Lily Florensia Atmaja,seorang remaja cantik yang penurut,rajin dan cerdas yang saat ini menginjak bangku kelas 3 di SMA Nusa Bangsa
Lily adalah anak tunggal dari pengusaha sukses dan kaya raya Rama Atmaja.
Karena kondisi Rama yang sedang sakit-sakitan,Rama berencana menjodohkan Lily dengan anak sahabatnya sekaligus kolega bisnisnya yaitu Kevin Wildiansyah, anak kelas 2 SMA yang terkenal karena 'image' nya yang bandel karena sering tawuran.
Apakah Lily dan Kevin akan menerima perjodohan ini?
--
Kediaman Atmaja
Hari minggu yang cerah, dimana setiap keluarga menghabiskan waktu libur bersama dan berbagi kebahagiaan.
Tetapi tidak dengan Lily, dia terlihat sedang menyuapi sang ayah sarapan pagi.
"Lily sayang, terimakasih karena kamu sudah merawat ayah selama ini, harusnya waktu remaja mu kamu pergunakan buat bersenang-senang sam teman-teman kamu, tetapi kamu lebih memilih disini merawat ayah setiap hari, maafin ayah Ly, ayah ngerepotin kamu".
Ucap Rama sambil mengusap kepala Lily
"Ayah jangan ngomong gitu. Semenjak bunda gak ada aku udah janji akan ngerawat ayah dengan baik. Lagian aku senang bisa bersama ayah terus" .
Ucap Lily sambil tersenyum
"Sebenarnya ayah berencana untuk menjodohkan kamu sama anak sahabat ayah, Bastian. Dia punya anak laki-laki yang menurut ayah dia baik dan bertanggung jawab".
Sontak saja perkataan ayahnya membuat Lily tersentak
"Apa?? Ayah mau jodohin Lily? Tapi yah, aku kan masih sekolah. Umurku juga masih muda, kenapa aku harus nikah secepat ini?". Tanya Lily dengan wajah yang sudah cemberut.
"Sayang, kamu tau kan kondisi ayah saat ini seperti apa, ayah sudah ngga bisa menjaga kamu, ayah hanya ingin ada laki-laki yang bisa menjaga kamu dengan baik saat ayah gak ada nanti. Dengan begitu ayah akan pergi dengan tenang".
Perkataan Rama membuat mata Lily berkaca-kaca
"Ayah...percaya sama Lily ayah akan sembuh dan kita akan tetap bersama-sama saling menjaga". Ucap Lily yang kini memeluk ayahnya sambil menangis.
Rama yang tak tega melihat anaknya menangis pun mengusap kepala Lily.
"Tapi sayang, tetap aja ayah ingin ada laki-laki disamping kamu yang akan menjaga kamu. Kamu mau kan nurutin permintaan ayah, menikahlah sama dia. Ayah yakin dia laki-laki terbaik buat kamu".
Ucap Rama kemudian mengusap kepala Lily sambil tersenyum
Lily yang tidak menjawab pun malah semakin terisak. Lily gak menyangka kalau sang ayah menyuruhnya menikah di usia yang semuda ini, bahkan lulus sekolah pun juga belum.
Setelah selesai menyuapi sang ayah makan dan membantu sang ayah meminum obat, Lily segera kembali ke kamarnya.
--
Kamar Lily
Lily yang masih terngiang-ngiang ucapan ayahnya pun membuat Lily terus bersedih.
Lily mengambil sebuah foto di nakas dan mengusap-usap foto tersebut dan kembali menangis. Ya, itu adalah foto mendiang sang bunda. Lily berjalan ke sofa dan bersandar.
"Bunda,apa Lily harus nurutin permintaan ayah? Apa Lily harus menikah secepat ini? Aku aja belum kenal dan belum pernah ketemu sama laki-laki itu. Aku bingung bunda, aku harus gimana, andai bunda ada disini, ini semua pasti pasti gak akan terjadi" .
Lily semakin terisak sambil memeluk foto sang bunda dan tidak lama kemudian Lily tertidur di sofa dengan tangan masih memeluk bingkai foto.
Sampai tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore.
--
Tok tok tok (suara pintu kamar Lily)
"Non, ini mbok non" . Ucap Mbok Minah yang terus mengetuk pintu kamar Lily
Lily yang baru mendengar ketukan pintu sontak terkejut dan segera membuka pintu
"Ehh mbok, ada apa mbok. Maaf Lily ketiduran ga denger mbok ngetuk pintu daritadi"
"Gak apa-apa non, tuan Rama menyuruh mbok untuk memanggil non Lily ke kamar tuan".
"Oh oke mbok, Lily akan kesana, makasih ya mbok"
"Iya non sama-sama"
Lily segera merapikan rambutnya yang sedikit acak acakan tadi karna tertidur dan segera menuju kamar sang ayah.
--
Dikamar Rama
Lily perlahan membuka pintu kamar sang ayah dan terlihat sang ayah yang sedang mengenakan jas dan terlihat sangat formal .
Meskipun kondisi sang ayah sedang sakit, tetapi penampilan sang ayah saat ini sangat sempurna.
Lily pun keheranan langsung menghampiri sang ayah dan bertanya.
"Ayah ada apa manggil Lily, dan ayah mau kemana, kenapa rapih banget? Ayah mau ke kantor?". Tanya Lily penasaran.
"Enggak sayang, segera lah bersiap dan ikut dengan ayah. Ayah akan mengajakmu bertemu dengan sahabat ayah dan memperkenalkan mu dengan calon suami mu"
Deg
Lily melongos mendengar ucapan ayahnya.
"Tapi yah, aku-"
"Gak ada tapi-tapian sayang, ini yang terbaik buat kamu.. Ayo cepat, ayah tunggu dibawah"
Lily pun hanya bisa pasrah dan menjawab ucapan sang ayah dengan anggukan saja.
Dengan langkah gontai Lily kembali ke kamar dan bersiap.
--
Lily mengenakan dress biru langit dibawah lutut dan membiarkan rambut panjangnya terurai indah, serta tidak lupa polesan tipis di wajahnya agak tidak terlihat pucat, serta tas selempang kecil yang berwarna coklat muda.
Dengan malas Lily melangkah turun ke bawah dan bertemu sang ayah
"Wah anak ayah semakin cantik kalau begini, ayah yakin calon suami mu akan langsung jatuh cinta pada anak ayah ini"
Lily yang mendengarnya pun hanya tersenyum. Senyum yang dipaksakan.
Tidak ada pembicaraan di dalam mobil selama perjalanan, pikiran Lily berkutat memikirkan apa yang akan terjadi di pertemuan dua keluarga nanti,
Sementara sang ayah terlihat asik memainkan ponsel nya. Entahlah, mungkin sedang mengabari sahabatnya.
Setengah jam perjalanan akhirnya mobil Lily sampai di sebuah restoran mewah dan elegan.
Mungkin hanya kalangan atas saja yang bisa masuk ke restoran ini.
Supir membukakan pintu untuk sang ayah dan Lily keluar dengan sendirinya.
Sang ayah yang jalan terlebih dahulu kemudian disusul oleh Lily di belakang.
Sungguh, rasanya Lily ingin kabur dari tempat ini mumpung sang ayah sudah berjalan duluan di depan.
Tapi rasanya tidak mungkin.
--
"Astaga, gue deg-degan banget. Kenapa gue bisa di tempat ini. Bisa gak sih gue kabur aja sekarang. Gue gak mau ketemu mereka. Ya Tuhan bantu aku, aku belum siap." Ucap Lily dalam batinnya.
Tidak terasa sampailah mereka di sebuah meja yang sudah terhidang makanan-makanan mewah dan lezat.
Terlihat ada sepasang suami istri
yang cukup berumur dan sosok remaja laki-laki yang sedang sibuk memainkan ponselnya.
"Nah ini dia yang ditunggu-tunggu dateng juga".
Ucap sosok lelaki yang menyambut kedatangan Rama dan Lily
"Selamat datang Mas Rama"
Ucap seorang wanita setengah paruh baya yang masih terlihat muda dan cantik
"Wahh ini pasti Lily ya, cantik banget kamu nak". puji Anita sambil mengusap kepala Lily.
Lily hanya bisa tersenyum.
"Kevin, taruh ponselmu. Gak sopan, ayo beri salam sama calon papa mertuamu" .
Perintah Bastian dan Kevin pun langsung meletakkan ponselnya .
Kevin pun berdiri dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Rama.
"Halo om, saya Kevin" .
Lily yang melirik ke arah Kevin pun langsung terkejut bahkan hampir saja berteriak.
"Whattt.... Bukannya.. Bukannyaa dia adik kelas gue ya, gue inget banget mukanya, dia kan sering dipanggil ke ruang BK karena ketauan sering ikut tawuran. Aduhhh gilaaa gue mau di jodohin sama dia?". Batin Lily
--
Kembali ke acara makan malam
"Nah Kevin, ini Lily calon istri kamu yang kemarin papa ceritakan ke kamu" .
"Hmm" . Kevin hanya menjawab dengan berdehem.
"Papa, masa papah sih yang ngenalin Lily, biar Kevin dong yang kenalan sendiri". Ucap Anita sambil diiringi tertawaan kecil dari Rama
"Eumm, maaf tante, Lily udah tau Kevin kok, Kevin ini adik kelas Lily di sekolah" .
Kevin yang tersentak pun langsung menoleh ke Lily
"Apa dia bilang? Gue adik kelasnya? Jadi gue mau di jodohin sama kakak kelas? Tapi kok dia tau gue, gue gak tau dia ya?". Batin Kevin
"Wah kebetulan yang bagus kalau gitu ya, Kevin bisa jagain kamu di sekolah" .
Ucap Anita sambil mengusap punggung tangan Lily.
"Hah? gue dari kelas satu sampe kelas tiga baik- baik aja di sekolah. Ngapain di jagain segala".
"Ya Tuhan, kapan selesainya sih ini, ga sanggup gue lama lama". Batin Lily .
"Jadi Ram, kapan pernikahannya akan di laksanakan?" . Pertanyaan Bastian sukses membuat Lily dan Kevin tersedak bersamaan.
"Uhukk uhuukk"
"Eh sayang, pelan pelan dong makannya kok sampe keselek sih, ini minum dulu". Anita menepuk punggung Lily dan memberinya segelas air.
Kevin yang melihatnya pun merasa tersingkirkan
"Yang anaknya mama tuh gue apa dia sih, kenapa dia yang dikasih minum bukan gue". Batin Kevin
"Gimana kalau seminggu lagi Bas?". Ucap Rama
"Nah setuju gue, gimana Ma, kamu setuju gak? ". Tanya Bastian pada Anita.
"Mama setuju pah, gak sabar pengen jadiin Lily mantu mama, anaknya lucu banget, cantik lagi". Ucap Anita sambil mencubit kecil pipi Lily .
Sedangkan Kevin yang melihatnya pun hanya memasang wajah seolah olah ingin muntah.
"Baiklah pernikahan kalian dilaksanakan satu minggu lagi, Ma, kamu temenin Lily dan Kevin fitting baju ya, biar papah dan Rama mempersipkan yang lain" . Ucap Bastian yang langsung di balas semangat oleh Anita
"It's Ok pah, tenang aja" . Ucap Anita.
Sedangkan Lily dan Kevin pun seperti mati kutu tidak bisa menolak..
Ingin menolak pun rasanya percuma.
--
Jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya~
Hari Pernikahan
Hari yang telah dinanti-nanti oleh kedua orang tua calon mempelai pun akhirnya tiba.
Tetapi tidak dengan Lily dan Kevin.
Lily sudah selesai di rias, dengan makeup yang tidak terlalu tebal dan sangat cocok untuk anak seusia nya.
Namun mampu membuat Lily terlihat sangat cantik dan anggun .
--
Lily sedang terduduk di meja rias, meratapi nasib dari statusnya yang hari ini akan berubah 360°
Sambil melihat foto mendiang sang bunda, Lily menahan air matanya.
"Bunda, semoga benar kalau ini yang terbaik buat Lily, Lily gak mau menentang ayah, cuma ayah yang Lily punya saat ini. Semoga bunda juga bahagia disana seperti ayah" .
Lily menyeka air matanya agar tidak membasahi pipi serta merusak riasannya.
Pintu kamar Lily terbuka dan ada Anita yang menghampiri Lily
"Sayang, ayo turun, semua sudah siap. Kevin juga sudah di meja akad". Ucap Anita seraya menggenggam tangan Lily untuk turun ke bawah.
"Iya tante". Ucap Lily tanpa semangat kemudian mereka berjalan keluar kamar .
"Ya tuhan, kalo ini emang yang terbaik dan bikin ayah bahagia, gue rela meskipun harus nikah sama anak bandel kaya Kevin". Batin Lily.
--
Pernikahan berjalan hikmat dan sakral, dengan satu tarikan nafas Kevin mampu mengucapkan ijab qabul dengan benar.
"Bagaimana para saksi, SAH?". Ucap penghulu yang langsung di teriaki "SAH" oleh para undangan yang datang.
"Alhamdulillahirabbilalamiin". Ucap penghulu sembari memanjatkan doa doa .
"Sekarang pasangkan cincin di jari istri mu Vin" .
perintah Bastian dan Kevin langsung mengambil cincin dan memasangkan nya di jari manis Lily.
Kemudian bergantian Lily yang memasangkan cincin di jari manis Kevin.
"Ayo nak Lily, ciumlah tangan suami mu" . Ucap penghulu.
Dengan ragu Lily meraih tangan Kevin dan menciumnya.
Setelah acara akad kedua mempelai berdiri menyambut para tamu undangan.
Tidak banyak yang datang, karena acara ini tertutup dan rahasia jadi hanya saudara dan orang terdekat dari kedua orang tua saja yang datang.
Teman Lily dan Kevin di sekolah pun tidak ada yang tahu.
--
Hari sudah semakin sore, acara telah selesai. Kini tinggal keluarga Lily dan Keluarga Kevin saja yang tersisa.
"Ayah, aku tetap mau tinggal sama ayah. Bolehkan yah?". Tanya Lily sambil memegang tangan sang ayah
"Sayang, tanyakan pada suamimu. Minta izin kalo kamu mau tetep disini sama ayah, karena bagaimana pun juga kan istri harus ikut tinggal dengan suaminya" . Ucap Rama dengan lembut.
Dengan memasang wajah cemberut Lily pun berjalan ke arah Kevin yang sedang memainkan ponselnya.
"Eumm.. Vin.. Boleh gak gue tetep tinggal sama ayah, gue tetep mau ngerawat ayah, gue ga mungkin ninggalin ayah sendirian". Tanya Lily dengan wajah minta dikasihani berharap dapat izin dari suaminya itu.
Kevin yang mendengarnya pun segera mendongak ke arah Lily.
"Yaudah, gue juga ikut sama lu. Gue bilang dulu ke bokap nyokap gue". Kevin segera bangkit dan menghampiri orangtua nya.
Tidak lama berselang orang tua Kevin pun pamit pulang karena sudah hampir malam.
"Vin, kamu jaga mantu papa dengan baik ya, ubah kebiasaan kamu, jangan bandel bandel lagi, inget kamu udah jadi kepala keluarga dan punya tanggung jawab".
"Iyaa paaahh.. " ucap Kevin dengan malas.
"Bro gue pamit ya, gue bakal sering sering kesini nengokin lu sama mantu gue hehehehe" ucap Bastian sambil berpelukan sama Rama
"Siap bro,gue tunggu" balas Rama
"Oh iya kalo Kevin bandel lu jewer aja kupingnya" timpal Bastian
Kevin pun hanya mendelik mendengarnya
"Hahahaha bisa aja lu". ucap Rama sambil terkekeh
"Sayang, kapan kapan mama kesini ya, atau kamu kerumah mama,nanti kita jalan jalan ke mall,shopping, ke salon,makan makan oke sayang" . Ucap Anita seraya memeluk Lily
"Iya ma,nanti Lily main kerumah mama" . Ucap Lily membalas pelukan Anita
"Cepet sembuh bro" Ucap Bastian sambil memasuki mobil
"Thanks". Ucap Rama sambil memberikan jempol kepada Bastian
Mereka bertiga pun segera masuk kedalam rumah.
Kevin berjalan menuju kamar sedangkan Lily mengantar Rama ke kamarnya dulu.
--
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!