Farrel Pratama menggerutu dalam hati, bagaimana tidak beberapa saat yang lalu dia baru selesai mengikuti meeting direksi. Sang Ayah mengumumkan berita buruk baginya, namun ini pasti akan terdengar sebagai berita bagus di telinga sang Ibu. Dia yakin ini adalah rencana Ayah dan Ibu membuatnya tak berkutik.
Setelah sama sama keluar dari ruang meeting tadi dia mengikuti langkah Bapak Pratama Nugraha pemilik PT Pratama memasuki ruangannya.
"Kamu harus menikah tahun ini juga, jika tidak ayah akan mencoret namamu dari daftar pemegang saham perusahaan ini. Ingat kamu pun tak kan dapat sepeserpun harta dari Ayah, semua akan ayah serahkan pada adikmu."
Jderrrrr!!!!!!
Gilaaaaa!!!!!!!
Hororrrrrrrrr!!!!!!!
Pacar saja dia tak punya saat ini bagaimana mau menikah. Ayah nya benar benar pilih kasih. Enak saja adiknya yang baru bergabung dengan perusahaan 4 tahun akan mendapatkan banyak warisan, sedangkan dia yang sudah membantu membangun perusahaan selama 7 tahun ini tak mendapatkan apapun.
Memang orangtua nya sudah memintanya menikah dari beberapa tahun yang lalu karena usianya kini akan memasuki angka 29 tahun. Cukup matang membina rumah tangga. Namun kegagalan percintaannya beberapa tahun silam karena sang kekasih yang dipacari selama 3 tahun berselingkuh membuatnya trauma dan enggan untuk membina hubungan lagi dengan makhluk PMS alias wanita.
"Ayah ga bisa gitu dong." mendebat kata kata sang ayah.
"Eits...bisa dong. Ayah yang mendirikan dan membangun perusahaan ini terus maju seperti sekarang."
"Ya tapi ga gitu jugalah....Ayah harus adil sama anak-anak ayah. Aku kan selama 7 tahun ini ikut membantu ayah juga mengurus perusahaan ini." elaknya lagi.
"Ga adil gimana sih. Ayah cuma minta kamu menikah Farrel agar kamu berhenti bermain main dengan para wanita yang tidak jelas itu. Keputusan ayah sudah bulat, kamu harus menikah tahun ini juga karna tahun depan bulan Maret adik kamu akan menikah "
"Please ayah." mohon Farrel.
"No please please Farrel. Apa perlu ayah jodohkan kamu dengan salah satu anak rekan bisnis kita?" tawar ayah.
"Ya kali zaman Siti Nurbaya di jodoh jodohin."
"Ya sudah jika tak mau, ayah tunggu kabar darimu secepatnya sampai akhir tahun ini jika tidak kamu tau kan apa resikonya." sarkas ayah.
"Ya ya ya Farrel tau, aku pergi dulu." Farrel keluar dan menuju ruangannya.
Terduduk lemas di kursi dengan dasi yang sudah tak karuan dia merasa frustasi.
Fix dia menyerah mendebat sang ayah percuma takkan menang. Mengadu ke ibu nya pun bukan solusi yang tepat, yang ada makin disudutkan bukan dibela. Mulai detik ini dia harus rajin shalat, mengaji, berdoa, serta tahajud agar Allah menurunkan bidadari tak bersayap yang cantik untuknya.
Menghela nafas dan melupakan sejenak hal yang membuat kepala nya mumet tujuh tanjakan tujuh turunan😁😁. Membuka roomchat di ponselnya.
Grup Gesrek (Farrel dan 3 sahabatnya bernama Juan, Daffa, dan Hendra)
Daffa : "Bro bro jadi kita nongkrong?"
Juan :"Jadilah nyet pake nanya lagi lu kaya cewe aja"
Daffa : "Calm bro, main gas aje nih. Ga dapet jatah ya kau dari bini😄😄😄."
Juan : "😡"
Farrel : "Jadilah, gue otw jam 4 dari kantor nih. Jangan ngaret ye jam 5 udh pada nyampe."
Hendra : "siap paduka raja 😂😂😂."
Juan : "Ok Rel."
Daffa : "Ok."
Sesuai yang tadi dijanjikan kepada teman temannya. Farrel on the way jam empat sore menuju apartemennya terlebih dahulu untuk mandi dan mengganti pakaiannya. Apartemennya berjarak sangat dekat dengan kantornya hanya sepuluh menit alasannya karena ia selalu bangun kesiangan.
Pukul 04.30 sore dia pergi dari apartemen menuju Cafe Trend milik Hendra salah satu dari anggota genk gesrek nya.
Kini Farrel and the genk sudah duduk berkumpul.
"Wiiih, kayanya ada yang bakal naik jabatan nih?" si pemilik Cafe menyapa Farrel terlebih dahulu.
"Naik jabatan dari Hongkong😩😩..boro boro, yang ada nama gue terancam di blacklist alias di coret alias di depak dari daftar pemegang saham kalau gue ga nikah sampai akhir tahun ini. Bisa jadi melarat mendadak gue kalau sampe kejadian." keluh Farrel.
Kompak semuanya menertawakan nasib Farrel.
hahahahahahhahahah😄😄😄😄😄
"Tega lu semua malah ngetawain gue, bantu cari solusi lah an*jing."
"Solusi ape?" jawab Daffa.
"Bantuin gue nyari bini lah!!!!" ucap Farrel langsung membuat ketiga sahabatnya melongo tak percaya.
"Gila lu nyari bini kaya mau nyari apaan aja, napa ga lu ambil aja tuh salah satu cewek yang bersedia melempar diri mereka ke atas ranjang lu." ucap Juan pria yang sudah menikah juga sebentar lagi akan menjadi seorang ayah dan yang pasti paling waras diantara mereka ber empat.
"Nah, bener tuh yang dibilang Juan..susah amat lu nyari nyari." seloroh Hendra.
"Temen ****** lu semua, ya kali gue jadiin salah satu dari mereka istri. Ga gila gue. Gue tuh pengen cari bini yang berkualitas and masih ori."
"Belagu lu kalau ngomong. Lu tau kagak kalau jodoh itu cerminan diri lu. Lagian kaya lu sendirinya masih perjaka aja." ucap Daffa.
"Eits noh si Juan dapetin perawan tingting, padahal kelakuannya sama aja kayak gue." elak Farrel dan langsung mendapat pelototan tajam dari Juan.
"Beda nasib bro, sebelum nikah gue dah insyaf duluan ye dan gue mesti berjuang selama 1 tahun buat yakinin bini gue kalau gue udah berubah."
"Eh iya gue baru inget!! Kemaren sepupu gue juga dateng ke rumah uring uring an gara gara disuruh nikah sama bokap nyokapnya." Ucap Daffa.
"Apalagi musim ya disuruh nikah, gue jadi takut juga ditagih nikah😂." timpal Hendra.
"Cewe apa cowo sepupu lu?" tanya Farrel.
"Cewe, namanya Safira dia usianya udah 25 tahun makanya disuruh nikah."
"Noh itu aja tuh kali jodoh Rel." ucap Juan.
"Sikat lah bro." timpal Hendra.
Sialan memang disaat seperti ini para sahabatnya itu masih saja meledek dirinya.
"Punya foto nya kagak?"
"Tunggu, kayanya sih ada." Daffa mengotak ngatik galeri ponselnya . "Nah, ketemu nih ada."
"Mana gue liat." ujar Hendra merebut ponsel Daffa.
"Woyyy... lu napa kepo banget gue yang nanya lu yang nyerempet...Inget cewe lu bambang." teriak Farrel.
"Wuiiih manis gini cantik, kalau gue jombli sih gue juga mau." kata Hendra.
"Mana mana elah gue liat." mengambil ponsel dari Hendra dan melihat foto Safira.
"Cute banget." kata Juan yang ternyata mengintip di belakang Farrel.
Sementara Farrel sendiri masih menatap foto yang ada di ponsel itu. Cantik dan manis kesan pertama yang dia lihat, sama seperti pendapat sahabatnya.
"Kenalin lah Daf." pinta Farrel.
"Nanti ya gue tanya dulu orangnya, mau kagak sama orang kayak lu secara riwayat pemakaian lu lecet😄😄😄." ledek Daffa.
Bugh "Sialan lu ya, kayak yang lu kagak aja."
"Elah gitu aja kesinggung lu kayak lagi PMS aja. Bukan gitu maksud gue, sepupu gue orangnya lurus ga neko neko bro." ujar Daffa.
"Daf, gue janji kalau sepupu lu mau nikah sama gue. Gue bakalan insyaf dan ga akan ngecewain dia."
"Masa?" tanya Daffa.
"Gue janji Daf. Juan aja bisa berubah kayak sekarang, masa gue ga bisa." tegas Farrel.
"Janji?" tatap Daffa dengan tajam.
"Janji gue." kata Farrel.
"Waw...waw..waw... Farrel mau tobat semoga ga hujan angin ya Rel." kekeh Hendra.
"Ok, ntar gue kabarin klo udah ketemu sama orangnya."
Farrel berharap semoga sepupu Daffa itu mah menikah dengannya. Apa yang ia katakan barusan kepada sahabatnya memang benar. Dia juga sebenarnya sudah off dari kegiatan minus akhlak itu sejak 4 bulan yang lalu.
Farrel berharap bisa menemukan wanita baik untuk pendampingnya serta masih ting ting 😁.
Malam semakin gelap, Farrel baru saja memasuki apartemennya pukul sebelas malam, ia langsung menuju tempat tidur tanpa berniat membersihkan dirinya dan berganti pakaian terlebih dahulu. Seharian ini pikiran, hati dan fisiknya lelah mencari jodoh😁, lebaaaay amat Rel🙈.
Mentari pagi masuk melalui celah celah gorden di kamar Farrel. Bangun dan segera mengambil ponselnya ia berharap ada kabar dari Daffa. Sahabatnya itu berjanji akan segera menghubunginya segera setelah berbicara pada Safira.
Namun hingga mentari terbit belum juga menghubungi dirinya.
"Shitt ****** tu anak kemana lagi ga ada ngabarin gue." gerutu nya sembari pergi ke kamar mandi.
Siang itu Daffa bertemu dengan sepupunya Safira, kemarin malam mereka berjanji bertemu di salah satu cafe dekat perusahaan Safira saat jam makan siang.
"Fir, gimana kabar lu?"
"Kabar gue baik bang, lu sendiri gimana?"
"Ya gue sehat."
"Ada apa lu bang tumben telepon gue malem malem ngajak ketemuan siang gini di hari kerja ga biasanya?"
"Heheheheh....Lu masih inget tempo lalu lu dateng ke apartemen gue marah marah gara gara disuruh kawin sama nyokap?"
"Iya kenapa?"
"Gue juga punya sahabat sama kayak lu dia juga ditagih kawin sama bokap nya."
"Terus hubungannya sama gue apa?" Lola ya alias loading lama doi🙊
"Elah mesti banget gue jelasin kayak bocil aja lu. Maksudnya gue nawarin lu mau kagak dijodohin sama sahabat gue?"
"Oh gituu."
"Iya, jadi gimana?"
"Temen lu gimana orangnya?? Gue kan ga kenal masa iya tiba tiba kawin."
"Dia ora."
"Tunggu tunggu Bang." potong Safira saat Daffa akan menjelaskan "Boleh deh kayaknya bang, gue sama dia ada di posisi yang sama. Kita bisa saling menguntungkan bukan." pikirnya cepat dia sudah bosan mendapatkan pertanyaan yang sama setiap hari dari ibunya membuat dia tidak fokus bekerja.
"Nih gue liatin orangnya." menyodorkan foto Farrel di layar ponselnya pada Safira.
"Ganteng, gimana orangnya?"
"Dia baik, care cuma minus akhlak aja." ucapnya sambil tertawa.
"Maksud lu, kelakuannya sebelas duabelas gitu sama lu?"
"Yoi."
"Gue ga mau deh kalau gitu, bisa kena penyakit kelamin gue ntar. amit amit dah."
"Jangan ng judge gitu lah, kita juga kalau nglakuin hal kayak gitu milih dulu ceweknya elah bukan yang murah murah di obral lagian aman selalu pake pengaman." ucap Daffa membela diri.
"Iya tapi gue ga mau bang bagi bagi badan suami."
"Dia janji sama gue kalau lu mau nikah sama doi, dia bakalan insyaf dan setia cuma sama lu."
"Janji doang ah namanya laki udah kenal dunia begituan susah."
"Gue berani jamin dia bakalan nepatin janjinya. Dia bukan orang yang suka nebar janji, dia begitu juga awalnya gara gara di khianatin mantan pacarnya tiga tahun lalu. Sama kayak lu yang tiba tiba di tinggalin mantan lu gara gara nghamilin cewe lain. Bedanya lu langsung nutup hati lu sama semua laki laki."
Ya Safira juga sama seperti Farrel terluka oleh kekasihnya dua tahun lalu, padahal mereka sudah merencanakan pernikahan. Masih jelas di ingatannya pada hari pertunangan mereka tiba tiba saat akan memasangkan cincin di jari Safira ada seorang wanita datang dan berteriak "Pertunangan ini harus dibatalkan, gue lagi hamil anaknya dia" membuat acara yang awalnya tenang menjadi tak terkendali dan berakhir gagal.
Setelah hari pertunangan itu batal disertai rasa malu membuat Safira trauma menjalin hubungan dengan laki laki dan menutup rapat hatinya. Namun dua tahun berlalu sang ibu merasa Safira harus segera membuka hatinya mengingat usianya yang sudah sangat matang oleh karena itu ibunya selalu menanyakan hal yang sama setiap hari, karena ingin melihat Safira bahagia seperti sebelumnya.
"Fir... Fir...." ucap Daffa melambai lambaikan tangan di depan muka Safira "Lu nglamunin apaan sih, jangan bilang lu masih mikirin laki laki bangs*t itu."
"Apaan sih bang, ngga lah buat apa ngga ada faedah nya." elak Safira.
"Jadi gimana lu mau kagak?"
"Gue mau ketemu dulu ma orangnya deh bang, bisa?"
"Ok, bentar gue telepon dulu orangnya."
"Gercep amat bos, ntar ajalah gampang."
"Tunggu dulu, sekarang gue telepon!!" ucap Daffa tak ingin dibantah.
*Tuuttt. . ...ttuuutt.....
Hanya dua kali nada dering langsung diangkat oleh sahabatnya membuat dia terkekeh
"hahhha ketauan lu, nunggu telepon dari gue ya?" ucap Daffa
"bangkeee....... gue nunggu lu dari semalem."
"wuiiiih merasa terhormat gue di tungguin bapak direktur."
"ga usah basa basi lah, gimana sepupu lu mau kagak sama gue??"
"sabar bro....hahahahahah.....sepupu gue mau ketemu dulu sama lu."
"Oke.. dimana ketemu???sekarang????"
"Mau kemana sih brooo pengen buru buru, bentar gue tanyain dulu sama sepupu gue." Safira langsung membisikkan untuk bertemu nanti sore pada Daffa karna sedari tadi telepon itu di loadspeaker.
"Lu lagi sama dia, gue mau ngomong dong."
"kagak mau doi, ntar aja katanya langsung ketemu." jawab Daffa melihat Safira menggelengkan kepalanya .
"Huffft... oke deh..jadi jam berapa ketemu and dimana!??"
"Jam lima sore di Cafe Purple, lu tau ga apa mau gue shareloc?"
"Hmmm tau tau gue, deket perusahaan fashion yang gede itu kan?"
"Iya itu.. yaudah ye."
"iye, thanks bro."
Safira dan Daffa pun meninggalkan cafe tersebut kembali ke kantor masing masing dan berjanji bertemu kembali nanti sore bertiga bersama Farrel.
Bagaimana kelanjutannya????
Apakah Safira mau menerima Farrel????
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!