NovelToon NovelToon

LEGENDA PANGERAN NEGARA YUE

PASUKAN HARIMAU HITAM

Pagi itu di sebuah padang rumput luas, yang di batasi oleh sebuah sungai lebar memanjang berkelok-kelok, seperti ular raksasa.

Terlihat sebuah barisan pasukan yang membentuk formasi setengah lingkaran, berusaha bertahan mati matian, dari kepungan pasukan lawan, yang jumlahnya sangat banyak, dan terlihat berlapis lapis.

Pasukan yang bertahan membawa dua buah bendera, bendera pertama berkain dasar kuning, bertuliskan huruf Yue (Rembulan) dengan tinta merah, bendera itu mewakili nama kerajaan mereka.

Bendera kedua yang berkibar di tengah-tengah pasukan pertahanan, adalah bendera berbahan dasar kuning, dengan gambar harimau hitam di bagian tengahnya, Harimau Hitam tersebut terlihat sedang mengigit sebatang pedang merah, di mulutnya.

Ini menggambarkan barisan pasukan itu adalah pasukan Harimau Hitam, yang namanya sudah menggetarkan seluruh penjuru negeri.

Pasukan harimau hitam dari negara Yue, selama 10 tahun berdiri hingga detik ini, sudah mengalami ratusan perang besar kecil, belum pernah sekalipun terkalahkan.

Semua negara tetangga seperti Chu, Han, Song, Lu. selalu cemas dan ketar ketir, bila negara Yue sudah mengerahkan pasukan andalan mereka ini, untuk maju ke medan laga.

Padahal jumlah pasukan ini tidak banyak, hanya sekitar 30.000 personil, bila di bandingkan kekuatan militer negara Chu yang mencapai 500.000, belum lagi negara Han 300.000, negara Song 400.000, negara Lu 200.000.

Tentu jumlah pasukan harimau hitam, tidak bisa di bandingkan dengan mereka.

Tapi pasukan harimau hitam terkenal memiliki reputasi satu personilnya, mampu melawan 100 orang pasukan lawan.

Selain itu mereka juga memiliki pemimpin, yang di juluki Dewa Perang Pedang Darah.

Dia adalah panglima Wen Zhong, di samping Wen Zhong, masih ada istrinya Mu Gui Ying, yang terkenal dengan julukan Jendral Tombak Perak.

Kedua suami istri ini selain memiliki kemampuan bela diri, yang tinggi mereka juga sangat lihai dalam berbagai disiplin ilmu perang dan strategi militer.

Di bawah mereka masih ada dua orang saudara kembar, bernama Wei Su dan Wei Sin, mereka berdua adalah murid, sekaligus orang yang paling di percaya oleh Wen Zhong dan Mu Gui Ying.

Sedangkan di pihak Pasukan Penyerang yang melakukan pengepungan, terhadap pasukan Harimau Hitam, mereka terdiri dari pasukan gabungan 4 negara, yang di pelopori oleh negara' Chu di ikuti negara Han Song dan Lu.

Dari pihak pasukan gabungan mereka menunjuk Xiang Yan, yang masih muda cerdik dan pemberani, sebagai pemimpin pasukan gabungan.

Untuk menghadapi pasukan Harimau Hitam, yang di pimpin oleh Wen Zhong .

Pasukan Harimau Hitam, bisa terpojok hingga seperti ini, ini semua adalah akal akalan Xiang Yan yang cerdik dan pintar.

Xiang Yan awalnya mendatangi raja Yue, Guo Jian yang arogan, membujuknya untuk membantu Chu menahlukkan negara Xu dan Ba, dengan imbalan wilayah negara Xu dan Ba boleh menjadi milik negara Yue.

Untuk pihak Chu, mereka tidak mengharapkan apapun, selain surat perjanjian damai Chu dan Yue.

Xiang Yan menawarkan Chu dan Yue selamanya akan hidup sebagai tetangga yang baik.

Bahkan Xiang Yan berjanji, bila misi menahlukkan negara Xu dan Ba berhasil, dia akan membantu Yue menahlukkan Han Song dan Lu.

Chu cukup dapat wilayah Han, wilayah Song dan Lu boleh menjadi milik Yue, bila misi berhasil.

Mendengar usul yang sangat menarik itu, Raja Guo Jian tanpa merundingkan dengan penasehat negara Fan Li dan Wen Zhong panglima militernya.

Dia langsung menyanggupinya, tanpa menghiraukan nasehat Fan Li dan Wen Zhong yang berusaha mencegahnya.

Kaisar Guo Jian lebih suka mendengar pujian dari Xiang Yan dari Chu, dan Bo Pi Perdana menteri nya yang lain, yang ternyata sudah di sogok oleh Xiang Yan.

Kaisar Guo Jian dengan nekad berangkat memimpin 300.000 pasukannya.

Bersama Xiang Yan, mereka langsung menyerang negara Ba.

Tanpa perlawanan berarti karena negara Ba kalah jumlah pasukan, Guo Jian langsung memenangkan pertempuran dan memaksa negara Ba menyerah.

Setelah menahlukkan negara Ba, kepercayaan diri Guo Jian menjadi meningkat.

Dia langsung bergerak menahlukkan Shu, tapi di sini perlawanan Shu cukup sengit, sehingga baik pihak Shu maupun pihak Yue sama sama mengalami kerugian besar.

Di saat itulah Xiang Yan dengan pasukan Chu menahlukkan Shu, sekaligus dia berusaha ingin menangkap raja Guo Jian dan memaksanya menyerah.

Di saat Guo Jian terkepung, Wen Zhong dan pasukan harimau hitam nya tiba-tiba muncul, melakukan pukulan mendadak mengacaukan barisan pengepungan pasukan Xiang Yan.

Mereka membuka jalan darah menyelamatkan raja Guo Jian kembali ke negara Yue.

Guo Jian memang berhasil selamat bersama sisa pasukannya, kembali ke negara Yue.

Tapi Wen Zhong dan pasukannya tertahan di sana, menghadapi pertempuran mengulur waktu dengan pasukan Xiang Yan dari Chu.

Karena selalu gagal menembus barisan pasukan harimau hitam, Xiang Yan dengan cerdik mengajak kerjasama dengan Negara Han, Song dan Lu.

Di mana Xiang Yan tahu persis selama ini beberapa negara ini selalu mencemaskan kekuatan pasukan harimau hitam.

Tentu saja tawaran Xiang Yan mereka sambut dengan baik.

Maka terbentuklah aliansi pasukan gabungan 4 negara, untuk memukul pasukan harimau hitam.

Pertempuran sengit pun pecah, tapi meski mereka menang jumlah.

Mereka tetap kesulitan menahlukkan pasukan harimau hitam yang sangat kuat.

Untuk itu Xiang Yan sekali lagi diam diam menulis surat dan mengirimkan hadiah buat Bo Pi.

Agar Bo Pi yang rakus, membantunya memutuskan ransum perbekalan pasukan harimau hitam.

Bo Pi dengan cerdik mempengaruhi Raja Guo Jian, agar menghentikan pengiriman perbekalan kepada pasukan pimpinan Wen Zhong.

Dengan alasan, bila Wen Zhong sukses dan pulang, pamornya akan naik melebihi raja Guo Jian.

Raja Guo Jian hanya akan menjadi bahan tertawaan orang oran,g dan kehilangan wibawa.

Bukan tidak mungkin Fan Li dan Wen Zhong yang berteman baik, akan memaksanya turun tahta.

Mendengar hal itu raja Guo Jian menjadi marah, dia pun memutuskan tidak mengirim ransum perbekalan lagi.

Selain itu, dia juga menarik mundur semua kapal penyeberangan, yang tadinya di persiapkan untuk jalan mundur pasukan Wen Zhong.

Tanpa perbekalan dan tanpa kapal untuk jalan mundur, inilah yang membuat pasukan gagah perkasa itu kini terpojok di tepi sungai.

Maju tidak bisa, mundur mustahil, mereka hanya bisa bertahan mati matian, mengandalkan kekuatan dan semangat mereka saja.

"Saudara saudara sekalian, di meja ini adalah sisa perbekalan terakhir kita.."

"Silahkan di bagi dan di habiskan sepuasnya.."

"Aku secara pribadi sangat berterimakasih kepada saudara saudara sekalian, yang selama 10 tahun ini."

"Kalian semua selalu dengan setia berjuang sehidup semati bersama ku."

"Mari kita semua bersulang, anggaplah air putih ini sebagai arak.."

"Bersulang,..!!"

Teriak Wen Zhong sambil mengangkat mangkoknya tinggi, menghadap kearah pasukan nya.

Setelah menghabiskan air putih di mangkok tersebut,

"Pranggg,..!"

Wen Zhong membanting mangkok di tangannya hingga hancur berkeping-keping.

BATU LONCATAN

"Pranggg,..! Pranggg,..! Pranggg,..!

Pranggg,..! Pranggg,..! Pranggg,..!

Pranggg,..! Pranggg,..! Pranggg,..!"

Tindakan Wen Zhong langsung di ikuti oleh seluruh pasukannya.

"Di kehidupan mendatang bila berjodoh, aku tetap ingin menjadi saudara kalian semua nya..!"

teriak Wen Zhong sambil mencabut dan mengangkat pedang merahnya tinggi tinggi.

pasukan Wen Zhong semuanya juga mengangkat senjata nya tinggi tinggi di atas kepala, sambil berteriak riuh rendah penuh semangat.

Sesaat kemudian Wen Zhong menoleh kearah istrinya dan menganggukkan kepala.

Mu Gui Ying menyambutnya dengan anggukan kepala sambil tersenyum lembut.

Wen Zhong kemudian menoleh kearah kedua ajudannya, dan menganggukkan kepalanya kepada mereka berdua.

Kedua ajudannya langsung membalas menganggukkan kepala dengan penuh semangat.

Wen Zhong meletakkan kedua jarinya didepan bibir, lalu dia bersiul keras, seekor kuda hitam berpacu cepat menghampirinya, Wen Zhong langsung melompat ringan duduk di punggung kuda tersebut.

Dia langsung memacu kudanya menuju garis depan.

Istri nya Mu Gui Ying juga melakukan hal yang sama, begitu siulan kerasnya dia lepaskan. seekor kuda putih berpacu dengan cepat menghampiri dirinya

Mu Gui Ying dengan tenang melompat duduk di atas punggung kudanya.

Dia lalu memacu kudanya ke garis depan menyusul suaminya, ditangan kanannya terlihat dia membawa sebatang tombak perak yang berkilauan tertimpa cahaya matahari.

Wei Su dan Wei Sin berlarian menyusul di belakang Mu Gui Ying dan Wen Zhong.

Di ikuti oleh seluruh pasukan harimau hitam, yang bergerak membentuk formasi anak panah,

Mereka bergerak mengikuti kode bendera, yang di kibarkan oleh Wei Su.

Sesaat kemudian perang pun kembali pecah, Wen Zhong memimpin pasukan nya menerjang kepungan musuh yang berjumlah jauh lebih banyak dengan gagah berani.

Setiap pedangnya bergerak, pasti ada puluhan pengepung yang roboh.

Kuda hitam nya juga bukan kuda sembarangan, kuda hitam nya sangat terlatih, kuat dan lincah.

Setiap tendangan kaki depannya, maupun tendangan kaki belakangnya, selalu membantu Wen Zhong merobohkan pasukan gabungan, yang mengepung mereka.

Sudah tak terhitung pasukan pengepung yang roboh di tangan Wen Zhong dan kudanya.

Wen Zhong terus memacu kudanya menerjang kesana kemari, berusaha membunuh musuhnya sebanyak banyaknya.

Dia terus berusaha menerobos kepungan, ingin menghampiri Xiang Yan, yang berada di posisi sebuah dataran tinggi yang di kelilingi Padang rumput luas.

Posisi daratan tinggi itu, mirip sebuah bukit kecil dan di sekitarnya terlihat di jaga ketat oleh pasukan gabungan yang berlapis lapis.

Bagaimana pun Wen Zhong berusaha dia tetap kesulitan mencapai posisi itu.

Xiang Yan memberi kode agar barisan pasukan tameng, dan tombak bergerak menjepit, untuk mempersempit arah gerak Wen Zhong.

Pasukan tameng pun bergerak perlahan-lahan mengepungnya, dengan tameng di depan, lalu tombak menyusul menusuknya dari segala arah.

Tapi Wen Zhong dengan gagah menebas putus seluruh mata tombak, dengan pedang merahnya.

Dia dengan gerakan ringan melompat dari punggung kudanya, terbang keatas, Wen Zhong memberikan sebuah Tebasan serangan pedang, secara memutar kearah para pengepungnya.

Para pasukan pengepung itu langsung terpental kebelakang, menimpa kawan kawan di belakang mereka.

Tameng besi berat dan besar mereka tinggal separuh, karena tameng mereka telah terbelah dua, tidak kuat menahan sinar merah pedang Wen Zhong, yang di tebaskan melewati mereka.

Wen Zhong kembali mendarat di punggung kudanya.

Dia memacu kudanya mencoba menerobos kepungan.

Tapi pasukan pengepung yang mengikuti kode dari Xiang Yan, pasukan tameng di belakang mereka, langsung maju menggantikan temannya yang roboh tadi.

Sehingga posisi kembali seperti semula lagi, seolah-olah tidak pernah terjadi apa apa.

Kini sadarlah Wen Zhong, Xiang Yan yang licik sedang menggunakan strategi perang Roda pedati.

Pasukan nya yang menang jumlah akan terus saling bergantian maju mengepungnya.

Hal itu di lakukan untuk menguras energi dirinya, dan energi pasukannya.

Tapi saat ini dia tidak punya pilihan lain, selain terus merangsek maju, kalau bisa mencoba menangkap Xiang Yan, mungkin mereka masih ada harapan meninggalkan tempat ini dengan selamat.

Wen Zhong kembali menerjang kearah pasukan pengepungnya, mengikuti instruksi dari Xiang Yan, tiba-tiba jaring bertebaran di udara, di lempar kearahnya,

Tapi pedang merah Wen Zhong, selalu berhasil membelah jaring jaring, yang datang berhamburan kearahnya.

Sambil melempar jaring jaring, yang dipasangi mata pancing, pasukan pengepung juga terus maju dengan tameng dan tikaman tombak mereka.

Rencana mudah tapi prakteknya tidak lah mudah, untuk bisa menangkap Wen Zhong.

Kini Wen Zhong bila tidak bergerak mengincar kepala para pengepungnya, dia Pasti akan mengincar kaki mereka.

Dengan cara ini Wen Zhong berhasil mengendorkan pengepungan nya

Di tempat lain Mu Gui Ying juga tidak kalah hebat dengan suaminya, tombak peraknya bergerak kesana kemari seperti tongkat malaikat elmaut.

Setiap kali tombaknya berkelebatan kesana kemari, pasti selalu ada pengepungnya yang roboh.

Beberapa kali tombaknya berhasil menembus tiga orang sekaligus dalam satu kali tusukan.

Untuk mencabutnya, dia harus terbang dari punggung kudanya, lalu memutar mutar tombaknya mengelilingi tubuhnya mencegah pengepung mendekatinya.

Setelah itu dia baru terbang kembali ke punggung kudanya, dan kembali melanjutkan menyerang pengepungnya, dari atas punggung kuda.

Sedangkan Kudanya mengikuti arahan nya terus berpacu kedepan menabrak para pengepung, yang menghalangi jalannya.

Bukan hanya tusukan tombak nya saja yang berbahaya, bahkan pukulan pinggiran tombaknya, sanggup memecahkan helm pelindung kepala para pengepungnya, hingga kepala para pasukan pengepung itu bocor, mengalami pendarahan hebat dan gegar otak.

Di tempat lain Wei Su yang menggunakan sepasang Gada Labu,.dan Wei Sin yang menggunakan dua buah tongkat besi berulir.

Pergerakan mereka juga sangat cepat dan ganas.

Kemanapun sepasang senjata mereka mengayun, pasti ada korban yang roboh bersimbah darah.

Pasukan harimau hitam sendiri yang bertempur dalam formasi.

Mereka juga sangat kuat dan kompak, sangat sulit bagi pasukan lawan untuk berhasil menyerang mereka.

Bahkan saat Xiang Yan memberi kode agar menghujani mereka dengan senjata panah.

Mereka dengan sigap langsung mengangkat tameng, untuk melindungi tubuh mereka dan teman teman mereka secara kolektif.

Lalu mereka bergerak balas menyerang dengan tusukan tombak panjang, lewat celah celah kecil antara tameng dengan tameng.

Waktu terus bergulir dengan cepat tahu tahu sudah memasuki matahari tenggelam.

Tapi atas instruksi Xiang Yan, pengepungan dengan menggunakan penerangan obor terus berlangsung.

Pasukan pengepung, yang terdiri dari gabungan pasukan 4 negara, dengan mudah secara bergantian bertukar Shift, saling bergantian melakukan pengepungan.

Hanya pasukan harimau hitam yang terkepung habis habisan, tidak bisa beristirahat sama sekali, bahkan sekedar minum air pun terasa sulit, apalagi beristirahat.

Mereka semua di dalam hati juga tahu, meski bisa beristirahat, mereka juga sudah tidak ada ransum makanan lagi.

Saat ini selain bertempur dan terus bertempur, hingga titik darah terakhir, mereka sudah tidak ada jalan lain.

Harapan mereka satu satunya adalah adanya bala bantuan kapal dan ransum makanan, yang di kirimkan oleh pihak kerajaan.

Bila tidak tempat ini pasti akan menjadi tempat peristirahatan terakhir mereka.

Wen Zhong dan istrinya sedikit demi sedikit terus merangsek maju menembus kepungan, untuk berusaha menjangkau Xiang Yan.

Tapi setiap mereka menembus satu baris, pasti akan muncul baris lainnya, yang menutupi pergerakan mereka.

Xiang Yan pun harus kembali mundur satu baris kebelakang, sehingga harapan mereka untuk menjangkau menangkapnya, juga hanya tinggal harapan kosong belaka.

Pada satu kesempatan Mu Gui Ying berhasil merebut sebuah tombak pengepung nya.

Dengan di bantu sepasang telapak tangan suaminya sebagai batu pijakan.

MEMBUNUH JENDRAL SOH

Tubuh Mu Gui Ying kemudian melayang ringan melewati 2 lapis barisan pasukan pengepung, dengan sekuat tenaga dia melemparkan tombak hasil rampasan nya itu

Tombak itu melesat melebihi kecepatan anak panah, suara tombak membelah udara, yang menimbulkan suara berdesing terdengar jelas

"Singgg,..!"

"Cusss,..!"

Tombak itu menembus tubuh tiga orang pengawal pelindung Xiang Yan.

Dan hampir saja tombak itu membunuh Xiang Yan.

Untungnya saja Xiang Yan, masih mampu bergerak sigap, dia langsung menarik tali kekang kudanya kuat kuat secara dadakan

Sehingga kudanya meringkik keras,

"Ngikkkk,..!"

Kuda Xiang Yan yang kaget langsung mengangkat kedua kaki depannya tinggi tinggi ke udara.

Xiang Yan menjadikan kudanya sebagai tameng, Xiang Yan sendiri lalu melompat dari punggung kudanya, bersalto diudara, menjauh untuk menghindari serangan tombak tersebut.

Xiang Yan berhasil meloloskan diri dari maut dengan wajah sedikit pucat.

Tapi tidak dengan tiga pengawalnya dan kuda kesayangannya, mereka semua langsung tewas ditempat.

Ketiga pengawal nya langsung tewas dengan tubuh tertembus tombak.

Sedangkan Kudanya tewas dengan tubuh tersate oleh tombak, hingga ujung mata tombak menembus punggung kuda.

Dari sini dapat terbayang seberapa kuatnya lemparan tombak, jendral wanita perkasa itu.

Pasukan pengepung segera maju menerjang kearah Mu Gui Ying, dengan tusukan tombak mereka.

Mu Gui Ying menggunakan tombaknya untuk di jadikan tumpuan tubuhnya, sebelum tubuhnya melayang keatas.

Sehingga tusukan tombak para pengepung, lewat di bawah tubuhnya.

Mu Gui Ying memanfaatkan tubuhnya, yang sedang melayang di udara, untuk menendang wajah para pengepung secara memutar.

Dia seolah olah sedang berjalan di atas wajah para pengepungnya, yang pada menjerit kesakitan dan terpelanting ke belakang..

Mu Gui Ying setelah mendarat di atas tanah, dia langsung memutar tombaknya, mengelilingi tubuhnya, bersiap menghadapi serangan berikutnya.

Melihat kecantikan dan kegagahan Mu Gui Ying, Pimpinan pasukan negara Lu, Jendral Soh langsung berteriak sambil tertawa mesum,

"Tangkap wanita itu hidup hidup,! bawa dia ke barak ku..!"

"Aku ingin dia melahirkan putra untuk ku..!"

"Ha,..! Ha,..! Ha,..!"

ucap nya sambil tertawa gembira.

Wajah Mu Gui Ying langsung menjadi merah padam, menahan rasa kesal dan malu nya.

Para pasukan pengepung mengikuti instruksi jendral Soh,

Mereka segera melempar senjata kait, untuk mengunci kaki dan tangan Mu Gui Ying.

Mu Gui Ying berusaha mati matian menangkis, setiap kait yang melayang menghampirinya.

Kait kait itu mirip cakar elang besi, pada bagian ujungnya, tersambung dengan seutas tali rantai baja.

Kait kait itu bisa di tangkis, tapi bila rantainya tidak dalam posisi di rentangkan.

Tali itu tidak mungkin bisa di putus.

Mu Gui Ying sempat memutus beberapa rantai, saat cakar itu meleset tidak berhasil mengunci kakinya.

Hal itu dia lakukan dengan cara menginjak cakar itu kedalam tanah, dengan kakinya.

Lalu dia menggunakan mata tombaknya, yang tajam untuk memutus rantai yang sedang direntangkan tersebut.

Tapi berhubung cakar besi yang di lemparkan kearahnya cukup banyak, di mana pada awalnya hanya membelit tombaknya.

Sehingga dia dan pasukan pengepungnya, terlibat saling betot satu lawan lima.

Kemudian di susul dengan kedua kakinya terkunci, lalu kedua tangannya juga ikut terkunci,

Sehingga kini tubuhnya telentang di udara di tarik dari empat arah.

Tombaknya pun sudah terlepas dari pegangan tangannya.

Di tempat lain Wen Zhong, yang mengkhawatirkan keselamatan istrinya.

Dia berlompatan menjejak kepala para prajurit barisan pengepungnya, lalu dia terbang menuju pengepung lapis kedua.

Di sana dia kembali menjejakkan kakinya di kepala para prajurit pasukan pengepung lapis dua.

Sambil terbang di udara melihat kondisi istrinya sedang kritis, dia langsung melepaskan 4 tebasan pedang merah, melesat memutus rantai baja, yang mengikat kaki dan tangan istrinya dari 4 arah.

"Tranggg,..! Tranggg,..! Tranggg,..!

Tranggg,..!"

Begitu rantai baja yang menguncinya putus, Mu Gui Ying dengan cepat, menjatuhkan diri nya keatas tanah bergulingan sekali, menyambar tombaknya.

Lalu dia menggunakan tombak nya untuk menyapu bagian kaki para pengepungnya.

Sehingga para pengepung nya pada terpelanting.

Mu Gui Ying memukul tubuh salah satu pengepungnya, yang terpelanting dengan tubuh terapung diudara.

"Bukkkk,..!"

Pengepung apes itu tubuhnya melayang deras kearah jendral Soh dari Negara Lu, yang tadi mengeluarkan kata-kata kotor.

Di saat bersamaan Mu Gui Ying menggunakan ujung tombaknya, mencongkel sebuah batu terbang keudara.

Kemudian dia memukul batu itu dengan bagian samping mata tombaknya.

"Tanggg,..!"

Batu itu melesat cepat menyusul di balik tubuh prajurit, yang terpental kearah Jendral Soh.

Jendral Soh dan para pengawalnya sedang fokus dengan tubuh yang melayang kearah nya, mereka tidak memperhatikan batu, yang datang menyusul di balik tubuh itu.

Tubuh itu berhasil di alihkan,oleh para pengawal, sehingga tidak sampai menabrak Jendral Soh.

Tapi batu yang datang menyusul, tanpa sempat di cegah, langsung menembus helm dan kepala Jendral Soh.

Hingga tubuh jendral tersebut jatuh terjengkang keatas tanah, dalam posisi helm dan kepala bocor.

Jendral Soh hanya berkelenjotan sebentar, sebelum meregang nyawanya, tewas di tempat dengan kepala berlubang.

Setelah Wen Zhong datang, para pengepung yang menggunakan senjata cakar elang besi menjadi kalut.

Pasalnya Mu Gui Ying, akan selalu menggunakan tombaknya, untuk di lilit oleh cakar elang besi itu.

Saat saling taring menarik seberkas sinar merah lewat.

"Trangggg,..!"

Semua rantai di putus oleh Wen Zhong, dengan cara tersebut, strategi Jendral Soh pun kandas di tengah jalan.

Para pengepung yang menggunakan senjata cakar elang terpaksa di tarik mundur oleh Xiang Yan.

Xiang Yan menukarnya dengan pasukan tameng dan tombak berkait, untuk melanjutkan kembali pengepungan.

Tombak berkait bertujuan untuk mengait dan mengunci senjata di tangan Wen Zhong dan istrinya.

Sekaligus bisa di gunakan untuk mengait leher dan kaki lawan.

Senjata ini cukup berbahaya dan harus di hadapi dengan hati-hati, dan penuh kewaspadaan.

Sekali salah, akibat yang di terima akan sulit di bayangkan.

Kini suami istri itu beradu punggung menghadapi serangan pengepung, yang senjatanya datang bagaikan hujan menyerang mereka dari segala arah.

Mu Gui Ying menusukkan tombak nya kearah salah satu pasukan tameng di hadapannya.

"Trakkk,..!"

Tombaknya tertahan oleh tameng pasukan di hadapannya, dengan memelintir batang tombak dalam genggamannya, sambil melakukan dorongan kedepan.

Mata tombak berubah menjadi mata bor yang langsung meledakkan tameng tersebut.

"Prakkk,..!"

Tameng itu pecah hancur berkeping-keping, mata tombak langsung meluncur deras menembus dada prajurit pemilik tameng itu.

Dengan menggunakan prajurit itu sebagai tamengnya, Mu Gui Ying terus mendorong pasukan tameng itu menabrak siapapun, yang menghalangi jalannya.

Wen Zhong membantu dengan menebaskan pedangnya kearah kiri dan kanan istrinya.

Agar tidak ada pengepung, yang bisa menyerang istrinya dan dirinya dari samping.

Dengan cara ini mereka kembali berhasil menembus satu lapis pasukan pengepung.

Tapi mereka tetap belum berhasil maju mendekati Xiang Yan, yang di jaga ketat pasukan berlapis lapis yang tiada habisnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!