NovelToon NovelToon

DETECTIVE INDIGO (KHODAM PENDAMPING)

RUMAH KOSONG

SEBUAH Rumah besar dan lebar seperti nya rumah itu adalah rumah kolonial pada zaman penjajahan pada masa dulu itu, baru-baru ini di gegerkan dengan ditemukan nya seonggok mayat manusia yang dimana anggota tubuh mayat tersebut sudah membusuk dan nyaris sudah tak berbentuk raga manusia lagi. awal penemuan tersebut diketahui oleh seorang petani jagung yang awal nya ia ingin pergi ke ladang kebun nya yang berada agak jauh dari rumah kosong tersebut. seorang petani jagung itu bernama Pak Sobarin. awal nya ketika pada pagi itu ia akan berangkat ke ladang nya, hujan tiba-tiba saja turun dengan begitu deras nya dan membuat pak Sobarin terpaksa berteduh disamping Rumah Kosong itu. hanya saja, ketika ia menunggu saat nya hujan reda, ia merokok sejenak dan pada saat itulah aroma bau busuk bangkai tercium dari hidung nya. ia penasaran dan mencoba menyusuri arah dimana aroma bau bangkai itu berasal. ketika ia sampai di depan rumah kosong yang terbilang angker itu, Pak Sobarin menghentikan niat nya untuk masuk memeriksa kedalaman rumah kosong itu.

Karena ia tak punya nyali untuk itu dan ia sudah takut duluan sebelum mencoba nya. lalu Ia punya pemikiran lain untuk menceritakan kejadian tersebut kepada Pak Lurah kampung tersebut dan cerita barusan adalah penuturan dari Pak Sobarin kepada Pak Lurah yang bernama Pak Satrio.

"jadi begitukah awal nya Pak Sobarin mencium bau busuk bangkai itu?"

"benar Pak Lurah..., saya berani sumpah kok!" ucap nya menegaskan pengakuan nya. Pak Lurah yang duduk diruangan tamu rumah nya beserta Pak Sobarin itu mulai berbincang lagi membicarakan hal tersebut, sampai-sampai pak Lurah kemudian segera menghubungi pihak kepolisian dari kota untuk menyelidiki kasus tersebut.

Sebelum nya para warga mulai geger ketika mereka bersama Pak Lurah itu mendatangi rumah kosong tersebut untuk mencoba memeriksa isi rumah terbengkalai tersebut. ternyata apa yang diceritakan Pak Sobarin itu memang benar ada nya. terlihat seonggok raga manusia terbujur kaku tanpa pakaian dilantai keramik disebuah ruangan semacam kamar yang berlantai keramik putih kotor dengan bermandikan genangan darah kering yang sudah tak berwarna merah lagi. bau busuk memang sangat pekat menyengat nya dari dalam rumah itu. semua warga tak ada yang berani masuk lebih dalam dan dekat lagi karena mereka sudah tak kuat menahan bau bangkai tersebut. diperkirakan bangkai manusia itu berjenis kelamin perempuan, karena sedikit masih terlihat dua buah dada nya yang sudah membusuk dan barang kewanitaan nya yang sudah membusuk juga. ditambah belatung-belatung yang masih menggerogoti bagian-bagian anggota tubuh mayat yang sangat memprihatinkan jika dilihat dari sudut pandang orang yang peduli dan kasihan.

Wajah mayat perempuan tersebut tak terlalu jelas rupa nya, karena wajah tersebut bagai sudah hancur lumer dan hanya terlihat tulang belulang wajah nya saja. kedua mata nya sudah tak utuh lagi dan hancur bersama bibir, hidung dan telinga nya juga. tetapi gigi nya masih utuh dan terlihat sangat kotor sekali karena telah bercampur dengan cairan busuk dari tubuh mayat perempuan tersebut. Pak Satrio dan Pak Sobarin bersama para warga lain nya segera keluar dari dalam rumah kosong itu setelah mereka melihat jelas mayat perempuan tersebut. sembari menunggu pihak kepolisian dari kota tiba, Pak Sobarin pulang kembali bersama para warga lain nya ke rumah nya masing-masing. percakapan Pak Sobarin dengan pak Satrio yang sama-sama heran dan penasaran dengan identitas mayat tersebut, kini mereka lanjutkan lagi obrolan nya. karena menurut mereka, dikampung mereka tak ada kasus kehilangan seorang perempuan atau korban penculikan dan pembunuhan.

"apakah pihak kepolisian akan segera datang Pak Lurah???" tanya Pak Sobarin dan suasana masih berada diruangan tamu rumah nya Pak Lurah.

"semoga saja secepat nya segera datang Pak Sobar." jawab Pak Lurah yang sudah tak sabar menunggu kedatangan pihak kepolisian untuk mengungkap tabir siapa identitas mayat tersebut.

Para warga yang masih penasaran akan penemuan mayat yang seperti nya akibat pembunuhan dan pemerkosaan itu, beberapa nya ada yang menunggu di halaman depan rumah Pak Lurah. hal tersebut mereka lakukan atas dasar gotong royong untuk menjaga keselamatan kampung jika terjadi hal yang tak di inginkan dari kejadian yang jarang terjadi tersebut. mereka masing-masing saling berkasak-kusuk membicarakan kejadian itu dengan teman nya sendiri sembari masih menunggu pihak kepolisian datang ke kampung itu.

Di sisi lain, seorang pemuda baru saja bangun dari tidur nya dan ternyata ia bangun karena ada suara panggilan ponsel nya membangunkan nya dari mimpi indah nya.

"duh! siapa sih pagi-pagi begini ada yang meneleponku segala!" ujar nya kesal dan lalu pemuda itu mengangkat panggilan telepon tersebut.

"halo Pak Alex? ada apa ya pagi-pagi begini?"

"halo Den, kamu sedang apa???"

"saya baru saja bangun tidur Pak."

"oh begitu. sekarang cepat kamu bergegas mandi dan bawa peralatan Detektive mu!"

"memang nya ada apa Pak Alex buru-buru begitu???"

"ada misi untuk mu! cepat nak! waktu kita tinggal satu jam lagi untuk pergi ke lokasi!" ucap suara lelaki yang bernama Pak Alex itu, berbicara layak nya seorang ketua yang tegas kepada anak buah nya.

"baik Pak! saya akan segera bergegas!" setelah Dendi berkata begitu, obrolan tersebut selesai dan Dendi segera bergegas untuk mandi pagi dan setelah itu ia akan pergi ke kantor tempat ia bekerja sebagai Detektive.

Dendi adalah seorang Detektive disebuah organisasi yang belum disebutkan nama nya. organisasi tersebut telah terbentuk sejak mendiang ayah dan ibu nya Dendi masih hidup. ia adalah seorang anak yatim piatu dan tinggal disebuah rumah peninggalan orang tua nya. dikisahkan dulu kedua orang tua Dendi adalah seorang Detektive Indigo bersama rekan-rekan kerja mereka lain nya. kemudian orang tua Dendi menikah dan memiliki anak tunggal yaitu Dendi. tetapi ketika Dendi berumur lima tahun, kedua orang tua nya tewas ketika menyelidiki kasus pembunuhan yang dilakukan oleh sekelompok pembunuh bayaran. baku tembak pun terjadi dan menewaskan kedua orang tua Dendi dan para pelaku akhir nya tertangkap oleh pihak kepolisian. beberapa rekan kerja kedua orang tua Dendi banyak yang mengundurkan diri setelah kejadian naas yang menimpa kedua orang tua Dendi tersebut. setelah kejadian tersebut Dendi lalu di asuh oleh ketua organisasi tersebut yang bernama Pak Alex sampai Dendi berumur dua puluh tahun. organisasi tersebut sempat bangkrut dan ditutup karena tak ada lagi yang mau bekerja dibidang yang sangat beresiko itu.

Kini umur Dendi sudah dua puluh lima tahun dan ia kini bekerja meneruskan jejak kedua orang tua nya dibawah kepemimpinan Pak Alex yang terlihat masih awet muda walaupun umur nya sudah mendekati lima puluh tahun. organisasi tersebut sudah dibuka lagi ketika Dendi berumur dua puluh satu tahun dan Pak Alex mulai merekrut beberapa orang teman Dendi yang memiliki kemampuan dibidang Intelektual dan Komputer. disamping itu pun Dendi memiliki kemampuan yang diwariskan dari kedua orang tua nya, yaitu Indigo atau memiliki kelebihan mata batin yang bisa melihat berbagai mahluk dan alam tak kasat mata. kini, pemuda itu sudah selesai mandi dan sudah mengemas barang-barang nya. ia lalu keluar dari rumah nya menuju kantor nya berada dengan menaiki sepeda motor nya. setelah ia tiba di kantor nya, pak Alex muncul menyambutnya bersama rekan kerja Dendi lain nya. rekan kerja Dendi hanya bertugas di dalam kantor saja untuk melacak dan mencari informasi terkait barang bukti dari peristiwa yang sedang mereka cari informasi nya. sedangkan Dendi bersama Pak Alex yang bertugas keluar lapangan dan hal itu biasa dilakukan Pak Alex untuk membantu Dendi dalam memecahkan misteri peristiwa yang akan ia selidiki dari masa kedua orang tua Dendi masih hidup, sampai kepada Dendi sendiri dan itu akan terus berlanjut sampai tugas Dendi seterus nya.

DETECTIVE TAMPAN

DETECTIVE TAMPAN Yang bernama Dendi itu berada di dalam mobil hitam bersama Pak Alex selaku ketua dan pengarah nya Dendi dalam menghadapi peristiwa pencarian barang bukti yang akan ia hadapi nanti nya. mobil yang dikemudikan Pak Alex itu berada di belakang jajaran mobil polisi yang diperkirakan ada tiga buah yang berjalan didepan dan dua buah mobil polisi yang berjalan di belakang nya mobil Pak Alex. di dalam mobil tersebut, Dendi dan Pak Alex sedang berbincang membahas tugas yang akan mereka kerjakan itu.

"menurut Pak Alex, apakah kasus kali ini berasal dari korban pemerkosaan???"

"ada benar nya juga Den. menurut penjelasan Pak Saprol, selaku ketua kepolisian yang menangani peristiwa ini. beliau mendapat keterangan dari sang saksi yang menghubungi nya. kata nya, mayat perempuan itu sudah menjadi bangkai dan berbau busuk. keadaan nya telanjang bulat dan kata nya juga, ada bekas tusukan senjata tajam di area sekitar leher dan wajah mayat perempuan itu." Dendi manggut-manggut mendengar ucapan dari pak Alex barusan.

Lalu Dendi bertanya kembali kepada Pak Alex.

"apakah lokasi tempat itu berada disebuah perkampungan bekas penjajahan zaman belanda pak??? soal nya menurut kabar yang saya dengar dari kasak-kusuk anggota kepolisian sebelum kita berangkat tadi. kampung Pahoman itu dulu nya adalah bekas tempat peperangan para pribumi dengan para penjajah pada masa silam."

"memang benar Den. karena nya dikampung itu banyak sekali peninggalan-peninggalan sejarah yang kini sudah sangat langka sekali."

"langka bagaimana maksud mu Pak???" tanya Dendi keheranan.

"nanti kau akan tahu sendiri Den." hanya itu saja ucapan dari Pak Alex kepada Dendi dan membuat Dendi harus bersabar akan rasa penasaran nya itu.

Perjalanan telah memasuki jalanan pelosok kampung-kampung yang masih rimbun dengan pepohonan rindang dan tumbuh dengan liar nya disamping jalanan umum tersebut. tetapi jalanan tersebut tak berbatu ataupun tanah biasa, tetapi sudah bagus dan beraspal dan menjadikan perjalanan mereka mulus sampai ke lokasi kampung Pahoman berada. disana para kepolisian disambut baik oleh para warga nya dan yang menjadi perwakilan dari warga itu adalah Pak Lurah yang bernama Pak Satrio. Dendi dan Pak Alex bersama ketua kepolisian yang bernama Pak Saprol berbincang sejenak sebelum mereka pergi ke tempat lokasi penemuan mayat perempuan itu berada.

Setelah mereka saling mengenalkan nama, kini pihak kepolisian segera bergegas ke tempat lokasi dengan dipimpin Pak Sobarin yang menjadi saksi awal penemuan bau busuk dari mayat perempuan tersebut. Dendi dan Pak Alex berjalan beriringan mengikuti langkah para polisi lain nya. diperjalanan menuju hutan lumayan gelap dan seram itu, Dendi beberapa kali merasakan bulu kuduk nya merinding. ia memang peka terhadap rangsangan energi mahluk gaib yang berada di sekitar nya. tetapi kali ini ia telah menutup mata batin nya, itu bertujuan agar ia nanti bisa fokus dalam mengerjakan tugas nya menjadi seorang Detective tanpa diganggu oleh mahluk-mahluk yang jahil kepada nya.

Para warga hanya bisa melihat kejadian itu dari kejauhan karena para polisi telah membatasi nya dengan lintasan polisi. tiba di depan rumah kosong yang besar dan lebar itu, Dendi dan para orang yang ada disitu sudah mulai mencium bau tak sedap datang dari dalam rumah kosong tanpa pintu itu. pihak kepolisian yang berjumlah hampir dua puluh orang itu sudah masuk separuh nya ke dalam rumah tersebut dan sisa nya berjaga-jaga diluaran rumah kosong tersebut. Dendi masih berada di luar rumah kosong model belanda itu dan ia sejak tadi sedang menatap ke area sekeliling rumah tersebut. perasaan nya mulai resah ketika ia melihat ke arah kaca rumah yang berada di lantai dua nya itu. disana ada sesosok yang menampakan diri dalam bayangan gordeng kaca yang sudah kusam. wujud nya belum jelas itu apa dan Dendi pada saat itu juga sudah membuka mata batin nya. tak lama, ia mendengar suara panggilan Pak Alex dari ambang pintu rumah kosong itu.

"Den....! ayo cepat kemari! mengapa kau melamun disitu...???" teriakan Pak Alex itu membuat Dendi tergugah sesaat dan kini ia segera berjalan menyusul Pak Alex yang sudah masuk lebih dulu ke dalam rumah kosong tersebut.

Ia masih terngiang-ngiang akan bayangan sesosok mahluk yang ia lihat barusan dan ia membatin disela ia berjalan mengikuti Pak Alex masuk bersama para polisi lain nya.

"seperti nya itu adalah sosok perempuan. terbayang jelas dari lekukan tubuh nya dan... apakah sosok itu adalah arwah gentayangan dari mayat perempuan yang terbunuh itu???" pertanyaan isi hati Dendi belum terpecahkan pada saat itu. kini ia sudah berada di dalam kamar tempat mayat itu masih tergeletak memprihatinkan. rasa mual memang ada dan membuat Pak Saprol selaku ketua polisi berkata,

"cepat masukan mayat ini ke dalam kantung jenazah dan segera bawa ke rumah sakit untuk di otopsi lebih lanjut." perintah tersebut segera dipatuhi oleh anak buah polisi itu. Dendi dan Pak Alex sejak tadi masih diam membisu melihat mayat perempuan yang sudah membusuk digerogoti belatung itu dimasukan ke dalam kantung jenazah. setelah mayat dimasukan ke dalam kantung jenazah, para polisi segera membawa nya ke dalam mobil ambulan yang sudah datang ketika Pak Saprol menyuruh anak buah nya untuk memeriksa keadaan dalam rumah kosong tersebut.

Mayat sudah dibawa dan kini ruangan yang dulu nya bekas kamar itu segera diperiksa oleh Dendi dan ditemani oleh Pak Alex. sedangkan Pak Saprol selaku kepala polisi dalam tugas kasus tersebut, ia sedang berbincang di luar ruangan itu dengan Pak Satrio dan Pak Sobarin tentang identitas mayat perempuan tersebut. Dendi sedang berjongkok dan segera membuka tas koper yang ia bawa sejak dari rumah nya. isi koper itu hanyalah alat-alat yang biasa para detective bawa dalam tugas nya. Pak Alex pun ikut berjongkok dan kedua nya ternyata sedang mencari bukti disekitaran bekas tergeletak nya mayat perempuan itu. bau busuk memang masih menyengat, tetapi mereka sudah memakai masker untuk menghalau bau menyengat tersebut.

Sarung Tangan sudah terpasang ditangan Dendi dan ia segera mengecek lantai bekas darah yang sudah mengering itu. Pak Alex sedang menggunakan kaca pembesar di sekitaran ruangan itu, ia seperti mencari jejak barang yang hilang dan sulit ditemukan keberadaan nya. Dendi kini diam termenung setelah jari-jari tangan nya menyentuh darah kering itu. mata nya mulai terpejam dan ia seperti nya sedang memfokuskan pikiran nya untuk menelusuri mayat itu sebelum kematian nya melalui jalur gaib. Pak Alex yang bisa melihat hal gaib pun mulai merasakan hawa aneh disekitaran tempat itu. ia yang berdiri membelakangi Dendi pun segera membalikan badan ke arah Dendi yang masih berjongkok dan mata nya terpejam itu. Pak Alex awal nya kaget ketika melihat sesosok perempuan berpakaian minim dan serba kumal berada di belakang Dendi. sosok perempuan itu berwajah lumayan cantik dan berambut panjang sebahu. wajah perempuan itu nampak jelas pucat nya dan wajah perempuan itu menunduk menatap ke arah Dendi berjongkok. wajah sedih, murung dan sendu memang terpancar jelas dari wajah sosok perempuan itu.

Pak Alex kemudian mulai beranikan diri untuk bicara dan menyapa sosok itu, tetapi ia terlambat berkata. karena sosok itu tiba-tiba saja langsung menghilang dari pandangan nya. tetapi sejurus kemudian, Dendi tergeletak pingsan dan membuat Pak Alex sedikit panik sembari berteriak.

"Den kau kenapa!!??" teriakan Pak Alex membuat Pak Saprol dan orang-orang yang ada di luar ruangan itu segera bergegas masuk ke dalam ruangan itu. mereka melihat Pak Alex sedang mencoba membangunkan Dendi yang tiba-tiba saja pingsan seperti itu dan tak lama kemudian, Dendi membuka mata nya sembari berteriak dengan jeritan manja seorang perempuan.

"tolooong sempurnakan jasadkuuuu...hix..hix..hix..." Dendi menangis dan masih bersuara memakai logat perempuan. hal itu baru disadari oleh mereka bahwa Dendi saat itu sedang dirasuki oleh sosok wanita yang menjadi korban pembunuhan tersebut.

...*...

...* *...

KORBAN PENCULIKAN

DENDI Semakin menangis meraung-raung layak nya seorang lelaki yang sedang merasakan sakit hati akibat diputuskan oleh pacar nya. tetapi baru kali ini Pak Alex melihat kelakuan Dendi layak nya lelaki yang berkepribadian perempuan.

"dari sekian banyak bapak dan anak ini melakukan tugas seperti ini, baru kali ini bapak melihat anak ini dirasuki oleh penghuni rumah kosong ini." ucap Pak Alex bergumam sendirian dan sembari masih mempelajari kemauan sosok yang merasuki Dendi.

Pak Saprol yang berdiri berdekatan dengan Pak Satrio dan Pak Sobarin pun masih mendengar apa yang di ucapkan Pak Alex barusan. rasa penasaran itu membuat Pak Saprol bertanya kepada pak Alex.

"apakah benar baru kali ini Dendi mengalami kerasukan seperti ini Pak Alex???"

"iya Pak Saprol. memang baru kali ini, padahal diri anak ini sudah di bekali mantera anti kerasukan. tetapi aneh nya, mengapa dengan mudah nya sosok wanita yang menjadi korban pembunuhan ini semudah itu masuk ke dalam raga nya dan merasuki nya. padahal sekelas genderuwo pun tak ada yang mampu merasuki tubuh anak ini." ucapan Pak Alex itu membuat semua orang yang mendengar nya merinding karena mereka baru menyadari, bahwa kedua detective itu memiliki ilmu kebatinan yang jarang di miliki oleh orang lain.

Dendi masih berbaring dengan berbantalkan paha Pak Alex. raungan tangis Dendi semakin surut setelah Pak Satrio berkata kepada Pak Alex.

"kalau begitu Pak Alex, coba Pak Alex tanya langsung kepada sosok yang merasuki nak Dendi itu. siapa tahu kita semua bisa mengetahui siapa identitas wanita yang terbunuh itu."

"ada benar nya juga apa yang dikatakan Pak Lurah ini, Pak Alex." ujar Pak Sobarin menambahkan. Pak Alex hanya mengangguk dan kemudian ia mencoba bertanya kepada Dendi yang masih sedikit terisak-isak dalam tangis logat perempuan nya.

"maaf sebelum nya, jika kamu ini adalah sosok perempuan yang menjadi korban pembunuhan di rumah kosong ini. apakah kamu dapat menjelaskan siapa identitas asli mu dan bagaimana awal kronologi dirimu sampai terbunuh ditempat ini???" semua mata memandang ke arah Pak Alex yang masih duduk bersila sembari masih menopang kepala Dendi dipaha nya.

Pertanyaan tersebut belum dijawab oleh sosok yang merasuki Dendi, tetapi isak tangis Dendi sudah reda dan mata Dendi menatap ke arah Pak Alex dengan tajam. kemudian tatapan mata tajam itu menjadi sendu, kemudian pandangan nya beralih ke arah bekas mayat perempuan itu terbaring membusuk sembari mulai berkata dengan suara perempuan yang serak-serak basah.

"namaku Yanti Ramadhani. umur ku baru dua puluh lima tahun. aku tinggal di kampung Talasari, lumayan jauh tempat nya dari sini." ucapan itu terhenti sejenak. orang-orang yang ada di situ masih terdiam dan menunggu sosok yang merasuki Dendi itu meneruskan ucapan nya lagi.

Para polisi yang berjaga di luar rumah kosong itu, masih mencari barang bukti disekitaran samping rumah kosong itu. pada saat itu mereka menemukan tumpukan pakaian yang sudah lepek dan berjamur di belakang rumah kosong itu. disamping itu ada tas beserta isi nya yang hanyalah peralatan make up dan dompet kosong. mereka sudah dapat memastikan bahwa barang yang mereka temukan itu adalah milik korban pembunuhan itu. disaat sosok yang merasuki Dendi itu mulai melanjutkan ucapan nya lagi, para polisi yang menemukan barang bukti itu segera menghadap kepada Pak Saprol untuk melaporkan penemuan itu.

Pandangan mata Dendi yang dirasuki itu menatap ke arah pintu masuk dan orang yang ada di dalam ruangan itu pun menatap ke arah Pak Saprol yang sedang berbincang dengan anak buah nya. lalu Pak Saprol berkata,

"anak buah saya telah menemukan barang bukti dibelakang rumah ini. barang tersebut berupa pakaian perempuan, Tas perempuan dan beserta isi tas nya."

"baguslah kalau begitu." ujar Pak Alex, lalu Dendi berkata dan masih dengan memakai logat perempuan manja.

"itu barang-barang ku setelah aku diperkosa dan dibunuh ditempat ini! para ojek sialan itu harus menebus kematian ku dengan nyawa mereka juga!" Dendi menggeram sambil mata nya melotot tajam ke arah Pak Saprol yang berada di ambang pintu masuk. Pak Sobarin dan Pak Satrio berkerut dahi ketika mendengar ucapan dari mulut Dendi barusan. begitu pun juga dengan Pak Alex dan Pak Saprol, mereka pun sama-sama mengerutkan dahi nya.

Ucapan Dendi tadi segera ditanya oleh Pak Alex.

"maksud mu para ojek??? coba jelaskan awal dirimu sampai dibawa ke tempat ini???" pertanyaan tersebut segera dijawab oleh Dendi dan masih dengan suara perempuan serak-serak basah.

"awal nya aku ingin berangkat bekerja ke pasar induk. seperti biasa, aku selalu dijemput oleh ojek langganan ku jika waktu berangkat dan pulang kerja ke rumah ku. tetapi entah mengapa, arah perjalanan yang biasa nya menuju ke arah tempat ku bekerja, malah berbelok arah menuju perkebunan jagung disebelah seberang rumah kosong ini. ternyata, disana sudah ada sekitaran empat orang tukang ojek yang menyambut kedatangan ojek yang membawaku. aku merasa heran dengan senyum seringai dari para ojek itu, aku memang memberontak kepada ojek langganan ku agar segera mengantarkan ku ke tempat bekerja. tetapi tiba-tiba saja aku disergap oleh ke empat teman nya dan kemudian dibawa ke rumah kosong ini." Dendi mulai menitikan air mata nya dan mulai membasahi pipi nya. ia lalu terisak dalam tangis nya dan lanjut berkata meneruskan cerita nya.

"aku diperkosa dan digilir oleh mereka yang berjumlah lima orang itu. aku tak bisa berteriak, karena mulut ku disumpal dengan pakaian ku yang sudah mereka lucuti. ponsel, perhiasan dan uang yang ada di dalam dompet tas ku pun mereka ambil semua. setelah mereka puas memperkosa diri ku, aku lalu dibunuh memakai pisau tajam. mereka menusuk-nusuk leher ku sampai wajah ku pun menjadi sasaran tusukan pisau tajam itu sampai aku meninggal." mereka yang mendengar cerita barusan membayangkan betapa keji nya orang yang telah berbuat hina dan nista seperti itu.

Sosok yang merasuki Dendi tak berkata-kata lagi, karena ia menangis lagi dalam isakan tak terlalu keras dan saat itu adalah waktu yang tepat untuk mereka bertanya-tanya tentang kejadian yang di alami oleh sosok perempuan yang merasuki Dendi itu. kemudian Pak Alex mulai beranikan diri untuk bertanya setelah ia menenangkan sosok yang merasuki Dendi itu.

"kalau bapak boleh tahu, apa alasan para ojek itu memperkosamu dan kemudian membunuhmu??? apakah sebelum nya kamu pernah berbuat salah kepada mereka???" pertanyaan tersebut hanya dijawab dengan cara menggelengkan kepala nya Dendi saja dan membuat mereka yang ada di dalam ruangan itu paham, bahwa awal dari Korban Penculikan itu bukan atas dasar korban yang bersalah. melainkan atas dasar napsu setan yang telah menggelapkan mata para ojek yang keji dan jahat itu kepada perempuan yang merasuki Dendi saat itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!