Aku duduk didepan meja belajar, sudah setengah jam aku terdiam, dan yang ku lakukan hanyalah terus melamun dengan sepasang earphone yang menyumbat telinga, tersambung handphone ku berwarna silver.
Malam yang sangat gelap, hanya adanya cahaya bintang dan bulan yang bersinar di atas.
*Kamu dan segala kenangan
Menyatu dalam waktu yang berjalan
Dan aku kini sendirian
Menatap dirimu hanya bayangan*
Sedikit lagu yang ku dengar, mengalun pelan.
Mengiringi malam ku yang rasanya sangat gelap.
• • •
Sembari lagu mengalun, aku melihat buku hitam yang sedikit tebal yang tergeletak di atas meja belajar ku.
Sebuah buku kenangan, yang juga aku sebut sebagai diary. Buku dengan judul "Dear Al" yang ku tulis sendiri dengan spidol warna-warni.
Lucu...
Buku ku saat SMA yang ku tulis 1 tahun lalu, sehingga buku itu tampak sedikit berdebu, aku meniupnya agar debu yang menempel itu hilang.
Sebuah catatan kecil menarik tentang ku dengan seorang laki-laki dengan senyuman manis saat dia sedang bahagia, dan lirikan dingin saat dia sedang marah.
Aku tersenyum sendiri mengingatnya kembali.
Saat membuka halaman demi halaman nya, aku tertawa kecil. Tertawa karena mengingat dirinya, lelaki yang sangat misterius.
Lelaki yang selalu tersenyum meski dia mempunyai banyak kekurangan dalam hidupnya.
Ada banyak cerita tentang dirinya dengan ku semasa SMA. Kemudian mengenangnya, dan selalu ku buka setiap malam bersama bintang di langit.
Sekarang aku akan ceritakan siapa laki-laki itu yang aku maksut. Inilah kisah ku disaat kelas 2 SMA.
Story by @memeyrh
Jessie.
.
.
.
Aku menaruh kamera ponselku didepan kaca jendela rumah ku, ku taruh di situ agar aku bisa merekam wajahku, aku gak sendirian di sampingku ada Lala, teman dari aku bayi sampai sekarang.
Kata mamaku sih...
Aku menekan tombol Vidio di ponselku.
"Hai perkenalkan namaku Jessie Anastasia atau juga dipanggil Jessie atau juga Jeje atau juga Jes atau juga--"
"shuutt... jangan banyak-banyak"
"oke, gak banyak bacot langsung saja ya, jadi namaku Jessie anak dari mama Chelsea dan juga papa Varrel, oh ya kalian pasti tau kan wajahku mirip siapa? ya siapa lagi kalau bukan Jennie blackpink, aku udah cantik, imut, lucu kayak Jennie kan, haha. Aku umur 17 tahun, mama dan papaku terkenal banget waktu SMA dan sekolah orang tua ku itu sama dengan sekolah ku loh, aku sebagai penerus mamaku"
Lala menyenggol lenganku, menyuruhku untuk diam.
"gantian ya, sekarang giliran aku, perkenalkan namaku Lala Annisa atau juga dipanggil Lala, aku anak dari mama Lisa dan juga papa Adit, mamaku teman dari mama nya Jessie dan--"
"Iyaa dan Lala ini wajahnya mirip banget sama Lisa blackpink"
"Apa sih Jes"
"memang kita berdua penerus dari BlackPink kok, ya kan La?"
Lala memutar bola matanya malas, lalu memberiku anggukan kepalanya.
"oke gitu aja ya perkenalannya, see you"
aku pun melambaikan tanganku ke arah layar ponsel, lalu menekan tombol mematikan Vidio.
"udah ya Jes, gue mau pulang ngantuk"
"iihh tunggu... mama sama papa belum pulang loh, kamu tega ada apa-apa sama aku gimana?"
"aahh iya-iya deh.."
aku me nyengir bagaikan kuda,
"sayang Lala deh.."
aku melihat Lala memutar bole matanya malas, sambil menggaruk tengkuknya, entah itu disengaja menggaruk atau enggak, ah bodo amat.
Lalu Lala berbaring di atas kasurku, gak papa lah, karena dia pasti kelelahan menjaga aku dirumah, ya aku juga takut sendirian apa lagi mama sama papa pergi ke kondangan, lama banget juga, ah..
Aku kalau lagi gabut di rumah biasanya lari-lari gak jelas memutari rumahku, sampai ibu capek menasehati ku.
Ibu?
iya itu adalah pembantu rumah ku, tapi aku gak manggil bibi atau pelayan, kayak orang sok kaya banget, makannya aku dari dulu manggil dia Ibu.
Aku menatap kaca kecil di samping jendelaku, memang aku taruh disitu agar aku bisa berkaca sambil berfoto duduk dibawah.
"La lihat nih, wajahku kayak Jennie banget ya ampun"
"huh Jennie mulu yang Lo omongin, gak ada yang lain apa?"
"gak ada lah, kan aku artis ini doang yang wajahnya kayak aku banget, mama sama papa mungkin ngidam Jennie kali ya, makannya wajahku jadi mirip banget"
"yah yah yah terserah lu dah"
~•~
Aku berlari ke arah luar pintu dan melihat mobil orang tuaku sudah datang, lalu turunlah mama dan papaku, tak berpikir panjang aku berlari dan memeluk mama ku terlebih dahulu.
"Mama..!!!"
Ucapku dengan nada manja.
"Jessie kayak gak ketemu mama 1 tahun saja, sampai meluk mama gini"
Aku melepaskan pelukannya dengan ekspresi lucu ku,
"Mama sih kondangan atau mau keluar negri, lama amat"
"Enggak kita tadi habis jalan-jalan Jes, ke taman mini" kata papaku yang barusan keluar dari dalam mobil.
Aku terkejut dan langsung menatap mata mamaku,
"Benar ma?, kok Jessie gak diajak"
Aku mendengar helaan nafas mama,
"Papa mu kan sinting, makannya jangan didengerin, mama cuman dari kondangan kok terus langsung pulang"
"ohh"
Aku melirik tajam ke arah papaku, tapi papa malah langsung berpaling muka terhadapku dan seperti menahan tawa.
Tak berpikir panjang, aku berjalan ke arah papa, sambil memukul badan papa.
"Papa kenapa sih suka goda Jessie..." teriakku.
"Eh iya-iya papa minta maaf, lagian mukamu gemesin"
Papa mencubi-cubit pipiku yang chubby.
"Tante om aku pulang dulu ya" ujar Lala dari dalam rumahku, sontak membuat aku menoleh ke arahnya.
"loh ada Lala toh, kapan datang kesini la?" tanya mama ku.
"Dari tante sama om keluar, sampai sekarang, aku disuruh Jessie main kesini"
Mama menatap ku membuat aku deg-deg an.
"Jessie... kasihan Lala nemenin kamu berjam-jam"
Aku mengayunkan mulutku, "lagian aku takut dirumah sendiri, dari pada aku lari-larian mending aku suruh Lala kesini hehe"
"Gak papa kok Tante, aku juga pengen main ke rumah Jessie"
Yap aku yakin pasti Lala pura-pura ngomong gitu ke mama ku, karena sebelumnya aku suruh dia main dia selalu bilang malas terus.
Aku melirik ke arah Lala, lalu mengedipkan sebelah mataku.
"Thank you" ucapku dengan suara kecil.
Tapi Lala cuman bisa tersenyum hanya 1 detik saja, gak papa lah, yang penting aku gak akan dimarah i mama.
"oh yaudah kamu hati-hati ya" ujar mama.
"iya Tante" lalu Lala memasuki mobilnya, aku melambaikan ke arah Lala sambil tersenyum, meski gak disapa balik sih.
Kalian tau gak mobil Lala itu cuman ada dua kursi, karena mamanya aku suruh untuk membeli mobil pribadi Lala, cuman buat aku dan Lala doang hehe.
Biar gak ada yang ganggu pertemanan kita.
🧚🏻♀️
Itu dia cerita pertama ku.
Semoga kalian suka ya😊
~•~
"Lalaaaaa!" teriakku disaat Lala baru ada diambang pintu kelas.
"lihat PR Fisika dong..." lanjut ku.
"Baru mau masuk kelas Jes"
Aku menyengir,
"Ayo dong keburu bel masuk!"
"iya-iya bawel banget!"
Lisa berjalan ke arahku, lalu dia duduk di samping ku, dan mengambil buku Fisikanya.
"ini!"
Aku sontak mengambil buku itu dan membuka halamannya, lalu segera menulis cepat sebelum Bu Tika datang.
Bel pun berbunyi dan dengan cepat aku memberikan buku itu ke Lisa yang duduk didepan ku, meja dikelas kita memang satu-satu.
Bu Tika dengan giatnya langsung masuk ke kelas, buat Jessie Bu Tika itu seperti hantu yang dimana-mana selalu tepat waktu, saat upacara dia sudah berdiri di samping lapangan sementara murid-murid baru memasuki kelasnya masing-masing.
Guru yang disiplin.
"Assalamualaikum anak-anak ku tercinta dan tersayang ku"
"ya ampun"
batinku.
"Waalaikumsalam Bu..." ucap para murid.
"Emm, sebelum memulai pelajaran saya absen terlebih dahulu ya.."
Hm aku Jessie Anastasia, absen belakang sendiri, eh gak belakang amat sih absen 18 dari 20 siswa.
Kenapa mama beri aku nama itu sih, kan jadi aku dipanggilnya belakangan, tapi aku juga suka sih diberi nama Jessie, sebab sama seperti Jennie.
hehe.
"Jennie Anastasia"
Aku mengangkat tanganku,
"Saya Buu"
"Jessie kamu makin bening saja mukanya"
"Maksutnya cantik ta Bu?" tanya ku meyakinkan.
"Ya begitulah"
"Masak gitu cantik sih Bu" aku mendengar suara Riko sang bendahara kelas yang mulutnya kayak perempuan.
Aku menoleh kebelakang,
"Lo gak lihat apa muka gue kayak Jennie blackpink"
"Jennie terus" gumam Lala, membuat aku menahan tawa.
"Idih.. Jennie body goals, lah lo lunglit"
"Hey dari pada lo mulut kayak ember, cowok kok gitu ih.."
Semua murid-murid menertawai Riko, ya memang juga para murid gak suka dengan Riko karena mulutnya yang kayak ember, cuman Riko yang gak suka dengan ku, kalau aku sih bodo amat.
"Heeyy!" teriak Bu Tika membuat semua murid terdiam.
"Malah kalian tertawa-tawa gak jelas, udah tau ada guru disini, gak sopan ya kalian!"
Lala menoleh ke arahku,
"Dengerin tuh!"
Aku memutar bola mataku malas.
Perlahan aku menoleh kebelakang dan menetap si Riko itu, sementara Riko juga menatapku.
Telunjukku aku gores kan di leherku menandai Riko kalau aku akan segera memotong lehernya.
Meski itu gak benar-benar aku lakukan, dikira aku pembunuh.
Aku melihat kalau Riko membulatkan kedua matanya sambil menelan saliva nya, aku tersenyum kecut melihatnya lalu ku kembalikan badanku seperti semula.
~~
Setelah setengah jam pelajaran, aku mendengarkan Bu Tika menjelaskan tapi tidak masuk kedalam otakku karena pikiranku tiba-tiba tertuju pada drama korea yang baru saja aku lihat kemaren.
"ih so sweet banget, cowok nya ganteng juga, ceweknya imut kayak aku, cocok deh kalau aku jadi ceweknya ihihihi"
Aku tersenyum kecil mengingatnya.
Kepalaku terangkat dan pipiku aku taruh di tanganku sambil melihat ke arah luar jendela.
Aku mulai berhalu.
Dan mataku tertuju pada seseorang laki-laki yang berjalan melewati kelasku, aku melihatnya dengan saksama, tak sengaja laki-laki itu melihat ke arahku, dan kita bertatapan mata.
Aku ingat siapa laki-laki itu.
"Eh ada Jungkook BTS!" aku tak sadar kalau ucapan ku bernada tinggi.
"Lala... ada Jungkook La!" lanjutku.
Lala menoleh ke arahku,
"Jungkook siapa?" Lala dengan suara kecilnya.
"Jungkook BTS itu loh, penyanyi Korea?!"
"Ha? Jungkook Jes? mana dia?" tanya Citra yang duduk dibelakang ku.
"Itu tadi lewat disini"
"JESSIE.............." teriak Bu Tika membuat aku sontak terkejut, dan jantungku berdebar gak karuan.
"Kamu ya... bikin saya emosi..."
Sumpah jantungku kini berdetak kencang, aku refleks tadi jadi lupa kalau masih ada Bu Tika didalam kelasku.
"m-maaf Bu, tadi refleks, lagian tadi ada Jungkook beneran Bu"
"Jongkok jongkok siapa lagi ha?!"
"Jungkook Bu..."
"Ah terserah siapa pun!"
~°~
Hmm...
Aku sekarang berdiri didepan kelas, aku dihukum sama Bu Tika.
Sudah 10 menit aku berdiri, dan sangat membosankan, dan aku cuman melihat tembok di depanku, gak ada yang lewat dari tadi.
Tadi Jungkook kan? apa benar ya, atau cuman halu ku doang, tapi tuh wajah persis sama Jungkook.
Batinku.
"ah mungkin halu ku terlalu tinggi sampai gila gini"
Tak lama dari itu, aku mendengar suara orang berjalan ke arahku, aku merasa takut, lalu aku perlahan menoleh ke arah sumber suara itu di samping kiri ku.
Laki-laki yang aku bicarakan tadi berjalan melewati ku, aku melihatnya sampai dia berjalan menjauhiku.
"Iyaaa dia Jungkook" ucapku lalu sambil mencubit pipiku.
"aww sakit, oke fix aku gak bermimpi"
Saat aku melangkahkan kaki ku dua langkah mengikuti laki-laki itu dari belakang.
"JESSIE..."
suara bu Tika menyaring di telingaku, sontak membuat aku menoleh ke arah dalam kelas.
"Mau kemana kamu ha? mau coba kabur"
"eh enggak kok Bu aku cuman--" aku berpikir membuat alasan, yang terlintas di pikiranku adalah olahraga.
Aku mengangkat tanganku,
"Aku lagi senam Bu hehe buat gak boring di luar, bagus kan? biar menjaga kesehatan, satu dua tiga empat"
Aku bergerak seperti orang senam, lalu ku lirik wajah Bu Tika yang menatapku seperti curiga.
"Oke awas saja sampai kabur, saya suruh berdiri di tengah lapangan, biar kulitmu menghitam"
"Oke siap bu, satu dua tiga"
Sial !
🥀
Ceritanya bosan?
Mau dilanjut gak ini?
jangan lupa like and Comment ya😘
~•~
Aku yang tengah duduk di kantin, dengan tangan mengaduk-aduk segelas teh manis kesukaanku, kepalaku dari tadi tidak bisa berhenti menoleh kesana sini.
Lala memperhatikan ku sambil menyedot segelas es susu.
"Kenapa sih Jes, Lo dari tadi gak bisa diam"
"Enggak cuman mencari idolaku"
Aku mendengar decak an dari Lala,
"Siapa sih, Jennie blackpink?" tanyanya membuat mataku menatap Lala serius.
"Bukan, Jennie ada disini, ini aku!"
"Ye"
"Itu loh La, yang tadi aku bicarakan, Jungkook BTS"
"Ah siapa sih gue gak tau dia?"
Hmm.
Aku langsung mengambil ponselku di depan meja ku, dan mencari foto JK di galeri ku yang pernah aku simpan, setelah menemukannya ku tunjukkan layar ponselku ke arah Lala.
"ha masak artis ganteng gini ada disekolah"
Aku berdecak, "Gue juga mikir kayak gitu La"
"Gak mungkin lah, halu Lo kali"
"Tapi la--"
Ucapan ku berhenti setelah melihat tangan yang memegang tanganku, sontak aku menghempaskan nya, dan mengangkat kepalaku.
"Hai Jessie, aku boleh gabung makan?" kata Kevin, tak usah tanya siapa dia, seluruh sekolah pasti mengenal laki-laki bertubuh atletis ini, dia adalah seorang ketua pasus, ketua basket, dan juga ketua Osis.
Dalam pikiranku mungkin Kevin orangnya ganteng dan banyak dikejar para cewek di sekolahku, tapi cuman aku dan Lala yang tidak tertarik dengan dia, makannya setiap ekstrakulikuler yang dia ikuti pasti dia langsung menjadi ketua nya.
"Enggak males gue!" ku ucapkan dengan nada judes.
"Why?"
"Terserah gue lah, kalau gue gak mau ya enggak, gak usah pakek nanya segala!"
"Jessie Anastasia, cewek yang aku sukai menolakku, sementara semua para cewek disekolah ini aku lirik saja sudah pingsan"
Aku berikan senyum kecut kepada Kevin,
"BODO AMAT!" suara ku lantang banget saat mengucapkan itu.
Mood ku mulai tidak enak, jadi aku langsung berdiri dan pergi dengan begitu saja meninggalkan Lala yang kebingungan duduk di sana.
"Eh Jes tunggu..." panggil Lala.
"Ini semua gara-gara Lo kan, makanan gue belum habis bikin Jessie pergi"
"Gue kan niat baik sama Jessie"
"Gak jelas!!"
~~
Aku berjalan entah mau kemana, karena masih tinggal 10 menit bel masuk kelas, tapi aku masih gak mau ke kelas.
Ditengah perjalanan aku melihat Raka dari belakang sedang berjalan sendirian, aku udah kangen sama tuh anak, meski gak bertemu seharian ini sih.
Aku berlari ke arah Raka dan langsung memeluk tubuh Raka yang kecil itu.
"Raka dedek akuuuu" ucapku manja.
Raka dia langsung mengenal suaraku.
"Kak Jessie jangan peluk gini, maluuuu"
"Gak papa lah, kan Raka adik akuuu, ya kan?"
ku toleh kan wajah ku ke arah wajah Raka dari samping.
Sangat menggemaskan...
"Lepas dong kak, Raka malu, kalau pelukannya dirumah saja"
Aku refleks langsung melepaskan pelukanku, dan berjalan ke depan Raka.
"ih kamu kecil-kecil udah dewasa ya pikirannya"
"Enggak maksut aku--" telunjukku menutup mulut Raka.
"Oke aku paham, gak usah dibahas!"
Aku melihat Raka sedang mengayunkan mulutnya, membuat tanganku gatel ingin mencubit pipinya.
"Jangan gitu mulutnya, aku cubit nih pipimu"
Raka menutup pipinya dengan tangannya, membuat aku tertawa kecil.
Mataku tertuju pada seseorang dengan jarak 8 meter dari tempatku berdiri.
"Eh JK?"
Tak berpikir panjang aku berlari ke arah laki-laki itu.
"Ah lega nya akhirnya kak Jessie pergi" ucap Raka.
Aku melihat Lala berdiri disana, tapi aku melewati Lala tanpa melirik sedikitpun karena tujuan mataku ke arah laki-laki itu.
"Eh Jes--"
"Ya ampun tuh anak kemana lagi sih..." Lala mengejar ku dari belakang.
Setelah mulai dekat dengan laki-laki itu, aku bersembunyi di belakang pohon, sambil mengintip gerak-gerak laki-laki yang wajahnya persis dengan Jungkook.
Dia lalu duduk di kursi samping taman, dia kulihat membawa buku yang cukup tebal dan memakai kaca matanya.
"Ya ampun ganteng banget..." gumam ku sambil menggigit mulut bawah ku.
Aku melihat buku yang dibaca dia berjudul, Rintik hujan.
Apakah dia suka hujan? atau cuman pengen baca buku itu?
Ku lihat dia menatap langit-langit, aku juga mencoba melihat ke atas, dan begitu cerah hari ini, angin yang berhembus membuat rambutku bergerak.
Laki-laki itu menatap langit dengan matahari berada tepat didepannya, sehingga seluruh badannya terkena cahaya matahari, laki-laki itu terkejut tiba-tiba matahari itu redup, karena aku berdiri di depannya saat ini sambil tersenyum manis ke arah dia.
"Hai" panggilku sambil melambaikan tanganku ke arahnya yang masih menatapku bingung.
Lalu dia membaca kembali buku nya, yah aku di abaikan, aku seperti debu yang cuman lewat ke arah dia.
Huh...
Aku melihat bet yang di pakai laki-laki itu kelas 3, yaitu kakak kelasku.
"Kakak murid baru ya?" tanya ku.
dia tidak menjawab pertanyaan ku, dia terus membaca bukunya itu, sambil mebolak balik halaman.
Aku mencoba duduk di samping dia, dan melirik ke arah buku yang dibaca begitu serius itu.
Kata-kata mutiara yang ada di buku itu dia baca, dan semua tentang hujan, makannya judulnya Rintik hujan.
Menarik.
"Bukunya bagus ya kak, kata-kata mutiaranya indah" ucapku, semoga kali ini dia menjawabnya.
Dia melirik ke arahku, dan aku membulatkan kedua mataku karena terkejut ditatap oleh dia.
"Iya" ucapnya singkat, padat dan jelas. Lalu dia membaca kembali bukunya itu.
"Kakak murid baru disini, atau dari dulu, soalnya aku gak pernah bertemu sama kakak"
"Aku murid baru" sekarang dia memberi nada datar kepadaku.
"Anu kak perkenalkan namaku Jessie Anastasia, panggil aja Jessie, dari kelas 11 MIPA 2" ucapku, sambil memberikan tangan ku ke arahnya untuk berjabat tangan.
Ku lihat dia melirik ke arah tanganku sekilas,
"Gak usah kenal sama gue" ucapnya lalu pergi meninggalkan sendirian di taman ini.
"Hah? dia mengabaikan ku?"
Aku menggaruk tengkukku yang sebenarnya tidak gatal.
"Aku suka sama orang yang tidak suka denganku, itu terlihat menarik" ucapku sambil tersenyum-senyum sendiri.
✨
Like dan Comment ya😙
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!