NovelToon NovelToon

Jodohku Di Depan Mata

Perjuangan Nyonya Abraham

Pada suatu hari...

Tuan dan Nyonya Abraham pergi ke rumah sakit untuk cek up kandungan yang kesekian kalinya.

Namun ketika berurusan dengan sang dokter, Nyonya Abraham selalu saja bersedih mengingat dirinya yang tidak bisa membuat suami dan keluarganya itu bahagia.

Tuan Abraham selaku suaminya yang melihat sikap istrinya akhir-akhir ini sering sekali bersedih dan menyendiri itu merasa kasihan. Karena usia pernikahan mereka terbilang masih sangat muda untuk bisa mempunyai momongan ataupun keturunan.

Berbagai cara telah mereka lakukan mulai dari In Vitro Fertilization (bayi tabung), Injeksi Sp£rm@ Intracytoplasmic (ICSI), Inseminasi Buatan atau Inseminasi Intrauterin (IUI), dan Pembedahan Tuba Falopi.

Tetapi apa boleh buat, mereka sudah hampir 8 tahun menikah namun tidak ada tanda-tanda kehamilan sama sekali yang dirasakan oleh Nyonya Abraham.

Semua berbagai cara dan saran dari sang dokter pun sudah pernah dilakukan oleh suami istri tersebut, namun hasilnya pun tetap sama dan gagal.

Nyonya Abraham sendiri sudah lama di diagnosa oleh dokter kandungan, bahwa hanya ada kemungkinan 5% peluang bagi mereka agar bisa memiliki seorang keturunan.

Dimasa terpuruk istrinya itu Tuan Abraham selalu mencoba memberikan semangat serta nasehat-nasehat kecil kepada sang istri untuk terus selalu tersenyum meski hasilnya buruk sekalipun.

Tuan dan Nyonya Abrahan telah membuat suatu perjanjian dimana ketika sedang menghadapi cobaan ini untuk pertama kalinya, mereka harus tetap saling menguatkan tanpa harus menyalahkan satu sama lain.

Tuan dan Nyonya Harrison selaku Ibu dan Ayah kandung dari Tuan Abraham sendiri, tidak pernah menghina ataupun membandingkan menantunya itu dengan menantu teman-temannya.

Walaupun menantu teman-temannya tersebut sudah bisa memberikan beberapa cucu yang sangat lucu untuk mereka pamerkan di depan semua orang.

Bahkan Tuan dan Nyonya Harrison sendiri pun tidak pernah mau mengambil pusing karena mereka merasa sangat beruntung bisa mendapatkan menantu yang sangat baik, cantik, penurut serta bisa mengurus keluarga Harrison dengan sangat ikhlas.

Meskipun hanya ada 1 kekurangan pada menantunya itu, tetapi mereka selaku mertua tidak pernah memaksakan menantunya agar cepat mempunyai momongan seperti yang lainnya.

Ya, memang ada harapan kecil di dalam hati Tuan dan Nyonya Harrison itu untuk mempunyai keturunan sebagai cucu penerus di keluarga Harrison nantinya.

Tetapi balik lagi mereka tidak ingin membuat menantunya terus menerus terpuruk dan bersedih memikirkan omongan yang kelak hanya akan membuat menantunya malah menjadi semakin depresi dan setres.

Bahkan Nyonya Abraham sendiri sudah sangat bersedih ketika perjuangan dia selama kurang lebih 7 tahun ini hanyalah sia-sia, dan pada akhirnya ada 1 saran dokter yang membuat mereka berdua sangat penasaran.

“Hanya ada satu cara yang bisa membuat Tuan dan Nyonya cepat memiliki keturunan” ucap sang dokter dengan nada yang sangat serius.

Tuan dan Nyonya Abraham yang mendengar kabar itu langsung saling menatap satu sama lain dengan wajah tersenyum yang tak bisa diartikan lagi, betapa senangnya mereka mendengar kabar tersebut.

“Apa itu dok? katakan saja saya tidak peduli berapa pun biayanya. Bahkan sampai harta keluarga saya habis sekalipun saya tetap akan merelakan semuanya. Karena ini semua demi kebahagiaan istriku” ucap Tuan Abraham sambil menggenggam tangan istrinya dengan penuh perasaan.

Nyonya Abraham sendiri yang melihat kesabaran dan pengorbanan suaminya tersebut merasa sangat bahagia, bahkan air mata terus saja menetes di pipi mungilnya itu.

“Sudahlah sayang, tidak boleh bersedih terus seperti ini. Aku tidak kuat melihatnya” ucap Tuan Abraham sambil menghapus air mata istrinya dengan sangat telaten.

Dokter yang melihat perjuangan Tuan dan Nyonya Abraham untuk memiliki keturunan merasa sangat kasihan maka dari itu, dokter mengumpulkan semua keberanian untuk mengajak mereka bertemu serta membicarakan semuanya di rumah sakit.

“Sebelumnya saya minta maaf Tuan Nyonya. Saya tahu mungkin ini sangat berat untuk kalian hadapi” ucap sang dokter dengan rasa gugupnya.

“Namun hanya ada satu cara yaitu kita lakukan metode pinjam rahim kepada seorang wanita yang memiliki rahim yang sangat sehat” sambung sang dokter dengan wajah yang serius.

“Pinjam rahim!? Bagaimana caranya dok” ucap Nyonya Abraham dengan wajah bingung serta penasaran.

 “Metode pinjam rahim adalah di mana sepasang suami istri yang susah memiliki keturunan mereka meminjam atau menanamkan spermanya dirahim seorang wanita yang memiliki rahim yang sempurna dan sehat” ucap sang dokter dengan sangat lantang yang membuat Tuan Abraham seketika membola matanya mendengar penjelasan darinya.

“Tidak, saya tidak akan pernah setuju dengan saran tidak masuk akal ini dok. Sama saja anda menyarankan saya untuk menduakan istri saya sendiri” jawab Tuan Abraham dengan sangat marah dan dingin.

Sang dokter yang mendengar itu pun merasa terkejut, karena yang ia maksud bukan seperti apa yang ada dipikiran Tuan Abraham saat ini, yang dokter maksud adalah mencari seorang wanita dengan rahim yang bagus lalu menanamkan ****** Tuan dan Nyonya Abraham dengan cara ilmu kedokteran. Bukan malah menyuruh Tuan Abrahan untuk menghianati sang istri.

Tetapi apa boleh buat, sang dokter pun tidak bisa apa-apa untuk melanjutkan pembicaraannya karena kondisi ruangan sudah mulai memanas.

Seketika Nyonya Abraham yang melihat suaminya itu yang sudah mulai terbawa emosi, langsung menenangkannya dan membuat suaminya sebisa mungkin agar mengerti.

Namun naas semua itu ditolak mentah-mentah oleh Tuan Abraham sendiri.

“Lebih baik saya mengadopsi anak ataupun tidak memiliki keturunan sama sekali dari pada harus menghianati istri saya sendiri” ucap Tuan Abraham dan langsung membawa istrinya pergi dari rumah sakit.

Ya Begitulah kata-kata yang selalu terucap oleh Tuan Abraham ketika sedang berdebat dengan istrinya tentang saran dokter tersebut.

Sampai pada akhirnya perdebatan mereka terdengar di telinga Tuan dan Nyonya Harrison tentang masalah pinjam rahim tersebut.

Mereka yang mendengar itu pun terkejut atas saran dokter yang tidak masuk akal itu, mereka semua berpikir sama saja seperti mereka menikahkan anaknya kembali dengan wanita lain hanya demi seorang keturunan.

“Ayah dan ibu tidak akan pernah setuju jika kalian melakukan saran dokter yang tak masuk akal itu. Paham kalian” ucap Tuan Ernest dengan sangat tegas dan dingin.

Nyonya Harrison yang melihat menantunya sedang menunduk merasa iba dan kasihan lalu langsung memeluk menantunya itu dengan kasih sayang.

“Hikss.. ma-maafkan a-aku ayah ibu, karna aku tidak bisa memberikan keluarga Harrison ini keturunan” ucap Nyonya Abraham sambil menangis tersendat-sendat di pelukan Nyonya Harrison.

“Pa-padahal mas Abraham adalah anak satu-satunya di keluarga ini, maaf jika a-aku hanya bi-bisa membuat keluarga ini menderita karna rahimku yang tak sehat ini hiks..” tangis Nyonya Abraham pun pecah dan memukul-mukul perutnya sendiri dengan sangat keras.

Tuan Abraham yang melihat itu pun langsung mengambil alih istrinya dari pelukan sang Ibu kemudian menenangkannya.

“Stt.. sudahlah sayang stop jangan seperti ini terus aku tidak tega melihatmu” ucap Tuan Abraham dengan suara lirihnya yang hampir saja air matanya terjatuh.

“Masih banyak cara lain bukan seperti ini, aku tidak mau membuatmu menambah luka lagi. Kita masih bisa mengadopsi anak bukan!?” ucap Tuan Abraham dengan senyuman dan mata yang berkaca-kaca menatap sang Istri.

Tuan dan Nyonya Harrison yang melihatnya merasa terharu sampai meneteskan air matanya melihat perjuangan cinta anak dan menantunya tersebut, bahkan mereka berpikir bahwa kenapa ada wanita sebaik dia yang bisa mengalami cobaan yang begitu berat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bersambung....

Terima Kasih sudah mau membaca novel pertamaku ini.

Jangan lupa like, komen, dan subscribe semua..

See you again bye-bye .. 🤗

Warning!!!

Dilarang bom like tanpa membaca terlebih dahulu.

Flashback Nyonya Abraham

Nyonya Abraham atau nama aslinya yaitu Jeslyn adalah wanita yang baik bahkan ia rela mempertaruhkan nyawanya untuk membela serta menyelamatkan seorang wanita yang hampir saja dirampok.

Beberapa tahun lalu silam..

Pada malam hari, Jeslyn pernah masuk rumah sakit dan mengalami koma selama 1 minggu akibat beberapa luka tusukan untuk menolong seorang wanita yang tidak dikenalinya sedang dirampok dipinggir jalan oleh beberapa preman.

Kini perasaan Jeslyn bercampur aduk dikarenakan ia tidak tahu haruskah ia merasa senang ataupun sedih, karena bisa memiliki keluarga yang sangat mengerti tentang perasaannya itu.

Perasaan senang yang dirasakan Jeslyn adalah ketika ia bisa mendapati keluarga yang sangat baik seperti ini, bahkan dulu semasa kecilnya ia harus berusaha berdiri sendiri untuk menghidupi dirinya dan sang nenek yang sudah meninggal dunia.

Sedangkan orang tua Jeslyn telah meninggal dunia saat mereka sedang jalan-jalan lalu mengalami sebuat kecelakaan mobil yang menewaskan orang tua Jeslyn di tempat kejadian.

Namun sang ibu ketika kejadian tersebut masih bisa bernafas bahkan membuka matanya dengan keadaan penuh darah yang memeluk Jeslyn dengan sangat erat, lalu sang ayah tidak sadarkan diri dengan beberapa luka dan darah yang mengalir diseluruh tubuhnya.

Kemudian saat semua orang berbondong-bondong berlarian untuk segera menolong korban kecelakaan tersebut. Tetapi saat mereka ingin membantu mengeluarkan ibu Jeslyn, sang ibu malah berpesan agar mereka semua menyelamatkan anaknya terlebih dahulu dari pada dirinya.

Mereka semua pun berusaha mengeluarkan Jeslyn yang hampir terjepit badan mobil tersebut, saat semua berhasil mengeluarkan Jeslyn dari dalam mobil dengan keadaan Jeslyn yang pingsan dengan luka ringan dan memar di jidatnya itu membuat sang ibu merasa bahagia.

Kemudian sang ibu memberikan secarik kertas yang berasal dari kantong bajunya agar orang yang menolong mereka bisa membawa anaknya ke alamat sang nenek jika sampai terjadi hal yang tidak di inginkan nantinya.

Isi dari surat tersebut adalah kata-kata yang seminggu lalu dibuat oleh sang ibu, karena ia memiliki firasat yang kuat bahwa semua ini akan terjadi dalam waktu dekat.

Di isi surat tersebut tertulis beberapa kalimat isi hati seorang Ibu terhadap anaknya dan terselip alamat rumah sang nenek.

...“Hai anak ibu yang cantik, sekarang kamu sudah berusia 6 tahun lebih ya.....

...Tak terasa Ibu dan Ayah sudah menjadi orang tua gadis kecil yang cantik dan lucu sepertimu ini hehe.....

...Bahkan kami sangat menyayangimu loh.....

...Ketika pertama kali kau hadir di dalam rahim ibu beberapa tahun lalu.....

...Ayahmu lah orang yang paling bahagia sedunia ini yang telah menyaksikan kamu telah hadir ditengah-tengah keluarga kami....

...Ayah dan ibu serta nenekmu benar-benar sangat mencintaimu melebihi diri kami sendiri.....

...Bahkan kami rela mengorbankan nyawa kami sendiri untuk bisa menyelamatkanmu sayang.....

...Ibu berharap kelak kamu sudah dewasa bisa menjadi seorang wanita yang tangguh, tegar dan wanita yang sangat kuat untuk menghadapi semua kehidupanmu nantinya....

...Lalu harapan ayahmu dia ingin melihat putrinya dewasa dan menjadi seorang wanita yang sangat baik.....

...Di mana kamu bisa menjadi seorang wanita yang sangat berguna untuk membantu dan menolong sesama manusia yang membutuhkan, meskipun kamu sendiri sedang dalam masa kesulitan....

...Sedangkan harapan dari nenekmu ia hanya ingin kelak kau sudah dewasa bisa menjadi seorang wanita yang sangat mandiri bahkan wanita yang bisa mengurus keluargamu dengan sangat baik tanpa mengeluh sedikit pun....

...Putriku sayang semoga di saat kamu sedang membaca surat ini nanti, kamu bisa menghadapi semuanya dengan lapang dada....

...Ketika ibu dan ayah ataupun nenekmu telah tiada nanti, kamu harus bisa mengurus dirimu sendiri dengan saat baik....

...Ibu percaya kamu pasti bisa melewati semua dan menjadi peri kecil kami yang sangat kuat dan cantik....

...ibu ayah serta nenek sayang Jeslyn selalu.....

...Bahkan dihati kami hanya ada 1 nama yaitu Jeslyn peri kecil kami yang cantik...

...Terima kasih sayang kamu sudah hadir di dalam kehidupan kami dan kami adalah orang tua yang sangat beruntung bisa memiliki putri cantik dan baik sepertimu...

...Semoga suatu saat nanti, di saat kamu telah mengerti arti cinta yang sesungguhnya kamu bisa menemukan jodoh yang terbaik ya sayang.....

...Kami akan tetap bersamamu sampai kapan pun itu meskipun nanti kita sudah tidak bisa bercanda bersama, dan saling menyentuh...

...Tetapi ingatlah bahwa kami selalu mengawasimu dan menemanimu lewat hati kecilmu itu...

...Jaga diri baik-baik putri kecilku...

...Kau adalah hadiah terindah yang pernah kami punya selama hidup kami....

...Salam peluk hangat dari Ibu dan ayah....

...(alamat nenek dijalan xxx no.10)”...

Begitulah isi pesan hati seorang ibu.

Kemudian semua orang menolong keluarga Jeslyn tetapi naas ibu dan ayahnya meninggal dunia di tempat saat ingin di bawa kerumah sakit menggunakan ambulance.

Sedangkan Jeslyn sendiri hanya mengalami luka ringan dan ada 1 luka lebam di bagian keningnya namun tidak terlalu parah.

Keluarga Jeslyn semasa hidup nya terlihat seperti keluarga sederhana penuh keharmonisan dengan sang ayah yang seorang karyawan swasta serta kepercayaan bosnya di perusahaan kecil itu mendapati fasilitas rumah kecil bahkan mobil yang dipakai saat kejadian kecelakaan.

Namun saat beberapa tahun setelah kejadian kecelakaan yang menewaskan ayah serta ibunya tersebut membuat sang nenek menjadi sakit-sakitan.

Kini tepatlah di usia 16 tahun Jeslyn masih setia dengan mengurus sang nenek yang sakitnya bertambah parah dengan sangat telaten di atas tempat tidur, bahkan ia harus membagi waktunya dengan berjualan, merawat neneknya, dan bersekolah.

Di saat mantan atasan ayahnya dulu mengetahui kecelakaan tersebut, langsung memberikan tunjangan kepada mereka sebuah rumah kecil yang telah ditempati menjadi milik Jeslyn sepenuhnya serta dibiayain pendidikan sampai Jeslym menginjak sekolah SMK/SMA.

Bahkan Jeslyn rela berjualan keliling demi menghidupi dirinya dan sang nenek untuk sehari-hari, sampai di saat sakit sang nenek bertambah parah serta membutuhkan biaya yang sangat besar di rumah sakit.

Jeslyn merasa bingung dan dilema dengan semua itu harus mencari ke mana lagi uang yang terbilang banyak itu, pada akhirnya Jeslyn menjual aset rumah demi kesembuhan sang nenek.

Namun itu semua tidak cukup untuk menutupi pengobatan sang Nenek, bahkan masih ada setengah dari biaya rumah sakit tersebut yang masih kurang.

Lalu Jeslyn berlari kesana-kesini untuk mencari pinjaman uang sampai seketika di saat ingin menyeberangi jalan raya Jeslyn hampir saja tertabrak mobil seseorang.

“Aaaa..” suara jeritan Jeslyn dengan keadaan menutup mata serta telinganya rapat-rapat

Ciiiiitttt..

Bunyi suara rem mobil yang menandakan seseorang sedang menghindari terjadinya kecelakaan tersebut.

Kemudian keluarlah Abraham dari dalam mobil.

“Kalo ingin menyeberang jalan lihat menggunakan mata jangan hanya lewat saja” ucap Abraham dengan wajah datar dan dingin.

Namun itu semua tidak di tanggapi oleh Jeslyn, karena ia masih merasakan kejadian beberapa tahun kembali terulang di kepalanya.

Tuan dan Nyonya Harrison yang melihat ini langsung turun dari mobil dan segera menolong Jeslyn dengan keadaan tubuh bergetar hebat, dan keringat dingin bercucuran menahan rasa takutnya akibat trauma yang dia derita sejak kecelakaan keluarganya di usia 6 tahun.

Tuan dan Nyonya Harrison mencoba menenangkan Jeslyn yang sedang ketakutan.

“Hai nak kau tidak apa-apa kan atau ada yang terluka” ucap Nyonya Harrison dengan nada khawatir.

“Sudahlah kamu tidak apa-apa, bukalah matamu dan lihat kalau kamu sedang dalam keadaan baik-baik saja tanpa terluka sedikit pun" ucap Tuan Harrison dengan sangat lembut.

Jeslyn yang mendengar suara itu langsung membuka matanya secara perlahan dan baru menyadari bahwa semuanya tidak terulang kembali.

Kemudian tangis Jeslyn pecah.

“Hikss.. ibu ayah kalian tega meninggalkan Jeslyn sendiri bersama nenek” ucap Jeslyn diselang tangis nya.

“Hiks... ibu ayah, nenek saat ini sedang sakit keras Jeslyn tidak tahu harus bagaimana lagi bahkan rumah sudah Jeslyn jual demi kesembuhan nenek” ucap Jeslyn dengan pandangan kosong.

Nyonya Harrison yang melihatnya merasa sangat kasihan dan langsung memeluknya dengan kehangatan, serta mereka membawa Jeslyn ke bangku taman di dekat tempat kejadian.

“Dasar wanita lemah” ucap Abraham dengan nada mengejek.

“Diamlah jangan banyak berbicara atau ayah akan tetap menjodohkanmu dengan wanita pilihan kami” satu kata terlontar dari mulut Tuan Harrison yang membuat anaknya bungkam.

“Hiks.. a-aku lupa harus cepat-cepat mencari uang untuk menambah sisa biaya nenek di rumah sakit” ucap Jeslyn dan langsung menghapus kasar air matanya.

“Mari kita antarkan ke rumah sakit” ucap Tuan Harrison dan diangguki oleh istrinya.

“Tapi ayah” ucap Abraham dengan wajah tidak sukanya.

“Jangan banyak membantah, ayah tidak suka” ucap Tuan Harrison dengan nada tegas dan dingin.

Akhirnya mereka mengantarkan Jeslyn ke rumah sakit bertemu dengan sang nenek.

Meskipun awalnya Jeslyn menolak dan Abraham merasa sangat kesal dengan orang tuanya itu, akhirnya mereka tidak bisa membantah kedua suami istri tersebut dan mengikuti semua arahannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bersambung....

Terima Kasih sudah mau membaca novel pertamaku ini.

Jangan lupa like, komen, dan subscribe semua..

See you again bye-bye .. 🤗

Warning!!!

Dilarang bom like tanpa membaca terlebih dahulu.

Perjodohan Jeslyn & Abraham

Sesampainya di rumah sakit Jeslyn langsung bertemu dengan sang dokter.

“Dok bagaimana kondisi nenek saya sekarang?” tanya Jeslyn dengan rasa khawatir.

“Maaf Nona, kami tidak bisa melakukan apa-apa karena biaya perawatan belum di selesaikan" jawab sang dokter.

"Sedangkan kami ingin melakukan operasi jantung pun kami harus menunggu perintah dari rumah sakit, apakah sudah dilunaskan atau belum masalah pembiayaan nya. Jika belum kami tidak bisa berbuat apa-apa tanpa perintah” sambung sang dokter.

“Lakukan apa pun itu untuk menyelamatkan neneknya. Masalah biaya saya yang akan menanggung semuanya” satu ucapan Tuan Harrison seketika membuat Jeslyn kaget dan Abraham langsung membuka matanya dengan lebar.

“Baik Tuan saya akan lakukan semampu saya untuk menyelamatnya nenek dari gadis ini” jawab sang dokter dan langsung mempersiapkan semuanya.

Saat ini di depan ruangan sang nenek timbulah perdebatan-perdebatan kecil antara ayah dengan putranya.

“Ayah apa-apaan sih kita kenal dia saja tidak! Buang-buang uang namanya. Kita kerja susah payah dengan keadaan cape, letih, lelah. Tapi uangnya malah dihamburkan tidak jelas seperti ini, mana kita belum kenal lagi. Bagaimana jika dia perampok?” tanya Abraham dengan sangat ketus dan dingin.

“Ini uangku bukan uangmu. Dan kau tidak usah ikut campur urusanku” jawab Tuan Harrison dengan nada tegasnya.

Abraham yang mulai emosi itu langsung pergi meninggalkan rumah sakit dengan rasa jengkelnya, begitulah sikap asli Abraham yang sesungguhnya terhadap orang lain.

Jeslyn yang merasa bersalah langsung meminta maaf telah membuat keluarga mereka bertengkar karna mereka ingin menolong sang nenek yang terbaring lemah diatas bangkar rumah sakit.

"Maafkan saya Tuan Nyonya. Karna saya kalian bertengar dengan anak kalian" ucap lirih Jeslyn kepada Tuan dan Nyonya Harrison.

"Saya janji akan mengganti semuanya ketika nenek saya sudah sembuh atau kalo perlu saya siap untuk seumur hidup bekerja dengan kalian sebagai balasan utang budi saya terhadap kalian yang sudah mau menolong nenek saya" ucap Jeslyn dengan rasa bersalahnya.

"Sudahlah nak tidak usah memikirkan masalah itu kami sudah biasa ko beragumen kecil dengan putra sematawayang kami" ucap Tuan Harrison dengan sangat lembut.

"Iya benar nak, lebih baik kita fokus untuk keselamatan nenek kamu dulu ya" ucap Nyonya Harrison dengan senyuman.

Tuan dan Nyonya Harrison tidak menggubris semua perkataan sang putra, mereka tetap akan menolong Jeslyn meskipun anaknya sendiri tidak menyukainya.

Dari situlah keluarga Harrison bertemu dengan menantu terbaiknya dan keluarga Harrison  yang telah membiayai semua keperluan sang nenek selama di rumah sakit.

Namun naas semua hanya bisa bertahan selama 1 tahun kemudian sang nenek menghembuskan nafas terakhirnya dan meninggalkan Jeslyn di usia 17 tahun.

Di saat-saat terakhir sang nenek berpesan kepada keluarga Harrison.

“To-tolong ja-jaga cu-cucu ku de-dengan ba-baik, a-aku yakin ka-kalian se-semua orang baik” ucap sang nenek dengan nafas terbata-bata.

 “Sa-sayangi di-dia se-seperti a-anak ka-kalian sendiri, a-aku ti-titip cu-cucu ke-kesayanganku” satu tarikan nafas panjang telah dihembuskan oleh sang nenek.

Kini alat medis pun berbunyi saling mengadu menandakan bahkan sang nenek sudah tidak ada lagi dan meninggalkan cucu kesayangannya kepada orang yang terbilang baru dikenal itu.

“Hikss.. nek bangun nek Jeslyn mau ikut nenek saja hiks..” tangis Jeslyn pecah.

“Hiks.. Jeslyn sudah tidak punya siapa-siapa lagi, nek ayo nek ajak Jeslyn ikut kalian di sana" suara isak tangis Jeslyn sangat terdengar nyaring di kamar sang nenek.

"Ayo nek Jeslyn tidak mau sendirian di sini nek hiks.. bawa Jeslyn nek bawaaaaa ” teriakan Jeslyn sambil memeluk erat tubuh pucat nan kaku sang nenek.

Tuan dan Nyonya Harrison yang melihatnya merasa sangat kasihan terhadap gadis kecil itu.

Lalu Nyonya Harrison mencoba untuk memenangkan gadis itu dan memeluknya seperti anak kandungnya sendiri.

Sedangkan Tuan Harrison yang melihat gadis itu terus menerus menangis membuat hati kecilnya tergerak.

Kini keluarga Harrison telah mengurus semua pemakaman neneknya Jeslyn dan mengajak Jeslyn untuk tinggal bersama mereka setelah pemakaman selesai.

Akhirnya Jeslyn ikut mereka pulang kerumah keluarga Harrison.

Jeslyn teringat dengan janji dia yang ingin membalas semua pertolongan keluarga Harrison kepada sang nenek.

Abraham yang mengetahui Jeslyn tinggal di rumahnya itu malah membuat dia malas untuk pulang dan memilih tidur di kantor ataupun di apartemen nya.

Namun pada akhirnya di saat umur Jeslyn 18 tahun sedangkan Abraham berumur 21 tahun mereka dijodohkan oleh Tuan dan Nyonya Harrison.

Mereka ingin putra semata wayangnya itu menikahi gadis baik yang sebatang kara ini karena mereka yakin gadis ini adalah gadis terbaik yang mereka temui.

Tetapi tidak dengan Abraham bahkan ia terus menerus menolak perjodohan ini sampai meninggalkan rumah berkali-kali dan membuat Nyonya Harrison kepikiran serta jatuh sakit.

Jeslyn yang sudah tinggal di rumah keluarga Harrison itu dengan telaten mengurus rumah besar itu meskipun banyak pembantu di sana tetapi Jeslyn tetap melakukan kegiatan tanpa harus leha-leha berdiam diri seperti apa yang dibilang Tuan dan Nyonya Harrison.

Jeslyn dengan sangat lihai mengurus Tuan dan Nyonya Harrison yang ditinggal putranya Abraham ke luar negeri untuk menghindari perjodohan ini.

1 tahun berlalu

Nyonya Harrison terbaring lemah di atas kasur, Jeslyn yang melihat keadaan Nyonya Harrison menjadi merasa sangat bersalah serta sedih melihat keadaannya yang sakit-sakitan seperti sekarang, hanya karena memikirkan perjodohan ini.

Sampai pada akhirnya Abraham pulang dan kembali ke rumah berkat sang ayah yang terus menerus membujuk serta memberitahu kabar terakhir sang ibu yang sedang sakit-sakitan.

Pada awalnya Abraham sendiri memberontak tidak ingin pulang kerumah lalu dijodohkan dengan Jeslyn, tetapi ia tidak ingin terus-terusan melihat ibunya sakit-sakitan seperti ini karena memikirkan semuanya.

Dan di saat itu juga Abraham telah menyetujui pernikahan ini demi kesehatan sang ibu dengan terpaksa.

Tepat di saat umur Abraham yang ke-23 tahun dan Jeslyn berumur 20 tahun pernikahan mereka pun di langsungkan dengan sangat mewah meskipun tanpa didasari oleh rasa cinta di dalam diri Abraham.

Begitu juga dengan sang ibu yang kini sudah kembali sehat dan bahkan merasa sangat bahagia ketika anaknya bisa mendapatkan istri yang terbaik yang mereka cari selama ini.

Meskipun awalnya Abraham tidak mencintai Jeslyn tetapi lain dengan perasaan Jeslyn yang mulai tumbuh rasa cinta di saat sebelum pernikahan berlangsung.

Kini tak lama setelah pernikahan mereka, Jeslyn berhasil membuat Abraham kagum serta benih-benih cinta mulai muncul di dalam dirinya, meskipun Abraham gengsi mengatakannya tetapi Jeslyn menyadari dikit demi sedikit perhatian Abraham mulai tumbuh meskipun sikapnya masih terbilang sangat cuek.

Pernikahan mereka sekarang sudah mulai menginjak usia 2 tahun. Tepat di hari pernikahan Abraham berumur 25 tahun dan Jeslyn berumur 22 tahun.

Abraham kini mulai memberanikan diri untuk mengatakan perasaannya terhadap Jeslyn dengan mengumpulkan semua kekuatannya.

Meskipun Jeslyn berkali-kali pernah mengatakan rasa cintanya di depan Abraham, tetapi baru kali ini Abraham bisa membalas rasa cinta Jeslyn dan ingin mengatakan perasaannya sendiri yang selama ini dia tahan demi gengsinya itu.

Malam hari dikamar Abraham dan Jeslyn.

"Jes.." ucap Abraham dengan penuh keberanian.

"Iya mas, ada apa?" tanya Jeslyn dengan lembut.

"Apa mas perlu bantuan atau mau Jeslyn buatkan coffe" imbuh Jeslyn dengan rasa bingung.

"Sini duduk disebelah saya" ajakan dari Abraham membuat Jeslyn semakin bingung karna baru kali ini Abraham menyuruh Jeslyn untuk duduk di dekatnya.

"A-apa ada yang penting mas?" ucap Jeslyn dengan sangat gugup.

Reflek Abraham duduk menghadap Jeslyn dengan menggenggam erat tangan Jeslyn dan menatap manik matanya dengan sangat dalam.

Jeslyn yang melihat sifat langka Abraham ini dibuat sangat terkejut.

"Ma-mas ke-kenapa?" ucap Jeslyn dengan tubuh yang bergetar.

"Saya mau minta maaf jika selama pernikahan kita yang ke-2 tahun ini saya pernah bersifat kasar atau pun selalu menyakiti perasaanmu" Abraham bersuara dengan sangat lantang.

"Ti-tidak mas, mas tidak bersalah kok Jeslyn ngerti posisi mas karna kita menikah karena perjodohan bukan saling mencintai" senyum Jeslyn terukir dibibir manisnya.

"Saya sadar selama ini saya telah menyia-nyiakan gadis baik sepertimu ini. Saya minta maaf jika saya belum bisa membuatmu bahagia dan menjadi suami yang baik untukmu" ucap lirih Abraham dengan menundukan kepalanya.

"Mas dengerin Jeslyn ya, mas itu adalah suami terbaik yang Jeslyn temukan. Makannya Jeslyn tidak pernah menolak pernikahan ini karna Jeslyn tau mas adalah orang baik hanya saja Jeslyn harus bersabar untuk merubah mas agar bisa menjadi lebih baik" ucap Jeslyn sambil memegang raut muka Abraham dan menatap dalam mata sendu nya itu.

"Aku sangat mencintaimu Jeslyn" ucap Abraham dan memeluk Jeslyn sangat erat.

"A-aku juga sangat mencintaimu mas" ucap Jeslyn dengan rasa bahagia yang tak terduga hari ini yang dinantikan telah tiba sekarang dan Jeslyn membalas pelukan Abraham dengan mengusap punggung Abraham.

Abraham melepaskan pelukannya dan memegang wajah Jeslyn dengan sangat lembut.

"Apakah aku boleh mengambilnya sekarang sayang" suara berat Abraham mulai terdengar sangat indah ditelinga Jeslyn.

Jeslyn yang mengerti apa yang dimaksud Abraham itu hanya bisa menganggukan kepalanya dengan senyuman bahagia karna selama pernikahan 2 tahun ini Abraham tidak pernah menyentuh Jeslyn sama sekali bahkan untuk ngobrol pun jarang sekali.

Akhirnya Abraham menggendong Jeslyn menuju kasur dan kemudian Abraham dengan sangat lembut mencium Jeslyn dengan penuh rasa cinta lalu Jeslyn mengalungkan tangannya dan membalas ciuman Abraham dengan rasa bahagia.

Setelah berhasil mengatakan cintanya itu Abraham baru beranikan diri untuk menyentuh Jeslyn dan menumpahkan semua hasratnya yang selama ini Abraham tahan dengan menyatukan tubuhnya satu sama lain yang didasari oleh cinta.

Sehingga keringat cinta mereka berjatuhan bersamaan sampai akhirnya mahkota yang selama ini Jeslyn jaga pecah dan mengalirlah darah segar di area mahkotanya yang menandakan bahwa mereka telah resmi menjadi suami istri yang sesungguhnya.

Begitulah kira-kira sedikit kisah awal pertemuan keluarga Harrison dengan Jeslyn.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bersambung....

Terima Kasih sudah mau membaca novel pertamaku ini.

Jangan lupa like, komen, dan subscribe semua..

See you again bye-bye .. 🤗

Warning!!!

Dilarang bom like tanpa membaca terlebih dahulu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!