NovelToon NovelToon

Sistem :Dewa Perjudian

Xhen Do Sang Pria Miskin

Chen Adalah pria yang memiliki nasib yang sangat buruk, dia adalah pria yang tidak memiliki kedua orang tua kandung.Dia adalah pria yang diasuh oleh bibi dan paman nya saja kecil.Namun karena kehidupannya yang sederhana Dia tidak bisa sekolah dan membuatnya bekerja bersama paman bibi nya.

Chen do mengikuti perkataan bibinya untuk menjual berbagai perabotan rumah tangga untuk mencukupi kebutuhan.Dia adalah pria yang memiliki banyak imajinasi dan juga kreatif, walau dia tidak sekolah dan diajak oleh teman-temannya dia selalu bersemangat dan bercita-cita menjadi orang yang sangat kaya raya.

Namun, cita-cita tersebut selalu terhalang oleh paman dan bibinya yang selalu melarang keinginannya.

Pada Tahun 1990 Dia pria yang berumur 17 tahun, Namanya Chen Do.Sejak kecil dia memiliki pengalaman yang sangat buruk dari paman dan bibinya, dia sama sekali tidak memilih kenangan yang sangat bahagia dari masa kecilnya.

Dia juga tinggal di perkotaan yang sangat kumuh dan seperti yang lainnya, namun dia sangat kesulitan.

Pukul 8 pagi,Chen baru saja selesai mencuci piring tanpa diperintahkan oleh bibinya, dia langsung segera membereskan rumahnya agar tidak terkena amukan, dia sadar kalau dirinya hanya sebatang kara dan terus mengabdi kepada paman dan bibinya.

"Chen!!!!!! ayo cepat buka toko Jangan sampai ketinggalan karena toko lain sudah mulai buka!!"teriak sang bibi dengan sangat keras kepada lelaki tersebut.

"Baik bu"sahut Chen di dapur.

Agar tidak terkena amukan oleh bibinya dia bergegas ke depan rumah untuk membuka toko perabotan, Dan di saat itu dia tidak melihat pamannya, padahal pamannya yang selalu membuka toko dari awal.

"Bi paman mana?" tanya Chen yang penasaran sambil membuka toko perabotan di depan rumahnya.

"Udah, paman mu lagi pergi mau ngambil barang jadi tolong kamu buka toko itu Dan jangan banyak omong"kata Sang bibi yang tidak pernah mempedulikan keadaan Chen.

"Baik bi"

Walau sang bibi sangat jahat dan egois kepada Chen, namun Paman lah yang selalu membela Chen yang tidak terkena amarah dari sang bibi.Sang bibi sebenarnya tidak suka mengasuh Chen namun kedua orang tuanya kecelakaan dan hanya mereka yang bisa mengasuh tanggung jawab Chen.

Sang paman selalu mengajarkan Chen untuk berbuat kebaikan dan menahan amarahnya jika dia sedang emosi.

Di sisi lain bibi Xio Dari Chen memiliki anak,dan dia bernama Dao.

Dao adalah pria yang pemalas dan juga tidak pernah menuruti perkataan dari ibunya, dia menjadi malas-malasan selalu menyuruh Chen untuk mengerjakan segala urusannya.Di sini sudah terlihat perbandingan antara kedua pria tersebut, Dao kecil hingga sekarang sudah disekolahkan dan mendapatkan perlengkapan yang sangat bagus, hingga pakaian dan handphone yang sangat bagus untuknya.

Dao selalu dimanjakan oleh ibunya,namun tidak dengan ayahnya.

Pagi ini dao seperti biasa bermalas-malasan, dia mengambil handphonenya untuk menelepon pacarnya.Dia sangat bandel memiliki pergaulan bebas dengan anak-anak lainnya namun tidak pernah dilarang oleh ibunya karena sangat dimanjakan.

"Hoammmm.....aduh.....sayangku udah bangun gak ya?"Dao sangat bucin sekali dan dengan santai menelpon pacarnya di pagi hari di saat mereka sedang sibuk.Dao sama sekali tidak memiliki niat untuk membantu ibunya Padahal di pagi hari itu Mereka sangat membutuhkan orang.

Setelah semua pekerjaan selesai Chen diperintahkan oleh sang bibi mengantar makanan untuk sang paman, karena sang Paman akan pulang malam jadi Chen harus mengantar makanan itu agar tidak kelaparan.

"Nih, cepat kamu antarkan makanan ini kepada paman mu jangan sampai terlambat ya, ingat kamu jangan main-main di jalan jika ketahuan kamu main maka bibi akan menghukummu dengan berat!!'ancam sang bibi yang membuat Chen membuat kesalahan di saat itu.

Namun Dao anak yang sangat nakal langsung memanas-manasi ibunya.

"Bu, kasih waktu aja Bu karena ngantar makanan itu nggak jauh jadi bisa saja dia main-main!!"Teriak Dao dengan santai duduk di sebuah sofa sambil memainkan sebuah handphone.

"Oke, bibi akan memberimu waktu setengah jam karena jaraknya tidak jauh jadi cepatlah!!"

Chen mengambil kotak makanan yang diberikan oleh bibinya dan menaiki sebuah sepeda untuk pergi ke tempat sang Paman mengambil barang, dia tergesa-gesa karena sang bibi hanya memberikan waktu setengah jam baginya ini sangat jauh.

Karena dia hanya menggunakan sepeda dan jalan menuju ke tempat pamannya sangat jauh dan membutuhkan waktu yang cukup lama jadi dia mengengkolnya dengan sangat cepat.

Hoshhh hoshhh hosssssh......

Ini bukankah pertama kali yang dilakukan oleh bibinya menyuruh anak tiap malam ini mengantarkan bekal makanan kepada sang paman.

Dan sejak dulu anak pria Malang ini selalu melaksanakan tugasnya dengan sangat baik, karena dia takut mendapat hukuman dari sang bibi dan membuatnya selalu patuh.

Tapi, di saat itu sesuatu terjadi ketika melewati sebuah rel kereta api untuk menyebrang jalan dan melewati gang yang sangat sempit.Dia melewati rel kereta api untuk memotong Jalan agar tidak terlalu jauh melewati jalan raya.

Namun, tidak sengaja melihat seorang pria yang memakai sebuah topi dan berjas rapi berdiri di tengah jalan rel kereta api padahal kereta api sudah mulai dekat.

"Heyyyy!!!!!! "Chen bertindak dan melepaskan sepedanya dan membuat bekal makanan itu jatuh dan dia langsung menolong pria tersebut yang hendak bunuh diri.

BRUAKKKK......!!!!

TETTTTTTTTT.......

Untung saja Chen waktu menyelamatkan pria tersebut dan dia tidak jadi bunuh diri.

"Heyy!!!! apa yang telah kau lakukan? kenapa kamu melakukan hal seperti ini? kamu sama sekali tidak memiliki niat hidup?"Chen merasa emosi ketika melihat pria yang hendak bunuh diri mengakhiri hidupnya.

"Hey anak muda, Saya sudah tidak sanggup melewati cobaan ini dan saya sudah merasa kapok, mengakhiri hidup saya karena saya memiliki banyak masalah"tersebut segera berdiri dan membereskan jasnya seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Chen ingin sekali mengomelinya dan memarahinya namun pria tersebut langsung pergi, tapi setelah beberapa langkah dia berhenti dan memberikan sebuah kartu undangan kepada Chen.

"Nih, jika kamu ingin mengubah hidupmu datanglah ke tempat ini sesuai alamat yang ada, jangan kamu bocorkan kepada siapapun karena hanya kamu yang tahu dan orang-orang tertentu yang tahu"kata pria tersebut dengan sangat misterius.

Chen terima surat undangan tersebut hanya heran , setelah mengamati surat undangan ia mulai sadar dan kembali ke sepedanya yang di mana bakal makanannya sudah jatuh.

"Aduh.....bekalnya"Chen ketakutan karena cara buat dia melemparkan bekal makanan itu,dan makanan itu membuatnya hancur.

Tekad Chen Do

"Aduhhh.... bisa-bisa aku di marahin bibi"Rasa ketakutan sudah ada pada Chen do.

Lalu Chen bergegas dengan sepedanya menuju ke tempat pamannya, ketika sudah sampai dan tempat pamannya dia mulai gugup dan ingin mengatakan hal yang sebenarnya.

"Aaa....anuu"kegugupan sudah ada pada dirinya dan dia takut mengatakannya.

Sang paman yang sedang memilah beberapa barang untuk dijual tiba-tiba melihat Chen do yang berdiri di luar dengan membawa bekal makanan.

"Eh Chen, silakan masuk terus aja bakal makanannya di sana Paman masih sibuk mau mengurusi barang"kata Sang Paman dengan lembut kepada pria malang itu.

"Aa....anu paman,baik"Dia tidak berani mengatakan apapun dan menyimpan bahan makanan tersebut di atas meja, dia tidak sanggup mengatakan kepada sang paman dan bergegas pergi.

Sang Paman melihat kepergian Chen do langsung melambaikan tangan dan berteriak berterima kasih kepada dia karena sudah mengantarkan bakal makanannya.

"Terima kasih nak"

Kemudian karena terus kepikiran dengan pria tersebut dia tiba-tiba tersandung oleh bebatuan dan membuatnya terjatuh lagi.

"Awhhhh...."dia kesakitan dan mendirikan sepedanya yang jatuh, lalu saja tidak terjadi luka yang parah namun hanya luka ringan saja yang terjadi di sikunya.

Kemudian teringat dengan perkataan bibinya kalau dia tidak boleh telah setengah jam, sedangkan dia merasa kalau ini sudah melewati setengah jam dia bergegas mengongkel sepedanya agar tidak terkena marah.

Benar saja, sang bibi sudah menunggu dengan raut yang sangat begitu kejam dan membuat Chen do sangat ketakutan masuk ke dalam rumah.

"Bi....aaa....anu"kata Chen do gugup lagi.

"Heh!!!! ini sudah jam berapa kamu telat banget apa jangan-jangan kamu main dulu?? cepat jawab Jangan bohong!!!"perkataan ini sangat membuat sakit hati seperti bentakan yang sangat keras.

"Enggg....engak bi....."

"Halah!!!! cepat masuk ke dalam bereskan tugas di rumah!!!"

Chen langsung masuk ke dalam rumah karena takut amarahnya, ketika sedang siap-siap melakukan tugasnya dia memasuki lengannya ke dalam sebuah sakunya dimana ada kartu undangan.

Kartu undangan ini membuat Dia sangat penasaran dan diam-diam masuk ke dalam kamar dan membuka kartu tersebut.

Srek...

"Ouh kartu undangan apa ya?"

Lalu dia membaca kartu undangan tersebut yang di mana itu adalah kartu undangan dalam permainan perjudian yang di mana bagi orang-orang yang memenangkan permainan ini akan mendapatkan uang miliaran rupiah dan juga hotel hingga tanah yang ada di mana-mana.

"Wih..... hadiahnya gede banget ini bisa buat aku jadi orang kaya"Kata Chen do.

Chen sangat tertarik dengan kartu undangan tersebut karena dia juga ingin membanggakan paman dan bibi nya, mungkin dengan mengikuti permainan ini dia juga akan menjadi orang kaya dan merubah nasibnya.Tetapi dia juga mungkin akan kalah dalam permainan ini dan mendapat hukuman dari paman dan bibinya karena telah kabur dari rumah.

Dalam waktu yang lama dia memikirkan untuk undangan ini, namun tidak ada salahnya jika dia mengikuti permainan ini dan akan pergi pada malam hari.Karena jika tidak melangkah maka dia juga tidak akan merubah nasib hidupnya, mungkin dia akan menjadi babu selamanya.

Terdengar teriakan yang sangat menggelegar karena Chen do berada di dalam kamar terlalu lama dan membuatnya dipanggil oleh sang bibi.

Jadi,Chen sudah memutuskan untuk kabur dari rumah sang bibi dan ikut ke tempat yang sudah ditentukan.

Kini dia melakukan tugasnya seperti biasa melayani para pelanggan dengan sangat baik, dia tidak sabar untuk malam nanti.

Sang paman Yang mengetahui bekalnya yang rusak dan hancur dia tidak marah dan hanya tersenyum lebar.

Pukul 8 malam, setelah menutup toko dia sudah bersiap-siap membawa tas dan juga jaket agar tidak kedinginan di saat malam hari.

Biasanya sang bibi akan menonton TV pada malam hari dan tertidur di sebuah sofa, jadi dia diam-diam keluar dari rumah melewati jendela belakang.

"Oke, selamat tinggal semoga aku berhasil dalam permainan ini"Kata Chen walau hatinya sangat ketakutan.

Chen do akhirnya bisa pergi dari rumah dan berjalan kaki untuk menuju ke tempat tersebut, namun ternyata jarak untuk ke tempat yang ditentukan lumayan jauh jadi dia hanya bisa naik bis dan memakai uang celengan nya yang sudah ditabung dari dulu.

Setelah menaiki sebuah bis malam dia akhirnya bisa melihat pemandangan yang sangat luas dan juga indah pada, di saat itu dia merasa bebas karena dapat melihatnya dengan sangat nyaman, walau umurnya 17 tahun dia juga memiliki kepribadian yang sangat disiplin dan mandiri.

Tidak beberapa lama dia menikmati perjalanan disini walau hanya sebentar, dia mulai turun di sebuah halte dan melihat orang yang berlalu-lalang memakai sebuah pakaian yang sangat bagus.Chen do yang terbilang orang miskin hanya bisa menunduk kepalanya dan merasa malu, namun dia berpikir sekali lagi ini adalah kebebasan bagi dirinya dan tidak ingin menyia-nyiakan nya.

Akhirnya dengan penuh percaya diri dia berjalan dengan sangat tegap dan melihat ke alamat yang sudah disiapkan, sesuai alamat ya kan pergi ke bawah kereta pada pukul 10.00 nomor urutan 112.

Di sana kini dia sudah sampai Yang dimana banyak penumpang yang ingin naik, dan ternyata mereka yang berada di rel kereta bawah adalah orang-orang yang ingin mengikuti permainan dewa perjudian.

Chen hanya bisa berdiam diri dan mendengar penjelasan dan omongan mereka kalau mereka akan mengikuti permainan ini.

Dan kartu undangan yang dia dapatkan ada yang mendadak di atas kamarnya ada juga yang dikasih oleh atasan kerja nya ada juga yang diberikan oleh seorang misterius seperti Chen.

Mereka sangat bersemangat sekali, Chen merasa putus asa karena mendengar percakapan kalo sehingga nya adalah pemain judi yang handal dan juga memenangkan perjudian.

Namun, karena sudah di tengah jalan dia tidak bisa berhenti dan memutuskan keinginannya.Chen do akhirnya mengikuti alurnya dan menaiki sebuah kereta yang baru saja datang.

Mereka semua yang mengikuti permainan ini langsung masuk ke dalam kereta, entah kereta ini akan pergi ke mana yang penting pemain akan mengikutinya.

Chen do duduk di sebelah Retha, ternyata dia adalah gadis yang berumur 17 tahun dan dia juga memiliki kemampuan berjudi dia juga bisa sulap yang diajarkan oleh ayahnya dan menipu para pemainnya.

"Hay"Retha menyapa Chen do dengan sangat baik dan tersenyum ramah.

Ini adalah pertama kalinya dia disapa oleh seorang gadis Karena jarang sekali dia bertemu dengan gadis apa lagi mengobrol.

Awal Mula

"Yah, salam kenal juga"kata chen dengan rasa gugup.

Retha terlihat gadis yang sangat royal, dari cara berpakaiannya saja terlihat sangat keren dan juga mempesona.Dia sepertinya keturunan orang kaya raya.

"Eh iya, Apakah kamu mendapat surat undangan dari game ini?eh maksud aku bagaimana caranya kartu undangan itu berada di tanganmu?"Retha memulai pembicaraan baru kepada Chen di atas kereta yang belum siap jalan.

"Oh itu, aku mendapat surat undangan ini dari pria misterius"

"Ouh, kalau yang memberikan surat undangan ini dari temanku sih, jika aku memenangkan permainan ini mungkin aku akan menjadi orang yang hebat, yah begitulah"kata Retha terlihat berkhayal kalau dirinya ingin memenangkan permainan itu.

"Emmmmm.....kalau aku,aku hanya penasaran saja dengan permainan ini jadi aku ingin mencobanya"kata Chen tidak banyak bicara.

Kemudian Terdengar panduan wanita dari sebuah speaker kereta.

"Selamat malam semuanya karena ini sudah menunjukkan pukul 12 malam maka kami akan memberangkatkan secepat mungkin dimohon untuk duduk dengan rapi dan nyaman"

Para penumpang kereta ini adalah orang-orang yang akan mengikuti game misterius ini atau disebut dengan game dewa judi.

Kereta pun mulai dijalankan dengan begitu cepat, mereka tidak tahu kereta ini akan dibawa kemana namun yang jelas karena suasananya yang gelap tidak membuatnya mengetahui jalan.

Waktu menuju ke sebuah aula dan tempat permainan dewa judi sangat membutuhkan waktu yang lama sehingga Chen dan Retha terkantuk-kantuk di dalam kereta api.

Ting!!!!!!

Suara menandakan kereta api akan berhenti dan mereka sudah sampai di tempat yang sudah ditentukan, dari jam 12 malam kini mereka sudah sampai jam jam 2 subuh.Mereka semua yang ingin bermain permainan dewa judi sudah banyak dan mereka berbondong-bondong turun dari kereta menuju ke tempat yang ada.

Terlihat sebuah menara yang sangat besar dan dinding tembok yang sangat kuat sekali itu terbuat dari besi putih, gedung-gedung dan tempat seperti ini sangat gelap dan membuat mereka cukup takut seperti rumah hantu.

Namun, mereka semua dipandu oleh seorang pria berjas hitam dan memakai kacamata untuk masuk ke dalam, gerbang yang sangat besar dan lebar kini terbuka dengan begitu cepat.

"Silahkan semuanya masuk ke dalam dimohon untuk tidak saling mendorong atau membuat keributan"kata Pria berjas hitam itu.

Mereka secara bersama memasuki ke dalam gerbang tersebut dengan pelan, mereka tidak tahu pergi kemana tetapi suasana di dalam itu lebih gelap.

Ketika telah berkumpul dengan rapi di dalam kegelapan tiba-tiba gerbang yang sangat besar langsung tertutup dengan begitu rapat tidak ada seorangpun yang bisa keluar dari sini.

JRENGGGGG

Pancaran sinar langsung membuat suasana menjadi terang, Baru saja datang mereka langsung dihadapi pintu masuk lagi yang terbuat dari kaca, namun kali ini mereka tidak mudah masuk ke dalam pintu tersebut karena ada seseorang yang menjaga pintu tersebut dengan penuh senjata.

Lalu terdengarlah suara wanita yang tidak asing yang di mana ini adalah panduan dari wanita tadi, wanita tersebut langsung menjelaskan peraturan bagi mereka dengan sangat rinci.

"Selamat datang semuanya, terima kasih bagi kalian yang sudah mau berpartisipasi dalam permainan dewa judi, untuk peraturan pertama bagi siapapun yang membawa barang dari rumah dipersilakan untuk menyimpannya di atas meja, dan siapapun yang bersikeras untuk membawa barang ke dalam permainan maka dia akan didiskualifikasi dan mendapat hukuman yang sangat berat, untuk kali ini saya datang di kira kan hanya 209 orang, dalam permainan awal kalian akan dihadapi sebuah permainan tebak kartu, ini adalah level yang sangat mudah bagi kalian, jika kalian bisa menebak kartu yang terbesar maka kalian akan memasuki babak selanjutnya "Kata sang pemandu yang tidak tahu di mana dia berada, namun dia menjelaskan secara rinci permainan dan peraturan tersebut.

"Wih, cuman tebak kartu aja aku bisa"kata Dao Dia adalah pria yang berumur 25 tahun memakai setelan kemeja putih dan juga sepatu hitam.

Tiba-tiba terlihat layar lebar yang menunjukkan 3 kartu, di situ terlihat 3 kartu yang tertutup dan belum terbuka.Kemudian seorang pemandu menjelaskan kalau kartu ada dua yang benar dan ada satu yang salah, jika dalam awal permainan kalian salah,makan kalian akan didiskualifikasi dan dipulangkan secara terlebih dahulu, dan jika seseorang yang bisa menebak dengan benar maka akan memasuki permainan selanjutnya.

"Baik, di dalam kelas tersebut ada angka 2, 5 dan Joker hitam,dan jika mereka mendapatkan kartu terendah maka dia akan didiskualifikasi, permainan akan dimulai secepat mungkin dan tidak ada yang boleh terlambat, kami memberi waktu 5 menit"kata seorang pemandu wanita.

Mereka semua langsung saling menebak kalau kartu yang besar ada pada kartu bagian kanan,ada yang bilang tengah,ada yang bilang Kiri,sehingga membuat keributan di sana,dan waktu semakin berjalan dan mendapatkan waktu yang sedikit.Mereka semua apanya yang takut didiskualifikasi di awal permainan, setelah mereka mendapatkan jawabannya mereka akan dipisah di 3 bagian, di mana ada 3 lingkaran dan mereka akan memasuki tempat tersebut.

Retha yang baru dikenal oleh Chen do langsung mengajak ke arah Tengah, Dia terlihat bersemangat sekali dan memasuki sebuah lingkaran bagian tengah.Namun Chen do merasa sangat ragu jika dia masuk ke dalam bagian tengah, dan waktu kini sudah tinggal 1 menit lagi mereka masih berpikir, Chen do sudah melihat yang lainnya sudah memilih jawaban, kini Chen do mengikuti perkataan hatinya dan memasuki lingkaran bagian kanan.

Ting!!!!

Waktu pertama sudah habis, mereka semua bersiap-siap mendapatkan jawaban dari kartu terbesar dan juga karena terkecil, kemudian kartu Dalam hitungan ketiga akan dibuka.

1.....2......3......

CLEPPPP.....

Mereka yang mendapatkan jawaban benar maka sangat bersorak riang gembira, mereka yang selalu menembak langsung mengeluh dan juga sangat tidak bersemangat.

Kartu terbesar adalah kartu hitam Joker berada di bagian kanan, kartu terbesar kedua adalah bagian tengah yang berangka 5, namun kartu terendah adalah bagian kiri yang memiliki angka 3, sesuai peraturan maka yang menembak dengan salah akan didiskualifikasi dan dipulangkan secara dahulu.

Kini hanya tinggal 156 orang yang akan mengikuti permainan dewa judi, ini adalah permulaan bagi para dewa judi untuk memperlihatkan kemampuan mereka dalam berjudi.Semua yang lolos dalam babak selanjutnya masuk ke dalam pintu yang sudah disediakan dan kini mereka berada di Aula yang sudah memiliki tempat duduk rapi.

Retha juga sangat bersemangat untuk mengikuti permainan ini.Di sini mereka semua langsung duduk di atas kursi atas perintah pemandu.Kemudian ketika mereka semua duduk dengan rapi terlihat seorang gadis yang memakai hak tinggi datang ke atas panggung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!