karia terbaruku, aku tidak pernah menulis novel sebelumnya, tolong di maklumi jika penulisan kata tidak tepat karna ini mengalaman pertamaku. mohon bimbinganya aku akan belajar lebih baik.
vania lestari
umur 22 tahun masi mahasiswa adalah gadis yatim piatu , terpaksa bekerja di klub malam demi biaya kulianya dan cita-citanya setelah di tinggal ke dua orang tuanya
ariya wiraguna
umur 27 tahun adalah anak tunggal dari kelurga wiraguna , di usianya yg 22 tahun dia di angka jadi CEO di WIRAGUNA group
Vania Lestari bangun di pagi hari, melakukan aktifitas biasanya iya itu kuliah. Vania adalah adalah wanita yang tertutup di teman-teman kampusnya jadi tidak ada satu pun yang tau pekerjaan Vania di malam hari seperti apa.
Siang hari pun tiba Vania pulang, dengan kendaraan umum.bila di tanya penampilan vania di siang hari sangat lah berbeda saat dia bekerja di malam hari, dia berpenampilan biasa saja seperti siang ini Vania memaki celana jaen dan atasan blus.
Seperti biasa Vania singgah di taman terlebih dahulu, taman itu terdapat danau buatan yang indah bisa di pandang. Vania duduk di kursi taman sambil merenungi nasibnya dan berteriak sekencang-kencangnya, karena taman di siang hari tidak terlalu banyak orang jadi vania bebas berteriak meluapkan isi hatinya, "tuhan kenapa engkau sangat kejam pada ku, bisa kah engkau memberiku nasib lebih baik dari ini" dengan tatapan kosong ke arah danau sambil mengusap air matanya yang menetes.
Tidak jauh dari tempat Vania duduk ternyata ada ada seorang pria yang memperhatikannya dari tadi, pria itu mendekati Vania dan berucap "Hei kamu" vania pun seketika menoleh, tapi tidak langsung menjawab pertanyaan pria itu, Vania memperhatikan pria itu yang semakin mendekatinya. pria itu berucap lagi "Hei kamu, kau itu sangat berisik kamu tidak sadar, kalau kau itu menggangu pengunjung yang ada di sini" setelah itu Vania belum menjawab pertanyaan pria tersebut, Vania memperhatikan pria itu dari bawa sampai atas, pria itu mengunakan stelan jas rapi kalau dari pandangan Vania sepertinya pria itu pekerja kantoran, dan tatapan mereka bertemu.
Kemudian Vania menjawab "Maaf" sambil mengigit bibir bawanya "Aku kira di sini tidak ada orang" kemudian berlalu dari pria itu. pria itu menatap Vania sampai menghilang dari kejauhuan, pandangan pria itu sangat tajam, alis yang tebal dan postur tubuh yang tinggi, di tamba tubuh yang atletis, yang memperkuat pesona pria tersebut.
*********
Di tengah hingar-bingar ibu kota di salah satu klub malam cukup terkenal di kota itu, di mana Vania berada saat ini bersama teman-temannya.
Salah satu sudut ruangan di mana Vania duduk bersama teman-temanya sambil tertawa ria. salah satu teman Vania bernama Erin bertanya, "Vania elo gak ada rencana ganti kerjaan" Vania pun menatap temannya dan kedua lagi teman Vania yang bernama maya dan santi juga menatap erin. Vania menjawab "Elo tau kan pekerjaan ini yang paling muda menghasilkan untuk biaya kuliah gue yang sangat mahal" kemudian ke empatanya tertawa bersama.
Dari arah masuk klub itu datanglah seorang pria yang berstail jas rapi bersama seorang bodyguardnya, semua mata tertujuh padanya, termasuk Vania dan teman-temanya. kemudian mata pria itu tertuju pada Vania, pria itu sedikit kaget tapi tidak terlihat di wajahnya karena sikap pria itu sangat angkuh. batin pria itu berkata "Iya gadis itu yang ku temui tadi siang, tapi kenapa sekarang sangat berbeda" tapi pria itu sangat yakin kalau wanita itu adalah wanita yang sama.
Iya pria itu pangling karena penampilan vania 180 derajat berbeda dengan tadi siang. malam ini Vania berpenampilan sangat seksi seperti para wanita penghibur pada umumnya.
Vania tidak bedah jauh ekspresinya dia sangat kaget, sampai-sampai temannya harus menyadarkannya. "Hei Vania elo terpesona pada pria itu" ucap Santi kemudian melanjutkan perkataanya "Van elo belum kenal dia, dia adalah ARIYA WIRAGUNA pewaris tunggal WIRAGUNA GROUP"
Ariya kemudian mendekati Vania di ikuti bodyguardnya, kemudian ariya mengangkat satu tangannya kemudian para bodyguard itu berhenti seketika.
Setelah Ariya berada di depan Vania, ke tiga teman Vania cuma bisa melongo. batin Erin berkata "gila di mana Vania bisa kenal Ariya wiraguna".
Kemudian Ariya bertanya kepada Vania "Hei kamu bukankah wanita tadi siang di taman?" Vania menjawab dengan anggukan.
Tatapan mereka masi bertemu, batin Vania berkata sambil mengeja 'ARIYA WIRAGUNA'
Kemudian Ariya menyodorkan tangannya "Aku Ariya wiraguna, kalau kamu siapa?" dan Vania menjawab dengan gayanya yang membuat semua pria tergila-gila padanya, "Gue Vania". kata Ariya lagi "Kita akan bertemu lagi" di jawab Vania "Oke".
Di perjalanan pulang Ariya berada di mobil bersama sekertaris nya, sambil melonggarkan dasinya Ariya tersenyum "Sekertaris Yuda selidiki identitas wanita tadi" Yuda menatap bosnya dari spion "baik tuan".
Vania pun sampai di apartemennya membuang tasnya di sembarang arah, dan langsung membaringkan tubuhnya di ranjangnya. sambil Vania menatap langit-langit kamarnya, tiba-tiba pikirannya terlintas kata-kata pria tadi, "Kita akan bertemu lagi" kenapa gue malah memikirkan pria itu. "Sudah lah lebih baik gue tidur aja" lalu Vania memejamkan matanya lalu tertidur.
**********
Keesokan paginya di hari yang cerah, di dalam kantor wiraguna group, duduk lah Ariya wiraguna di kursi kebesarannya sambil memeriksa dokumen-dokumen penting perusahaanya.
Pintu pun di ketuk seseorang "Masuk" ujar Ariya masi menatap dokumen di depannya. muncul lah sekertaris Yuda sambil menyerahkan identitas Vania "Semuanya ada di sini tuan" Ariya kemudian mengambil berkas di tangan Yuda, "Baik keluar lah" tampa di perintah dua kali yuda pun keluar dari ruangan bosnya.
Ariya membaca identitas Vania.
Vania Lestari, usia 22 tahun, kuliah di perguruan tinggi. "Ternyata dia mahasiswa" lanjut Ariya membacanya. Vania yatim piatu dari orang tua yang cukup kaya di kota itu. tapi kecelakaan mobil membuat ke dua orang tuanya meninggal tiga tahun yang lalu, yang membuat perusahaan orang tua Vania bangkrut karena Vania belum bisa mengelolanya.
Ariya kemudian membuka amplop coklat, di situ ter pang-pang jelas foto Vania bersama laki-laki yang berkencan dengannya.
*Vania tidak sembarang berkencan dengan laki-laki karena Vania mematok harga tinggi untuk jasanya, sudah di pastikan Vania cuma berkencan dengan laki-laki kaya, dalam sebulan cukup satu atau dua kali saja Vania berkencan , sudah bisa mencukupi hidup. tapi Vania bekerja profesional setelah kencang selesai Vania tidak lagi berhubungan dengan pria-pria tersebut*
Kemudian Ariya tersenyum penuh arti "Ternyata dia wanita penghibur" sambil memutar-mutar pulpen di samping jidatnya.
********
Malam itu Vania bersiap-siap karena dia harus berkencan di salah satu hotel bintang lima. Vania terlihat sangat cantik dengan dress selutut dengan bahu yang terbuka, dengan memperlihatkan bentuk tubuhnya yang sangat seksi, dan dia memadukan dengan blezer crop.
Vania membaca nomor hotel yang di pesan pria tersebut "kamar VIP " batinnya. "siapa pria yang gue temani malam ini, bahkan dia membayar lebih dari tarif yang ku minta" sambil menutup aplikasi (*****) yang baru saja dia baca.
*mohon di maklumi yah, kata-katanya tidak terlalu beraturan masi peroses belajar. kritik dan sarang semua sangat a*ku *butuhkan*.
Di dalam kamar hotel VIP, duduk lah Ariya sambil meminum, minuman beralkohol dan menghisap rokoknya dalam-dalam lalu menghembuskan perlahan, sambil menatap foto vania di layar hpnya, "Malam ini kamu akan menjadi milikku".
*Iya bisa di pastika pria yang memesan Vania kali ini adalah Ariya wiraguna*
Tidak lama kemudian pintu pun di ketuk, Ariya membuka pintunya, betapa kagetnya Vania ternyata pria yang mengajaknya kencang malam ini adalah Ariya, tapi Vania berusaha bersikap profesional.
"Silahkan masuk" dengan badan yang tegak dan memasukkan satu tangan di saku celananya Ariya mengajak Vania masuk. Dengan gayanya yang anggun, Vania masuk.
Tampa di suruh duduk, Vania sudah ada di ranjang king size yang ada di kamar VIP tersebut. sambil bergaya anggun dan centil, Vania berkata "Tuan mau langsung atau pemanasan dulu?".
Ariya memperhatikan gerak gerik Vania tampa berkedip batinnya "Sepertinya dia wanita yang berpengalaman, pantas saja tarifnya mahal" lalu melangkah mengambil dua gelas minuman beralkohol yang ada di meja tempat Ariya tadi menunggu Vania datang.
Lalu Ariya menyodorkan satu gelas ke Vania "Minum lah dulu,santai saja kita ngobrol aja dulu" ucap Ariya dengan gayanya yang sedikit santai.
Vania mengambil gelasnya dan meminumnya seteguk "Maaf tuan saya bekerja secara profesional".
"Hahahaha...." Ariya tertawa, "Benarkah?" dengan berjalan menuju sofa yang tidak jauh dari Vania.
"Vania sebenarnya aku kesepian, aku butuh teman ngobrol" ucap Ariya.
Vania menkerukkan dahinya heran "Baiklah tuan" sambil berjalan menuju sofa yang di tempati Ariya duduk.
"Vania, aku tidak akan banyak bicara. aku cuma ingin kamu melayaniku, anggap saja kamu sugar baby ku" sambil menatap Vania dalam-dalam.
Vania kaku dan tubuhnya membeku, dengan mata berkaca-kaca, dia tidak menyangka ada yang mengatakan itu padanya "Benarkah?" ucap Vania.
"Vania" Ariya mengibaskan tangannya di depan mata Vania.
"i iyya" jawab Vania gugup.
"Ayo minum lagi" sambil menuangkan minuman di gelas Vania, Vania mengambil gelasnya dan meminumnya sampai habis.
Kemudian Vania mendekat ke arah Ariya dan memegang bahu Ariya sambil tersenyum sangat manis. Vania lalu mendekatkan wajahnya di depan wajah Ariya yang masi menatapnya.
Ariya melirik paha Vania yang sangat mulus, reflek Ariya membuka jasnya dan menutup paha Vania.
Vania kaget memundurkan diri dari Ariya.
"Maaf Vania itu terlalu indah untuk di pandang" ucap Ariya.
"Apa?" bentak Vania
"Anda menghina pekerjaan saya tuan?"
"Bu bukan begitu Vania" dengan tatapan memelas.
Kemudian Ariya berdiri di depan jendela, memasukan satu tangannya di saku celananya. setelah kejadian tadi tidak ada yang bicara, keheningan itu berlangsung cukup lama.
Batin Ariya "Kenapa aku bisa bersikap seperti tadi, kenapa aku bisa menghargai seorang wanita" Ariya masi berdiri di depan jendela, sambil melirik Vania yang masi duduk di sofa.
Ariya kemudian mendekati Vania di sofa, Ariya duduk di dekat vania. "Ini kartu namaku" sambil menyodorkan kartu namanya "Besok sore datang ke kantorku" aku ingin mengajak kamu ke suatu tempat"
"Baik tuan" Vania mengambil kartu nama itu "Kalau begitu saya permisi dulu tuan" Vania berdiri dari duduknya.
secepatnya Ariya juga berdiri dan menggenggam tangan Vania, "Tunggu Vania".
"Iya tuan ada yang bisa saya bantu?" sambil menyelipkan rambut di telinganya.
"Begini Vania, bersikaplah biasa saja jangan terlalu formal, kamu lebih terlihat seperti sekertaris ku.
"Hehehe" Vania tertawa mendengar ucapan Ariya
Keduanya saling menatap dan sama-sama tertawa. "Van panggil aku Ariya saja" ucap Ariya.
"Iya Ariya" jawab Vania singkat.
Ariya kemudian berjalan ke meja yang ada di dekat ranjang dan mengambil dompetnya, mengeluarkan satu kartu ATM lalu menuju ke arah Vania.
"Ambil kartu ini untuk kebutuhanmu"
Vania mengambilnya "Makasih ya Ariya". Ariya cuma mengangguk. "Gue permisi dulu Ariya, daah sampai jumpa besok" sambil membuka pintu kamar hotel. Ariya melambaikan tangannya sambil tersenyum sangat lebar.
*Ariya bahkan jarang tersenyum, image angkuh dan dingin sudah melekat pada dirinya, entah kenapa di depan Vania sangat berbeda dia juga lebih sering tersenyum.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!