NovelToon NovelToon

ELLI (El Dan Lili)

Prolog

Hy kenalkan nama ku ratu felisa aku biasa di panggil Lili, kenapa tidak panggil ratu aja karna kalau ratu aku merasa kurang cocok aja. Umurku masih muda kok baru memasuki 22 tahun.

Aku anak kedua dari dua bersaudara, aku mempunyai kakak laki-laki terpaut usia 3 tahun di atasku yang sangat menyayangi ku serta kedua orang tuaku yang selalu peduli terhadap kami berdua.

Walaupun Kami saudara kami cenderung saling ejek ya walaupun sebenarnya saling menyayangi, itu kami lakukan biar ada warna warna dalam persaudaraan aja biar tidak monoton.

Kadang aku heran sama abang aku itu kenapa dia paling suka sekali mengejek ku, kadang berfikir apa aku bukan adek nya kali ya tapi kalau aku bukan adeknya terus aku nya siapa dong🤦.

Abang ku bernama Revano ikhsan, aku biasa manggil bang Vano. Dia punya dua sahabat bernama El dan Rido. Dari ketiga persahabatan lelaki tampan ini selalu menampakkan wajah datarnya pada semua orang kecuali orang terdekat.

Aku juga punya sahabat bernama Caca dan Cici, sahabat setia ku sejak masih Sekolah Dasar. Kenapa kami betah bersama karna tingkah absurd yang selalu membuat ketawa

Bagaimana jadinya kalau wajah datar bertemu sama mulut ngak bisa diam, apakah mereka akan cocok atau malah musuhan.

Episode. 1

Hhooaam... ternyata sudah pagi saja tapi mata masih belum mau terbuka karna menahan kantuk yang melanda rasanya masih ingin terlelap dalam buaian mimpi indah padahal sang mentari sudah mulai tampak malu-malu menyinari bumi.

Lili berasal dari keluarga sederhan tidak kaya dan juga tidak miskin juga tapi keluarga berkecukupan kok, dalam arti an cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak pernah kekurangan itu sudah lebih dari cukup bagi dia sekeluarga yang terpenting moment ngumpul yang tidak pernah ketinggalan.

Lili merasa bahagia berada diantara mereka yang senantiasa menyayanginya walau kadang sifat dia bikin mereka jengkel tapi itu cara tersendiri untuk menarik perhatian mereka, kadang ada masanya Lili merasa jengah dengan kelakuan dengan abang satu-satu nya yaitu bang Vano yang setiap kegiatan Lili selalu dia ingin tahu tapi dia ngerti karna itu bentuk tanda sayang dan perhatiannya pada Lili .

Setelah Lili berusaha menahan kantuk Lili terlelap lagi tapi itu tidak berlangsung lama karna dia udah mulai sayup-sayup mendengar ibu memanggil namanya.

"Lili... Lili ... kamu belum bangun juga sayang ini udah siang lho katanya kamu semalam mau ada wawancara kerja memang nya tidak jadi," teriak Ibu dari luar kamar karna Lili belum juga menapakkan diri.

Seharusnya sebagai seorang perempuan tidak perlu di bangunkan apa lagi sama Ibu sendiri apa tidak malu tiap pagi harus di teriaki buat bangun malu sama ayam yang bangun sendiri.

Seketika mata Lili langsung terbuka sempurna saat dia lihat jam sudah menunjukan angka enam lewat.

"****** aku hampir aja telah" langsung saja Lili turun dari tempat tidur dan BBUUKK dia terjatuh ke lantai setelah itu ia langsung berlari kekamar mandi membersih kan diri serta bersiap-siap dan setelah itu dia menuju meja makan disana udah ada kedua orang tua dan si cerewet Vano.

Lili menghampiri mereka sambil cemberut.

"Ibu kok tega sih ngak bangunin aku pagi, kalau aku telat gimana" Kata Lili sambil memanyunkan bibirnya memasang wajah kesal yang di buat buat dan duduk di kursi untuk sarapan.

"Harus berapa kali lagi ibu triak-triak kayak orang kemalingan membangunkan kamu dek" sambar Vano menimpali ucapan Ibu.Dia juga heran punya adik kok kalau bangun pagi harus di bangunkan juga gimana mau nikah nanti.

"Aku tanya ibu bang bukan sama lo bawel" jawab Lili sewot.

Paling malas berdebat sama abangnya itu di tambah ini masih pagi bikin bad mood saja.

"Lah abangkan cuma nyampein fakta nya" Kata Vano balik sewot juga.Dia kadang sama bingung punya adek ada cantik tapi kebo juga.

"Tapi setiap fakta yang lo bilang bang ngak ada yang nyenengin bikin pusing semua "kilah Lili sambil memakan sarapan.Mending dia sarapan lalu siap berangkat kalau meladeni abangnya tidak akan ada habisnya.

"Ayah ni anak berdua punya siapa sih, kok berisik kali, bailikin gih sama orang tuanya" Kata Ibu mulai jengah mendengar perdebatan dua kakak beradik itu.

Tidak baik berdebat di depan makanan sama saja dengan tidak menghargai.

"Ngak tau Ayah, tadi ketemu depan komplek,," jawab Ayah singkat.Jengah juga kalau anak nya sudah debat apa saja bisa jadi bahan perdebatan.

"Ayah, Ibu kami bukan anak pungut" jawab Lili dan Vano bersamaan.

Walau sering terjadi perdebatan kecil tapi saling sayang juga tidak mungkin musuhan itulah indahnya persaudaraan debat itu sebagai bumbu saja(Masakan kali ada bumbu)

"Ya sudah kalau gitu lanjutkan sarapannya" Kata Ayah lagi

 

Akhirnya mereka semua sarapan tanpa mengeluarkan suara satu patah kata pun cuma keheningan yang ada selama acara sarapan berlangsung, selesai sarapan Lili langsung pamit.

 

"Ayah, Ibu dan babang bawel aku duluan ya takut telat nanti" Kata Lili berpamitan sambil menyalami semuanya.

Harus menunjukan kalau dia beneran niat bekerja dengan menunjukan datang awal walau belum tentu juga di terima.

 

"Hati hati dek sudah selesai langsung pulang jangan mampir dulu. " Kata babang keluar sifat posesifnya.

Tidak mau adiknya kelayapan tidak jelas kemana mana tanpa tujuan.

"Iya abang ku sayang kalau ingat ya. " wwlleee kata Lili sambil menjulurkan lidahnya.

Meledek gitu bukan berarti membantah apa ucapan abangnya tapi sebagai bahan bualan semata dia juga tidak mau buat orang rumah khawatir.

 

Habis itu Lili langsung lari keluar rumah untuk berangkat ketempat wawancara kerja dengan menggunakan motor kesayanganku sebelum melajukan motornya tidak lupa Lili memakai helm dan jaket yang selalu setia menemaninya setiap kali pergi kemana pun. Saat akan menjalankan motor tiba tiba.

"Dek." panggil Vano dari arah pintu dan mendekat kearah ku.

"Apalagi bang, aku mau telat nih. "balas Lili lesu, tidak tau apa waktu sudah mepet.

"Kerja tempat abang aja ya. "pinta Vano memohon, udah jelas jawabannya masih berusaha membujuk lagi.

"Izinkan aku mandiri sekali ini ya bang. "ucap Lili tidak kalah memelasnya juga.

"Tapi,," perkataan Vano di potong Lili.

"Ngak ada tapi taping, bye." kata Lili melambaikan tangan dan pergi meninggalkan Vano mematung di halaman.

Lili senang bisa bekerja walau hanya sebagai pelayan mungkin ini langkah awal saja. Mencari pengalaman kerja saja kalau sudah ada pengalaman bisa mencari sesuai jurusan juga.

Sebenarnya bisa saja menanyakan sama bang Vano tapi nanti saja pengen mandiri dulu, kalau di tanya pasti bisa bantu sih. Abang orangnya selalu ada saat Lili butuh,dia juga tidak mau manfaatkan kapan mandirinya kalau apa apa minta bantuan terus.

Tbc.

Episode. 2

Setelah menempuh perjalanan yang agak macet karna hari masih pagi dimana semua orang pada memulai aktifitas masing-masing. Ada yang tergesa-gesa, ada yang santai, ada yang biasa saja, entah lah Lili juga tidak mengerti yang terpenting bagi dia sampai tempat wawancara dengan selamat tanpa hambatan.

 

Hampir dua puluh menit mengendarai motor, akhirnya Lili sampai juga dengan selamat, di lihat jam di pergelangan tangannya masih menunjukan tujuh lewat empat puluh masih ada waktu dua puluh menit untuk merapikan menampilan dia sebelum wawancara di mulai.

 

Langsung saja Lili memakirkan kendaraan dan langsung menuju ke tempat sahabatnya yang ternyata lagi menunggu dia.

"Lama amat deh lu li, hampir lumutan kita nunggu. " Kata cici sambil cemberut melihat kedatangan Lili.

"Uluh uluh sayangku, jangan cemberut gitu dong ntar bibirnya ngk bisa di mundurin lagi lo. " canda Lili merangkul Cici.

 

"ih lo jahat li,doa in gue ampe segitunya jjaaahhhaaatttt. "jawab Cici memalingkan muka.

"Udah belum drama nya, masih mau lanjut atau mau masuk. " sambar Caca malas melihat drama pagi hari.

 

"Lanjut aja yuk Ca lagi seru ni. " canda Cici memegang tangan Caca smabil menggoyangkan.

 

"Lanjut sendiri aja. " Kata Lili dan Caca bersamaan.

 

"Lo kenapa lama amat sih Li , masih betah meluk guling Li. " Kata Caca heran.

"He he he." Kata Lili cengengesan menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Mendingan kamu peluk aku li dari pada guling,sini..sini aku peluk. " Kata Cici sambil merentangkan tangan nya siap memberikan pelukan.

"Idih aku masih normal Ci masih suka cowok. " Kata Lili geli dengan tingkah Cici.

"Masih suka cowok kok sampai sekarang jomblo. " cibir Caca ikut mengejek.

"Bukan masalah jomblonya Ca tapi belum ada yang srek aja di hati. " bela Lili ngak terima.

Memang pada kenyataan nya banyak sih yang suka sama Lili tapi belum ada yang bisa bikin jantung Lili berdebar kalau lagi deket cowok makanya Lili memilih menjomblo dari pada sama sama tersakiti nanti.

 

"Yaudah kita masuk aja yuk nanti telat lagi, pusing gue liat kalian bedua adu bacot. " Kata Cici melangkah masuk.

 

"Lah bukannya lo yang mulai ya juminten. " jawab Caca.

"Iya ya kok gue lupa apa ngak ingat ya" kilah Cici.

"Yaudah yuk masuk dan smoga kita ketrima ya say. " doa Lili penuh semangat.

 

"Smangat." teriak mereka berbarengan.

 

Setelah itu mereka bertiga masuk ke dalam kafe tempat mereka wawancara namanya "sweet cafe"

 

Setiba nya didalam cafe kami bertiga disuruh langsung masuk kedalam sebuah ruangan yang kami prediksi itu tempat wawancara nya dan langsung saja kami masuk.

"Silahkan duduk." kata orang yang duduk di kursi, di perkirakan usianya tidak jauh berbeda dari mereka bertiga.

"Iya, makasih." jawab serempak dan duduk.

"Perkenalkan nama kalian, oh ya nama panggilan aja biar akrab. "suruhnya memperkenalkan diri.

"Panggil aku Lili aja pak." Lili pertama memperkenalkan diri.

"Saya Caca pak." lanjut Caca.

"Cici pak." kata Cici singkat.

Orang itu fokus memperhatikan Cici sedari tadi, entah apa yang di lihatnya membuat Cici risih.Orang yang mewawancara itu Rido pemilik cafe itu.

 

Setelah hampir satu jam kami bertiga wawancara di dalam ruangan itu, akhirnya mereka bertiga keluar dengan senyum mengembang karna mereka bertiga ditrima kerja disana, bagaimana tidak senang coba karna ini merupakan akan menjadi pengalaman kerja mereka yang pertama.

"Aku senang banget akhirnya ditrima juga kerja disini" Kata Lili dengan senyuman yang masih terpancar kan dibibir.

 

"Aku juga senang banget li, Ca karna Kita tidak terlalu lama jadi penganggurannya. " Kata Cici ikut senang.

 

"Oh ya habis ini Kita mau kemana dulu langsung pulang atau mampir kemana gitu dulu. " Tanya Caca kayaknya belum mau pulang cepat.

 

"Gimana kalau kita ke taman yang biasa aja. " usul Cici semangat.

 

"Boleh juga tu dari pada langsung pulang bosan ngak ngapa ngapain. " Lili ikut jawab.

"Ya udah let's go. " semangat Cici.

 

Akhirnya mereka memutuskan menuju taman biasa tempat untuk kami menghabiskan waktu atau hanya sekedar bersantai aja. Karna kalau Lili langsung pulang pun tidak ada Vano yang bakal bisa dia ajak berantem kan boring✌️.

Setelah sampai Cici langsung berkata.

 

"Eh say kita makan dulu yuk lapar gue. " Kata Cici memegang perut.

 

"Gue udah nebak tadi kalau lo semangat karna ada mau nya juga. " jawab Caca meledek.

 

"Ya udah yuk kita makan makan santai sebelum memulai hari sibuk kita besok. " ajak Lili menarik kedua sahabatnya.

"Ya udah kalau maksa mah. " Kata Caca nurut aja.

Jadi nya mereka memutuskan untuk makan bakso tempat langganan mereka kalau tiap kali pergi ketaman ini. Setelah makan bakso mereka bertiga bersantai di bawah pohon sambil menghabiskan waktu, setelah capek bersantai ria memutuskan untuk pulang kerumah masing masing sambil menunggu hari esok yang entah apa akan terjadi.

Menikmati hari tenang sebelum menyambut hari sibuk, cukup nikmati saja jangan sampai terlena dan terkurung dalam zona nyaman itu.

Tbc.

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!