana mau mengambil hati ku? sedangkan sikap mu, kelakuan mu, semua sangat kampungan. apalagi lihatlah penampilan mu, lebih tepat disandingkan dengan para pelayan dari pada dengan putra ku yang seorang ceo muda yang sangat tampan. " sambung nya berdecih mengarahkan pandangan meremehkan kearah Zahra
Zahra yang masih tertunduk semakin terisak mendengar kan cemohan yang selalu ibu mertua nya katakan itu, air mata seakan mengalir begitu saja..
Membuat dada nya naik turun hati nya sakit. bahkan Perut yang belum diisi dari pagi semakin perih saat mendengarkan itu semua, sungguh mengenaskan
"Sudahlah kerjaan mu hanya menagis saja, membuat ku muak melihat wajah mu" sadar tidak mendapat kan respon dari Zahra nyonya Merry berlalu pergi..
Diiruang tamu terlihat anak berumur 5 tahun yang begitu cantik dengan rambut yang agak coklat mata hijau dan kulit putih nya, perisis seperti sang ayah yang memiliki darah campuran bule..
Anak itu adalah Nabila Alexander putri dari Zahralia Alexander dan zevandra Alexander..
Nabila tertawa riang bersama sang Papa, beberapa kali zevan mengecup pipi gembul sang putri dan tertawa dengan Nabila. Zevan tak berhenti mengelitik dan memberikan kecupan di wajah sang anak
"Hahaa.hahah sudah paa! geliii, haaaa" ucap Nabila di sela tawa nya
"Geli yaaa" ucap Zevan menyerigai tambah mengelitik sang anak membawa tubuh sang putri kedalam gendong nya dan mengecup nya. Zevan sangat menyayangi putrinya, walaupun karna paksaan sang ayah sehingga membuat Nabila lahir kedunia
Saat Zahra hamil, Zevan sangat menjaga kehamilan Zahra dan membuat nya seperti seorang suami siaga, namun sifat Zevan yang hangat itu kembali dingin setelah Nabila lahir, dia bersikap sedingin es kepada Zahraa.
keduanya kembali tertawa....
saat asik tertawa dan bercanda Nyonya Merry sudah duduk disofa depan mereka....
"Seru banget ni, oma boleh gabung ga?" tanya nya pada Zevan dan Nabila
Nabila pun berlari kearah oma nya dan memeluk nya...
"Tolongin Nabil oma.Papa gelitikin Nabil sampe perut Nabil sakit, kebanyakan ketawa. " ucapnya jujur karna memang perut nya sudah keram karena tawa ny yang terlalu kencang
"Sudah Zev, Jagan gangu cucu ku! " bela Nyonya Merry semakin memeluk tubuh cucu nya seolah memberikan perlindungan pada sang cucu....
Zevan terkekeh, memang tidak bisa dipungkiri sang Mama sangat menyangi cucu semata wayang nya itu, walaupun tidak menyukai Zahra namun. berbeda degan Nabila. yang seperti separu jiwa bagi ny...
"Zev titip nabil ma, Zev mau pergi untuk urusan perkerjaan " ucapnya pada sang Mama
"Kapan? " tanya Nyonya Merry
"Siang ini" jawab Zevan
"Kenapa mendadak sekali Zev? lalu bagaiman degan nabil? yang setiap tidur harus kamu peluk dan menidurkan nya dulu. " ucap Nyonya Merry merasa khawatir nanti bagaiman cucu nya akan bisa tidur tanpa sang Papa.
"Mama kan bisa menidurkan nya, atau suruh saja Mama nya. " ucap Zevan kepada sang mama
"Cihh, wanita itu mana bisa, yang ada anakmu ini sial kalo dekat degan dia, Mama ga akan ijinkan dia telalu dekat dengan Nabil" jawab Nyonya Merry
"Aku yakin dia tidak seburuk itu Ma, Mama kan bisa mengawasi nya" kata Zevan lagi mencoba memberi masukan untuk mama nya.
"Apakah kamu tidak mengerti Zev, kenapa Mama begini pada wanita itu, apa kamu lupa sudah 2 kali perempuan itu hampir saja membuat nyawa cucu Mama dalam bahaya. apa kamu ingat, saat setahun lalu dia hampir saja membuat Nabil ditabrak oleh mobil, dan 2 tahun lalu saat dia sedang memandikan anak mu itu mengunakan air yang sangat panas untung Mama datang tepat waktu, kalau tidak kamu bayangkan saja bagaimana nasip putrimu sekarang. itu yang dari sebagian kecil apa kamu masih tidak bisa lihat ketledoran nya selama ini Zev" sambung Merry dengan mata nya menyiratkan amarah...
Zevan hanya mengalihkan pandangan nya kejadiannya demi kejadian memenuhi pikiran nya..
jadi memang bukan sepenuh nya salah sang mama jika bersikap seperti itu.
kasi like dan komen kalian ya readers.
semoga suka karya ini.
Dibalik dinding, Zahra mendengar semua perkataan yang begitu menyayat hati nya dari sang ibu mertua, dulu Zahra berbuat kesalahan yang sedikit teledor menjaga Nabila
Namun dengan memadikan Nabil dengan air panas, bagaimana mungkin Zahra melakukan itu terhadap anak kandung nya sendiri, jelas-jelas itu adalah kebohongan besar
Zahra begitu menyangi Nabila, walaupun terkesan berjarak antara hubungan ibu dan anak itu namun rasa sayang nya begitu besar untuk sang anak...
Buru buru Zahra menghapus air mata nya dan berjalan menuju dapur, melewati sang suami dan juga mama nya memalingkan wajah tanpa melihat mereka....
"Lihatlah Zev penampilan istrimu itu!" ucap sang mama pada Zevan
"Seperti pelayan saja, bahkan pelayan lebih layak dibandingkan dia." sambung nya lagi memberikan tatapan jijik pada menantu nya itu.
"Sudahlah ma, aku tak ingin membahas nya, dia hanya tidak mau merawat diri nya sendiri. bukan kah selama ini aku selalu memberikan bulanan yg cukup banyak untuk nya dia kemanakan semua uang itu?" ucap Zev mengarahkan kan pandangan nya kerah dapur melihat Zahra dengan tatapan malas nya
"Emmmmm, iyaa Zev jangan-jagan istrimu itu mempunyai pria lain " kata sang mama memberikan bumbu pada hubungan sang anak...
"Siapa yang mau dengan wanita seperti itu Ma? lihatlah melihat wajah nya saja membuat ku muak. aku tidak akan memberikan jatah bulanan lagi pada nya." ucap Zevan degan nada kesal
"Ya seperti itu lebih baik, sebaiknya berikan saja pada Mama, Maama bisa bersenang-senang dengan uang anak mama,bukan begitu Zev?"
"Ckk Mama, bukan kah Zevan juga memberikan bulanan untuk mama walaupun tak sebanyak pemberian papa?" kata sang anak
"Emmmm,kau bisa saja Zev, mama mau kekamar istirahat dulu" (****sebelum pembicaraan ini bertambah panjang sebaik ny aku kekamar sajaa****) imbuh nyonya merry dalam hati
Nyonya merry berjalan menuju kamar nya...
Setelah sang Mama pergi Zevan celigukan mencari keberadaan sang putri....
"Nabil,kamu dimana nak?" panggil nya bergema mencari keberadaan sang putri...
Gara-gara asik mengobrol dengan sang mama,sampai tidak menyadari bahwa putri nya sudah tidak berada disana...
Zevan berjalan menuju dapur mencari sang putri, dilihat nya mbo siti sedang membersihkan ikan yang akan dimasak...
"Apakah nabil kesini mbo? " tanya Zevan pada mbo Siti
"Tidak Tuan, saya tidak melihatnya kemari" jawab mbo Siti
Zevan lalu berjalan menuju halaman belakang.
Mata nya langsung tertutuju pada sepasang ibu dan anak yang berjarak itu, dilihatnya sang anak yang sedang bermain dengan boneka nya, dan tidak jauh dari sana Zahra melihat nya dengan posisi duduk dikursi yang agak jauh dari Nabila.
Zevan berjalan mendekati sang putri...
"Sayang, sedang apa?kenapa tidak beritahu papa kalo pergi bermain disini" tanyanya dengan lembut duduk disamping Nabila
"Papa sama oma sibuk berantem, Nabil males gangu" jawab nya ketus.
"Siapa yang berantem, papa kan emang gitu kalo ngomong sama oma"
"Papa mau pergi ya? " tanya nya tiba-tiba padagan nya menatap sayu pada sang Papa...
"Mmmm iya sayang, sebentar mugkin 3 hari papa disana" jawab nya memberi pengertian pada sang putri
"Lama Paa, terus nanti Nabil gimna? " tanya nya lagi
"kan ada oma sayang. "
"Nabil mau nya sama papa... "
"Kenapa? "tanya Zevan
"Kan Nabil udah biasa dikelonin sama papa, mana bisa Nabil kalo tidur ga ditemenin Papa, huh" jawab nya memoyogkan bibir merah muda nya.
"Sayang, kan masih ada Mama, nanti Mama temenin tidur Nabil ya" ucap Zahra begitu berada di hadapan Nabil mendegar perdebatan antara anak dan ayah itu membuat nya gemas.
Nabil dan Zevan menatap Zahra secara bergantian...
"Gak mau. mau nya sama papa aja." jawab Nabil ketus
"Kenapa sayang? mama juga bisa ceritakan cerita yang bagus untuk Nabil." bujuk Zahra menahan sesak didada nya, hubungan nya dengan sang anak memang tidak dekat karna mertua nya selalu melarang untuk Zahra mendekati Nabil, jadi Nabil juga terbiasa jauh oleh Zahra.
"Kenapa sayang mama juga bisa cerita,atau ga nanti minta oma cerita kan cerita yang bagus untuk Nabil" bujuk Zevan
Zahra merasa meghangat dalam hati nya, karna Zevan berusaha membujuk anak nya untuk diri nya
"Nda mau. Nabil gak biasa deket sama mama, mama gak kaya oma yang ngerti semua mau Nabil,kaya Papa yang selalu nurutin semua mau Nabil dan sayang sama Nabil. " ucap bocah itu
"Nabil. Mama sayang sama Nabil, Mama juga akan turutin semua mau Nabil." Zahra dengan air mata yang mengedang dipelupuk mata nya, mencoba sekuat tenaga agar tidak menagis mencoba meraih badan anak nya untuk ia peluk...
Namun Nabila malah berjalan mundur menghindari Zahra yang terus berjalan kearah nya.
"Aaaaa..."teriakan Nabila
"Nabil." ucap zahra berusaha meraih tubuh putri nya, namun kalah cepat degan Zevan yang lebih dulu mengendong Nabila.
"Sayangg. kamu ga papa?" tanya Zevan begitu meraih tubuh anak nya yang hampir terjatuh ke kolam
"Papa. Nabil gak mau sama Mama. Nabil mau nya sama papa aja hiks hiks. " tangis bocah itu pecah di dalam pelukan Zevan
Zevan mengeratkan pelukan nya pada sang anak dan mengendong nya, hendak menuju kamar, pandangan Zevan beralih pada Zahra
"Kau tunggu disini! aku bawa Nabil masuk ke kamar nya, ingat tunggu disini!!" tegas Zev penuh penekanan di setiap kalimat nya
Meninggalkan Zahra yang menatap sendu kerah nya
Zahra mematung lebih tepat nya shok dengan kejadian barusan, bagaimana bisa anak nya tidak mau dia sentuh bahkan anak yang selama 2 tahun disusui nya malah menjauhi nya.
"*ken*apaaa.kenapa nabil seperti itu tadiii...?"
" kenapa dia tidak mau disentuh olehku. kenapaa. apa saja yang sudah mereka ajarkan pada putri ku sehingga putri ku membenci mama ny. "
Isak Zahra membayang kan banyak kejadian dari mulai bagaimana metua nya sangat membatasi nya dengan sang anak..
Dulu, setelah 2 tahun berhenti meminum asi, Zahra sudah tidak diperbolehkan mengurus Nabila. dengan berbagai alasan namun, dulu masih bisa bermain saat sang Papa mertua masih disini. beda dengan 3 tahun belakangan ini sang Papa lebih sering diluar negeri untuk mengurus bisnis disana.
Malah sudah 3 tahun sang papa tidak pulang karena covid dan ppkm besar besaran..
Saat ada sang papa mertua, Nyonya Merry bersikap baik dan seperti tidak terjadi apa apa. walaupun masih dingin namun tidak membatasi nya dengan Nabila..
Namun berbeda saat sang papa mertua nya tidak ada, sedangkan menyentuh Nabil hanya mendekati nya saja, nyonya Merry akan sangat melarang malah memberi nya kata-kata pedas..
"A*pa**a yang mencoba aku pertahankan* **Tuhan***, bahkan anak ku sendiri. hikss hiksss" ugkap nya* dalam hati meratapi nasip nya**
Zahra terus terisak, sakit hati pasti namun, sikap Nabila pada nya begitu menyigksa diri nya.
"Hentikan tagisanmu itu!" suara digin Zevan membentak Zahra.
Kasi like komen dan hadiah kalian untuk support karya ini..
Tinggalkan jejak supaya aku lebih semangat up cerita ini.
semoga sukaaa
😊😊😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!