"kriiiiinnnngggg"
Bunyi jam alarm yang terdengar nyaring diatas nakas, tak membuat seorang pemuda bangkit dari peraduannya, ia membuka sedikit matanya yang masih tampak lengket, dengan sedikit ucekan tangan yang membuat penglihatan nya menjadi memudar.
"Ssss....berisik" ucapnya sembari memasukkan jam itu kedalam gelas yang berisi air putih.
"Plukkk"
Tampak gelembung-gelembung udara yang naik ke permukaan air dalam gelas itu. Aldo kembali sembunyi dibalik selimut hangatnya.
Nancy yang sedari tadi menunggu putra semata wayangnya untuk turun dan sarapan bersama, tak jua melihat sang anak turun dari kamarnya.
"Hmm...nih anak pasti telat lagi, awas kamu ya!" gerutu Nancy sambil beranjak pergi ke kamar Aldo.
"Aldo...Aldo..." seru Nancy sambil mengetok pintu kamar Aldo, namun tak ada jawaban dari dalam kamar, lantas Nancy masuk begitu saja ke kamar anaknya, betapa terkejutnya ia melihat Aldo tengah senyum-senyum dalam tidurnya, Nancy menggelengkan kepalanya.
Di dalam mimpi
"Aldo... kemarilah"
"Aldo.... cepat kemari"
Seru seorang wanita yang tengah melambaikan tangan kepada Aldo, seorang wanita yang sangat cantik, tampak memanggil Aldo untuk masuk kedalam pelukannya.
"Apakah dia seorang bidadari, oh God dia benar-benar cantik" ucap Aldo begitu senang.
Perlahan Aldo mendekati wanita itu, Aldo memandangi wajah wanita cantik itu, kulit yang bersih dan putih, mata yang indah, dan senyum yang menampakkan deretan gigi putihnya, membuat seorang Aldo terkesima.
"Siapa kamu?" tanya Aldo
"Aku adalah jodohmu" ucap wanita itu sembari menarik tangan Aldo dan membawanya ke dalam pelukannya.
"Benarkah kau wanitaku?" ucap Aldo tidak percaya.
"Iya... tentu saja" Jawab wanita itu mengangguk
Aldo sangat bahagia, ia semakin erat memeluk gadis impiannya itu, hingga ia tidak memperdulikan hujan yang turun membasahi mereka berdua, Aldo terus memeluk wanita itu penuh kehangatan, namun hujan yang turun semakin deras dan besar, sehingga membuat Aldo sedikit takut, apalagi suara petir yang menggelar membuat Aldo terkejut dan melepaskan pelukannya dari wanita itu.
Tiba-tiba saja
"Aldoooooo...banguuuuuunnnnnn" teriak Nancy di kuping putranya sembari menyipratkan air ke muka sang anak berkali-kali.
"waaaaahhhhh...." teriak Aldo kaget bukan main, ia melihat sang mama yang tengah bertolak pinggang sembari membawa gayung berisi air.
"Mama... apa-apaan sih, lagi enak-enak mimpi dibangunin, dah ilang deh gadis cantik itu" gerutu Aldo sambil mengusap wajahnya yang terkena cipratan air dari gayung yang dibawa Nancy.
"Kamu lihat ini jam berapa Aldo? udah jangan kebanyakan mimpi, nggak bakalan ada gadis yang mau sama murid pemalas seperti mu, bangun bangun" seru Nancy dengan sedikit teriak.
"Iya ...iya...mama bawel banget" sungut Aldo sembari beranjak berjalan ke kamar mandi, tiba-tiba....
"buggghhhh"
sebuah bantal melayang ke kepala Aldo, Aldo terkejut dan menoleh kearah Nancy.
"Aww...sakit tau nggak sih ma!" gerutu Aldo sambil mengusap-usap kepalanya.
"Kamu bilang apa? mama bawel? awas saja nggak akan mama beri uang jajan kamu...hm!" seru Nancy sembari berlalu pergi meninggalkan Aldo.
"Waduh gawat nih kalau nggak dapet uang jajan, nggak bisa traktir si Oca dong" gumam Aldo, lantas ia segera menyusul Nancy yang masih berada di depan pintu.
"E...e... tunggu dong ma! hehe... maafkan kesalahan putramu yang paling cakep ini ya mamaku sayang" seru Aldo mencoba merayu sang mama.
"Aldo cuma bercanda, mama baik deh, cantik, udah gitu pinter, pinter masak, pinter belanja, pinter dandan, dan pinter cari uang...hehe bagi uang jajannya ya mam!" ucap Aldo sembari merangkul pundak sang mama.
Nancy hanya memutar bola matanya, sesekali ia mengambil nafasnya dalam-dalam.
"Aldo... sudah sering sekali mama bilang sama kamu, kalau malam jangan sering begadang, kayak gini kan jadinya, kamu sering terlambat ke sekolah, sekarang mama tidak mau tahu, kamu mandi dan setelah itu kita sarapan, setelah itu mama akan anterin kamu ke sekolah" seru Nancy
"Woo...ogah ah, Aldo berangkat sendiri aja, ntar apa kata anak-anak, reputasi Aldo sebagai cowok terkeren dan terganteng bisa hancur mam, masa Aldo masih di anterin mama nya" ucap Aldo mendengus.
"Ya sudah, kalau begitu uang jajan mu mama sita, seminggu ini mama nggak izinin kamu naik motor, setiap hari kamu sibuk dengan kegiatan racing mu yang nggak jelas itu, sampai lupa waktunya sekolah" ancam Nancy
"mama yang akan mengantarmu ke sekolah" seru Nancy sembari beranjak pergi meninggalkan Aldo yang berdiri lemas.
Aldo membalikkan badannya, kemudian ia berjalan menuju kamar mandi.
*****
Setelah beberapa saat, Aldo turun dari kamarnya, ia sudah memakai baju seragam putih abu-abu, dengan ciri khas ikat kepala di kepalanya.
Nancy memandangi wajah putranya yang tampak lesu itu.
"Kenapa tuh muka, ayo dimakan, lima menit lagi kita berangkat!" seru Nancy yang tengah bersiap untuk berangkat bekerja.
Nancy adalah seorang single parents, dia bercerai dengan suaminya sekitar 10 tahun yang lalu, Nancy membawa seorang anak laki-laki balita yang sekarang sudah menginjak dewasa, yaitu Aldo, sedangkan suaminya membawa seorang anak laki-laki juga yang berusia 7 tahun lebih tua dari Aldo.
"Apa mama nggak salah, memangnya Aldo kuda lumping bisa makan dalam waktu secepat itu" sungut Aldo sembari menyendok makanannya.
"Salahmu sendiri, siapa yang suruh bangun kesiangan" seru Nancy mengingatkan.
Dengan cepat Aldo menghabiskan makanannya, Nancy selalu menerapkan kedisiplinan pada Aldo, namun sayang Aldo tak pernah menghiraukan aturan mamanya, Aldo tipe cowok yang tidak suka terlalu di atur, Aldo memang terkesan anak yang nakal, namun Aldo selalu menjauhkan dirinya dari pergaulan bebas, ia selalu mengingat norma-norma kebudayaan, dengan tidak berfoya-foya dan pesta-pesta nggak jelas.
Aldo memiliki hobi yaitu racing atau balapan, setiap malam ia balapan bersama teman-temannya, dan itu yang menyebabkan Aldo sering pulang malam dan sering terlambat ke sekolah.
"Aldo...ayo kita berangkat" seru Nancy yang sudah membuka kunci pintu mobil dengan remote.
"cit cit"
suara sensor pintu mobil yang terbuka, Aldo dengan segera meletakkan sendoknya, lantas ia minum dengan sedikit terburu-buru.
Nancy sudah masuk kedalam mobil, sesekali ia membunyikan klakson mobilnya, agar Aldo cepat datang ke mobil.
"Hu...hu...hu..." deru nafas Aldo saat ia tiba dan masuk kedalam mobil.
Nancy segera melajukan mobilnya menuju sekolah Aldo.
Setelah beberapa saat mobil Aldo sudah terlihat di depan sekolah, tampak teman-teman Aldo sudah menunggu kedatangan Aldo.
"Gaes... bukannya itu mobil nyokap nya Aldo?" seru Boni.
"Eh iya tuh, emang itu mobil Tante Nancy!" ujar Ruli.
Tiba-tiba Aldo keluar dari mobil, setelah itu mobil Nancy kembali ke jalan, dan meninggalkan Aldo.
Aldo menghampiri kedua kawannya.
"Wei... tumben jadi anak mama, kemana tuh si merah?" ucap Boni menyindir.
"Motor gue disita nyokap, gara-gara semalam pulang kemalaman" ucap Aldo kesal.
"Waahh...nggak bisa bawa si Oca lagi dong" seru Ruli
Tiba-tiba Oca datang menghampiri Aldo dan kawan-kawan.
"Hai Aldo, aku udah mencarimu dari tadi, ternyata kamu disini" seru Oca
"Untuk apa kamu mencariku? ada perlu?" tanya Aldo
"Nggak...aku cuma mau bilang, nanti siang kita jalan yuk sepulang sekolah, aku mau kita pergi ke taman kota, disana ada acara seru tahu nggak" ucap Oca
"Nggak, aku nggak bisa" jawab Aldo.
"Loh, kenapa?" tanya Oca sedikit kecewa.
"Aku bosen ke taman kota, pergi aja sendiri" ucap Aldo enteng, sehingga meja Oca sedikit cemberut.
Aldo kemudian masuk ke halaman sekolah bersama kedua temannya, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara klakson mobil di belakang mereka, mobil yang belum pernah terlihat sebelumnya di sekolah ini
Spontan Aldo dan ketiga temannya terkejut.
"Eh... siapa sih, bikin jantungan saja" umpat Aldo kesal...
Lantas Aldo mendatangi mobil itu dan mengetuk pintunya.
"tok ..tok...tok..."
"Eh...turun, seenaknya saja bikin orang jantungan, belum tahu siapa gue Lo" ucap Aldo percaya diri
BERSAMBUNG
🔥🔥🔥🔥🔥
Tampak jendela mobil itulah mulai terbuka, sedikit demi sedikit wajah seorang wanita muda mulai terlihat, Aldo yang masih berdiri menyandarkan tangannya pada badan mobil, tampak terkejut melihat sosok wanita yang belum pernah terlihat di sekolah nya itu.
"Ada masalah apa ya, kamu tiba-tiba menghentikan mobil saya" ucap Vega kepada Aldo.
"Wiihhhh...cantik" seru Boni dan Ruli saat melihat wajah Vega.
"Oh ...jadi kamu belum tahu kesalahanmu nona, kamu sudah membuat seorang Aldo terkena serangan jantung, asal kamu tahu ya, tidak ada seorang pun yang berani kepada Aldo Alexander di sekolah ini" umpat Aldo berapi-api
Vega tidak mau membuang waktu hanya untuk meladeni siswa konyol seperti Aldo, tanpa banyak bicara, Vega langsung menutup jendela mobil dan segera melajukan mobilnya ke pelataran parkir sekolah.
"E...e...e...mau kemana lu, gue belum selesai ngomong, hah... sial, awas aja lu ya, kalau ketemu gue pites pites lu, cewek belagu" umpat Aldo sembari menendang rerumputan, kedua teman Aldo mencoba menenangkan.
"He...Aldo sudah, kita masuk yuk, bel sudah berbunyi tuh" ajak Ruli sembari merangkul Aldo yang masih terlihat kesal.
Disepanjang koridor, Aldo masih terlihat kesal, tiba-tiba Boni berkata sesuatu yang membuat Aldo terkejut.
"Hei... Bray, kalian lihat cewek tadi nggak, eh dia cantik juga ya, ngomong-ngomong siapa ya?" seru Boni penasaran.
"Seleramu gitu doang, hah norak, siapapun dia yang jelas, gue akan buat perhitungan sama tuh cewek, biar dia nggak berani macam-macam lagi sama gue" ucap Aldo yang masih kesal.
Hingga akhirnya mereka bertiga telah sampai di kelas.
Aldo duduk di bangkunya, tampak ia merapikan rambutnya dan sesekali menggoda teman-teman ceweknya dengan mengedipkan matanya sebelah.
"Diih...si Aldo, dasar somplak" ucap seorang siswi yang sedang digoda oleh Aldo, dan Aldo hanya tertawa renyah melihat gadis-gadis itu.
"Eh guys, jam pertama apa nih, Fisika ya, aduh males banget gue, bikin otak pecah ajah" gerutu Aldo yang dari dulu tidak menyukai pelajaran Fisika.
Aldo memiliki nilai akademik yang memuaskan, namun ada salah satu pelajaran yang benar-benar sangat tidak ia sukai, yaitu mapel Fisika, sehingga setiap kali ada pelajaran Fisika, Aldo jarang mengikutinya bahkan ia lebih memilih tidur di kelas daripada mengikuti pelajaran Fisika, tak jarang guru Fisika menegurnya, namun terlalu susah untuk mendisiplinkan seorang Aldo untuk mengikuti pelajaran Fisika.
Tak berselang lama kepala sekolah datang ke ruang kelas 12b, ruang kelas Aldo.
"Selamat pagi anak-anak" sapa kepala sekolah
"Selamat pagi pak" jawab mereka serentak
"Hari ini akan ada guru baru Fisika untuk kalian, namanya Bu Vega, bapak berharap kalian bisa sopan dan mengikuti pelajaran beliau dengan baik" seru kepala sekolah.
Aldo hanya memutar bola matanya, ia berharap guru Fisikanya kali ini tidak akan betah berlama-lama di kelasnya, seperti guru Fisika yang lain yang pernah mengajar di kelas Aldo, Aldo selalu membuat resek saat pelajaran Fisika, sehingga guru yang mengajar menjadi tidak betah untuk berlama-lama di kelas 12b.
"Baiklah, bapak akan memperkenalkan guru baru itu untuk kalian.... Bu Vega, silahkan masuk" seru kepala sekolah kepada Vega yang sudah berdiri di luar pintu.
"tap ...tap ...tap .."
suara langkah kaki jenjang seorang wanita yang tengah berjalan ke dalam kelas 12, sepatu hak tinggi, rok selutut dan blazer hitam membuat penampilan seorang Vega Aprilia sangat terlihat elegan dan menawan, rambut yang disanggul dan berponi adalah ciri khas seorang Vega Aprilia.
"Waahh... cantik nya"
"Busyet nih cewek cantiknya nggak ketulungan"
"Bakal betah nih kalau dia yg mengajar"
Bisik-bisik siswa cowok yang terpesona melihat kecantikan Vega Aprilia.
Aldo melotot kan matanya saat ia tahu, guru baru itu adalah cewek yang membuatnya kesal tadi.
"Wah... ternyata cewek tadi , guru baru kita" seru Boni senang
"Kamu benar Bon, asik nih dapat guru bening" imbuh Ruli.
"Nah kebetulan nih cewek jadi guru Fisika, bakal gue kerjain, lihat aja" gumam Aldo menyeringai.
Kemudian kepala sekolah meninggalkan kelas, dan meninggalkan Vega bersama siswa kelas 12b.
"Baik semuanya, perkenalkan nama saya Vega Aprilia, saya adalah guru baru Fisika kalian, kalian bisa memanggil saya dengan Bu Vega" ucap Vega memperkenalkan dirinya.
"Permisi Bu" tiba-tiba Aldo mengacungkan jari
Vega melihat kearah Aldo dengan wajah terkejut.
"Bukankah dia, siswa yang menghentikan mobilku tadi" gumam Vega
Aldo lantas berjalan menghampiri Vega, dengan sikap cueknya, Aldo mengitari Vega yang tengah berdiri di depan kelas sambil menyilangkan kedua tangannya.
"Hm ...jadi ini toh guru baru Fisika" ucap Aldo sambil memicingkan matanya.
"Sebelum nya saya peringatkan ya Bu guru, sebaiknya Anda pergi saja dari kelas ini, daripada nanti ibu menyesal" seru Aldo mengancam.
Vega masih diam, ia menunggu sampai Aldo berhenti bicara
"Saya tidak menyangka ternyata bisa bertemu dengan Anda disini, dan ini sangat kebetulan, saya akan membuat Anda tidak betah tinggal di kelas ini, dan dalam hitungan hari, Anda pasti menulis surat pengunduran diri kepada kepala sekolah" ucap Aldo serius.
"Saya akan bikin perhitungan dengan Anda, Bu guru" seru Aldo sembari duduk di kursi guru.
Vega hanya melihat kesomplakan muridnya yang unik ini, Vega hanya tersenyum melihat tingkah Aldo.
Aldo tampak enak-enakan duduk di kursi Vega, bahkan Aldo menaikkan satu kakinya sembari memainkan ballpoint diatas meja guru.
Vega menghampiri Aldo yang masih duduk di kursinya.
"Kamu pikir aku takut dengan ancamanmu anak muda" ucap Vega singkat, sembari menatap wajah Aldo yang masih tegang.
"deg ...deg...deg...deg...deg" suara degup jantung Aldo terdengar berdetak kencang saat Vega menatapnya
Tatapan keduanya saling beradu, tampak bayangan wanita yang hadir dalam mimpi Aldo terlihat nyata dalam bola mata Vega.
Aldo tak berkedip sama sekali, ia merasa melihat sosok wanita dalam mimpi itu.
Tiba-tiba Vega memetik jari kearah Aldo.
Aldo tampak terkesiap, dengan segera ia membuang pandangan ke segala arah, ia meyakinkan dirinya bahwa Vega bukanlah sosok gadis dalam mimpinya.
"Baik anak-anak, ibu mau tahu nama kalian satu persatu, oke" ucap Vega sembari membawa daftar nama siswa dan membacanya satu persatu.
Tampak Aldo masih duduk di kursi guru, Vega benar-benar tidak menghiraukan Aldo yang masih duduk disana, ia tetap melakukan tugasnya yaitu mengabsen setiap siswa.
Vega mulai mengabsen siswa dari nomor urut 1.
"Aan Setiawan"
"hadir Bu"
"Abel Agustina"
"hadir Bu"
"Acha Ariana"
"Hadir Bu"
"Aldo Alexander" tak ada jawaban
"Aldo Alexander" Vega menghela nafasnya.
"Apa teman kalian Aldo tidak masuk hari ini?" tanya Vega kepada murid-muridnya
Seluruh siswa terdiam, tak ada yang berani dengan Aldo, mereka hanya saling berbisik.
Vega merasa sikap diam siswanya menunjukkan bahwa Aldo Alexander hadir dalam kelas itu.
"Aldo Alexander..." masih terdiam
"Aldo Alexander...sudah tuli ya kuping nya, oke akan saya tulis A disini" ucap Vega sedikit kesal dengan sikap Aldo.
"Bu guru memanggil saya"
"Astaga..."
Vega benar-benar terkejut saat suara Aldo tiba-tiba terdengar lembut di kupingnya.
BERSAMBUNG
🔥🔥🔥🔥🔥
Aldo berkata dekat sekali di telinga Vega, sehingga membuat Vega menoleh terkejut, tiba-tiba saja sang murid begajulan sedang berada didekatnya.
Dengan elegan nya Vega menjauh dari Aldo yang tampak senyum-senyum kepadanya.
"Duduk kamu!" perintah Vega kepada Aldo
"Loh katanya tadi mencari saya, nih saya sudah datang, bu guru mau apakan saya?" ucap Aldo santai sembari memainkan kuku jarinya.
Vega mendekati murid nya yang istimewa itu, dengan sabar Vega menyuruh Aldo untuk duduk di bangkunya, namun ternyata sang murid justru menantang Vega.
"Kalau Bu guru bisa memegang atas rambut saya, saya akan mematuhi perintah ibu, kalau Bu guru tidak bisa, maka Bu guru harus keluar dari ruangan ini!" seru Aldo mengancam.
Tak dipungkiri Aldo memiliki tinggi badan 190 cm, cukup tinggi untuk siswa seusianya yang masih 18 tahun, tak jarang Aldo juga mengikuti pertandingan basket antar sekolah, selain tingkahnya yang konyol, ketampanan dan kepopuleran nya menjadi daya pikat tersendiri bagi cewek-cewek di sekolahnya.
Dan tentu saja mungkin bagi sebagian orang melihat perbandingan tinggi badan Aldo dan Vega sangatlah jauh, Vega bukanlah tipe perempuan yang memiliki tinggi badan semampai, namun masih dibilang ideal untuk wanita seusianya.
Vega memutar bola matanya, sesekali ia merapikan poninya yang terjuntai di wajah cantiknya, dengan masih menatap wajah Aldo, Vega mulai mendekati muridnya yang somplak itu
"Oke..." ucap Vega santai
Aldo mulai menyeringai
"Siap-siap saja untuk keluar dari kelas ini Bu Guru" gumam Aldo.
Sementara Vega tengah bersiap menyentuh puncak kepala Aldo, disisi lain para siswa tampak berbisik.
"Waduh gawat nih, si Aldo pasti nggak ngebiarin Bu Vega melakukan itu"
"Eh Bu Vega pasti nggak bisa menjangkau puncak kepala Aldo, dia tuh tinggi banget"
"Kamu benar, aku nggak yakin Bu Vega bisa"
"Nggak ada yang bisa melawan Aldo"
Terlihat para siswa tengah membicarakan mereka berdua.
Kemudian Vega mencoba menjinjit agar tangannya bisa menggapai puncak kepala Aldo, namun sayang Aldo justru menegapkan badannya, sehingga tinggi badan Aldo semakin terlihat seperti Monas.😁
Vega tidak bisa meraihnya, dan Aldo sangat senang melihat kegagalan Vega.
"Bagaimana Bu guru, sangat sulit kan?" ucap Aldo sembari membungkuk.
Dan lagi-lagi Vega mencoba meraih puncak kepala Aldo saat ia menunduk, namun sia-sia saja, Vega masih tidak bisa menggapai nya, karena Aldo langsung menghindari kepalanya dari tangan Vega.
Aldo tampak tersenyum puas, dan dia menunjukkan kepada teman-temannya bahwa dia akan membuat Vega tidak betah untuk tinggal di kelas mereka.
"Kalian lihat, Bu Vega tidak bisa melakukan apapun kepada ku, kalian akan lihat Aldo akan membuat Bu Vega menyesal" ucapnya sembari menghadap keseluruh temannya.
Vega masih bersikap santai, saat Aldo terus mencoba memancing emosinya, sudah beberapa kali cara untuk Vega meraih puncak kepala Aldo, namun tetap saja tidak berhasil, sehingga membuat Vega terpaksa harus mengeluarkan bakat terpendamnya.
Aldo mulai mendekati Vega yang tampak berdiri di depan kelas.
"Saya beri kesempatan sekali lagi, jika Bu guru gagal, maka Bu guru harus siap-siap pergi dari kelas kami" seru Aldo
Vega menatap tajam kearah Aldo, dengan cepat Vega menekuk belakang lutut Aldo, hingga ia duduk bersimpuh, dan kedua tangan Aldo di tarik Vega kebelakang, sehingga membuat Aldo sulit untuk bergerak, Vega telah mengunci pergerakan tubuh Aldo, dan dengan gerakan cepat Vega memegang puncak kepala Aldo dan meraih segenggam rambutnya, lalu ia tarik keatas, sehingga membuat Aldo tampak mendongak kesakitan.
"Awww...ampun Bu guru, sakiiiittt....." ucap Aldo kesakitan.
Semua siswa yang melihat tampak melototkan matanya, mereka tidak percaya sang ibu guru ternyata memilik bakat untuk membela diri.
Disaat yang bersamaan tiba-tiba sanggul Vega terlepas dari ikatannya, sehingga membuat rambut panjang itu menjuntai ke wajah Aldo yang berada di bawah cengkeraman Vega.
"Hm... wangi" tampak Aldo memejamkan matanya saat aroma harum dari rambut Vega menyapu lembut wajah tampan Aldo.
Dengan cepat Vega melepaskan tangannya dari rambut Aldo yang sudah ia acak-acak.
"huuufftt...aduuhh cewek-cewek tapi kalau jambak sakit juga anjayy" gumam Aldo sambil mengusap-usap kepalanya yang pusing karena jambakan dari tangan Vega.
Vega berdiri dan mencoba menyibakkan rambutnya yang terurai sempurna, tampaklah rambut hitam legam yang menghiasi wajah cantiknya, terlihat semakin memukau penampilan seorang Bu Vega saat itu, sehingga membuat siswa cowok tak mengedipkan matanya sama sekali.
"Waahhh... benar-benar seorang bidadari"
"Cantik EUY...mau dong jadi pacarnya"
"Gila....cantik parah"
"Kalau begini, biar nggak lulus sekolah nggak masalah, yang penting Bu Vega selalu ada"
"Ini nih yang bikin pelajaran Fisika jadi menyenangkan, bening gurunya"
Tampak suara-suara siswa cowok tengah membicarakan Vega, dan tentu saja Aldo yang masih duduk bersimpuh sembari mengusap kepalanya mendengar ucapan teman-temannya.
Dengan cepat Aldo berdiri dan bicara kepada seluruh teman-temannya, tanpa melihat Vega yang tampak merapikan rambut panjangnya.
"Woy ... kalian tuh ngomong apa? jangan tergoda sama Bu Vega, hanya karena Bu Vega sudah bisa menyentuh rambutku, lantas kalian sudah memuji-mujinya, bilang dia cantik lah, dia itulah, dia ...." belum selesai Aldo menyelesaikan kata-katanya, matanya dibuat sakit saat melihat Vega yang tengah merapikan rambut panjangnya yang indah.
Aldo terperangah, betapa pemandangan yang ada didepan matanya sekarang, benar-benar membuatnya mengucek mata, ia tidak percaya jika guru Fisikanya itu memiliki kekuatan yang bersifat magnetik untuk membuat seorang Aldo tertarik kepadanya.
Vega menyadari bahwa Aldo tengah memperhatikannya, perlahan Vega mendekati muridnya yang tampak sedang mengusap matanya yang tidak kelilipan itu.
"Sekarang duduklah, tunggu apa lagi!" perintah Vega, karena sesuai kesepakatan, Aldo akan menuruti permintaan Vega, jika ia berhasil menyentuh puncak kepala Aldo, dan akhirnya Vega berhasil menaklukkan kesombongan sang murid.
Aldo tampak masih terdiam di tempatnya, sedangkan Vega beranjak untuk mengambil buku pelajaran.
"Tunggu Bu!" seru Aldo
Vega menoleh, lantas Aldo menghampiri Vega yang masih berdiri ditempatnya.
"Saya rasa, saya membutuhkan lensa cembung!" ucap Aldo yang membuat Vega mengerutkan dahinya.
"Untuk apa?" tanya Vega.
"Untuk melihat Bu guru lebih dekat lagi" jawab Aldo tersenyum
Ucapan sang murid membuat Vega memutar bola matanya, Vega tidak menghiraukan perkataan Aldo, ia justru segera mengambil buku pelajaran, sudah saatnya ia memberikan materi kepada siswanya.
Kemudian Aldo pun menuruti permintaan Vega, ia lantas duduk kembali di bangkunya sembari melototkan matanya kepada teman-temannya yang sedang memperhatikannya.
"Apa lihat-lihat, gue kepret lu!" seru Aldo kepada seorang temannya sembari menunjukkan genggamannya, dan temannya itu tidak berani lagi menatap wajah Aldo.
Vega yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Nih anak, harus di kasih pelajaran ekstra" gumamnya
BERSAMBUNG
🔥🔥🔥🔥
...KIRA-KIRA PELAJARAN EKSTRA APA YANG DIBERIKAN OLEH BU VEGA? MUNGKINKAH PELAJARAN EKSTRA KURIKULER??😁😁...
...TUNJUKKAN DUKUNGANMU YA BEB😉...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!