NovelToon NovelToon

Menejerku Mantanku

Maharani

Setelah ditinggalkan pacarku, aku menjadi bosnya.

Ya tidak bisa Maharani pungkiri, rasa kecewa yang teramat disaat Andri kekasihnya meninggalkannya karena akan menikah dengan teman dekatnya.

" Ni, kita putus karna aku akan menikah". pesan singkat dari andri yang membuat Maharani syok.

" Apa salahku?." tanya Maharani.

" Kamu tidak salah apa-apa, hanya saja sinta mengandung anakku."

Bak disambar petir, badannya lemas tak berdaya. Maharani tidak bisa berbuat apa-apa, hanya air mata yang terus mengalir di pipinya.

" Baiklah, selamat untuk kalian berdua".

" Kapan akan dilangsungkan pernikahannya? aku akan datang menjadi saksi kalian berdua".

" Besok, tidak perlu datang. tapi kalau kamu memaksa untuk datang. ya silahkan ".

" Ok ... aku tunggu undangan resminya".

Setelah berbalas chat, Maharani melempar ponsel ke sembarang tempat. Dia menangis sejadi jadinya sampai tertidur.

Suara bel apertemen membangunkannya dan melirik jam yang ada di tangannya yang menunjukan jam 8 malam. Terasa pusing karena terlalu lama menangis, dengan malas Maharani harus bangun membuka pintu.

Tidak ada seorang pun, yang dia dapat hanya surat undangan berwarna ungu yang tertulis "Andri & Sinta " di lantai, Maharani mengambilnya dan meremas surat undangannya seperti hancur hatinya.

"Aarg ... kenapa harus begini? kenapa harus temanku sendiri? hiks ... hiks ..."

" Tak boleh begini maharani " menenangkan hatiku.

" Tak boleh kamu tunjukan lemahmu, aku akan datang ke pernikahannya"

Setelah menenangkan dirinya, Maharani membersihkan diri dan segera beristirahat.

Sinar matahari menghangatkan wajahnya, sehingga terbangun dengan perasaan campur aduk. Maharani duduk menyemangati dirinya untuk tidak terpuruk lebih dalam. " aku harus datang"

Dengan langkah gontai Maharani menuju kamar mandi, mengisi bathup dengan air hangat untuk merilekskan tubuh yang terasa lelah meski yang lelah hatinya.

Satu jam beredam, serasa cukup Maharani bangkit dan mulai mencari gaun yang cocok untuk dikenakan di hari pernikahan mantannya. Maharani memilih gaun berwarna peach tanpa lengan dan dilanjutkan dengan merias wajah natural serasi dengan gaunnya.

Serasa sudah siap, Maharani mengisi perutnya yang kosong sejak semalam dengan minum segelas susu. Maharani keluar dari apartemen dan menekan lif menuju tempat parkir mobil.

Sekali lagi, Maharani menyemangati dirinya sendiri " kamu kuat maharani" dan meluncur ke pernikahan mantannya.

Dalam perjalanan sekuat tenaga Maharani menahan tangisnya, beberapa menit kemudian mobil Maharani telah sampai dan masuk ke parkiran hotel berbintang lima.

Maharani masuk dengan elegan, sehingga yang melihat dirinya terpukau. Acara sakral telah diucapkan oleh mantannya, Maharani sengaja duduk didepan andri menunjukan wajah kuatnya. Andri menatapnya seolah tidak percaya jika dirinya bisa hadir, tersadar bahwa ini saatnya mengucapkan janji. Andri mengucapkan janji sucinya dengan lantang dan lancar.

" Harusnya aku yang berada disampingmu Dri." lirihku.

Acara sakral telah usai, saatnya para tamu mengucapkan selamat pada kedua mempelai. Tanpa ragu dan senyuman palsu, Maharani mendatangi sepasang mempelai yang sedang berbahagia

" Selamat atas pernikahannya, semoga selalu bahagia. trimakasih atas semuanya yang sudah menerimaku dan meninggalkanku."

Mereka berdua hanya diam dan mengangguk saja, tanpa menunggu lama Maharani pergi meninggalkan acara mereka yang belum selesai.

Maharani masuk ke mobil dan tak terbendung air matanya sudah mengalir tanpa sadar.

" Tidak boleh begini, aku harus bangkit ... bangkit ... tidak boleh rapuh, tidak boleh lemah." menyemangati hatinya yang sakit.

Beberapa menit kemudian Maharani melajukan mobilnya ke apertemen untuk beristirahat karna kepala terasa berat akibat menangis terus menerus.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Maharani bangkit dari rasa terpuruk yang dia rasakan.

Maharani bangkit dan memulai beraktivitas seperti biasa, pergi ke butik untuk mengecek pekerjaan yang terhambat akibat tidak masuk selama beberapa minggu terakhir karena keterpurukannya.

" Bos ... anda baik-baik saja?"tanya Rika asistenku

" Santai aja, aku baik. sekarang mana berkas yang harus aku cek dan ku beri tanda tangan."

" Ini bos ..."

" Oya bos, selama bos tidak ada di butik. Ada pemilik perusahaan yang datang ke butim untuk menawarkan 75% sahamnya dari perusahaannya."

" Perusahaan apa?."

" Perusahaan Mutiara Arta bos, pemilik Hartono perusahaan kain sutra yang sekarang sedang tranding topik di internet karena terlilit hutang." jelas Rika.

" Kok bisa?." bertanya keheranan.

" 3 minggu yang lalu, anak dari perusahaan itu menikah dan ingin diselenggarakan dengan sangat mewah." jelas Rika dengan runtut.

"Oo ... ok, mana berkasnya akan ku pelajari nanti" tanya Maharani

"Baik bos, saya ambilkan." Rika keluar dan mengambil berkas Mutiara Arta.

Selang beberapa waktu, Rika muncul membawa berkas perusahaan Mutiara Arta.

"Ini bos" Rika menyerahkan berkasnya.

"Trimakasih, silahkan kembali. Oya, buatkan aku coklat panas ya"

"Baik bos" Rika keluar dan membuatkan pesananan bosnya.

Maharani membuka berkas perusahan Mutiara Arta dan mempelajari keuntungan dan kerugian jika dia membelinya, tidak begitu buruk bagi Maharani untuk membelinya. Jikalau kerugian perusahaan yang akan di belinya banyak, toh dia bisa menutup dengan kecerdasan bisnisnya.

Tak berselang lama Rika masuk dan mbaca secangkir coklat panas.

" Ini bos ... "

" Ya ... trimakasih."

" Oya ... rika, kita akan membeli perusahaan Mutiara Arta."

" Tapi bos, perusahaan ini penuh dengan skandal. Bos hanya memiliki saham 75%, dan 25% masih ada di anak pak Hartono. Dan sekarang sedang mengalami kerugian." jelas Rika

" Tidak apa-apa, perusahaannya mengalami kerugian. kita beli dengan syarat, kita beli 75% sahamnya. Dan jika kita bisa menstabilkannya, sisa sahamnya menjadi milik kita." jelasku dengan penuh penekanan.

"Baiklah kalau begitu, saya akan mempersiapkan berkas. Oya bos, apa bos akan menemui langsung pemiliknya?." tanya Rika

" Seperti biasa Rika, kau yang akan menemuinya. Aku terlalu malas untuk berhadapan langsung, biarkan aku bekerja di belakang saja."

" Kalau begitu, besok saya akan mengurus berkasnya dan mulai membelinya untuk anda bos. "

" Bagus, aku mengandalkanmu."

" Baik, saya mohon undur diri."pamit Rika

" Ya ... Selamat bekerja."

Tak terasa sudah jam 12 siang, begitu malas Maharani harus keluar hanya sekedar mencari makan. Tanpa berpikir panjang Maharani pulang ke apartemen saja untuk beristirahat. Pekerjaan belum selesai aku serahkan kepada Rika.

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke apartemen, karena jaraknya hanya 1 jam dari butik. Lelah Maharani tidak hanya badan, hatinya seolah hampa karna sudah kehilangan pujaannya. Maharani membaringkan badannya sehingga terasa nyaman, dan tidak terasa matanya terpejam.

Berbeda dengan Maharani yang sedikit demi sedikit menerima kenyataan, sepasang pengantin baru menikah ini didera pertengkaran yang sangat hebat karna Andri merasa pusing karena istrinya Sinta minta jatah bulanannya di tambah untuk keperluan shopingnya.

" Apa ga cukup uang 10 juta yang aku berikan, sehingga meminta lagi." hardik Andri

" Tidaklah, mana ada kata cukup untuk shoping." jawab Sinta dengan santainya.

" Aarg ... kamu tau sekarang perusahaan sedang diambang kehancuran, dan sebentar lagi 75% sahamnya akan di jual." bentak Ardi

" Aku tidak peduli, yang penting aku bisa shoping. sekarang cepat transfer uangnya kalau tidak aku akan menggugurkan anakmu ini." ancam Sinta.

" Kamu selalu mengancam dengan anak, kalau sudah begitu aku tidak bisa berbuat apa". sungut Ardi.

" Ya sudah cepetan, ada yang aku mau beli."pinta Sinta dengan tidak sabar.

" Sudah aku tranfers, hemat - hemat ya "

" Ok ... kalau habis, aku minta lagi" dengan genit menggoda.

" Yes ... aku bisa senang senang, untung aku bilang hamil. kalau gak, ga mungkin dia mau ngeluarin uang banyak " batin Sinta dengan senangnya.

" Ok ... aku pergi dulu, baik-baik ya sayang" Sinta berlalu sambil menyambar tas.

"Aarg ... kenapa bisa begini. Perusahaan akan jatuh ke tangan orang lain 75%." sambil mengacak rambut.

Ini karya kedua, semoga menikmati ☺

kegugupan

Maharani terbangun saat almr jam berbunyi, dengan langkah gontai Maharani menuju kamar mandi untuk ritualnya setiap pagi. Selesai dengan urusan kamar mandi, Maharani berganti pakaian kerja denga rapi. Sebelum berangkat tidak lupa minum susu, serasa sudah siap Maharani meluncur ke butik walau pekerjaannya sudah Rika handel.

" Pagi bos ..." sapa salah satu karyawan saat Maharani membuka pintu butik dan mengangguk dengan senyum ramah.

Maharani berjalan menuju lantai atas di ruangannya, dia tidak mendapatkan asistennya Rika karena dia sedang bertemu dengan pemilik perusahaan Mutiara Arta.

Maharani duduk menghadap ke monitor dan menyalakannya, mengecek setiap laporan yang diberikan Rika kemarin saat dia pulang lebih awal.

Tak terasa sudah menunjukan jam 11, merasa penat Maharani berdiri dan berjalan menemui karyawannya untuk membuatkan minum coklat panas. Dan kembali ke ruangannya dan duduk di sofa untuk beristirahat sejenak tanpa terasa kantuk menyerang hingga terlelap.

Suara ketukan membuat Maharani terbangun dari tidurnya yang singkat, ternyata Rika yang akan memberikan laporan.

" Bagaimana?." tanya Maharani.

" Pak Hartono setuju dengan persyatan kita bos, dan ini berkas yang harus ditandatangi" jelas Rika.

" Ok ... kalau begitu transfer uangnya." perintah Maharani.

" Baik bos." patuh Rika.

Tiga bulan ini Maharani disibukkan dengan perusahaan Mutiara Arta agar bisa stabil, dengan kerja keras Maharani seperti biasa bejerka dibelakang layar dengan pelantara asistenku. Sehingga mencapai kestabilan dan mempunyai keuntungan yang sangat di luar dugaannya.

" Yes, kita sudah bisa mestabilkan dengan keuntungan yang lebih besar Rika." ucap Maharani

"Iya bos, tidak sia-sia perjuangan kita." tutur Rika dengan semangat.

" Trimakasih Rika kamu sudah sangat bekerja keras."pujiku

" Tidak bos, bos yang sudah bekerja keras saya hanya menjalankannya." timpal Rika

" Berarti bos sekarang bisa mengambil 25% saham dari anak Pak Hartono." tambah Rika

"Iya Rika, kau urus saja. Kalau sampai anaknya tidak mau menyerahkan sisa sahamnya dan tetap bersikukuh. Kita beri pilihan, mau masuk penjara karena melanggar kesepakatan atau jalan damainya dia bekerja di perusahaannya menjadi menejer."

" Baik bos, Oya bos apa sebaiknya bos bertemu langsung." tanya Rika.

" Tidak Rika, cukup kamu saja." pinta maharani sambil tersenyum.

" Baik bos." patuh Rika.

Berbeda dengan Andri yang baru saja bertemu sang ayahnya Pak Hartono yang memberitahukan kesepakatan tanpa sepengetahuannya kalau sisa saham yang dimiliki Andri akan berpindah tangan karena perusahaannya sudah stabil. Dan menyuruhnya datang ke restoran yang sudah dijanjikan untuk menyerahkan sisa sahamnya. Karena merasa sepihak, Andri tidak terima dan akan membuat perhitungan ketika bertemu dengan pemilik baru perusahaannya.

Merasa pusing dengan perusahaan, Andri tambah pusing dengan kelakuan yang dibuat Sinta yang masih minta tambah jatah uang bulanan.

" Apa sih maumu?kita sekarang sudah tidak punya apa-apa lagi. Perusahaan akan berpindah tangan karena sekarang sudah stabil." hardik Andri.

" Kok bisa, perusahaan stabil malah pindah tangan. bukannya lebih untung?" tanya Sinta

" Itu karena kesepakatan ayah dengan pembeli sahamnya dulu saat menjual saham 75%". jawab Andri.

" Aku tidak peduli, mau pindah tangan atau tidak. Aku tidak peduli, yang penting jatah bulananku ditambah. kalau tidak, akan ku gugurkan." ancam Sinta.

Merasa pusing dengan ancaman Sinta dan tidak peduli dengan keadaannya sekarang, Emosinya semakin tak terbendung.

" Silahkan kau gugurkan, aku tidak peduli." bentak Andri sambil menyambar kunci mobil lalu pergi meninggalkan Sinta.

" Aah ... sial, percuma aku nikah sama dia yang hanya ujung-ujungnya tidak punya apa-apa, lebih baik aku pergi meninggalkannya."

Sinta berkemas membawa barang berharga miliknya dan mengambil semua uang milik Andri yang ada di brangkas dan pergi dari apertemen Andri.

Sedangkan Andri masih dengan emosi masuk ke club untuk minum hanya sekedar menghilangkan penat, sudah merasa hilang Andri kembali ke apertemennya yang didapati sudah berantakan dengan brangkas yang terbuka tanpa ada sama sekali isinya. Andri mencari istrinya Sinta, namun tidak ada sama sekali. Sehingga menaruh curiga jika Sinta pergi meninggalkannya. Dan benar saja seluruh pakaian di lemari sudah tiada.

" Istri tidak tau diuntung" hardik Andri dengan emosi.

Merasa lelah, akhirnya menjatuhkan dirinya ke sofa untuk istirahat.

Andri terbangun, dan melihat benda yang melingkar di tangan menunjukan jam delapan pagi. Dengan terburu-buru Andri membersihkan diri karena akan membuat perhitungan dengan pemilik baru perusahaan di restoran.

Andri sudah lebih dulu datang, dan menunggu. Tepat jam sembilan Rika tiba di restoran yang sudah dijanjikan.

" Selamat pagi pak Andri, perkenalkan saya Rika asisten pemilik baru perusahaan bapak. Ini berkas yang harus ditandatangani." Menyodorkan berkas pada Andri.

" Kenapa pemilik barunya tidak datang?." tanya Andri.

" Maaf bos saya sedang sibuk." jelas Rika.

" Bilang sama bosmu, aku tidak mau karna aku tidak mengetahuinya dari awal."

" Tapi ini sudah jelas pak, jika perusahaan sudah stabil dengan kerja keras kami. Maka perusahaan jatuh ke tangan bos saya." terang Rika

" Kalau aku tidak mau?."

" Bapak mempunyai dua pilihan, pertama jika anda masih tidak memberikan 25% kami akan melaporkan anda ke kantor polisi karena melanggar kesepakatan. Kedua kami membeli pilihan damai dengan bapak masih bisa bekerja sebagai menejer di perusahan kami karna bos kami tahu anda yang lebih paham."

" Siapa bosmu?." tanya Andri dengan penuh emosi

" Anda akan tahu setelah mentandatangani berkas ini." jelas Rika.

Andri berpikir sejenak, dan merenungi nasibnya yang sudah ditinggal istrinya Sinta. Jika tidak dengan cara damai mungkin akan terlantar hidupnya.

" Baiklah aku terima." Andri dengan pasrah menerima berkas dan menandatanganinya, serah terima perusahaan Mutiara Arta telah berjalan dengan cepat.

Enam bulan berlalu, tibalah saatnya laporan akhir tahun yang harus dihadiri oleh pemilik baru perusahaan untuk mendengar laporan di setiap bidang. Andri memberitahukan kepada Rika agar bosnya harus datang karena mengingat pentingnya pertemuan ini. Andri selama ini tahu jika bos barunya ini sangat sulit untuk ditemui, untuk penandatangan dan laporan harus lewat asistennya Rika.

" Bos ... menejer kita ingin bos menghadiri acara laporan akhir tahun perusahaan."

" Aku tidak bisa, kamu saja yang datang" jawab maharani

" Tidak bisa karena ini menyangkut semua bidang dan itu sangat penting. Ini hanya setahun sekali, selanjutnya biar aku yang datang ke perusahaan." pinta Rika.

" Baiklah, hanya setahun sekali" mengiyakan.

" Ok ... akan saya siapkan semuanya". Rika mengajungkan jempol kanannya.

Mobil yang ditumpangi Maharani sudah sampai di depan kantor perusahaannya, maharani turun dan menginjakkan kakinya untuk pertama kalinya.

Maharani masuk dengan mengikuti asistennya Rika menuju ruang rapat. Meskipun Maharani gugup karena baru pertama kali bertemu dengan banyak orang penting, tapi dengan cepat bisa menguasainya.

Sejak tadi Rika menghubungi menejernya Andri tapi tidak bisa. Dengan tanpa meneger, Rika dan Maharani masuk ke ruang rapat.

Rika mulai memperkenalkan Bos baru di perusahaannya sekarang, dan semua yang hadir menerimanya dengan hangat.

" Menejer kita mana?."tanya Maharani

" Sebentar, saya cek dulu." jawab Rika

Menunggu beberapa menit, sang menejer masuk ke ruang rapat dengan tergesa-gesa tanpa mengetahui jika bos barunya sudah datang. Andri duduk disebelah kanan bos barunya, dan menoleh ke arah kiri. Betapa terkejutnya jika bos barunya itu mantan pacarnya dulu, rasa gugup sempat hinggap tapi dengan cepat dikuasainya. Andri memulai rapatnya dan mempersilahkan setiap bidang melaporkan akhir laporannya.

Tak terasa tiga jam berlalu, dan rapat laporan tahunan berjalan dengan lancar, Andri mengakhiri pertemuan dan semua bagian dipersilahkan meninggalkan tempat.

Office Boy

Pov Maharani.

" Mana menejer kita." tanya Maharani.

" Sebentar saya cek dulu." belum sempat mengecek, Andri sudah masuk dengan terburu-buru dan duduk disebelah kanan bosnya.

" Loh ko Andri." batin maharani.

Maharani sedang menatap tak disangka Andri menengok kesebelah kiri dan beradu pandang. Maharani sempat gugup, tapi dengan cepat menguasainya.

Rapat tahunan telah usai, setiap bagian kembali ke tempatnya masing-masing hingga menyisakan mereka termasuk Rika. Rika meminta izin mengambil makan siang yang tertinggal di mobil yang sudah dibeli sebelum datang ke perusahaan, Maharani mengijinkannya.

" Bagaimana kabarmu?." tanya Andri

" Baik." jawab Maharani

" Bagaimana dengan Sinta?." tanya Maharani

" Aku sudah tidak bersamanya."jelas Andri

" Kenapa?." tanya maharani penasaran.

" Sinta menipuku dengan dia pergi membawa semua barang berhargaku disaat tau perusahaan berpindah tangan."jelas Andri.

" Aku turut prihatin."

" Trimakasih, apa kamu sudah nikah?." tanya Andri.

" Belum, aku belum bisa membuka diri setelah kau meninggalkanku."

" Maafkan aku yang telah egois, aku sekarang sadar jika aku salah telah meninggalkanmu dulu." keluh Andri.

" Sudahlah, jangan diingat membuat lukaku terluka kembali." berusaha untuk tersenyum.

" Maaf sekali lagi, apa aku masih ada kesempatan untuk kembali." tutur Andri.

" Maaf ... untuk menerimamu lagi aku tidak bisa, tapi untuk memaafkan sebisa mungkin akan ku maafkan. Walau retak hatiku tidak bisa tersusun rapi karenamu."

Tidak berselang lama, Rika datang dengan membawa makanan.

" Ini makanannya menejer." Trimakasih Rika

" Ini bos." Maharani menerima dan melahapnya meski tidak berselera.

Makan siang usai, Maharani dan Rika beranjak untuk pergi ke butiknya. Maharani merasa canggung dengan situasi ini.

" Menejer ... saya dan bos pamit undur diri karena masih ada pekerjaan di butik" pamit Rika.

" Ya ... hati-hati." jawab Andri.

Baru selangkah Andri memanggil Maharani.

" Ni ... Trimakasih karena kamu masih percayakan perusahaanmu kepadaku, dan sekarang kamu menjadi bosku." Andri berkata dengan rasa sesal.

" Sama-sama, ayo Rika." ajak Maharani.

Meski gugup menyerang Maharani, tapi sebisa mungkin menutupinya. Dan ada kebanggaan tersendiri, jika aku sekarang bos dari mantan pacarku.

Terasa lelah di tubuhnya yang harus bertemu dengan semua bawahannya untuk pertama kali.

Termasuk bertemu Andri mantannya yang hanya membuka luka lama, " Sudahlah,." Maharani menepis semua ketepurukanny,

Pov. Andri

" Maafkan aku Ni yang dulu telah mencampakkanmu, dan kini kamu menjadi atasanku." batin Andri melihat punggung Maharani dan asistennya pergi.

Andri membereskan barangnya dan keluar dari ruang rapat kembali ke ruangannya.

*

*

*

Sore hari Maharani dan asistennya telah sampai di butiknya. " Bos ... ada perusahaan yang mau membeli saham perusahaan kita seharga 50%, karena melihat kondisi perusahan semakin meningkat." ucap Rika.

" Perusahaan mana?." tanya Maharani sambil menatap layar monitornya.

" PT. Adi Karya." jawab Rika.

" Serahkan saja, sebenarnya aku juga tidak mampu mengurus 2 usaha sekaligus." keluh Maharani pada asistennya.

" Baik bos, akan ku persiapkan berkasnya dan akan menghubungi CEOnya langsung." ucap

" Ya kamu boleh pergi, " perintahnya dengan kepala disandarkan di kursinya.

Keesokan harinya di perusahaan Mutiara Arta.

" Eh ... tadi aku lihat ada karyawan baru lo, orangnya tinggi tampan. gemesin dan akan gabung sama kita." ucap Caca salah satu office girls penuh semangat.

" Tau dari mana kamu?" tanya lainnya.

" Tadi nguping sedikit he he he ." jawabnya cekikikan.

" Nguping ko sampai tau dia tampan gaknya." jawab temennya menggelengkan kepala.

Beberapa menit kemudian para cleaning sevis dikumpulkan oleh kepala HRD karna akan ada karyawan baru.

" Kenalkan nama saya Adi, " ucapnya ramah memperkenal diri.

" Tuh kan, aku bilang dia cakep." lirih caca, menyenggol tangan temennya.

" Iya nih, aduh." ucap lainnya.

" Mohon kerja samanya." pintanya tersenyum membuat semua office girls klepek-klepek.

" Aduh gemesin deh, mau dong dicolek babang." celetuk Caca. Semua yang ada di sana menoleh ke arah caca, ada tertawa ada juga yang menatap tajam yang membuat dirinya kikuk.

" Mulai sekarang, kamu bisa bekerja. Silahkan yang lain bubar." perintah kepala HRD.

" Doni, kamu ajak Adi." ucap kepala HRD.

" Baik pak." jawab Doni. " Ayo, ikut aku." ajak Doni ke ruang properti.

Di ruang itu, Doni mengeluarkan peralatannya.

" Ni diambil ... untuk sementara kita bersihkan kaca-kaca." ucap Doni menyerahkan alat kebersihan.

" Baik,." Adi menerimanya.

Setelah mengambil peralatan kebersihan, mereka berjalan ke depan kantor dan mulai membersihkan kaca-kaca yang ada di sana.

Saat sedang asik membersihkan kaca, tiba-tiba terdengar ciiit ..... dug suara mobil menambrak. Adi dan Doni menoleh dan langsung menghampiri mobil tersebut. Adi mengintip ke dalam mobil ternyata si empunya tidak sadarkan diri.

Adi mencoba membuka pintu mobil dan segera membawanya ke rumah sakit menggunakan mobil yang ditawarkan salah satu karyawan, sedangkan Doni melapor ke kepala HRD bahwa ada kecelakaan yang korbannya adalah Maharani CEO nya.

Beberapa menit kemudian, sampailah di halaman Rumah Sakit Harapan. Adi turun membuka pintu belakang dan membawanya ke IGD untuk segera diatasi.

Di kantor

Mobil Andri masuk ke halaman dan memarkirkan mobilnya. Andri heran kenapa banyak orang mengerumuni sebuah mobil yang menabrak tembok, dia pun bertanya kepada salah satu karyawan. " Ada apa?" tanya Andri penasaran.

" Itu pak, tadi ada mobil yang menabrak tembok." jawab karyawan tersebut.

" Oo ..." jawab Andri masuk tidak peduli.

Saat Andri menunggu lif terbuka, kepala HRD menemuinya tergesa-gesa.

" Pak Andri, bu Maharani kecelakaan barusan di depan kantor." ucap kepala HRD.

" Sekarang di mana?" tanya Andri berjalan keluar kantor yang diikuti kepala HRD.

" Sudah di Rumah Sakit pak, diantar OB memakai mobil karyawan sini." jawab Kepala HRD

" Ya sudah kembali bekerja." ucap Andri masuk ke dalam mobil.

" Baik pak." jawab kepala HRD melihat Andri menyalakan mobil dan melajukan keluar kantor menuju Rumah Sakit.

Sedangkan di Rumah Sakit, Adi menunggu dokter yang sedang memeriksa Maharani.

Ceklek .. pintu terbuka dokter pun keluar menyampaikan kalau pasien sudah sadar dan dipindahkan ke ruang rawat inap.

" Bagaimana nyonya keadaannya?" tanya Adi duduk disamping ranjang pasien.

" Sudah membaik ... trimakasih sudah menolong." ucap Maharani.

" Kamu siapa?" tanya Maharani

" Saya Guna, OB karyawan baru di perusahaan Mutiara Arta." jawab Adi.

" Oya ..." jawab Maharani mengangguk.

" Apa ada keluarga yang bisa dihubungi?" tanyanya Adi.

" Nanti saja, sekarang tolong ambilkan saya minum." ucap Maharani minta tolong.

" Baik nyonya." ucapnya Adi mengambil air minum.

" Trimakasih, "

Selang beberapa menit, pintu terbuka nampak Andri masuk. " Bagaimana keadaanmu? ko bisa sampai begini biasanya diantar Rika." tanya Andi khawatir.

" Sudah tidak apa-apa, tadi saat pergi ke kantor kepalaku pusing hingga menabrak tembok. Untung tidak ada korban." jawab Maharani tersenyum.

" Dari mana kamu tau aku ada di sini?" tanyanya Maharani.

" Dari kepala HRD," jawab Andri yang sekarang melihat Adi.

" Kamu siapa?" tanya Andri penuh selidik memandangi orang yang ada di depannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!