NovelToon NovelToon

Cinta Mr. Boy

pertemuan yang singkat

Natasha addrew memoleskan lipstick bernuansa nude ke bibirnya yang mungil.

tidak lama kemudian dia mengambil tisu basah lalu menghapusnya, dan memakainya kembali, lalu menghapusnya kembali.

Simbok pembantu dirumah itu memperhatikan jika sikap Nona itu sangat aneh, ia menghampiri dan menanyakan sikapnya itu. "Non Acha kenapa,? dari tadi simbok lihat Non kayak orang kebingungan sendiri."

"Acha bingung mbok harus tampil seperti apa didepan tamunya papa."

" ya ampun Non, pakai pusing segala. Non Acha tampil saja seperti biasa, karena Non Acha kan sudah cantik dari asalnya."

"Benarkah itu,? jika demikian aku pakai lipstik warna ini saja." Acha mengambil lipstick bernuansa pink sehingga warnanya menyatu dengan warna bibirnya.

"coba sini simbok lihat" Simbok menatapnya untuk melihat tampilan Nonanya.

"Lihatlah dicermin," simbok memegang dagunya agar Natasha memperhatikan secara cermat "Non Acha cantik dengan riasan apapun, dan andai saja simbok ini seorang pria pasti simbok sudah jatuh hati pada Non Acha pada pandangan pertama."

"aaaaahhhhh . . . .simbok mah pintar membuat acha malu." wajahnya langsung merah karena malu.

"simbok berkata apa adanya Non."

Natasha yang sudah yakin dengan tampilanya bergegas ganti baju dan bersiap untuk bertemu dengan tamu papanya.

Ponselnya berdering dan Natasha segera mengambil handphonenya dan menjawabnya.

"hallo . . . Papa, iya ini aku sedang menuju kesana."

"Bagus sayang, Papa harap pria itu menyukaimu. oh ya sayang didepan gerbang sudah ada sebuah mobil yang nantinya akan mengantarmu ketempat pertemuan."

"Oke pa aku akan segera kesana."

lalu Natasha pun segera keluar rumah dan melihat kearah gerbang dan tampak sebuah mobil mewah berwarna hitam mengkilat.

"seperti nya itu mobilnya."

Natasha menghampiri mobil tersebut dan dari dalam mobil seorang supir langsung keluar menyambut Natasha.

"mari non kita segera berangkat." Pak supir itu membukakan pintu mobil untuknya.

"terimakasih pak." senyumannya langsung mengembang seketika itu juga karena pak supir menyambutnya dengan ramah .

perjalanan dari rumah nya menuju tempat pertemuan nya dengan pria itu lumayan cukup jauh, sambil menunggu perjalanan yang sangat membosankan Natasha mengajak pak supir berbincang dengannya.

"maaf pak boleh saya menanyakan sesuatu.?"

"boleh non silahkan tanya apa saja" Namun pak supir mendengar suara Natasha terdengar ragu-ragu dan langsung saja pak supir langsung mengucapkan apa yang dibenak Natasha. "pasti non penasaran dengan tuan Thomas chadwik."

Natasha heran karena pak supir ini tahu isi benak hatinya, ia sudah sangat penasaran orang seperti apa Thomas. Natasha langsung mengiyakan pertanyaan dari supir itu.

"Tuan Thomas merupakan pria yang baik walaupun sifatnya pemarah tapi ia perhatian terhadap semua bawahannya, tapi apakah Non tahu jika tuan Thomas dijuluki Mr. Boy?" Pak supir itu menutup mulutnya karena spontan menyebutkan kata Mr. Boy.

Natasha langsung terperanjat kaget " apa pak? . . . Mr. Boy apa maksudnya dengan julukannya itu pak, bukankah sepengetahuanku Mr. Boy itu Pria paling kejam dikota ini?."

Pak supir pun tampak kaget mendengar pernyataan Natasha jika Mr. Boy itu orang paling kejam dikota ini, tapi tuan Thomas itu orangnya baik. "apa non tidak salah?, tapi yang bapak dengar tidak begitu, awalnya julukan mr.boy ini dari mantan kekasih tuan yang berada di luar negri. tuan ini mempunyai sifat yg sangat lembut pada setiap wanita yg dijumpai nya, sampai-sampai semua wanita ingin semuanya menjadi kekasih tuan.dan setiap kali bertemu tuan, semua wanita itu selalu menempel pada tuan dimana pun tuan berada. kekasih tuan yang sangat pencemburu itu pun sangat marah kepada tuan, dan didepan umum mantan kekasih tuan itu menjuluki nya dengan Mr. Boy.

begitulah Non cerita Mr. Boy yang saya tahu."

setelah mendengarkan cerita Pak supir tentang Thomas chadwik sampai dengan julukan nya Natasha pun tertawa sendiri sekaligus penasaran dengan pria itu, walaupun cerita dari pak supir itu terdengar aneh.

sekitar sejam perjalanan nya tiba juga Natasha didepan sebuah kafe yang sangat mewah, Pak supir itu memarkirkan mobilnya dengan sangat hati-hati dan setelah itu ia turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Natasha "kita sudah sampai, silahkan Non tampaknya tuan Thomas sudah menunggu kedatangan Non" pak supir mempersilahkannya untuk turun dari mobil.

Natasha melangkahkan kakinya untuk turun dari mobil, tampak kaki jenjangnya dari belahan dari gaunnya yang sampai batas paha. "akhirnya sampai juga, terimakasih pak."

Natasha berjalan dengan santai dan setibanya di pintu kafe tampak dua orang pramusaji yang sudah siap melayani nya.

"silahkan masuk non" Natasha tersenyum atas sambutan ramah pramusaji itu.

Pramusaji yang satunya mengarahkan Natasha ketempat duduknya untuk bertemu dengan orang yang sedang menunggunya "mari non saya antar ke tempat tuan Thomas chadwik." Natasha hanya tersenyum menyambut pelayanan ramah dari pramusaji

Natasha mengikuti pramusaji arahan dari pramusaji, dan tibalah di sebuah tempat dimana pria itu duduk. dari belakang tampak sebuah punggung yang sangat lebar dan tegap, Natasha terus berjalan dan tibalah ia dihadapkan pria yang sedang menunggunya, mata Natasha dengan beradu pandang denganThomas chadwik. sorot matanya tampak sangat dalam dan gelap.

Natasha dipersilahkan duduk berseberangan dengan pria itu, "hai Natasha" terdengar keluar suara yang parau dari mulutnya.

Natasha menelan ludah mendengar suaranya, "hai juga" ia tak tahu harus berkata apalagi selanjutnya tapi Pria itu justru mengeluarkan perkataan yang membuat Natasha kesal. "kamu terlambat dua puluh menit sayang."

Natasha langsung melihat jam tangannya dan memang benar ia terlambat seperti yang dikatakan pria itu, namun itu karena perjalanan menuju tempat ini membutuhkan waktu yang cukup lama.

Natasha mengambil nafas panjang untuk menjawab perkataan tuan Mr. Boy ini,

"oh maaf tuan Thomas chadwik perjalanan dari rumah saya kesini memakan waktu yang cukup lumayan lama, jadi jangan salahkan aku jika aku datang dengan terlambat."

Thomas mengangkat alisnya sebelah memandangi Natasha dari atas kebawah,

"baiklah aku sudah cukup membuang waktu ku disini" Thomas langsung berdiri dan mengeluarkan pernyataan yang membuat Natasha lebih kesal. "sekarang kamu bisa menikmati makan siang mu, aku akan pergi ke rapat yang sangat penting sekarang, kita akan bertemu lagi di lain waktu" dan pria itu langsung pergi begitu saja meninggalkan Natasha yang sudah berhias berjam-jam demi untuk bertemu dengannya agar Papanya merasa senang, namun apa yang harus diterima olehnya "ia ditinggalkan begitu saja, setelah dia memandanginya sekejap. Natasha merasa seperti sebuah pajangan yang tidak ada artinya" pikir Natasha didalam hati.

Natasha sangat-sangat kesal dengan sikap pria yang bernama Thomas chadwik, dengan teganya meninggalkannya sendiri karena ia datang terlambat, hati Natasha dipenuhi dengan emosi yg meluap-luap. ingin rasanya ia memukul wajah pria itu"sabar, sabar, sabar Acha" ucapnya didalam hati.

kalau saja Natasha tidak terpesona dengan wajah tampannya mungkin hatinya tidak akan tampak sekesal itu. Akhirnya Natasha pergi dari kafe tersebut dan pulang kerumah dengan sangat kesal.

Rasa benci bercampur kagum melihat

ketampanan pria itu, walaupun didalam hatinya ada perasaan benci karna perbuatannya tadi di kafe. tapi entah mengapa hati Natasha berdegup begitu kencang melihat tatapan matanya yang sangat dalam dan gelap.

Natasha berteriak seorang diri dikamarnya membayangkan tatapan pria tidak tahu diri itu, "tidak, tidak, tidak, akan ku buat kamu menyesal meninggalkanku sendiri dikafe tadi" ucapnya memendam didalam hatinya.

Natasha mengambil handphonenya dan dia mengirim chat pada temannya, "Sam aku perlu bertemu denganmu, sekarang juga penting!" tulisnya singkat didalam sebuah chat yg dikirim kepada teman kecilnya, tak lama kemudian handphonenya berdering singkat tanda chattingnya dibales dengan cepat "oke Cha satu jam lagi kita ketemuan di tempat biasa ya."

Samuel stone merupakan temen kecil Natasha waktu sekolah dulu, Sam yang mencintai Natasha diam-diam dalam hatinya tak pernah mengungkapkan perasaannya sedikitpun padanya,

sebab pikir Sam kalau dia menyatakan perasaan cintanya pada temannya itu, malah akan membuat Natasha menjauhinya, jadi cukuplah ia menemaninya terus tanpa harus berterus terang padanya.

Natasha bergegas menuju ketempat pertemuannya dengan Sam disebuah kafe yang sudah menjadi langganan mereka. sesampainya Natasha dikafe dia melihat Sam Sudah duduk di meja tempat biasa kami pesan.

Natasha menghampirinya "hai Sam sudah lama datangnya" Natasha memberikan kecupan dipipi kanan dan kirinya.

Sam memandangi Natasha sejenak dan langsung berkomentar "what it this Cha?" terheran sebab tak seperti biasanya sahabatnya ini mengajak ketemuan dengan mendadak seperti ini.

Natasha yang baru duduk menceritakan semuanya kepada Sam dengan rinci dan gamblang.

Sam merasa marah mendengar ceritanya "yang benar Cha?, berani-beraninya dia ninggalin kamu begitu saja di kafe.

tenang cha masih ada aku yang bakal bantuin kamu balas dendam sama pria sialan itu!"

ucapan Sam terdengar berapi-api melihat wanita yang dicintainya tak dihargai sama sekali.

Natasha sangat senang melihat sahabatnya sangat peduli padanya , apalagi diwaktu susah seperti ini hanya Samuel lah yang selalu ada untuknya.

Awal semua bermula

Setelah bertemu dengan sahabatnya hati Natasha sedikit terobati dengan kekesalannya pada pria itu, yaahh walaupun hatinya masih sangat menggondok jika mengingat kembali kejadiannya.

selang dua Minggu pertemuannya dengan Thomas chadwik Natasha melupakan semua kenangan pertemuan pertamanya dengan pria itu.

Natasha melewati hari-harinya dengan keceriaan seperti biasanya, Anthony melihat wajah putrinya begitu ceria, ia pun penasaran hal gerangan apa yang membuat wajahnya seperti itu. "Natasha, putriku."

Natasha menengok kearah belakang "iya pa ada apa?"

"Hal gerangan apa yang membuatmu ceria seperti ini nak?"

"tidak ada apa-apa Pa, aku memang ceria seperti biasanya"

Anthony menatap putrinya sekejap "Benarkah itu?, dan tentang pria yang kamu jumpai. bagaimana menurutmu?"

Wajah Natasha langsung memerah mendengar pertanyaan tentang pria itu lagi, "biasa saja Pa?"

Anthony mengangkat alisnya sebelah mendengar jawaban dari putrinya"biasa?, apa maksud dengan kata biasa nak?."

Natasha menceritakan semuanya pada Papanya, kemudian papanya terlihat terdiam merenung diri.

Natasha merasa bersalah menceritakan hal yang tidak penting ini kepada Papanya "papa kenapa?"

Anthony menarik nafasnya dalam-dalam

"tidak apa-apa nak."

Natasha langsung menggenggam tangan Anthony "pasti Papa kecewa dengan Acha ya?."

Anthony menggelengkan kepalanya agar putrinya itu tidak merasa bersalah. "tidak kok nak, sama sekali tidak, Papa hanya merasa bersalah padamu sayang."

Natasha terdiam sejenak mencerna perkataan papanya, "bersalah bagaimana Pa?"

papanya yang tidak bisa berbohong pada putri tersayangnya menceritakan semua beban yang ada di pundaknya.

"begini sayang, sebenarnya Papa memperkenalkan kamu dengan Thomas chadwik terpaksa Papa lakukan, agar perusahaan papa tidak jatuh bangkrut.

papa tahu Thomas chadwik itu pria yang tidak pantas untukmu sayang, tapi papa terpaksa melakukan hal yang sangat tidak adil ini bagimu." cerita papa nya dengan tatapan sedih

Natasha terkejut mendengar cerita dari Papanya Namun ia tak bisa menyalahkan Papanya begitu saja, sebab Papa juga pasti melakukan ini karena menurutnya ini merupakan jalan satu-satunya. "Papa jangan sedih, lagi pula Acha kan anak papa satu-satunya, jadi wajar saja jika Acha membantu Papa."

"tapi nak" ucapan Papanya terhenti "kamu tidak kenal benar siapa itu Thomas chadwik.!"

Anthony menceritakan tentang Thomas dengan perlahan agar putrinya itu mengenal siapa yang akan dijodohkan dengannya.

"sebelum papa menjodohkannya dengan mu Thomas chadwik adalah musuh papa dalam dunia bisnis, dia menjatuhkan perusahaan papa hanya dalam sekejap mata, anak muda itu memang cerdas seperti papa waktu muda dahulu." tukasnya dengan nada rendah.

"setelah papa jatuh bangkrut dia menjabat tangan papa menawarkan bantuannya tapi dengan syarat Papa harus menuruti semua permintaannya, dan salah satunya dengan menjodohkan kamu dengannya." ceritanya sambil memegang tangan putrinya.

Natasha yang sangat shock mendengar cerita Papanya pun hanya bisa terdiam, dia tak menyangka pria itu lebih buruk lagi dari perkiraannya, tapi Natasha harus bersikap tegar dan berani menghadapi semuanya ini demi membantu papanya berjuang demi kehidupannya juga.

"Tenang saja pa" kata Natasha dengan memberi senyuman untuk papanya agar beliau tidak terlalu merasa bersalah,

" Acha ikhlas kok melakukan apa saja demi membantu dan meringankan beban papa,"

" papa tenang saja Acha akan melakukan

yang terbaik untuk papa" ucapnya dengan lembut sambil memberi kecupan dikening papanya dan meninggalkan papa nya sendiri.

lalu Acha pun beranjak menuju kamarnya,

hati nya penuh perasaan marah dan benci pada pria yang bernama Thomas chadwik, Acha tak menyangka pria yang dia jumpai nya dua Minggu yang lalu mempunyai sifat yang sangat tidak terpuji pikirnya.

suara deringan ponsel terdengar dengan samar, Natasha mencari-cari ponselnya di tempat tidur, dan melihat layar ponselnya

ada sebuah chat dari nomor yg tidak dia kenal , lalu dia pun membuka chat itu

"apa kamu punya waktu luang?" ia pun mengabaikan chat itu. tak lama kemudian ada chat masuk lagi, "kenapa tidak dibalas?" Natasha sedang merasa kesal, sehingga ia sedang tidak peduli siapa yang mengirim chat padanya. ia melemparkan ponselnya di tempat tidur. selang lima menit kemudian ponselnya pun berdering kembali kali ini bukan sebuah chat melainkan suara dari deringan ponselnya, suasana hatinya sedang tidak baik saat ini sehingga ada telepon masuk pun ia menjawabnya dengan ketus

"Hallo, siapa ini berani-beraninya menelepon pada saat seperti ini."

Thomas chadwik sangat terkejut mendengar jawaban Natasha yang sangat ketus. "Apa ku tak mengenal suara ku?"

Natasha langsung menutup mulutnya mendengar suara parau ditelepon, ia tak menyangka jika pria yang sedang dibicarakan dengan Papanya meneleponnya saat ini.

Natasha panik dan langsung menjawab dengan asal pertanyaannya. "Mr.Boy?."

Thomas merasa lebih terkejut Natasha memanggilnya dengan sebutan "Mr.Boy",

"tau darimana kamu dengan julukan ku itu?"

Natasha terdiam sejenak, tak bisa berkata apa-apa lagi. ia merasa keceplosan dengan memanggil pria itu dengan Mr.Boy.

Thomas dengan lantangnya berbicara

"oh aku tau pasti kamu mendengar julukan ku itu dari seorang supir yang mengantar mu kemarin, dasar supir sialan itu selalu saja menggosip di belakang ku."

Natasya yang mendengar makiannya hanya terdiam di telepon, pasti pak supir itu dalam masalah kali karena kecerobohan Natasha yang tak bisa mengontrol ucapannya.

"ada apa kau menelpon ku tuan Thomas chadwik?"

"apa kamu tidak membaca chat dari aku?, atau kau memang pura-pura tidak tahu."

"jadi tentang chat itu, tentu saja aku membacanya tapi aku belum sempat membalasnya dan kau langsung menelepon ku. kali apakah kau punya waktu sehingga kau bisa menelepon ku?" kata Natasha dengan nada santai.

"tentu saja aku langsung menelepon mu karna aku punya waktu senggang untuk bertemu dengan mu dan melanjutkan perkenalan kita yg tertunda kemarin."

"itu kan salah mu sendiri yang meninggalkan ku begitu saja di kafe itu."

"oke aku salah dan minta maaf padamu tapi itu semua bukan hanya kesalahanku, tapi karena salah kau juga yg datang terlambat."

Natasha terdiam, karena kekesalannya pada pria itu makin bertambah karena mendengar ucapannya. namun ia juga tak bisa menolak ajakan pria ini, dan sebelum Natasha mengiyakan ajakannya pria itu sudah duluan berbicara "bagaimana dengan makan malam nanti, akan kutunggu kau dan kali aku harap kau bisa tepat waktu dan seperti tadi nanti supirku akan menjemputmu."

Natasha belum sempat menjawab pertanyaannya, dan pria itu langsung menutup telepon nya. "dasar pria kurang ajar, tidak tahu diri. asal tutup telepon saja sebelum aku mengiyakan ajakannya" maki Natasha didalam kamar.

Pukul 17.30 sore Natasha sudah tampil rapi dan anggun, sebenarnya wajah Natasha terbilang biasa saja tapi kalau Natasha sudah berhias diri dan melayangkan senyuman simpulnya membuat siapa saja pun yang melihatnya ikut tersenyum.

Natasha menunggu merasa gelisah menunggu jemputannya "Lama sekali jemputannya, jika seperti ini ia bisa-bisa akan datang terlambat lagi." batinnya.

simbok yang melihat Nona sedang mondar-mandir dan bolak-balik melihat dari jendelan kamarnya, menghampiri nya dan menanyakan Natasha"waaah tumben sekali non Acha sudah tampil cantik dan rapi seperti ini."

Natasha tersenyum mendengar pujian dari simbok, "iya mbok aku mau pergi makan malam dengan tamunya papa yang kemarin."

"pantas saja simbok lihat didepan gerbang sana ada sebuah mobil hitam."

"yang benar mbok?"

"iya non coba saja non lihat kedepan." ucap simbok dan kemudian pergi begitu saja

Natasha pun melihat keluar melalui jendela dan benar saja tampak sebuah mobil yang kemarin dia tumpanginya didepan gerbang dan tampak seorang supir yang kemarin berbincang dengannya berdiri di samping pintu mobil.

Natasha pun segera pergi keluar menuju mobil mewah itu, "sore pak."

"sore non." sahut si pak supir.

Natasha melihat sikap pak supir tidak seperti kemarin, Natasha melihat jam ditangannya

"kali ini bapak tidak menungguku keluar terlalu lama bukan?"

tapi pak supir itu tidak menjawab pertanyaannya, tapi matanya mengarah kedalam mobil dan tiba tiba kaca jendela mobil terbuka dan ada suara yang sangat tidak asing baginya. "tidak terlalu apanya?."

Natasha yang sangat terkejut mendengar suara pria menyebalkan itu, langsung melihat kearah suara pria itu. "ohh rupanya kau disini juga menjemputku tuan Thomas chadwik?."

suara Natasha terdengar ketus, menjawab perkataan Thomas.

" tentu saja nona Natasha addrew aku disini memastikan supaya kau tidak telat lagi dan menggosipkanku dibelakang dengan supir itu." dengan bibir Thomas mengarah pada PK supir.

"mari masuk kedalam mobil non" suara pak supir itu terdengar gemetar mendengar perkataan Thomas.

Natasha masuk kedalam mobil dan duduk bersebelahan dengan pria itu hatinya tampak berdegup dengan kencangnya saat dia duduk berdekatan dengan pria itu, ada apa dengan hatinya kali ini dia merasa seakan habis "lari maraton, sampai-sampai jantungnya terus berdetak dengan kencangnya."

Getaran hati

didalam mobil Natasha hanya bisa terduduk diam ditambah lagi dengan adanya Thomas disampingnya, keringat dingin mengucur di seluruh tubuhnya.

"apa kamu sakit Natasha?" tanya Thomas

"tidak aku baik-baik saja Thomas." jawabnya

"lalu kenapa tubuh berkeringat dingin seperti itu."

"oh ini karena didalam mobil panas sekali" jawab nya memberi alasan pada Thomas tanpa harus memberi tau apa yang sebenarnya Natasha rasakan sekarang.

"coba pak kamu atur suhu dimobil ini menjadi yang paling dingin." pinta nya pada supir itu.

"baik Tuan." lalu si supir pun kembali mengatur suhu didalam mobil menjadi dingin sekali.

Thomas merasa seperti didalam sebuah lemari es yang besar, setelah suhu mobil itu diganti menjadi yang paling dingin, ia melihat kearah Natasha. "Nah bagaimana menurut kamu Natasha apa didalam mobil ini masih panas?" Namun Natasha hanya terdiam "apa perlu aku tambahkan suhu dingin nya" tanya Thomas kembali

"tidak, tidak perlu Thomas ini sudah cukup dingin" jawab Natasha dengan pelan.

Natasha yang hanya bisa diam merasakan tubuhnya yang semakin menggigil karna suhu dimobil itu terlalu dingin, sebenarnya Natasha malu mengakui pada Thomas bahwa dia berkeringat bukan karena panas melainkan dirinya berkeringat karena berada terlalu dekat dengan pria itu. Entahlah mengapa Natasha bisa secanggung itu berada disamping Thomas, padahal Natasha tadi terlihat baik-baik saja.

Thomas yang memperhatikan Natasha dari tadi melihatnya semakin menggigil apalagi dengan ukuran tubuhnya yang kecil itu, Thomas saja yang bertubuh besar merasa kedinginan dengan suhu didalam mobil bagaimana dengan dirinya. dan akhirnya Thomas mempunyai inovatif untuk berhenti ditepi jalan yang berseberangan dengan hotel dari pada harus memutar kendaraannya lebih jauh lagi."pak kita berhenti disini saja."

pak supir langsung berhenti secara perlahan dan memarkirkan mobilnya di tepi jalan.

Thomas melirik pada Natasha yang terlihat sangat pucat. "ayo Natasha kita turun disini saja. " pinta Thomas pada Natasha, "kebetulan tempat yang kita tuju ada diseberang sana" kata Thomas sambil menunjukkan sebuah hotel yang ada di seberang jalan.

Natasha melihat keluar kearah yang ditunjukkan Thomas padanya, dan benar saja di seberang jalan sana ada sebuah hotel yang sederhana tapi terkesan mewah dengan gaya bangunannya yang kuno.

Natasha langsung mengangguk mengiyakan perkataan Thomas yang menurutnya lebih baik bagi dirinya, dari pada dia harus memutar arah dan menunggu lebih lama lagi.

Entah apa yang ada dipikiran Thomas chadwik dia tau benar kalau Natasha ingin cepat turun dari dalam mobil karna sudah tak tahan lagi dengan dingin yang melanda tubuhnya batin Natasha. Natasha segera turun dari dalam mobil setelah Thomas membukakan pintu mobil untuknya, Natasha yang sangat gugup saat itu langsung berjalan mendahului Thomas.

Thomas melihat Natasha berjalan mendahuluinya ia sangat bingung dengan tingkah laku Natasha saat ini. "Natasha" Thomas meneriakkan namanya tapi

Natasha yang pura-pura tak mendengar panggilan Thomas terus berjalan tanpa menghiraukan suara Thomas, dan tanpa melihat keadaan jalan yang saat itu sedang ramai.

Thomas melihat Natasha yang dengan sengaja menghiraukan perkataannya langsung berlari, menghampiri Natasha yang sedang dalam bahaya karna ada mobil yang akan melintasi jalan yang akan dilalui Natasha dengan kecepatan tinggi.

" Tin ... Tiiiin... Tiiiiiiinnn.........." suara klakson berbunyi nyaring sekali di telinga Natasha dan mobil itu semakin dekat dengannya,

Natasha kaget melihat kearah suara klakson mobil tersebut dan benar saja ada mobil yang hampir menabraknya.

untung saja Thomas chadwik dengan kakinya yang jenjang berlari cepat kearah Natasha dan menarik tangannya kearah Thomas dan tubuh Natasha langsung jatuh dalam dekapan Thomas.

rona merah di pipi Natasha langsung terlihat apa lagi pipinya terasa semakin panas berada di posisi seperti ini. Tubuh pria ini sangat besar bahkan hampir menutupi seluruh tubuh Natasha bila ia berada di pelukannya seperti ini .

"kamu tidak apa-apa kan Cha" tanya Thomas pada Natasha yang masih tampak gemetar.

Natasha yang sudah tersadar segera melepaskan tangannya yang menempel pada dada Thomas. "ya aku baik-baik saja Thomas, terimakasih atas pertolongannya" jawab Natasha dengan terbata-bata.

Thomas tampak kesal pada Natasha, namun ia sangat perhatian padanya. "Kenapa kamu sangat tidak memperhatikan jalan disekitar mu dan menghiraukan panggilan ku tadi" Nada Thomas terdengar seperti sedang memarahi seorang anak kecil.

Natasha terdiam sejenak, merasa bersalah karena kegugupannya pada pria ini ia hampir saja celaka. "maaf Thomas aku tadi mengacuhkanmu dan tidak memperhatikan jalan sekitar karena aku sudah tidak sabar ingin melihat hotel itu dari dekat" ucap Natasha.

Thomas melihat tubuh wanita mungil ini, masih gemetar. ia takut jika wanita ini tak sanggup lagi untuk berjalan. "apa perlu kita naik mobil lagi."

"Tidak perlu Thomas kita jalan saja, sebentar lagi kita juga akan tiba di hotel itu."

"oke kalau itu mau mu, tapi dengan syarat kau tidak boleh jalan mendahuluiku seperti tadi!" kata Thomas dengan tegas.

Natasha menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan persyaratan dari Thomas.dan tanpa meminta persetujuan dari Natasha, Thomas langsung meraih tangannya dan menggenggamnya dengan erat menyeberangi jalan. hati Natasha sangat senang dengan Sifat Thomas yang sangat lembut padanya hari ini. Natasha tidak menyangka Thomas yg sifatnya sangat kaku bisa selembut ini padanya. "akankah sifat lembutnya hanya karena sementara" pikir Natasha dalam hatinya.

kemudian mereka tiba di hotel, Thomas menuju resepsionis untuk memesan kamar suite untuk mereka berdua.

Natasha yang sangat kelelahan saat itu hanya bisa mengikuti Thomas tanpa tau apa-apa, kemudian Thomas meninggalkan Natasha didepan pintu kamar hotel dan pergi sejenak untuk mengobrol dengan pelayan hotel. Natasha tiba-tiba merasakan kepalanya sangat pusing sekali sampai-sampai ia tak sanggup menahannya dan tak lama kemudian Natasha jatuh pingsan didepan pintu kamar.

Thomas yang saat itu sedang berbincang dengan seorang pelayan mendengar seperti ada yang terjatuh, ia melihat kearah Natasha dan ia tampak kaget melihat wanita yang tadi bersamanya sudah terbaring dilantai depan pintu kamar hotel. Thomas langsung segera berlari menghampiri Natasha dengan langkahnya yang lebar. "Natasha, Natasha, bangun kamu kenapa Cha?" Thomas panik saat itu juga, ia merasa sangat khawatir pada Natasha. dan akhirnya Thomas membopong Natasha kedalam kamar dan segera menyuruh pelayan memanggil dokter untuk memeriksa keadaannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!