Beni terlihat buru-buru memesan makanan yang biasa disajikan kepada bosnya,
ya memang hal itu sudah menjadi rutinitas baginya selaku bawahan tepatnya assisten pribadi bosnya itu.
Bosnya tersebut memang bukan orang yang biasa da bisa dibilang punya selera yang berbeda dan lain dari yang lain, salah satunya dalam selera makanan. Dia hanya akan memakan makanan yang disediakan restoran tertentu. Ia biasanya tertarik memakan makanan di salah satu restoran Eropa yang terkenal dan mahal di ibu kota tersebut.
Ia juga tidak suka order delivery makanan selayaknya jaman canggih saat ini, sehingga Beni sang assisten pribadinya setiap hari harus ke resto tersebut untuk memesan makanan tuannya. Padahal di perusahaannya yang sangat besar tersebut sudah tersedia banyak makanan untuk para pegawai/pekerja, dan dimasak oleh koki yang berpengalaman juga.
Namun bukan big bos 'R' namanya jika tidak menjaga nama agungnya. Dia merasa makanan yang disediakan kantornya tidak layak untuk bos seperti dirinya.
beni bergegas menuju resto langganannya itu, Jarak antara perusahaan dan resto sangat dekat, jaraknya hanya kurang lebih 3 km dan biasanya ditempuh dengan 2 menit perjalanan menggunakan mobil. Sesampainya di resto ia pun memesan makanan siang yang biasa ia pesan ke pegawai yang biasa ia jumpai.
"Mba hari ini bos hanya meminta makanan la sagna dan jus blueberry" ucap Beni
"Ya tuan" dengan senyum mila mengangguk dan mempacking makanan yang dipesan.
"Bosnya tuan kayaknya lebih suka makanan prancis ya tuan, saya lihat lebih sering memesan makanan prancis? " tanya Mila ke Beni.
"Bisa dibilang begitu" balas Beni
"o..benar dugaan ku" balas pelayan itu
Ketika semua makanan sudah terbungkus dengan baik, Beni berjalan keluar dengan santai dan menawan dengan wajah atletisnya.
Dia sudah merasa biasa menjadi pusat perhatian di resto tersebut karena dia sosok yang didambakan wanita ganteng, tinggi, kulit putih bersih dan macho.
Beberapa pelayan yang berpapasan dengannya selalu menampakkan sumringah yang lebar, berharap laki-laki didepannya memberikan sambutan.
Seraya tersenyum tipis ke beberapa pelayan yang tersenyum kepadanya ia berjalan ke arah luar dan menuju parkiran mobilnya. Ketika mendekati mobilnya ia terkejut karena ada seorang gadis berambut hitam dan panjang yang bersembunyi dibalik mobil silver yang ia kendarai. Ia merasa gadis itu sedang melakukan suatu tindak kejahatan dengan bahasa tubuh yang sedang dibuat. Ia pun berjalan dengan cepat mendekati gadis itu.
Gadis itu tampak gugup karena kehadiran sosok yang ia kenal. Sosok yang membuatnya mengingat kejadian ngeri yang telah terjadi.
Ia ingin berlari meninggalkan laki-laki itu namun tanpa sengaja jus blueberry yang di pegang tertumpah, dan sialnya jus itu tumpah mengenai baju laki-laki itu. Beni juga seorang tipe laki-laki yang sangat menjaga kebersihan.
Dia sebenarnya sudah merasa sangat kesal namun ditahan. Terlihat dari mimik wajahnya yang tak lagi menampik kan senyuman seperti sedia kala. Ia mengepal keras jari tangannya dan mencoba melampiaskan kekesalannya.
"Maaf tuan... maaf... aku tidak sengaja", gadis tersebut berkata sambil membungkukkan badan dan hendak mengelap baju Beni
"Aisss... bos ku menjaga kebersihan dengan ketat, kalau gini bos pasti tidak mau makan nanti", ungkap laki-laki itu seraya mengelap bajunya sendiri dengan sapu tangan yang diambil dari kantongnya. Ia merasa najis disentuh perempuan itu.
"Aduhhhh.... maaf sekali lagi tuan, maaf.. ",lirih perempuan tersebut dengan raut wajah yang merasa bersalah.
" Apa yang kau lakukan di samping mobilku hah??? ", cerca laki-laki itu geram.
" Saya tidak melakukan apa-apa tuan, saya hanya berdiri disini", jelas gadis itu lesu,
Ia khawatir karena laki-laki itu menuduhnya melakukan sesuatu, padahal ia hanya berusaha bersembunyi dari laki-laki yang tidak asing baginya.
"Sudah" Beni bergegas masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobil itu dengan cepat.
Beni kini sudah sampai di perusahaan, ia sebenarnya sedang merasa bingung. Jika ia langsung menghampiri bosnya, bosnya pasti
akan marah karena melihat bajunya yang kotor. Bosnya sangat menjaga kebersihan, Jika dengan keadaannya saat ini ia tau bosnya itu tak memakan makanan yang telah ia pesan.
salah satu alasan kenapa ia tidak suka memesan makanan secara online Karena ia sangat menjaga kebersihan. Dia merasa kalau tangan yang mengantarkan makanan itu tidak steril, dan tidak menjamin kebersihan seutuhnya. yang ia percaya menerapkan kebersihan hanya lah sang assistennya Beni. Bosnya memang mengidap suatu gangguan kejiwaan OCD sehingga ia tak mudah percaya seutuhnya kepada orang lain.
Beni masih berpikir keras dibalik pintu ruangan sang CEO itu, jika ia membersihkan diri dan mengganti pakaian terlebih dahulu saat ini maka akan memakan waktu. Bosnya sangat sibuk mengurus cabang perusahaan.
Ada beberapa agenda rapat yang harus ia hadiri. Rapat tersebut terbilang sangat penting karena akan membahas tentang strategi penaikan pemasaran. Perusahaan cabang tersebut mengalami penurunan laba penjualan sebesar 10 persen 3 bulan terakhir ini. Mereka ingin menata ulang sistem pekerja dan sistem kinerja di sana.
Dengan berat hati ia langsung menjumpai bosnya, yang sedang duduk di kursi kebesarannya didalam kantor CEO milik bosnya tersebut.
"Tok.. tok... tok.. ", Beni mengetuk pintu perlahan.
"Masuk", ucap laki-laki yang sedang duduk itu.
"Maaf bos ini makanannya, saya harus segera mandi dan mengganti pakaian dulu" ungkap Beni sambil menunduk.
"Saya tidak akan memakan makanan ini", ucap bosnya itu tak menatap sedikit pun makanan itu dan menatap tajam kearah pakaian Beni. Terlihat jika bosnya itu sedang marah dan emosi saat itu.
Degh
Beni sudah menduga bahwa bosnya itu pasti akan marah karena melihat pakaiannya saat ini yang kotor.
"Dan insentif mu dipotong 30 persen bulan ini" imbuh bosnya itu membuat sang assisten terkejut
What?
Beni tau bosnya pasti berkata seperti itu. Di mata bosnya semua harus Perfect alias sempurna karena ia mengidap gangguan OCD. Sesuai perjanjian kerja yang ia tanda tangani, di sana sudah disepakati bahwa ia akan mendapat bonus 3 kali lipat jika tak melakukan kesalahan.
Ia memang dibuat berbeda dengan pegawai lainnya karena kegigihan dan kualitas pekerjaannya selama ini. Tapi jika ia melakukan sedikit saja kesalahan maka bonusnya akan dipotong jika melakukan kesalahan. Oleh sebab itu ia menerima keputusan bosnya tersebut tanpa melakukan perlawanan.
Ia sudah bekerja dengan bosnya sejak 6 tahun lalu hingga saat ini. Mereka dulu kuliah di perguruan yang sama bahkan satu jurusan. Mereka kuliah di Universitas California dengan jurusan manajemen Bisnis.
Ia masuk jalur beasiswa luar negeri yang dia perjuangkan dengan mati-matian, hal tersebut menjadi impiannya semenjak ia duduk di bangku SMA. Sedangkan bos R masuk secara mandiri dengan biaya sendiri.
Bos R merupakan golongan keluarga mampu dan berpengaruh di negara itu. Berbeda dengan Beni Ayahnya hanya seorang pengusaha di bidang konveksi pakaian wanita. Dari dulu ia memang terkenal anak periang dan jenius juga, tidak heran banyak teman yang suka dengannya.
Dosen di kampus juga selalu menjadikannya mahasiswa favorit karena kejeniusannya. Berbeda dengan bos R, dia memang pintar dan jenius namun dia tidak terlalu menunjukannya. Dia cenderung cuek dan dingin dan hanya fokus dengan kegemarannya bermain-main dengan wanita, foya-foya dan dugem.
Mereka sudah menjalin tali persahabatan semenjak mereka di bangku kuliah. waktu itu tepatnya ketika bos R menolongnya dijalan. Saat itu Beni sedang berjalan sendirian dari kampus menuju tempat tinggalnya. Ia tinggal di apartemen kecil dan sederhana yang ia kontrak pastinya. Jaraknya tidak terlalu jauh dari kampus karena ada jalan tikus dari samping kampusnya, jika melewati jalan umum sebenarnya agak jauh itulah sebabnya ia memilih jalan tikus karena jaraknya akan lebih dekat.
Saat ia berjalan di lorong jalan tikus itu terlihat tiga laki-laki bertubuh besar mendekatinya dan berusaha menarik tubuhnya ke dalam gang yang lebih sempit. Ia merasa mereka sudah lama mengincarnya karena ia sering melewati jalan sempit dan sepi itu sambil membawa peralatan kuliahnya seperti laptop.
Saat itu ia merasa sangat panik karena dua dari mereka langsung menarik tangannya ke belakang seraya menodongkan pisau tajam di pinggangnya, satu orang lainnya merampas HP dan laptopnya.
Ia meronta namun tenaga mereka besar dan ia tidak bisa melakukan perlawanan karena ia hanya sendirian. Ia sudah mulai pasrah dan sedih.
Di laptop itu terdapat banyak file-file tugas kuliahnya. Ia bukanlah orang yang kaya yang bisa membeli keperluan kuliah kapan saja.
Orangtuanya orang yang sederhana, pekerjaan mereke hanyalah seorang pengusaha kecil dan hanya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka dengan 3 adiknya.
Sesekali jika ada rejeki mereka akan mengirim sedikit uang, namun jarang. Ia bisa kuliah karena beasiswa dan biaya sehari-harinya di tanggung sendiri dengan bekerja paruh waktu.
Ia bekerja di salah satu cafe di kota tersebut di kota San Diego California ketika pulang kuliah. Laptop tersebut ia peroleh dari hasil jerih payahnya sendiri bekerja.
Ia sedih bahkan sangat sedih ketika mereka mengambil secara paksa barang miliknya tersebut. Ia berpikir keras bagaimana ia akan mengganti laptopnya itu????. Itu hasil jerih payahnya selama bekerja 8 bulan. Ketika ia dalam keadaan pasrah dan menerima kenyataan, tiba-tiba.....
"BUGH"
Pukulan keras mendarat di kepala salah satu laki laki berbadan besar tersebut. Tanpa berselang lama ketiga laki-laki tersebut sudah Ko dan babak belur oles bos R.
Ia merasa takjub dan heran melihat laki-laki itu bisa melawan tiga orang KO?
"Terimakasih R...... *" ungkapnya bahagia seraya menunduk.
"Lain kali jangan lewat sini bahaya" , balas laki-laki itu.
"Maaf R.... * aku memang sengaja lewat dari jalan ini supaya lebih dekat ke apartemenku, kalau dari sini bisa jalan kaki" jelasnya.
"Memang kamu tinggal dimana? ", tanya R kepadanya.
"Em.. simpleks green apartment", imbuhnya serius.
"Oh numpang denganku saja, kebetulan tempatku lewat dari jalan itu. ", kata R memberikan penawaran.
Sejak saat mereka berteman dan bersahabat. Ia sungguh bersyukur berkat R laptop dan HPnya kembali, Sejak saat itulah mereka akrab. Beni memutuskan akan selalu mengingat pertolongannya.
.
.
.
bersambung
(Pov tuan R)
Sembari menikmati beberapa gelas wine dan menyesap rokok, aku duduk menyilang kan kakiku di kursi big size milikku. Ya ini adalah kamar luxury di bar milikku sendiri, aku merasa nyaman berada disini ketika malam hari.
Aku juga mempunyai mansion besar dan mewah di dekat pantai Santai Monica, desainnya memang aku sendiri yang merancang. Aku sangat menyukai nuansa laut jadi motif mansion ku di buat bernuansa pemandangan pantai yang indah.
Mansion itu sengaja dibangun sangat besar dan menghadap pantai yang indah itu, aku memang membuatnya karena dulu ibuku sangat suka pemandangan laut, aku masih mengingat kala itu ketika ibu ada masalah dengan ayah ibu pasti akan mengajakku ke laut untuk merehatkan pikirannya.
Aku melihat ibu sangat menikmati pantai itu seraya duduk dibawah pohon kelapa yang tumbuh disekitar pantai itu, aku ikut berada di samping ibu menyaksikan keindahan laut di depan mata kami.
Aku merasa sangat nyaman, ibu memandang lautan bebas itu sambil mengelus rambutku. Aku sangat merasakan kehangatan yang diberikan ibu kepada ku.
Setelah rehat beberapa waktu ibu kembali bangkit dan mengajakku bermain bebas di pantai itu, kami berlarian kesana-kemari, kami saling kejar mengejar hingga akhirnya aku capek dan menyerah.
Ibuku sangat kuat dan fit, aku jarang sekali melihatnya kelelahan, ia selalu berusaha tegar dan kuat di hadapanmu, aku tau ibu melakukan itu supaya aku senang.
Aku juga tak pernah melihatnya menangis
yang ku lihat kadang ibu akan berdiam diri tanpa reaksi sampai lebih dari satu jam. Biasanya ia akan melakukan hal itu setelah ibu dan ayah berdebat tak jelas. Kemudian ia akan kembali ceria seperti semula.
Entah kenapa ketika melihat ibu berdiam diri aku tak mau sama sekali mengganggunya. Aku lebih memilih melakukan aktifitas ku sendiri. Aku akan bermain sendiri tak jauh dari jangkauan ibuku supaya ibu tak khawatir denganku.
Tapi ketika mansion itu sudah dibangun aku merasa sedih, aku membayangkan seandainya ibu berada disini aku pasti sangat senang. Namun nyatanya aku harus menerima kenyataan bahwa saat itu ibuku sedang di rawat di rumah sakit jiwa di rumah sakit metropolitan state hospital. Saat itu aku masih kecil dan belum tau alasan kenapa ibuku dirawat di sana. Aku terbiasa menyendiri dan melakukan aktifitas sendiri tanpa ada yang mengontrol. Aku sangat sedih saat itu karena tidak lagi memperoleh kasih sayang dari ibuku.
Ketika dewasa untuk mengurangi kesedihanku aku lebih banyak menghabiskan malam ku di bar milikku ini. Kamar khususku di lantai tiga Yang tidak boleh di datangi oleh sembarangan orang, penjagaan di sana juga dibuat seketat dan seaman mungkin.
Untuk naik ke lantai tiga wajib menggunakan spesial card untuk membuka pintu lantai tiga.
Kalau kamarku sendiri hanya aku yang bisa membuka karena aku punya self card. Beni saja sebagai assisten pribadiku tidak bisa masuk sembarangan jika tidak aku yang mengijinkan. Aku juga sengaja mempekerjakan dua orang penjaga khusus di pintu masuk di lantai tiga itu. Jika ada yang ingin menemui ku maka harus terlebih dahulu menghubungi ku.
Pagi sampai sore aku di sibukkan dengan urusan perusahaan dan urusan illegalku, aku harus memantau beberapa perusahaan ku dengan secara bergantian. Malam hari aku akan menikmati waktuku seperti biasa.
Aku sengaja membuat satu ruang kamar mewah khusus untukku sendiri untuk menikmati me time ku. Aku adalah sosok laki laki yang sangat membutuhkan wanita, aku tak bisa hidup tanpa wanita di sampingku. Aku punya gangguan hormon abnornal. Tubuhku mengalami kelebihan hormon progesteron yang langka.
Karena hormon ini aku harus melakukan **** setiap hari. Aku pernah berobat dan berkonsultasi ke dokter menanyakan perihal keinginan birahi ku yang melebihi batas dan sangat tinggi, bisa dibilang tidak normal.
Dokter berkata aku memang mempunyai kelebihan hormon progesteron, tak heran aku harus melampiaskan nya setiap hari bahkan lebih dari satu kali setiap harinya. ya itu dorongan dari hormon tersebut. Namun aku bisa tak betah dan bertahan dengan satu wanita saja. Tidak berlangsung lama aku akan merasa bosan dan ingin mencoba wanita tipe lain.
Bagiku wanita itu hanya pemuas nafsuku dan alat penyalur hormon ku. Jika sehari saja aku tak melakukan hal tersebut maka kepalaku akan terasa pusing dan berat sekali, emosiku pun ikut tidak stabil, bawaannya hanya ingin marah.
Kadang aku sampai membunuh anak buah ku yang hanya melakukan kesalahan kecil. Tidak heran jika banyak anak buah serta bawahan ku yang hanya tinggal nama.
Aku memang bertanggung jawab atas kematian mereka, aku sudah memberikan tanggung jawab kepada Beni untuk mengatur kematian mereka seolah-olah itu sebuah kecelakaan. Kami hanya memberi kompensasi berupa ganti rugi ke keluarga yang bersangkutan. Itulah aku yang sebenarnya,
aku tak suka di tentang dan tidak suka ada kesalahan sedikit pun juga.
Aku bertahan dengan wanita paling lama tiga bulan, itupun kalau dia menurut dengan yang ku mau. Kalau dia tidak menurut aku pasti langsung memutuskannya.
Banyak wanita yang tergila-gila dengan ku karena aku punya perawakan yang tampan. Mata biru bulat bersinar, hidung mancung, berlesung pipi, badan tinggi dan tegap, perut sixpath, serta kulit kuning langsat yang bersih dan bersinar.
Namun ketika memilih wanitaku aku akan selalu memberi tahu anak buah ku sendiri yang menyeleksi wanitaku. Beni sudah tau apa yang harus dilakukan. Dia sudah paham betul apa dan bagaimana yang aku inginkan.
Sejak menginjak usia remaja aku sudah merasakan gejala over hormon tersebut. Aku merasa tertarik melihat bagian tubuh wanita yang tidak seharusnya aku lihat.
Ketika berjalan, duduk atau bahkan belajar dikelas aku hanya fokus melihat bagian wanita yang membuatku terangsang. Seringkali aku sudah merasa pusing karena hasrat ku yang ku tahan. Tak jarang karena hasrat ku yang tertahan, membuatku emosi berat sehingga menghajar siswa lain yang hanya membuat sedikit kesalahan.
Aku melampiaskan emosiku itu dengan mengeroyok mereka tanpa ampun. Banyak diantara mereka yang harus dilarikan ke rumah sakit tak jarang juga berakhir dengan kematian.
Tapi aku tak pernah terjerat dengan masalah karena ada orangtuaku yang membantu dari belakang. Semua kasus bisa ditutup sempurna dan seolah-olah tidak ada sesuatu yang terjadi.
Namaku adalah Rey Jorch Prestisius, di negara ini orang sudah mengenal nama keluargaku "Prestisius". Prestisius adalah nama kakekku yang diturunkan ke ayahku dan ayah juga menurunkannya kepadaku anak semata wayangnya. Keluarga kami adalah nomor satu keluarga terkaya dan terhebat di California.
Kami punya tiga perusahaan inti di California yang bergerak di bidang industri bahan bakar minyak, serta anak dan cabang perusahaan di beberapa negara Asia yang bergerak di bidang industri otomotif.
Sejak anak-anak aku diasuh oleh ibuku sampai usia remaja. Kami tinggal di kota San Diego bersama ibu. Ayahku sibuk mengurus perusahaan inti dan anak cabang lainnya. Jarang sekali ada waktu luangnya diberikan kepada kami.
Aku tidak tau apa yang terjadi, ketika aku berumur 12 tahun ibuku tiba-tiba sakit dan dirawat di rumah sakit jiwa sehingga aku terpaksa tinggal bersama tanteku yakni adik dari ibuku di Los Angeles-. Aku merasa hampa dan kosong pada saat itu karena tidak ada lagi yang memperhatikanku.
.
.
.
bersambung
Di sela-sela ruangan yang minim penerangan, tampak Rey sedang menyesap rokoknya yang sudah tak terkira jumlah batangan yang sudah dia habiskan. Ia sejenak berpikir dalam hatinya "sampai kapan aku seperti ini? " batinnya.
Ia sudah seperti ini semenjak duduk di bangku SMA, Bedanya dulu ia sering melakukan hal itu sendiri, kadang hanya oral dengan pacar-pacarnya dan ketika ia sudah di bangku SMA. Ia mulai melampiaskan birahinya ke setiap wanita yang menjadi wanitanya.
Kadang ia juga meminta Beni mencari wanita-wanita per*w*n yang ingin menjual harta berharganya itu. Di jaman sekarang banyak gadis belia yang sengaja memperdagangkan hal seperti itu untuk memperoleh banyak uang. Ia tak pernah bertanya alasan mereka menjual itu. Baginya jika sudah dijual ya tinggal dinikmati.
Hal seperti itu sudah menjadi kebiasaan dan tabiatnya. Ia tak pernah ambil hati soal wanita, karena ia merasa tidak akan ada wanita yang mencintai kekurangan laki-laki justru mereka mencintai karena status dan posisi laki-laki.
Ia duduk di lobby Bar miliknya yang berada di lantai tiga, Kamarnya yang menghadap ke indahnya pemandangan ibu kota, membuat dia betah disitu. Sambil termenung ia memandang indahnya lampu-lampu kota California. Inilah yang ia lakukan jika otaknya buntu. Ia tak suka keramaian bahkan keributan sehingga jika ingin minum ia hanya akan minum di kamarnya itu.
dari balik Kamar pribadinya tiba-tiba terdengar suara bel berbunyi,
"Tok... tok... tok... "
"Masuk" seru Rey
ternyata sosok yang membunyikan bel itu Beni. Ia pun langsung masuk dan melangkah mendekat ke arah tuannya.
"Tuan nona Vania sudah diluar", ucap assisten nya itu kepada bosnya tuan Rey.
"Suruh masuk dan sekalian bawa yang aku pesan", jelas Rey dengan raut wajahnya yang dingin.
"Baik bos", balas Beni seraya melangkah keluar dan meminta Vania masuk ke kamar tuannya.
Vania tampak sangat bahagia karena setelah melakukan seks dengan Rey Ia pasti akan mewujudkan setiap permintaan wanita itu. Ya Rey memang loyal kepada wanitanya. Namun menjadi wanita Rey sangatlah rumit prosesnya.
Beni sebagai assisten sudah menjelaskan setiap syarat menjadi wanita Rey. Wanita tersebut harus bersedia bersetubuh dengannya setiap hari tapi tidak diijinkan tinggal dikamar maupun dirumahnya. Setelah selesai melakukan aksi dewasa dengan Rey wanita itu harus segera keluar dan pulang diantar asistennya Beni.
Jika dipikir-pikir para wanita yang pernah menjadi pacar Rey bisa dikatakan hanyalah simbolis. Mereka hanyalah alat pemuas Rey. Rey tidak mau sembarangan melakukan hal itu dengan para PSK. Dia menjaga kesehatan dan kebersihannya dengan ketat. Para wanita yang akan ditiduri harus diperiksa setiap hari, untuk memantau apakah ada gejala suatu penyakit.
Banyak wanita yang tergila-gila dengan Rey karena sosok tampan dan kekayaannya juga. Orang-orang tau bahwa jadi pacar Rey walau sehari adalah mimpi yang paling indah dan hal yang paling beruntung. Sama halnya dengan Vania saat ini. Ia sangat senang dan bersemangat memasuki kamar Rey saat ini.
Meskipun harus setiap hari ke kamar Rey namun Vania tak pernah merasa bosan dan selalu takjub dengan kamar itu. Kamar itu sungguh megah dan mewah. Suasana di dalam juga sangat nyaman. Di sana juga terdapat beberapa perabot mewah dan mahal yang jarang ditemui di tempat lain.
"Sayang aku datang", ucap Vania berjalan mendekati Rey dan duduk di pangkuan Rey.
"Sayang aku kangen sama kamu", ucap Vania sambil menarik dasi Rey seraya mencium bibir tipis Rey.
"Tunggu dulu" ucap Rey, seraya menepis ciuman wanita itu.
"Kenapa sayang?", ucap Vania dengan manja
"Aku masih menunggu Beni, aku mau fantasi yang lain malam ini", ungkap Rey dengan raut wajah penuh nafsu dan bringas.
"Iya sayangku. it's okey", balas wanita itu manja seraya pindah dari posisi duduknya dari pangkuan Rey dan duduk di samping laki-laki itu.
Ya Rey memang tidak suka betah dengan wanita, ia ingin mencoba hal yang baru dengan wanita yang baru juga. Vania sudah bersama Rey hampir 2 bulan dan Rey sudah mulai merasa bosan. Jika ditotal tak terkira lagi berapa jumlah wanita Rey. Setelah putus ia selalu menegaskan sesuatu kepada mantan wanitanya bahwa tidak ada yang bisa menuntut kemudian hari. Semua akan dianggap tak pernah terjadi.
Pintu bersuara lagi,
"Tok.... tok... tok"
"Masuk" ucap Rey .
"Bos ini wanita yang bos inginkan", jelas Beni seraya mempersilahkan wanita yang ia bawa.
"Oke silahkan keluar", balas Beni cuek dan memberi kode supaya assisten nya segera keluar.
Tampak seorang wanita muda yang berdiri dengan gugup dan degdegan didepan Rey dan Vania. Umurnya terlihat masih sangat muda
mungkin masih duduk di bangku SMA. Entah alasan apa sehingga ia rela menjual kesuciannya kepada laki-laki kaya raya itu.
"Layani aku dengan baik jika tidak kamu akan tau penyiksaan apa yang akan aku berikan", ucap Rey dengan tegas memecah keheningan yang baru saja terjadi.
Mereka memang tampak terdiam karena bertanya dalam hati. Vania ingin menanyakan siapa wanita muda itu, namun ia urungkan karena ia mengetahui bagaimana sifat laki-laki itu. Jika ia bertanya maka seolah -olah ia sedang mengatur kemauan Rey, maka ia memilih diam melihat wajah wanita polos yang baru datang itu.
Degh....
Jantungnya kembali berdetak kencang, ia sudah meminta bayaran yang besar dan sudah menyepakati tugas apa yang akan dilakukan. Ia pun mendekat ke arah laki-laki itu dan berinisiatif membuka baju dan rok yang ia pakai. Ia sebenarnya malu harus melakukan itu di depan orang secara langsung.
Itu pengalaman pertama baginya,
Tapi karena ancaman Rey ia langsung bergegas cepat membuka semua pakaian yang ia pakai hingga tak tersisa satu benang pun di tubuhnya yang mungil.
Tanpa basa -basi Rey meminta kedua wanita itu untuk melayaninya dengan baik. Rey dan kedua wanita itu bergulat dibawah lampu remang. Vania yang sudah biasa dan berpengalaman membelai dan menciumi Rey dengan liar. Sementara wanita muda itu tampak bingung harus berbuat apa. Rey dengan buas dan tak sabar menerkam kedua wanita tersebut.
Rey sudah dicumbu dan diraba oleh Vania dengan penuh nafsu dan rangsangan dan Nafsu Rey sudah berada di ubun-ubun, ia kemudian langsung melakukan aksi panasnya kepada wanita muda itu.
"AH.... HHH..., SAKITTT" jerit wanita itu menggigit selimut yang ia pegang erat. Rey tidak mengubrisnya sama sekali, bahkan semakin terangsang dengan suara wanita muda itu.
"AU... tuan tolong berhenti sebentar,,,, please" ucap wanita itu meringis kesakitan, namun Rey seolah tak berpendengaran sama sekali.
Vania juga seolah mengerti dan melakukan aksinya juga kepada Rey dengan penuh nafsu. Hal itu sukses membuat Rey semakin bersemangat.
Rey tidak mendengar setiap jeritan wanita yang telah direbut harta berharganya. Ia terlihat sangat menikmati suara-suara kesakitan itu. Permainan panas berakhir selama kurang lebih satu jam.
Biasanya setelah permainan berakhir Vania akan meminta imbalan berupa hadiah. Sudah banyak hadiah yang ia minta dari Rey seperti tas branded, sepatu, kalung, gelang, cincin dan pakaian bahkan 1 apartemen mewah. Rey merasa itu hanya secuil dari hartanya sehingga ia selalu menuruti saja. Baginya itu hanyalah butiran uang yang harus disedekahkan kepada orang lain.
Setelah selesai melakukan aksi dewasanya Rey menghubungi dan meminta asistennya Beni untuk mengurus wanita itu. Setelah menyelesaikan tugasnya Rey bergegas pulang dan kembali menuju keberadaan bosnya itu.
"Bos semua sudah beres", ucap Beni dengan sopan.
"Satu hal lagi Ben, aku sudah bosan dengan Vania, katakan aku memutuskannya. Carikan wanita yang lain. " jelas Rey dengan raut wajah datarnya.
"Siap bos....", jawab sang assisten dengan tersenyum ramah.
Beni beranjak keluar meninggalkan rumah mewah bosnya itu di kamar pribadinya untuk beristirahat. Beni berpikir dihatinya kapan bosnya itu akan menemukan wanita dihatinya?
apakah bosnya akan seperti itu selamanya?
Ia kembali ke kediamannya di salah satu apartemen mewah di kota tersebut. Ia memang tidak tinggal di kediaman tuannya, ia akan siap datang kapan saja jika sang bos meneleponnya. Ia assisten yang bijak dan cekatan, itulah sebabnya Rey menjadikan dia sebagai tangan kanannya.
.
.
.
bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!