NovelToon NovelToon

EdBell

Bab 1 - EdBell

"Hentikan! Tolong jangan membahas ini lagi. Sebaiknya kita membuat kesepakatan saja, bagaimana?"

Gadis kecil yang masih berusia 19 tahun disuruh kedua orangtuanya untuk menikah. Gadis ini bernama Bella Alice. Bella adalah putri kesayangan Ayah dan Bundanya. Bella tidak mempunyai Kakak ataupun Adik, dia seorang anak tunggal. Bella selalu diperlakukan dengan baik oleh kedua orang tuanya. Apa yang diinginkan Bella pasti kedua orangtuanya akan mengabulkan nya. Misalnya Bella ingin membeli buku pelajaran yang disukainya pasti orangtuanya akan segera mengabulkan permintaan Putrinya.

Bella adalah orang terkaya nomor 2 dinegara nya. Tapi walaupun begitu, Bella tidak pernah sombong. Bella sangat suka membantu orang yang kekurangan, kadang Bella memberi sumbangan untuk anak-anak panti.

Sebenarnya banyak orang yang tidak mengenal Bella. Rekan kerja Ayah dan Bundanya hanya 2% yang mengenal Bella. Bella sama sekali tidak keberatan dengan hal itu, karena ini adalah salah satu permintaannya kepada kedua orangtuanya. Mau tidak mau kedua orangtuanya terpaksa menyetujui permintaan Putrinya.

"Kesepakatan?" Tanya Ayah

Bella mengangguk menandakan iya.

"Baik, tapi Ayah yang membuat kesepakatan nya. Bagaimana?"

"Terserah Ayah"

"Baik. Ayah dan Bunda memberimu waktu 1 tahun untuk mencari pacar dan menikah dengannya. Tidak ada pacar sewaan atau yang lain. Kamu tidak boleh mengungkapkan identitas mu kepada siapapun. Ayah dan Bunda akan memblokir kartu kamu, kamu harus mencari uang sendiri. Selama satu tahun jangan menghubungi Ayah ataupun Bunda. Jika selama satu tahun ini kamu tidak mendapat apa-apa, maka kamu akan Ayah nikahkan dengan anak teman Ayah. Sepakat?"

"Berarti sekarang Bella tidak tinggal bersama Ayah dan Bunda?"

"Tidak sayang" Jawab Bunda

"Berarti Bella bebas tinggal dimana-mana dong?"

"Tidak! Ayah dan Bunda sudah mengatur tempat tinggal kamu" Jawab Ayah.

"What?! Jadi Ayah dan Bunda sudah merencanakan ini dari awal?! Wow!"

"Ya, kamu benar. Kami tau kamu akan menolak pernikahan ini,jadi kami sudah membahas nya dari kemarin-kemarin" Jawab Ayah dengan santai

"Aiss, sudahlah terserah Ayah dan Bunda, Bella sih iya iya saja. Dimana tempat tinggal baru ku? Aku sudah tidak sabar"

3 koper biru berisi pakaian dan jenis lainnya terisi penuh. Barang-barang yang dibawa Bella sangat banyak, tidak tau apa kegunaannya. Bella berpamitan kepada kedua orangtuanya. Bella diantar ketempat tujuan oleh supir, kedua orangtuanya tidak ikut mengantar Putri mereka, karena mereka yakin Bella pasti bisa menghadapinya.

Dimata mereka Bella hanyalah anak kecil yang belum mengerti tentang dunia luar, tapi dugaan mereka salah, Bella sangat mengerti tentang dunia luar. Sewaktu masih SMP dan SMA Bella sering menghabiskan waktunya didunia luar, ia selalu mengatakan kepada orangtuanya bahwa dia punya pelajaran tambahan, padahal sama sekali tidak ada pelajaran tambahan. Karena sangat menyayangi Bella, kedua orangtuanya percaya begitu saja dengan omongan Putri mereka.

Walaupun Bella begitu, ia selalu tepat waktu pulang kerumah. Bella sampai dirumah paling lama pukul 5 sore. Setelah sampai dirumah, Bella membersihkan dirinya dan langsung belajar. Selama ini Bella tidak pernah bolos belajar, ia selalu mempelajari hal-hal yang belum diketahuinya, baik dibidang Matematika, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Indonesia, Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan masih banyak lagi. Bella adalah anak yang pintar, ia selalu mendapat juara, baik di sekolah ataupun olimpiade dan lain lagi. Lemari hias Bella dipenuhi dengan piala yang tersusun rapi. Keren bukan? Ya tentu saja keren, Bella gitu lho.

...〜(꒪꒳꒪)〜...

"Kita sudah sampai Nona. Silakan turun"

"A...aku tinggal disini?!"

Bella terkejut setelah melihat rumah yang begitu besar dan cantik. Ia sama sekali tidak menyangka kedua orangtuanya membiarkan ia tinggal sendiri dirumah yang begitu besar. Pikiran Bella melayang-layang, ia tidak tau harus senang atau sedih. Bella senang karena tinggal sendiri dirumah. Bella sedih karena harus tinggal sendiri dirumah yang begitu besar.

"Maaf Nona, bukan yang itu, tapi yang ini" Supir itu menunjukkan rumah sederhana disamping rumah besar tersebut.

Bella menghela nafas. "Huff syukurlah. Aku pikir aku akan tinggal sendiri dirumah yang sangat besar ini, sangat menakutkan"

"Saya bantu angkat barang ya Non"

"Iya Pak dengan senang hati"

Bella membuka rumah sederhananya. Didalam rumah sudah dipenuhi sofa, televisi, peralatan dapur, dan masih banyak lagi. Bella menginjakkan kakinya lalu mengelilingi rumah tersebut. Ruang tamunya lumayan lebar, kemudian terdapat 2 kamar yang sudah dipenuhi tempat tidur, lemari pakaian, dan lain lagi. Kemudian Bella berjalan ke dapur. Ia terkejut setelah melihat dapur, siapa sangka dapur nya sangat cantik dan mewah, sudah dilengkapi alat masak dan lain lagi. Bella juga tertarik dengan kamar mandinya, sangat lebar dan unik.

"Aww semua sangat indah, dari luar kelihatan jelek dan kusam, tapi di dalam sangat cantik. Aaaaa, orangtua gue baik banget. Hem sepertinya kita perlu mempercantik luar rumah ini"

Tanpa Bella sadari ternyata supir sudah dari tadi pulang. Bella mengecek barang-barang nya siapa tau masih ada yang tertinggal di mobil dan yah untungnya tidak ada yang tertinggal.

Bella mulai menyusun semua barang-barang nya ke lemari dan ke tempat lain. Tidak lupa ia menggantungkan foto keluarga nya di ruang tamu dan menempatkan kerajinan tangannya ditempat yang cocok. Bella sangat suka menghiasi rumah, ia tidak pernah merasa bosan dan kelelahan.

...〜(꒪꒳꒪)〜...

Jangan lupa like, komen, vote, favorit.

Jangan ragu untuk kasih saran, tapi sarannya yang mendukung, jangan yang menjatuhkan.

Terimakasih.

Bab 2 - EdBell

"Akhirnya selesai juga"

"Yo karena sekarang sudah mau malam, sebaiknya gue pesan makanan saja"

"Eh tunggu, gue kan harus hemat" Bella memukul keningnya.

"Eh, gapapa deh, besokkan gue udah mulai kerja. Lagian uang gue masih lumayan. Uang kan bisa dicari, masak gue nanti mati karena kelaparan. Hahah lucu banget"

Bella megambil ponsel yang diletakkan nya diatas meja kerja kamarnya. Ia mulai memesan makanan favoritnya, tidak lupa dengan jus.

Siapa sangka ternyata Bella memesan banyak sekali makanan, katanya sih untuk ngemil-ngemil nanti malam sambil nonton film kesukaan.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya pesanan Bella datang. Bella langsung membawanya kedapur dan membuka pesanannya satu-persatu. Karena sudah lapar, Bella langsung memakan nasi yang dipesannya. Saat sedang mengunyah Bella merasa seperti kurang sesuatu dan ia teringat kalau dia belum berdoa.

"Aaa bodoh banget sih, maafkan Bella Tuhan, Bella sangat lapar sampai lupa berdoa. Tapi Bella yakin pasti makanan ini sudah diberkati Tuhan. Amin" Bella lanjut makan tanpa adanya rasa bersalah.

Setelah selesai makan Bella membersihkan meja makan. Ia kembali kekamarnya sambil membawa cemilan untuk menonton. Bella menghidupkan laptop lalu membuka film favoritnya.

Ketika sedang nonton Bella tiba-tiba terpikir. "Siapa ya yang punya rumah sebesar itu? Dari tadi gue perhatikan tidak ada orang yang keluar. Apa jangan-jangan didalam rumah itu banyak cogan? Atau cecan? Hahaha bayangkan aja jodoh gue yang tinggal disitu"

Karena mau menghalu, Bella memberhentikan film nya. Ia mematikan laptop dan hp nya. Kemudian Bella melompat ketempat tidur lalu menarik selimut sampai ke ujung rambutnya. Bella membayangkan dia dan jodohnya akan tinggal dirumah besar itu, kemudian mempunyai 2-4 anak yang cantik dan tampan.

Karena halunya yang berlebihan, Bella mulai ketawa sendiri seperti orang gila. Perlahan Bella mulai memejamkan kedua matanya, ia sangat mengantuk. Sebelum tertidur Bella berdoa agar halunya terwujud.

"Semoga saja Tuhan mengabulkan doaku. Selamat tidur"

...〜(꒪꒳꒪)〜...

Kring, kring, kring

"Berisik banget sih"

Bella mematikan alarm yang menganggu tidur nyenyak nya. Ia melihat jam ternyata sudah pukul 06.30 pagi. Bella terkejut, ia langsung turun dari ranjang kemudian mempersiapkan dirinya untuk kerja. Untung saja Ayahnya memberi dia satu mobil dan satu motor, jadi mudah kalau berpergian kemana-mana.

Bella berencana memakai motor untuk pergi kerja karena sudah hampir telat. Tapi kalau pakai motor rambut Bella jadi berantakan nantinya. Kalau naik mobil takutnya macat. Bella memikirkan mau naik kendaraan yang mana.

"Sudah, sudah, sebaiknya gue naik mobil aja. Terlambat beberapa menit tidak masalah, mereka pasti akan memaafkan ku. Okay Bella mari pergi. Semangat!"

Akhirnya Bella berakhir dengan membawa mobil.

...〜(꒪꒳꒪)〜...

Bella memarkirkan mobil nya ditempat parkiran roda 4. Untung saja tempat parkiran roda 4 masih ada yang kosong, tidak seperti roda 2. Tempat parkir roda 2 sudah terisi penuh.

Bella melihat jam tangannya, ia terkejut karena sudah telat 10 menit. Bella langsung berlari menuju tempat kerja nya.

"Permisi ruangan Tuan Edric dimana ya?"

"Dilantai 24 kak"

"Oh baik. Terimakasih ya"

Bella memasuki lift kemudian menekan tombol lantai 24.

Saat sudah sampai dilantai 24, Bella mengetuk pintu ruangan Tuan Edric.

Tok, tok, tok

"Masuk" Ujar pria itu dari dalam.

Bella membuka pintu ruangan tersebut lalu meminta maaf atas keterlambatan nya.

"Maaf atas keterlambatan saya. Saya berjanji tidak akan mengulangi ini lagi" Ucap Bella dengan tenang.

Pria itu menatap Bella.

"Tidak apa LALA"

Bella terkejut dengan panggilan Edric kepada dirinya. Tidak ada orang yang memanggil nya Lala kecuali Edbert Edric. Bella melihat wajah Edric lebih dekat dan wow ternyata dugaan nya benar.

"Eh lu? Lu Edbert kan? Senior gue waktu SMA? Gue benar kan?" Ucap Bella.

"Tidak sopan pada atasan sendiri! Saya disini bos kamu. Kamu jangan manggil seenaknya"

"Apa? Lu mau potong gaji gue? Mau mecat gue? Yasudah tidak apa. Pecat aja, paling lu yang nyesal"

"Baiklah Bella Alice, terserah kamu mau manggil saya apa. Tapi saat jam kerja jangan panggil saya seperti tadi. Saat diluar jam kerja terserah mau manggil saya apa"

"Baik Tuan, laksanakan" Bella memberi hormat kepada Edbert.

"Oh ya kerjaan saya napain ya Tuan?"

"Is kamu ini. Untung saya atasan kamu, kalau tidak pasti kamu sudah habis dicaci maki"

"Kalau tidak mau ngasih kerjaan ya sudah, saya pulang saja"

"Nona Bella Alice silakan duduk dan salin dokumen ini"

"Nah gini dong. Btw nyalin dokumen cukup melelahkan loh, jadi gaji saya dinaikkan ya. Kumohon"

"Kamu ini, kerja aja belum, buru-buru mikirkan gaji"

"Oke, saya kerja dulu senior"

Bella duduk di kursi yang sudah disediakan. Ia mengerjakan pekerjaan nya dengan teliti dan baik. Tanpa Bella sadari, Edbert daritadi diam-diam memperhatikan nya.

...〜(꒪꒳꒪)〜...

"Akhirnya selesai juga"

"Mau makan siang bersama?" Tawar Edbert kepada Bella.

"Kalau tidak dibayar aku tidak mau" Canda Bella.

"Mau atau tidak?" Tanya Edbert sekali lagi.

"Siapa sih yang ga mau ditraktir makan. Hati-hati aku buat bangkrut lho"

Edbert menggeleng melihat Bella. Dari SMA sampai sekarang sikapnya masih sama, belum ada perubahan.

"Aku mau ini, ini, ini, dan ini" Ucap Bella.

"Okay"

"Em kamu ga bangkrut kan? Soalnya aku mesan banyak lho"

"Ga"

Semua mata ditempat itu tertuju kearah Bella. Mereka sangat iri dengan Bella karena bisa sedekat itu dengan Edbert, padahal mereka yang sudah kerja bertahun-tahun di perusahaan itu tidak pernah sedekat itu dengan Edbert, hanya sekedar menyapa saja.

...〜(꒪꒳꒪)〜...

Jangan lupa dukungannya. Terimakasih.

Bab 3 - EdBell

"Bell kamu kan pintar, kenapa mau kerja di perusahaan kecil gini?" Tanya Edbert sembari menunggu makanan datang.

"Perusahan kecil?! Kayaknya otak anda bermasalah Tuan. Kalau ini perusahaan kecil, aku tidak akan melamar kerja disini" Jawab Bella yang hampir tersedak.

"Tapi dulu katanya mau jadi dokter, kok tiba-tiba lari kesini?"

"Hehe mungkin belum rezeki"

Edbert,,, andai lu tau apa yang sedang gue alamin.

"Coba aja lagi, siapa tau rezeki"

"Hehe iya"

Lah gue kan udah lulus ujian kedokteran, tapi karena harus memenuhi kesepakatan, yah gue tunda dulu lah. Gue sih tenang aja, soalnya semua sudah diatur Ayah.

"Raut wajah kamu kok gitu? Sedih ya Bell? Udahlah jangan sedih-sedih, masih ada waktu untuk mencoba. Nanti kalau mau test kabari saya, biar saya temani"

"Serius? Uang makan, uang minyak, kamu ya yang tanggung semua"

"Pffttt" Edbert tertawa kecil melihat Bella.

Sudah lama menunggu akhirnya pesanan mereka datang. Mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu, kemudian melanjutkan pembicaraan yang belum selesai.

Edbert mengambil kesempatan untuk melirik wajah Bella. Tidak ada perubahan sama sekali pada Bella, ia tetap saja masih imut seperti dulu.

...〜(꒪꒳꒪)〜...

Bella dan Edbert kembali keruangan mereka. Tugas Bella untuk hari ini sudah selesai, jadi Bella sudah bisa pulang terlebih dahulu.

"Kamu kesini naik apa?" Tanya Edbert

"Naik mobil"

"Besok tinggalkan aja mobilnya. Mulai besok sampai seterusnya saya jemput dan antar pulang kamu"

"Em boleh, ini alamat rumah gue. Bye"

Yes akhirnya uang gue ga banyak berkurang. Gue ga perlu isi bensin banyak-banyak lagi dong. Ahaha beruntung banget sih.

Saat berjalan keluar menuju pintu keluar, Bella dilihati banyak orang dengan tatapan tidak suka. Bella tidak merespon tatapan mereka, ia melewati orang-orang itu dengan santai dan bodoamat.

"Hei kamu!" Salah satu dari mereka menghampiri Bella, lalu berdiri tepat didepan Bella.

"Saya?" Tanya Bella pura-pura bingung.

"Lu pasti simpanan Tuan Edric kan?!"

"Maksud kamu apa ya?"

"Udah deh ngaku aja lu! Selain lu tidak ada yang dekat sama Tuan Edric! Kami semua tau lu adalah simpanan Tuan Edric! Cara apa yang lu pakai sama Tuan Edric?! Pakai pelet ya?!"

"Aduh maaf deh, gue terburu-buru nih, mau ngurus anak gue sama Edbert Edric. Kasihan ditinggal lama di rumah" Ucap Bella sambil menepuk pundak wanita itu.

Mereka yang berada ditempat itu terdiam. Sebenarnya mereka tidak percaya omongan Bella, tapi ada rumor kalau Edbert sudah punya tunangan.

Bella melewati mereka semua, kemudian ia pergi ke tempat parkir. Ia menghidupkan mobilnya dan pergi pulang.

Disisi lain, Edbert sedang menertawakan Bella. Tidak disangka nya Bella akan membuat alasan mau ngurus anaknya sama Bella. Padahal tidak ada hubungan apa-apa antara mereka berdua.

"Apa?! Tidak bisa dibiarkan! Jangan percaya pada perempuan itu! Dia hanya anak dari panti asuhan. Tidak mungkin orang seperti dia adalah tunangan Tuan Edric!" Ucap wanita itu.

Disisi lain, Bella tertawa didalam mobil. Bella diam-diam memasang alat perekam dipakaian wanita tadi. Ia tau mereka tidak akan percaya kepada omongan Bella, mereka pasti akan mengatur rencana untuk mencaci-maki Bella.

"Haduh, haduh, kenapa sih ya didunia ini masih ada aja orang gila"

"Gue tau, dia pasti menyukai Edbert, dia akan melakukan cara apapun untuk mengambil Edbert. Hahaha dasar wanita bodoh"

"Jika dibandingkan dengan gue,,, em dia sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan gue"

"Dia hanya anak kepala desa, sedangkan gue? Hahaha, lupa deh gue, gue kan anak dari panti asuhan. Canda panti asuhan, hahaha"

"Dasar wanita bodoh"

"Atau jangan-jangan dia yang dari panti asuhan? Trus dipungut deh. Hahaha"

"Sssttt udah deh Bella, kamu ga boleh gitu. Tobat Bella, tobat"

"Maafkan Bella Tuhan, Bella terlalu emosi tadi. Huff"

Sampai dirumah, Bella memarkirkan mobilnya. Kemudian ia masuk ke dalam rumah dan membersihkan dirinya. Setelah itu Bella kembali ke kamar lalu menghidupkan laptop untuk menonton film favoritnya yang semalam.

...〜(꒪꒳꒪)〜...

Jangan lupa dukungannya. Terimakasih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!