NovelToon NovelToon

Rich Man

Saimbara

Kota Bandar lampung adalah kota penghasil kopi terbesar di Negara Indonesia tidak heran para penduduk kota tersebut begitu kaya dan punya lahan tanah yang luas. Kecuali para gelandangan yang menjadi sampah masyarakat bagi sebagian orang “cepleekk..” seorang pria muda tiba tiba menjatuhkan botol minumnya secara sengaja saat berpapasan dengan supri yang sedang memunguti sampah plastic.

“ambil tuh lumayan di itu merek nya mahal jadi kau bisa dapat uang lebih” kata pria muda itu sambil matanya memandang rendah kearah supri yang tampak pasrah itu sambil tangannya memasukan botol ke karung kotornya “udah sana pergi, baumu sangat busuk!” supri langsung melangkah kan kakinya menjauhi pria muda itu.

“udah jam 11 siang?” kata supri sambil melihat jam yang mengalung di tangannya “untung nemu jam jadi aku bisa lihat waktu” supri senang saat berkeliling tadi mencari sampah di arena sekitar stadium PKOR dirinya menemukan jam tangan yang masih bagus di kotak sampah “ini kalo di timbang dapat berapa kilo yak kok ringan banget?” supri sedikit kecewa karena semenjak di datangkan tugas pembersih pendapat sampah plastiknya berkurang padahal supri butuh uang untuk memenuhi kebutuhannya.

“ais kalo gini makan mie lagi aku?” kata supri sedikit mengeluh sambil kakinya berjalan menuju ke tengkulak untuk menjual sampah plastiknya “lah kok tutup?” supri terkejut tengkulak yang biasanya bukan 24 jam non stop itu sekarang tidak buka “ha ah.. iya sudah aku kumpulkan saja dulu lah” akhirnya supri pun pulang dengan tangan kosong.

“minta pak.. minta buu..” supri menatap pengemis pria yang seumuran dengannya sedang meminta minta kepada orang lain yang lewat di jalan itu “deg..” hati supri terhentak hebat saat ada seorang perempuan memberi uang 100rb kepada pengemis itu “apa aku perlu ngemis juga?” Tanya hati supri sungguh dirinya berkerja dengan keras sampai di hina dan di rendahkan namun tidak punya cukup uang sedang para pengemis itu hanya meminta langsung di beri.

“ah tapi kan aku masih sehat dan aku juga masih sanggup berkerja jadi aku gak perlu ngemis?” supri merasa masih mampu sehingga dirinya enggan menjual harga dirinya. Sebagai seorang pria supri tidak pernah merasa sedih hidup dalam kesulitan hanya saja terkadang dirinya merasa sedih sampai menangis dalam tidurnya karena sudah hidup sebatang kara tidak punya uang pula.

“puukkk..” supri tersentak kaget karena angina yang kencang tiba tiba ada kertas yang terbang lalu menempel di wajahnya sehingga tangan supri langsung mengambilnya “dasar sam.. eh?” supri hendak membuang kertas itu namun langsung dirinya uruangkan saat melihat tulisan di kertasnya “siapa yang berhasil menemukan kucing anak ku akan aku beri uang 100jt tunai, Haaa ini beneran?” teriak supri yang membuatnya loncat loncat kegirangan “kalo gitu aku akan ikut saimbara ini?” supri langsung memasukan kertas itu ke saku celana kotornya lalu supri segera mencari sosok kucing yang ada di kertas itu.

“meongg.. bukan.. ini juga bukan? Meong.. bukan juga? Brukk…” supri langsung terduduk di pinggir kotak sampah karena merasa lelah “ha ah ternyata gak semudah yang aku bayangkan?” supri mengira bisa segera menemukan kucing angora itu namun usahanya masih gagal total hampir semua kucing yang dirinya temui tidak menunjukan tanda tanda kucing angora.

“kruuk cuss kruuk..” tiba tiba perut supri berbunyi sangat keras membuat tangannya mengelus perut kempotnya itu “sabar ya bentar lagi makan kok?” akhirnya supri berusaha menyeret tubuhnya itu untuk pulang kerumah yang terbuat dari kardus.

Supri biasa memasak menggunakan air dari kali yang mengalir jernih karena memang uang supri tidak cukup untuk membelinya dan karena sering memakan mie dan makanan sisa membuat tubuh supri sangat kurus dan kulitnya pucat namun walau pun begitu supri tetap berusaha menjalani hidupnya yang serba kekurangan itu dengan baik.

“srupp sruppp..” supri sedang menikmati mie cepek yang berharga 1000rb perbiji tiba tiba turun hujan “ais nanti dulu coba masih makan ini aku?” gerutu supri sambil dirinya berlari kearah teras bangunan toko yang sudah tutup karena sekarang sudah pukul 10 malam “srupp srupp..” supri terus melahap mienya sambil melihat rumah kardusnya hancur tertimpa air hujan.

“ah kenapa aku harus banget hidup susah sampai umur 25 tahun ini?” sebenarnya ini bukan kali pertamanya supri merasa ketiban sial namun baginya hari ini lebih melelahkan di banding hari harinya yang sial di masa lalu.

Kini di depan teras toko ini supri membaringkan tubuhnya yang beralaskaan kardus lalu tangannya kembali mengambil kertas di saku celananya “ya allah bantu aku menemukan kucing angora ini biar aku gak hidup susah lagi, aamiin..” itu lah doa yang di panjatkan oleh hati kecil supri yang menderita sebelum supri terlelap dalam mimpi buruk sehingga supri kembali terbangun namun walau pun angina malam menusuk tubuh kurus supri dan rasa dingin membuatnya tidak nyaman supri tetap berusaha kembali tertidur hingga pagi menjelang.

Terus kan

“byur.. bangun woy” supri langsung gelagapan saat ada seorang pria yang menyiramkan air di wajahnya padahal supri sedang terlelap “sana pergi gembel” kata pria itu lagi yang membuat supri langsung lari terbirit birit “ha ah baru aja aku numpang tidur di terasmu sudah kau perlakukan begini” gerutu supri kesal namun mau bagaimana lagi toh supri pun juga salah karena tidur di sana.

Kini supri sedang duduk di kursi sebuah taman dan matanya memandangi kertas yang dirinya temukan kemarin “semoga aku yang menemukan nya biar aku punya rumah” kata hati supri lalu dirinya bangkit dari tempat duduknya dan mulai kembali mencari kucing angora yang hilang itu.

“nis nis, pus pus ha ah gimana ini kok kucing kampong semua?” sudah itungan jam supri mencari namun lagi lagi usahanya tidak membuahkan hasil “aku lelah, pingin makan..” supri hendak melangkah kan kakinya namun tidak sengaja menjatuhkan uang recehnya “ha ah pake jatuh pula uang 500 san” akhirnya supri pun mengambilnya di kolong jembatan.

“meong meong” supri terkejut mendengar suara kucing sehingga kepalanya menoleh ke sumber suara “hah kucing sultan” kata supri lantang dan terkejut secara bersamaan dan dirinya langsung berlari menghampiri kucing yang sedang terkapar di lumpur kering.

“meong meong?”

“ya allah kau kenapa terkapar gini..”

“meong meong..”

“baik baik aku bawa kau ke klinik hewan” supri langsung berlari sambil menggendong kucing angora berwarna belang putih abu abu “meong” dan setelah hamper 30 menit berlari akhirnya supri sampai di klinik hewan.

“dokter tolong kucing ini?” kata supri lalu meletakan kucing yang di gendongnya itu di tempat tidur dan dokter pun memeriksa kondisinya sedang supri menunggu dengan cemas di luar ruangan “ceklek” supri langsung berdiri saat melihat dokter membuka pintu “gimana kabarnya dok?” Tanya supri penasaran “anda tenang saja pak kucingnya sudah siuman tapi harus istirahat dulu” jawab dokter itu sehingga kepala supri menganggukan kepalanya.

“dokter kira kira biayanya berapa ya?”

“ah murah Cuma 500rb”

“huh? Eh maaf dok saya terkejut. Dok saya boleh ngutang dulu gak?”

“ngutang? Apa anda bercanda?”

“saya gak punya uang kecuali uang receh ini, hmm gimana kalo saya jadi pembersih aja dok?”

“maksud bapak ob?”

“iya ob?”

“hmm..” dokter mulai memperhatikan penampilan supri yang tampak seperti gelandangan itu lalu kepalanya menggeleng “tidak bisa anda saja gak bersih gimana mau jadi ob?” kata dokter yang membuat supri kecewa “ya kalo saya punya uang pasti saya juga akan berpenampilan baik dok” protes supri yang membuat dokter tersenyum tipis lalu matanya menatap sinis wajah supri yang kusut.

“anda mau berkerja disini?”

“boleh dok?”

“tentu saja, tapi anda harus mandi dulu dang anti bajunya?”

“dok saya gak punya uang untuk belanja baju dan sabun mandi, air saja saya gak kebeli”

“ahahaha.. baik lah anda bisa pakai baju saya dan memakai kamar mandi saya”

“eh beneran dok?” dokter langsung menganggukan kepalanya sehingga dirinya langsung mengantar supri ke kamar mandi dan memberikan pakaian layak kepadanya “alhamduliah akhirnya bisa mandi dan pakai baju layak, terimakasih ya allah semoga nikmat ini berkah dan tolong balaslah kebaikan dokter itu aamiin” itu lah kalimat doa yang di ucapkan hati supri saat mendapatkan nikmat hidup.

Akhirnya supri pun membersihkan ruangan klinik binatan ini sedang dokter yang melihatnya langsung memesan makanan “hei pak sudah sini kita makan dulu” ajak dokter itu sehingga supri tampak kebingungan namun dirinya segera mendekat.

“apa aku perlu membayarnya?”

“menurutmu..” supri langsung terdiam sehingga dokter tersenyum “duduk lah lalu makan bersama” ajak dokter dengan ramah sehingga supri tersenyum “terimakasih” kata supri saat dokter itu memberikan nasi kotak kepadanya dan mereka pun langsung makan bersama.

“jadi nama mu siapa?”

“aku suprianto, kalo dokter?”

“nama ku devan, lalu kau tinggal dimana?”

“ah aku tinggal di mana mana tepatnya aku gak punya rumah hehehe..”

“benarkah? Tapi kenapa kau rela membawa kucing itu kemari?”

“karena aku.. aku suka kucing dan aku takut kucing itu mati karena keracunan makanan”

“begitu? Terus kau sekarang pun gak tahu mau tinggal di mana?” supri menggelengkan kepalanya “kau nginap di sini saja?” supri tampak terkejut sehingga matanya menatap wajah dokter tampan itu “apa boleh?” dokter menganggukan kepalanya “terimakasih banyak” dokter yang bernama devan itu langsung tersenyum dan supri pun akhirnya menginap di klinik itu.

Hadiah

“bangun pri ayo kita solat subuh dulu?” kata devan menggoyangkan tubuh supri yang sedang terbaring di sofa “ah iya..” sahut supri lalu meregangkan tubuhnya yang kaku dan mereka berdua langsung pergi ke masjid dekat klinik hewan “ya allah akhirnya hari ini tiba tolong semoga nanti bisa di hubungi si sultannya biar aku bisa segera dapat uang aamiin” itu lah doa yang di panjatkan supri di sujud terakhirnya dan setelah pulang dari masjid supri pun melihat kondisi kucing yang sudah terlihat sehat itu.

“dia akan segera pulih kau tenang saja” kata devan yang membuat supri menganggukan kepalanya “aku akan segera bayar uang biaya perawatannya, tapi boleh kah aku pinjam ponsel mu untuk menghubungi seseorang?” devan tampak terkejut sehingga supri tersenyum ketir.

“siapa?”

“orang yang punya kucing ini?”

“ah baik lah, tunggu sebentar aku ambilkan..”

“terimakasih banyak” tidak lama kemudian devan pun kembali lalu memberikan ponselnya “ah tapi aku gak bisa gunakannya?” devan langsung tertawa kecil lalu manggut manggut “baik lah mana nomornya biar aku telepon?” supri langsung mengambil kertas di saku celana dan memberikan kepada devan “itu tuh yang mana nomornya tapi ya?” devan langsung melongo saat membaca kertas itu karena berisi banyak informasi tentang saimbara.

“wah kau hebat juga bisa menemukannya, hmm nanti aku di traktir ya karena sudah membantu mu?”

“iya pasti aku traktir.. tapi sebelum nya terimakasih banyak kau sudah membantu ku sampai sejauh ini”

“santai, lagi pula aku memang jijik melihat gelandangan karena itu aku ingin membantumu supaya nasibmu berubah..”

“eh..” supri hendak bicara lagi namun tangan devan memberi isyarat untuk tetap diam karena sedang menelepon seseorang.

“halo dengan bapak haji selamet?”

“iya benar, apa kau yang menemukan kucing anak ku?”

“benar pak, sekarang bapak bisa datang ke klinik hewan dokter devan yang ada di dekat taman kota”

“baik saya akan segera kesana” setelah mengatakan itu panggilan langsung terputus sehingga devan tersenyum pada supri yang tampak tenang itu “semua sudah beres” kata devan yang membuat kening supri mengkerut “maksudnya?” Tanya supri penasaran sehingga devan duduk di kursi kerjanya.

“sebentar lagi si sultan itu akan datang, dan kau akan mendapat imbalanya”

“ah benarkah?”

“ya, dan dengan begitu klinik ku ini juga akan terkenal karena di datangi sultan kaya yang tinggal di kota ini”

“ah syukurlah..”

“kita impas, aku senang kau semalam gak macam macam dan benar benar orang baik..”

“eh jadi kau sudah tahu semuanya?”

“ya tentang kucing itu dan kau yang jadi gelandangan” supri langsung menganggukan kepalanya “ak aku tahu ini mustahil tapi aku ingin kita berteman karena kau sangat baik?” pinta supri berharap devan akan mau menjadi teman pertama dalam hidupnya yang kalut ini “baik lah” mata supri langsung berbinar karena baru kali ini dirinya di perlakukan selayaknya manusia “ah terimakasih banyak” kata supri lalu menetes lah air matanya karena merasa sangat terharu sekali gus bahagia.

“tenang lah, aku tahu hidup sebatang kara dan tidak punya apa apa itu sangat menyakitkan” supri langsung menganggukan kepalanya lalu tangannya mengusap air matanya “bremm cekit..” Tiba tiba ada banyak mobil terparkir di halaman klinik “mereka sudah datang, ayo kita sambut?” ajak devan yang membuat supri mengikutinya keluar dari klinik “masya allah bagus banget mobilnya” kata supri yang terpukau oleh mobil mobil mengkilat dan bagus itu.

“mana kucing nya?” pinta si sultan “bapak masuk saja dulu kucingnya ada di dalam” sahut devan ramah sehingga si sultan itu langsung masuk kedalam dan devan langsung memberikan kucing itu “ini benar si leo, jadi kau yang menemukannya?” Tanya si sultan setelah memastikan kucing itu benar benar milik putrinya.

“bukan pak, tapi teman saya yang menemukan nya dan dia membawanya kemari Karena kucingnya keracunan makanan” jawab devan yang membuat supri tersenyum saat si sultan menatapnya “baik lah aku akan berikan imbalan juga untuk mu, pelayan bawakan uangnya” pinta si sultan sehingga pelayan memberikan dua tas hitam kepada devan dan supri.

“aku sengaja memberimu juga karena sudah mengobati kucingku”

“ah terimakasih banyak pak haji..” kata supri dan devan bersamaan sehingga si sultan menganggukan kepalanya “iya sudah aku bawa kucingnya” selesai mengatakan itu si sultan pun pergi bersama para pelayannya “ayo kita buka tasnya?” ajak devan sehingga supri bersemangat.

“uwaaaw masya allah ini uang supri..” kata devan melihat isi tas itu di penuhi uang berwarna merah sedang supri tangannya gemetar saat membuka isi tasnya “ha alhamdulilah aku juga dapat dev..” kata supri bergembira sehingga mereka langsung berpelukan “mau kau apakan uang itu?” Tanya devan selesai berpelukan “hmm aku mau beli rumah sisanya untuk modal usaha?” jawab supri seadanya.

“iya sudah ayo aku bantu carikan rumah bagus tapi murah”

“ah benarkah?”

“iya, gara gara kau juga nih aku juga dapat rejeki nomplok dari allah..”

“ah iya terimakasih banyak..”

“santai saja supri” devan tahu supri sudah lama karena dirinya selalu memperhatikan pria muda itu setiap kali supri mencari sampah plastic di kota sampah dekat kliniknya belum lagi orang orang kaya selalu memandang rendah si supri padahal masih punya harga diri karena walau pun hidup serba kesusahan supri tidak pernah ingin mengemis atau meminta minta itu lah alas an devan mulai bersimpati pada supri dan sejak kemarin dan hari ini supri dan devan memutuskan untuk menjalin pertemanan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!