"Halo teman-teman...selamat datang kembali di Vlog Anita Acasha…jadi…hari ini kita bakalan konser launching Album pertama Line Band sekarang Dio pacarku yang baik sedang menyetir mobil menuju ke tempat konser..." ucap seorang cewek sambil tersenyum sambil menghadap ke kamera gopronya.
Sementara Dio Alfino sedang fokus menyetir mobilnya. Kadang dia tersenyum menanggapi pacarnya yang sedang ngevlog. Mereka hari ini sangat senang akhirnya salah satu impian mereka terwujud.
Mobil mereka melaju di jalan tol bebas hambatan. Kadang Nita mengganggu Dio yang sedang fokus menyetir. "Sayang...jangan ganggu aku yang lagi nyetir dong…" ucap Dio dengan kesal.
"Eh...kamu ini diajakin bercanda dikit juga…" tanggap Nita kelihatan kesal.
"Iya maaf...soalnya sekarang aku lagi nyetir…" ucap Dio berusaha agar ceweknya tidak marah.
"Yasudah...kalau begitu…" ucap Nita lalu memasukan kamera gopronya ke dalam tas, tapi saat dia memasukan kamera gopro itu ke dalam tas, ternyata kameranya terjatuh. "Yah…" ucap Nita bergegas menunduk untuk mengambil kameranya.
"Kenapa sayang?..." tanya Dio sambil menengok ke arah pacarnya.
Dio tidak sadar saat itu ada mobil yang tiba-tiba mengerem mendadak di depan mobilnya. Dia langsung berusaha mengelak dengan membanting stir mobil. Mobil mereka langsung menabrak pembatas jalan lalu terjengkang. Dio langsung tidak sadarkan diri setelah kejadian itu.
***
Saat Ini Dio masih menonton video terakhir rekaman dari Nita dan dia di kamar. Dia sangat merasa terpukul atas kecelakaan itu. Dia merasa bersalah karena dia mengakibatkan Nita meninggal.
Sekarang dia sedang meringkuk di sudut kamar sambil memegang handphone nya. Dia terus mengulang memutar video yang sama hingga beberapa. Dia sudah tidak keluar kamar ini sejak jasad Nita dikubur.
Tidak ada siapapun yang mampu memaksanya keluar kamar, bahkan itu teman-temannya. Rencana konser mereka sudah dibatalkan karena kecelakaan dan kematian Nita.
"Sungguh menyedihkan…" ejek seorang cowok yang tiba-tiba muncul menatap Dio dengan tatapan menghina.
Dengan lambat Dio mengangkat kepalanya untuk menatap cowok itu. "Siapa lo?..." tanya Dio karena merasa terganggu.
"Gue L malaikat pelindung lo…" ucap cowok itu sambil memakan apel. Dia memakai kaos berwarna putih dengan celana jeans berwarna hitam dan sepatu kets putih. "Lihat diri lo berantakan banget…" ucapnya menghina Dio.
"Apa urusan lo sama gue?" tanya Dio dengan sinis. "Gue gak butuh komentar lo!…" teriak Dio lalu melempar botol minuman yang ada di sampingnya ke arah cowok itu.
Sebelum botol itu sampai ke cowok itu, dia dengan cepat menghilang. Itu cukup membuat Dio terkejut atas apa yang baru saja terjadi. Dia merasa sudah mulai gila karena melihat seorang cowok di hadapannya. Dia tinggal sendirian di rumah itu, itulah sebabnya tidak ada yang menghampirinya saat dia melempar botol itu.
"Lo belum gila bro…" seakan cowok itu menjawab pertanyaan Dio.
"Lo malaikat pencabut nyawa gue?" tanya Dio kemudian berdiri. "Kalau lo malaikat pencabut nyawa, cabut nyawa gue sekarang!..." teriaknya lebih keras dari sebelumnya.
Cowok itu berjalan lalu mengambil sebungkus obat-obatan terlarang yang tergeletak di lantai. Dio memperhatikan cowok itu dengan tatapan kurang senang. Dengan mudahnya cowok itu memusnahkan obat-obatan yang di tangannya menjadi debu.
"Gue bukan malaikat pencabut nyawa lo, tapi gue dikirim kesini buat membantu lo…" ucap L kemudian menghampiri Dio sambil tersenyum.
"Gue gak butuh bantuan lo…" Dio menanggapi L dengan sinis.
"Oh...Lo yakin?..." tanya L sambil tersenyum, tampaknya dia sedang merencanakan sesuatu.
Dia kemudian berjalan lagi lalu mengambil pigura foto yang diletakkan di atas meja komputer. Di foto itu terlihat wajah Nita yang tersenyum. L kemudian tersenyum dengan penuh misteri.
"Mau apa lo dengan foto itu!..." teriak Dio pada L.
"Eh! santai dikit lah bro…Jangan emosi melulu...entar cepat tua!" tanya L memarahi Dio.
"Berisik!" teriak Dio segera menyerang L.
"Eit! Kan sudah gue bilang, lo ngerti gak sih namanya santai itu kayak gimana?" ucap L sembari menjentikkan tangannya lalu mengubah posisi Dio ke semula. Itu cukup membuat Dio terkejut karena dia bisa merasakan kekuatan mengerikan dari L.
"Eh, kok lo bisa ngelakuin itu?..." tanya Dio kebingungan.
"Hehehe…Gimana ya?" ucap L sambil menggaruk kepalanya. "Lah! Gue kan malaikat, ya iyalah bisa!"
"Gak ada yang memuji lo kali!...pede amat." tanggap Dio dengan tidak senang.
"Hehe...ya maaf…Eh, gue ada ide bagus...gimana kalau gue bisa menyelamatkan dia, apa lo mau membuat perjanjian dengan gue?" tanya L sambil memperlihatkan foto Nita pada Dio.
"Walaupun harus menjual jiwa kepada iblis, pasti bakal gue lakuin asalkan gue bisa bikin Nita hidup lagi…" jawab Dio dengan mantap.
"Eh! Gue malaikat woi, bukan iblis!…" tanggap L sambil tersenyum. "Dan lagi bukan itu syaratnya…" dengan mudah menerbangkan foto itu kembali ke tempatnya.
"Lalu apa yang lo mau dari gue?" tanya Dio dengan serius.
"Mau gue?..." tanya L seolah meremehkan. "Ini syarat bukan dari gue...tapi dari dia yang memerintah gue membantu lo," ucapnya kemudian. "Lo yang harus menyelamatkan cewek lo agar dia gak meninggal…"
"Maksud lo apa?" tanya Dio kelihatan tidak mengerti.
"Maksud gue, lo harus kembali ke masa lalu untuk menyelamatkannya…" L menjelaskan dengan rinci.
"Kembali ke masa lalu?...lo gila ya?..." tanya Dio terlihat sekali tidak percaya dengan apa yang L katakan.
"Lah, kan tadi udah gua bilang…apa yang gak bisa gue lakuin?..." tanya L sambil tersenyum.
"Emang bisa ya?" tanya Dio masih tidak percaya.
"Ya bisalah!" jawab L sambil tersenyum.
"Oke...gue mau…" Dio terlihat sangat bersemangat.
"Tapi ada syaratnya..." ucap L dengan santai.
"Apa syaratnya?..." tanya Dio penasaran.
"Syaratnya jangan sampai ada yang tau kalau lo kembali ke masa lalu, dan lo harus berusaha agar lo gak pacaran agar Nita selamat…" ucap L dengan serius. "Bagaimana?...Deal?"
Dio terkejut mendengar syarat yang diberikan oleh L. Dia berpikir dengan keras sebelum menjawab. L tau syarat yang dia beri pada Dio pasti sangat berat.
"Gue kasih lo waktu buat berpikir deh…" ucap L kemudian. "Gue akan kembali lagi untuk mendengar jawaban dari lo, tapi harus lo ingat...ini adalah kesempatan terakhir lo buat nyelamatin Nita…" tambahnya menjelaskan…setelah itu L langsung menghilang meninggalkan Dio.
Dio berpikir dengan keras tentang apa yang L beritahukan padanya. Dia sangat ingin menyelamatkan Nita, tapi dilain pihak dia tidak siap untuk menerima bahwa dia tidak berpacaran dengan Nita. Dia sangat menyayangi Nita lebih dari apapun.
Dia kembali memungut foto Nita yang diletakkan L di meja komputernya. Dia tersenyum memandang wajah Nita yang saat itu memakai dress berwarna biru muda. Dia mengingat kembali saat Nita difoto saat memakai dress itu.
"Sayang...aku pasti akan menyelamatkanmu...walaupun itu harus menyiksa diriku sendiri…" ucap Dio dengan mantap.
Dia kembali membuka semua video saat mereka membuat video cover dan vlog-vlog Nita. Dia tidak ingin melupakan kenangan itu begitu saja. Kemudian dia mengambil sebuah buku dan pulpen.
Dia kemudian mencatat semua yang telah terjadi saat dia bersama Nita. Dia juga mencatat saat-saat penting yang sudah terjadi. Dia ingin menyimpan itu sebagai pengingat kalau saja dia mulai lupa dengan tujuannya kembali ke masa lalu. Di ujung tulisannya dia menambahkan targetnya yaitu agar Nita selamat dari kecelakaan beserta tanggalnya.
Tidak lupa dia menyimpan rekaman video dan foto saat dia bersama Nita. Dia ingin memutarnya saat dia sendirian. Sesaat dia kembali tersenyum karena merasa apa yang dia butuhkan sudah selesai untuk menyelamatkan Nita. Dia juga mengingat apa kesalahannya yang membuat kecelakaan itu terjadi.
Bersambung...
Akhirnya waktunya telah tiba untuk Dio berangkat ke masa lalu. Namun dia masih belum tahu bagaimana cara L mengembalikannya ke masa lalu. Dia sudah menyiapkan pakaian yang terbaik untuk pergi. Dia berpikir perjalanan waktu sama seperti traveling ke ke kota tertentu.
Dia mulai membersihkan seisi kamarnya yang berantakan. Dia merasa akan kembali lagi ketempat ini setelah dia berhasil menyelamatkan Nita. Sekilas dia melihat lagi foto yang ada di handphonenya memperlihatkan foto Nita yang meminum susu coklat dari botol kecil memakai sedotan.
Dia tersenyum mengingat kenangan itu, sebab itu pertama kalinya dia mengungkapkan perasaannya pada Nita. Dia mengucapkan cinta pada Nita dengan menggunakan botol susu coklat sebagai perantaranya. Jika Nita menerima cintanya maka Nita minum susu coklat itu, tapi Nita membuang susu coklat itu ke tong sampah kalau dia menolak Dio.
"Ini adalah perjalanan yang sangat panjang…" ucap Dio sambil tersenyum.
Cukup lama Dio menunggu kemunculan L untuk menjemputnya. Dia sampai jengkel karena dari pagi sampai sore hari L belum muncul juga. Dia bahkan berpikir kalau L hanya mempermainkannya.
Saat ini dia sudah dititik tidak percaya dengan semua yang dikatakan oleh L. Dia mulai menendang bak sampah yang berisi botol-botol minuman keras yang ada di ruangan itu. Tepat saat barang itu terlempar, barang itu langsung terhenti seakan ada yang berhenti.
"Lo bisa gak sabar dikit?..." tanya L yang terlihat kesal.
"Lo serius gak sih pengen bantu gue?" Dio balik bertanya pada L.
"Lo denger ya?...kalau gue gak serius bantuin lo, ngapain gue menemui lo lagi?...gue bisa aja gak kesini lagi…" ucap L sembari dengan jentikan tangannya mengembalikan barang yang ditendang Dio kembali ke posisi semula.
"Terus kenapa lo lama banget baru datang temuin gue?..." tanya Dio kelihatan sekali kurang sabar.
"Gue mempersiapkan semua sebelum lo berangkat ke masa lalu lo…" jawab L lalu kembali memakan apel kesukaannya. "Tas itu buat apaan?" tanya L setelah dia melihat sebuah tas yang digendong oleh Dio.
"Buat pakaian gue saat di masa lalu…" jawab Dio dengan polosnya.
"Ngapain?..." tanya L. "lo gue kirim ke kamar lo di masa lalu…" ungkapnya sambil memperlihatkan sebuah kamar yang sangat dikenali oleh Dio dari handphonenya.
"Ini kamar kos gue saat gue baru masuk kuliah…" ucap Dio mengingat sesuatu.
"Jadi lo gak perlu bawa barang apapun ke sana…" ucap L lalu menyimpan handphonenya.
"Tapi izinkan gue membawa Handphone gue, flashdisk ini, dan buku catatan ini…" pinta Dio sambil memperlihatkan benda yang ingin sekali dia bawa itu.
"Pertama...pada masa itu handphone yang lo pegang belum ada yang memilikinya, terus untuk flashdisk dan buku catatan gak bisa lo bawa, karena lo hanya diizinkan membawa satu barang," ucap L menjelaskan. Dio terlihat kecewa atas penjelasan dari L. "Tapi gue punya cara agar lo bisa membawa ketiganya…" ucap L kemudian.
"Bagaimana caranya?" tanya Dio sangat penasaran.
"Letakkan barang-barang lo itu ke atas meja…" perintah L pada Dio.
Dio langsung melakukan apa yang diperintahkan L tanpa banyak bertanya. Dia meletakkan handphonenya, buku catatan, dan flashdisk. Setelah Dio meletakkannya semua benda itu langsung bergabung menjadi satu benda yaitu handphone android.
"Bentar...handphone ini bukannya handphone gue saat kuliah?" tanya Dio cukup terkejut. Dia lalu mengambil handphone itu kemudian melihat-lihat.
"Memang itu handphone lo, tapi di dalamnya gue menambahkan beberapa aplikasi yang membantu lo saat di masa lalu…" ucap L menjelaskan. "Lo bisa buka buku catatan lo, dan lo bisa buka semua file yang ada di flashdisk lo termasuk video dan foto lo…" sementara L menjelaskan Dio sedang sibuk membuka isi handphonenya.
"Jadi...kita mau berangkat sekarang?" tanya Dio sudah tidak sabar.
"Belum...kita berangkatnya nanti saat malam hari," jawab L kemudian lanjut memakan apelnya.
"Apalagi yang kita tunggu?" tanya Dio sepertinya dia ingin cepat pergi.
"Soalnya waktu lo bisa berpindah waktu hanya saat malam hari…" jawab L sambil menggigit apelnya. "Selama menunggu...mending lo makan ini…" L lalu melemparkan satu apel pada Dio.
Dio dengan mudah menerimanya karena lemparan L pelan dan tepat mengarah ke tangannya. Dio terpaksa mengikuti perintah L karena tidak ingin rencananya untuk kembali ke masa lalu gagal. Mereka menghabiskan waktu dengan memakan apel yang dibawa oleh L dan Dio yang bermain gitar.
***
Tepat jam 10.00 malam mereka berangkat menggunakan taksi online menuju tempat yang diperintahkan L. Selama di mobil Dio tidak bisa berbicara dengan L, karena tidak ada yang bisa melihat L kecuali dia. Sementara Dio sudah memikirkan apa yang akan dia lakukan saat berada di masa lalunya.
Mereka sempat melewati tempat Dio mengalami kecelakan. Disana masih terlihat jelas bekas retakan yang diakibatkan oleh mobil Dio sebelum perempatan. Dia kembali mengingat kejadian itu seperti sedang menonton sebuah video.
Akhirnya mereka sampai di sebuah stasiun kereta api yang ada di daerah Jakarta. Dio tau tempat itu sangat sering dibicarakan oleh orang-orang, karena tempat itu terkenal dengan kereta berhantu. "Mas yakin ingin turun disini?" tanya sopir taksi online.
"Iya pak...aku memang ingin turun disini…" jawab Dio dengan mantap.
Taksi online itu langsung pergi meninggalkan tempat itu setelah menerima bayaran dari Dio. L langsung mendahului Dio untuk membuka pintu area stasiun dengan memakai sebuah kartu. Dio terkejut melihat pintu stasiun kereta api terbuka, tapi tidak ada orang di dalamnya.
"Ayo kita masuk…" ucap L mendahului.
"Kita mau kemana?" tanya Dio sambil mengikuti L.
"Kita akan berangkat untuk melintasi waktu…" jawab L sambil tersenyum.
Mereka berjalan dengan santai menuju ke tempat penumpang menunggu kereta api lewat. Disana Dio hanya bisa mengikuti apa yang diperintahkan oleh L. Dia merasa aneh, sebab tidak mungkin ada kereta yang lewat di jam seperti ini.
Kemudian samar tapi terdengar jelas suara kereta api yang akan berhenti di stasiun itu. Warga di sekitar sana sering menyebut kereta hantu. Sebenarnya itu adalah kereta yang akan membawa Dio dan L melewati waktu. Dio melihat jam di handphonenya menunjukan jam 10.30 malam tanggal 18 oktober 2019. Kereta itu berhenti tepat di depan L dan Dio.
"Ayo kita masuk…" ucap L pada Dio.
Dengan ragu-ragu Dio masuk ke kereta itu, di dalamnya dia melihat beberapa wajah orang yang pucat tanpa ekspresi. "Mereka kenapa?" tanya Dio pada L.
"Mereka terjebak di kereta ini karena sudah tidak mempunyai tempat di masa depan…" jawab L dengan serius.
"Kenapa seperti itu?..." tanya Rio kemudian.
"Mereka dengan sengaja menghilangkan keberadaan mereka di masa lalu...dengan cara membunuh ibunya, ayahnya, dan kakeknya...itu membuat eksistensi mereka di masa depan menghilang…" jawab L dengan rinci. "Jadi yang lo harus ingat disini...lo bisa kembali ke masa lalu lo, tapi kalo lo melakukan sebuah perubahan fatal buat hidup lo di masa depan, maka lo akan mengalami hal seperti mereka…" L menambahkan penjelasannya.
Bersambung...
Karena bosan Dio mulai berjalan di dalam kereta itu. Dia berusaha mengajak orang-orang yang ada disana untuk bicara. Dia mulai menghampiri seseorang yang terlihat fokus ke handphonenya.
"Bro…" sapa Dio.
"Heh…" jawab orang itu acuh.
"Lo kenapa bisa terjebak disini bro?" tanya Dio
"Gue ngebunuh penulis skenario cewek yang menulis cerita mengenai gue," jawab orang itu yang memiliki badan atletis sedikit berisi.
"Hah?...ooh...maksud lo sinetron yang episode panjang banget, dan gak tamat-tamat sampai sekarang itu ya?" tanya Dio baru teringat dengan salah satu sinetron yang viral.
"Nah iya itu..." jawabnya bersemangat.
"Oh...jadi nama lo Ro..." belum sempat Dio melanjutkan ucapannya ada seseorang yang memotong.
"Itu mah ulah emak-emak baper yang ngirim surat ke pihak sinetron nya! padahal mereka sudah tahu..."
"Eh jadi lo juga nonton ya?" tanya si cowok yang diajak bicara bersama Dio, lalu mereka melanjutkan percakapan tanpa Dio.
Kemudian Dio lalu menghampiri orang yang lain lagi."Lo sendiri kenapa?" tanya Dio pada orang itu.
"Gue membunuh author yang menulis cerita mengenai gue..." jawabnya dengan wajah datar
"Lo masih mending gue membunuh karakter penting dari komikus yang membuat cerita mengenai gue..." terus lainnya menyahut.
Dio kemudian memperhatikan seorang cowok berpakaian aneh. Cowok itu memakai sebuah sabuk yang terlihat tidak asing buat Dio. Dia seperti pernah melihat sabuk itu di sebuah acara televisi. Dia lalu menghampiri cowok itu yang duduk santai.
"Lo kenapa bro?" tanya Dio penasaran.
"Gue gak dikenal oleh orang-orang…" jawab cowok itu yang sedang murung.
"Pantesan...sebab lo terlihat cowok yang lemah…" ejek Dio dengan santai.
"Asal lo tau ya!...gue cowok yang kuat tau!..." teriak cowok itu dengan wajah yang kesal.
"Ya sorry bro…" Dio langsung mengerti bahwa dia melakukan sebuah kesalahan.
"Tapi lo mirip dengan teman gue...dia itu sering dirasuki jin gaib,"ucap cowok itu sambil tersenyum.
"Temen lo?...kata lo tadi gak ada orang yang mengenal lo...kok lo punya teman?" tanya Dio kebingungan. "Temen lo itu dukun atau gimana sih?..." tanyanya tambah bingung.
"Orangnya lemah banget, kayak gak bisa apa-apa, tapi dia adalah orang sangat baik, mungkin sekarang dia udah jadi artis terkenal kali ya?...makanya udah gak kenal aku lagi..." jawab cowok itu lalu menundukkan kepalanya.
"Kita akan sampai di tahun 2016…" ucap suara pemberitahuan dari kereta api.
"Dio...kita akan sampai di tujuan..." ucap L mengingatkan.
"Oh...iya…" ucap Dio kemudian kembali ke L.
Sementara beberapa orang yang berdebat tadi menjadi lebih ribut lagi. Akhirnya cowok yang memakai sabuk itu berdiri untuk melerai. Sementara L dan Dio sudah tidak memperdulikan itu semua.
"Jadi mereka yang berantem ini mau kita biarin aja nih?..." tanya Dio pada L yang berdiri di sebelahnya.
"Lah, kan lo yang bikin masalah..." tanggap L dengan santai. "Jadi lo lah yang nyelesain…"
"Ah…sudahlah...daripada stasiun pemberhentian kita terlewat..." ucap Dio sembari bersiap keluar saat pintu terbuka.
Sementara samar-samar di antara suara keributan terdengar teriakan, "Berubah!..." suara itu terdengar tepat saat Dio dan L keluar.
Mereka sempat melihat keadaan di dalam kereta yang kacau. Kemudian muncul cahaya berwarna hijau yang menerangi seisi kereta. Dio cukup terkejut melihat cahaya itu.
"Sebenarnya dia siapa sih?" tanya Dio masih bingung. "Hah!..." teriaknya setelah dia menyadari pakaiannya berganti sesuai dengan tahun mereka berada yaitu 2016, dan tanggal di ponselnya menunjukkan tanggal 18 oktober 2016.
"Kita sudah kembali ke masa lalu…" ucap L kemudian mendahuluinya berjalan keluar area stasiun.
"Terus bagaimana dengan diri gue di masa ini?" tanya Dio sambil berjalan beriringan dengan L. "Bukankah akan menjadi masalah kalau diri gue di masa ini bertemu diri gue di masa depan?..." tanyanya menambahkan.
"Oh...soal itu?..." tanggap L dengan santai. "Diri lo di masa sekarang baru saja pergi meninggalkan masa sekarang..." jawab L dengan santai.
"Maksudnya?...dia pergi ke masa lalu?..." tanya Dio yang mulai mengerti konsep perjalanan waktu.
"Gue juga kurang tahu pasti, tapi gue mendapat informasi seperti itu…" jawab L kemudian sambil terus berjalan.
Kemudian Dio membuka handphonenya untuk memesan taksi online. Tidak perlu menunggu lama taksi itu datang. Ternyata taksi itu berada tidak jauh dari mereka.
"Lho...bukannya mas tadi baru saja turun disini?" tanyanya dengan wajah terkejut.
"Yang menaiki taksi ini adalah diri lo dimasa lalu…" L lalu menjelaskan ke Dio.
"Yaudah pak...antarkan saya ke tempat saya berangkat tadi ya?" pinta Dio dengan sopan.
Dia kemudian masuk ke pintu belakang taksi itu. Setelah dia naik bersama L, taksi itu langsung berangkat. Dio sempat memperhatikan beberapa ruas jalan. Dia teringat semua kenangannya di masa lalu seperti yang dialami sekarang, tapi ada sesuatu yang membuat dia membuka kaca pintu mobil. Dia seperti melihat sesuatu yang berbeda dari sering dia lihat. Dia sangat yakin tulisan dari benda itu tidak seperti yang dia ingat selama ini.
"Tulisan papan nama itu salah, seharusnya jalan Syamsudin Noor, bukan Samsudin Noor…" ucap Dio dengan yakin.
"Mas ini aneh...dari dulu sampai sekarang nama jalan itu Samsudin Noor," ucap supir taksi itu mengoreksi ucapan Dio.
"Itu Mandela Effect…" ucap L menjelaskan. "Sebuah kejadian atau sesuatu yang bertolak belakang dari yang kita ingat," tambahnya lagi.
Dio sengaja tidak menanggapi ucapan L, karena dia pasti akan disebut orang gila kalau bicara sendiri. Dia lebih memilih banyak diam ketimbang berbicara. Sampai taksi yang mengantarkan mereka sampai di kos tempat Dio tinggal.
"Tempat kos ini sangat berbeda...gue gak pernah tinggal di kos seperti ini," ucap Dio saat melihat kos tempat dia tinggal tidak seperti saat dia ngekos waktu kuliah.
"Nanti gue akan jelasin sama lo...tapi untuk sekarang mending lo masuk dulu aja memakai kunci yang ada di kantong celana lo," ucap L memberi saran ke Dio.
Dia kemudian memutar anak konci pada lobang. Dia berhasil membuka pintu itu dengan mudah. Dia melihat semua barang yang ada di sana jauh berbeda. Dia dulu ngekos di tempat kos yang elit meski dia anak SMA, tapi kali ini dia ngekos di tempat yang standar.
Dia kemudian menaiki anak tangga yang terbuat dari kayu. Dia berjalan menelusuri tangga yang setiap dia jalan berbunyi. Setelah menaiki tangga dia langsung mengetahui dimana kamarnya dari nomor anak kunci. Disana tertulis nomor 13 yang sering dikatakan angka sial.
Tepat seperti dia duga, ternyata kamarnya sangat sederhana. Kamar itu tidak luas, dan hanya ada beberapa barang seperti kasur dan bantal, meja belajar kecil yang diatasnya ada laptop, dan lemari pakaian terbuat dari plastik. Ini benar-benar berbeda dari kamar kosnya waktu dia kuliah.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!