Di sebuah desa kecil hidup lah sebuah keluarga yang sangat misterius bagi warga sekitar yaitu keluarga Tuan Rowdi jarang sekali bersosialisasi dengan warga sekitar mereka memiliki dua orang anak lelaki yang di beri nama Robert dan Robin mereka hanya selisih tiga tahun usia nya namun watak mereka berdua sangat bertolak belakang sejak kecil sehingga mereka sering sekali berkelahi.
Robert adalah seorang lelaki yang pendiam bisa di bilang jarang sekali berbicara dan lebih terkesan misterius berbanding terbalik dengan Robin adik nya yang humoris, mudah bergaul, suka membantu orang lain dan lumayan play boy dan mereka pun tumbuh dengan karakter mereka masing - masing dan kejadian ini berawal pada bulan purnama.
Mengapa tubuh ku terasa dingin sekali hingga serasa sulit untuk bernafas ada apa dengan ku bahkan sudah berpuluh - puluh gelas aku minum mengapa aku masih merasa haus ada apa dengan diri ku.
Bergumam lah Robert yang terbangun dari tidur nya sambil mengelus tenggorokan nya yang di rasa begitu kering sehingga diri nya menuruni ranjang nya dan berjalan menuju dapur dengan tujuan untuk mengambil segelas air putih untuk menghilangkan rasa dahaga nya.
Namun saat Robert melewati sebuah kaca yang terpasang di ruang makan diri nya sangat terkejut melihat wajah nya yang mulai di penuhi bulu dan kuku di jari nya pun semakin panjang serta gigi nya mengeluarkan taring yang lumayan tajam kemudian Robert pun segera membuka kulkas untuk mengambil air minum namun diri nya melihat sepotong daging segar di hadapan nya.
Daging itu begitu segar dan manis pasti nya mengapa tiba - tiba aku merasa lapar ada apa dengan ku mengapa aku begitu menginginkan daging itu.
Bergumam lah Robert yang mencoba menahan keinginan nya untuk menikmati daging segar di hadapan nya namun seperti nya diri nya di kalah kan oleh keinginan nya yang sangat kuat untuk menikmati daging segar di hadapan nya dan entah mengapa tiba - tiba bangun lah Winda Ibu nya Robert dan menuju ke dapur saat itu Robert tidak mengetahui kedatangan Ibu nya sebab diri nya sedang duduk di lantai sambil memakan daging segar.
" Robert sedang apa diri mu mengapa kamu duduk di lantai seperti itu?"
Tanya Winda sambil menuangkan air ke dalam gelas tanpa memperhatikan dengan jelas.
Saat itu kata - kata Winda tidak di hirau kan oleh Robert yang sibuk mencabik - cabik daging yang berada di tangan nya dan indra penciuman Winda mulai mencium aroma darah yang sangat pekat di ruangan itu kemudian Winda pun berjalan menuju sebuah saklar yang menempel di tembok lalu menyalakan nya untuk membantu indra penglihatan Winda saat itu.
Di saat lampu sudah menyala tiba - tiba di hadapan Winda di suguhkan pemandangan yang membuat diri nya histeris menyaksikan putra nya berubah menjadi mahkluk yang mengerikan dan saat itu Winda tidak mampu berteriak sekujur tubuh nya menjadi kaku melihat kenyataan itu kemudian jatuh pingsan lah Winda di lantai dapur.
Setelah Robert merasa sudah kenyang dengan memakan daging segar tersebut kemudian diri nya melompat melalui jendela dapur hingga terdengar saat keras suara pecahan kaca dan hal itu mampu membuat Rowdi dan Robin terbangun dan segera berjalan menuju asal suara dan sesampai nya mereka berdua di dapur lumayan terkejut melihat Winda yang tengah pingsan di lantai dapur dan posisi lantai yang berceceran darah.
" Ada apa ini siapa yang melakukan ini kepada Ibu akan aku pecah kan kepala nya!"
Teriak Robin sambil memegang senapan laras panjang.
" Henti kan Robin bantu dulu Ayah membawa Ibu mu ke kamar."
Ucap Rowdi sambil memegang lengan Robin.
" Baik Ayah ... aku bersumpah akan ku kejar mahkluk yang sudah membuat Ibu seperti ini."
Ucap Robin sambil membopong Ibu nya ke dalam kamar.
" Robin jaga Ibu mu Ayah akan membersihkan dapur sebelum tetangga mengetahui hal ini."
Ucap Rowdi sambil melangkah pergi menuju dapur.
" Baik Ayah ... siapa sebenar nya yang berani merusak dapur dan membuat Ibu hingga jatuh pingsan?"
Ucap Robin dengan nada lirih.
Saat itu sebenar nya Rowdi sudah mengetahui siapa pelaku nya sebab hari ini usia Robert tepat 17 tahun maka ilmu Srigala buas akan merasuk dalam diri Robert dan saat itu Robert akan berubah menjadi manusia setengah Srigala yang akan memangsa apa pun di hadapan nya dan pasti nya akan sangat berbahaya bila diri nya tidak mampu mengendalikan ilmu tersebut.
Kemudian Rowdi segera keluar dari dapur dan mencari di mana saat ini Robert berada sebelum memakan korban pikir Rowdi sambil membawa senapan laras panjang menyusuri rumah nya hingga langkah kaki nya terhenti di sebuah kandang domba milik nya sebab domba - domba begitu berisik saat itu.
" Robert di mana kamu keluar lah Ayah tidak akan menghukum mu."
Ucap Rowdi dengan pandangan menyebar ke setiap sudut ruangan.
Namun tidak ada jawaban hanya suara domba yang semakin berisik kemudian Rowdi mencoba memanggil kembali agar Robert keluar dari tempat nya bersembunyi seperti nya usaha nya sia - sia Robert belum juga muncul hingga langkah kaki Rowdi terhenti di pertengahan gudang tersebut sebab pintu gudang tertutup dengan tiba - tiba dan hal itu lumayan membuat Rowdi terkejut.
" Robert bila itu kamu keluar lah Ayah berjanji tidak akan menyakiti mu atau menghukum mu!"
Teriak Rawdi yang semakin penasaran.
Ternyata benar saat itu melompat lah Robert yang sudah berubah wujud nya berdiri menghadang di depan pintu gudang dengan wujud yang lumayan mengerikan saat itu Rowdi hanya mampu menahan nafas menyaksikan bahwa putra nya telah mewarisi ilmu dari leluhur nya dan karena ilmu itu lah keluarga Rowdi dikucil kan oleh masyarakat setempat dan selalu mendapat fitnah.
" Robert tenang lah ini Ayah kamu harus bisa menguasai diri mu Nak lawan semua itu kamu pasti bisa Nak."
Ucap Rowdi sambil meletakkan senapan laras panjang di lantai.
Robert saat itu hanya mampu meraung begitu keras memecahkan keheningan malam dan Rowdi mencoba mendekati wujud Robert yang sudah berubah dengan sangat hati - hati Rowdi akhir nya mampu mendekati Robert kemudian Rowdi membaca sebuah mantra dari leluhur nya dan menempel kan telapak tangan kanan nya ke kening Robert dan seketika itu Robert kembali ke wujud semula.
" Ayah apa yang terjadi dengan ku mengapa aku di sini lalu mengapa baju ku berlumuran darah?"
Tanya Robert sambil menggigil kedinginan.
" Tidak apa - apa Nak kamu sedang bermimpi saja tadi mari kita kembali pulang dan bersihkan tubuh mu."
Jawab Rowdi sambil membasuh air mata nya yang tanpa sengaja menetes.
Dengan langkah yang tertatih Rowdi memapah Robert menuju rumah kemudian Rowdi meminta untuk Robert membersihkan diri nya dan mengganti baju nya yang telah koyak sebab perubahan bentuk nya dan saat Rowdi membersihkan dapur datang lah Robin dengan niatan menanyakan kemana Robert mengapa tidak ada di kamar nya dan kemana pergi nya.
" Ayah apakah semalam Robert tidak pulang dan pergi kemana dia?"
Tanya Robin sambil mengambil buah apel di meja makan.
" Robin ingat dia Abang mu jangan biasa kan bicara tidak sopan kepada yang lebih tua!"
Bentak Rowdi kepada Robin.
" Bagaimana aku bisa menghargai dia Ayah sedang kan dia tidak mampu apa - apa dia hanya lah kutu buku."
Jawab Robin dengan senyum meledek.
" Siapa pun diri ku itu bukan urusan mu lebih baik urus sendiri diri mu."
Ucap Robert sambil melangkah menuju kompor.
" Lihat dia Ayah apakah seperti itu orang yang harus aku anggap sebagai Abang?"
Tanya Robin sambil menunjuk ke arah Robert yang sedang memasak air.
" CUKUP HENTIKAN SAMPAI KAPAN KALIAN BERKELAHI!"
Teriak Winda yang sudah berdiri di pintu dapur sambil masih memegang kening nya.
" Ibu ... apakah Ibu baik - baik saja?"
Tanya Robert sambil meraih lengan Ibu nya.
" Iya Robert Ibu baik - baik saja hanya sedikit pening dari mana kamu tadi Nak?"
Tanya Winda sambil duduk di depan meja makan.
" Aku ...."
Jawab Robert yang sedikit bingung untuk membuat alasan kepada Ibu nya.
" Dia dengan ku mengejar binatang buas hingga ke peternakan jadi kamu jangan khawatir lagi ya sayang."
Ucap Rowdi mencoba menutupi kejadian sebenar nya sambil tersenyum ke arah istri nya.
" Pantas saja tadi aku lihat tidak ada diri mu di kamar ternyata dengan Ayah lalu binatang buas nya sudah tertangkap belum Yah?"
Tanya Robin dengan wajah penasaran.
" Kembali lah ke kamar mu dan beristirahat lah Robin dan Robert besok pagi kalian harus menghadapi tes untuk masuk akademi militer."
Jawab Rowdi dengan tegas kepada ke dua anak nya.
" Baik lah aku tidak akan bertanya lagi mungkin pertanyaan ku tidak bermutu."
Ucap Robin sambil melangkah kan kaki nya menuju kamar nya.
Sedang kan Robert tanpa banyak bicara berjalan menyusuri tiap anak tangga menuju kamar nya sambil membawa segelas susu hangat di tangan nya untuk mengurangi rasa dingin di tubuh nya yang terasa hingga menusuk tulang sumsum nya sambil begitu banyak pertanyaan yang terbersit di dalam hati dan pikiran nya.
Dan pasti nya yang mampu menjawab semua pertanyaan dalam hati dan pikiran Robert hanya lah Ayah nya sebab ilmu itu yang memiliki adalah keturunan dari Ayah nya sedang kan Ibu nya hanyalah wanita dari rakyat biasa tidak mengenal hal mistis seperti itu.
Lalu bagaimana kah nasib Robert yang ternyata mewarisi ilmu dari leluhur nya apakah hal tersebut membuat diri nya semakin terpuruk atau kah hal itu mampu di kendalikan dan bermanfaat untuk orang lain dan bagaimana sikap Robin apakah akan bisa berubah kepada Robert sebagai Abang nya atau kah diri nya semakin meremehkan Robert?
Untuk mengetahui jawaban nya ikuti terus kisah mereka hanya di IM WOLF MAN dan jangan pernah bosan untuk selalu dukung author agar rajin update nya.
Pagi ini seperti nya hari yang sangat menyesakkan dada bagi keluarga Rowdi sebab hari ini Robert akan pergi keluar dari rumah untuk mengikuti tes ke militer an dan ada dua kemungkinan bila diri nya lolos dari tes tersebut maka tidak akan kembali ke rumah dengan waktu yang sangat lama namun bila gagal dia akan kembali pulang dengan menanggung malu di keluarganya.
Lalu apakah Ayah Robert akan memberi tau Robert sesungguhnya apa yang terjadi pada nya atau kah Ayah Robert tetap menyimpan semua hal mistis yang selama ini sudah turun temurun di keluarga Rowdi mari kita ikuti kisah perjalanan Robert hari ini.
" Ibu kemana Ayah mengapa tidak sarapan bersama kami?"
Tanya Robert sambil menikmati roti bakar nya.
" Ayah mu sedang di peternakan sebentar lagi juga akan kembali sudah kamu sarapan dulu saja."
Ucab Winda sambil memasukkan baju kotor kedalam mesin cuci.
" Ibu di sekolah sekitar sini tidak ada yang bagus izin kan aku bersekolah di kota ya?"
Tanya Robin dengan nada merengek mendekati Winda.
" Dasar anak manja."
Ujar Robert dengan senyum sinis.
" Sekali Ibu berkata tidak tetap tidak Robin itu sudah menjadi keputusan Ayah dan Ibu."
Jawab Winda tanpa melihat ke arah Robin.
" Mengapa kalian tidak adil dengan ku sedang kan Robert kalian izin kan pergi ke kota hari ini sungguh menyebalkan!"
Ucap Robin dengan nada sebal lalu duduk di hadapan Robert.
" Karena aku lebih pintar dan bertanggung jawab tidak seperti mu anak manja."
Jawab Robert dengan nada sedikit meledek.
" Enak saja aku juga bisa bertanggung jawab kutu buku!"
Ucap Robin sambil melempar kan buah apel ke arah Robert.
" Teruskan saja kalian bertengkar hingga Ayah mu datang baru kalian berdua tau rasa!"
Ucap Winda sambil meletakkan segelas susu di samping Robin.
" Dia yang memulai Ibu!"
Teriak Robin yang merasa kesal.
" Ibu aku akan menemui Ayah sebab waktu ku tidak banyak lagi bila harus menunggu Ayah."
Ucap Robert sambil bangkit dari duduk nya.
" Pergi lah temui Ayah mu Ibu akan menyiapkan bekal untuk mu Robert."
Ucap Winda sambil berjalan menuju dapur.
" Pergi sana perusak sarapan pagi ku!"
Ujar Robin sambil melempar buah jeruk ke arah Robert yang sedang membuka pintu dapur.
Saat itu tanpa melihat Robert bisa menangkap buah jeruk dan melemparkan jeruk itu lagi ke arah Robin hingga mengenai tepat di kening nya sehingga membuat Robin terjatuh dari tempat duduk nya dan pasti nya terkena marah oleh Winda sebab Robin telah menumpahkan susu di baju nya sedangkan Robert melanjutkan langkah kaki nya untuk menemui Ayah nya di peternakan domba.
" Ayah ku akan pergi sebentar lagi mengapa Ayah tidak menemui aku apakah aku bersalah kepada Ayah sehingga menghukum ku?"
Tanya Robert yang sudah berdiri di samping Rowdi.
" Robert Ayah tidak marah kepada mu hanya saja Ayah tidak ingin kamu pergi dan masuk ke tes militer itu."
Jawab Rowdi dengan nada sedih.
" Mengapa begitu ayah sedang kan peraturan pemerintah semua keluarga wajib mengirimkan satu anak nya menjadi militer?"
Tanya Robert dengan tatapan bingung.
" Sebab Ayah tidak mau kehilangan anak dan pasti nya di sana sangat keras apakah kamu mampu Nak?"
Jawab Rowdi yang berbalik bertanya.
" Aku pasti mampu Ayah dan bila Ayah tidak mengijinkan aku pergi maka Ayah dan Ibu yang akan terkena masalah dengan negara."
Ucap Robert yang mencoba meyakinkan Rowdi.
" Baik lah bila itu mau mu dan pakai lah ini nak jangan pernah kamu lepas."
Ucap Rowdi sambil memasangkan kalung yang tali nya terbuat dari kulit domba dan liontin nya kepala srigala bermata merah.
" Apa ini Ayah dan mengapa tidak boleh ku lepas?"
Tanya Robert sambil melihat ke arah Rowdi.
" Kalung wasiat ini sudah di gunakan turun temurun dari leluhur mu dan saat ini kamu lah yang berhak memakai nya nak."
Jawab Rowdi dengan senyum dan menahan sesak di dada nya.
" Baik Ayah aku akan menjaga nya dengan jiwa ku."
Ucap Robert dengan senyum menghiasi wajah nya.
Sekitar 45 menit kemudian Rowdi dan Robert pun berjalan bersama menuju ke rumah nya untuk bersiap - siap pergi ke kota sebab di desa tersebut hanya satu kali ada angkutan umum yang menuju ke kota dalam sehari bila terlambat maka harus menunggu ke esokan hari lagi baru akan ada.
Kemudian dengan rasa berat Rowdi dan Winda melepas kepergian Robert untuk pergi ke kota sebab baru kali ini Robert pergi meninggal kan rumah tanpa di dampingi oleh ke dua orang tua nya dan lagi mereka berdua tidak tau apakah Robert bisa kembali pulang atau kah hari ini adalah hari perpisahan untuk selama nya.
Tiba lah bus angkutan desa yang menuju ke kota dan naik lah Robert lalu duduk tepat di samping kaca sambil senyum melambaikan tangan nya kepada kedua orang tua nya yang mengantar kepergian nya saat itu dan tidak begitu lama duduk lah seorang gadis cantik yang duduk di samping Robert yang pasti nya dengan tujuan yang sama ke kota.
" Hay siapa nama mu perkenalkan nama ku Ripka Rojas."
Sapa gadis itu kepada Robert dengan senyum manis.
" Aku Robert Sean senang berkenalan dengan mu nona."
Jawab Robert sambil senyum menjabat tangan Ripka.
" Apakah kamu akan mengikuti tes kemiliteran hari ini Robert?"
Tanya Ripka sambil meletakkan tas di pangkuan nya.
" Benar lalu diri mu sendiri untuk apa ke kota apakah hanya sekedar berbelanja atau ada kepentingan yang lain?"
Jawab Robert yang berbalik bertanya.
" Iya aku akan mengikuti tes ke perawatan di militer dan semoga saja bisa lulus agar bisa membanggakan keluarga ku sebab hanya aku lah anak satu - satu nya."
Ucap Ripka dengan senyum dan pandangan lurus kedepan.
" Baik lah mari kita saling mendoakan agar tercapai tujuan kita."
Ucap Robert di sertai dengan senyuman menghiasi wajah nya.
Mereka berdua pun berbincang saling melempar canda an agar waktu yang lumayan lama untuk menuju ke kota tidak terasa dan akhir nya mereka berdua pun tertidur sebab merasa lelah dan mengantuk namun di dalam tidur nya seperti nya Robert bermimpi yang sangat aneh dan seperti nyata di alami nya.
Di mana aku ini bukan kah tadi aku sedang di atas bus untuk menuju ke kota tapi mengapa aku berada di tengah hutan ini lalu kemana pergi nya Ripka dan bus yang membawa ku ke kota dan lagi mengapa begitu banyak srigala di sini itu ada apa siapa yang menyalakan api unggun coba aku mendekat siapa tau ada orang yang bisa aku tanya di mana ini.
Bergumam lah Robert dalam hati nya sambil berjalan mendekati api unggun dan terlihat beberapa tenda di situ dengan harapan bisa bertemu dengan seseorang yang bisa memberi nya jawaban atas pertanyaan nya setelah semakin dekat diri nya lumayan terkejut sebab indra penglihatan nya melihat Kakek dan beberapa saudara dari Ayah nya yang sudah meninggal berada di situ.
Tempat apa ini mengapa ada Kakek dan saudara Ayah yang sudah meninggal berkumpul di tempat ini apakah aku sudah meninggal juga hingga aku bisa melihat mereka tidak ini aku pasti sedang bermimpi.
Bergumam lah dalam hati Robert yang hendak berbalik dan pergi dari situ namun langkah kaki nya di hentikan oleh suara yang memanggil nya dan Robert mengenal suara itu bukan lain adalah suara Kakek dari Ayah nya yang sudah meninggal 10 tahun yang lalu.
" Robert kemari lah jangan takut."
Ucap Kakek nya Robert dengan suara yang nyaring.
Saat itu langkah kaki Robert terasa berat dan seakan - akan tidak mampu melanjutkan langkah nya namun ada rasa takut yang begitu kuat dalam hati nya.
" Benar kah ini Kakek lalu sedang di mana aku ini?"
Tanya Robert dengan nada bergetar ketakutan.
" Robert cucu ku jangan takut Kakek hanya ingin memberi tau bahwa kamu lah pewaris ilmu srigala dan setiap bulan purnama diri mu akan menjadi srigala begitu pun Ayah mu jadi kamu harus belajar mengendalikan emosi agar tidak mencelakai orang yang tidak bersalah."
Jawab Kakek nya dengan nada tenang.
" Apa aku bisa menjadi srigala dan Ayah ku juga bisa lalu srigala ini siapa mengapa tidak menerkam ku?"
Tanya Robert yang semakin bingung.
" Mereka adalah saudara mu maka tidak akan pernah menyakiti mu ingat pesan Kakek kamu harus belajar mengendalikan emosi mu."
Jawab Kakek nya lalu menghilang.
" KAKEK ....!"
Teriak Robert hingga membuat Ripka dan beberapa penumpang terbangun.
" Robert ... Robert ... bangun ada apa kamu pasti sedang bermimpi."
Ucap Ripka sambil menggoyang kan lengan Robert agar terbangun.
" Iya Ripka aku bermimpi bertemu Kakek ku yang sudah meninggal dunia 10 tahun yang lalu."
Ucap Robert dengan nafas yang tidak teratur.
Kemudian Ripka memberikan sebotol air kepada Robert agar diri nya menjadi lebih tenang dan setelah meneguk air di botol pemberian Ripka sejenak Robert berfikir tentang mimpi nya dan begitu penasaran benarkah diri nya seorang manusia yang bisa berubah menjadi srigala yang sangat buas di saat bulan purnama.
Sepanjang perjalanan menuju kota semakin dekat namun rasa penasaran Robert belum mampu terjawab oleh akal sehat dan pasti nya Robert akan menutup rapat - rapat tentang jati diri nya sesungguhnya sebab bagi nya tidak akan ada yang percaya satu orang pun bila diri nya menceritakan tentang mimpi nya.
Lalu bagaimana kah setiba nya Robert di kota apakah diri nya akan lulus tes militer dan bagaimana bila diri nya tinggal bersama dengan teman yang lain nya apakah semua teman nya akan tau siapa sebenar nya Robert dan bisa kah Robert mengendalikan emosi nya saat di camp ke militer?
Untuk mengetahui jawaban nya ikuti terus kisah Robert hanya di IM WOLF MAN dan jangan pernah bosan untuk selalu dukung author agar rajin update nya.
Akhir nya sampai juga Robert dan Ripka di kota dan bus pun berhenti tepat di gedung militer yang lumayan megah saat itu sudah berkumpul begitu banyak calon siswa militer yang berkumpul di depan pagar dan pasti nya di jaga dengan ketat oleh beberapa pasukan militer lengkap dengan membawa laras panjang dan hal itu menjadi suatu hal baru bagi Robert dan Ripka.
Saat itu segeralah mereka berdua menuju tempat pendaftaran yang terletak tidak begitu jauh dari kerumunan itu dan mereka harus melewati kerumunan yang berjumlah ribuan manusia yang pasti nya berasal dari berbagai penjuru kota dan saat itu Robert di sapa oleh seorang lelaki muda.
" Hay kawan apakah kamu bersama Adik mu?"
Sapa lelaki itu dengan ramah kepada Robert.
" Dia bukan Adik ku kita hanya kebetulan berasal dari satu daerah saja kawan."
Jawab Robert sambil membalas senyuman lelaki itu.
" Oh begitu perkenalkan nama ku Samuel Devos siapa nama kalian?"
Ucap lelaki itu sambil menyodorkan tangan nya ke hadapan Robert.
" Aku Robert Sean dan ini kawan ku Ripka Rojas senang berkenalan dengan mu Samuel."
Jawab Robert sambil menjabat tangan dan senyum menghiasi wajah nya.
" Semoga kita satu camp ya Robert ... oh iya segera kamu membeli formulir sebelum kehabisan."
Ucap Samuel sambil menunjuk ke arah tempat penjualan formulir.
" Benar yang di kata kan Samuel ... Robert bisa kan bantu aku belikan formulir nya sebab itu laki - laki semua dan aku merasa risih."
Ucap Ripka yang sibuk membuka tas nya.
" Nona apakah anda akan menjadi militer juga?"
Tanya Samuel dengan tatapan bingung.
" Tidak aku akan mengikuti tes ke perawatan militer apakah beda tempat nya?"
Jawab Ripka yang berbalik bertanya.
" Kalau untuk keperawatan tempat penjualan formulir nya ada di seberang sana bukan di situ."
Ucap Samuel sambil menunjuk ke arah penjualan formulir.
" Upsss ... maaf saya tidak tau terimakasih info nya sampai jumpa Robert dan Samuel."
Ucap Ripka sambil berjalan menuju seberang jalan dengan penuh semangat.
Kemudian Robert pun membeli formulir dan mengisi nya kemudian di serahkan kembali kepada petugas yang sedang berjaga di situ dan saat itu Robert sudah mendapat kan kawan baru bernama Samuel, Bobbi dan David yang pasti nya mereka berasal dari kota yang berbeda dan memiliki karakter yang berbeda juga.
" Robert semoga saja kita berempat satu camp dan satu team juga sebab aku lihat yang lain wajah nya seram - seram."
Ucap Bobbi sambil sesekali melihat sekitar nya.
" Wah seperti nya Bobbi anak terakhir dan tidak terbiasa bertemu dengan banyak orang."
Ucap David sambil menepuk pundak Bobbi.
" Hal seperti itu biasa bagi ku saat kita baru masuk dalam lingkup baru pasti ada rasa canggung dan tidak nyaman dengan berjalan nya waktu pasti akan terbiasa."
Ucap Samuel sambil tersenyum merangkul Bobbi.
" Benar yang di kata kan Samuel aku pun tadi juga merasakan hal seperti itu dan hanya di butuhkan adaptasi saja jadi rileks lah Bob."
Ucap Robert sambil senyum menepuk bahu Bobbi.
Sekitar satu jam mereka berbincang lalu terdengar informasi agar mereka memasuki ruangan seperti aula yang cukup besar untuk mengikuti tes tertulis dan bila lulus tes tulis maka akan di lanjut kan beberapa tes lagi dan hasil dari serangkaian tes tersebut akan di umum kan keesokan hari nya sambil menunggu hasil tes mereka di persilakan beristirahat di beberapa tenda yang sudah di sediakan oleh pihak militer.
Dan kebetulan sekali mereka berempat mendapat kan satu camp yang sama namun mereka berempat belum merasa tenang sebab belum mendapat kan hasil akhir atau keputusan apakah mereka di terima di akademi militer atau kah harus kembali dengan tangan kosong sebab gagal dalam tes ke militer an hari itu.
Malam itu di dalam kantor ada Komandan Williams dan ajudan nya Komandan Ricard yang terkenal killer di kesatuan tersebut sedang membahas siapa saja yang lolos dalam tes dan akan di bagi dalam dua team dengan fungsi yang berbeda pasti nya sesuai dengan kemampuan masing - masing.
" Komandan Ricard bagaimana hasil tes tulis dan tes fisik anak baru apakah sudah bisa di tentukan?"
Tanya Komandan Williams dengan nada tegas.
" Siap Ndan dari 2500 peserta yang lolos hanya 300 peserta dan 250 masuk ke team 2 sedang kan yang 50 masuk ke team 1 sesuai hasil tes."
Jawab ajudan Komandan Ricard sambil menyerahkan setumpuk berkas kepada Komandan Williams.
" Baik bila begitu besok setelah di umum kan bagi mereka yang lolos ke ruangan yang sudah di sediakan setelah sarapan pagi kumpul kan mereka di aula untuk di potong rambut nya sesuai aturan militer."
Ucap Komandan Williams sambil meletakkan setumpuk berkas di meja.
" Siap laksanakan Ndan."
Ujar Komandan Ricard kemudian meninggal kan ruangan.
Di sisi lain ada Robert, David, Samuel dan Bobbi yang berharap - harap cemas tentang hasil yang akan di terima besok pagi dan saat itu mereka berbincang tentang masa depan yang memiliki impian masing - masing namun Robert masih saja terngingang dengan mimpi nya saat berada di atas bus dan seperti nya saat ini Robert mendapat penjelasan dari kawan baru nya yang ternyata menggunakan kalung yang sama dengan nya.
" Robert kalung mu mengapa bisa sama dengan kami?"
Tanya David sambil memegang kalung nya.
" Iya benar kita berempat menggunakan kalung yang sama dan aku baru menyadari."
Ucap Bobbi sambil memperlihatkan kalung nya.
" Benar juga kalian dapat dari mana kalung itu?"
Tanya Samuel sambil bergantian memandang ke arah David, Bobbi dan Robert.
" Dari Ayah ku."
Dengan kompak mereka bertiga menjawab.
" Wah bisa kompak begitu jawaban kalian bertiga?"
Tanya Samuel sambil tersenyum.
" Ok sekarang bisa kalian ceritakan bagaimana cerita nya kalian bisa mendapat kan kalung itu apakah sama seperti ku?"
Jawab Robert sambil menikmati spaghetti di tangan nya.
Kemudian mereka bertiga mulai menceritakan bergantian bagaimana bisa mendapat kan kalung tersebut yang bentuk nya bisa sama semua dan saat mereka bercerita di situ Robert menyaring semua kisah mereka dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa orang tua mereka semua adalah memiliki ilmu srigala yang di waris kan turun temurun seperti diri nya.
Tanpa terasa malam semakin larut dan mereka pun tertidur dengan lelap di tenda yang sudah di sediakan dan saat pagi tiba bahkan matahari pun belum tersenyum menyapa seisi bumi namun sirine sudah berteriak membuat mereka semua terkejut dan terbangun dan ada informasi dari pengeras suara memberi perintah agar mereka semua berkumpul semua di lapangan untuk menerima hasil tes yang akan di bagi kan.
" Baru saja tertidur bahkan nyawa ku belum keluar sudah di suruh bangun."
Ucap Samuel sambil mengenakan kaos nya.
" Benar bahkan aku saja belum sempat bermimpi sudah di kejut kan sirine yang berteriak."
Ucap Bobbi sambil mengenakan kaos kaki nya.
" Ini lah militer memang nya kalian pikir sedang tidur di rumah apa?"
Tanya David sambil senyum memandang ke arah mereka berdua.
" Sudah ayo lekas kita menuju lapangan agar segera mendapat kan hasil tes."
Ucap Robert sambil bangkit dari bad nya.
Kemudian mereka semua berjalan menuju lapangan yang sudah berkumpul beberapa peserta dengan wajah tegang untuk menerima hasil tes dan saat sudah berkumpul semua dan berbaris dengan rapi berdiri lah Komandan Williams di depan podium serta beberapa anggota di belakang nya memegang setumpuk amplop yang akan di bagikan kepada peserta.
Tanpa membuang waktu lagi para anggota Komandan Williams membagikan amplop berwarna putih yang berisi hasil tes dan mereka pun membuka amplop tersebut dengan raut wajah yang penuh penasaran dan setelah di baca ada yang tersenyum bahagia dan ada pula yang sedih menangis karena gagal.
" BAGI YANG TELAH LULUS DARI UJIAN TOLONG MEMISAHKAN DIRI KELUAR DARI BARISAN DAN BERBARIS MASUK KEDALAM AULA."
Perintah dari Komandan Williams dengan tegas.
Kemudian mereka pun memisahkan diri dari barisan dan masuk ke dalam aula yang lumayan megah dengan membawa tas masing - masing dan ternyata mereka berempat lulus tes semua hingga mereka tersenyum bahagia sebab dari mereka berempat masih bisa bersama melalui pendidikan militer selanjutnya.
" Sukur lah kita berempat lulus tes jadi bisa membawa nama baik daerah kita masing - masing."
Ucap Robert dengan senyum bangga.
" Benar dan semoga persahabatan kita ini tidak terpisah kan kecuali maut yang memisahkan kita."
Ucap David dengan senyum memandang ke arah Robert.
" Memang nya kamu pikir kita sedang berikrar pernikahan apa?"
Tanya Bobbi dengan langkah gontai memasuki aula.
" Wah seperti nya sedang mengigau dia."
Jawab Samuel disertai gelak tawa.
" JAGA SIKAP KALIAN INI BUKAN TEMPAT HIBURAN!"
Teriakan dari Komandan Ricard kepada mereka.
Kemudian segeralah mereka membuat barisan dengan rapi dan di perintahkan untuk duduk di sebuah bangku kayu bulat yang sudah di sediakan lalu di perintahkan membuka baju semua kemudian datang lah anggota militer dengan membawa alat pemotong rambut dan saat itu pandangan Robert melihat ada beberapa orang yang memiliki tanda yang sama di lengan kiri nya berupa huruf SR dan diri nya tidak mengetahui apa maksud dari tanda tersebut sebenar nya.
Yang di ketahui Robert hanyalah ketiga kawan nya saja yang berasal dari keturunan yang memiliki ilmu srigala dan ternyata masih ada beberapa puluh orang lagi yang memiliki tanda dan kalung yang sama dengan mereka lalu bagaimana kah nasib mereka selanjutnya.
Pasti nya mereka akan di bagi menjadi 2 team lagi dan apakah dalam 1 team mereka yang memiliki tanda yang sama dan apakah akan terjadi pertentangan di antara mereka yang sama - sama mewarisi ilmu srigala dan akan kah mereka akan bisa menjalani sebagai anggota militer dengan sikap bawaan yang memiliki ilmu srigala?
Untuk mengetahui jawaban nya ikuti terus kisah mereka hanya di IM WOLF MAN dan jangan pernah bosan untuk selalu dukung author agar rajin update nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!