NovelToon NovelToon

Chip Canggih Sang Mafia(Kurcil Smart)

Prolog

Jam dua belas malam di jalan raya, terlihat laju mobil seorang pria berparas tampan nan rupawan, membelah jalanan sepi, angin kencang, petir dan guntur saling bersahutan hingga menimbulkan suara yang di sebut guruh.

Seramnya suasana mencekam itu, tidak di pedulikannya, mata serta kefokusannya amatlah jeli memandang jalanan penuh genangan air hujan di luar sana, hanya satu yang di pikirannya saat ini, yaitu adik kembar perempuannya yang belum pulang ke rumah hingga saat ini, alasannya adalah menghadiri pameran lukisan, mana ada pameran lukisan sampai larut malam? Ck, tidak ada!

Dia memang protektif terhadap adik perempuannya, istimewa sekarang mereka tinggal jauh dari negara kelahirannya, Ya...saat ini dia berada di California dengan satu misi.

Dan misinya itu adalah mencari chip miliknya yang telah di rampas oleh organisasi bawah tanah lainnya di waktu satu tahun yang lalu.

Chip itu berisi kisi-kisi lengkap pembuatan kimia berbahaya yang mematikan, Dia adalah penciptanya bersama Genk genius yang di namainya Kurcil Smart.

Kurcil Smart memang sudah terbentuk di waktu mereka masih remaja, Klannya itu di goli sepuluh orang, di mana dialah pemimpinnya, Namun karena larangan orang tuanya, Kurcil Smart telah di bubarkan dengan alasan demi keselamatan nyawa para Kurcil Smart di waktu beberapa tahun lalu.

Siapapun yang berhasil menguasai isi chip canggih tersebut, maka organisasi itu bisa menjadi penguasa dunia. Dia tidak mau itu terjadi, hingga sampai ke ujung dunia dan sampai setetes darah pun, Dia akan bertarung mencari chip miliknya.

"Awas kamu, Pelangi!" Gumamnya kesal dengan kakinya itu semakin menginjak pedal gasnya, "Dan kamu juga Badai!" Dia juga kesal ke adik kembarannya yang satu.

Ya...dia memang kembar tiga, satu perempuan dan dua laki-laki, dia juga masih mempunyai adik Twins, bernama Bhumi dan Angkasa, jelas...mereka berlima dalam saudara kandung... triplets and twins.

Dan Dia sendiri bernama-Topan Sagara, anak sulung pengusaha terkenal yang mempunyai organisasi bawah tanah yang apik tersembunyi keberadaan organisasinya, Topan lah yang sekarang memimpin di organisasi Mafia itu.

Chiiit...

Shiiit...

Gesekan aspal dan ban mobilnya bergesek ngilu di jalan aspal penuh genangan air, suara lolongan umpatannya terdengar dingin di dalam mobil itu, Dia menghardik seorang wanita yang tiba-tiba masuk ke jalan memotong lajunya dengan tangan terentang seakan-akan ingin menghantamkan tubuh itu ke mobilnya.

"Hampir saja!" Kesalnya, syukurnya dia tepat waktu dalam me-rem mobilnya, meskipun wanita di luar sana terjatuh karena sedikit tercium body depan mobilnya.

Topan turun dari mobil, mengabaikan air hujan yang membasahi seluruh tubuhnya, berjongkok tepat di hadapan wanita yang meringis terduduk tunduk di atas aspal dengan rambut hitam basah menutupi wajahnya.

"Kamu mau membuat ku jadi pembunuh di negara orang, Nona?" Dingin Topan bersuara.

Sang wanita mendongak menatap laki-laki yang saat ini menatapnya aneh, sekilas menatap penuh ketajaman, sekilas pun seperti sedang ingin mengenali wajahnya.

Seperti tidak asing! Gumam Topan dalam hati, tapi dia tidak mau ambil pusing, dia orang asing di sini, tidak mungkin wanita di hadapannya adalah gadis kecil dari masa lalunya.

"Tabrak saja aku!" katanya penuh permintaan pasrah.

Sekonyong-konyongnya, Topan mencengkeram rahang wanita itu untuk mendongak ke langit, membiarkan wajah itu di tetesi air hujan yang masih amat deras.

Wanita itu memejamkan matanya demi menghindari ke agresif-an air hujan.

"Dengar Nona bodoh, Hidup adalah sebuah keajaiban yang harus di hargai, kalau pun ada masalah maka hadapi dengan penuh keberanian, lari dari masalah adalah tanda pecundang, bukan bunuh diri jalan keluarnya."

Topan melepas cengkramannya, menepuk pipi itu pelan sebagai tanda peringatan, di pipi itu pun sebenarnya sudah ada cap tangan bekas tamparan seseorang yang di lihat oleh mata elangnya.

"Tapi aku ingin mati!" Katanya menantang perkataan Topan.

Lantas, Topan kembali mengurungkan niatnya untuk berdiri, sekali lagi Topan memberi tatapan tajamnya.

"Maka matilah, dan biarakan orang yang telah menindasmu merasa bahagia di atas kematian mu, menari-nari di atas jasadmu, itu yang kamu mau Nona bodoh?"

Reflek kepala wanita cantik itu menggeleng-geleng. Topan tersenyum remeh, andai wanita bodoh di hadapannya adalah adik perempuannya, maka sudah ia hajar, karena ia tidak suka melihat wanita lemah, wanita strong tidaklah harus pintar bela diri, cukup kuat menghadapi masalah menggunakan otak bukan dengkul untuk berpikir.

"Bagus kalau sudah sadar dari kebodohan mu, bangkitlah dan menjauh dari jalan mobil ku, kalau tidak aku akan benar-benar mengabulkan keinginan mu dan melempar jasadmu ke buaya peliharaan ku." Kali ini Topan sudah bangkit, tapi wajahnya itu kembali berpaling, "Dan semoga kita tidak berjumpa lagi, kalau kita berjumpa lagi maka masalah bagi mu!" ancamnya begitu dingin.

Wanita itu hanya sanggup menatap punggung Topan, bibirnya bergetar kedinginan.

Benar katamu, aku tidak boleh mati begitu saja.

...****...

Baju basah sudah terganti, Topan menghentikan laju mobilnya di depan sebuah gedung yang bergerak sebagai Club malam penuh kebinaran di kota maju ini.

Shiiit!

Dia mengumpat kasar, saat matanya mendapati adik perempuannya telah berjoget bersama orang-orang di lantai Dj itu, matanya pun mencari keberadaan adik kembarnya yang berjenis laki-laki yakni Badai Sagara.

Kembali dia mengumpat kasar, Badai di sana telah sibuk di goda oleh wanita malam.

"Selalu, mereka selalu amat santai__Damn it!"

Tadinya, kekesalannya hanya sebatas biasa saja, Namun setelah mata elangnya mendapati seorang laki-laki yang sengaja memepetkan tubuhnya ke arah Pelangi yang tidak sadar karena keasyikan bergoyang, kini... rahang itu mengeras, tulang-tulang tangannya sudah mengepal, siap menghajar orang yang ingin mencari kesempatan menyentuh kulit indah adik tersayangnya.

Kreek!

Aaargh!

Lantas, Sang DJ wanita seksi di atas sana, menghentikan musiknya, saat kegaduhan terjadi di lantai dansa, Topan tanpa ba-bi-bu main memiting tangan laki-laki itu dan mematahkannya langsung.

"Andai tangan ini sudah menyentuh kulit adik ku, maka ku pastikan, ke-dua tanganmu sudah terpisah dari tubuhmu." Dingin Topan bersungguh-sungguh.

Sang laki-laki mau membalas kekerasan Topan, tapi tidak mampu, Topan lebih dulu mematahkan tangan satunya lagi, mendorong orang itu jauh-jauh, semua penghuni club hanya diam, tidak berani ikut campur, mereka masih sayang sama kedua tangannya.

Pelangi dan Badai sendiri saat ini tercengir-cengir bodoh, mereka merayu Topan agar tidak marah kepadanya.

"Ayo pulang!" Geret Topan di tangan Pelangi, Badai mengikuti langkah kedua kakak kembarnya.

"Halo, ratakan Club malam yang ada di lokasi X, malam ini sudah harus masuk tranding topic."

Badai dan Pelangi saling tatap yang saat ini mereka sudah di dalam mobil, Topan tidak pernah main-main ke orang yang di anggapnya hama, padahal gedung di hadapan mereka tidaklah salah.

"Kami sebenarnya di sini bukan untuk senang-senang kok, Topan. Kami lagi mencari info tentang Chip kita."

Cepat-cepat Badai menjelaskan saat mata tajam Topan seperti ingin mengulitinya. Pelangi pun mengangguk manja.

Topan masih diam, mengatur nafasnya agar emosinya turun.

"Tadi aku mau jagain Pelangi tapi cewek-cewek cantik tadi menahan ku, aku kesusahan untuk kabur." Kelitnya tidak masuk akal.

Tuk!

Topan mengetuk kepala adik kembarnya itu yang duduk di kabin belakang, "Alasan saja, kamu terlalu menikmati keindahan wanita penggoda itu."

Yailah, di kasih gratis kok nolak, memangnya kamu, kagak doyan wanita, dari dulu tidak pernah punya cewek. Hanya suara batinlah yang bersuara di bibir Badai, mana berani ia bersuara terang terangan, singa kok di lawan, yang ada hap di makan.

"Dan kamu Pelangi, sekali lagi berbohong, lidah mu akan aku potong, ingat...kita di sini karena sebuah misi, jangan sampai kita terlambat mendapatkan Chip canggih kita, karena dampaknya sangat berbahaya, paham?"

"Iya." Sahut Pelangi tersenyum bodoh, "Sudah jangan marah-marah lagi atau ku cium tuh bibir perawanmu, ayo pulang! besok Para Kurcil Smart lainnya akan datang dari negara kita atas permintaanmu 'kan? jadi ayo pulang, aku mau istirahat manja." pinta rengek Pelangi.

Topan akhirnya bungkam, sejenak melirik Badai di belakang sana yang selalu berulah tengil, adiknya itu sudah molor nyaman.

Untung kalian adikku, Kalau bukan, rumah sakit adalah hukuman kecilnya.

Berkumpulnya Kembali Kurcil Smart

Topan serta ke-dua adik kembarnya, saat ini berada di sebuah bandara Internasional San Francisco, California, untuk menjemput anggota Kurcil Smart.

Topan sudah menunggu hari ini dari kemarin, Kurcil Smart akan membantunya dalam penyerangan terhadap Mafia yang di curigainya sudah merebut Chip miliknya, Topan membutuhkan keahlian sahabat-sahabatnya itu

Dari pintu keluar, terlihatlah lima pria eksekutif muda dan satu wanita modeling semok dengan kemampuan Smart tersembunyi masing-masing.

Lima Pria itu di goli...Bhumi-Angkasa, si Twins adik kembar si Triplets.

Ada juga Petir-Lautan, ke-dua adik kakak itu adalah sepupu Topan sendiri.

Ada pula pasangan adik kakak Guruh dan adik wanita tercintanya...Purnama si ratu Bill Of Material (Bom)

Sisa satu anggota Kurcil Smart yang belum datang dari penerbangan Belanda, Yakni wanita yang bernama Anevay kerap di sapa Vay, si ratu hacker.

Jadi Kurcil Smart itu terdiri dari sepuluh orang... Tujuh laki-laki dan tiga wanita cantik mematikan di masing-masing kemampuannya.

Pelangi sendiri di juluki si Cantik berbisa, kenapa? karena kembaran Topan itu adalah pembuat racun dan obat penawarnya.

"Hallo Guys, Yuhuu__"

"Bukan waktunya untuk bercanda dan sebagainya."

Ketengilan Badai yang menyapa kehadiran Kurcil Smart, telah di sarkas dingin oleh Topan yang benar-benar jarang untuk bercanda, bukan jarang lagi melainkan tidak bisa di ajak bercanda.

Semuanya akhirnya diam, si Simba garang selalu menang.

"Ada yang kurang ya?" Petir menghitung jumlah klannya.

"Badai dan Pelangi, kalian bawa mereka ke markas duluan, biar aku yang menunggu Vay di sini." Topan mentitah tegas, tanda tidak mau di bantah, dan mata tajamnya itu tertuju ke Petir-si onar dalam hidup Vay, selalu jahil ke Vay.

"It's ok, Bukan waktunya bercanda!" Petir sadar akan di ceramahi seperti itu yang mau ikut tinggal bersama Topan sekedar menyambut kedatangan Vay-wanita favorit Petir dalam diamnya, suaranya enggan meledek, antara mau dan tidak berani.

Lima belas menit kepergian gengnya, terlihatlah satu wanita bule dengan style wild, serba hitam penampilan itu, sangat misterius, wajah itu pun di tutup pakai masker dan kacamata hitam lengkap kepalanya tertutup topi hoodie, wanita itulah yang di tunggu Topan.

"sir, are you a taxi driver?" ( pak, apakah anda sopir taksi?)

Vay menggoda, ia kira Topan tidak mengenalinya yang sudah menyamar apik, penampilan dan suara sudah ia samarkan.

"Sekali lagi bercanda, aku akan menggorok mu! dan kenapa lama sekali?" Sadis Topan mensentil kacamata itu. Vay tersenyum tipis, kejelian Topan dalam mengenali orang atau musuh adalah jagonya, selain itu juga...Topan ahlinya merakit senjata api, dan jelas... Sniper keahliannya.

"Siap Mr.Sagara!" Takzim Vay, tapi terlihat meledek wajah penuh ke seriusan Topan, ia akhirnya tersenyum geli di belakang jalan Topan yang mendahuluinya, Kak Topan kecut! Hanya dalam hati ia berani mengumpat, ia tidak berani terang-terangan.

...****...

Sampai di markas, beberapa anak buah Topan memberinya salam hormat di sepanjang langkahnya, si jelita Vay masih santai mengikuti jalan Topan di belakang tubuh tinggi.

Dan jleb...

Hais!

"Kenapa kamu membunuhnya?" Ngeri Vay, ia terkejut saat Topan berbalik kebelakang dan menariknya bersembunyi di tubuh tinggi itu, dan dor!

"Luis, Lempar mayat itu ke buaya peliharaan ku! dan dengar semuanya, siapapun yang ingin mencoba-coba mengkhianati ku, maka mayat itulah contohnya."

Jangankan para anak buah Topan yang ketakutan untuk berkhianat macam mayat itu, Vay yang notabenenya adalah sahabat dari kecil jadi ngeri-ngeri sedap akan kekejaman Topan serta kejelian Topan membaca ada musuh di sekitaran.

"Kamu tahu dari mana kalau itu musuh Mr. Rigid?"

"Hanya orang pintar yang bisa mengenalinya!" Balas Topan sengit, ia di umpati Mr.Riged oleh si Bule itu, padahal benar adanya.

Dengan kesal karena tidak mendapat jawaban tepat dari Topan, akhirnya Vay menggerakkan tangannya ke mulutnya dengan gerakan menzipper bibirnya, diam lebih baik daripada kesal sendiri nanya-nanya ke orang yang irit bicara.

Sampai di suatu ruangan rahasia, Topan dan Vay sudah di sambut di meja besar bundar itu dari delapan orang Kurcil Smart lainnya.

"Hai Vay!" Sapa meraka kompak dengan senyum kikuknya karena tatapan mata Topan yang selalu berisyarat, bukan waktunya bercanda! mereka sudah paham akan hal itu.

Vay tersenyum manis sesaat, tapi sejurus membuat gerakan untuk menzipper mulutnya ke arah para sahabatnya, Si Simba lagi mode kill. kodenya.

"Layar proyektor nyalakan!"

Dan tring, sesuai perintah ketua Kurcil Smart-Topan, layar lebar itu langsung menyala oleh tangan Angkasa.

Terlihat sebuah map area musuh, mereka akan membahas penyerangan smart tanpa harus membutuhkan anak buah yang turun tangan banyak, mungkin sepuluh orang-Kurcil Smart pun bisa melumpuhkan organisasi Mafia itu, padahal itu organisasi Mafia yang di segani di negara ini.

"Aku curiga chip kita ada di organisasi Mafia itu, Xian mempunyai hubungan erat dengan mereka." Jelas Topan memimpin meeting penyerangan nanti.

Xian adalah mantan salah satu guru Muay Thai mereka waktu kecil, dan ternyata Xian bekerja di Club Muay Thai itu dengan adanya maksud tertentu, yakni sudah lama mengincar Chip yang di pegang Topan, dan akhirnya Topan kecolongan dengan kebaikan Xian, ternyata musuh.

"Bukannya Mr.Xian sudah mati di tangan orang jahat lain katamu, kenapa kamu curiganya ke Mafia yang bernama The Hawk itu?" Petir bersuara serius, Tapi matanya itu selalu mencuri pandang ke arah Vay yang sibuk dengan layar hackernya.

"Jelaskan Badai, tapi suruh dia mengondisikan matanya, kita akan menghadapi hal besar, ini adalah peperangan pertama kita, jadi ku mohon kepada kalian untuk bersungguh-sungguh."

Hais, Topan memang tidak bisa di kelebau setelah pengkhianat Xian, semakin jeli saja! Batin Petir memutar matanya malas, kan cuma sekedar menatap wanita yang di taksirnya kok nggak boleh, emang sih...Vay katanya punya cowok di Belanda sana, tapi petir.. Whatever! selama pernikahan belum ada kenapa harus mundur, ia nggak?

"Ok, Guys! aku akan menjelaskan secara singkat tapi padat... Jadi, Guru Xian memang sudah mati oleh orang entah siapa, dan menurut kesimpulan kita bertiga," Badai menunjuk kedua kembarannya. " The Hawk lah sebenarnya yang membunuh Xian karena mungkin merasa di bohongi tentang Chip itu, dan kamu Vay, apa kamu ingat kode hebatmu yang mengunci data Chip itu untuk tidak mudah terbuka nan terbaca?"

"Yes!" Vay mengangguk, benar adanya...Chip Canggih hebat mereka telah di beri kode hackernya.

"Oke....kami sudah paham kesimpulannya." Guruh yang menyudahi penjelasan Badai, mereka setuju kompak telah mengerti padahal Badai masih setengah penjelasan, karena mereka orang smart jadi tahu sendiri, clue seupil pun sudah membuat mereka mengerti tidak ambigu lagi.

"So, kapan kita akan menyerang mereka, Bill Of Material ku yang rancangan baru ku sudah siap memakan korban." Si Ratu Bom-Purnama sudah gatal tangannya, Koper yang tadinya di bawah meja, kini di taruhnya ke meja dan membukanya, terlihat jelaslah macam-macam bom buatannya bahkan ada yang unik... bolpoin? tapi aslinya peledak dengan frekuensi tinggi.

"Dan lihat ini..." Pelangi pun memamerkan racun hebat buatannya, ia menekan satu tombol di bawah meja duduknya, ada tembok yang terbuka mendadak...ada botol-botol racun di sana juga ada senjata hebat rakitan Topan.

Dan suara wow keren pun terdengar, mereka semua speechless kecuali Si Triplets sang pemiliknya.

"Tengah Malam adalah penyerangan kita!" Ujar Topan menyeringai kejam, malam ini adalah debut pertamanya untuk membantai orang yang menurutnya memang harus di bantai, selain mencari Chip buruannya, The Hawk itu adalah organisasi Mafia jahat yang selalu mengorbankan nyawa anak kecil untuk di ambil organ tubuhnya, jadi memang harus di bantai kan?

Perburuan Di Tengah Malam

Jam 12 malam, di mana jam seperti itu adalah jam penghuni bumi untuk memejamkan mata dengan nyaman di kasur.

Namun, beda dengan Kurcil Smart.... Topan dan Mafianya itu telah bersiap-siap untuk menyerang The Hawk-Mafia yang di gadang-gandang telah merampas Chip-nya.

"Kamu yakin kak, kita hanya bergerak sepuluh orang saja tanpa adanya bantuan mafioso mu?" Adik bungsu Topan-Angkasa bertanya yang saat ini Topan lagi memilih senjata di lemari dinding itu.

"Kamu ragu, little boy? kalau tidak yakin, pulanglah ke rumah Bunda, minum susu lalu tidur." Topan menepuk pundak adiknya yang langsung memutar matanya malas. Katana dan pistol sudah di tangan.

"Aku bukan bayi!" Cetus Angkasa, Topan hanya datar.

Hahahaha

Suara gelegar tawa itu terdengar dari Kurcil Smart lainnya yang sama sama lagi menyiapkan senjata masing-masing.

"Ayo guys, peluru serta senjata kalian olesi madu favorit ku!"

Madu yang di katakan Pelangi adalah racun buatannya, dengan adanya itu, pedang serta peluru mereka akan beracun, setiap mengenai pembuluh darah musuh maka efeknya langsung melumpuhkan tanpa ada bidikan dua kali pun.

"Permainan akan seru malam ini, aku suka!" Ujar Lautan seraya memakai sarung tangan khusus agar kulitnya tidak terkena racun Pelangi.

Semuanya pun mengikuti cara Lautan di meja besar itu, kecuali Purnama si ratu bom.

"Apa perlu coklat ku juga di olesin madu mu, Pe?" Bagi Purnama, Bom adalah Coklat, nada itu layaknya meledek Pelangi.

" Beo mu, pengin aku tabok! kecuali Bom mu, Ama!" Pelangi melempar pisau runcingnya ke arah Purnama, di tangkap sigap oleh Guruh menggunakan sela jari tengah dan telunjuknya, tangkapan itu sangat sempurna.

Topan masih bersabar melihat tingkah konyol gengnya.

"Hahaha, kakak ku selalu melindungi ku." Ledek Purnama tertawa tengil. Guruh melempar kembali pisau itu ke arah Pelangi, hap... tangkapan sempurna dari jari lentik bercat kuku soft pink itu.

Hal seperti itu hanya candaan baginya... Pelangi juga sudah berpikir panjang sebelum membidik Purnama, pasti....si Guruh akan menjadi tameng adik semoknya.

Dor...

"Hais, Topan sialan!" Petir terpekik, yang ingin menjahili Vay seketika terkejut, tepat di sisi kakinya ada peluru yang jatuh.

Hahahaha, Badai dan Bhumi serta Vay menertawakan Petir, Lautan dan lainnya masih sibuk mengolesi senjata mereka dengan racun.

" Bukan waktunya bercanda, ayo kita berangkat." Titah Topan sudah muak melihat Kurcil Smart pada sibuk bercanda, " Ingat untuk saling melindungi satu sama lain, aku tidak mau di antara kita ada yang gugur, dan kamu Badai, jaga Pelangi untuk ku, intinya kita harus pulang dengan membawa kemenangan, dan tanpa ada luka parah di antara kita."

Semuanya berseru siap, wajah para Kurcil Smart sudah tidak ada ketengilan.

...*****...

Dua mobil anti peluru telah berhenti di sekitaran rumah dengan belantara hutan di sekitarnya, rumah yang berpagar besi menjulang tinggi itu memang terlihat sepi, seperti rumah tidak berpenghuni, tapi nyatanya...rumah besar itu adalah markas the Hawk.

"Vay, mulai retas!" Badai memberi titah lewat earphone, ia dan ke empat saudaranya satu mobil bersama dengan Topan yang mengemudi.

"Siap laksanakan!" Sahut Vay di mobil satunya, di mana ia pun berlima bersama Petir, Lautan, Purnama dan Guruh.

Mereka tersambung satu sama lain dengan menggunakan earphone.

Ratu hacker itu pun memulai kerjaannya, tangan lincahnya berselancar di layar hackernya.

"Wow... Jebakan di mana-mana!" Vay terpekik membuat semua teamnya kompak mendumel karena tersambung dari earphone, telinga mereka berdengung.

"Biasa aja kali, aku cium tuh bibir biar bungkam!" Dumel Petir yang duduk sebelahan Vay di kabin mobil itu. Vay memberi jab nya ke hadapan wajah tengil Petir.

" Buruan non aktifkan, Vay!" Titah Topan di seberang sana, tidak sabaran.

"Oke!"

" Sepuluh menit dari sekarang, go babe!" Badai menimpali.

"Jangan ganggu konsentrasi ku!" Pinta Vay, semuanya pun diam menunggu, menanti jebakan leser serta active mode weapon di nonaktifkan oleh keahlian Vay.

"Kurcil, dengarkan info ku, di sisi barat pagar ada jebakan yang tidak bisa di matikan, tapi bisa di hancurkan oleh si ratu bom___"

"Soal mudah itu!" Purnama menyela dengan nada remeh, padahal Vay belum menjelaskan semuanya.

"Diam dulu kenapa sih!" Ketus Vay, Topan yang sudah tidak sabar ingin menyerang, jadi kesal sendiri akan tingkah teman-temanya yang selalu saja menganggap sepele, padahal mereka kan mau bertarung nyawa.

" Jelaskan Vay!" Angkasa, si dosen karir itu meminta cepat, kakaknya-Topan sudah mau turun duluan, namun di tahan cepat oleh Pelangi yang duduk di samping kemudi.

"Jangan ada yang menyela, awas saja!" Vay memberi tatapan sinisnya ke empat sahabatnya, Lautan dan Guruh si irit bicara pun jadi sasarannya.

"Bhumi, dengarkan aku..."Kata Vay mempertegas suaranya.

"Ya, si tampan di sini!" sahut Bhumi dengan sedikit bercanda untuk menekan aura Topan yang benar-benar menakutkan.

"Karena kamu si rekor lari, maka tugas mu menghancurkan kaca tombol nonaktifkan jebakan di sebelah barat itu, kaca itu akan hancur hanya dengan ledekan bom khusus tempel, dan waktu mu... lima detik pertambakan." Terang Vay.

"Siap, Bos!" Bhumi memperagakan hormat ala upacara bendera, Vay mana melihat itu.

Senggolan kecil pun jatuh ke perut sixpack Bhumi dari kembaran-Angkasa, Bukan apa-apa, Si Simba-Topan siap menyemprot Bhumi.

" Vay, bagaimana CCTV nya, aman?" Tanya Pelangi.

"Aman, Kalian bergerak lah, aku akan memberi abah-abah dari hacker ku."

Siap....

Suara kekompakan kerja sama telah di mulai, sembilan para Kurcil turun dari mobil masing masing, menyisah kan Vay yang memang memantau dari layar hackernya, bisa di bilang Vay adalah kunci keberhasilan mereka dengan cara selalu memantau pergerakan musuh, dan sembilan Kurcil lah nyawa dari keberhasilan kuncinya.

Di dekat pintu gerbang, si Kurcil berbagi posisi, mereka berpasang-pasangan kecuali Topan yang menjadi pancingan musuh di depan gerbang utama.

Petir-Lautan, Badai-Pelangi, Si Twins Bhumi-Angkasa serta Guruh dan Purnama adalah pasangan adik kakak yang kompak dalam berkolaborasi, senjata kesayangan pun sudah di tangan masing-masing, Purnama lah yang paling riweh, di setiap kantong jaket bomber hitamnya, isinya adalah bom semua, dengan hanya satu pistol kecil di tangannya.

Topan sendiri sudah siap membuat keributan di depan pagar itu tanpa berkucing-kucingan, secara jantan berdiri di depan gerbang itu dengan katana di punggung masih tersimpan apik dengan sarung pelapis racun.

Hanya pistol kecil di tangannya saat ini.

"Topan.... Go!" Titah Vay sudah memberi instruksi.

Topan mengangguk kecil, sejenak melirik ke sisi kanan dan sisi kiri di mana Kurcil lainnya pun sudah siap.

"Ok guys, let's hunt ruthlessly." (oke guys, ayo berburu tanpa ampun) Kata Topan dengan seringai kejamnya.

Dan

Boom...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!