NovelToon NovelToon

Oh! My Bodyguard

Awal

Sebelum membaca di pahami dulu ya.

Novel ini adalah lanjutan dari Novel My Sexy Old Man, yang mengisahkan tentang Crystal anaknya Devan dan Raya.

Masih tentang kisah cinta berbedaan usia yang cukup jauh, ya. Emak suka dengan yang matang-matang dan Hot tentunya, 🤣

Yuk, cekidot..

Seorang gadis berparas cantik bak bidadari yang turun dari khayangan, sedang di sidang oleh kedua orang tuanya di ruang tamu. Gadis berusia 21 tahun itu seperti tersangka kejahatan yang akan di hakimi oleh jaksa. Gadis itu ketahuan lagi akan pergi bersama teman-temannya ke Club malam.

"Huh," gadis itu nampak menghela nafasnya berulang kali, dan menatap malas kedua orang tuanya yang duduk berseberangan dengannya.

"Berulah lagi kamu!! Mau sampai kapan kamu bersenang-senang seperti ini terus? Memakai pakaian minim dan keluyuran ke Club malam! Mau jadi apa kamu, Hah!" bentak Devan, dengan nada yang tegas dan dingin.

"Sayang, tenangkan dirimu. Nanti darah tinggi kamu kambuh lagi," Raya, menenangkan suaminya dengan cara mengusap halus punggung suaminya berulang kali.

"Papi ini lebay deh, apa yang aku pakai ini fashion dan juga pergi ke Club untuk bersenang-senang tentunya," jawab Crystal ringan, sembari meniupi kuku tangannya yang cantik itu.

Mendengar penuturan putrinya, tentu saja membuat Devan meradang. "Apa kamu bilang!!" bentak Devan, dan matanya melotot tajam.

"Pi!! Sabar," Raya menenangkan suaminya lagi.

"Inilah akibatnya, jika kamu terlalu memanjakannya!" Devan melampiaskan kekesalannya kepada istrinya.

"Heh, kenapa jadi aku? Bukannya kamu yang paling memanjakannya!" balas Raya tidak terima, dan membuat Devan langsung menundukan kepalanya ketika melihat istrinya murka. Crystal yang melihat pemandangan itu pun menjadi terkekeh geli sendiri, lantaran Ayahnya itu sangat bucin kepada Ibunya.

Haiss, kenapa dia jadi yang marah? Mengalah sajalah, dari pada tidak mendapatkan jatah. Batin Devan bergumam.

"Iya, kamu benar dan aku yang salah," sahut Devan, mengalah. Dan matanya kini kembali menatap tajam putri pertamanya itu.

"Mulai besok dan seterusnya, kemana pun kamu pergi akan di kawal oleh Bodyguard!" tegas Devan, kepada putrinya.

"Whatt!!" pekik Crystal.

"Pi, aku ini sudah besar dan aku bisa menjaga diriku sendiri jadi—" belum selesai berbicara, Devan sudah memotong ucapannya.

"Iya atau Black card, mobil, dan lainnya akan Papi sita!" ancam Devan, tidak main-main. Karena Devan tahu jika putrinya itu tidak akan bisa hidup tanpa kemewahan.

"Papi sangat menyebalkan!" sungut Crystal sembari menendang-nendangkan kakinya asal, lantaran ia sudah teramat kesal dengan Ayah dan juga ibunya.

"Oke! Aku setuju! Tapi aku ingin Bodyguardku itu harus tampan dan juga Hot. Dan ketampanannya itu harus diatas rata-rata," ucap Crystal pada akhirnya, dan tersenyum licik. Karena Crystal yakin, jika Devan tidak akan menuruti keinginannya, lantaran Ayahnya itu tidak ingin jika Ibunya melirik pria lain selain dirinya.

Dasar posesive!

"Hei, mana bisa seperti itu!" sahut Devan kesal.

"Baik, Mami akan mencarikan Bodyguard yang super tampan dan super hot untuk putri mama yang cantik ini," jawab Raya, penuh dengan semangat. Membuat Crystal cemberut kesal, karena jika ibunya yang bertindak, pasti semua akan berjalan dengan mulus.

"Sayang!!" kesal Devan dan menatap tajam istrinya.

"Demi kebaikan putri kita!" sahut Raya, dan membalas tatapan tajam itu.

"Sekarang masuk ke kamarmu lagi, dan tidur! Besok kamu harus kuliah?!" ucap Raya tegas, kepada putrinya.

"Tapi, teman-temanku sudah menunggu Mam," rengek Crystal.

"Persetan dengan teman-temanmu itu, harusnya kamu itu bisa menjadi contoh adikmu, apa kamu tidak malu?!" ucap Raya lagi, sembari menunjuk putri keduanya yang berjalan menuju dapur.

Lagi-lagi Crystal menghembuskan nafasnya dengan kasar, karena berdebat dengan ibunya itu tidak akan ada habisnya, maka dari itu ia memilih beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju kamar nya yang terletak dilantai tiga rumah besar itu.

*

*

*

Pagi menjelang sang mentari sudah menunjukkan sinarnya, Crystal bangun pagi sekali untuk bersiap berangkat ke kampusnya.

"Pagi semua," sapa Crystal, saat berada di meja makan untuk sarapan bersama. Devan dan Raya mengangguk dan tersenyum membalas sapaan putrinya.

"Pagi juga, Kak," jawab Safira, sang adik. Setelah itu mereka semua mulai sarapan bersama dengan tenang.

"Crys, ganti pakaianmu itu," titah Devan, ketika melihat pakaian putrinya terlalu ketat. Crystal mengenakan celana panjang namun atasannya memakai kaos yang super ketat hingga dada besarnya sangat tercetak jelas disana.

"Huh, Papi Norak!" sungut Crystal, lalu beranjak dan ingin berangkat ke kampus.

"Bodyguardmu nanti siang akan menjemputmu di kampus, Crys," ucap Raya.

Crystal menoleh dan menatap kesal kedua orang tuanya.

"Kenapa sih kalian ini tidak adil! Lihat Safira yang selalu bebas kemana pun, sedangkan aku sejak dulu selalu saja di kekang, yang ini lah dan yang itu lah," Crys meluapkan emosinya. Sedangkan Safira yang merasa tersindir pun hanya menundukan kepalanya.

"Crys, sayang. Semua itu kami lakukan karena—" ucapan Raya terputus ketika melihat putrinya itu pergi meninggalkan meja makan.

"Crys!!!" teriak Devan lagi, namun sepertinya Putrinya tidak mendengarkan perkataannya.

"Dasar titisan Clark," gumam Devan, namun masih terdengar istrinya.

"Apa kamu bilang?"

"Aku mengatakan apa adanya, coba lihat Safira yang kalem dan lemah lembut, tidak seperti Kakaknya yang bar-bar seperti dirimu waktu muda dulu," jawab Devan, sudah teramat kesal.

"Tapi, bukankah kamu sangat mencintai dan bucin akut dengan gadis bar-bar ini?" tanya Raya, sembari menggertakan giginya kesal.

"Hah," Devan menghembuskan nafasnya dengan kasar, kemudian ia menjawab. "Ya, aku sangat mencintaimu."

Safira menatap kedua orang tuanya bergantian, ia hanya menggelengkan kepalanya saja tanpa memperdulikan Devan dan Raya yang terus berdebat masalah keturunan. Dan ia pun segera beranjak dari duduknya dan segera berangkat ke kampus. Walaupun dirinya satu kampus dengan sang kakak, akan tetapi keduanya itu tidak pernah berangkat bersama.

*

*

*

Sampai di kampus Crystal, keluar dari mobilnya dengan gaya yang sangat anggun, membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona dengan kecantikannya. Bagaimana tidak? Crystal mempunyai wajah yang sangat cantik, seperti bidadari turun dari khayangan, mempunyai alis tebal, mata berwarna biru, body sangat seksih, bibir berwarna pink alami dan juga cerdas pastinya. Tapi, sayangnya tidak ada satupun pria yang mampu meluluhkan hati seorang Crystal Fadaei.

"Lek!! Tumben berangkat pagi? Semalam lo kemana? Kita nungguin tahu nggak," sapa temannya yang bernama Ken.

"Iya, sorry. Tadi malam gue ketangkep Satpol PP," jawab Crystal, sembari menutup pintu mobilnya.

"Satpol PP? Lo mangkal di pertigaan mana?" canda Ken, tergelak keras. Padahal Ken tahu yang di maksud Satpol PP adalah Devan dan Raya.

Dasar anak luknut!

"Sialan lo!" maki Crystal, dengan wajah yang di tekuk, membuat Ken semakin tergelak keras.

Kemudian keduanya itu berjalan beriringan masuk kedalam kampus mereka.

Dukung karya Emak ya, dengan cara kasih tekan Favorite, like, komentar, vote dan kasih gift. 😘😘

Sayang?!

Di universitas xx.

Hari sudah semakin siang, Crystal and the geng sedang berjalan keluar dari kampusnya, karena jam pelajaran mereka sudah selesai.

Geng Crystal terdiri dari empat orang yaitu, Crystal, Cindy, Caramel dan yang terakhir adalah Ken.

"Guys! Oh My God! lihat siapa pria tampan itu?" pekik Caramel, sembari menunjuk pria tampan dan gagah yang sedang berseder mobil mewah dengan gaya yang sangat keren.

Crystal dan Cindy mengikuti jari telunjuk Caramel, dan mata mereka membulat sempurna ketika melihat pria tampan yang sedang berdiri di tengah kerumunan para mahasiswa. Bukan hanya tiga gadis itu saja yang tekesima dengan ketampanan pria itu, akan tetapi para gadis-gadis yang ada disana juga menatap kagum pria yang bersender di mobil mewah tersebut. Tapi, kelihatannya pria itu tidak memperdulikan keadaan sekitarnya, bahkan terkesan sangat cuek.

"Tampan sih, tapi kelihatannya sudah tua! Masih tampanan aku," celetuk Ken, dengan pedenya.

"Ya, lo memang tampan, tapi yang tua itu lebih Hot, dan lihat badannya saja kekar pasti buyungnya juga gede," ucap Caramel, terkekeh geli.

Tuing

Crystal menonyor kepala temannya dengan keras.

"Dasar otak selang*kangan!" umpat Crystal dengan kesal.

"Hih, sakit tahu, Lek!" gerutu Caramel, sembari mengerucutkan bibirnya dengan kesal.

"Kalau gue nggak munafik, Lek. Yang dicari setiap perempuan 'kan pasti pria yang gagah perkasa dan juga buyungnya gede," sahut Cindy, membuat Crystal memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Susah kalau ngomong sama para mantan perawan!" kesal Crystal. Sedangkan Ken yang mendengar pembicaraan ketiga temannya yang absurd itu memilih pulang lebih dulu.

"Ya, deh iya yang masih tersegel," ucap Caramel dan Cindy bersamaan.

"Tapi tunggu deh, sepertinya aku kenal mobil itu. Tapi, tidak mungkin," ucap Crystal, sembari memperhatikan mobil tersebut.

Dan mata ketiga gadis itu semakin membulat sempurna ketika melihat pria tampan dan gagah itu berjalan menghampiri mereka.

"Dia kesini!" pekik Cindy, heboh sendiri.

"Permisi, anda Nona Crystal?" Suara bariton itu terdengar sangat seksih di telinga ketiga gadis itu.

Baru dengar suaranya saja sudah membuatku lemas. Batin Cindy dan Caramel.

"Ya?" jawab Crystal ragu, sembari menganggukan kepalanya pelan saat melihat pria tampan itu berdiri di hadapannya namun masih dengan jarak yang cukup jauh.

"Perkenalkan saya Ryan, yang akan mengawal anda kemanapun anda pergi," ucap Ryan terdengar datar dan dingin.

"What!!" pekik ketiga gadis itu.

Ryan hanya menatap datar ketiga gadis cantik dan seksi yang ada di hadapannya itu.

"Mari, Nona. Sudah waktunya pulang," ucap Ryan lagi.

"Hei! Tunggu! Benarkah jika kamu adalah bodyguardku?" tanya Crystal memastikan, dan Ryan mengangguk pelan.

"Aku tidak percaya! Bisa jadi kalau kamu adalah penculik!" tuduh Crystal, menelisik penampilan pria tampan yang ada di hadapannya itu dari atas sampai bawah lalu kembali lagi keatas dan tatapannya berhenti tepat di wajah tampan Ryan.

Ryan mendengus kesal, kemudian ia merogoh sakunya dan mengeluarkan selembar kertas dari sana dan memperlihatkannya kepada Crystal.

"Surat kontrak kerja," ucap Crystal, lalu ia membaca tulisan yang tertera di selembar kertas itu dengan teliti.

Setelah membaca selembar kertas itu, Crystal baru percaya jika pria yang ada di hadapannya itu adalah Bodyguardnya.

Selera Mami, keren juga. Batin Crystal.

"Oke, aku percaya. Tapi, aku tidak bisa pulang bersamamu karena aku ingin pergi bersama teman-temanku," ucap Crystal, sembari menyerahkan kertas itu kepada Ryan.

"Dan maaf, jika anda menolak maka saya juga berhak untuk memaksa anda karena ini perintah dari Tuan Fadaei," ucap Ryan datar.

"Dan aku tidak peduli!" tekan Crystal dan menatap Ryan dengan sengit.

"Baiklah, saya akan menghubungi Tuan Fadaei jika Putrinya tidak mau pulang," sahut Ryan tidak mau kalah, membuat Crystal menggertakkan giginya dengan kesal sembari mengepalkan kedua tangannya di udara.

"Dasar menyebalkan!! Awas saja, aku akan memberi perhitungan kepadamu!" sentak Crystal, sembari menuding Ryan dan mata indahnya itu menatap dengan tajam. "Guys, gue cabut dulu!" pamit Crystal kepada kedua temannya, lalu berjalan menuju ke tempat parkiran di mana mobilnya sendiri terparkir disana.

"Anda pulang bersama saya, Nona," ucap Ryan.

Crystal menghentikan langkahnya, kemudian ia berbalik badan. "Fu*ck you!" umpat Crystal kepada Ryan, sembari mengacungkan jari tengahnya, lalu ia melanjutkan langkahnya.

Ryan tersenyum tipis bahkan sangat tipis, ketika melihat Nona mudanya sangat bar-bar.

"Permisi tampan, apakah kami bisa mendapat tumpangan?" tanya Caramel, dan berjalan mendekati Ryan.

"Tidak!" jawab Ryan tegas, lalu segera pergi dari hadapan dua gadis itu dan segera memasuki mobilnya, karena ia melihat mobil Crystal sudah keluar dari gerbang kampus tersebut.

Caramel dan Cindy mendengus kesal. "Mentang-mentang ganteng sombong!!" umpat keduanya itu, karena baru kali ini mereka mendapat penolakan dari seorang pria.

*

*

*

Crystal melesatkan mobil mewahnya dengan kecapatan penuh, ia tersenyum miring dan matanya sesekali melirik kaca spionnya. Dimana Ryan tengah mengikutinya dari belakang.

"Coba saja, jika kamu bisa mengejarku!" gumam Crystal, lalu menambah kecepatan mobilnya, dan menyalip kendaraan lainnya dengan sangat lihai, kebetulan jalan kota siang hari itu ramai, membuat Ryan kesulitan untuk mengikuti Crystal.

Ryan mengumpat kesal, ia tidak menyangka jika gadis yang akan di kawalnya adalah gadis yang sangat bar-bar. Kemudian ia menekan persneling mobilnya, lalu ia melesatkan mobilnya untuk mengejar Crystal, dan aksi balap mobil antara Crystal dan Ryan pun terjadi.

Tinnn

Ryan membunyikan klaksonnya saat ia sudah berhasil mensejajarkan mobilnya dengan mobil Crystal.

"Shiit!" umpat Crystal, saat ia menoleh kesamping kanan dan ternyata Bodyguardnya berhasil mengikutinya.

Ryan membuka kaca mobilnya yang sebelah kiri, kemudian ia melambaikan tangannya dan tersenyum miring, membuat Crystal semakin kesal kepadanya.

Kemudian Crystal menekan pedal gasnya lagi, dan berniat untuk melarikan diri lagi, namun dengan cepat Ryan menghadang mobil Crystal, hingga membuat gadis itu mengerem mendadak dan kapalanya terbentur stir mobil. "Sial!!" umpat Crystal, lalu keluar dari mobil dan menggendor pintu mobil Ryan.

"Keluar!!" sentak Crystal, dan Ryan pun keluar dari dalam mobil dengan santai.

"Maksud lo apa hah!! Lo mau bikin celaka gue!!" maki Crystal berapi-api, sembari memegangi keningnya yang berdenyut nyeri akibat terbentur stir mobil beberapa detik yang lalu.

"Maaf, Nona. Saya hanya menjalankan tugas untuk menjaga Anda," ucap Ryan, dengan tenang namun terdengar sangat datar.

"Maaf, ada masalah apa ini?" tanya seorang polisi yang turun dari motor dinasnya lalu menghampiri keduanya itu. "Apakah pria ini mengganggumu, Nona?"

"Iya, pria ini menggangguku, Pak. Tangkap saja dia, Pak!" seru Crystal, sembari menunjuk Ryan yang masih terlihat tenang.

"Benarkah, Tuan?" tanya Polisi tersebut kepada Ryan.

"Sebenarnya kami ini sedang bertengkar karena dia adalah tipe wanita yang pecemburu." jelas Ryan, memberikan alasan agar masalah itu tidak menjadi panjang.

"What!!" pekik Crystal, terkejut dengan jawaban Ryan.

"Pak, dia bo—"

"Lihat bukan? Jika dia masih marah denganku, Pak. Padahal cintaku hanya untuknya saja, tapi dia selalu saja mencurigaiku, padahal aku ini keluar rumah untuk bekerja," ucap Ryan lagi, sekaligus memotong ucapan Crystal.

"Astaga!! Pak dia it—"

"Sayang!"

"Hah?!"

Crystal oh Crystal, 🤣🤣🤣

Jangan lupa, tekan Favorit, like, komentar, vote dan kasih gift semampu kalian ya, 🥰🥰

Jadilah wanita yang terhormat

"Astaga!! Pak dia it—"

"Sayang!"

"Hah?!" Mata Crystal semakin membola.

Pria ini sangat mengerikan!

Bilang apa tadi? Sayang? Yang benar saja!

Ingin rasanya aku menyumpal bibirnya itu! Lancang sekali dia!

"Kasihan suaminya jika anda memarahinya, sebagai lelaki saya juga merasakan apa yang sedang suami anda rasakan," sepertinya Polisi itu berada di pihak Ryan, membuat Crystal menggeram kesal.

"Terserah!" kesal Crystal, lalu meninggalkan dua pria itu dan memasuki mobilnya.

Blam

Crystal menutup pintu mobilnya dengan sangat keras, dan segera melesatkan mobilnya pulang kerumah.

"Maaf, atas ketidak sopanannya," ucap Ryan, kapada polisi yang masih berdiri di dekatnya.

"Ya, tidak apa, sabar ya," ucapnya, dan segera melanjutkan tugas berpatroli.

*

*

*

"Mami!!" teriak Crystal, ketika memasuki rumah.

"Yang sopan Crys!" sahut Raya, yang sedang membaca majalah di ruang keluarga.

Crystal medengus kesal, menghampiri ibunya lalu menghempaskan tubuhnya ke sofa dengan kasar.

"Kenapa Mami memberikan Bodyguard yang sangat menyebalkan!! Aku tidak mau! Ganti saja Bodyguadnya!" protes Crystal, wajahnya cemberut kesal sembari menyilangkan kedua tangannya di dada.

Raya menutup majalahnya, lalu menatap putrinya dengan intens. "Bukankah ini permintaanmu? Ingin Bodyguard yang ketampanannya diatas rata-rata?"

"Iya! Tapi dia sangat menyebalkan, Mam!" jawab Crystal, lalu menceritakan kejadian yang di alaminya beberapa saat yang lalu.

Raya tergelak keras ketika mendengar keluh kesah putrinya, sepertinya wanita berusia 42 tahun itu sangat puas dengan kinerja bodyguard putrinya. Bagaimana tidak? Jika baru kali ini putrinya terlihat kesal setengah mati dan itu berarti Crystal mendapat lawan yang imbang. Karena selama ini Devan dan Raya sudah merasa kuwalahan menghadapi sikap Crystal yang sangat bar-bar.

"Mom!!"

"Jika ingin protes ke Daddy saja, karena beliau yang merekomendasikan Ryan." Raya beranjak tanpa mendengarkan ocehan putrinya.

"What? Daddy?" gerutu Crystal kesal.

Jika Xander yang sudah bertindak bisa apa? Ia bahkan melawan saja tidak berani. Karena selama ini hanya Xander saja yang paling ia takuti melebihi siapapun termasuk kedua orang tuanya.

"Atau kamu ingin tinggal bersama Daddy dan Mommy?" tanya Raya sedikit berteriak, karena saat ini sudah akan memasuki lift.

"No!" tolak Crystal, dengan tegas. Bisa-bisa dirinya akan menjadi burung di dalam sangkar emas jika tinggal bersama Xander dan Jeje, belum lagi sifat menyebalkan 4 J yang selalu mengoloknya membuatnya tidak tahan berada di kediaman kakeknya.

Tidak berselang lama Ryan memasuki rumah berjalan menuju lift.

Ah, itu dia orangnya. Baik, aku akan mengajaknya bernegosiasi.

"Ryan?!" panggil Crystal, masih di ruang keluarga.

Ryan menghentikan langkahnya seraya menoleh kearah Crystal. "Ya?" jawabnya singkat dan datar.

"Aku ingin berbicara denganmu, tapi tidak disini," ucap Crystal, lalu menarik tangan Ryan dan menuju lift.

Ryan melepaskan genggaman tangan Crystal, lalu mengelap pegelangan tangannya dengan sapu tangan yang selalu di bawanya.

Crystal membulatkan mulutnya, ketika melihat reaksi Ryan. "Apa dimatamu aku ini sangat menjijikan?!"

"Tidak!" jawab Ryan singkat, lalu memasuki lift dan di ikuti oleh Crystal.

Pria ini benar-benar sangat keterlaluan!

"Lalu untuk apa kau mengelap tanganmu?" Tidak terima dengan perlakukan Ryan.

"Bukan urusanmu!" jawabnya datar.

"Oh, astaga! Berani sekali kamu dengan ku," seru Crystal dan menatap kesal pria yang berdiri di dekatnya itu.

Ting

Lift sudah sampai di lantai tiga, Ryan dan Crystal segera keluar dari lift tersebut.

"Hei!" Crystal menarik ujung baju Ryan.

"Lepas Nona!" Ryan menghentikan langkahnya, dan menatap tangan Crystal yang menarik ujung bajunya.

Crystal menurunkan tangannya. "Ikut dengan ku!" titah Crystal, berjalan menuju kamarnya.

Ryan menghembuskan nafasnya dengan kasar, dan ia pun masuk kedalam kamar Crystal.

Apa yang dipikirkan gadis ini?

Mengajak orang asing masuk kedalam kamarnya? Sungguh gila!

Crystal duduk di tepi tempat tidur, sedangkan Ryan berdiri tegap di dekat pintu dengan gaya yang sangat keren.

Aku tidak yakin jika dia adalah Bodyguard sungguhan, lihat pakaiannya bermerk dan jam tangan yang dia pakai saja bernilai puluhan juta. Apa lagi dia tampan dan penampilannya sangat keren sekali.

Eh, ngomong apa aku ini? Dia jelek dan sangat menyebalkan!.

Crystal menelisik penampilan Ryan dari atas sampai bawah, lalu kepalanya menggeleng beberapa kali.

"Jika tidak ada yang di bicarakan, aku akan ke kamarku," ucap Ryan, memegang handle pintu. Karena ia jengah sudah berdiri lima menit disana tapi Crystal tak kunjung bersuara.

"Wait! Kamar? dimana kamarmu?"

"Di kamar sebelah," jawabnya.

"What!! Siapa yang memberimu ijin menempati kamar sebelah?" tanya Crystal, berdiri dan menghampiri Ryan tanpa rasa takut.

"Nyonya dan Tuan besar, karena saya harus menjaga gadis nakal selama 24 jam, dan lihat ada CCTV di ujung sana dan terhubung ke kamar sebelah," jelas Ryan, terdengar dingin dan datar, menunjuk salah satu sudut kamar tersebut.

Crystal menggertakan giginya kesal dan mengepalkan kedua tangannya dengan erat, ternyata kedua orang tuanya sudah tidak memberikannya kebebasan lagi.

Mami dan Papi sangat keterlaluan!!

Hidupku akan terasa hampa tanpa kesenangan bersama teman-teman, club malam dan lainnya lagi. Hiks.

"Huh," Crystal menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu ia menatap Ryan dan tersenyum manis.

Begitu pula dengan Ryan, menatap gadis yang ada di hadapannya itu. Diakuinya jika Crystal memang sangatlah cantik apalagi manik mata berwarna biru itu membuat siapapun terhipnotis bagi siapapun yang melihatnya

Deg

Jantung Crystal berdetak sangat cepat, ketika tatapan tajam itu menatapnya dengan lekat.

Ada apa dengan jantungku? Kenapa berdetak sangat cepat? Apa aku terkena serangan jantung? Batin Crystal.

Mata biru yang indah, mungkin ini alasan Tuan Fadaei ingin menjaga putrinya dengan sangat ketat.

"Ehem," Ryan memalingkan wajahnya, dan berdehem pelan.

Crystal tersadar dan mengalihkan tatapannya. "Aku menyuruhmu kesini untuk bernegoisasi," ucap Crystal.

"Aku tidak ingin bernegoisasi dalam bentuk apapun," jawab Ryan dengan tegas.

Keras kepala rupanya! Coba dengan cara lain. Gerutu Crystal dalam hati.

"Oh ya? Kamu yakin?" Crystal berjalan mendekat dan semakin dekat.

"Jaga batasan anda Nona!! Aku di sini untuk melindungi Anda!" tegas Ryan, memundurkan tubuhnya.

Melihat reaksi Ryan yang menjauhinya, membuat Crystal semakin tertantang untuk lebih mendekat.

"Hem, kamu memang Bodyguardku tapi bisakan menjaga hatiku juga?" rayu Crystal, agar Ryan luluh terhadapnya dan memberikannya sedikit kebebasan.

Dua jari Crystal berada di dada bidang Ryan, merambat naik hingga menyentuh rahang tegas yang di tumbuhi bulu-bulu karas.

Demi kebebasan, aku rela melakukan apapun termasuk hal memalukan ini. Crystal merutuki dirinya sendiri.

"Nona!" sentak Ryan dan menghempaskan tangan Crystal dengan kasar.

Crystal memejamkan matanya, dan mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Saya tekan 'kan sekali lagi, jaga batasan anda. Jadilah wanita yang terhormat! Dan satu lagi, saya disini menjaga amanat yang di berikan Tuan Xander dan Tuan Fadaei untuk menjaga anda!" ucap Ryan dengan tegas dan terdengar dingin, lalu keluar dari kamar tersebut dengan perasaan emosi.

"Hah, dia tahu apa tentangku! Dia menganggapku murahan?!" tanpa terasa air mata Crystal luruh begitu saja, saat mendengar perkataan pedas dari Ryan.

Yuhu, balik lagi nih. Emak gersrek😘

Jangan lupa tekan Favorite, like, vote, komentar dan Kasih Gift seikhlasnya, ❤🥰

Bonus visual Crystal dan Ryan

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!