NovelToon NovelToon

TERPIKAT DOSEN KU

HAMPIR SAJA!

Kring....... kring....

Suara telpon membangunkan perempuan itu dari tidurnya.

”Sial aku kesiangan ini sudah jam tujuh pagi”, kesal perempuan berambut pendek itu dalam hati.

Dengan bergegas pergi menuju kampus, dan langsung membuka pintu dengan pelan-pelan mengempiskan nafasnya supaya bisa masuk dari celah-celah pintu ruang kuliah.

“Keluarrr....”, sahut dosen tersebut tengah mengajar yang mengetahui perempuan tersebut menyelinap masuk.

“Tapi pak....”, balas perempuan itu

“Cukup saya tidak mau menerima alasan mu lisa”, bentak dosen itu.

Lisa pun keluar dengan kesal sambil berjalan lisa mengoceh “aaaah kok bisa-bisanya dia mengusirku padahal kan aku terlambat juga karena dia!!

Handphone lisa pun begetar menandakan ada pesan masuk, lisa pun bergegas membuka benda pipih tersebut, “besok-besok jangan telat lagi” tulis pesan tersebut singkat.

“Hmmmmmm, dasar pria aneh, semalam kalau bukan karena dia aku tidak akan terlambat... bisa-bisanya dia...”, ucap lisa sambil mengingat kembali kejadian semalam saat dia pulang jam dua pagi setelah diajak Pak Rio mengelilingi Taman.

Ya, RIO, Nama Pria Itu adalah RIO ARMANDO yang merupakan dosen sekaligus seniman terkenal di Indonesia, Pria yang tampan yang memiliki perawakan blasteran Indonesia dan Jerman. Di Kampusnya sendiri RIO sangat terkenal terutama dikalangan mahasiswinya dikarenakan parasnya yang rupawan

Keesokan hari nya Lisa menemui, RIO.

Lisa menghampiri rio sambil berlari.. “pak... selamat pagi”, ucap lisa dengan senyum yang manis..

“Iya”, sahut dosen bernama rio tersebut dengan dingin..

“Pak, saya mau mengumpulkan tugas kemarin yang saya tidak sempat kumpulkan kemarin karena saya tidak diizinkan bapak untuk masuk kelas”, tanya lisa dengan memasang wajah memohon..

“Tidak usah...”, balas Rio dengan singkat..

“Tapi pak....”, sahut Lisa. Belum selesai Lisa melanjutkan kata-kata nya Rio Memotong Pembicaraan, “cukup.. cukup kita ke bioskop malam lusa (malam minggu) nanti.. hahaaha”, ucap rio sambil mulutnya tertawa pelan..

Lisa terdiam... apa maksud pria ini? Aneh sekali, saat di kelas dia terlihat kejam dan dingin tapi kalau tidak di kelas kenapa dia seperti ini? Dasar pria aneh, tanya Lisa dalam benaknya.

Lisa Pun tersadar dari lamun nya dan telah melihat dosennya tersebut sudah masuk ke dalam mobil.

Hmmmmmm, gumam Lisa kebingungan..

Lisa menghidupkan layar ponsel nya, di buka lah aplikasi pesan, dan dia mulai mengetik dengan ragu-ragu dan dengan penuh kehati-hatian. “Pak Maaf sebelumnya, saya tidak paham maksud perkataan bapak tadi. Apa tadi bapak Cuma bercanda?”, kirim Lisa dengan tanda tanya .

“saya tunggu, jam 5 sore sabtu malam di bioskop” jawab pesan balasan rio dengan singkat.

Sambil membaca balasan pesan tersebut, Lisa bergegas pulang sembari dihiasi perasaan binggung dan bimbang..

Keeskokan hari nya semua normal, Lisa Masuk di Kelas RIO, semua nampak biasa-biasa saja. Rio tetap dingin dengan seluruh siswanya termasuk dirinya. Berbeda sekali dengan saat hanya berdua saja, boro-boro ramah, saat di kelas menoleh pun tidak.

Hari yang dijadwalkan pun tiba. “saya sudah di bioskop”, tertulis di pesan yang masuk di handphone lisa.

Lisa Terkejut membacanya, “ha? Ini kan baru jam 4 sore kenapa sudah disana, dan lagi aku kan belum bilang setuju. Arrrghhhhh”, omel Lisa dengan kelabakan bersegera mungkin ke bioskop.

Akhirnya dengan segala terburu nya dengan waktu Lisa pun telah tiba di depan bioskop. Remang pengelihatan dari jauh terlihat seorang melambai, di bulat kan lah matanya dengan sempurna baru lah jelas ternyata itu pak rio, dia sedikit pangling karena penampilannya yang biasanya mengenakan setelan jas saat di kampus tapi hari ini terlihat bebeda dengan tampilan bak anak kuliahan yang ternyata sangat cocok di usia mereka yang berbeda.

Di hampirinya lah Rio, belum sempat Lisa berbicara menyapa, Rio langsung meyodorkan tangannya. “Nih minumlah, kamu pasti haus kan”, sodor tangan Rio ke pada Lisa.

“ha? Iya terimakasih”, jawab singkat Lisa yang masih binggung melihat tingkah laku dosen nya itu.

“kenapa melamun, ayo duduk jangan Cuma berdiri saja, saya tidak menghukum kamu kok karena telat”, panggil Rio yang memecah lamun Lisa.

“saya kan memang tidak tidak terlambat pak, ini baru jam setengah 5”, keluh Lisa.

“iya, memang siapa yang bilang kamu terlambat?”, jawab Rio dengan tersenyum.

Sepanjang menunggu Rio dan Lisa hanya terdiam mematung, serasa canggung yang belum pernah mereka rasakan karena ini kali pertama mereka pergi ke bioskop, orang yang lewat sesekali menatap mereka, seolah mereka bak layaknya sepasang kekasih.

Kekakuan itu pecah ketika suara riuh rombongan keluar dari pintu bioskop menandakan film mereka telah habis.

“ayo kita masuk”, Rio berdiri dan berjalan langsung masuk meninggalkan Lisa, Lisa pun buru-buru mengikuti Rio yang berjalan cepat didepannya. Lisa terus mengikuti Rio yang menuju kursi 3 dari belakang.

Rio pun duduk terlebih dahulu, sementara itu Lisa masih sungkan untuk duduk bersebelahan dengan Rio yang notabene merupakan dosen nya juga.

“Kamu ingin saya lihat ke layar film atau saya melihat ke kamu?”, canda Rio kepada Lisa yang belum duduk.

“hehe, maaf pak”, timpal Lisa sambil menuju kursi.

Tak terasa sudah hampir 40 menit mereka menonton film.

Tangan Dingin Lisa yang dikarenakan AC Bioskop yang dingin mendadak menjadi hangat. Hangat dan tekejut, itulah yang dirasakan Lisa ketika tangan Rio memegang tangannya. Lisa Hanya Mematung terdiam, fokusnya buyar, tidak lagi melihat layar melainkan menatap kosong, merasakan apa yang dia rasakan namun tak tergambarkan rasa apa itu.

Wajah Lisa memerah, jantunganya tak karuan bisa ia dengar kencang. Dia tak percaya Pak Rio yang merupakan dosen idola para mahasiswi itu sekarang tengah memegang tangannya.

“Terimakasih”, bisik Rio di telinga Lisa dengan Pelan, membuat Lisa terkejut dan merasa geli karena Rio sangat dekat dengan telinganya.

“buat apa pak?”, jawab Lisa Pelan.

“Kamu telah datang. Kamu Manis Sekali hari ini”, bisik rio sekali lagi.

“ha?”, singkat reflek balas lisa dengan kikuk.

Rio Memandang Wajah Lisa, Lisa pun menoleh, lalu mereka membeku saling memandang. Suara debar jantung seolah lebih kencang dari suara film yang sedang diputar.

“Kamu Cantik Sekali Lisa, Bolehkah aku...”, ucap Rio sambil memandang Lisa

“Kalau dalam hitungan ketiga kamu tidak menolak maka aku akan melakukannya” lanjut Rio Sambil menyentuh Mulut Lisa.

“satu.... dua.... ti......”, Rio mendekatkan muka nya ke mulut Lisa, Lisa Pun Hanya Terdiam dan.....

.

.

.

.

BERSAMBUNG....

terimakasih teman-teman yang sudah baca dan mohon bantuannya agar author semangat untuk menulis.

semoga tertarik... novel ini menjanjikan kisah yang romantis dan banyak misteri yang dari tiap bab saling berkaitan. selamat menyaksikan

BENCI TAPI SUKA

“satu.... dua.... ti......”, Rio mendekatkan muka nya ke mulut Lisa, Lisa Pun Hanya Terdiam dan Reflek memejamkan matanya.

Kringggg. Kringggggg. Kringgggggggg.......... terdengar bunyi Handphone Rio yang berdering mengejutkan mereka berdua, yang menghentikan aktivitas mereka. Orang di depan mereka pun mendadak menoleh.

“maaf”, kata Rio mengucapkan maaf ke penonton tersebut karena mengganggu ketenangan sembari menekan tombol silent yang lupa ia matikan.

Disisi lain Lisa Masih terdiam dengan jantung yang tak karuan kencang berdetak. Masih belum berhenti dengan kencangnya. “barusan itu apa? Apa aku mimpi? Hampir saja kami berci*m*n”, ucap Lisa dalam hati sambil memegang dadanya.

Sisa menit di film terasa begitu lama bagi Rio dan Lisa, mata mereka menatap ke layar tapi pikiran mereka sudah kemana-mana. Tepat pukul 7 lewat 10 film usai dan mereka berdua keluar dari bioskop namun sama-sama tidak berbicara.

“Lisa langsung pulang ya pak, terimakasih traktir nonton film nya dan tadi udah beliin makanan dan minuman juga”, bilang Lisa dengan memberanikan diri berbicara memecah kecanggungan diantar mereka.

“pulang? boleh, kebetulan searah dengan rumah”, balas rio yang seolah-olah tau rumah Lisa.

“ha? Nggak pak Lisa nggak bilang minta antar”, jawab Lisa menolak.

Kemudian...

Dengan cepat Rio mengambil Handphone Lisa dan berjalan cepat..

“pak.. tunggu pakk.. HP Lisa kok di ambil”, teriak Lisa sambil berusaha mengejar Rio yang mengarah ke parkiran mobilnya..

Krekkk...(bunyi pintu mobil di buka) “apa nama jalan rumahmu?”, ucap Rio sambil membuka kan pintu untuk Lisa.

Lisa Pun terheran – heran dengan tindak tanduk Rio, walau demikian akhirnya Lisa pun tetap diantar pulang oleh Rio.

“pak, Kenapa bapak perlakukan Lisa seperti ini?”, tanya Lisa.

“perlakukan apa? Emang bapak ngapain kamu? Tadi kan nggak jadi hehe”, balas Rio dengan tersenyum.

“sudah.. sudah... saya lagi nyetir takutnya bahaya kalau ngobrol di jalan, tunjukan saja arah rumah mu”, timpal Rio sekali lagi.

Dan... tak terasa perjalanan dari bioskop ke rumah Lisa 35 menit ternyata di sebuah komplek perumahan yang tak terlalu jauh dari pusat kota.

“Sudah sampai pak, itu rumah dengan pagar hijau itu rumah Lisa”, ucap Lisa kepada Rio yang langsung menepikan kendaraannya.

“terimakasih Pak, mampir dulu”, bilang Lisa ke Rio basa – basi.

“hmmm, saya langsung saja ya, lain kali saja”, balas Rio.

Rio pun pergi dengan diikuti suara klakson mobilnya..

Lisa Masih berdiri melihat mobil dosennya itu perlahan – lahan telat menghilang. Dengan pikiran yang mengambang masih tidak percaya apa yang dilewatkannya hari ini.

Pagi Hari yang mendung, Hari senin yang menyebalkan bagi hampir setiap pelajar itu tak dapat dielakan lagi. Seperti biasa hari senin pagi Lisa telah berada di kampus untuk mengikuti perkuliahannya. 10 menit lagi akan memasuki ruangan untuk mengikuti kuliah dari Pak Rio. Dengan bergegas Lisa berjalan untuk masuk ruangan karena takut terlambat yang berdampak pada dirinya yang tidak dibolehkan masuk.

saat sedang berjalan ia tak sengaja bertemu dan berpapasan dengan Rio.

Lisa Pun Menoleh dan menunduk sambil menunduk sopan, “Pagi Pak”, sapa Lisa..

Rio pun hanya berjalan lurus tanpa membalas dan bahkan tanpa menoleh sedikit pun ke arah Lisa.

Lisa Pun Membatin dan merasa sedikit kecewa karena Rio tidak merespon nya. Lisa merasa aneh, pertanyaann dalam benaknya masih belum terpecahkan tentang kenapa Pak Rio yang saat berada di kampus jauh berbeda sekali dengan saat di luar kampus.

"Lisa... Lisa...."

Lisa pun terkejut karena teman nya menepuk bahunya..

“itu nama mu di panggil”

“Lisa.... Lisa... mana orangnya? Alpa ya”, tanya Rio ke mahasiswa nya.

“Ha... Hadir Pak”, teriak Lisa yang baru menjawab karena dari tadi melamun memikirkan sikap aneh sang dosen tersebut kepadanya.

“kalau tidak niat kuliah keluar saja, atau keluar cuci muka dulu kalau mengantuk”, jawab Rio dengan dingin.

“maaf pak”, balas Lisa singkat dengan di ikuti rasa malu karena jadi perhatian seluruh teman nya.

Tenggg.... (bunyi bel)..

“baiklah bapak akhiri pelajaran kita hari ini, selamat siang dan selamat berjuang lagi..... oh iya nanti kalian tidur yang cukup sebelum pelajar saya supaya tidak ada yang mengantuk lagi”, canda Rio sambil meninggal kan ruangan yang diikuti tawa para mahasiwa di ruangan itu seolah menertawakan kejadian Lisa tadi.

Lisa hanya menunduk menyembunyikan wajahnya malu nya, “arrrghhhh RIOOOOO.......!!!”, teriak geram Lisa dalam hati, sambil mengambil Handphone nya dan mengubah Nama Kontak PAK RIO Menjadi SI ANEH.

Sambil berjalan pulang, Lisa tak sengaja melihat mobil pak rio mendadak berhenti di pinggiran jalan. Dosennya itu pun keluar dari mobil dan menghampiri perempuan tua yang sedang mengemis di jalan. Terlihat oleh Lisa dari kejauhan Rio memberi nenek tua itu uang dan lalu Menggandeng Nenek itu ke tempat makan tak jauh dari jalan. Terlihat wajah lembut, sopan dan bersahaja dari Rio.

Lisa yang melihat sikap Rio kepada pengemis tua tersebut menjadi tersentuh hatinya, “ternyata walau aneh pak rio itu baik sekali tapi tetap saja aneh”,

Lisa yang berbicara sambil senyum-senyum sendiri melihat Dosen nya tersebut yang seolah memilki kepribadian ganda. Ada kalanya kepribadiannya yang dingin dalam diam, dan ada kalanya kepribadiannya yang hangat dan ramai.

“Aku Benci tapi aku suka”, kata Lisa dalam benakya.....

..

..

..

..

BERSAMBUNG........

bagaimana teman-teman semua? apa ada yang bisa nebak karakter Rio ini kira-kira kenapa ya bisa berubah-ubah seperti itu? nanti kanterus ya...

terimakasih telah membaca 🤗

BIMBINGAN SKRIPSI

Friska?

(Hadir Pak)

Gisel?

(Hadir)

Lisa?

Lisa?

(tidak masuk pak), jawab teman-teman Lisa kepada Rio saat mengabsen mahasiswa nya di jam pelajarannya.

"Ada yang tau kenapa Lisa tidak masuk?", kejar Rio lagi.

"tidak tau pak, Lisa nggak ngabarin", timpal salah seorang mahasiswi.

Rio pun melanjutkan absensi kehadiran murid yang lainnya. Suaranya ada di kelas sedangkan pikiran Rio tidak sedang di kelas. Entah kenapa mendadak untuk pertama kalinya Rio malas untuk mengajar.

Setelah jam pelajaran di kelas nya usai, Rio langsung ke Lantai 3 menuju ruangan Wakil Dekan II. Ternyata selain Dosen, Rio diusia nya yang masih terbilang muda juga menjabat sebagai wakil dekan II di kampusnya.

sambil duduk Rio merogoh kantung celana dasar hitam nya dan mengelurkan benda berbentuk kotak yang pipih, kemudian dibuka nya lah benda itu. terdapat pesan di layar benda itu. Dengan semangat Rio membuka nya berharap pesan itu dari Lisa. Namun ternyata pesan itu bukan dari Lisa, melainkan dari nomor yang tak disimpannya.

"selamat siang Pak Rio, ini Saya Tina mahasiswi Bapak dari angkatan 2017 mau bimbingan Skripsi, kira nya kapan bapak bisa saya temui. Terimakasih Pak", tulis pesan yang masuk di handphone Rio.

"temui, saya sekarang lagi dilantai 3", balas Rio singkat.

Tak lama kemudian pintu ruangan Rio di ketuk. "masuk", teriak singkat dari Rio.

Kemudian masuklah seorang perempuan cantik dengan rambut panjang berwarna pirang yang mengenakan setelan rok yang nyaris diatas lutut.

Rio pun sejenak terdiam melihat sesosok wanita cantik itu berdiri di depannya sendirian.

"Hanya sendiri?", tanya Rio kepada Gadis itu.

"iya Pak", Jawab Gadis itu dengan suara pelan

"Silahkan Duduk, sampai dimana skripsi kamu?", tanya Rio

"Ini pak, saya binggung menggunakan teori mana yang relevan dengan judul saya", jawab Gadis itu sambil menunjukan beberapa lembar teori-teori yang telah ia bawa.

Rio pun membacanya dengan perasaan agak sedikit risih karena Gadis itu perlahan-lahan merapatkan tubuhnya, mendekat ke Rio.

Rio pun berusaha tetap tenang, tapi tetap saja dia seorang pria normal. Berdesirlah darah muda nya, bau wangi semerbak begitu jelas bisa ia rasakan, terlebih lagi posisi mulut Gadis itu begitu dekat dengan wajahnya. Suasana saat itu mendadak hening dengan hanya mereka berdua di ruangan lantai 3 itu.

"gimana pak", tanya lagi Gadis itu dengan diikuti gerak tubuh yang menempel degan Rio.

"Kamu bisa geser sedikit? Saya tidak leluasa membaca nya kalau begini", jawab Rio yang tidak membalas pertanyaan Gadis itu.

"maaf pak?, balas gadis itu sambil memberi jarak.

Gadis itu nampak hanya memandangi wajah dosen nya itu yang sedang membaca dan mengkoreksi skripsinya.

Rio pun menoleh dan menyadari bahwa mahasiswinya itu sedang memandangnya, "halo kamu mendengarkan tidak apa yang bapak jelaskan barusan? Kenapa kamu malah senyum-senyum sendiri", tanya Rio kepada gadis itu memecah lamunan nya

Gadis itu pun terkejut lalu berkata, "maaf pak", balas gadis itu sambil menunduk malu dengan muka merona....

#Flash Back#

Gadis itu yang bernama Tina telah lama menyukai Dosen nya itu dikarenakan suatu alasan...

3 tahun yang lalu saat Tina berada di kelas 3 SMA, ia hampir menjadi korban pelecehan dan pemerkosaan oleh para brandalan jalanan yang berjumlah 3 orang. Saat itu ia sedang menunggu jemputan.

Saat itu.... 3 tahun yang lalu di sebuah jalan.....

"ehemm, hey lagi ngapain cantik sendirian aja", ucap salah satu brandalan itu menggoda

Tina hanya diam cuek dan menghindar. Namun, salah satu brandalan itu memegang rambut Tina.

"apa sih", teriak Tina sambil menepis tangan yang memegang rambutnya itu.

Lalu, satu dari mereka yang mabuk mendadak mendorong Tina hingga terjatuh.

Sekarang posisi Tina terlentang dan dengan sigap salah satu brandalan itu memegang kaki nya dan yang mendorongnya tadi telah berada tepat di atas Tina dengan posisi ikat pinggang telah di lepas.

"Tolong.. jangan...", teriak Tina dengan sambil menangis, memohon untuk dilepaskan.

Namun tenaganya kalah kuat di apit para lelaki serta kaki dan tangan yang dipengang erat oleh para brandalan.

Beberapa detik kemudian brandalan yang telah menindih badan Tina mendadak terjatuh. Ternyata kepala brandalan itu di pukul dengan kayu oleh sesosok pria tinggi.

"anj*n* mau mati lu", teriak salah satu brandal yang maarah melihat temannya di pukul sambil berlari berusaha meninju muka pria itu.

Kemudian, Pria itu pun sigap mengelak dan langsung menerjang perut Brandal itu.

Melihat temannya di terjang teman nya itu pun ikut mau meninju nya, dan adu jotos pun terjadi.

Muka si penolong itu pipi nya tak luput dari tinju kuat dari brandalan itu, dan si brandal itu juga tak dapat mengelak dari pukulan yang mengarah ke bibir nya.

Mereka berdua terpental, tak disangka brandal itu mengeluarkan pisau dan mengarahkannya ke si penolong itu. Si penolong itu dapat mengelak namun pada serangan kedua, bahu si penolong itu terkena sabetan pisau dan memercikan cairan merah segar.

Sambil menahan rasa perih dan sambil memegang bahunya, si penolong itu lari dan menarik tangan perempuan itu. Terjadilah kejar mengejar dengan brandal yang memegang pisau tersebut.

Lalu, di sebuh tikungan terdapat sebuah mobil dan pria itu menarik perempuan itu untuk bersembunyi di samping mobil.

Si penolong itu memegang bahunya menahan rasa sakit dengan seskali mengintip para brandal itu yang masih tampak menoleh kesana kemari mencari mereka.

Tina melihat si penolong nya itu terluka ia menangis, tangan perempuan itu juga gemetar. Tak disangka tangan gemetar perempuan itu dipegang erat oleh si penolong itu, sambil menoleh dan berkata, "nggak apa-apa kok", ucap si penolongnya itu sambil tersenyum.

Keadaan pun sudah mulai tenang, para brandal yang mengejar pun telah pergi karena tidak menemukan mereka.

"terima kasih kak, tapi kakak terluka", ucap kasih dari perempuan itu sambil menangis.

"hanya seperti di gigit nyamuk hahaha", balas si penolong itu sambil bercanda.

"nama kakak siapa?", tanya perempuan itu.

"Rio, Rio Armando", balasnya singkat....

Dan ternyata pria itu adalah Rio Armado seorang penyelamat Hidup Tina yang sekarang juga merupakan pembimbing skripsinya!!!!

.

.

.

BERSAMBUNG..........

terimakasih telah membaca 🤗🤗🤗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!