NovelToon NovelToon

Jodoh Dadakan

Bab 1. Perjodohan.

Bab 1. Perjodohan?

"Dari mana kamu?" Sebuah suara menyentak gadis yang sedang berjinjit memasuki rumah mewah nan megah. Merasa tertangkap basah, gadis itu menoleh. Nyengir kuda lalu menundukkan kepala.

"Sepertinya kau tidak bisa ditolerir lagi, Meeda. Mengapa kau suka sekali membuat daddy dan mommy-mu kecewa? Seorang gadis malam-malam baru saja pulang dari berkeliaran yang entah kemana. Padahal mommy-mu dulu tidak pernah keluar malam." 

Haris Setyawan menatap bengis kepada sang putri. Sedangkan sosok wanita paruh baya yang berada di sampingnya bernama Asya Farida Leonardo, putri dari Dion Leonardo.

"Fahmeeda Anggara, dari mana kamu?" Suara bariton Haris kembali terdengar.

"Mee tadi sama teman. A-ada pesta ulang tahun. I-ini masih jam sepuluh malam, Dad. Masih belum terlambat Meeda untuk pulang." Fahmeeda menggigit ujung kukunya.

Bukan, Fahmeeda bukan takut kepada daddy dan mommy-nya. Hanya saja, Fahmeeda takut jika black card yang ia miliki disita oleh kedua orangtuanya. Mengingat ia sudah melakukan banyak kesalahan berulang kali beberapa waktu terakhir ini. Serta ancaman bagi Fahmeeda terakhir kalinya adalah semua fasilitas miliknya harus dikembalikan dan gadis itu akan menjadi gadis rumahan tanpa bisa memiliki uang jajan lebih.

"Kamu tahu, apa arti nama Fahmeeda? Sekarang lihatlah kelakuanmu! Kau pulang malam, dan jika rekan bisnis daddy tahu kelakuanmu yang ada kau melemparkan kotoran ke muka daddy-mu, Fahmeeda!" Haris membentak. Kali ini Fahmeeda menjatuhkan diri di depan kedua kaki sang daddy dengan berurai air mata.

"Dad, sorry. Meeda janji ini yang terakhir kalinya! Meeda mohon, Dad," pinta Fahmeeda.

"Daddy menyerah. Terserah, lakukan apapun yang kau inginkan. Daddy dan mommy capek mendengar janji palsumu. Mulai besok kau pergi dari rumah ini dan tinggallah di kos dekat kampus-mu berada. Jadi kau tidak perlu mobil dan supir yang bisa mengantarmu kemana-mana. Oh, ya. Serahkan kartu kredit dan kunci mobil yang kamu pegang. Itu milik daddy, bukan milik-mu." Haris menengadahkan tangannya meminta dua barang yang ia katakan.

Mulut Fahmeeda ternganga. Wajahnya sangat berantakan. Kulit pucatnya itu memerah lantaran sangat ketakutan dengan amarah sang daddy.

"Maaf, Meeda. Kali pengecualian. Mommy setuju dengan ide Daddy. Kamu kali Ini sangat keterlaluan." Suara lembut Asya kembali membuat Fahmeeda terisak-isak. 

Gadis itu tak akan mampu membayangkan hidup hanya dalam satu petak kamar kecil dengan banyak barang serta harus memasak sendiri. Kehidupannya yang bagai seorang putri pasti akan sangat mengenaskan jika ia harus hidup pas-pasan seperti teman-temannya. Di mana teman-teman Fahmeeda ada banyak dari kalangan menengah dan dari keluarga yang pas-pasan.

"Dad, Meeda mohon. Jika, jika ada yang bisa Meeda lakukan sebagai penebusan kesalahan, katakan, Dad. Meeda akan melakukan apapun yang bisa membuat Meeda dimaafkan," rengek Fahmeeda.

Mendengar kata apapun, Haris sedikit tertarik. Sepertinya ini waktu yang tepat untuk mengatakan tentang perjodohan itu. Terlebih, Fahmeeda yang saat ini dalam keadaan terjepit. Sangat mudah untuk membuat Fahmeeda menyetujui perjodohan itu. Mengingat anak gadisnya itu tidak akan bisa hidup dalam garis kemiskinan Atau kehidupan yang serba pas-pasan. 

Haris sendiri sebenarnya malu ketika ada pertemuan dengan keluarga sahabat-sahabat mertuanya. Keluarga Wijaya yang tersohor itu bahkan mampu mendidik anak gadisnya dengan tegas dan disiplin. Sedangkan dirinya? Ah, istrinya Asya itu memang terlalu lembut. Hatinya bagai kapas, sehingga ketika ia mendisiplinkan Fahmeeda maka akan ada pertengkaran di antara dirinya dan Asya.

"Hanya ada satu cara menebusnya," ucap Haris.

"Dad?" Asya menegur.

"Ini keterlaluan, Sayang. Daripada ke depannya dia semakin liar dengan pergaulannya saat ini. Hanya satu cara untuk bisa membuatnya sedikit disiplin," tutur Haris.

"Tapi.."

"Aku tidak butuh penolakan." Haris berucap tegas.

Fahmeeda yang memahami situasi, mendongakkan kepala. "Apa itu, Dad? Meeda akan berusaha."

"Kau tidak boleh menolak perjodohan ini. Besok malam, kau akan bertemu dengan Winata Steward Wijaya. Steward pria yang dingin dan tegas. Ini permintaan kakekmu, Dion Leonardo yang menjadi mutlak bagimu. Ikatan dua keluarga ini harus terlaksana. Artinya, kau tidak memiliki kuasa untuk menolak. Ingat, besok kau harus bertemu dengannya!" Haris melangkahkan kakinya berjalan meninggalkan Fahmeeda yang terkejut.

"Perjodohan? Dad!" Fahmeeda tak mampu mengejar. Kata mutlak adalah akhir dari pembicaraan malam ini. "Mom, aku tidak bisa menolak perjodohan ini?"

"Tidak. Menurut mom, kau memang sudah keterlaluan. Mommy tak bisa mendidikmu. Ini juga salah mommy karena terlalu memanjakanmu. Mommy menyesal," lirih Asya. Wanita itu pun menyusul sang suami pergi ke kamar.

Fahmeeda memejamkan kedua matanya. Selalu kehabisan cara jika mommy-nya mengatakan semua yang terjadi adalah kesalahannya.

"Baiklah. Ini namanya jodoh dadakan. Yeah, aku jomlo selama hidupku, lalu tiba-tiba aku memiliki calon suami? Menakjubkan!" Fahmeeda mengusap wajah dengan kasar. Kemudian ia berjalan lunglai menuju kamarnya. Mengumpat dan memaki dalam hati dengan banyak kata-kata serapah.

Bab 2. Pertemuan 1

Di Sebuah restoran mewah bintang lima, di sebuah meja terlihat seorang gadis berambut hitam dengan wajah yang blasteran membuat beberapa pasang mata pria tertarik. Merekaa ingin seali mendeati sang gadis. Namun apa mau dikata. Aura gadis itu sangat menyeramkan. Wajah tidak bersahabat terlihat jelas di wajahnya.

Gadis itu memakai rok lipit sepaha Berwarna putih yang menampakkan Kaki jenjang dan kulit mulusnya. Ditambah atasan model crop berwarna putih serta blazer berwarna putih sangat kontras dengan karakternya yang mempesona.

"Sialan! Aku Fahmeeda kenapa harus menunggu kedatangan seorang pria di sini? Sangat-sangat bertentangan dengan pesona seorang Fahmeeda." Gadis itu memejamkan kedua mata. Miris sekali hidupnya tiba-tiba ketiban jodoh dadakan.

Di kejauhan, tepatnya di pintu masuk restoran Seorang pria tampan berwajah dingin dan angkuh mengedarkan pandangan. Mencari sosok gadis yang katanya memakai pakaian serba putih.

"Di mana setan itu?" Steward menamainya setan, karena Elena mengatakan jika gadis yang memiliki janji itu memakai pakaian serba putih.

Netra coklat Steward menangkap satu sosok yang begitu mencolok. Pria yang begitu anti perempuan itu mendengus kesal lantaran melihat gadis yang akan dijodohkan dengannya ternyata masih sangat muda.

"Seorang pengusaha hebat sepertiku harus bertemu dengan bocah?" Steward memejamkan kedua mata. Menghirup udara dan menghembuskan napas perlahan. "Aku yakin dia wanita yang sama saja dengan wanita kebanyakan." 

Dengan langkah yang mantap dan berwibawa, Steward berjalan menuju meja Fahmeeda. Pria itu menjadi pusat perhatian lantaran banyak gadis-gadis muda yang sangat menyukai drakor. Sedangkan postur dan tubuh Steward sangat mendukung sekali jika dia termasuk oppa Korea. Ditambah pesona angkuh namun berwibawa sangat mencolok mata kaum hawa. Sangat-sangat diimpikan para perempuan menjadi salah satu wanitanya.

"Halo, selamat malam?" sapa Steward dengan sopan.

Gadis yang tengah menjatuhkan sebagian tubuh di atas meja itu mulai menegakkan tubuh. Awalnya, gadis itu terlihat sangat malas. Namun saat melihat sosok tegap di hadapannya, Fahmeeda yakin jika itu pria yang dijodohkan dengannya.

"Kau pria dari keluarga wijaya, bukan?" tebak Fahmeeda tanpa basa-basi.

Steward menarik satu alisnya ke atas. Sikapnya yang tenang membuat Fahmeeda mencebikkan bibirnya. Namun dia sendiri tak ingin mengeluarkan suara. Steward sendiri cukup kaget dengan reaksi gadis yang dijodohkan dengannya.

"Benar. Boleh saya duduk?" Steward meminta izin kepada Fahmeeda untuk duduk di kursi tepat di depan gadis itu.

Fahmeeda mengangguk. Lalu mengangkat tangan memanggil pelayan. Steward tak banyak bicara, pria itu memilih mendudukkan bokongnya di kursi.

"Satu gelas wine! Hai, Pria. Kau pesan apa?" tanya Fahmeeda kepada Steward.

Pria itu terdiam. Gadis di depannya itu cukup berani. Selain tidak punya etika untuk bertanya baik-baik, dia bahkan memanggil dirinya pria secara terang-terangan. Padahal sangat jelas dirinya seorang pria. Steward sedikit risih Fahmeeda bahkan memanggilnya hei.

"Kopi hitam," jawab steward.

"Satu kopi hitam. Ingat, kopi hitam ya. Bukan kopi kenangan. Kalau kenangan, itu artinya masih teringat mantan." 

Setelah Fahmeeda mengatakan hal itu suasana berubah canggung. Sang pelayan melirik Steward yang justru menaikkan dua alisnya karena terkejut dengan kata-kata Fahmeeda. Bahkan pelayan dan Steward saling melirik canggung.

"Baik, silahkan ditunggu." Pelayan itu pun berlalu. Membuat Steward mematung.

"Memangnya ada kopi kenangan?" tanya Steward.

Fahmeeda tersenyum sok cantik. "Ya, ada. Saya pikir Anda akan memesan wine. Ternyata hanya kopi hitam. Padahal zaman sekarang ada banyak jenis wine yang sangat enak. Seperti anggur berjenis Taste Of Diamond. Memang berharga fantastis tapi itu termasuk dalam jajaran jenis anggur yang perlu dicicipi. Saya rasa, seorang pebisnis hebat seperti Anda pasti tidak akan keberatan untuk merogoh dua puluhan miliar untuk mencicipi anggur termahal di dunia itu kan?"

Fahmeeda menaikkan kedua alisnya. Rencananya berhasil. Ia akan membuat dirinya terlihat mata duitan di depan Steward. Alias menjatuhkan diri agar pria itu mundur. Jika pria itu yang membatalkan perjodohan, tentu saja bukan salah Meeda jika perjodohan ini gagal dan gadis itu bisa kembali menjalani kehidupan yang normal. Kali ini rasanya Fahmeeda ingin bersalto ria ketika mendapati wajah Steward yang datar.

"Seharga dua puluh milyar? Bukankah uang itu bisa kita gunakan untuk menambah modal di perusahaan atau mendirikan bisnis baru? Menghabiskan puluhan milyar hanya untuk satu botol anggur, saya rasa bukan cara yang tepat untuk menghargai uang yang kita miliki. Ada banyak anak-anak terlantar yang hidup digaris kemiskinan. Sangat memalukan jika hanya untuk sebotol anggur saya harus mengorbankan milyaran rupiah. Sedangkan usaha yang kita lakukan untuk mendapatkan uang itu, sangat tidak mudah. Bukankah hal itu sangat tidak sebanding? Menyedihkan bagi para pecinta minuman anggur yang mau membuang uang milyaran rupiah." Steward menarik sudut bibirnya. Sedangkan reaksi Fahmeeda hanya melongo kehabisan kata-kata.

"Apa rencanaku gagal? Kenapa dia masih tenang-tenang saja? Tidak ilfil dengan kata-kataku? Argh! Kenapa wajahnya sangat tidak ada ekspresi apapun?" batin Fahmeeda.

Bab 3. Tidak Terduga

"Tapi, bukankah bersenang-senang itu perlu?" desak Fahmeeda.

Steward menganggukkan kepala. Namun ada sesuatu yang menarik bagi Steward. Fahmeeda, seolah ingin menunjukkan keburukannya di hadapannya.

"Memang. Hanya saja, terlalu berlebihan. Bagaimana dengan Anda? Bagaimana cara Anda mengapresiasi diri Anda sendiri?" Kali ini Steward melemparkan tanya untuk Fahmeeda.

"Aku? Tentu saja akan pergi bersenang-senang dengan teman-teman. Pria atau wanita, kami akan pergi ke mana saja. Karaoke, berbelanja, yah bersenang-senang itu perlu bukan?" Fahmeeda membeberkan semua kelakuannya.

Steward menajamkan tatapan mata. Membuat Fahmeeda meneguk ludah. Pria itu seperti tidak suka dengan kata-kata dari Fahmeeda.

"Dia marah? Ya ampun, kenapa aku jadi merinding? Tidak, aku tidak boleh kalah. Bukankah ini bagus? Jika Pria ini membatalkan perjodohan aku bisa bebas bermain. Ya, semakin dia tidak menyukaiku, aku akan semakin mudah mengakhiri perjodohan." Fahmeeda membatin puas.

"Kuliah?" Satu kata keluar dari bibir Steward.

Fahmeeda bungkam. Sibuk mencerna kata-kata Steward yang dinilai pelit berbicara. "Di Universitas Indonesia."

"Jurusan?"

"Ekonomi dan Bisnis." Fahmeeda mencebikkan bibirnya. "Kau sendiri? Di perusahaan mana?"

Steward tidak menjawab. Melainkan pria itu justru mengambil ponselnya dan mengetikkan namanya di google. Hingga muncullah banyak sekali tentangnya. Lalu Steward memberikan ponselnya ke Fahmeeda.

"What?" Gadis itu melongo.

Winata Steward Wijaya, sebagai presdir utama PT Anabatic Technologies Tbk, presdir utama dari Winata Abadi Tbk PT dan masih banyak lagi yang lainnya. Fahmeeda meneguk ludah. Terlalu banyak prestasi Steward yang tidak pernah ia ketahui. Pria sesempurna itu, menjadi calon suaminya?

"Ha? Ini gila! Dia bukan pria sembarangan! IT terbaik yang ada di kota ini! Oh, Ya Tuhan. Apa salah dan dosaku? Kenapa aku terhimpit masalah yang serius? Dan aku dengan percaya dirinya menantang seorang pria yang memiliki kekuasaan penuh dan pemilik dua perusahaan terbesar di Indonesia? Itu belum termasuk perusahaan cabang yang sedang berkembang. Pantas papa memintaku jangan sampai membuat kesalahan, jika tidak maka kerjasama mereka selesai." Fahmeeda membatin seraya tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

Satu sudut bibir Steward tertarik. Lumayan lucu melihat ekspresi gadis di depannya. Sebenarnya, Steward sedikit tertarik dengan gadis di depannya. Sayang, pria itu tidak memiliki pemahaman apapun tentang pendekatan dan cinta. Jadi, hanya bisa berekspresi datar dan biasa. Fahmeeda mengembalikan ponsel Steward.

"Em, boleh bertanya berapa usiamu?" Nada suara dan gaya berbicara Fahmeeda otomatis berubah.

"Dua puluh lima tahun." Steward memasukkan ponselnya ke saku jasnya.

"Oh, selisih lima tahun. Em, tentang perjodohan ini…" Fahmeeda tak bisa melanjutkan kata-katanya. Terlalu takut pencabutan kerjasama antara orang tuanya serta pria di depannya itu.

"Kau keberatan, Nona?"

"Keberatan! Oh, eh. Anu, bu-bukan seperti itu. Maksudnya, justru sepertinya Anda yang keberatan. Aku … Aku hanya mahasiswi biasa saja. Sedangkan Anda seorang pria yang memiliki prestasi banyak. Sepertinya kita terlalu njomplang," papar Fahmeeda.

Steward tersenyum. "Aku tidak keberatan. Setelah ini, biar kedua orangtua saja yang memilih tanggal. Kau tidak keberatan jika kita menikah langsung bukan?"

"Wha-what? Me-menikah langsung?" Kedua mata Fahmeeda melebar. Jantungnya sudah tak bisa dinetralkan. Napas Fahmeeda bahkan tersengal lantaran terkejut dengan penuturan Steward.

"Benar. Maksudku, tanpa bertunangan. Aku tidak suka berbasa-basi," jelas Steward.

Mulut Fahmeeda membentuk huruf O. Jika lalat terbang, kemungkinan bisa masuk ke dalam mulut gadis itu.

"Aku pikir, aku tidak memiliki jalan untuk kembali," kata Fahmeeda dalam hati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!