"Jadi wanitaku dan aku akan menanggung seluruh biaya rumah sakit atas nama ibumu," ucap Agam dengan nada santai.
Agam yang berniat mengikat gadis yang ia sukai dengan cara manikahinya secara siri karena melihat sang ibu gadis tersebut masih dalam keadaan koma.
***
Agam Arsenio adalah seorang direktur dirumah sakit yang didirikan oleh mendiang ayahnya Abraham Arsenio.
Hanya beberapa dokter senior saja yang mengetahui Agam sebagai direktur karena Agam tak ingin banyak yang mengetahui identitasnya.
Agam juga berprofesi sebagai dokter umum dirumah sakit miliknya tersebut namun ia hanya menangani pasien kurang mampu yang tak mempunyai BPJS.
Para perawat dan pasien wanita sangat terpesona dengan ketampanan dan kebaikan hati sang dokter tampan tersebut, bahkan sampai ada pasien wanita yang tak ingin keluar dari rumah sakit tersebut karena saking sukanya ia dengan dokter tampan tersebut.
Nadira Cleo adalah salah satu pasien yang ditangani oleh Sandra Arsenio kakak angkat Agam.
Sandra adalah anak perempuan yang yang diangkat oleh orang tua Agam sebelum orang tua Agam memiliki keturunan, karena orang tua Agam menikah sudah lima tahun dan belum juga memiliki keturunan jadi Melinda Rose istri dari Abraham Arsenio yang juga ibu kandung Agam menyarankan untuk mengadopsi seorang anak dari panti asuhan.
Walau bukan darah dagingnya sendiri namun Melinda dan Abraham sangat menyayanginya seperti putri kandungnya sendiri.
sepuluh tahun setelah mereka mengadopsi Sandra ternyata Melinda positif hamil diusianya yang sudah tak lagi muda.
Perjuangan Melinda untuk mengurus kandungannya sangat berat karena ia harus istirahat total karena kandungannya yang lemah.
Melihat perjuangan sang ibu yang begitu berat membuat Sandra bercita-cita ingin menjadi dokter kandungan.
***
Nadira Cleo adalah pasien yang ditangani oleh Sandra, ia mengalami keguguran karena stres dengan kehamilannya, sebab Nadira hamil oleh direktur dari agensi tempatnya menjadi model, Nadira simpanan dari direktur tersebut.
Nadira adalah seorang gadis yatim piatu yang besar dipanti asuhan, namun ia meninggalkan panti saat ia mulai menjejaki kakinya didunia modeling, ia rela menjadi simpanan seorang direktur dari agensinya sendiri agar ia menjadi terkenal.
Saat melihat Agam dirumah sakit sewaktu Agam mengunjungi Sandra ia mulai jatuh cinta pada Agam dan bertekad untuk mengejarnya dan menjadikannya miliknya.
***
Suatu malam saat Agam tengah berada Agam melihat seorang gadis yang akan mengendarai mobilnya saat mabuk berat, Agam menghampiri gadis tersebut dan berniat membantu untu mengantarnya pulang, namun gadis tersebut tak ingin mengatakan dimana tempat tinggalnya dan memintanya mengantarkannya kehotel saja.
Sesampainya dihotel Agam mencari kartu identitas gadis tersebut didalam tasnya karena untuk menanyakannya tak mungkin, gadis tersebut sudah mabuk berat dan mengoceh tak jelas setiap Agam bertanya padanya.
Aliva Wijaya, gumam Agam melihat namanya dikartu identitasnya.
Agam langsung menuju meja recepsionis untuk melakukan cek in untuk gadis bernama Aliva tersebut, setelah selesai melakukan cek in ia lalu membawa tubuh Aliva kekamar yang telah ia pesan.
Agam membaringkan tubuh Aliva diatas kasur, setelah menyelimuti tubuh Aliva kemudian ia beranjak menuju pintu untuk pulang.
Saat didepan pintu baru ingin membuka pintu Aliv memeluk tubuh Agam dari belakang, Agam hendak melepaskan tangan tersebut dari tubuhnya namun ia urungkan saat mendengar Aliva mengoceh sambil terisak.
Agam terkejut tatkala mendengar Aliva menyebut nama Bram, ia tak menyangka jika gadis ini sedang patah hati karena pria yang dicintainya akan segera menikah dengan kakak tirinya.
Agam melepaskan tangan Aliva yang melingkar diperutnya dan menuntunnya menuju tempat tidur, ditempat tidur Aliva bukannya tidur malah membelai wajah Agam dan mengecup bibir Agam.
Agam memegang kedua tangan Aliva saat Aliva membuka kancing kemeja yang dikenakannya, namun Aliva malah mengecup leher Agam sontak membuat beonya Agam memberontak dibawah sana.
Aliva masih terus menggoda Agam namun Agam masih diam membuat Aliva menyerah dan kembali membaringkannya tubuhnya diatas kasur.
Saat Aliva telah menyerah Agam malah menarik tangan Aliva dan menautkan bibirnya dibibir mungil milik Aliva, Agam sudah tak bisa menahan hasratnya karena Aliva yang terus memancingnya membuat hasrat lelakinya naik.
Malam itu niat hati Agam hanya ingin berbaik hati mengantarkan wanita yang tak ia kenal untuk pulang kerumahnya namun berujung dengan percintaan satu malam yang membuat Agam merenggut kesucian Aliva.
Setelah Agam dan Aliva melakukan sesi panas pembukaan segel Aliva, Agam membersihkan dirinya, sebelum pergi ia menyelimuti tubuh polos Aliva dan memotret wajahnya untuk mencari tahu tentang Aliva.
Agam merasa ia harus bertanggung jawab padanya jika ia gadis baik-baik karena telah merenggut kesuciannya, Agam meninggalkan Aliva dikamar hotel seorang diri dan kembali pulang keapartemennya.
Pagi hari seperti biasa ia akan sibuk dirumah sakit untuk melayani pasien yang tidak mampu, ia selalu berangkat pagi sekali untuk memeriksa seluruh pasien dirumah sakit tersebut.
Setelah selesai dengan kegiatannya ia menuju ruang prakteknya, Agam terkejut saat memasuki ruang prakteknya ternyata didalam sudah ada Nadira sedang duduk disofa.
"Hallo dokter ganteng, kamu semakin hari semakin gakteng ajah sih, bikin aku makin betah berlama-lama dirumah sakit ini." Nadira menghampiri Agam dan mencium aroma tubuh Agam.
"Maaf nona, anda bukanlah pasien saya jadi saya mohon anda seger tinggalkan ruangan saya sekarang." Agam memegang tangan Nadira yang hendak membelai wajah Agam.
"Aku suka padamu dokter ganteng, apa kau tak tertarik denganku, aku cantik body ku pun seksi tak mungkin kau tak tertarik melihat wanita secantik dan seseksi aku ini," ucap Nadira dengan nada manjanya seraya meletakkan kepalanya didada bidang Agam.
Agam refleks memundurkan tubuhnya dan melepaskan tangan Nadira, Agam meraih ponselnya dan menelfon seseorang.
"Hallo kak, pasien gilamu berada diruanganku, cepatlah kau kemari dan bawa dia pergi dari hadapanku," ucap Agam setelah panggilan tersebut tersambung kemudian langsung mematikannya sebelum ada jawaban dari sebrang telfon tersebut.
Tak lama yang ditelfon Agam pun datang keruang praktek Agam, dia adalah Sandra.
"Nona Nadira mari ikut saya," ucap Sandra seraya menarik tangan Nadira untuk keluar dari ruangan praktek Agam.
"Thank you dek." Sandra melambaikan tangannya seraya keluar dari ruangan Agam.
"Fyuuh membuatku muak saja, wanita model gitu ingin menjadi wanita Agam Arsenio, heh mimpi saja kau." Agam berucap sendiri seraya mengusap dadanya lega.
Jam makan siang Agam menuju kantin namun ia sempatkan untuk berkeliling dulu melihat keadaan pasien yang sedang dirawat.
Saat sedang melihat-lihat keadaan pasien yang dirawat mata Agam tertarik dengan seorang wanita yang tengah mengobrol dengan dokter Iwan dokter spesialis jantung sambil terisak.
Agam berjalan perlahan mendekati mereka diam-diam tanpa suara, ia ingin tahu mengapa wanita tersebut terisak didepan dokter Iwan.
"Saya hanya bisa membantu sebisa saya nona Veronica, pengobatan untuk penderita jantung memang memakan biaya yang cukup besar, jika nona veronica tak bisa membayar untuk obatnya saya tak bisa berbuat apa-apa," ucap dokter Iwan.
"Makasih kalau begitu dok, saya akan usahakan bagaimanapun caranya, tapi tolong jangan hentikan pengobatan tersebut dok," mohon gadis bernama veronica tersebut pada dokter Iwan.
"Baik lah, saya beri keringanan sampai bulan akhir bulan yah nona Veronica setidaknya anda herus membayar separuhnya terlebih dahulu." Dokter Iwan memberi kelonggaran pada Veronica.
"Baiklah dok terima kasih," ucap Veronica dan dokter Iwanpun pergi meninggalkan Veronica.
Agam yang mendengar percakapan mereka merasa terenyuh hatinya, ternyata masih ada orang yang lebih membutuhkan diluar sana.
Agam menuju kekantin untuk makan siang, sebagian para senior yang mengetahui jabatan Agam memberi salam hormat padanya namun sebagia yang tak mengetahuinya hanya menyapa biasa saja.
*****
Hai kakak semua othor gesrek balik lagi ini dengan ceritanya dokter Agam yang kece badai yah.
Masih awal cerita yah jadi belum gereget, ikutin yerus ceritanya sampai selesai yah
yang di tempatnya Aberlie dan Bram tanya dokter Agam terus ayo klik lope nya biar terus dapet notif update setiap harinya
salam hangat dari othor gesrek untuk kalian semua🙏😊🤗🥰
Agam tak pernah malu atau risih makan bareng dengan perawat dan dokter lainnya dikantin, ia merasa nyaman-nyaman saja, perawat dan dokter wanita sangat senang jika melihat dokter Agam.
Setelah selesai sarapan Agam menuju keruangan dokter Iwan, Iwan adalah salah satu dokter senior yang mengetahui identitas asli Agam dan Sandra.
Tok tok tok....
Agam mengetuk pintua ruangan dokter Iwan, kemudian langsung masuk sebelum dokter Iwan menyuruhnya masuk.
"Ada apa dokter Agam?" tanya dokter Iwan yang melihat Agam masuk.
"Saya ingin tahu permasalahan dengan gadis yang bernama Veronica itu dok, tadi gak sengaja saya mendengar percakapan kalian dikoridor." Agam memberitahu maksud kedatangannya keruangan dokter Iwan.
"Ibunya menderita jantung dan saat ini tengah koma karena suaminya mengalami kecelakaan hingga merenggut nyawanya," jelas dokter Iwan.
"Berapa lama ibunya koma dan dirawat dirumah sakit ini?" Agam bertanya penasaran, entah mengapa Agam sedikit tertarik dengan kondisi Veronica.
"Sekitar sebulan lalu ibunya dibawa kesini karena serangan jantung yang mendadak kumat dan mengalami koma, gadis tersebut saat ini tengah bingung dengan pembayaran rumah sakit ini, bulan kemari dia membayarnya juga dengan cara mencicil namun untuk bulan sekarang dia meminta keringanan waktu dok," jelas dokter Iwan kembali.
"Oke makasih atas penjelasannya yah dokter Iwan, berikan saja dia keringanan waktu, dokter Iwan berikan datanya padaku nanti aku akan mencari tahu apakah dia mempunyai seseorang yang membantunya atau tidak, jika tidak aku akan meringankan biaya pengobatannya," ucap Agam.
"Sama-sama dokter Agam," balas dokter Iwan.
"Kalu begitu saya permisi dulu," pamit Agam.
"Silahkan dok,"
Agam bernajak dari duduknya dan pergi meninggalkan ruangan dokter Iwan.
Dokter Agam ini bukan cuma ganteng tapi juga baik hati, gumam dokter Iwan.
***
Seminggu berlalu, malam hari saat Agam tengah asik melihat beberapa foto diponselnya ia tak sengaja melihat foto Aliva yang ia ambil saat dihotel setelah malam panas mereka.
Agam memencet no seseorang menelfonnya dan menyuruhnya datang keapartemennya.
Tak lama yang ditunggu Agam pun datang, Agam mengirim foto Aliva pada orang tersebut.
"Kamu selidiki wanita tersebut, dia bernama Aliva, aku ingin tahu keseluruhan tentangnya," ucap Agam.
"Baik tuan muda," jawab orang tersebut.
"Oh iya Revan, satu lagi tolong cari tahu juga mengenai wanita ini yah, bagaimana kehidupannya dan kondisi keuangannya apakah ada seseorang yang membantunya atau dia hanya berjuang sendiri untuk ibunya." Agam menyerahkan data diri Veronica yang ia peroleh dari dokter Iwan.
"Baik tuan muda kalau begitu saya pergi dulu," ucap orang yang bernama Revan tersebut.
"Aku tertarik dengan mereka berdua namun aku lebih tertarik dengan Veronica, aku merasa dia adalah wanita yang tegar, walaupun aku merebut mahkota Aliva namun aku tak memiliki kesan apapun padanya, entahlah lebih baik aku selidiki dulu mereka." Agam berbicara sendiri.
Tiga hari berlalu Revan sudah datang untuk menyerahkan hasil penyelidikannya.
"Tuan muda, ini hasil penyelidikan saya, nona Aliva adalah anak dari Richard Wijaya dan Riska Rahma, ia memiliki kakak tiri yang selalu mengenakan make up seperti hantu bernama Aberlie Cleva Wijaya yang akan beetunangan dengan sahabat anda tuan muda Bram Hanoraga, namun saat ini nona Aliva tengah dekat dengan tuan muda kedua Aron Hanoraga." Revan menjelaskan yang ia ketahui mengenai Aliva.
"Lanjutkan."
"Nona Veronica adalah seorang gadis mandiri, ayahnya meninggal dua bulan lalu akibat kecelakaan lalulintas dan meninggal ditempat, mobil yang menabraknya kabur, karena kematian ayahnya tersebut ibunya Veronica jantungnya kumat dan koma sudah hampir dua bulan ini ibunya dirawat dirumah sakit añda tuan muda, pembayaran dibulan pertama ia menggunakan seluruh uang dari hasil menjual perabotan yang ada dirumahnya, saat ini ia hidup sebatang kara disebuah rumah kontrakan kecil dijalan x, tak ada orang yang membantu ekonominya tuan muda dan selama ini pula nona Veronica tak pernah dekat dengan siapapun baik wanita maupun pria." Revan mengakhiri penjelasannya.
"Baiklah Van kau sudah bekerja keras beberapa hari ini, ini bonus untukmu atas kerja kerasmu, makasih yah atas laporannya." Agam menyerahkan amplop coklat berisi uang pada Revan sebagai bonus kerja kerasnya.
"Makasih tuan muda, kalau begitu saya pamit dulu, selamat mala." Revan mengambil amplop tersebut kemudian berlalu meninggalkan Agam.
"Oh ternyata kau sedang dekat dengan Aron rupanya, aku tak yakin setelah kau mengetahui dirimu tak perawan lagi dan sekarang dekat dengan pemain wanita seperti Aron kau tak akan berhubungan dengannya, aku tak percaya dengan wanita yang dekat dengan Aron akan lolos dari napsu birahinya," ucap Aron memperhatikan laporan yang diberikan oleh Revan tentang Aliva.
"Untuk Veronica aku rasa ia wanita yang kuat dan mandiri, aku sedikit tertarik padanya, aku akan membantunya, pasti." Agam tersenyum melihat laporan mengenai Veronica.
Pagi menjelang Agam sudah diperjalanan untuk menuju rumah sakit seperti biasa.
Sesampainya dirumah sakit Agam dibuat emosi oleh wanita yang tak ingin Agam lihat, saat ia sampai Nadira sudah berada diruah prakteknya.
"Maaf dok, saya sudah menyuruhnya pergi berkali-kali namun ia tak mau pergi-pergi dok," ucap sang perawat.
"Gak apa-apa sus, kamu bisa lanjut kerja,"
Agam menarik tangan Nadira keluar dari ruangan prakteknya, ia menariknya menuju ruang prantek Sandra.
"Kak, apakah dia sudah sembuh atau belum, aku jengah melihatnya setiap hari mengunjungi ruanganku terus menerus," ucap Agam bertanya pada Sandra saat ia berada diruang praktek sandra.
"Dia sudah pulih ko dek, rencananya hari ini kakak akan menyuruhnya untuk pulang," jawab Sandra.
"Nggak, aku gak mau pulang, aku ingin terus berada dirumah sakit ini bersama dengan dokter gantengnya aku." Nadira memeluk tangan Agam didepan Sandra tanpa malu.
"Lepaskan." Agam menarik tangannya kasar.
"Mba Nadira anda harus segera pulang kerumah, disini buka tempat yang cocok untuk orang yang sudah sehat, bukankah mba Nadira juga harus kembali pada pekerjaan mba sendiri, mohon mengertilah mba ruangan yang mba pakai mungkin saja akan segera ditempati oleh pasien lain." Sandra merayu Nadira agar mau pulang.
"Aku akan pulang namun aku akan datang kesini setiap hari untuk bertemu dengan dokter ganteng aku," ucap Nadira manja pada Agam.
Agam yang jengah dengan kelakuan pasien kakaknya tersebut langsung pergi meninggalkan ruang praktek Sandra.
Nadira kemudian kembali kekamar rawatnya dan bersiap untuk pulang.
Dokter ganteng, kamu akan menjadi milikku, gak ada yang boleh memilikimu selain aku, gumam Nadira dengan seringai liciknya.
Nadira pergi meninggalkan rumah sakit menuju apartemennya, ia menyuruh orang untuk mencari tahu dimana Agam tinggal.
Tak lama seorang pria datang keapartemen Nadira, ia adalah direktur agensi tempat Nadira berkecimpung didunia model, direktur Hari.
Hari memiliki istri namun ia belum memiliki anak, ia mengharapkan anak dari Nadira namun Nadira tak ingin memiliki anak karena ia berfikir jika ia masih muda dan perjalanannya masih panjang.
*****
Selamat membaca jangan lupa likenya🙏😊
Salam hangat dariku untuk kalian semua🙏😊🤗🥰
Hari memeluk Nadira dari belakang, ia mengecup pundak Nadira lama dan meninggalkan tanda kepemilikan disana, Nadira hanya diam tak bergerak.
Sebenarnya ia sudah tak ingin melanjutkan hubungan kotornya dengan Hari namun jika ia mengakhirinya karirnya akan jatuh karena Hari tak akan mendukungnya lagi.
"Sayang, aku rindu padamu, sudah sebulan lebih aku tak melihatmu dan dimanja olehmu," ucap Hari masih memeluk Nadira erat.
"Aku baru pulang dari rumah sakit tak bisa memanjakanmu." Nadira merasa jengah dengan tingkah Hari.
Hari terbilang masih muda walau sudah menikah dan menjabat sebagai direktur diperusahaannya, umurnya baru saja manginjak tiga puluh tahun, ia menikah dengan istrinya sekitar lima tahun lalu namun belum juga memiliki keturunan.
Istri Hari tahu jika suaminya selingkuh namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena ia berasal dari keluarga tak mampu dan ia nikahkan oleh orang tuanya pada Hari untuk melunasi hutangnya.
"Kamu sakit sayang?" Hari memutar tubuh Nadira, ia tak tahu jika Nadira hamil dan keguguran karena selama hampir sebulan Nadira meminta cuti untuk beristirahat.
"Aku keguguran," ucap Nadira singkat membuat Hari terkejut.
"Kapan kamu hamil, mengapa tak memberitahuku jika kamu hamil, jika aku tahu kamu hamil aku tak akan memberikan kerjaan yang padat untukmu." Hari memberi pertanyaan bertubi tubi pada Nadira.
"Dua bulan yang lalu aku mengetahui jika aku mengandung namun padatnya jadwal membuatku tak memperhatikannya dan akhirnya keguguran," jelas Nadira sedikit menutupi kenyataan karena ia sengaja terus menjalankan kegiatannya sesuai jadwal yang memang padat.
"Gak apa-apa sayang kita masih bisa membuatnya lagi, kamu jangan sedih yah." Haris menenangkan Nadira mengira Nadira sedih atas kehilangan calon bayinya.
Hari menangkup wajah Nadira dan menautkan bibirnya kebibir milik Nadira, meskipun Nadira ingin mengakhiri hubungannya namun jika Hari sudah mulai memanjakan dirinya seperti ini Nadira tak bisa menolaknya, Nadira tipe wanita yang tak bisa jauh dari sentuhan lelaki semenjak Hari menyentuhnya pertama kali.
Siang itu terjadilah olah raga panas antara Nadira dan Hari, selama sebulan lebih mereka tak melakukannya dan kini saat mereka bertemu Hari tak menyia-nyiakan kesempatan emas ini untuk bermain sepuasnya bersama Nadira.
Untung aku sudah mengonsumsi pil kontrasepsi untuk jaga-jaga kalau aku pulang dia datang, gumam Nadira yang tengah dibuat terbang melayang oleh Hari.
Sore menjelang Nadira dan Hari baru saja menyelesaikan permainannya yang kedua, mereka memutuskan untuk mandi bersama.
***
Sore hari sebelum pulang Agam melewati kamar rawat ibunya Veronica.
Ny.Nilawati, gumam Agam membaca nama pasien yang tertera dipintu masuk.
Agam mengintip lewat kaca kecil dipintu masuk tersebut, ia melihat Veronica sedang duduk dikursi samping brangkar ibunya.
Agam membuka sedikit pintu kamar tersebut, ia mendengar Veronica sedang berbicara sendirian, Veronica tengah bercerita pada ibunya jika hari ini ia diterima untuk bekerja dicafe sebagai pelayan.
Saat sedang asik mendengarkan cerita Veronica pada ibunya tiba-tiba ponselnya bergetar, Agam meraih ponselnya disaku celananya dan melihat siapa yang mengganggunya.
Ada perlu apa Haris menelfonku, gumam Agam lalu mengangkat panggilan tersebut seraya berjalan meninggalkan lorong depan kamar ibunya Veronica dirawat.
"Hallo Ris, ada apa?" tanya Agam setelah mengangkat telfon dari Haris.
"Kerumah utama sekarang yah Gam, emergency." Haris menyuruh Agam untuk segera kerumah Fatma.
"Baiklah gua otw sekarang." Agam mematikan sambungan telfonnya setelah menjawab ucapan Haris.
Agam langsung bergegas keparkiran mobil menuju mobilnya, saat sudah berada didalam mobil ia langsung menginjak gas melajukan mobilnya menuju jalan raya.
Sesampainya dirumah utama Agam disambut oleh Asisten rumah tangga yang bernama Santi.
"Mari saya antar kekamar nona Aberlie dokter Agam." Santi berjalan mengantar Agam kekamar Aberlie.
Agam melihat wanita yang wajahnya bengkak sedang berbaring diatas tempat tidur, Agam terkejut saat Haris mengatakan padanya bahwa wanita tersebut adalah calon istri dari Bram.
Pikiran Agam langsung teringat pada ucapan Aliva yang mengatakan padanya bahwa Bram pria yang dicintainya akan menikah dengan kakak tirinya.
Agam yakin bahwa wanita tersebut adalah wanita yang dimaksud oleh Aliva, namun Agam bingung mengapa wanita bernama Aberlie tersebut wajahnya bengkak.
Bram meninggalkan Aberlie setelah meminta ijin padanya, setelah Bram pergi Agam mulai mengobati Aberlie, ia merasa ngilu tatkala harus menjahit ujung bibir bagian dalam Aberlie, pikiran Agam melayang kemana-mana melihat kondisi Aberlie.
Bram datang setelah Agam selesai mengobatinya, Agam memberikan obat dan salep pada Bram dan mengatakan kemungkinan malam Aberlie akan mengalami demam efek dari rasa nyeri pada luka jahitannya.
Setelah selesai memberikan obat dan salep serta menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Bram Agam pamit undur diri.
Agam memutuskan pulang keapartemennya untuk beristirahat, ia masuk keapartemen mewahnya, ia melihat sekeliling begitu hampa dan sepi.
"Mungkin jika aku menikah dan memiliki anak apartemen ini akan ramai." Agam berucap pada diri sendiri.
Agam memasuki kamarnya dan mendesah, ia membaringkan tububnya diatas tempat tidur dan tak lama ia terlelap.
***
Veronica Leanna adalah gadis cantik dan pendiam dari keluarga sederhana, ia hidup bahagia bersama ayah dan ibunya sebelum kecelakaan yang merenggut nyawa sang ayah terjadi dan ibunya jatuh sakit dan mengalami koma.
Dalam sehari kehidupan Veronica berubah menjadi suram tanpa warna, musibah datang beruntun dihari itu pula tanpa mambuat Veronica bernapas terlebih dahulu.
Sang ayah meninggal akibat kecelakaan lalulintas dan meninggal ditempat, mobil yang menabraknya kabur tanpa mempertanggung jawabkan perbuatannya, dan jantung sang ibu kumat mengakibatkan koma setelah mendengar tentang kematian ayahnya.
Sebulan setelah kematian ayahnya Veronica dihadapkan oleh biaya rumah sakit yang tak sedikit jumlahnya, ia bingung harus membayarnya dengan apa.
Veronica berinisiatif menjual seluruh perabotan yang ada dikontrakannya, ia juga menjual motor kesayangannya dan laptopnya dari hasil jerih payahnya bekerja sebagai spg disebuah mall.
Setelah uang terkumpul ia melunasi pembayaran untuk bulan tersebut dan sisa uangnya ia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari sambil ia mencari pekerjaan baru.
Veronica dikeluarkan dari pekerjaannya karena lama tak masuk kerja akibat musibah yang menimpanya, saat ini ia tengan luntang lantung pulang pergi kerumah sakit untuk menjaga ibunya sambil mencari pekerjaan.
Pagi ini ia diberitahukan oleh dokter yang menangani ibunya untuk membayar pengobatan untuk bulan ini, jika tidak dibayar setidaknya setengah saja dokter Iwan tak bisa melanjutkan pengobatan ibunya.
Veronica bingung ia hendak mencari duit sebanyak itu kemana, namun bersukur dokter Iwan memberi keringanan untuknya.
Beberapa hari kemudian setelah dokter Iwan memberitahukan mengenai biaya sang ibu yang harus ia bayarkan sebagian, hari ini Veronica berencana untuk mencari pekerjaan kembali siapa tahu ajah ini hari keberuntungannya fikir Veronica seperti itu.
Sudah setenga hari Veronica berkeliling melamar pekerjaan namun belum ada yang membutuhkannya, dipanas yang terik saat ia sedang mencari pekerjaan Veronica memutuskan untuk mampir kesebuah cafe yang ia lewati untuk sekedar melepas dahaganya.
Ia memasuki cafe tersebut dan menuju meja kasir untuk memesan minuman.
"Silahkan mba, mau pesan apa?" tanya sang penjaga kasir yang bernama Rean.
"Saya mau pesan lemonadenya satu yah kak," jawab Veronica.
"Baik, total lima belas ribu mba, ada lagi?" tanya Rean kembali.
"Kak, maaf mau tanya, kira-kira disini nerima karyawan baru tidah yah, saya sedang mencari pekerjaan." Veronica menanyakan pekerjaan dengan sedikit canggung.
"Mba bawa surat lamarannya tidak, jika bawa tinggalin saja surat lamaran dan no whatsapp mba nanti saya sampaikan pada bos saya siapa tahu membutuhkan karyawan tambahan," jawab Rean.
"Bawa ko ini surat lamaran beserta cv saya dan didalamnya sudah ada no whatsapp saya, makasih yah kak semoga saja ada kerjaan buat saya." Veronica menyerahkan amplop besar berwarna coklat pada Rean dengan semangat.
"Iya mba, ini pesanannya silahkan." Rean mengambil amplob besar berwarna coklat tersebut dan menyerahkan pesanan Veronica.
*****
Selamat membaca jangan lupa tinggalin like kalian yah🙏😊
Salam hangatku untyk kalian semua🙏😊🤗🥰
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!