NovelToon NovelToon

Play To Win

Level 1 - Lenyap

...***...

Wellington, New Zealand-2022

15:45

Langkah keduanya semakin tak selaras begitu pertengkaran mereka tak kunjung menemukan akhirnya. "Kenapa kau tidak pernah mengerti aku?!" Teriak wanita berparas cantik itu penuh amarah. Ia menatap kesal ke arah pria yang menjadi kekasihnya. Sudah cukup, ia benar-benar muak dengan sikapnya yang tidak pernah mau mengerti akan setiap situasi yang dihadapinya.

"Bukan aku yang tidak pernah mengertimu, tapi kau yang tidak pernah mau berbicara jujur padaku! Kau selalu saja menyembunyikan semuanya dariku." Jackson Kenrich menatapnya kesal. Charis Danella, wanita yang menjadi kekasihnya itu baru saja dipergokinya tengah bermesraan dengan pria lain dibelakangnya.

"Aku tidak pernah berniat menyembunyikan semuanya darimu. Kali ini aku jujur karena aku tidak ingin kau berpikir yang tidak-tidak mengenai aku dan dia. Aku hanya tidak ingin kau salah paham dan marah seperti ini."

"Alasan klasik. Kau sudah menggunakan alasan itu berkali-kali, aku sudah muak mendengarnya." Tukasnya kesal.

"Aku lelah dengan sikapmu yang seperti ini, kau selalu saja berprasangka buruk padaku seperti ini!"

"Bagaimana aku tidak berprasangka buruk kalau kau terus berbohong dan terus bermesraan dengannya?"

"Sudah aku bilang kita hanya terlibat dalam tugas yang sama. Kenapa kau tidak mengerti."

"Terserah kau saja! Aku muak dengan sikapmu yang tidak pernah mau jujur denganku."

"Aku juga lelah dengan sikapmu yang tidak pernah mau mengerti. Aku ingin kita putus!"

"Baik, kalau itu maumu. Mulai hari ini kita putus, dan aku tidak ingin bertemu denganmu lagi!"

"Aku juga tidak mau bertemu denganmu! Selamanya!" Teriak Charis dengan mata berkaca-kaca. Jackson berbalik, berjalan meninggalkannya yang kini berdiri terpaku ditempatnya.

Jackson melangkah pergi dari sana, saat tengah berjalan; ia berpapasan dengan seorang pria berpakaian aneh yang melangkah berlawanan dengan arahnya berada. Penampilannya yang terkesan aneh berhasil menyita perhatian Jackson.

Pria itu terus berjalan hingga tiba di dekat Charis. Pria itu berhenti kemudian menepuk bahunya pelan. Charis menoleh ke arahnya tapi begitu tatapan mata mereka bertemu secara tiba-tiba udara dingin menyeruak masuk kedalam dirinya, membekukan seluruh organ tubuhnya hingga tubuhnya membeku dengan serpihan es yang mulai menyelimuti dirinya.

Jackson menghentikan langkahnya ketika hanya berjarak beberapa meter dari arah Charis berada. Ia menoleh kebelakang untuk melihat lagi pria berpakaian aneh yang baru dilihatnya. Tapi begitu ia berbalik, ia melihat Charis yang seluruh tubuhnya telah membeku menjadi es yang kemudian jatuh ke tanah dan serpihan esnya berubah menjadi kelopak bunga.

Jackson melongo tak berkedip melihatnya. Ia tidak bisa percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.

"A-apa yang kau lakukan padanya?!"

Pria itu melirik Jackson lewat sudut matanya, seringai terlihat menghiasi wajahnya. "Aku hanya mengambil apa yang sudah tidak kau butuhkan, atau dalam kata lain aku menculik dan takkan pernah mengembalikannya padamu."

Jackson mengepalkan tangannya. "Lepaskan dia! Kenapa kau lakukan ini?!"

"Bukankah itu yang lain inginkan? Tidak pernah bertemu lagi, dan aku mewujudkannya." Pria itu berbalik kemudian melangkah pergi.

Jackson yang tidak bisa tinggal diam melihat kekasihnya lenyap seperti itu, lalu berlari dengan tangannya yang terkepal. Ia melompat menyerangnya dari arah belakang, tapi sialnya pria itu berhasil mengelak.

Ia mengibaskan tangannya yang seketika membuat Jackson terpental.

...***...

Level 2 - Pertolongan

...***...

Jackson meringis kesakitan, tubuhnya terasa sakit luar biasa dan tulangnya terasa remuk. Ia tak bisa berkata-kata untuk menggambarkan rasa sakit yang dirasakannya.

Pria itu melangkah menghampirinya. Menginjak tangannya yang tengah memegangi dadanya. Pria itu sedikit membungkuk menatapnya dengan senyum menyebalkan.

"Kau bukan tandinganku." Tuturnya yang menginjak keras tangan Jackson.

"Argh…" tangan Jackson terasa remuk dibuatnya.

Pria itu berbalik dan melangkah pergi menjauh dari posisi Jackson yang terkapar menahan sakit di sana.

Jackson menatap pria itu dari arah belakang, ingin rasanya ia bangun dan menyerangnya. Namun tubuhnya benar-benar tidak bisa ia gerakkan sama sekali, kepalanya juga terasa sakit dan pandangannya sedikit kabur.

"Kekasihmu itu adalah tumbal sempurna untuk melengkapi koleksi kami." Pria itu berucap yang kemudian terus berjalan menyusuri lorong gelap dan hilang diantara pertigaan jalan di sana.

"T-tidak! Jangan pergi, bebaskan dia!!" Pekiknya dalam hati. Jackson tak bisa melihat apa-apa setelah pria itu menjauh, pandangannya semakin kabur hingga berubah gelap bersamaan dengan kesadarannya yang hilang.

...*...

Jackson meringis pelan, tubuhnya benar-benar terasa sakit dan sangat sulit untuk ia gerakkan. Jackson membuka kedua matanya perlahan, hal yang pertama kali dilihatnya adalah seorang pria paruh baya yang kini berdiri dengan tubuh membungkuk menatapnya yang terkapar di tanah.

Ia mengerjapkan matanya memperjelas penglihatannya.

"Kau baik-baik saja, nak?" Bariton suaranya membuat kesadarannya kembali sepenuhnya. Jackson berusaha untuk bangkit, pria itu cepat-cepat membantunya.

"Te-terima kasih sudah membantuku," gumam Jackson yang berhasil bangun dan duduk di tanah. Pria itu berjongkok, pakaiannya tampak sangat rapi bak seorang pria yang hendak menghadiri acara penting.

Pria paruh baya itu menatapnya lekat. "Apa yang terjadi?" Tanyanya lembut. Jackson memegangi kepalanya yang terasa sakit, ia berusaha mengingat apa yang baru saja ia alami.

"Charis… aku harus menyelamatkan dia!" Jackson berubah panik begitu sadar kekasihnya hilang, ia berusaha untuk berdiri tapi kakinya yang terasa sakit menahan langkahnya.

"Tubuhmu tidak sedang dalam kondisi bagus. Sekarang lebih baik kau duduk dan beristirahat sejenak." Tuturnya.

"Aku tidak bisa tinggal diam saja. Pacarku membutuhkan bantuan ku, aku harus menolongnya. Dia sedang berada dalam bahaya!" Jackson menjelaskan situasinya.

"Aku tahu." Pria itu memotong. Jackson bungkam dan menatapnya dengan raut wajah yang sekejap berubah terkejut.

"A-anda tahu? Apakah anda melihat kemana pria itu pergi? Aku harus menemukannya dan membebaskan pacarku!"

"Kekasihmu tidak akan pernah bisa kembali, karena dia bukan diculik oleh orang biasa."

"Apa maksud anda?" Jackson mengerutkan keningnya bingung.

"Mereka adalah pemburu."

"Anda mengenal mereka?"

"Aku hanya sekedar tahu saja. Mereka adalah pemburu energi, menculik manusia dan menyerap energi mereka agar bisa menjadi lebih kuat dan mendapatkan apa yang mereka inginkan, yang di sebut dengan 'keabadian'. Setelah mereka menyerap seluruh energi korban, maka korbannya akan meninggal. Lalu mereka akan memiliki kemampuan untuk berubah menjadi korban dan menarik mangsa baru."

"Apa? Itu artinya aku harus bergerak cepat untuk membebaskan pacarku! Aku tidak ingin dia meninggal, walaupun sebelumnya aku berkata tidak ingin bertemu dengannya lagi; tapi aku tidak berniat untuk merelakannya pergi dalam kematian." Kedua mata Jackson berkaca-kaca, ia kini menyesali perkataannya beberapa jam yang lalu.

"Aku bisa menolongmu, nak."

...***...

Level 3 - Sekarang kau mati!

...***...

Jackson tak pernah menginginkan perpisahan yang seperti ini, walaupun sebelumnya ia benar-benar kesal atas sikap Charis… tapi bukan perpisahan seperti ini yang ia inginkan.

Air matanya mulai menerobos keluar dari pelupuk matanya, mengalir membasahi kedua pipi mulusnya.

"Aku bisa menolongmu, nak." Perkataan pria itu spontan membuat Jackson berhenti, ia mendongak menatap laki-laki dihadapannya.

"A-anda bisa menolongku?" Jackson menatapnya antara percaya dan tidak dengan perkataannya. Pria itu mengangguk pelan sebagai jawaban. Jackson merekahkan senyumannya begitu mendengar kalimatnya, ia seakan mendapatkan harapan atas masalah yang sedang dihadapinya. "Kalau begitu aku mohon bantu aku." Jackson memohon dengan sangat.

Pria paruh baya itu beranjak bangun dari posisinya dan menatap Jackson yang kini terduduk di tanah.

"Aku akan membantumu. Tapi pertolonganku tidak ada yang gratis."

"Katakan apa yang anda inginkan, akan aku berikan segalanya untuk anda. Asalnya anda mau membantuku. Berapapun dan apapun yang anda inginkan, akan aku berikan." Jackson bangun dengan sedikit tertatih menahan sakitnya, tangannya meraih kedua tangan pria itu dan menggenggamnya. Matanya menatap pria itu penuh harap, mungkin saja pria ini adalah satu-satunya cara untuknya bisa menyelamatkan kekasihnya.

"Aku tidak membutuhkan uang atau hartamu." Sahut pria itu, Jackson menatapnya bingung.

"L-lalu apa yang anda butuhkan? Katakan saja, aku akan memberikan semuanya untukmu asalkan anda mau membantuku," ucapnya.

"Kau akan tahu apa yang aku inginkan darimu begitu kau tiba disana dan mendapatkan pesan dariku."

Jackson terdiam, ia tidak mengerti dengan ucapan pria itu.

"Sekarang minumlah ini." Pria itu merogoh kantong jasnya, mengeluarkan sebuah botol kaca kecil yang tampak begitu antik dengan cairan berwarna merah di dalamnya.

"Apa ini?" Jackson meraih botol itu dan memandanginya, isi air di dalamnya tampak berkilauan.

"Minumlah, dan kau akan tahu setelahnya."

Jackson termangu. "Tidak!" Tolaknya cepat begitu otaknya berhasil berpikir jernih. "Bagaimana aku bisa percaya pada anda? Bagaimana kalau anda adalah salah satu anggota mereka yang datang dan berpura-pura baik padaku? Aku tidak bisa percaya begitu saja, kita baru saja bertemu. Dan siapa yang tahu kalau apa yang baru saja anda katakan itu semua adalah kebohongan?" Jackson kini bersikap waspada.

"Jangan cemas. Karena kita berada di pihak yang sama, kau menginginkan kekasihmu kembali, sedangkan aku ingin merebut sesuatu paling berharga yang telah mereka rampas dariku. Maka dari itu aku menolongmu."

"Lalu kenapa anda memberikan cairan ini padaku? Apa ini?"

"Itu karena kau adalah orang terpilih. Hanya kau yang bisa meminumnya dan kau yang mampu membantuku."

"Apakah ini bukan racun?"

"Untuk apa aku meracunimu? Kita saja bahkan baru bertemu, dan tidak akan manfaatnya untukku meracunimu. Jadi minumlah, dan kau akan bisa menyelamatkan kekasihmu." Pria itu mencoba meyakinkannya.

Jackson terdiam, ia menatap botol kecil ditangannya lekat. "Asalkan aku bisa menolong Charis…" pikirnya yang kemudian membuka tutup botol itu dan meneguk isinya hingga habis tak tersisa. Jackson terdiam memandangi pria paruh baya dihadapannya itu.

"Lalu sekarang apa?" Tanyanya. Pria itu melirik jam saku antik berwarna keemasan ditangannya lalu melirik Jackson.

"Sekarang kau mati…" ucapnya. Jackson melotot, botol kaca ditangannya terjatuh ke tanah bersamaan dengan itu tenggorokannya terasa sakit, tubuhnya lunglai hingga tersungkur jatuh di tanah.

...***...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!