Cinta ArJin
Part 1
Lusia
*Ibu menggebrak meja.
Eldira Jelita
*Terperanjat kaget.
Ibu, Lusia Andinata usia 38 tahun.
Penuh emosi ibu menggebrak meja menyela kalimat yang bahkan belum sempat Eldira selesaikan.
Lusia
Berapa kali harus ibu katakan!
Lusia
Jangan pernah tanyakan tentang ayahmu.
Eldira Jelita
Tetapi kenapa ibu?
*Suaranya terdengar putus asa.
Eldira Jelita
Aku sekarang sudah 17 tahun.
Eldira Jelita
Sudah cukup dewasa untuk mendengar kebenaran.
Lusia
Tidak ada yang perlu kamu ketahui tentang ayahmu.
Lusia
*Pergi memasuki kemarnya.
Eldira Jelita
Seharusnya aku sudah tahu, ini yang pasti terjadi.
Eldira Jelita
Tadinya aku pikir akan mendapat jawaban berbeda di usiaku saat ini.
Eldira Jelita
Ternyata semua sama saja.
Ibu selalu marah besar setiap kali Eldira menyinggung perihal ayah kandungnya yang sudah meninggalkan mereka sejak Eldira masih di dalam kandung ibu.
Sampai saat ini Eldira bahkan belum pernah sekalipun melihat foto ayah kandungnya. Eldira tidak tahu seperti apa rupa ayahnya itu.
Eldira berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, perlu sekitar 45 menit untuk sampai ke sekolah.
Eldira Jelita
Hampir tiga tahun sudah aku selalu melewati danau ini. *Batinnya
Eldira Jelita
Ini seperti healing, sebelum pertempuran batinku di sekolah.
Menikmati pemandangan dan udara segar sembari berjalan.
Eldira adalah murid kelas 12 di SMK swasta baru di kota hujan.
Eldira Jelita
Aku benci sekolah, bukan karena tidak suka belajar.
Eldira Jelita
Tetapi aku tidak memiliki teman di sana.
Eldira Jelita
Percaya atau tidak tetapi itu memang terjadi padaku.
Eldira Jelita
Masa SMK yang harusnya menjadi masa paling indah tidak berlaku untukku.
Eldira Jelita
*menarik nafas panjang
Eldira Jelita
Aku sering bertanya,
Eldira Jelita
apakah di dunia ini ada yang mengalami seperti apa yang aku jalani saat ini?
Eldira Jelita
Atau hanya diriku yang tidak beruntung seperti ini?
Eldira kembali melanjutkan perjalanannya ke sekolah.
Sampai di sekolah. Eldira berjalan diantara hiruk pikuk murid-murid lain yang berlalu lalang.
Eldira Jelita
Hidup ini seperti kutukan bagiku.
Eldira Jelita
Kutukan untuk terus merasa kesepian.
Eldira Jelita
Andai aku bisa menjadi mati rasa.
Eldira Jelita
Mungkin sekolah tidak akan terasa seburuk ini.
Eldira duduk di bangku pojok paling belakang.
Jam pelajaran berlalu begitu lambat.
Saat istirahat tiba murid-murid pergi ke kantin duduk bersama teman lain.
Berbeda dengan Eldira yang hanya bisa menikmati makanannya sendiri.
Terasing di tengah keramaian.
Duduk sendiri di meja sudut kantin
Hal yang paling Eldira nanti pun tiba, jam pulang sekolah.
Eldira bergegas pulang ke rumah dengan menaiki angkutan umum.
Part 2
Sesampainya didepan rumah, Eldira mendengar suara ibunya sedang berbicara di dalam kamar yang terletak dibagian depan.
Lusia
Aku juga merasa kasihan dengan Eldira. Tapi aku terpaksa menyembunyikan tentang ayahnya.
*Eldira berhenti untuk membuka pintu saat mendengar ibunya sedang membicarakan tentang ayahnya.
Sesuatu yang sangat ingin dia ketahui.
Teman Ibu
Apa Andri pernah menghubungimu sejak dia pergi?
Lusia
Tidak pernah. Dia tidak akan peduli pada kami.
Lusia
Aku pun sudah tidak peduli kepadanya. Dia penyebab semua penderitaanku selama ini.
Lusia
Dia menghamiliku sampai orang tuaku mengusirku. Walau dia menikahiku namun kami tidak pernah bahagia.
Lusia
Dan dengan tega sebelum dia pergi, dia mengatakan bahwa semua ini karena anak yang aku kandung adalah anak pembawa sial.
Eldira Jelita
*Bagai tersambar petir Eldira mengetahui bahwa dialah penyebab ayahnya pergi meninggalkan mereka.
Eldira Jelita
*mengintip melalui jendela, dia melihat ibunya memasukan foto usang kedalam peti kaleng yang kemudian ibunya sembunyikan di bawah lemari pakaiannya.
Eldira Jelita
*Menahan kesedihan dan airmatanya
Membuka pintu dan berjalan ke kamar ibunya
Eldira Jelita
*Mencium tangan Ibu dan teman kerja ibunya.
Lusia
Ibu sudah menyiapkan makan siang, makanlah dulu!
Eldira Jelita
Iya. Ibu sudah pulang?
Lusia
Hari ini ibu bekerja setengah hari.
Part 3
Setelah makan siang Eldira bersiap-siap untuk bekerja part time disebuah warung internet di pusat kota.
Lusia
Hari ini kamu pergi bekerja?
Ibu menghampiri Eldira di kamar.
Eldira Jelita
Iya ibu, kenapa?
Eldira bekerja bukan karena mereka kekurangan uang. Namun agar Eldira tidak merasakan sendirian di rumah ketika ibunya bekerja.
Lusia
Ibu harus kembali ke pabrik ada urusan mendadak. Ibu berangkat duluan, boleh?
Eldira Jelita
*Kesempatan bagus* batinnya
Lusia
Baiklah. Ibu berangkat!
Eldira Jelita
Hati-hati ibu!
Ibu pergi keluar rumah bersama temannya.
bergegas ke kamar ibu dan mencari kotak kaleng yang ibu sembunyikan
Membuka kotak kaleng dengan perasaan gugup sekaligus penasaran. Tangannya gemetar.
Foto usang menampilkan wajah ayah Eldira.
Eldira Jelita
Ini ayahku! *hampir menangis
Eldira Jelita
Setelah bertahun-tahun akhirnya aku bisa melihat wajah ayahku.
Eldira Jelita
*menangis memeluk foto ayahnya
Eldira Jelita
Ayah meskipun kamu tidak menyukaiku, tetapi aku tetap merindukanmu.
Eldira Jelita
Aku berharap suatu hari aku bisa bertemu denganmu.
Eldira menaruh kembali foto dan kotak ketempat semula dengan rapih.
Dia pun berangkat ke warnet tempatnya bekerja. Warnet yang sekaligus cafe namun di sini Eldira hanya bekerja sebagai operator komputer bagian warnet.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!