...----------------...
Namaku Cinta. Umurku baru 18 Tahun. Benar aku baru saja lulus SMK. Karna aku anak tunggal jadi aku gak diperbolehkan kuliah diluar kota. Keseharianku bantu ibuku memasak dan membersihkan rumah saja. Walau cuma menyapu saja hehe.
Cinta, kamu besok ikut ayah ke cafe ya !. Ucap Bundaku.
Tapi Bunda, besok Cinta ada janji sama teman cinta untuk kerumah putri. Jawabku sambil sarapan.
Acara apa memang dirumah putri ?. Tanya Bundaku lagi.
Emmmm... itu Bun.... a acara ulang... tahun, iya acara ulang tahun, hehe. Jawabku agak gugup. Karna sebenarnya putri sedang kerja sih dikuar kota, dan aku hanya ingin ketemu dengan pacarku.
Cinta, Bunda dan ayah gak pernah mengulangi kamu berbohong, kalau kamu mau keluar sama Bara lagi Bunda sama ayah akan kirim kamu kerumah nenek kamu didesa. Kamu mau ? Jawab Bunda ku. Sepertinya Bunda tau kalau aku berbohong.
Dan lagi Cinta, kemarin Bunda ketemu dengan ibunya Putri, ibunya bilang putri sudah kerja ke luar kota selama satu bulan, dan berencana pulang 3 bulan lagi saat dia mau tunangan, jadi kamu gak usah mencari-cari alasan untuk keluar besok. Jawab Bunda sambil pergi dari ruang makan.
Memang hubunganku dan Bara tidak direstui dari pihak keluarga nya dan keluarga ku. Karna orang tua Bara musuh ayahku. Karna dari dulu selalu bersaing, Ayah Bara juga mempunyai usaha cafe jarak antara cafe ayahku dan ayah bara dekat banget, cuma dibatesi dengan Gang kecil saja. Ayahku sampai marah dengan ayah Bara, karna selalu meniru menu baru atau gak menu yang paling laris dicafe ayah. Dari situ ayahku selalu bilang untuk tidak berteman dengan Bara atau keluarganya, Apalagi sampai berpacaran. Dulu ayahku pernah buat satu menu baru dan laris banget, gak lama kemudian ayah Bara meniru dengan bentuk, rasa, dan harga yang sama. Sampai cara penyajian juga sama. Ayahku sangat marah Karna gak satu atau dua kali meniru resep ayahku.
Ting. Suara pesan masuk.
Sayang ... Pesan dari Bara. Dan gak lama kemudian telfon.
Aduhh mana telfon lagi. Aku harus cepet" masuk kekamar. Segera aku menuju kamar.
Halo, Ada apa Bar ?. Tanya ku.
Kamu bisa kan besok jalan sama aku ?. Tanya Bara kepadaku. Memang sih kita udah membuat rencana untuk keluar jalan" karna besok ulang tahunku. Bara berencana mengajakku jalan dan merayakan nya berdua. Hanya saja orang tuaku ngak mengizinkan.
Maaf Bar, besok aku disuruh ayah untuk menemani ayah kecafe, aku udah alasan ke Bunda, tapi Bunda udah tau kalau kita mau keluar. Jawabku dengan pasrah.
Apa kamu ngasih tau Bunda kalau kita besok keluar, kok Bunda tau ?.
Aku tadi beralasan kalau mau kerumah Putri untuk merayakan ulang tahunnya, tapi kemarin Bunda bertemu dengan orang tua nya Putri dan bilang kalau Putri kerja keluar kota pulang baru 3 bulan lagi. Jelasku.
Masa besok gak bisa diusahakan sih Cin ?.
sebenarnya aku ingin sekali tapi, aku gak mau melanggar perintah ayahku. karna ayahku sangat tegas.
Cinta ?. kamu denger aku kan ? Tanya Bara lagi.
Ohh, maaf Bar aku kayaknya gak bisa deh, kamu tau kan orang tuaku gimana, jadi gimana kalau lain waktu aja ?. Pintaku. Dan semoga Bara bisa mengerti.
Cin, Kita rencanakan udah lama, masa cuma karna itu kamu batalin sih ?. Ini setahun sekali cinta. Kamu yakin mau batalin aja ? Tanya Bara lagi kepadaku.
Bar, Aku juga pengen tapi gimana lagi aku gak bisa pergi apalagi kalau... Belum aku selesai ngomong Bunda ku datang dan memotong pembicaraan ku sama Bara.
Apa yang gak bisa pergi cinta ?. Sambil berjalan mendekati ku.
Engak kok Bun. Panikku sambil menyembunyikan hpku kebelakang.
Kamu telfon sama siapa, kenapa gak bisa pergi ?.
Gak sama siapa"kok Bun, kayaknya Bunda salah denger deh. Jawabku gugup.
***Coba lihat hp kamu ?
Gak ada apa apa Bun, cuma suara drakor aja kok***. Jawabku semakin panik. Dan gak tinggal diam hpku langsung direbut sama Bunda ku.
Ini yang kamu bilang drakor ? Cinta Bunda sama Ayah sudah bilang berkali-kali untuk tidak berhubungan dengan dia, tapi apa kamu masih berpacaran dengan dia, dan lagi...My sun.... Kamu sampai segitunya suka sama dia? sampai menamai dia diponselmu seperti ini, dan lagi ada love"nya juga, stop Cinta, kalau kamu masih berhubungan dengan dia atau keluarganya jangan sampai ayahmu yang turun tangan. Jawab Bunda ku. sambil pergi
Bunda hpku ?
Hpmu Bunda sita. Jawabnya sambil meninggalkan kamarku. Aku binggung harus bilang ke Bara gimana lagi. Karna satu"nya alat untuk komunikasi ku dengan bara di sita Bunda. Haduhhhh... udah gak bisa pergi besok, gak ada hp, gini amat sih hidup aku.
...----------------...
Cinta, Sayang, Ayo sarapan dulu nak !. Cinta kemana yaa Bun, kok belum turun lagi. Tanya ayahku kepada Bunda diruang makan.
***Habis ini juga turun pa, mungkin lagi siap".
Sayang, nak ayo sarapan, nanti papa terlambat ke cafe nya***. Panggilnya lagi.
Iya pa. Jawabku sambil turun tangga.
Nahh gitu dong sayang. Ayo sarapan dulu dan ikut ayah kecafe. Ucap ayahku. Dan aku hanya bisa menurut saja.
Bun, Ayah sama Cinta berangkat kecafe dulu yaa.
Iya ayah, hati-hati yaa kalian. Jawab Bunda ku.
Iya, yuk Sayang.
Sampai nya dicafe aku kaget kok sepi banget. Dan lagi karyawan ayah kemana semua. biasahnya jam segini udah dateng semua untuk mempersiapkan buka cafe. Dan tiba-tiba. Dorr.... suara balon meletus. Diiringi dengan kertas kerlip kecil-kecil yang turun dari atas. Ternyata ayah dan Bundaku udah mempersiapkan ulang tahunku dicafe.
***Ayah ? kok ayah gak bilang sih kalau ngasih kejutan ke Cinta ?
Hahaha, sayang, kalau ayah ngasih tau kamu dulu, berati bukan kejutan dong namanya***. Ucap ayahku sambil mengelus rambutku.
Nak selamat ulang tahun yaa semoga kamu jadi anak lebih baik lagi, sehat selalu dan jadi kebanggaan ayah dan bunda serta semiga rezeki kamu semakin lancar dan kamu dipertemukan dengan jodoh kamu. Ucap ayahku. Aku kaget, senang dan sedih. Rasanya aku seperti ingin menangis, tapi bukan tangisan sedih melainkan bahagia.
Selamat ulang tahun sayang. Ucap Bundaku sambil membawa kue ulang tahun.
Loh, Bunda kok bisa disini. Cepet banget, tadikan Bunda belum siap-siap, kok sekarang Bunda. Belum selesaiku bertanya ayahku langsung memotong pembicaraan ku.
Udah, tanyanya nanti aja, sekarang kamu tiup lilin dulu ya sayang, sebelum itu kamu do'a dulu untuk hari ulang tahunmu.
Yang ku minta tahun ini gak banyak kok, cuma ingin kebahagiaan seperti ini yang tiada hentinya. Dan selalu diberi kelancaran dalam usaha ayahku, dan selalu diberi kesehatan untuk keluarga ku selalu. Ammiin. Dan huffff, aku meniup lilinku dan dibalas dengan tepuk tangan. Saat aku sedang membagikan kue aku gak sengaja melihat Bara didepan cafeku yang sedang mengode aku untuk keluar.
Bara, Kamu kenapa bisa disini ? gak takut ketauan orang tua kamu ?. Tanyaku takut.
***Gak papa kok, kamu sedang ngerayain ulang tahunmu ya ? kok rame banget, dan ada kue nya.
Iya bar, ayah aku yang ngerencana in sama Bunda ku mangkannya mereka yuruh aku kesini sekarang dan ngelarang buat keluar sama kamu***. Jelasku kepadanya.
Tapi sekarang udah selesai kan acaranya, gimana kalau sekarang keluar sama aku ganti. Aja bara. Sebenarnya sih mau tapi...
Bara ....
Sontak membuat aku dan Bara langsung menoleh. Dan ternyata itu ayahnya bara.
Bara, ayah sudah peringati kamu untuk tidak berhubungan lagi dengan anak ini, dia itu anak dari musuh ayah, kamu jangan berteman atau berpacaran dengan dia, kamu mengerti. Dan kamu, kamu itu Cantik, masak kami gak punya harga diri sampai"kamu mengejar Bara terus, gak sebegitu lakunya kamu sampai harus ngejar bara, ha ?.
Sakit banget hatiku, tapi itu ayah Bara, ayah orang yang aku sayang.
Ayah, ayah apa" an sih, yang nyamperin cinta itu bara yah, yng ngejar cinta juga bara, kenapa ayah ngomong gitu sama Cinta ? aku sayang sama dia yah dan aku mau nikah sama dia. Kata-kata bara yang membuatku yang tadinya menunduk langsung menoleh kedia.
Maksud kamu bara ?. Dengan wajah yang sangat marah.
Yah, Aku udah besar dan aku memutuskan kalau Cinta yang akan jadi istriku dan ibu dari anak-anakku. Aku sangat kaget dengan apa yang diucapkan bara.
Bara !. Panggil ku pelan dengan wajah agak takut. Takut kalau...
Bara, siapa yang akan kamu jadikan istri dan ibu dari anak-anakmu ?. Bentak ayahku.
Kamu cuma anak dari pemilik cafe yang setiap harinya selalu meniru menu yang ada dicafe saya. Memang pantas anak dari seorang pencuri ide itu menjdi kenantu saya, asal kamu tau, Cinta sudah saya jodohkan dengan seorang kaya raya dikota ini. Dia CEO dari suatu perusahaan terbesar di kota ini. Dia lebih pantas dari kamu yang haya seorang anak pemilik cafe. Tegas ayahku. Aku kaget ayah bilang kalau aku sudah dijodohkan. Dengan siapa dan mengapa ?.
Kamu fikir saya mau punya mantu seperti anak kamu yang hanya lulusan SMK ?. asal kamu tau anak saya juga sudah saya kenalkan dengan perempuan yang jauh lebih baik dari anakmu, dia model terkenal dan memiliki body yang bagus, gak kayak anak kamu seperti tiang bendera.
Dasar orang gila, kalau bukan karna dia ayah dari orang yang aku suka, udah gue tendang aja nih orang tua.
Cinta. Panggil bara dengan nada pelan kepadaku. Ditengah pertengkaran ayahnya dan ayahku.
Ada apa Bar ?.
Kita pergi aja yuk. Ajaknya sambil pelan-pelan mengandengku mundur perlahan dan lari.
Hah... hah... hah.... Yaa ampun bara, kamu kenceng banget sih kalau lari. Tanyaku sambil mengelap keringat.
Kamu aja yang larinya kurang kenceng Cinta. Jawab bara sambil mengelus rambutku.
Cinta coba kamu lihat kesamping kamu. Sambil menunjuk ke samping ku. Aku gak tahu aja dan gak menyadari kalau bara menyiapkan kejutan untuk aku.
***Bara, Ini semua kamu ?.
Iya Cin, aku yang nyiapin ini semua dan aku mau ngasih kamu sesuatu***. Entah apa yang disiapkan bara tapi dia mengambil dari saku jaketnya.
Cinta, kamu mau kan menemani sisa hidupku dan menua bersamaku ? kamu mau kan jadi istri ku dan ibu dari anak-anakku ? aku harap kamu mau menerima ini Cin. Mungkin ini hanya cincin biasah yang bisa ku beli, tapi kalau aku sudah kerja dan punya penghasilan sendiri aku pasti akan ganti dengan yang bagus. Ucap bara melamar ku. Jujur aku gak bisa berkata-kata selain hanya bisa menangis bahagia.
Bara aku...
Cin aku mohon kamu mau yaa, untuk masalah orang tua kita biarkan dulu aku yakin dengan berjalannya waktu pasti mereka mau merestui kita. Kita berjuang bersama yaa cinta, kamu jangan tinggalkan aku dan aku gak akan ninggal in kamu. Apa kamu bisa berjanji kepadaku Cinta ?.
Bara, aku sangat sayang sama kamu aku mau hidup bersamamu, tapi aku takut jika kita gak direstui. Jawabku dengan menahan tangisku.
Percaya denganku, semua pasti bisa, asal kita selalu support dan kompak. Percaya sama aku. Yakin bara lagi kepada ku. Aku hanya bisa mengangguk dan menangis. Dia memasangkan cincin dijri manisku dan memeluk ku dengan hangat. Aku sangat bahagia sekali dihari ulang tahunku. Semoga ini awal dari kebahagiaan ku.
...****************...
...----------------...
Sayang. Panggil Bunda ku sambil mengetok pintu kamar.
Iya Bun masuk aja gak aku kunci kok.
Bunda masuk ya. Kamu lagi apa sayang. Tanya Bundaku sambil masuk kekamar ku.
Ini Bunda, cuma menulis dayiri aja. Jawabku sambil senyum.
Sayang Bunda dan ayah mau ngomong penting sama kamu, kamu turun yaa udah ditunggu in ayah diruang TV. Pinta Bunda ku. Entah apa yang ingin disampaikan ayah dan Bundaku. Karna biasahnya gak seperti ini, paling kalau mau ngomong kadang kalau gak Bunda yaa ayah tapi langsung ngomong sih. Tanpa mikir panjang aku langsung turun setelah Bunda turun duluan.
Iya ayah ada apa, kok tumben dan kayak serius amat. Tanyaku sambil makan Snack.
Sayang, ayah pernah ngak minta sesuatu dari kamu nak ?.
Maksud ayah apa ?. Tanyaku karna masih gak paham.
Ayah dan Bunda mau minta tolong sama Cinta, untuk bantu ayah. Bolehkan nak ?. Mohon ayahku.
Ayah, ayah minta nyawa Cinta aja Cinta bakal kasih yah, emang ayah mau minta tolong apa sih ?. Tanyaku lagi. Dan mereka sejenak saling memandang seperti memberi isyarat gak enak mau menyampaikan kepadaku. Dan itu malah bikin aku penasaran.
Ayah, Bunda ada apa kenapa sih, kok diem ? Ngomong dong kenapa, jangan bikin aku takut, kalian gak papa kan, jawab dong yah, Bun.
Hemmmmm, jadi gini nak, Cafe ayah sudah 5 bulan menurun terus penjualan ayah, dan untuk bulan ini sangat drastis sekali turunnya, ini semua karna si brengsek itu yang meniru resep yang selama ini ayah siapkan matang-matang. Ayah rugi puluhan juta nak,belum lagi masalah bahan untuk keperluan cafe juga meningkat, dan lagi karyawan ayah 3 bulan ini belum sempat ayah gaji nak, kamu tau untuk merayakan ulang tahunmu ayah pinjam dana untuk merayakan nya nak, mungkin ayah salah bilang seperti ini, tapi ayah hanya ingin lebih terbuka lagi denganmu. Jelas ayahku sambil menahan air mata. Memang sih akhir-akhir ini ayah jarang kerumah jarang ada eajtu untuk aku dan Bunda, dan lagi biasahnya ayah setiap bulan selaku ngasih aku uang saku paling gak satu bulan 10 juta untuk uang jajanku. Beberapa bulan ini hanya 5 jt saja, malah 2 bulan terakhir ini aku hanya dikasih saat aku ingin keluar main. Dan lagi Bunda ku selalu masak enak trus entah dari kapan Bunda memasak hanya cukup untuku saja, yaa tuhan kenapa aku bisa gak sadar gini sih selama ini. Apa yang aku fikirkan sampai aku cuek dengan keluarga ku sendiri.
Ayah,Bunda Cinta bisa ngelakuin apa agar ayah dan bunda bisa seperti bisahnya ? Pasti Cinta bisa bantu, apapun itu pasti Cinta akan bantu walau harus mengorbankan Cinta. Jawabku untuk menenangkan isi pikiran ayahku. Sejenak ayah dan Bunda ku saling memandang seperti berat untuk mengatakannya.
Nak, Ayah ada hutang dibank walau ayah menjual cafe ayah dan rumah ayah, itu gak akan cukup. Tapi....
Tiba-tiba ayah menghentikan pembicaraan dan menoleh ke Bunda ku.
Tapi apa yah, kenapa sih. Ngomong langsung aja yah, jangan buat Cinta semakin binggung. Tanyaku sambil memegang tangan ayahku.
Nak ada orang yang bisa menyelamatkan bisnis ayah. Tapi orang nya minta imbalan yang...
Yang apa ma ?. Sahutku langsung.
Maafkan Ayah nak, belum bisa jadi kepala rumah tangga yang layak sehingga kamu harus jadi korban. Peluk ayahku dengan menangis. Aku binggung sebenarnya ada apa.
Selamat malam tuan Bram. Sapa dari orang yang pertama kali aku baru melihatnya. Dan membuat aku dan ayah melepaskan pelukan. Siapa dia, dan mengapa bisa dirumah ku ?.
Tuan Handoko. Anda Sudah sampai. Mari silahkan duduk. Ucap ayahku dengan sopan.
Apakah ini yang namanya Cinta ? Cantik sekali. Ucap pria seumuran ayahku. Dia siapa dan mengapa kenal denganku, sedangkan aku tidak mengenalnya. Baru pertama ini aku melihatnya dan dia mengenalku. Dan aku hanya membalas tersenyum dan mengangguk kan kepala ku.
Oh iya Pak Bram, hari ini Vian gak bisa hadir untuk bertemu dengan anda dan Putri Anda, Karna ada urusan mendadak diluar kota, jadi tidak sempat mampir hanya menitip salam dan permintaan maaf saja. Mungkin sekitar 2 Minggu tepat dihari pernikahan Cinta dan Vian nanti baru bisa pulang anak saya. Jelas beliau kepada ku dan ayah. Dan sebentar, pernikahan ku dan Vian ?. Siapa itu Vian. Dan kenapa pernikahan. Aku langsung menoleh ke ayahku dan Bunda ku dengan tatapan penuh pertanyaan.
Ohh, Baik pak Handoko, Tidak apa-apa. saya tau kalau nak Vian ini sangatlah sibuk jadi belum bisa untuk datang. Jawab ayah sambil tersenyum. Aku hanya diam saja tanpa expresi apapun.
Kalau begitu nak Cinta, Karna waktu pernikahan mu dengan anak saya kurang 2 Minggu an, besok akan ada orang saya untuk mengantar kamu melihat gaun pernikahan mu. Kamu pergi sendiri tanpa calon suami mu tidak apa kan nak ? Karna Vian belum bisa datang menemanimu.
Iya om gak papa. Nanti saya bisa berangkat sendiri. jawabku sambil mengepalkan tangan ku. Berusaha menahan amarahku dan kesalku.
Kalau begitu saya mohon pamit pak Bram, karna saya juga masih ada urusan yang harus saya tangani. Ucapnya sambil menjabat tangan ayahku.
Baik pak, terimakasih atas kunjungannya.
Setelah pergi aku langsung lari kekamarku tanpa bicara dengan orangtuaku. Aku kesal, aku marah, kenapa gak bilang dari awal kalau aku dijodohkan. Dan tanpa mengenal pria itu. Aku ingin menikah dengan orang yang aku sayangi yang aku pilih sendiri, bukan dijodohkan. Aku kesal aku lampiaskan kekesalanku dengan menangis sejadi-jadinya.
Tok tok tok...
Nak ? kamu baik-baik saja kan ? Maafkan ayah dan Bunda karna gak ngomong dulu nak. Tapi ini demi kebaikan mu nak, nak ? yolong bukakan pintunya ayah mohon.
Aku tak menjawab nya dan tetap menangis untuk melampiaskan kesalku. Tak lama kemudian aku tertidur setelah aku menangis hampir semalam. Dan ayahku juga tak lagi mengetok pintu kamar ku.
...----------------...
Nak, Buka pintunya nak, sarapan dulu yuk, ini Bunda bawakan roti coklat dan susu kesukaan kamu. Tolong buka pintunya nak, kamu belum makan dari kemarin malam, sayang, nak, jangan marah gitu dong sayang, ini juga demi kebaikanmu. Bujuk Bundaku sembari terus mengetok pintu kamarku.
Hah.... Demi kebaikanku ? Apa itu benar demi kebaikanku ? Tapi aku tidak yakin. Hari ini sungguh melelahkan. Hanya mencoba gaun pernikahan saja tapi rasanya udah acara nikahan aja. Memang rebahan itu yang paling enak setelah seharian mencoba gaun pernikahan.
Cinta, Cinta, Aku mau ngomong sama kamu. Kamu keluar Cinta.
Langsung bikin aku bangun dari rebahan ku. Karna diluar seperti suara bara yang sedang teriak. Langsung aja aku turun kebawah untuk lihat ada apa.
Bara. Kamu kenapa, kok bisa disini ? Tanyaku kaget karna dia ditahan sama security rumah.
Cinta, jelasin sama aku semua kalau yang dibilang ayah kamu itu semua salah. Ayah kanu cuma mau nakutin aku kan. Itu semua gak bener kan ? Jawab aku Cinta, kamu jangan diem aja.
Aku gak bisa jawab, karna apa yang dibilang ayah memang benar.
Cinta, kenapa kamu diem aja. Ngomong Cin kalau itu semua salah.
Bugh.... Gak lama kemudian Ayahku menonjok tepat dimuka bara. Yang membuat aku kaget. Dan langsung lari menolong bara.
Ayah, Ayah kenapa sih. Apa salah dia yah sampai ayah mukul bara. Dia cuma mau kejelasan dari Cinta aja yah. Ucapku sambil merangkul bara.
Cin, jawab aku, apa yang ayah kamu bilang semua bohong kan ? iya kan cin ? Tany bara dengan mata berkaca-kaca. Yang membuat aku gak tega untuk jujur padanya.
Iya,memang benar kalau Cinta akan saya nikahkan 2 Minggu lagi. Jadi saya harap kamu jangan pernah ganggu anak saya lagi, karna dia sudah jadi calon istri CEO terkaya dikota ini. Apa kamu paham. Sekarang kamu keluar dari rumah saya. Sebelum saya menyuruh security menyeret kamu keluar. Cepat keluar. Bentak ayahku.
Ayah, izin aku ngomong berdua dengan Bara. Pintaku pada ayahku.
Gak, kamu masuk kamar sekarang. Ayah gak akan biarkan kamu berdua dengan dia. Nanti kamu dibawa kabur sama dia. Cepat masuk kamar. Sambil terus ayah menarikku dari pelukan Bara.
Yah aku mohon yah, ini untuk terakhir kalinya yah. Aku gak akan lagi berhubungan sama Bara. Aku janji yah. Izinkan aku untuk menjelaskan ke Bara. Ucapku dengan tangisan sambil merangkul kaki ayahku.
Ayah beri kamu waktu 15 menit. Jika lebih dari itu ayah tidak akan tinggal diam. Kami faham Cinta ?.
Baik ayah Cinta janji. Aku pun langsung membantu bara bangun dan membawa bara ke ruang tamu sambil mengobati luka bara.
Bara, maaf yaa atas perbuatan ayahku. Gara-gara ayahku kamu jadi....
Belum sampai aku melanjutkan bicaraku, bara langsung memotong pembicaraan ku dengan menggenggam tanganku.
Cinta, Aku harap kamu gak akan mengingkari janji kamu untuk tetap berada disampingku. Aku harap kamu gak mengingkari janji kamu untuk hidup menua dan jadi ibu dari anak-anakku. Kamu gak akan ingkar janji kan Sayang ? Jawab aku. Tanya bara penuh dengan harapan. Dan memegang pipiku lembut.
Maaf Bar, Aku gak bisa, aku memilih untuk meninggalkan kamu dan mengingkari apa yang udah aku janjikan dengan kamu, Dan maaf untuk sebesar-besarnya. Semoga kamu dapat perempuan yang lebih dari aku. Semoga kamu akan bahagia melebihi aku. Jawabku sambil melepaskan tangannya. Dan menahan tangisku.
Hahaha.... Cinta, sekarang bukan ulang tahunku. Kamu jangan berbohong. Atau sekarang hari sepesial atau hari kebohongan, iya ? Sambil bara mencari telfonnya.
Bara stop. Aku bicara apa adanya. Aku 2 Minggu lagi akan jadi istri orang lain. Jadi aku harap kamu bisa melepaskan aku Bar, kita gak cocok. Kita pacaran sudah lebih dari 6 tahun dan orang tua kita gak merestui jadi aku harap kamu....
***Aku harap apa Cinta, kamu lebih memilih orang baru dari pada aku pacar kamu yang susah senang kita lalui bersama ? Cinta, Selama 6 tahun, kita lakui semua masalah tanpa perpisahan. Cuma karna ayah kamu punya hutang dan bisnis ayah kamu menurun kamu rela menjual harga diri kamu kepada orang lain untuk ayah kamu ? Kamu jangan jadi cewek murahan Cinta.
Plakk***. Tepat aku menampar Bara dipipi kanannya.
***Cinta, kamu ?
Kamu apa ? Kamu cewek murahan, begitu ? Bar, selama 6 tahun, aku gak pernah kecewa dengan kamu, gak pernah marah besar sama ku, gak pernah sakit hati sama kamu. Dan aku gak pernah sama sekali menampar seseorang apalagi dia orang yang aku sayangi. Asal kamu tau, Gara-gara ayah kamu yang selalu meniru resep ayahku sampai bilang bahwa ayahku mencuri resep rahasia ayahmu dan menfitnah yabg macam-macam sehingga ayah aku sampai kehilangan pelanggan setia dan bangkrut, itu semua karna ayah kamu. Dari dulu ayah kamu selalu mencari-cari kesalahan ayah aku Bar.Dan itu selaku aku tutupi dari kamu, aku kesal Bar aku marah sama ayah kamu, yapi aku diam, karna aku menghargai kamu sebagai kekasihku. Dan lagi ayah kamu selalu mengtai aku anak murahan, anak gak tau diri, anak ini dn itu, semua aku biarkan. Asalkan bukan kamu yang bilang. Tapi sekarang kamu sendiri yang bilang Bar. Maaf Bar, hubungan kita selesai sampai disini. Dan terimakasih atas semua yang kamu berikan kepada ku. Dan maaf jika aku belum bisa membuat kamu bahagia***. Aku sangat kesal dan sakit hati dengan apa yang diucap Bara kepadaku. Semua aku tahan karna aku sangat menghargai Bara. Sampai aku pernah diculik dan hampir dibunuh oleh orang suruhannya ayah Bara, tapi aku tetap menghormati beliau. Karna semua itu demi bara.
Cinta, bukan itu maksud ku. Aku gak mau pisah dari kamu. Maaf aku gak bermaksud untuk membuat kamu kecewa Cin. Maaf in aku Cinta. Sambil memegang tanganku.
Bara, Kami pernah berjanji kepadaku untuk membunuh orang yang menculik dan ingin membunuhku. Sampai aku akan susah punya anak karna kejadian waktu itu. Aku hampir mati karena siksaan pada waktu itu. Apalagi yang paling banyak lukanya ada pada perutku. Apa kamu tau siapa orangnya, dan tetap ingin membunuhnya ?
Tanyaku dengan wajah dingin.
Pasti Cinta. Siapapun yang telah mencelakai kamu, orang yang paling aku sayang. Maka aku akan membuat hidup orang itu gak akan tenang. Percaya sama aku Cinta. Ucap bara.
Asal kamu tau Bar. Orang yang telah mencelakai aku adalah Firman. Ayah kamu sendiri. Bisiku pada Bara. Yang langsung membuat Bara melepaskan genggaman tangku. Aku tau bara syok dan gak percaya. Tapi ayah Bara sendiri yang bilang kepadaku dan kedua orang tuaku. Sehingga orang tuaku sangat marah dan melarang keras untuk aku bersama Bara. Tapi karna aku sangat sayang dan gak tega kalu bara sampai tau, akhirnya aku memohon kepada ayahku untuk merahasiakan nya.
Kami bohong kan Cin. Kamu cuma menakutiku agar aku mau lepasin kamu, iya kan ?.
Terserah kamu Bara. Kamu bisa tanya ayah kamu. Dia masih sehat kan. Udah dulu Bar, aku mau istirahat. Besok aku masih harus mengurus acara pernikahan ku. Ohhh ya, kamu jangan lupa datang ya Bara. Jawabku sambil mengusap air mata ku dan langsung pergi meninggalkan nya.
Cinta, Cinta. Aku mohon, kamu cuma bercanda kan. Cinta bilang sama aku kalau kamu masih mencintai aku. Cinta......
Aku langsung mengunci kamar dan menangis sejadi-jadinya. 6 tahun Hanya bisa jadi kenangan. Aku sakit dan kesal. Tapi aku lebih sakit lagi jika mengingat kejadian 3 tahun yang lalu. Semua karna ayah Bara. Dan sekarang aku gak akan bisa untuk direndahkan lagi olehnya. Aku akan membuat diriku melupakan anaknya untuks selamanya dan mulai hidup baru.
...****************...
Hari ini, Adalah hari aku akan jadi milik orang lain yang belum pernah aku temui sebelumnya. Semoga ini adalah awal kebahagian ku. Dan orang tuaku bisa sukses seperti dulu. Dan aku akan balas dendam dengan ayah Bara yang selalu bilang kalau aku gak pantas bahagia dan gak pantas menikah dengan orang yang lebih dari Bara. Bara, maaf jika aku egois, selama ini aku sudah banyak memaafkan ayahmu. Tapi untuk saat ini karna ayah mu sudah membuat ayahku bangkrut. Maka maaf jika aku harus memilih meninggalkan mu.
"Sayang, Kamu sudah siap kan. Calon suami mu sudah didepan. Ayo nak kita turun". Ucap Bundaku dengan menggandeng tanganku.
"Nak, maafkan Bunda dan Ayah yang merenggut kebahagiaan masa depanmu ya nak, Ayah dan Bunda hanya ingin masa depan kamu cerah. Gak suram seperti ayahmu nak. Maafkan Bunda jika harus memaksamu untuk menikah dengan orang yang belum kamu kenal nak. Semoga kamu bahagia selalu nak. Do'a Bunda akan selalu menyertai mu sayang". Peluk Bunda ku yang menahan air matanya. Aku sangat bisa merasakan rasa sayang orang tuaku yang ingin aku bahagia dan aku aman. Karna kalau aku tetap memilih Bara, mungkin ayah Bara gak akan tinggal diam.
"Bara, nak Bara. Buka pintunya sayang. Kamu gak apa-apa kan nak ? Bara, Mama mohon nak buka pintunya nak". Bara sudah 3 hari mengunci diri dikamar gak mau makan atau pun keluar, sehingga membuat mama Bara yang sangat kawatir. Sambil mengetok pintu kamar Bara terus menerus.
"Sayang Mama mohon nak buka nak pintu nya nak." Mama Bara hanya bisa duduk lemas didepan pintu bara sambil menangis. Mama bara saat itu ikut merasakan rasa sakit yang Bara rasakan. Ya, Bara sangat sedih dan kecewa setelah tau bahwa apa yang Cinta katakan benar. Dan lagi dihari Anniversary yang ke 6 Bara dan Cinta, malah jadi hari perpisahan mereka. Dan melihat orang yang disayanginya menikah dan jadi milik orang lain. Ditanggal ini dan bulan ini mereka selalu merayakan nya dengan bahagia. Kini mereka harus menangis kecewa.
"Ma, Apa Bara masih mengunci dirinya dikamar ?" Tanya ayah Bara sambil membantu Mama Bara yang tengah duduk lemas di depan pintu kamr Bara.
"Apa kamu buta, Kamu lihat, pintu Bara terbuka atau tidak, Kamu masih tanya ?" Jawab mama Bara sambil mengusap air matanya.
"Kalau sampai terjadi apa-apa sama Bara, Kamu harus bayar dengan nyawamu". Ucap Mama Bara dengan melangkah pergi. Ayah Bara hanya bisa diam saja dengan ancaman Istrinya itu. Yang sangat jelas terukir diwajahnya bahwa Mama Bara sangat kesal dengan perbuatan ayah Bara dan membuat Bara menderita seperti ini.
"Cantik sekali." Ucap orang" yang datang ke pernikahan Cinta Dan Vian. Sampai Cinta duduk disamping calon suaminya. Dan Cinta masih menundukkan kepalanya.
"Oke, Nak Vian dan Nak Cinta, Ini sudah bisa dimulai kan ?" Tanya bapak penghulu.
"Bisa pak." Jawab Vian.
"Baik kita mulai ya, Saudara Vian, anda ikuti yang saya ucap. Jangan grogi dan jangan terburu-buru. Santai saja yang penting terdengar jelas." Jawab pak penghulu sambil menjabat tangan Vian. Yang membuatku sedikit gugup dan takut.
"Saudara Vian, Saya nikahkan anda dengan Saudara Cinta Angeline Bramanto dengan mas kawin Seperangkat alat sholat dan Uang senilai 10 miliar dibayar tunai."
"Saya terima nikahnya Cinta Angeline Bramanto dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."
"Gimana para saksi ?Sah?" Tanya penghulu sambil menoleh kesamping dan kiri nya. Dan semua mengangguk kepalanya. Yang menandakan bahwa sah. Seketika membuyarkan air mataku Yang aku tahan. Entah, Bahagia atau sedih yang kurasakan.
"Cinta, Kenapa kamu lebih memilih orang lain ketimbang Aku? Orang yang menemani kamu selama 6 tahun ini, Kenapa Cinta, Kenapa ? " Dan menbanting Foto figora Cinta dengannya. Dan seketika pecah.
"*h**ahhhhh* "jerit Bara sambil menangis tersedu-sedu.
"Bara ?" Batin Cinta yang melihat rumah Bara saat melewatinya.
"Kamu kenapa Cinta ?" Tanya Vian. Yang dari tadi terus memandangi mu yang tengah melihat kejendela mobil terus dan terus melihat rumah seseorang.
"Ah, gak apa-apa kok. "Jawab Cinta dengan wajah kaget.
Disetiap perjalanan aku dan Vian hanya diam saja. Dan sampai dirumah kami.
"Cinta sudah sampai, Mari kita turun". Gandeng Vian. Dan tanpa sengaja kamu melepaskan nya.
"Iya." Jawabmu singkat. Terlihat jelas diwajah Vian bahwa dia sedikit kecewa. Dan sesampainya diruang tamu kami berniat ingin bilang bahwa kamu ingin tidur terpisah.
"Oh iya Cinta, Kamar kita ada diatas. Mari aku tunjukkan". Ucap Vian sambil ingin menggandeng tanganmu.
"Maaf Vian, Aku ingin tidur terpisah denganmu". Jawab Mu dengan menghindari gandengan Vian.
"Kenapa ? "Jawab Vian dengan wajah kesal.
"Kamu jijik denganku, atau kamu benci denganku. Katakan Cinta."
"Aku gak mencintai mu Vian, Kita dijodohkan. Kita menikah tanpa cinta atau pun rasa sayang. Kita terpaksa. Lebih baik kalau kita..."
"Kalau kita apa ? Cinta, Aku kira hanya kamu yang terpaksa. Aku kira Hanya kamu yang menikah tanpa cinta. Cinta, Bagaimana pun kita sudah menikah, Dan aku adalah suamimu, Jadi aku berhak atas segalanya." Kata Vian dengan terus berjalan maju mendekati mu, sedangkan kamu hanya bisa melangkah mundur menghindari nya. Sampai kamu sudah berada ditembok dan semakin dekat wajahmu dengan wajah Vian.
"Cinta jika aku ingin, aku bisa langsung meminta darimu, seizin mau tidak izin darimu. Karna kita sudah sah". Kata Vian dengan menyentuh lembut wajahmu. Dan langsung menyiummu. Dan perlahan meraba dadamu sehingga membuatmu terkejut dan melepaskan ciumannya.
"Apa yang kamu lakukan Vian. Kamu gila ?" sambil aku mendorong nya.
Vian dengan kesal langsung menarik tangan Cinta.
"Kamu mau membawaku kemana Vian, Lepaskan aku". Rontamu. Tapi kamu tak sanggup melawan tubuh kekar itu.
"Vian lepasin aku, Lepasin Aku." Berontak mu.
Tanganmu masih ditarik dan tubuhmu didorong hingga terjatuh ke kasur kamar kalian. Dan disusul ditindihnya tubuhmu oleh Vian, Dengan kasar Vian menciumi tubuhmu dengan bruntal. Kamu terus meronta tapi tidak menghentikan Vian. Sampai Vian menciumi bagian sensitif mu sehingga membuat tubuhmu panas dan gemetar seperti tersetrum.
Kamu hanya bisa menahan dengan sekuat tenaga. Dan kamu hanya bisa menangis.
Seketika Vian menyadari bahwa kamu menangis dan melepaskan mu.
"Kedepannya, Jangan bersikap seakan-akan kamu ingin menjauh dariku. Kamu adalah istriku, ibu dari anak-anakku, jadi jangan berharap kamu ingin lepas dariku. Apapun yang sudah menjadi milikku tidak akan bisa pergi begitu saja. Sekarang mandilah dulu. Aku akan mandi di kamar mandi bawah." Ucap Vian sambil pergi meninggalkan mu. Kamu hanya bisa menangis, Entah apa yang sebenarnya kamu inginkan. Sedih, bahagia, Entah apa yang kamu rasakan.
...----------------...
Tak terasa kamu sudah satu bulan menjadi istri orang yang baru kamu kenal. Setelah kejadian itu, kamu dan Vian hanya melanjutkan dengan tidur bersama. Dan paginya seperti orang yang tidak melakukan apa-apa. Dan setelah itu Vian ada urusan keluar negeri yang membuatmu harus ditinggalkan selama satu bulan penuh.
"Ting." Suara pesan masuk.
"Hari ini aku menunda kepulanganku. Karna ada beberapa pekerjaan yang belum selesai. 5 hari lagi aku akan pulang. Jagalah dirimu baik-baik. Jika kamu bosan dirumah sendiri, berkunjung lah kerumah orang tuamu. Jika aku sudah pulang, aku akan menjemputmu". Isi pesan Vian. Yahhh, memang aku sangat merindukan orang tuaku. Dan bosan karna hanya diam saja tanpa melakukan apapun. Karna dirumahmu sudah ada asisten rumah tangga. Bahkan kamu tidak sempat mencuci pakaian mu sendiri. Berbeda saat dengan orang tuamu. Karna kamu selalu membantu ibumu. Dan lagi orang tuamu tidak memperkerjakan orang lain dirumahmu untuk masalah rumah tangga, karna semua dikerjakan oleh Bunda mu, dan kadang kamu bantu. Disini kamu benar-benar seperti tuan Putri. Tidak melakukan apapun dan dilayani dengan sepenuh hati.
"Baik, Aku akan berkunjung ke rumah orang tuaku. Aku akan menunggumu untuk menjemput ku." Balasan pesanku. Dan langsung aku siap-siap untuk kerumah orang tuaku.
Sesampainya dirumah kamu langsung masuk dan menemui Bunda mu yang tengah sibuk menyiapkan sarapan.
"Bunda". Teriak mu sambil memeluk Bunda mu yang tengah menyiapkan sarapan. Dan membuat Bunda mu kaget.
"Cinta ? Anakku, Bunda sangat merindukan mu nak, Kamu kenapa baru berkunjung menemui Bunda. Apa kamu lupa jika msih punya Bunda. Sebahagia itukah menikah dengan lelaki tampan dan beruang ?" Ejek Bundaku.
"Bunda ini, Seperti tidak pernah muda. Dulu Bunda waktu masih pengantin baru malah 3 bulan baru mengunjungi orangtuamu. Kamu gak mau jauh-jauh dari ayah kan Bunda mangkannya selalu menempel diayah terus sampai lupa dengan orangtua dulu, hahaha". Ejak ayahku menuju meja makan.
"Ayah, Cinta kangen". Sambil aku memeluknya.
"Anak ayah udah besar yaa, Udah lupa kalau disini ada Ayah dan Bunda yang selalu merindukan Putri ayah yang sangat Ayah dan Bunda sayangi ini. Oh ya, Kamu sendiri ? Suamimu mana nak ? Gak ikut atau Cuma mengantar saja ?" Tanya ayahku.
"Vian sedang diluar negeri ayah, Kata Vian Kalau aku bosan boleh tinggal dirumah Ayah sama Bunda. Mungkin 5 Hari lagi Vian pulang . Nanti langsung nyusul kesini." Jawabku sambil mengambil sarapan ku. Bahagia banget bisa sarapan masakan Bunda lagi, Kangen rasanya sama masakan Bunda yang seper lezat ini. Koki ternama di rumah Vian aja kalah enak sama masakan Bunda ku. Setelah sarapan aku ketaman belakang Rumah untuk bersantai dan makan cemilan sambil membaca komik kesukaan ku. Hemmm, Sempurna sekali jika seperti ini terus, hehehe.
"Sayang, Mau ikut Bunda kekafe ayah ? Mungkin kamu kangen kekafe Ayah nak ?" Ucap Bundaku. Memang sih aku kangen banget. Apalagi sama Snack nya juga.
"Bunda mau kesana juga ?" Tanyaku sambil bangun.
"Iya sayang". Jawab Bunda ku sambil tersenyum kepadaku.
"Yaa udah Bun, Sekarang aja Gimana ? Aku udah gak sabar nih !."
"Hahaha, Oke Sayang Bunda siap-siap dulu yaa, Kamu tunggu dimobil." Oke, Bunda yang sedang ganti baju, Aku langsung menuju mobil bunda. Duh jadi gak sabar mau kekafe Ayah, dan menghabiskan Snack ayah, hehehe. Diperjalanan menuju kafe seketika aku terdiam dengan melihat rumah milik Bara. Seketika membuat kamu mengenang semua saat bersamanya.
"Cinta ? Ada apa nak ? Kok tiba-tiba diem ?" Tanya Bunda yang membubarkan semua lamunanmu.
"Oh, Gak papa kok Bun." Yahh, semua sudah ajdi kenangan, Jadi jangan diingat lagi, malah jadi fikiran.
"Yeee sudah sampai". Bahagia ku dan langsung turun dan berlari menuju dapur Ayah.
"Aku mau makanan yang paling enak dan paling laris dong jangan lupa Snack nya juga, terus minumnya juga. Yang biasa aku pesan yaa. Dan jangan lupa dibanyakin porsinya karna aku laper banget. Oke, Aku menunggu jadi jangan lama-lama". Ucapku lalu menuju ruangan Ayah.
"Ayah". Sapaku sambil membuka pintu.
"Lho Sayang, Kamu kesini sama siapa ?" Tanya ayahku Yang tengah sibuk bekerja.
"Emm, Sama Bunda. Bunda sedang melihat dibawah. Jadi kesini dulu." Jawabku sambil melihat-lihat ruang Ayah ku.
"Kamu gak pesan makanan kesukaan kamu dulu baru melihat ayah disini ?" Tanya ayahku lagi.
"Hehehe, Tadi udah langsung pesan." Jawabku sambil tersenyum kepada ayahku. Dan Ayah ku hanya membalas dengan tertawa. Memang sih kalau aku kekafe cuma mau makan sepuasnya sama mau ngemil juga. Apalagi kalau dirumah udan bosen sama menu itu-itu aja, Langsung deh aku kekafe ayah buat bangun mood aku, hehehe.
"Tok, tok, tok, Permisi Non Cinta, Pesanannya sudah siap." Suara karyawan Ayah dari luar.
"Langsung bawa masuk aja". Jawabku. Saat semua ditata didepanku, huhhh rasanya kepingin langsung aku hap semuanya langsung, hehehe. Hemmm enak banget rasanya. Aku sangat merindukan semua masakan dikafe ayah ini.
"Hemmm, Kenyang banget aku hari ini. Huhh, Saatnya olahraga biar aku gak jadi babi gendut". Sambil aku pemanasan sebentar dan lari kecil disekitar jalan kafe ayahku. Tiba-tiba Tanganku ditarik seseorang dari samping. Aku yang sontak teriak karna kaget.
"Cinta ?" Dan langsung memeluk ku.
"Apaan sih." Teriak ku sambil melepaskan pelukannya dan mendorong nya.
"Bara ?" Tanyaku kaget dengan kehadiran nya didepanku.
"Cinta, Aku sangat merindukan mu, Kamu kesini pasti untuk mencari aku kan ? ini tempat kita biasanya bertemu Cinta, Kamu kesini buat ketemu aku kan, Kami juga merindukan aku kan Cin ?" Ucap bara sambil menggenggam tanganku. Aku juga gak sadar kalau ini tempat biasa aku dan Bara ketemu bersama. Padahal aku cuma mau Olahraga lari dekat-dekat kafe ayah aja. Malah kejauhan sampai disini. Sangking asiknya sambil mendengarkan musik sih ini.
"Cinta, Kenapa kamu diam aja Sayang ?" Tatap Bara yang penuh harap.
"Sayang ? Maaf Bar, Kita udah putus dari sebulan lalu. Kamu lupa ? " Tanyaku dingin kepadanya.
"Cin". Panggil Bara pelan.
"Apa ? Benar kan, Kita udah putus. Ada yang salah ?" Tanyaku lagi dan melepas genggaman nya.
"Udah dulu Bar, Aku mau kembali kekafe Ayah ku. Dan aku mohon, Jangan pernah memanggil aku dengan Kata Sayang. Karna kita cuma teman biasa aja dan gak lebih." Jawabku dan langsung membalikkan badanku dan ingin kembali. Tapi tiba-tiba Bara menariku kepelukkannya lagi.
"Cinta, Aku mohon Cin kembali sama aku. Aku gak bisa hidup tanpa kamu, Aku Sayang sama kamu Cinta. Aku mohon kembali lagi sama aku Cinta. Aku mohon". Semakin erat Bara memeluk ku dan membuat aku susah bernapas.
"Bara lepasin aku." Rontaku tapi tak didengarkan olehnya.
"Bara." Teriak ku sehingga membuat Bara melepaskan nya.
"Kami gila apa. Aku ini istri orang. Kamu berani meluk istri orang ha ? Kamu gak punya harga diri apa Gimana sih Bar ? Dan apa ? Kmau bilang gak bisa hidup tanpa aku ? Bar, Yang sekarang berdiri didepanku ini siapa ? Setan ? Bar, Kita ini udah putus lama. Dan kamu baru bilang gak bisa hidup tanpa aku ? Hah, Eh Bar, Aku bukan anak kecil yang bisa didayu dengan permen. Aku udah gede bar". Tegasku.
"Tapi aku gak merayumy dengan permen, Atau mau aku belikan permen, Permen apa ? Lollipop ? Kamu bilang aja nanti aku belikan. Aku udah punya uang sendiri kok. Aku sekarang kerja part time jadi sekarang bisa menabung dengan tanpa uang dari ayahku. Kamu seneng kan sekarang Cin dan mau kembali sama aku ?" Jawaban Bara dengan wajah polos nya itu. Yang membuat aku semakin jengkel.
"Bara, Bukan itu maksud ku. Haduhh, Udah deh, pokoknya aku gak mau tau tentang kamu, semuanya. Dan lagi, Kita cuma teman dan gak lebih. Jangan ganggu aku jangan cari aku. Ngerti". Tegasku.
"Aku gak cari kamu, Kan kamu yang cari aku sampai sini, iya kan ? Kan ini tempat kita biasah bertemu. Jadi kamu mencariku disini karna kami kangen sama aku kan? Jawaban " nya lagi yang bikin aku semakin jengkel.
"Bara". Suara ku yang demakin tinggi karna kesal sekali sama sikap bara ini.
"Udah deh, sekarang aku mau pulang". Jawabku sambil melangkah pergi.
"Tunggu Cinta". Tarik bara lagi. Belum sempat aku melepaskan nya. Sudah ada orang yang menarik tanganku hingga membuat Bara melepaskan genggaman nya.
"Vian". Tatapan kagetku kepada nya. Aku kaget, Karna Vian bilang akan pulang 5 hari lagi, Ini baru sehari aku dirumah orang tuaku.
"Kamu siapa berani menarik Cinta?". Tanya Bara. Belum sempat aku menjawab Vian sudah menjawab nya.
"Terserah saya mau menarik Cinta. Memang nya ada siapa berani memeluk Cinta ?" Tanya Vian. Jadi Vian sudah tau semua apa yang aku lakukan dengan Bara tadi ? Yaa ampun, Kalau Ayah sama Bunda tau, Bisa-bisa aku dimarahi lagi.
"Saya pacarnya Cinta. Kami siapa ?" Tegas Bara.
"Kita udah putus dari sebulan lalu Bar, Apa kamu tuli ha ? kamu..." Belum selesai aku menjelaskan Vian langsung menciumku didepan Bara. Dan membuat Bara kaget.
"Apa maksud kamu mencium Cinta ha ?." Tegas Bara kepadaku.
"Apa kamu mau lihat yang lebih ini, saat aku dan Cinta bermain diatas ranjang bersama ?" Ucap Vian kepada Bara. Aku sangat malu, Atas apa yang Vian katakan.
"Vian". Ucapku lirih sambil memukul dada Vian pelan. Aku sangat malu. Dan tiba-tiba jantungku berdetak gak karuan.
"Maksud kamu, Kamu dan Cinta ?" Tanya Bara.
"Aku suaminya, Dan Dia Istri ku, Apa aku Harus bertanya dahulu kepadamu saat aku ingin mencium istriku ini ? Dan apa kamu bilang, kamu pacarnya ? Tapi aku suaminya, Derajat kamu dan aku sangat jauh, Kamu gak ada hak untuk memeluk istriku. Dan untuk saat ini aku memaafkan mu, Kedepannya jika aku melihat kamu bertemu dengan istriku atau sampai memeluk nya lagi, Maka aku akan membuat kamu sengsara seumur hidupmu". Ancam Vian dan langsung menggendong aku dan meninggalkan Bara.
"Vian, Apa kamu marah ? Aku gak bermaksud kok tadi... " Belum sempat aku menjelaskan Vian langsung mencium ku lagi.
"Gak perlu dijelaskan lagi, Aku percaya sama kamu kok". Jawab vian. Itu jawaban yang membuatku merasa lega.
"Kamu, Ini kan ditempat umum. Nanti kalau ada yang lihat bagaimana, Udah sekarang turunin aku, Aku bisa jalan sendiri." Rontamu.
"Gak mau, Aku sangat merindukan istriku ini, Dan ingin mengendong mu sampai kafe Ayah". Ucap Vian lagi.
"Hahaha, Nanti kamu capek. Kamu kan baru sampai, Nanti kamu lelah." Ucapku sambil memukul pundak Vian.
"Kalau aku capek, Kamu pijat aja aku. Gampang kan. Tapi aku mau pijat plus plus plus dari kamu." Rayu Vian dengan mendekatkan bibirnya ke telinga ku. Membuat aku merasa geli dan malu. Serasa wajahku panas.
"Apa an sih, Dasar." Vian hanya tertawa melihat saltingku karnanya.
"lho, Cinta kamu kenapa nak ? kok digendong sama Suami kamu ? kamu gak papa kan ?." Tanya Ayahku.
"*G**ak papa kok Yah*". Jawabku langsung turun dari Gendong an Vian.
"Gak papa kok yah, Tadi Vian sangat merindukan istri Vian ini, Mangkannya Vian sampai menggendong Cinta karna sangking Rindunya saat bertemu Cinta langsung". Ucap Vian sambil mengelus rambutku.
"Hahaha, Dasar anak muda jaman sekarang. Lebih romantis dari Ayah dan Bunda dulu. Oh iya nak Vian, Kamu Kok sudah kembali, Kata Cinta kamu baru kembali 5 hari lagi ?" Tanya ayahku.
"Urusannya sudah selesai Ayah, dan sisa sedikit diurus oleh sekertaris ku, Jadi saya langsung kembali sekarang, Maaf jika belum sempat memberi tahu dulu." Ucap sopan Vian.
"Oh iya gpp nak, Cinta kamu ajak nak Vian pulang. Untuk malam ini kalian menginap disini. Besok kan hari Minggu. Jadi kalian tinggal disini lagi 1 hari biar nak Vian bisa mencicipi masakan Bunda yang katanya lezat sekali melebihi masakan koki yang ada dirumah kalian. Benar kan Cinta." ucap ayahku tiba-tiba.
"Hahaha, Gak gitu juga kok yah". Jawabku sambil mengusap kepalaku. Aku malu sih kalau Vian tau soal itu. Tapi Vian malah tertawa mendengar nya. Haduh jadi Tambah malu aku. Tapi Allhamdullillah sih kalau Vian gak salah paham dengan aku dan Bara tadi. Semoga kedepannya Bara gam mengganggu kehidupan ku lagi.
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!