Dimas dengan senang membawa mobilnya ke tempat apartemen kekasihnya, Dimas akan melamar kekasihnya yang sudah bertahan dengan nya 4 bulan lamanya.
Dimas tidak memberitahu kepada kekasihnya jika dia akan pergi ke apartemennya niatnya ingin memberikan kejutan.
Saat Dimas sudah sampai di depan pintu apartemen Dimas mendengarkan suara aneh yang berada dari dalam.
Dimas yang sudah tidak tahan saat mendengar suara aneh itu pun langsung memasuki apartemen itu dan saat itu juga dimas melihat kekasihnya yang sedang merintih dibawa kukungan seorang lelaki.
Dimas melototkan matanya karena melihat adegan tusuk menusuk itu dan juga melihat bagaimana kekasihnya merintih keenakan.
"SEFIRA APA YANG KAU LAKUKAN." Teriak Dimas yang sudah sangat marah.
Sefira yang sedang mendesah keenakan pun terkejut saat mendengar teriakan kekasihnya dan tanpa sengaja mendorong lelaki yang sedang berada di atas tubuhnya.
"Di-dimas aku bi-bisa jelaskan." Ucap Sefira dengan gugup sambil memungut kainnya yang berceceran di samping untuk menutupi tubuhnya.
"Apa yang ingin kamu jelaskan sefira semuanya sudah jelas, dan mulai sekarang kita tidak memiliki hubungan apapun atau perlu aku persingkat kan kita putus." Ucap Dimas dengan dingin dan pergi dari apartemen itu tanpa mendengar pembelaan dari Sefira.
Dimas membawa mobilnya dengan ugal-ugalan dan mencekram stir mobil dengan kuat untuk melampiaskan semua kemarahannya.
Dan entah mengapa mobilnya membawanya ke tempat sebuah club dan tanpa pikir panjang dimas memasuki club tersebut.
Dimas Memilih duduk di sebuah tempat duduk yang penghuninya hanya seorang gadis sendirian yang sedang meminum alkohol
Dan Dimas tanpa ragu memesan alkohol tinggi, saat-saat meminum alkohol tersebut dimas mendengar sebuah tangisan dari gadis yang berada di sampingnya itu.
"Apakah kau tidak lelah menangis sedari tadi." Tanya Dimas dengan dingin.
Sedangkan seorang gadis itu menghentikan tangisannya karena mendengar pertanyaan dari dimas.
"Aku lelah menangis sedari tadi tapi ntah kenapa hatiku menyuruh ku untuk melampiaskan semuanya dengan bentuk menangis." Ucap gadis itu kepada Dimas.
Dimas yang mendengar ucapan gadis di hadapannya ini pun mengkerut bingung, "terus setelah menangis kamu akan berbuat apa." Tanya Dimas sambil meminum alkohol nya.
"Ntah, aku sudah malas memikirkan apa yang ingin ku lakukan dikemudian hari." Jawab gadis itu yang sedang asik meminum alkohol nya juga.
Dimas yang mendengar ucapan gadis itu pun berhenti meminum alkohol nya, "memangnya masalah mu sebesar apa sampai-sampai tidak ingin memikirkan yang ingin kau lakukan di kemudian hari."
"Jawaban nya sangat simpel aku malas, kau tau hari ini aku mengalami patah hati pacar ku itu malah selingkuh di belakang ku, hahh pria itu sungguh jahat." Curhat gadis itu yang kesadaran nya yang sudah di ambil.
Dimas yang mendengar ucapan Irma pun terkekeh, "ku kira hanya kaum wanita saja yang suka berselingkuh."
"Memangnya kenapa, apakah kamu juga pernah di selingkuhin sama kaum ku." Tanya gadis itu melihat tepat kearah wajah Dimas.
Saat itu juga gadis itu terpukau betapa sempurnanya sosok yang kini sedang duduk di hadapannya ini mata yang tajam, rahang yang tegas, netra hitam yang mampu membius siapa saja yang melihat nya, hidung nya yang mancung sangat berbeda jauh dengan dirinya yang pesek.
Dimas yang mendengar pertanyaan dari gadis didepannya ini menganggukan kepala untuk membalas pertanyaannya.
Irma yang melihat pria dihadapannya ini menganggukkan kepala, "jadi pria ini juga senasib sama aku yah." Batin irma.
"Mengapa kau di selingkuhan padahal wajahmu sungguh sangat tampan." Tanya irma dengan bingung.
"Entahlah." Ucap pria itu yang sedang asik meminum vodka nya.
"Padahal wajahmu sangat tampan, bahkan wajah pacarku saja yang pas-pasan selingkuhin aku." Guman Irma yang masih di dengar oleh pria itu.
"Terkadang manusia itu serakah mereka tidak memikirkan apa yang mereka ambil dan mereka buang." Ucap Dimas yang memikirkan pacarnya ahk tidak mantan pacar yang tega selingkuh darinya.
"Apa yang kamu ucapkan itu benar, untung saja disini nggak ada yang mutar lagu kumenangis yang sedang populer di tv, kalau ada yang mutar aku pastikan botol kosong ini akan berteman dengan kepalanya." Ucap Irma yang sedang menutup matanya untuk merasa pusing yang dirasakan.
Dimas yang mendengar ucapan gadis di depan nya pun terkekeh geli mana ada club memutar lagu kumenangis.
Mereka berdua berdiam untuk sementara waktu, merasakan luka masing-masing yang di berikan oleh mantan kekasih mereka masing-masing.
"Perkenalkan nama ku Dimas, namamu siapa." Ucap Dimas yang mengulurkan tangannya kepada gadis tersebut.
Irma menerima uluran tangan dari Dimas "namaku Irma."
"Ngomong-ngomong mengapa dirimu diselingkuhin." Tanya Irma dengan bingung karena wajah sangat tampan mustahil untuk diselingkuhin.
"Entahlah aku pun tidak tahu, dia tidak memberi tahu apa kekurangan ku." Ucap dimas dengan miris.
Irma menganggukkan kepala mengerti, "lalu kamu kenapa juga di selingkuhin." Tanya Dimas.
"Hum masalahnya sepeleh dia ingin aku tidur dengan nya satu malam saja katanya untuk membuktikan jika aku benar-benar cinta padanya, dan tentu saja aku menolak aku tidak mau repotasiku dan repotasinya hancur karena aku dan dia tidur di sebuah kamar tanpa adanya pernikahan apalagi dia adalah seorang dokter di rumah sakit terkenal, aku benar-benar mencintai dia buktinya aku bertahan pacaran dengannya selama 6 tahun." Jelas irma.
"Hahh selama itu, itu pacaran apa ngeredit mobil." Ucap Dimas mengejek.
Irma yang mendengar itu mendelik tidak suka saat mendengarkan ucapan Dimas barusan.
"Ehk tunggu mengapa wajahmu tiba-tiba memerah" Tanya Dimas saat melihat wajah irma memerah.
"ntalah, setelah ku meminum segelas Vodka yang barusan dikasih itu rasanya sangat aneh tubuhku terasa panas" Ucap Irma yang sedikit panik.
Dimas melihat semua yang dilakukan oleh Irma yang menggerakkan tubuhnya dengan gelisah seperti belut dan wajahnya yang memerah seperti sehabis meminum.
"Sial." Geram Dimas ia ingat sesudah Dimas memesan minumannya dimas melihat seorang pria berjalan mendekat kearah irma dan memberikan segelas minuman.
Dan tanpa curiga sama sekali, Irma meminum minuman itu gadis ini benar-benar bodoh.
"Panas sekali." Keluh Irma yang sambil menggeliat dengan wajah yang tersiksa.
Dimas mengalihkan tatapannya pada gadis itu, "apakah kamu mengingat rumah mu." Tanya Dimas yang sudah mengendong tubuh irma dan menuju keluar dari club tersebut.
"ingat." Ucap Irma dengan wajah yang semakin memerah.
"Kamu akan hah membawaku kemana hah kemana, apa kah hah kamu akan menjual ku." Tanya Irma dengan nafas terputus-putus.
Dimas yang mendengar itu pun langsung menaruh Irma di kursi depan mobilnya dan menyentil kening gadis itu.
"Aku akan mengantar mu pulang, aku ini kaya buat apa menjualmu." Ucap Dimas yang sudah membawa mobilnya.
Dimas membawa Irma ke sebuah apertemen nya karena Irma memberikan petunjuk jalan selalu salah mereka sudah dua kali salah jalan.
Pertama mereka malah sampai di sebuah pasar dan yang kedua malah parah mereka malah sampai di sebuah hutan yang gelap dan tak berpenghuni.
Setelah sampai di ruang tamu, dimas menaruh tubuh Irma di sebuah sofa panjang dan dimas berlari kecil kearah dapur untuk mengambil es batu.
Saat dimas kembali keruang tamu,
Dia melihat Irma sudah menglepaskan seluruh pakaiannya yang tersisa hanya pakaian yang menutupi kedua benda bulat dan segitiga.
"Sial." Dimas melepaskan kemejanya sendiri dan merendam ke baskom yang berisi air dan es batu setelah itu dimas menempelkan kaus yang sudah basah itu ketubuh Irma bertujuan untuk menhilangkan efek obat perangsang itu.
Tapi bukannya berkurang Irma makin menjadi, Irma malah mendekatinya dan meraba otot perutnya dimas, membuat dimas panas dingin.
"Panas sekali ahh." Ucap Irma sambil mendesah.
Badan Dimas sangat kaku saat mendengar suara Irma yang mendesah, dimas buru menjauhkan tubuh nya dari Irma.
"Tolong aku ahh." Rintihnya.
Dimas ingin menjauh lagi dari tubuh irma tapi saat dimas melihat kearah mata irma yang menatap nya dengan tatapan lirih dan menggoda, dan menurunkan matanya dan melihat kedua benda yang kenyal itu yang sedang keluar dengan malu-malu nya dari dalaman dimas menelan ludahnya.
"Persetan. Maafkan aku." Ucap dimas yang sudah memeluk tubuh irma dan sambil mencium kedua bibir yang sedari tadi menggoda itu.
"Ahhk kau sempit sekali babby, punya ku susah ku masukan ahk."
"Pelan-pelan ahhk."
Dan malam itu terjadi lah sesuatu yang mereka tidak inginkan.
Irma membukan matanya dan melihat kearah jam 05:30 wib. Irma memegang kepalanya yang sedikit terasa pusing.
Irma melihat keseluruhan penjuru ini bukan kamar nya saat irma akan bangun Irma merasakan berat di bagian perutnya.
Irma menunduk untuk melihat nya saat itu dia melihat sebuah tangan yang melingkar di perutnya.
Irma yang akan berteriak pun langsung menutup mulutnya, Irma mengingat semalam dia mabuk dan meminum obat perangsang dan akhirnya bersama dengan pria itu.
Irma membuka selimutnya dan melihat tubuhnya yang sudah polos dan tidak ada sehelai benang saja pun hanya pasrah.
Ini salahnya mengapa dia harus melampiaskan semuanya di sebuah club tapi buat apa menyesal jika sudah terjadi.
Dan juga ini bukan salah dimas, ini hanyalah sebuah kecelakaan semata saja.
Dengan pelan Irma melepaskan tangan dimas dari perutnya saat sudah terlepas Irma buru-buru berdiri.
'aisshh' ringis Irma karena merasakan sakit di bagian intimnya, Irma dengan pelan dan berjalan pelan-pelan dan dengan keadaan ngankang kesebuah kamar mandi dan tak lupa memungut pakaiannya.
Irma yang sudah keluar dari kamar mandipun ingin cepat-cepat keluar dari apertemen ini, saat Irma ingin keluar dia melihat wajah yang tampan yang sedang tertidur dengan pulas.
"Kamu tenang saja dimas, aku tidak akan melibatkan mu, ini semua karena kecerobohan ku sendiri." Ucap Irma dan meninggal apertemen itu.
Tapi sebelum meninggal apertemen itu dia menuliskan sebuah surat untuk dimas.
Setelah kepergian Irma, pukul 08:12 pagi WIB dimas terbangun dengan nyawa yang belum terkumpul semuanya dimas meraba-raba tempat tidurnya yang bertujuan mencari wanita (Irma) yang dia tiduri semalam.
Semua sisi kasur sudah dimas raba-raba tapi tidak menemukan keberadaan irma, dimas bangun dan langsung membuka matanya dengan lebar dan melihat keseliling untuk mencari keberadaan irma.
Tapi hasilnya nihil dimas tidak mendapatkan tanda-tanda keberadaan irma saat dimas akan membangunkan tubuhnya dimas melihat kekasurnya yang terdapat bercak darah.
"Apaa jadi dia masih perawan, dan malam itu gue yang ngambil perawannya dong." Ucap dimas ntah Kepada siapa.
Dimas berdiri dari kasurnya akan mencari dimana keberadaan irma, dimas mencari ke kamar mandi biasanya cewek yang sudah hilang perawan pasti akan menangis merawung-rawung seperti di film-film yang tanpa sengaja dimas tonton.
Tapi hasilnya nihil dimas tidak mendapat siapapun disana, saat dimas akan mencari gadis itu di balkon Dimas melihat sebuah kertas.
Hai aduh aku pusing mau mulai dari mana aku mau bilang sama kamu, kamu ngga usah bertanggung jawab atau nyari aku, karena disini aku yang salah atas kecerobohan ku kamu malah terjebak dan harus hm hmm bersetubuh denganku, anggap saja yang terjadi semalam nggak pernah terjadi oke.
^^^Pertanda Irma^^^
Dimas yang membaca surat itu ntah kenapa dia meramas surat itu dengan marah, kenapa gadis itu ahk tidak maksudnya wanita itu mengambil keputusan sepihak sendirian.
Dimas mengambil hpnya dan menelpon Sahabatnya yang menjabat menjadi sekertarisnnya yang sudah bersamanya selama 5 tahun lamanya.
"Halo kamu sekarang dimana, satu jam lagi kamu punya meting, aku tidak suka menunggu mu kamu saja selalu lama." Ucap seberang sana.
Dimas yang mendengar ucapan itu pun berdecak, "ckk sopanlah kepada atasanmu ini valen, ohya batalkan meting hari ini dan aku memerintahkanmu untuk mencari keberadaan wanita yang bernama irma."
Sedangkan sekertaris yang bernama valen itu melongo, "kamu hari sehat kan ini pertama kali kamu ngebatalin meting dan juga barusan apa yang kamu katakan mencari seorang wanita yang bernama Irma."
"Yah aku memerintahkan mu mencari keberadaan nya dimana, meting ini bisa di tunda lagian jika dia akan membatalkan kerja sama dengan kantor kita maka itu tidak akan berpengaruh Kepada perusahaan ku." Ucap dimas.
"Ada apa dengan mu apakah kamu benar-benar sehat Dimas, pertama kamu membatalkan meting, kedua kamu memerintahkan ku mencari seorang wanita, ketiga setahuku kamu tidak pernah memerintahkan ku mencari seorang wanita selain kekasih tercintamu itu." Ucap valen
"Aku sekarang tidak mempunyai kekasih, aku sama sekali sudah putus dengannya ohya satu lagi kamu harus memblokir semua rekening yang ku berikan kepada MANTAN kekasih ku." Ucap Dimas yang menekan kata mantan.
"Astaga sebernanya apa yang ku lewatkan semalam sampai-sampai pagi ini kamu memberikan aku sebuah kejutan, dan masalah memblokir itu mudah bagiku tapi mencari wanita yang bernama Irma itu sulit." Ucap valen
"Memangnya apa sulitnya." Tanya dimas dengan bingung.
"Hahh apakah kamu kira yang bernama Irma di negara ini hanya satu, setidaknya kamu harus memberikan ciri-cirinya padaku." Ucap Valen yang terdengar kesal.
Dimas Mendengar ucapan valen pun mengerti dan tanpa etika sama sekali dimas mematikan sambungan telpon itu, dimas ingin membersihkan tubuhnya yang sudah lengket karena hasil olahraga semalam.
Sedangkan disisi lain valen sedang mencak-mencak sendiri karena Dimas mematikan sambungan telpon tanpa mengatakan apa pun, dengan frustasi valen melangkah kakinya kearah ruangan kerja.
Sekarang Dimas sedang duduk di kursi besarnya dan di temani oleh sahabatnya.
"Aku sudah menjalankan tugasku yang kamu beri, aku sudah memblokir semua kartu rekening yang kamu berikan padanya." Ucap Valen sambil meminum kopi nya.
Dimas yang mendengar hanya menganggukkan kepala, "apakah aku bisa bertanya padamu." tanya Valen.
"Bukan kan ini pertama kali nya kamu memblokir kartu rekening nya Sefira kalian mempunyai masalah apa, biasanya kamu tidak seperti itu, kan kamu bucin." Ejek Valen.
Dimas hanya menatap kesal kearah sahabat nya itu, "dia berselingkuh dibelakang ku dan juga aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri dia sedang berhubungan *** dengan lelaki tua bangka bau tanah." Ucap Dimas dengan dingin.
"Hahaha sudah ku katakan dari awal jika wanita itu bukan wanita baik-baik tapi kamu malah membentak ku dan berkata 'dia wanita baik-baik valen, bahkan dia seperti lotus putih yang suci." Ucap Valen yang meniru ucapan Dimas yang saat mengatakan itu.
"Sudah lah kamu tidak usah mengungkit masa lalu ku yang saat itu aku sedang khilaf." Ucap Dimas.
"Dan juga aku bingung mengapa kamu membatalkan meeting dan juga menyuruhku untuk mencari wanita bernama Irma." Ucap Valen dengan bingung.
"Hum aku membatalkan meeting karena tubuhku sangat lelah dan juga saat itu kepalaku terasa sedikit pusing" ucap Dimas dan dibalas anggukan kepala dari Valen.
"Dan soal wanita bernama Irma itu aku akan mengatakan di ruangan rahasia." Ucap Dimas yang sudah berjalan menuju keruang rahasia.
Valen yang melihat itupun segera menyusul arah pergi sahabatnya itu valen dan Dimas memiliki ruangan rahasia yang hanya di ketahui oleh dirinya dan Valen.
Jika ada hal yang penting untuk dikatakan maka mereka akan membahas diruangan ini.
"Jadi." Tanya Valen yang sudah menduduki sofa yang berada di ruangan rahasia.
"Aku semalam telah mengambil perawan seorang gadis yang bernama Irma." Ucap Dimas dengan nada pelan.
Uhk uhk Valen Mendengarnya pun tersedak dengan ludanya sendiri what apakah dia tidak salah dengar.
"Saat pagi aku terbangun, dia sudah tidak ada di samping ku dan lebih parahnya lagi dia meninggalkan aku sebuah surat yang berisi menyuruh ku untuk tidak mencarinya atau mempertanggung jawabkan yang aku lakukan kepadanya, dia berkata jika ini adalah salahnya sendiri." Jelas Dimas frustasi.
"Bukan kah itu terdengar bagus, kamu tidak perlu bertanggung jawab, bahkan diluar sana banyak pria yang akan senang jika wanita yang mereka tiduri tidak meminta pertanggung jawaban." Ucap Valen dengan bingung.
Dimas yang mendengar ucapan sahabatnya pun memandangnya dengan tatapan tajam, "aku tidak seberengsek itu Valen, aku dari kecil sudah di ajarkan untuk bertanggung jawab."
Valen yang mendengar nya pun maka tersenyum lebar, "maafkan aku sudah berkata begitu, baiklah aku akan membantumu untuk mencari wanita itu bisakah kamu menyebut ciri-ciri nya."
Dimas menganggukkan kepala, "dia cantik." Jawab Dimas.
Sedangkan valen melongo mendengar jawaban dari Dimas, "apakah setiap nama Irma yang berada di negara ini dan memiliki wajah cantik itu gadis yang sudah kamu Perawani." Ucap Valen dengan kesal.
"Hum tidak juga, baiklah ciri-ciri nya dia memiliki tinggi yang sekitar 160, Memiliki wajah yang tirus dan mata yang cantik, bibir yang seksi, warna rambut yang kecoklatan, dan kulit putih bersih." Jelas Dimas.
"Apakah kamu tidak mengetahui nama panjangnya siapa." Tanya Valen.
"Tidak aku tidak mengetahui nama panjangnya." Jawab Dimas.
"Baik, kalau begitu pencarian ini akan sedikit memakan waktu karena akan sangat sulit mendapatkan keberadaannya."
Ini sudah seminggu lamanya pencarian yang di lakukan Valen secara diam-diam tidak membuahkan hasil dan selama seminggu juga dimas tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Dia selalu memimpikan ada bayi lelaki yang imut dan wajahnya sangat mirip dengannya dan memanggil dirinyanya dengan sebutan OM.
Saat makan pun Dimas terlihat tidak tenang karena selalu memikirkan mimpinya itu, dan sikap seminggu nya itu di perhatikan oleh mama dan papanya.
"Ada apa dengan mu Dimas, mama perhatikan kamu selalu gelisah akhir-akhir ini." Tanya Olin mamanya dimas.
Dimas yang mendengar pertanyaan mamanya hanya menggelangkan kepala, "tidak ada apa-apa mah."
"Kamu mengatakan tidak ada apa-apa tapi wajah mu sangat kusut, apakah ini berhubungan dengan wanita bernama sefira itu." Tanya papanya yang bernama Deni.
"Mama sudah katakan padamu dimas jika wanita itu bukan wanita baik-baik mengapa kamu masih berhubungan dengan wanita itu." Ucap Olin dengan nada marah.
Olin sangat tidak menyukai wanita bernama Sefira itu, karena sudah beberapa kali olin melihat sefira berjalan dengan paruh Bayah yang setiap hari berganti.
Saat Olin akan memberi tahu kepada anaknya itu tapi anaknya malah tidak mempercayai nya dan mengatakan 'Sefira itu tulus mencintai aku mah'
Dan puncaknya Sefira dengan lancang dan berani mengoda suaminya, saat itu juga Olin menaruh dendam terhadap wanita itu.
"Haah Aku sudah tidak berhubungan dengannya mah, aku baru sadar dia adalah wanita yang tidak tau diri." Ucap Dimas dengan dingin.
Olin dan Deni mendengar ucapan anak mereka pun dibuat terkejut, apakah ini betul-betul anak mereka yang berkata begitu.
Mereka berdua tau bagaimana bucinnya seorang Dimas Kepada wanita bernama sefira itu.
"Jadi kamu sudah tidak berhubungan dengan wanita itu." Tanya Olin dengan nada senang.
Dimas menganggukkan kepala menjawab pertanyaan mamanya itu, Olin yang melihat respon dari anaknya itu pun memekik senang dan memanggil kepala pelayan yang bernama emma.
"Emma." Teriak Olin.
Kepala pelayan adalah ketua dari semua pelayan yang ada disini, Olin akan memberikan uang kepada Emma dan tugas Emma mengaji semua pelayan yang berada disini dan juga emma memiliki hak untuk memecat pelayan yang tidak becus bekerja.
Bisa di bilang Emma adalah salah satu orang kepercayaan keluarga ini, dan juga emma sudah melayani mereka dari dimas berusia 3 tahun dan sekarang dimas sudah berusia 25 tahun.
"Iya nyonya, nyonya memanggil saya." Ucap Emma yang sudah berdiri di samping Olin
"Yah aku memanggilmu, umm siapkan makanan yang sedikit banyak aku ingin merayakan sukuran karena anak ku terlepas dari perangkapnnya setan." Ucap Olin dengan senyum yang lebar.
Sedangkan Deni dan Dimas melongo mendengar ucapan dari ibu/istri nya apakah itu tidak berlebihan.
Mereka berdua saling memandang satu sama lain dan seakan-akan salin berbicara lewat mata mereka.
"Ada apa dengan ibumu itu."
"Akupun tidak tau, coba ayah tanyakan."
"Aku tidak ingin tidur diluar karena takut menanyakan hal yang salah."
"Ck dasar penakut."
"Kalau begitu kamu saja yang menanyakan langsung pada ibumu."
"Aku bukannya takut, tapi aku malas saja."
"ck alasan, Bilang saja kalau kamu takut."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!