NovelToon NovelToon

Si Gendut Itu Aku !

Kehabisan ide

"Aaaakkkhh.."teriak Airin frustasi sambil *******-***** kertas yang sudah kesekian kalinya dia buang asal.

"Ayo dong Rin mikiiir," ucapnya lagi sambil mengetuk-ngetuk kepalanya.

"Aku gak boleh kalah dari Stela ! Stela itu ibarat plankton yang harus aku singkirkan."

Kemudian dia mengambil hpnya dari dalam tas dan menelfon seseorang.

"Hallo pak polisi !" ucap suara di seberang telfon dengan keadaan setengah sadar.

"Duh ini anak lagi-lagi mimpi pak polisi." Gerutu Airin.

"Saya bukan pak polisi, saya mayat dari kamar mayat di rumah sakit, kembalikan mata sayaaa! " ucap Airin dengan suara pelan dan serak yang dia buat-buat, kemudian tertawa lebar.

Gadis di seberang telfon melotot seketika sadar dari setengah tidurnya. Kemudian melihat layar hpnya dengan jelas.

Sumpah serapah dia lemparkan pada Airin, sementara Airin terus tertawa

"Ngapain sih lo Riin ? Ini itu masih jam 2 dini hari. Gak ada kerjaan lain apa ? Sholat tahajud sana biar di jauhkan dari setan jahil." Ucap Bella sobat karib Airin.

"Gue pusing nih, gue kehabisan ide cerita. Tolongin dong !"

"Haduuh Airiin, sumpah serasa ingin gue jitak lo. Gue mana tau dunia tulis menulis. Itu bukan bidang gue. Kalau elo tanya tentang gimana naklukin hati Farel. Baru gue bantu."

"Hallah naklukin apanya. Semua rencana yang elo kasih ke gue buat dapat perhatian dari Farel gaatooot alias gagal total, yang ada gue malu." Semprot Airin.

"Elo ingatkan ? jangan pura2 lupa lo" tanya Airin mengingatkan sahabatnya Bella dengan kejadian beberapa hari yang lalu.

Saat itu Airin meminta bantuan Bella untuk bisa mendapatkan perhatian dari Farel. Sang ketua Osis yang penggemarnya tidak kalah banyaknya dari opa lee min hoo.

Mulai dari pura-pura saling tabrak saat jalan. Entah karna saking groginya atau semangatnya, yang ditabrak bukan Farel malah Pak Ribut guru olahraga yang terkenal ganasnya ruaarrr biasa. Alhasil Airin harus membersihkan WC guru.

Kemudian berlanjut, ketika ada kegiatan berenang. Airin pura-pura tenggelam, berharap si ketua osis menolong, ternyata yang menolong adalah pak Ribut. Seketika Airin cepat tersadar sebelum Pak Ribut memberikan nafas buatan.

"Kenapa harus pak Ribuuuuuttt !" Teriak Airin histeris dalam hatinya.

Ketika acara kemah, Airin berpura-pura hilang. Dengan harapan ketika Farel menemukannya, dia berpura-pura kalau kakinya terkilir.

Semua orang panik dengan hilangnya Airin, merekapun menyebar mencari Airin termasuk Farel.

Tapi, yang Airin lihat ketika siapa yang menemukannya adalah pak Ribut. Lagi-lagi pak Ribut.

Sepertinya laki-laki di dunia ini hanya pak Ribut !

Seketika itu juga Airin seperti menemukan jalan pulang.

Di seberang telfon Bella tertawa lebar mengingat semua kejadian yang di alami Airin dari ide-ide gilanya.

"Sudah puas ketawanya ?" Tanya Airin kesal.

" Hahaha, haduh Rin sumpah gue kalau ingat itu semua sakit perut gue" ucap Bella yang terus tertawa.

"Yah sudah sekarang bantuin gue, elo harus bantuin gue dapetin ide untuk nulis cerita selanjutnya." Kata Airin.

"Gue gak boleh kalah dari Stela, jatuh nama baik gue seinternational." Ucap Airin berapi-api.

"Iya iya gue bantuin, tapi besok ya. jangan sekarang. Gue ngantuk banget. Gara-gara elo gue batal nikah sama pak polisi. Padahal tadikan pak polisinya udah mau ucapin ijab qobul doang." Gerutu Bella.

"Yaellaah polisi yang mau nilang kita kemaren ?"

"Yuupp ! Besok gue mau terobos lampu merah lagi. Biar gue bisa di tilang, tilang cintaa hahahaha" kata Bella sambil teetawa lebar

"Terserah elo, yang jelas gue nggak ikut-ikutan di tilang. Ya sudah kalo begitu, sampai ketemu di sekolah" kata Airin mengakhiri sambungan telfonnya dengan Bella.

Airin kembali konsen memikirkan kata-kata yang akan dia tulis, sambil memejamkan mata, mulut komat kamit, keringat mulai bercucuran. Dia terus berpikir, semakin lama matanya makin terpejam dan, "Aaaakkkkkhhh !!!" teriak Airin sekencang-kencangnya.

Seketika itu juga sepasang sendal melayang ke wajah Airin.

"Aduuh !" Airin meringis dan menoleh. Sesosok perempuan dengan baju tidurnya dan rambut acak-acakan berdiri diambang pintu kamar Airin.

Mata melotot menatap tajam ke arah gadis di depannya yang sedang kesakitan akibat lemparan sandal cantiknya.

"Berisiiikk ! Sudah tau tengah malam begini, kenapa teriak - teriak ?" tanya bu Ros, mama Airin.

"Hehehe, maaf ma. Airin pikir tadi teriakan Airin gak sampe menembus gendang telinga mama hehehe " ucap Airin sambil cengengesan dan segera berlari kemudian meletakkan kembali sandal di kaki mamanya.

"Awas ya, sekali lagi kamu teriak, wajan hitam di dapur menempel di wajah kamu ini sekalian hitam kayak belakang wajan." Tegas bu Ros pada putri.

"Aasiaap hehehe " ujar Airin kemudian membalikkan badan mamanya dan langsung menutup pintu kamarnya.

"Gue pikir tadi gue teriak dalam hati heheh " gumam Airin sambil cengengesan garuk-garuk kepala.

Pukul 06.30 pagi Airin masih berada di balik selimut.

"Aaaiiiriiiin !!!" teriak bu Ros menggelegar di seluruh ruangan.

Airin langsung terbangun kaget , dengan rambut yang berantakan. Dia melihat jam di dinding kamarnya.

"Alamaaakk aku terlambat" Airin menepuk jidatnya dan segera berlari menyambar handuk masuk ke dalam kamar mandi.

10 menit kemudian dia sudah rapi dengan pakaian putih abu-abunya.

Dia keluar kamar menuju meja makan, dan langsung mencomot roti yang sudah disiapkan oleh bu Ros.

"Makanya kalau malam itu jangan begadang Rin, jadinya bangun telatkan. Emang apa sih yang kamu bikin sampe tengah malam begitu ?" tanya bu Ros pada putri semata wayangnya.

"hah ya Tuhan jangan-jangan kamuuuu ???" tanya bu Ros dengan ekspresi kaget dan menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya menatap mata Airin penuh selidik.

"Apaan sih ma ? Emang Airin kenapa ?"

"Kamu lagi jaga lilin ya ? Lilin siapa ? Hayoo lilin siapa ?" tanya bu Ros menatap mata putrinya dengan curiga yang di buat-buat.

Melihat wajah putrinya bingung bu Ros tertawa lebar.

Airin semakin kesal melihat mama mempermainkannya.

"Iissshh, mama ini pagi-pagi sudah buat kesel. Sudah akh Airin pergi dulu"ucap Airin dan segera berlalu.

Di dalam angkot Airin masih terus berpikir ide cerita yang akan dia tulis selanjutnya. Namun, ide itu tidak muncul-muncul.

"Duuhh, kira-kira setelah Clarissa di kerjai Nadia, bagaimana cara dia membalasnya?" bathin Airin sambil memejamkan matanya terus berpikir.

Tetapi bukan ide yang muncul, justru bayangan Stela yang dinyatakan sebagai juara lomba nulis novel remaja SMA. Kemudian Farel datang membawakan sebuket bunga dan menunduk dihadapan Stela berkata "Stela maukah kau jadi pacarku ?"

Semua orang bersorak "terima ! terimaaa !"

Sementara Airin yang berada di barisan penonton menutup mata dan telinganya.

"Tidaaaaaaaakkkkk !!!" teriak Airin tanpa sadar di dalam angkot.

Semua penumpang menatap kaget dan heran kepada Airin.

"Neng masih pagi, jangan kesurupan dulu." Gerutu seorang Bapak yang duduk di depan Airin.

Airin membuka matanya kemudian sadar kalau tadi hanya hayalannya.

Diapun nyengir kuda sambil minta maaf ke semua penumpang.

"hehehe, maap ya bapak ibu. Gak sengaja hehehe ."

"Huuuuuu." Teriak para penumpang bak paduan suara.

Sampai di sekolah Airin bernafas lega karna pintu gerbang belum tertutup.

Dia berjalan melewati koridor sekolah dengan terburu-buru sehingga dia tidak mendengar seseorang berteriak.

"Aawaas, Aaiiriin !"

Buuggh !!!

Sebuah bola basket mendarat tepat di kepala Airin.

Airin oleng hampir terjatuh, namun dia melihat samar-samar Farel datang berlari ke arahnya. Diapun segera menjatuhkan dirinya agar Farel bisa menggendongnya ke ruang UKS.

Bbrruuk !

Tubuh Airin seketika di tangkap oleh tangan kekar seseorang. Airin membuka mata terlihat jelas wajah pak Ribut yang sedang menopang badannya.

Seketika Airin pingsan beneran bestiee.

Hadeww, Airin Airin.

Si gendut itu aku !

Setelah sadar, Airin seketika terbangun. Dia merasakan kepalanya sakit.

"Akhirnya elo sadar juga. Gue kira elo sudah terus tadi. Gue udah mau pesan buket bunga belasungkawa heheh" ledek Bella sambil tertawa.

"Iih sembarangan lo. Tuhan sudah menggariskan takdir gue. Kalau gue akan mati dalam dekapan Farel "kata Airin tersenyum sambil memeluk dirinya sendiri.

"Halllaah paling-paling dalam dekapan Pak Ribut lagi hahahah" balas Bella dengan tertawa.

"Iiihh amit-amiit" ucap Airin sambil mengetuk-ngetuk kepalanya.

"Jangan mulai merusak mood gue deh bel." Gerutu Airin.

"Ya udah, elo udah enakkan kan ? kita kembali ke kelas yuk !"Ajak Bella.

Airinpun turun dari tempat tidur. Tiba-tiba Farel masuk membawa sebotol minuman.

" Hai Rin kamu udah gak apa2?" Tanya Farel dengan senyum manisnya. Membuat gadis manis di depannya seketika beku.

Bella yang merasa temannya sudah berubah menjadi batu langsung menyenggol lengannya. Seketika Airin tersadar dari hipnotis senyum manis Farel.

"Akh iya, kenapa Rel ?" tanya Airin lupa dengan apa yang di ucapkan Farel tadi.

"Kamu gimana udah gak apa-apa?" Tanya Farel sekali lagi.

"Oh iya sudah gak apa-apa. Seperti yang kamu liat aku udah enakkan" jawab Airin dengan tersenyum semanis mungkin.

"Maaf ya, itu tadi aku yang lempar bola. Aku benaran gak sengaja tadi" kata Farel dengan wajah menyesal.

'Hari ini kamu lempar aku dengan bola, besok lempar aku dengan cinta ya.' Bathin Airin.

"Oh iya gak apa-apa, namanya juga musibah Rel."

" Mmm...makasih ya. Ternyata kamu tidak hanya cantik, tapi juga baik. Oh iya ini minuman untuk kamu !" Farel memberikan sebotol minuman dingin ke arah Airin.

Akan tetapi dia tidak menyadari kata-katanya barusan telah membuat gadis manis di depannya ini, membeku dengan jantung yang sebentar lagi akan melompat karena bahagia mendengar pujian gombal dari Farel.

Bella yang mengerti dengan keterpakuan Airin segera mengambil botol minuman yang di sodorkan pada Airin.

"Makasih yah Rel " ucap Bella langsung mengambil botol minuman dari tangan Farel.

"Bell, Airin kenapa kok diam ?"tanya Farel bingung melihat diam Airin.

"Oh gak apa-apa dia biasa begini kok kalau belum minum obat. Ya udah kamu balik aja lagi ke kelas."

"Ya udah aku balik ke kelas dulu ya."

Sepeninggalnya Farel, Bella langsung mencubit lengan Airin.

"Aaawww ! " Airin menjerit kesakitan memegang bekas cubitan temannya.

"Sakit ? Aaakkhhhh itu artinya gue gak mimpi, Farel bilang gue cantiiikkkk gaaeess hahahah" sorak Airin dengan tertawa bahagia sambil menari hula-hula.

"Airiin ! kamu belum kembali juga ke kelas ? Cepat kembali atau kamu saya hukum lagi !" ucap pak Ribut yang tiba-tiba sudah muncul di depan pintu dengan berkacak pinggang.

"Eehh iya..iya pak ini juga mau kembali ke kelas" kata Airin yang langsung ngacir dengan Bella.

Ketika jam istirahat, Airin dan Bella lagi menyantap mie goreng kesukaan mereka di kantin.

Tiba-tiba Stela dan 2 orang temannya datang memukul meja di depan Airin.

"Hei Airin, gue kasih tau sama elo jangan suka kegatelan sama cowo" hardik Stela dengan mata melotot.

"Kegatelan gimana maksudnya ? Disinikan yang kegatelan itu elo. Elo yang suka ngejar cowo-cowo tajir disini. Cari perhatian sana sini, tapi sayang gak dianggap sama sekali." Airin membalas dengan sadis.

"Sialan lo, asal lo tau ya orang tua Farel dan gue itu teman akrab, dan kita sudah dijodohkan. Jadi elo gak usah sok -sok cari perhatian dia."

"Kasian banget si Farel di jodohkan dengan ulat bulu kayak lo hahahah" ledek Airin dengan tertawa yang dia buat - buat, bikin Stela tambah panas.

Stela tidak terima dihina seperti ini, dia menyiram muka Airin yang lagi tertawa dengan air jeruk yang ada di meja.

Airin Kaget, sementara Stela dan kedua temannya tertawa.

Airin mengambil semangkok es campur dan menuangkannya ke kepala Stela.

Stela merasakan sensasi dingin dikepalanya. Dia tidak terima kemudian dia menarik rambut panjang Airin, Airipun menarik rambut Stela.

Mereka berdua menempelkan ujung kepala mereka kemudian mereka saling tarik menarik rambut, bagaikan sebuah magnet ion negatif dan ion positif. Sementara semua siswa yang ada di kantin bersorak memberi semangat.

"Ayo !!! Ayoo!!!"

Bella mencoba menengahi ke duanya. Tetapi dirinya malah jatuh ke lantai, terdorong oleh bokong Stela.

"Berhentiiiiiiiii !!!" Seketika semua diam dan menoleh ke arah suara. Pak Samsul Kepala Sekolah sudah berdiri di hadapan mereka.

Alhasil siang ini sebelum pulang Stela dan Airin disuruh menyapu seluruh ruangan kelas . Airin ruangan kelas 2 sedang Stella menyapu ruangan kelas 1.

Pukul 15.00 mereka berdua selesai, membersihkan kelas.

Stela dan Airin bertemu kembali di pintu gerbang. Saling menatap dengan tatapan sinis seorang musuh.

" Dengar ya, siapapun yang menang di lomba menulis novel nanti, berarti dia yang berhak mengejar cinta Farel !" Ucap Stela tegas.

"Oke, dan aku yakin itu aku. Kamu sebaiknya menyiapkan hati untuk ikhlas." kata Airin dengan penuh percaya diri.

"Hahaha, kau itu penulis amatiran, sedang aku sudah beberapa kali memenangkan lomba menulis. Jadi kau yang harus mempersiapkan diri. Mengerti ?" kata Stella tak kalah percaya diri.

Mereka berduapun keluar pintu gerbang kemudian berjalan ke arah jalan pulang masing-masing.

Sampai di rumah Airin membanting tubuhnya di atas kasur.

"Duuhhh gimana ini ? kalau aku belum mendapatkan ide cerita itu, aku harus rela melepaskan Farel. Tidaaaakkk !!!"

Airin bangkit, kemudian dia kembali membaca tulisannya. Saat mau meneruskan dia mengalami kebingungan yang dahsyat lagi.

"Oh Tuhan tolonglah aku !" pinta Airin sambil mengangkat kedua tangannya.

Dia mondar mandir di dalam kamar sambil terus berpikir untuk melanjutkan cerita selanjutnya. Tapi yang ada hanya Farel yang menguasai pikirannya.

"Haadeeww tuh anak, gak capek apa mondar mandir dipikiran gue?"

Airin kemudian melihat dirinya ke cermin. Berbicara sendiri dengan pantulan dirinya.

"Ayo Airin konsentrasi ! Lenyapkan Farel dari pikiran kamu ! Bayangkan kalau kamu adalah Clarisa gadis yang ada di novelmu. Kamu pasti tau apa yang harus kamu lakukan" ucap Airin sambil terus menatap intens ke dalam dirinya melalui pantulan cermin.

Tiba-tiba sebuah sinar yang menyilaukan keluar dari cermin dan menarik tubuh Airin masuk ke dalamnya.

"Aaaaaaakkkkhhh !!!" teriak Airin yang tubuhnya terus berputar-putar.

Kemudian dirinya jatuh ke tempat tidur yang empuk.

Buugh !

"Aww..aduuhh kepalaku pusing bangeet" Airin merintih dan berusaha bangun.

Dia melihat sekeliling kamar tempat dia berada sekarang.

"Ini dimana ?" Airin terus memperhatikan sekitarnya.

Saat berjalan dia merasakan tubuhnya sangat berat.

"Aaakkhh tidak ! tidaak! kenapa dengan badanku, kenapa pada bengkak begini ?"

Airin berlari ke cermin, betapa kagetnya dia melihat wajah dan tubuhnya berubah.

"Tidaaakkkk !!!" dia berteriak sambil menutup telinganya dengan kedua tangannya.

Tiba-tiba pintu terbuka

Braaakk !

"Hentikan teriakanmu Clarisa, cepat ganti baju dan turun makan !" perintah seorang wanita dengan dandanan sosialita di depannya.

Airin terpaku, dia terdiam. Mulai mencerna perkataan wanita tadi.

"Clarisa ? jadi wanita gendut yang ada di novel yang ku tulis itu aku !"

Bruuukkk !

Seketika Airin tak sadarkan diri.

Sementara wanita yang berdiri di depan pintu menggerutu.

"Butuh warga 1 kampung untuk mengangkatmu clar!"

Kemudian diapun keluar menutup pintu, membiarkan Airin tak sadarkan diri.

Merubah Trik

Terdengar sebuah suara membangunkan Airin

"Airin bangun, bangun Airin !"

Airin mengerjap-ngerjapkan matanya. Kemudian perlahan bangun sambil memegangi kepalanya.

"Duuh, pusing banget !"

"Airin !"

Terdengar sebuah suara memanggil namanya. Airin berdiri mencoba mencari-cari asal suara.

"Aku di sini, lihat ke cermin !" perintah sebuah suara.

Airin langsung melihat ke arah yang dimaksud.

Airin masih tidak percaya dengan pantulan cermin di depannya.

Seorang gadis bertubuh gemuk.

"Kok bisa badanku berubah mekar seperti ini ? Bagaikan adonan donat yang di diamkan setelah beberapa jam" ucap Airin sambil menangis.

"Bukannya kau sendiri yang menciptakan itu semua? Kau menulis seorang gadis dengan badan gemuk." ucap suara itu dari balik cermin.

"Tapi gak gendut amat kayak begini." Balas Airin dengan bibir monyongnya.

"Sudahlah sekarang tugasmu membuat badanmu kurus dan menamatkan cerita ini !

Sebelum kau berhasil menamatkan cerita ini, kau tidak akan bisa kembali ke dunia Airin. Kau akan berada di dunia Clarisa."Ucap suara itu dengan jelas dan membuat Airin melongo.

"Menamatkan ? Bagaimana mungkin ? Aku belum bisa mendapatkan lanjutan ceritanya."

"Dengan menjalani kehidupan Clarisa sebenarnya kau akan mengetahui kelanjutannya. Selamat menemukan jalan keluar adonan donat hahahaha !" Ledek suara kemudian menghilang.

"Iiihh sembarangan ngatain gue adonan donat" ucap Airin kesal dan melemparkan bantal ke cermin.

Tiba-tiba Airin ingat dia sudah di tunggu di bawah untuk makan. Airin segera membuka lemari dan mengganti pakaian.

"Ya ampuuuun ! Bajunya pada besar-besar semua. Ini mah adonan donat kelebihan ragi. Hadewww" Airin mengomel sendiri, sambil memakai baju.

Selesai mengganti baju, Airin turun ke bawah dan bergabung dengan orang-orang yang sudah menunggu dia di meja makan.

"Lama amat sih, ngapain aja ?" Tanya seorang gadis seumur dengannya, namun tidak dengan tubuhnya. Tubuh gadis di depannya terlihat langsing.

"Ah sudahlah, sebaiknya kita makan." Ucap seorang laki-laki yang seumuran Pak Samsul kepala sekolah Airin.

"Clarisa, bibi sudah memasakkan makanan kesukaan kamu. Makanlah dan habiskan!" ujar wanita yang masuk ke kamar tadi, sambil menyendokkan makanan ke piring Clarisa.

Sementar Airin terus mengingat-ingat peran ke tiga orang ini di dalam novelnya.

Seketika dia ingat, ini adalah bibi Herni dan suaminya paman Adam. Sedang gadis jutek ini adalah anak mereka bernama Nadia.

Mereka tidak menyukai Clarisa, mereka selalu memberi makan lebih untuk Clar agar dia terlihat gemuk dan nafas dia saat bernyanyi menjadi pendek. Sehingga nantinya dia tidak akan bisa bernyanyi dengan baik.

"Makasih bi ! tapi maaf aku kenyang, mmm...aku minta apel ini aja yah !" tolak Claris dengan halus kemudian mengambil apel di meja.

"Nanti kamu sakit Claris, bibi gak punya uang untuk bawa kamu ke rumah sakit." Bibi Herni berucap sambil menatap tajam ke arah Clarisa.

'Akh harusnya gak gue tolak, di episode inikan gue bawa makanan ke kamar.' Bathin Clarisa.

"Hehehe, aku bercanda bi. Mana mungkin menolak makanan enak seperti ini. Tapi bolehkah aku memakannya di kamar ? Banyak yang harus aku kerjakan." Pinta Clarisa.

"Oh tentu saja boleh " jawab bibi Herni kemudian mengambilkan makanan ke piring clarisa.

Clarisa membawa piring yang terisi penuh oleh makanan.

"Clarisa ini jangan lupa cemilan nya !" ucap bibi Herni sambil menyerahkan sekantong cemilan kepada Claris.

"Jangan lupa dihabiskan ya sayang, biar kamu sehat !"

"Baik bi, terimakasih!" ucap Clarisa dan masuk ke kamarnya.

Sesampainya di kamar. Airin mencoba mengingat-ingat dimana kantongan yang dia letakkan untuk membuang makanan itu.

Airin mengambil kantong kresek hitam dari bawah tempat tidurnya. Dia kemudian membuang semua makanan itu ke dalamnya.

Sedangkan cemilan itu dia simpan dan bagikan untuk anak-anak TK yang dia jumpai di jalan ketika pergi sekolah.

"Besok gue sekolah dan ? Oh ya ampuuun !" Airin menutup mulutnya dengan tangannya.

"Besok kan disekolah hari dimana Clarisa di kerjain sama Nadia, dan gue belum tau harus membalasnya bagaimana ?"

Airin mondar mandir, terus berpikir besok apa yang harus dia lakukan?

"Ah !" Airin tersenyum senang, sepertinya dia sudah tahu apa yang harus dia lakukan.

"Kalau Clarisa gak bisa membalasnya, setidaknya Clarisa harus menghindar, jangan sampe dia dikerjain " ucap Airin tertawa puas.

Tok tok tok !!!

Pintu kamar Airin tiba-tiba di ketuk, Airin membuka pintu dan ternyata bibi Herni.

"Clarisa bagaimana kamu sudah selesai makan ?" Tanya bibi Herni

"Oh iya bi sudah, makanannya enak sekali. Bi Herni memang terbaik." Puji Airin.

"Terimakasih Claris, oh iya bibi mau tanya, apa kau tetap ingin ikut school idol di sekolah ?" Tanya bibi Herni.

Nampak Airin berpikir dengan pertanyaan bi Herni.

'School idol ?' Tanya Airin dalam hati.

Tiba-tiba dia ingat sekarang. Kalau di sekolah sedang di adakan lomba bakat dalam bidang nyanyi. Nadia sepupu Clarisa yang satu sekolah dengannya adalah saingan terberatnya.

"oh itu bi, aku akan tetap ikut lomba school idol." Ucap Airin mantap.

"Kamu yakin bisa mengalahkan Nadia ? Kamu tau semakin hari suara Nadia semakin bagus." kata bibi Herni yang mencoba membuat gadis gendut di depannya down.

"Aku akan berusaha bi, aku akan terus latihan, meskipun saat ini suaraku belum sebagus Nadia." Ucap Clarisa merendah.

"Semoga kamu berhasil !" ucap bi Herni tersenyum miring.

"Makasih bi " ucap Airin dan memberikan piring kosong bekas makannya ke bibi Herni.

Malam ini, sebelum tidur Airin ingin menggosok gigi. Ia beranjak ke kamar mandi.

Ketika dia mengambil odol, di lihatnya odol sudah kempes.

Dia berusaha memencetnya tetapi odolnya tetap tak keluar.

"Huft ! pasti ke tiga orang itu, kalau sikat gigi odolnya dimakan juga. Odol sebesar ini baru juga seminggu yang lalu di beli sudah habis" Gerutu Airin.

Dia kembali ke kamar mengambil stok odolnya. Kemudian dia berpikir ingin beri pelajaran pada tiga orang reseh di rumah ini.

Dia mengambil cacing-cacing karet mainannya.

kemudian membawanya ke kamar mandi. Setelah selesai sikat gigi, dia memasukkan cacing-cacing karet itu ke dalam odol.

Setelah itu Airin meletakkan kembali odol ke tempatnya.

Ketika Airin keluar, tepat sekali bibi Herni masuk ke kamar mandi untuk sikat gigi.

Tidak berapa lama Airin mendengar suara teriakan bibi Herni.

"Aaaakkkkhhh !!!"

Airin tertawa puas dalam kamar, dia mengunci pintu kamarnya dan memasang headset dikedua telinganya mendengar suara indah dari penyanyi favoritenya.

Sementara diluar kamarnya bibi Herni mengetuk-ngetuk pintu kamar Airin.

"Clarisaaa !!! keluar kamu, kurangajar sudah ngerjai orang tua ! Awas kamu ya !"

Esok harinya Clarisa bersiap akan ke sekolah.

Dia melihat dirinya di depan cermin.

"ckckck !" ucap Airin sambil menggeleng-geleng kepalanya.

"Gak nyangka gue bisa buat cerita gadis sebegini besarnya. Jalan terasa berat semua !" ucapnya.

Airinpun keluar kamar dan berjalan melewati 3 anggota keluarga yang tidak menyukainya.

Dia memilih berjalan kaki ke sekolah agar bisa berolahraga. Jarak rumah dan sekolahnya hanya berjarak 15 menit.

Hari ini audisi school idol akan di mulai. Airin ingat dia akan dikerjai saat tampil nanti. Jadi, dia harus bersiap agar dia tidak masuk perangkap.

"Clarisaaa !" panggil seseorang.

Airin terus berjalan, sampai dua panggilan dia tidak menoleh.

"Ah lupa gue, itu gue yang dipanggil Clarisa" ucap Airin sambil menepuk jidatnya.

Saat Airin menoleh, dia melongo tidak percaya melihat siapa yang memanggilnya.

'Itukah Ardan ? sahabat Clarisa yang selalu membantunya.' Bathin Clarisa.

Tiba-tiba pemuda tampan itu sudah berdiri di depannya.

"Pagi nona manis ! kau sudah membuatku berteriak. Sekarang kau harus dihukum temani aku makan di kantin." Ucap laki-laki yang bernama Ardan itu.

Dia menggandeng tangan Airin, sedang Airin masih melongo tidak menyangka tokoh Ardan yang dia gambarkan seganteng ini.

Alamaak haruskah ku pingsan lagi dengan badan segede ini ?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!