Tania Gunadi Widjaja baru membuka berkas-berkasnya meneliti lebih lanjut ada keganjilan pada laporan di kantor cabangnya. Bagaimana ada penyusutan modal sebesar ini tanpa diketahui sebelumnya.
Dia juga membandingkan laporan-laporan sebelumnya. Ini sungguh diluar nalar. " Bagaimana bisa kakak tidak melihatnya dan membiarkan ini semua ? Sama saja hanya menonton perusahaan jatuh tanpa ada tindakan !", batinnya bermonolog.
Dilain tempat. Di sebuah apartemen mewah. Seorang lelaki tengah duduk di sofa dengan merentangkan kedua tangannya, bersandar dengan mata terpejam, sementara tangan kanannya memegang wine.
Dengan bathrob terbuka membiarkan sang wanita bermain di antara selangkangannya.
Dia hanya diam menikmati sentuhan lembut dan halus dari mulut sang wanita. Sedangkan sang wanita tanpa sehelai benang. Ini sudah kegiatannya yang kesekian kali pada hari itu.
Marco Duran sang pembisnis di dunia, dengan segala pesonanya banyak wanita-wanita cantik menggoda nya dengan mengajak berkencan dengan bermimpi akan menjadi nyonya Duran namun mereka menyerah karena keperkasaannya di ranjang. Dia jelas melakukan itu setiap hari lebih dari lima kali.
Wanita-wanita itu hanya bertahan satu atau dua pekan saja bersamanya. Yang jelas dia sangat handal dalam pekerjaannya ataupun di ranjang.
Lelaki itu langsung menumpahkan wine ke seluruh tubuh sang wanita dan menjilati semuanya. sedangkan sang wanita sudah dipangkuan nya. Dan langsung melakukan penyatuan tanpa menggerakkan pinggulnya wanita itu sudah menikmati sentuhan lidah dan sesapan Marco Duran.
"Apakah kau masih bertahan ? " Tanya Marco pada pasangannya. "Aku sedang mencobanya sayang." Jawab sang wanita diantara desahannya. Jujur saja organ intimnya rasanya perih sekali karena kegiatannya selama ini. Namun demi predikat Nyonya Duran dia ingin bertahan.
"Oh, sayang. Kau benar-benar perkasa. Dan ini sungguh luar biasa.." Ucap wanita yang terkulai di sofa karena Marco mengambil alih kendali dan berulangkali mencumbui hingga mencapai *******. Setengah hari dia menggunakan waktu bercinta dengan wanita itu tanpa jeda.
Dan dia baru mendapatkan pelepasan tiga kalinya sedangkan sang wanita sudah tak berdaya. Lelaki itu tidak pernah menolak siapapun yang menjadi pasangan bermain. Dia hanya memberikan kesempatan kepada mereka jika bertahan maka dia akan mendapatkan predikat sebagai Nyonya Duran. Namun mereka kebanyakan bertahan satu Minggu.
Tentu saja Marco memberikan imbalan sepadan dengan sebuah kartu yang berjumlah nominal banyak dengan kode pin di balik kartu nya. "Pergilah jika kau sudah merasa kuat. Di meja itu untukmu !" Katanya berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Anehnya si kecil jika tak disentuh maka dia akan berdiam tanpa arti. Dia akan kuat jika dirangsang lebih dahulu, namun susah untuk tidur kembali. Dan berbeda-beda tergantung pada orangnya dan dia tidak pernah konsumsi obat atau semacamnya. Setelah selesai dengan ritualnya dia berpakaian turun kebawah. Sang wanita hanya memandangi dengan sayu.
Pupus sudah harapan dia hanya diam menatap kepergiannya tanpa dapat melakukan apapun.
Di basemen. Disaat ia keluar dari mobilnya suara notifikasi phonsel berbunyi. "Tuan jadwal pertemuan dengan dewan direksi dan para pemegang saham di ajukan. Anda memiliki waktu lima belas menit dari sekarang." Suara Faith Hopkins terdengar di phonsel pintar nya.
"Aku sudah di basemen kantor. Jangan khawatir." Jawabnya aku mematikannya. Dengan langkahnya lebar ia menuju ke arah Lift khususnya. "Ada apa ? Kenapa di majukan ?" Tanya Marco saat mereka bertemu di persimpangan jalan menuju ruang rapatnya. "Seperti biasa ulah paman kedua Anda. Hanya trik murahannya saja tuan." Bisiknya.
Marco Duran mengencangkan rahangnya, giginya bergemeletuk menahan emosi.
Frederick Duran adik ayahnya seorang yang ambisius ingin mengambil alih kendali perusahaan Star Power dari dulu, sebelum sang ayah wafat karena sakit jantung. Setelah diteliti lebih lanjut ternyata sang ayah diracun dengan obat yang berbeda dan yang menyebabkan pemicu serangan jantung beberapa kali.
Namun karena minim bukti dan saksi tidak dapat menyeretnya ke ranah hukum. Sampailah mereka di ruang pertemuan dan benar saja sang paman dengan segala argumen ingin menjatuhkan dirinya di mata para pemegang saham dan jajaran direksi.
Namun Marco mampu melakukan pembelaan dan serangan balik ke pamannya. Tanpa dapat berkutik. Intinya sang paman mengincar kursi singgasananya. Tentu saja aku tak akan berdiam diri paman, tunggu hadiah dariku. Semoga kau menyukainya, Gumamnya pada dirinya sendiri. Dengan seringai licik meliriknya.
Sang paman masih hidup sendirian namun dia memiliki beberapa hobi yang menurutnya sangat menarik.
Di lain tempat. Tania menatap ke arah sang kakak. "Kakak mengetahui semua tentang penyelewengan dana itu ? Dan kakak diam saja hingga separah ini ?" Tania takjub akan sikap sang kakak diluar ekspektasi. Dia tak mengira sang kakak yang kuat ternyata menjadi bodoh karena jatuh cinta.
"Mulai sekarang kakak akan menjadi wakil CEO dan apakah kakak sudah siap akan hal itu ?" Tanya Tania sekali lagi. Melihat ekspresi wajah sang kakak Tania ragu akan kesehatan mental sang kakak. Lelaki itu hanya mengangguk mengerti.
Tania Gunadi Widjaja hanya bisa pasrah dan menghela nafasnya panjang.
Sang kakak sungguh menjadi seperti ini tanpa dia dapat berbuat apa-apa lagi. Jajaran direksi sudah memutuskan mengganti kakaknya dengan namanya. Apa yang terjadi biarlah terjadi, batinnya bermonolog.
Marco Duran membaca laporan keuangan yang baru saja diberikan oleh Faith Hopkins. Terdengar ketukan pintu sang sekretaris Yuna berjalan melenggang ke arahnya membawa kopi pesanannya dan membawa sebuah berkas di tangannya yang satunya.
Wanita itu mengenakan pakaian seksi jika di kantor dan berharap pada Boss akan meliriknya, dengan gerakan menggoda dia memberikan laporan itu dan kopi. "Tuan kopi pesanan Anda dan ada laporan dari tim pemasaran, silahkan di lihat." Katanya dirubah menjadi lebih mendayu-dayu. Marco Duran mengernyitkan keningnya. Melihat dan memperhatikan secara intens ke arah Yuna.
"Apa kau bermaksud untuk menggoda aku ?" Tanya Marco Duran. "Jika diinginkan saya bersedia untuk menjadi kekasih Anda." Katanya dengan mendekatinya dan membungkuk dengan belahan dadanya tersembul keluar terlihat mencetak sempurna dimatanya.
"Jika kau mau dan sukarela maka lakukanlah. Tapi aku tak akan berhenti sekalipun kamu meminta ampun. Apa kau mengerti ?" Tanyanya. Yuna tersenyum mendengar kode si Boss. "Aku tak akan menyesalinya. Aku janji " Wanita muda itu langsung mendorong kursi sang CEO dan langsung duduk di pangkuannya dengan posisi mengangkang berhadapan langsung dengan wajahnya yang tampan.
Sengaja dia menekan dan menggesek pelan di bawah sana dan ia merespon cepat. "Kau memulainya jangan menyesali apa yang kau perbuat. Dan satu hal setelah ini kamu tidak akan menjadi sekretaris aku lagi. Karena jujur aku tidak suka mencampur adukkan pekerjaan dan kesenangan." Lanjutnya dengan memindai tubuhnya.
Sengaja dia menekan dan menggesek pelan di bawah sana dan ia merespon cepat. "Kau memulainya jangan menyesali apa yang kau perbuat. Dan satu hal setelah ini kamu tidak akan menjadi sekretaris aku lagi. Karena jujur aku tidak suka mencampur adukkan pekerjaan dan kesenangan." Lanjutnya dengan memindai tubuhnya.
Yuna hanya tersenyum mendengar kalimat sang Boss. Tangannya sudah bergerilya di dada Marco dan menarik dasinya. Memulai mencium bibirnya. Pertama ciuman perlahan hingga akhirnya meningkat penuh semangat.
Tubuh Yuna menggeliat saat tangan-tangannya Marco bergerak di seluruh tubuhnya. Lelaki itu entah mulai kapan ia sudah membuka seluruh pakaian atas Yuna dan sudah memelintir biji coklatnya serta meremasnya keduanya dengan gerakan memutar dan kasar.
Masih dalam kedua bibirnya menyatu dia memainkan kedua buah favoritnya. Yuna melepaskan tautan bibirnya dan menenggelamkan kepala Marco di dadanya wanita itu setengah berdiri.
Membiarkan Marco melepaskan pengaman dibawahnya sementara itu dia tidak membiarkan mulut Marco berhenti **********. Dengan sigap ia membantu Marco membuka pakaiannya dan ganti dia menjelajahi seluruh tubuh lelaki itu dan dia begitu terpaku akan keberadaan nya. Marco menariknya dan melakukan penyatuan.
" Bergeraklah cepat." Katanya seraya memukuli pantat Yuna. Pergerakannya di mulai Marco masih dengan buah favoritnya bahkan menggigit nya berulangkali. Dia merasa Yuna sudah melakukan pelepasannya. Kemudian dia mengambil alih. Di angkatnya Yuna yang masih dalam posisi menyatu.
Ia mulai bergerak dengan kasar. Saat ini dia berdiri dan tubuh Yuna terhimpit di dinding ruangannya. Kecipak suaranya diiringi ******* Yuna penuh kenikmatan menggema. Hingga ia kepuncak kenikmatan hingga pelepasan, Tubuhnya Yuna luruh ke lantai begitu Marco melepaskan penyatuannya. Karena Yuna sudah mengalami pelepasannya berulangkali. Sedangkan Marco Duran baru sekali.
Lelaki itu langsung meminta Yuna membersihkan dirinya dengan mulutnya. Hampir beberapa kali wanita itu hampir tersedak karenanya. Namun di acuhkan. Lelaki itu hanya ingin menuntaskan hasratnya yang sudah dipancing oleh Yuna.
Hingga akhirnya pelepasan keduanya. Di papahnya Yuna untuk berdiri dan wanita itu di minta menungging. Maka dilakukanlah penyatuannya lagi dan lagi hingga pelepasannya ke-lima kalinya. Saat dia melepaskan diri Yuna sudah kelelahan. Dia merasa sakit di organ intinya, terasa perih.
"Marco bisakah kita istirahat terlebih dahulu ?" Pintanya manja mengiba. " Sudah kukatakan padamu jika kau meminta ampun pun tak akan kuberikan. Kau yang sudah membangunkannya maka terimalah resikonya. Dengan tubuhnya lemas Yuna berjalan ke arah sofa dan terlentang di sana pasrah menerima amukan si singa.
Marco Duran terus menerus bergerak dan menuntaskannya hingga Yuna tak berdaya. Marco Duran sudah merasa puas bermain dan langsung memberikan pil afternoon kepada Yuna. "Minumlah dan bersih kan dirimu." Wanita itu menurut semua perintah Bossnya.
Ia menelan di depan Marco karena lelaki itu tidak pernah menggunakan pengaman dan memastikan pasangan nya untuk meminumnya di depannya. Marco mengambil berkasnya dan membawanya pulang. Karena mereka selesai melakukan itu hingga tengah malam.
Dia bahkan tidak memperhatikan Yuna sedang apa. Baginya dia hanya selingan diantara teman kencannya. Untuk saat ini dia sudah tak memiliki teman kencan yang harus di urusi lagi. Dia tidak akan berburu, karena wanita itu biasanya yang datang padanya langsung.
Sementara Yuna tertatih menuju ke tempat parkir mobilnya. Tubuhnya lemas dan organ intim terasa perih sekali dan sangat sakit. Dia sudah mendapatkan cek dengan nominal yang banyak di mejanya. Sungguh baru kali ini dia bercinta dengan waktu yang lama, dan Bossnya masih seperti biasa tak ada pengaruh sama sekali. Nampaknya dia tidak termasuk gadis dalam kriterianya.
Lelaki itu dengan santai melewati dirinya tanpa suatu masalah. Jadi inikah sebabnya kekasihnya berganti berulangkali kali. "Oh sial mana besar dan panjang bentuknya." Runtuknya menyesalinya kelakuan bodohnya itu.
Wanita itu perlahan-lahan menjalankan mobilnya pulang ke rumah. Berbeda dengan Marco di apartemennya Lelaki itu langsung melesat ke ruang kerjanya dan menyelesaikan pekerjaan yang tertunda ulah gara-gara sekretaris nya. Lelaki itu mengerjakan semuanya bahkan di sana sudah ada berkas-berkasnya yang dibutuhkan.
Nampaknya Keith mengerti kenapa ruangannya tertutup dan terkunci sehingga dia membawanya semuanya kemari. Dan dia tak menemukan kesulitan mengerjakan pekerjaan kantornya. Akhirnya dia selesai dan ia pun pergi beristirahat setelah itu.
Keesokannya Marco Duran melihat Yuna dia tersenyum miring melihat cara berjalannya yang tertatih dan pelan. "Apakah kau masih menginginkannya lagi ?" Tanyanya. Buru-buru wanita itu menggelengkan kepalanya. Dan menatapnya dengan tatapan memelas. Marco Duran pun berlalu darinya.
Sejak saat itu Yuna tidak berani menggodanya lagi atau dia akan merasakan kesakitan. Walaupun tidak menyangkalnya tentang kenikmatan yang diraihnya namun membayangkan rasa sakitnya yang masih dia rasakan seperti saat ini lebih baik menghindari saja. Yuna masih melakukan tugasnya sebagai sekretaris nya yang profesional.
Bahkan Marco Duran pun mengacuhkannya dan tak pernah bertanya ataupun sekedar basa-basi tentang keadaannya. Laki-laki itu hanya melakukan kegiatannya sendiri seolah-olah tidak pernah ada yang terjadi di antara mereka berdua. Lain halnya Tania Gunadi Widjaja gusar karena melihat banyaknya jumlah jejak percintaan di tubuh kekasihnya.
Namun ia berusaha menahan semuanya. Karena dia juga penasaran dengan siapa ia melakukannya. Seperti yang saat ini ia lakukan dia menguntitnya dengan bantuan dari sahabat nya ia berjalan menuju ke tempat tujuannya.
"Stela?" Gumamnya dengan mengepalkan tangannya, ia melihatnya sang kekasih bertemu dan saling bertukar Slavina disana. Tak mungkin itu hanya berteman biasa, kan ?
Matanya menatap tajam ke arahnya. Beraninya dia, bagaimana jika aku yang dipermalukan seandainya aku berteriak penuh emosi ? Seandainya aku melakukan hal norak seperti itu apa yang akan terjadi ? Perang batin nya. Disana ia melihat seorang laki-laki berjalan ke arahnya, ia mengenali siapa dia. Marco Duran ? Terbersit ide di otaknya.
Dengan keyakinan penuh dihampirinya Marco Duran. "Sayang." Sebuah sapaan akrab mampir ditelinga Marco Duran. Cup. Ciuman lembut sekilas mendarat di bibir Marco Duran. Alis matanya terangkat sebelahnya menatap Tania Gunadi Widjaja.
"Sayang. Kau juga disini ? Kau selingkuh ?" Tanya Daffy Miller tangannya mencengkeram kuat lengannya Tania. "Selingkuh ? Lantas apa yang barusan kalian lakukan tadi ? Pergilah ! Jaga tingkah laku mu ! Jangan ikut campur urusan aku !" Sarkasme Tania Gunadi Widjaja sambil tersenyum miring dengan menghempaskan tangannya.
"Tania, kau bersama Marco ?" Tanya Stela menatap ke arah keduanya. "Serius kau bersama dengannya ?" Tanya Stela tak percaya. " Paling tidak aku bukan PELAKOR, bukan begitu ?" Sindir Tania seraya menatap Stela. "Sayang ?" Tania Gunadi Widjaja menatap Marco Duran dengan sedikit menggoda. "Ayolah." Marco Duran merangkul pinggang Tania Gunadi Widjaja melenggang pergi.
."Tania, kau bersama Marco ?" Tanya Stela menatap ke arah keduanya. "Serius kau bersama dengannya ?" Tanya Stela tak percaya. " Paling tidak aku bukan PELAKOR, bukan begitu ?" Sindir Tania seraya menatap Stela.
"Sayang ?" Tania Gunadi Widjaja menatap Marco Duran dengan sedikit menggoda. "Ayolah." Marco Duran merangkul pinggang Tania Gunadi Widjaja melenggang pergi.
Berjalan ke arah liftnya. Dan begitu pintu lift tertutup Tania melepaskan tangannya Marco. "Kurasa sudah cukup dan terima kasih !" Katanya sambil melangkah mundur. "Bukannya awal tadi kita sudah sepakat untuk bersenang-senang ?" Katanya sambil berjalan mendekati dia. Lelaki itu menghimpitnya didinding lift. Mengukunginya dengan lengannya.
"Kurasa anda salah paham, Tuan." Tania berkata lirih. Begitu lift terbuka wanita itu bermaksud melarikan diri namun dapat dicegah. Lelaki itu menangkap tangan nya dan menariknya kuat. Mereka berjalan memasuki ballroom hotel. Dan bertemu dengan para relasinya. "Tuan Duran selamat datang." Calista menyambut nya dengan cipika cipiki namun Marco tidak melepaskan genggamannya.
'"Tania Gunadi Widjaja ?" Calista memandangi Tania. "Kalian saling mengenal ?" Tanya Marco Duran memandangi keduanya. "Tentu saja. Siapa lagi lelaki incaran kamu saat ini?" Sindir Tania. Menatap sengit Calista kepada Tania. "Kamu !" Calista menahan emosi buku jarinya mengepalkan tangannya. "Kalian mengobrol dulu aku permisi." Tania Gunadi Widjaja menatap memohon pada Marco untuk melepaskan tangannya.
"Aku mau ke toilet wanita," Bisiknya saat Marco Duran mendekat ke wajahnya. "Cepatlah kembali." Bisiknya Tania sempat terlena wangian mint dan Citrus hinggap di indera penciuman nya. Tania hanya mengangguk mengerti. Calista kemudian tak membiarkan kesempatan itu. Tubuhnya langsung menempelkannya ke Marco.
"Aku memiliki kuncinya kau mau mampir melihatnya ?" Tawarnya. "Kudengar kekuatan dia sangat kuat" Katanya sambil meliriknya sekilas bagian bawah Marco hanyalah tersenyum miring. "Ayolah disini juga tidak ada yang menarik." Bisiknya menggoda dengan tangannya mengusap dadanya Marco Duran.
Calista menahan dan membimbingnya untuk keluar dari ballroom dan mengajaknya ke tempat tujuannya. "Aku tak membawa pengaman. Jangan membuat masalah sesudahnya." Bisiknya penuh penekanan pada saat mereka di dalam lift. Merengkuh tubuh Calista kuat-kuat menekan pantatnya. Wanita itu langsung tersenyum mengangguk. Sesampainya di kamar mereka saling bercumbu dan melakukan penyatuan antara mereka.
Dilain tempat Tania Gunadi Widjaja memasuki mobilnya. Wanita itu hanya menggunakan taktik sederhana untuk menghindari Marco Duran karena dia tahu Lelaki itu Casanova. Tak mungkin dia berurusan dengan si Boss macam dia, segera ia pulang ke apartemennya.
Keesokan harinya Calista terbangun mendengar suara gemericik air dia bangkit. Dan ia meringis saat hendak berdiri. Marco Duran sangat buas saat melakukan itu. Tak ada lembut-lembutnya. Klik. Marco Duran keluar dari kamar mandi dengan handuk sepinggang dadanya terekspose menatap wajah Calista yang kepayahan. "Marco kau akan pergi ?" Katanya sambil memeluk pinggangnya.
"Ya aku harus bekerja bukan ?" Katanya sambil mengusap puncak kepalanya dengan handuknya. "Apakah aku ada peluang untuk menjadi kekasihmu ?" Katanya manja sambil mencium dadanya Marco. " Kau yakin ?" Tanyanya dengan mencengkeram pinggangnya Calista.
Calista menyambut ciumannya maka mereka melakukannya Calista merasakan kehangatan berulangkali namun Marco belum mendapatkan. Rasanya sungguh perih sekali dibawah sana. "Akh..Marco...apa kau belum selesai akh..." Disela-sela kegiatan mereka Calista meracau. "Seharusnya kau sudah tahu aku berbeda dengan orang yang pernah kau ajak kencan." Serunya Calista meringis menahan rasa sakit itu.
Hingga akhirnya dia selesai dan menarik tubuhnya Marco kembali ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari jejak-jejaknya. Calista terkapar di ranjangnya dengan sehelai kain menutupi area sensitifnya. Kurasa aku tak akan sanggup pantaslah gosipnya Marco strong, akh sial. Berapa harga dihabiskan untuk perawatan ini ? Keluhnya dalam hati matanya menatap Marco Duran yang sudah rapi. "Ini sudah ada kode pin dibelakangnya.
" Buatmu !" Seraya melempar card ke ujung ranjangnya. Calista hanya tersenyum tipis melihat ekspresi Marco Duran yang datar. Lelaki itu hanya berlalu saja tanpa menoleh ke arahnya lagi. Calista menghela nafasnya panjang. "Bodohnya kamu Calista. Marco Duran memang hanya memakai nya seperti wanita bayaran. "Sial !" Makinya nyaring. Dikamar nya ia ditinggal sendirian tanpa belas kasih, uang sebagai penyelesaiannya.
Di perusahaan Tania Gunadi Widjaja menatap berkas-berkasnya wanita itu geram adanya pengeluaran yang membengkak tanpa diketahui oleh nya. Wanita itu geram. Kakaknya masih saja menggunakan dana operasional perusahaan untuk orang itu lagi. "Segera bekukan rekening bank nya. Laporkan semua pengeluaran terakhir ini !" Titahnya. Ditutupnya berkasnya kemudian dia berjalan mengambil tasnya.
"Aku akan ke lokasi mengecek sejauh mana pembangunan resort di pinggir pantai. Katakan Johan Cruyff untuk menyusul membawa design perubahannya." Tania mengatakan pada asistennya kemudian dia bergegas menuju ke arah mobilnya. Di tempat pembangunan resort Tania Gunadi Widjaja disambut dengan Robert Pattinson selaku penanggung jawab pembangunan.
Dan juga Johan Cruyff mereka bertiga melihat detail desain kemudian mereka kembali berdiskusi dengan permintaan clientnya atas perubahannya sedikit. Tanpa disadarinya mereka berpapasan dengan Marco Duran dan rekannya serta di dampingi asistennya Robert Pattinson yakni Downey. "Nona" Sapa David Downey dan dibalasnya dengan anggukan kepala. Mereka saling menatap satu sama lainnya. "Tuan Duran adalah salah satunya investor yang berusaha kita dekati Nona." Bisik Robert Pattinson.
Tania membulat sempurna matanya saat mendengar bisikan Robert Pattinson. Investor kenapa harus dia, geramnya walaupun mulutnya tersenyum lebar namun Marco Duran mengerti ekspresi wajah wanita itu. "Kita bertemu lagi Nona Tania. Aku sungguh tidak percaya seorang wanita yang cantik dan lembut seperti kamu bergerak di bidang konstruksi. Hebat aku suka konsep dan desain milik Anda." Katanya jujur menatap manik Tania. "Bisakah kau saja yang menjelaskan detail tentangnya Nona ?" Tanyanya.
" Tania. Anda tak perlu sungkan ataupun formal tuan Duran. Silahkan ?" Tania terpaksa harus berurusan dengan lelaki Casanova ini. Semuanya demi kepentingan perusahaan dan karyawan yang berkerja dengan ayahnya bertahun-tahun. Mereka juga yang mendampingi perusahaan ini dari belum ada namanya hingga menjadi perusahaan yang di kenali.
Tania mendampingi Marco Duran dan menjelaskan detail dari konsep resort di pinggiran pantai. Semula ini didanai perusahaannya namun harus goyah dan mencari investor lain karena ulah sang kakak. Dia harus cukup senang mendapatkan hasil sedikit dalam proyek kali ini daripada merugi itulah yang dipikirkannya saat ini. "Saya belum sarapan bagaimana jika kau menemaniku sebentar ?" Tawar Marco. Tania Gunadi Widjaja hanya tersenyum pasrah semua demi kepentingan perusahaan. " Tentu namun saya hanya menemani bukan ikut makan." Jawab Tania.
Mereka pergi dengan mobilnya Marco sebelumnya ia meminta Johan Cruyff mengurus mobilnya. Marco tersenyum penuh kemenangan saat Tania tak dapat mengelak atas permintaannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!