🔫
🔫
🔫
🔫
🔫
Gea Alexander Chrush adalah seorang wanita cantik yang sangat mandiri dan jago beladiri. Dibalik penampilannya yang biasa-biasa saja, tidak ada yang tahu kalau Gea adalah seorang anak dari mantan mafia yang paling disegani dan ditakuti pada zamannya.
Gea adalah gadis yang pendiam dan tertutup, Gea juga termasuk gadis yang dingin dan jarang sekali tersenyum membuat semua orang tidak ada yang mau berteman dengan Gea. Mereka tidak tahu, dibalik penampilan Gea yang terlihat biasa-biasa saja itu terselip kepribadian Gea yang penuh dengan misteri.
Gea mempunyai adik kembar bernama Gio dan Glenn, mereka sangat tampan dan menjadi idaman para gadis di kampusnya. Berbeda dengan Kakaknya, Gio dan Glenn termasuk laki-laki ramah membuat semua orang menyukai mereka tapi tentu saja itu hanya kamuflase saja dari mereka berdua karena pada kenyataannya tidak ada yang tahu siapa sebenarnya ketiga bersaudara itu.
***
Pagi ini, Gea dan kedua adik kembarnya sedang menunggu bus di halte. Ketiganya duduk dengan santai, Gea membaca buku sedangkan kedua adik kembarnya sibuk dengan ponsel mereka masing-masing.
“Tolong...tolong...”
Teriakan suara perempuan terdengar di indera pendengaran Gea. Gea menutup bukunya dan mencari sumber suara itu. Dari kejauhan, terlihat seorang perempuan sedang mengejar seorang pria yang membawa tasnya.
“Kembalikan tasku!” teriak perempuan itu.
Pria itu terlihat berlari ke arah Gea, dan setelah mendekat Gea mengulurkan kakinya dengan santainya sehingga pria itu langsung terjungkal karena tersandung kaki Gea.
Bruuukkkk....
“Tolong tas aku!” teriak perempuan itu lagi.
Gea bangkit dari duduknya dan menghampiri pria itu. “Serahkan tas itu!”
“Kalau saya tidak mau memberikannya? Kamu mau apa?” tantang pria itu dengan senyum meremehkan.
Gea mengangkat sedikit ujung bibirnya, sementara itu Gio dan Glenn masih fokus dengan ponselnya. Mereka bukanya tidak tahu, tapi mereka yakin kalau Kakaknya bisa mengatasi tikus kecil itu.
“Mbak, ini aku ada minuman. Mbak mau?” seru Gio.
“Kalian kenapa diam saja? Tas aku diambil sama pencopet itu, bukanya nolongin malah nawarin minuman kalian tidak malu dengan perempuan itu?” serunya dengan menunjuk ke arah Gea.
“Mbak tenang saja tidak usah kesal seperti itu, tas Mbak bakalan kembali lagi lebih baik Mbak duduk dan lihat saja,” sambung Glenn.
Perempuan itu mengerutkan keningnya karena merasa bingung dengan ucapan kedua laki-laki kembar itu.
“Jangan buang-buang waktuku, cepat kembalikan tas itu,” seru Gea masih dengan santainya.
“Kurang ajar, kalau kamu mau tas ini sini lawan dulu aku.”
Pria itu langsung melayangkan pukulannya kepada Gea tapi dengan mudah Gea menahan kepalan tangan itu dan Gea memutar tangan pria itu ke belakang membuat si pria mengaduh kesakitan.
“Aduh sakit, lepaskan!” teriaknya.
“Serahkan tas itu atau aku buat tanganmu patah.”
“Ampun-ampun, baik-baik ini ambilah.”
Pria itu langsung memberikan tasnya kepada Gea, Gea mengambil tas itu dan menghempaskan tubuh si pria. Pria itu langsung berlari terbirit-birit karena ketakutan.
“Ini tasmu!”
“Wah terima kasih, kamu hebat banget bisa mengalahkan pencopet itu.”
Tiba-tiba bus pun datang, tanpa banyak basa-basi Gea dan kedua adik kembarnya langsung masuk ke dalam bus itu. Perempuan yang ditolong Gea hanya bisa melongo.
Tidak lama kemudian, ketiganya sampai di kampus tempat dimana mereka mengemban ilmu. Gea dan kedua adiknya merupakan mahasiswa pintar, semua teman-temannya sudah mengetahui kalau tiga bersaudara itu jago beladiri maka dari itu tidak ada satu pun yang berani macam-macam kepada mereka.
Gea dan kedua adiknya hanya mempunyai selisih usia 3 tahun, Gio dan Glenn pun masuk ke dalam kelasnya begitu pun dengan Gea yang berjalan sendirian menuju kelasnya.
“Hai tunggu!”
Gea celingukan, Gea pun membalikan tubuhnya dan ternyata yang memanggilnya adalah perempuan yang tadi dia tolong.
“Ya ampun, ternyata kamu kuliah disini juga?” ucap perempuan itu.
Gea hanya terdiam, lalu perempuan itu mengulurkan tangannya kepada Gea.
“Kenalkan nama aku Thalita, tapi biasa dipanggil Tata.”
Gea hanya melihat tangan Thalita tanpa berniat untuk membalas uluran tangannya, lalu Thalita menarik tangan Gea dan menjabat tangan Gea.
“Nama kamu siapa?” tanya Thalita.
“Gea!”
Gea melepaskan jabatan tangannya, lalu pergi meninggalkan Thalita. Thalita tidak mau menyerah, akhirnya Thalita mengejar Gea dan terus mengajak Gea bicara walaupun Gea mengacuhkannya.
Hingga akhirnya Gea masuk ke dalam kelasnya begitu pun dengan Thalita.
“Ya ampun, ternyata kita satu kelas juga,” seru Thalita dengan antusiasnya.
Thalita merupakan mahasiswa baru pindahan, tadi niatnya Thalita menanyakan jalan kepada seorang pria tapi ternyata pria itu adalah pencopet.
Thalita terus saja mengajak bicara Gea sehingga membuat Gea merasa kesal.
“Kamu bisa diam ga sih? Berisik tahu!” sentak Gea.
“Hehehe...maaf.”
Mereka pun mengikuti mata kuliah yang disampaikan oleh Dosen dengan serius, hingga mata kuliah pertama pun selesai semua mahasiswa pun beristirahat sejenak sebelum melanjutkan mata kuliah yang kedua.
Gea segera membereskan alat-alat tulisnya ke dalam tas dan pergi begitu saja tanpa memperdulikan Thalita.
“Gea tunggu!”
Thalita pun dengan cepat membereskan alat-alat tulisnya ke dalam tas dan segera berlari menyusul Gea. Gea pergi ke kantin dan Thalita terus saja mengekori Gea.
“Kamu itu kenapa sih, ngikutin aku terus?” kesal Gea.
“Aku anak baru disini belum tahu apa-apa, aku ingin temenan sama kamu.”
“Tapi aku ga mau temenan sama kamu.”
“Ga apa-apa, pokoknya aku akan terus ngikutin kamu walaupun kamu ga mau temenan sama aku,” kekeh Thalita dengan cengirannya.
Gea sudah malas menanggapi Thalita, Gea pun memesan mie ayam dan es teh manis begitupun dengan Thalita yang ikut memesan makanan yang sama dengan Gea.
Setelah selesai memesan makanan, Gea pun mencari meja yang kosong dan ternyata di pojokan ada meja yang kosong. Gea dengan cepat segera duduk disana dan Thalita masih mengekori Gea.
“Ge, kamu ga punya teman ya?” tanya Thalita.
“Aku tidak butuh teman,” sahut Gea dingin.
“Kok gitu? Memangnya kamu ga kesepian?”
Gea langsung menatap tajam ke arah Thalita, sungguh Gea sangat kesal kepada Thalita yang sangat bawel dan banyak bertanya.
Thalita langsung terdiam, dia sangat takut dengan tatapan Gea yang sangat menyeramkan buatnya. Keduanya makan dengan tenang dan tidak ada yang bicara sama sekali.
Bruuaakkk...
Tiba-tiba 3 orang laki-laki menghampiri meja Gea, satu orang yang sudah dipastikan ktuanya menggebrak meja sehingga Gea yang saat ini sedang makan merasa sangat kesal karena es teh manisnya sampai tumpah.
“Lo mau jadi sok jagoan disini? Teman gue sampai babak belur karena lo pukulin, kalau lo masih ingin kuliah disini jangan cari gara-gara sama kita,” seru Tiger yang merupakan ketuanya.
Orang yang kemarin Gea pukulin kemudian menumpahkan mie ayam milik Gea membuat Gea mengepalkan tangannya bahkan rahang Gea sudah mengeras karena menahan emosi.
Sementara itu Thalita sudah gemetar ketakutan melihat Gea, takutnya Gea kenapa-napa.
Gea bangkit dari duduknya. “Bruaakkk....”
Tanpa basa-basi Gea langsung menendang perut orang yang sudah membuang mie ayam miliknya, sehingga orang itu langsung terjungkal ke belakang menabrak meja lain.
“Kurang ajar.”
Akhirnya Tiger dan satu temannya langsung menyerang Gea, perkelahian pun tak terelakan lagi, saat ini Gea di serang oleh 3 orang karena yang satu tadi sudah kembali bangkit.
Semua mahasiswa yang makan disana sudah berteriak ketakutan begitu pun dengan Thalita. Gea sangat cekatan dan akhirnya ketiga pria itu kalah dan terkapar di lantai dengan wajah yang babak belur.
“Kurang ajar, awas kamu urusan kita belum selesai,” seru Tiger.
Ketiga laki-laki itu pergi meninggalkan kantin dengan langkah yang terhunyung-hunyung.
“Ya ampun Ge, kamu ga apa-apa?”
Gea terlihat ngos-ngosan, dan Gea pun lebih memilih pergi dari kantin diikuti oleh Thalita.
🔫
🔫
🔫
🔫
🔫
Hai-hai bertermu lagi dengan karya baru Author, karya ini ikutan lomba mohon dukungan ya Bapak-bapak, Ibu-ibu, Onty-onty, Uncle-uncle semuanya🙏🙏
Jangan lupa
like
gife
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
🔫
🔫
🔫
🔫
🔫
Gea dan kedua adik kembarnya tinggal disebuah apartemen. Daddy mereka bernama Gerrald Alexander Crush, ia seorang ketua mafia yang sangat kejam dan paling disegani oleh kelompok lainnya.
Daddy mereka memutuskan untuk pensiun dari dunia hitam itu semenjak menikah dengan Mommy mereka karena Gerrald tidak mau sampai membahayakan keluarganya nanti kalau ia masih berkecimpung di dunia hitam.
Sejak kecil, Gea dan kedua adik kembarnya sudah dilatih beladiri oleh Daddynya karena ia ingin ketiga anaknya bisa menjaga diri mereka karena sebagai mantan ketua mafia sudah pasti banyak musuh yang mengincar dirinya dan keluarganya.
"Kak, sudah dua bulan ini kita sepi job mana keuangan kita semakin menipis," seru Gio.
"Sepertinya kita harus cari kerjaan sampingan," sambung Glenn.
Gea yang saat ini sedang memasak untuk makan malam menghentikan gerakan tangannya dan menatap kedua adik kembarnya itu.
"Kalian fokus saja kuliah biar Kakak yang mencari pekerjaan," sahut Gea.
"Tidak bisa begitu Kak, masa Kakak yang harus bekerja keras sementara kita hanya diam saja," seru Glenn.
"Iya Kak, kalau susah kita harus susah bersama begitu pun sebaliknya kalau senang, kita harus senang bersama-sama," sambung Gio.
Gea tidak menjawab ucapan adik-adiknya lagi, setelah selesai membuat makan malam Gea pun segera menyiapkannya di meja makan.
"Ayo kita makan malam dulu, urusan cari pekerjaan nanti saja!" ajak Gea.
Kedua adik kembarnya itu pun duduk di meja makan dan mulai menyantap masakan Kakaknya itu. Gea makan sembari mengotak-ngatik laptopnya mencari pekerjaan berharap ada pekerjaan yang cocok untuk dirinya.
"Oh iya, Kakak tahu tidak perempuan yang tadi pagi Kakak tolong itu anaknya siapa?" seru Gio.
Gea menoleh ke arah Gio dan Gio memperlihatkan ponselnya kepada Gea.
"Anak Budianto Prakoso, seorang pemilik sebuah Bank terbesar di kota ini," seru Gio.
"Wah menarik," sahut Glenn.
Gea tidak menanggapi ocehan adiknya itu, dia kembali fokus kepada laptopnya hingga akhirnya Gea menemukan sebuah pamplet yang berisi pencarian bodyguard untuk mengawal seorang Pengusaha muda yang saat ini sedang naik daun.
"Sepertinya pekerjaan ini cocok untukku," batin Gea.
Setelah selesai makan malam, Gea pun masuk ke dalam kamarnya. Gea melihat-lihat syarat yang dibutuhkan untuk melamar menjadi bodyguard.
"Aku harus mendapatkan pekerjaan ini, gajinya lumayan besar," gumam Gea.
***
Keesokan harinya...
Pagi-pagi sekali Gea sudah bangun, Gea sudah jogging dan pemanasan juga. Hari ini Gea bolos kuliah karena ingin melamar pekerjaan menjadi bodyguard itu.
Gea kembali ke apartemennya dan segera membuatkan sarapan untuk dirinya dan juga kedua adik kembarnya.
"Hari ini Kakak bolos kuliah dulu," seru Gea.
"Memangnya Kakak mau kemana?" tanya Glenn.
"Mau melamar pekerjaan."
"Melamar pekerjaan kemana?" tanya Gio.
"Kakak tadi malam menemukan sebuah iklan yang sedang mencari seorang bodyguard buat pengawal pengusaha muda yang saat ini sedang naik daun."
"Victor Trey Camberra bukan?" tanya Gio.
"Kok kamu tahu?"
"Berita itu saat ini sedang menjadi trending topik dimana-mana Kak, bahkan banyak sekali orang yang melamar jadi bodyguard karena gaji yang ditawarkan sangat besar," sahut Gio.
"Kakak yakin akan diterima?" seru Glenn.
"Masalah diterima atau tidak itu urusan nanti, yang jelas Kakak berusaha dulu dan jangan lupa kalian do'akan Kakak supaya Kakak diterima."
"Amin, kami akan selalu mendo'akan Kakak kok."
Akhirnya, setelah sarapan ketiganya pun berangkat. Gio dan Glenn ke kampus, sedangkan Gea pergi ke sebuah gedung tempat dimana pembukaan lamaran pekerjaan.
Sesampainya di gedung itu, yang dikatakan Gio memang benar banyak sekali orang-orang yang ingin melamar pekerjaan menjadi bodyguard. Gea menghampiri meja pendaftaran dan mulai mengisi formulir.
Semua orang melihat ke arah Gea dengan senyuman meremehkan karena pasalnya hanya Gea satu-satunya perempuan yang ikut melamar jadi bodyguard disana. Tapi Gea tidak memperdulikannya, dia pun duduk di kursi tunggu.
"Neng, kamu yakin mau ikut melamar jadi bodyguard? lebih baik sekarang kamu pulang sana, ini bukan tempat untuk main-main," seru salah satu pelamar.
"Iya, lebih baik kamu pulang dan main barbie," sahut yang lainnya.
Semua orang menertawakan Gea, mereka mengira kalau Gea adalah wanita lemah yang bisanya cuma bisa nangis. Tapi Gea tidak menanggapi ocehan mereka, Gea hanya diam sembari mengangkat sedikit ujung bibirnya.
Satu persatu orang mulai dipanggil ke dalam, ternyata di dalam adalah semua orang yang melamar harus beradu kekuatan di atas ring siapa yang nanti menang berturut-turut sampai akhir, itulah yang akan diterima menjadi bodyguard.
Sudah hampir dua jam Gea menunggu, akhirnya nama dia pun dipanggil. Gea pun masuk ke dalam ruangan itu, dan lagi-lagi para juri hanya menertawakan Gea berbeda dengan Victor yang merasa tertarik dengan Gea.
"Ya ampun Nona, apa anda salah masuk gedung? ini adalah pencarian seorang bodyguard bukan sekertaris di kantoran," seru Fox yang merupakan asisten Victor.
"Tidak, saya memang ingin melamar jadi bodyguard," sahut Gea.
"Tapi Nona----"
Fox tidak melanjutkan ucapannya karena Victor mengangkat tangannya pertanda kalau Fox harus berhenti berbicara.
"Kamu yakin ingin menjadi bodyguardku? persyaratannya kamu harus melawan orang itu dan siapa pun yang menang sampai akhir, dialah pemenangnya," seru Victor.
"Saya yakin Tuan."
Victor melihat ada kesungguhan dan tekad yang kuat dari dalam diri Gea dan Victor juga bisa melihat kalau Gea memang bisa beladiri tapi Victor belum tahu bagaimana selanjutnya.
"Baiklah, sekarang kamu boleh naik ke atas ring dan kalahkan dia," tunjuk Victor.
Gea melihat ke atas ring, disana sudah ada pria tinggi besar dengan otot yang terlihat sangat kuat tapi walaupun seperti itu, Gea tidak merasa gentar. Justru adrenalin Gea langsung terpacu saat melihat lawannya, Gea menyinpan tas ranselnya kemudian membuka jaket yang dia pakai.
Victor terus memperhatikan Gea, gadis cantik yang sudah mengalihkan perhatian Victor. Gea mulai naik ke atas ring, setelah mendengar aba-aba dari wasit Gea dan orang itu saling serang dengan beladiri yang mereka miliki.
"Wow..." batin Victor.
Hanya dalam waktu dua puluh menit, Gea bisa mengalahkan pria itu membuat Victor sangat kagum kepada Gea. Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, ini adalah pertarungan final antara Gea dan seorang pria hitam tinggi besar.
Saat ini Gea sedang beristirahat terlebih dahulu, sebenarnya Gea sudah sangat lelah karena sudah mengalahkan tiga orang yang sangat menyita tenaganya itu. Bahkan wajahnya pun sudah banyak lebam karena terkena pukulan.
"Pokoknya aku harus menang, demi gaji besar dan juga adik-adikku," batin Gea.
Lonceng pun sudah berbunyi, itu tandanya pertandingan final sudah dimulai. Gea mulai mengumpulkan tenaga, dan ternyata di awal pertandingan Gea harus kalah.
Gea sudah terkapar di atas ring, perlahan Gea membuka matanya dan Gea melihat bayangan Daddynya sedang berdiri disana.
"Ayo bangun Gea, anak Daddy tidak boleh kalah ingat bakalan ada banyak musuh yang mengincar kalian dan kamu harus kuat demi adik-adik kamu."
Suara Daddynya seolah nyata, perlahan Gea pun mulai bangkit ucapan Daddynya barusan seolah menjadi penyemangat Gea. Gea kembali bertenaga dan perkelahian pun kembali terjadi, perkelahian itu terjadi sangat dramatis karena dua-duanya sama-sama sudah babak belur hingga akhirnya lawan Gea tumbang dan Gea memanfaatkan moment itu.
Gea segera bangkit dan melayangkan pukulan pamungkasnya, dan benar saja lawan Gea tidak berkutik dan Gealah yang keluar menjadi srorang pemenang.
"Wow, hebat juga perempuan itu," batin Victor.
Gea pun turun dari ring, memakai kembali kaketnya.
"Selamat kamu adalah orang yang terpilih menjadi bodyguardku, kamu boleh mulai kerja kapan saja yang penting luka kamu obati dulu. Ini no ponsel aku, kalau kamu sudah siap kamu bisa langsung hubungi aku," seru Victor.
"Baik Tuan terima kasih, kalau begitu saya pamit pulang."
Gea pun melangkahkan kakinya meninggalkan gedung itu, sedangkan Victor terus saja memperhatikan Gea sampai Gea hilang di balik pintu.
"Sempurna," gumamnya.
🔫
🔫
🔫
🔫
🔫
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
🔫
🔫
🔫
🔫
🔫
Gea pun pulang ke apartemen dengan wajah yang lebam-lebam, Gea langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa sungguh tubuhnya serasa remuk dan sakit-sakit semua.
Ceklek....
Pintu apartemen pun terbuka, ternyata Gio dan Glenn baru saja pulang dari kampus. Gio dan Glenn melihat Kakaknya sudah tertidur di sofa, tapi mereka terkejut saat melihat wajah cantik Kakaknya itu lebam-lebam.
"Astaga Kak, wajah Kakak kenapa?" seru Gio panik.
"Tidak apa-apa," sahut Gea dengan masih memejamkan matanya.
Glenn segera mengambil air es ke dalam baskom dengan handuk kecil kemudian Glenn duduk di hadapan Gea dan mengompres lebam-lebam di wajah Kakaknya itu.
Gea membuka matanya, "Kakak tidak apa-apa kok, nanti biar Kakak yang obati sendiri," seru Gea.
Gea pun bangun dari tidurnya dan terduduk di sofa, Glenn tidak mendengarkan ucapan Kakaknya dia terus saja mengompres wajah Gea.
"Kakak kenapa sebenarnya?" tanya Gio.
"Kakak melamar pekerjaan jadi bodyguard dan ternyata tesnya itu harus bertarung di atas ring, siapa yang akhirnya menang telak itulah yang diterima menjadi bodyguard," sahut Gea.
"Kakak melawan berapa orang, sampai-sampai lebam kaya gini?" tanya Glenn.
"Empat orang."
"Wuih, Kakak kita memang hebat bisa mengalahkan semua peserta."
"Badan Kakak serasa remuk, lawan Kakak badannya gede-gede semua."
"Sini Gio pijitin."
Kedua adik kembarnya sangat menyayangi Kakaknya, bahkan Gio dan Glenn rela mempertaruhkan nyawa mereka buat Kakaknya itu.
Gea sangat beruntung mempunyai adik-adik yang sangat menyayanginya, Gea tidak butuh apa-apa dalam hidupnya dia hanya ingin dirinya dan kedua adik kembarnya bisa hidup bersama-sama sampai maut memisahkan.
Gio mengambilkan obat pereda nyeri untuk Kakaknya, mereka memang menyediakan obat pereda nyeri itu karena pekerjaan mereka yang sering terluka.
"Ini Kak, minum dulu obatnya."
"Terima kasih Gio."
"Lebih baik sekarang Kakak istirahat dulu, pekerjaan rumah biar kita yang kerjakan," seru Glenn.
"Baiklah, maaf ya sudah menyusahkan kalian."
"Kakak bicara apa sih, siapa yang menyusahkan."
Gea pun tersenyum dan akhirnya melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamarnya.
Ketiga Kakak beradik itu mempunyai pekerjaan sebagai pembunuh bayaran, bukan tanpa alasan mereka memilih pekerjaan yang mengerikan sekaligus beresiko itu, tapi ada satu alasan kenapa mereka harus berkecimpung di dunia seperti itu.
Gea pun merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya, tubuhnya benar-benar serasa remuk.
"Daddy, dimana Daddy sekarang? apa Daddy masih hidup?" gumam Gea dengan mata yang berkaca-kaca.
Sepuluh tahun yang lalu, Daddynya diculik oleh seseorang entah apa motif penculikan itu yang jelas satu hal yang Gea tahu, yang menculik Daddynya adalah salah satu kelompok mafia yang tidak terima Daddynya pensiun dari dunia hitam itu karena Daddynya adalah salah satu orang yang paling ditakuti di dunia mafia.
Semenjak Daddynya menghilang, Mommynya pun menjadi defresi dan memilih bunuh diri. Maka dari itu, Gea dan kedua adik kembarnya memilih pekerjaan itu karena mereka berharap dengan mereka banyak bergaul dengan para penjahat, ada titik terang mengenai keberadaan Daddy mereka.
Gea memiringkan tubuhnya, akhirnya airmata Gea menetes juga.
"Daddy, Gea sangat merindukan Daddy," gumamnya.
Mata Gea sudah mulai sayu efek dari obat pereda nyeri itu, akhirnya tidak membutuhkan waktu lama Gea pun mulai memejamkan matanya dan menuju ke alam mimpinya.
Sementara itu....
Disebuah mansion yang sangat mewah dan megah, seorang pria tampan sedang meneguk winenya. Dia adalah Victor, pria yang tadi siang membuka lowongan pekerjaan untuk menjadi bodyguardnya.
"Wanita yang tangguh, beladirinya sungguh hebat bahkan dia bisa mengalah empat pria dengan tubuh dua kali lipat dari tubuhnya. Jarang sekali di zaman seperti ini ada wanita cantik yang jago beladiri," gumam Victor.
Victor terlihat menyunggingkan senyumannya, Victor merupakan penjahat kelas kakap. Victor sangat licin dalam menjalankan aksinya, bahkan Polisi pun tidak bisa melacak keberadaannya.
Victor bukanlah orang yang lemah, tapi Victor punya alasan sendiri kenapa dia memutuskan untuk mencari bodyguard untuk dirinya. Bodyguard yang dia cari semata-mata hanya untuk kamuflase saja, mengecoh musuh dan para Polisi.
Victor mempunyai perusahaan, dan itu menjadi alasan Victor untuk mencari bodyguard. Semua orang mengenal Victor sebagai pengusaha muda, tampan, dan sukses, mereka tidak mengetahui kalau di balik itu Victor seorang penjahat ulung dan buronan internasional yang sedang dicari-cari oleh pihak Polisi baik di dalam negeri maupun diluar negeri.
"Fox, siapa nama gadis itu?" tanya Victor.
"Gea Tailor, Tuan."
"Oke..."
Gea memang menyamarkan nama belakangnya menggunakan nama keluarga Mommynya soalnya kalau Gea menggunakan nama belakang Daddynya, sudah di pastikan dia akan dalam bahaya.
***
Tiga hari kemudian....
Kondisi Gea sudah sangat membaik bahkan lebam-lebamnya pun sudah sedikit memudar. Gea segera menghubungi Victor dan Victor menyuruhnya untuk datang ke mansionnya.
Gea pergi kesana menggunakan gojeg dan sesampainya di mansion Victor, Gea terlihat tetcengang dengan mansion yang sangat mewah dan megah. Gea terkejut dengan pintu gerbang yang bisa terbuka sendiri, perlahan Gea pun mulai masuk dan gerbang itu kembali tertutup.
"Nona Gea sudah ditunggu Tuan Victor di dalam, mari ikut saya," seru Fox.
"Iya, terima kasih."
Gea pun mengikuti langkah Fox, disaat memasuki bagian dalam Gea semakin dibuat kagum dengan ukiran dan dekorasi mansion yang sangat indah.
"Tuan, Nona Gea sudah datang."
Victor yang saat ini sedang berdiri di depan jendela, kemudian membalikan tubuhnya. Fox membungkukan tubuhnya dan pergi meninggalkan Gea beserta Victor.
"Selamat datang Gea di mansionku."
"Iya Tuan, terima kasih."
"Silakan duduk."
Gea pun mendudukan tubuhnya, sedangkan Victor mengambil sesuatu dari laci lemari kemudian memberikan sebuah map kepada Gea.
"Itu surat perjanjiannya, kamu baca dengan teliti jangan sampai ada yang terlewatkan."
Gea pun mulai membacanya, Victor tidak henti-hentinya memandang wajah Gea. Sungguh Gea sangat cantik dan membuat Victor merasa menyukai Gea.
"Aku sudah selesai membacanya dan aku menyetujui poin-poinnya," seru Gea.
"Bagus, silakan kamu tanda tanganinya."
Dengan cepat dan tanpa ragu-ragu, Gea pun menandatangani surat perjanjian itu.
"Fox!" teriak Victor.
Fox masuk dengan membawa sesuatu di tangannya dan memberikannya kepada Gea.
"Itu baju kamu, aku ingin kamu memakai seragam seperti yang dipakai Fox."
"Baik Tuan."
Gea diberikan pakaian seragam serba hitam, tidak lupa ear phone yang dia harus pakai juga untuk komunikasi satu sama lain dan tidak lupa satu buah pistol.
"Kamu bisa mulai bekerja besok, datang pagi-pagi jangan sampai terlambat," seru Victor.
"Baik Tuan, kalau begitu saya pamit pulang."
Victor pun hanya menganggukan kepalanya, Gea pamit dan meninggalkan mansion mewah milik Victor itu.
🔫
🔫
🔫
🔫
🔫
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!