"Hai....,tunggu aku dulu ," panggil seorang gadis yang bernama Sifa pada temanya yang bernama Karin.
"Kamu tuh kenapa coba ninggalin aku tadi?"
"Aku kan jadi bulan bulanan si Udin ," ucap Sifa tak lupa bibirnya di manyun nin dikit tanda dia lagi protes.
Karin hanya tersenyum mendengar celotehan temanya...
"Sudahlah Udin mah suka begitu ko ntar juga dia mah waras lagi kalau udah d sogok sama bubur ayam haha....!"
Karin mengedipkan matanya pada Sifa sebagai rayuan maut pada sahabat terbaik nya.
"Ya bagaimana tidak jadi bulan - bulanan Udin ?"
"Tadi tuh kamu yang janji sama dia mau ngerjain tugas bareng sama kita , mana semua peralatan buat tugas kelompok udah dia siapin lagi ."
" Sekarang kamu malah pergi begitu aja."
"Ya nanti aku tebus deh salah aku ."
"Tapi sekarang Adit sudah nelepon aku lagi nih."
"Dia sudah nunggu diparkirkan ."Karin melihatkan notifikasi dari Adit pada Sifa.
Sifa hanya mengerling memalingkan muka ke sembarang arah.
Dia tahu sahabatnya itu kalau udah menyangkut soal Adit pasti udah tidak bisa di bawa kompromi lagi.
"Kamu tuh Rin kapan sih berubahnya?"Sifa yang agak ga suka kalau sahabatnya mempunyai hubungan dengan Adit agak kecewa.
"Sayangku, sahabatku yang paling cantik maaf yah ."
"Aku itu bukan berubah tapi kamu nya yang terlalu posesif sama aku."
"Coba deh kamu jangan negatif ting ting sama Adit dia tuh cowok yang baik tau."
Karin mengedipkan matanya pada Sifa, hanya untuk menggoda temanya itu yang lagi cemberut.
Sifa hanya tersenyum kecil .
Entahlah mengapa semenjak temanya mempunyai hubungan dengan Adit dia merasa tak suka.
Rasanya ada sesuatu pada Adit yang akan membawa perubahan pada temanya itu.
"Ya semoga aja yang aku pikirkan tentang hubungan temannya dengan Adit tidak jadi kenyataan ,"Sifa berdoa dalam hatinya.
Saat mereka sedang berjalan di lorong kelas tanpa sengaja Karin menyenggol tangan seseorang sampai - sampai botol mineral yang lagi dipegang orang itu jatuh.
"Maaf- maaf yah aku tidak sengaja , "kata Karin sambil mengambil air mineral yang jatuh.
Lalu dia memberikannya pada orang itu .Saat Karin menatap orang itu .
"Deg..deg ." Hatinya Karin bagai tersetrum listrik.
Orang yang ia senggol mempunyai rupa yang menawan tubuh yang gagah, senyuman yang manis dan tatapan mata yang teduh.
Entah berapa lama netra keduanya saling bertatapan sampai Sifa mengagetkan mereka.
"Ehmmmm..." kata Sifa .
Sehingga netra mereka terputus.....
"Maaf yach tadi aku tidak sengaja aku lagi terburu buru ," ulang Karin pada pria itu.
Pria itu tersenyum sambil tangan ya terulur pada air mineral yang di sodorkan Karin.
Kemudian dia berkata dengan senyuman manis d bibir munggilnya.
"Tak apa ,tapi nanti lain kali hati - hati yach ,salah salah kamu nanti nabrak tembok ."
Sambil berlalu pria itu pergi meninggalkan Karin yang bengong sendiri, entah mengapa dia merasakan sengatan listrik di hatinya.
Rasa yang sulit di artikan masih di rasakan Karin.
Sambil menatap kepergian pria yang ia tabrak tadi.
Karin meraba dadanya sendiri.
Lamunan Karin terputus ketika Sifa mengagetkan Karin.
"Are you oke ?"Sifa bertanya pada Karin.
"Ehmmm..ia ...ia aku g apa apa kok." Karin menjawab Sifa .
Dia menyembunyikan ke galauan nya.
"Sifa aku rasa baru liat dia dech ," kata Karin pada Sifa.
"Ya ia lah kamu baru lihat dia soalnya d mata kamu itu yang terlihat cuma Adit dan Adit ...."Sifa menggoda Karin.
"Ah kamu sampai segitu nya. "Karin mencubit kecil pinggang sahabatnya itu sambil tersenyum.
"Yach bagaimana ya Sifa ,,,,Adit itu cinta pertama aku ."
"Lelaki paling setia dalam hidupku, paling baik ,dia 'tuh yang paling mengerti aku ."
"Dia 'tuh selalu ada saat aku susah ,saat aku senang dia tuh__"
"Stop...!" tiba tiba Sifa menjeda ucapan sahabatnya itu.
"Kenapa?" tanya Karin pada Sifa.
"Ya aku tuh capek tahu dengerin kamu ngomong itu aja dari dulu."
Karin tersenyum.
"Ya sudah kalau kamu capek, kenapa ayo kamu masih ngikutin aku terus ?"
"Aku kan mau bertemu dengan doi....nanti kamu d kambing congein deh sama aku ."
"Ups...keceplosan deh ," Karin menutup mulutnya sendiri.
Karin tahu kalau Sifa ga akan tersinggung denger ucapannya .
Soalnya itu hanya bumbu candaan , sedikit mewarnai persahabatan mereka.
Sifa hanya acuh denger perkataan sahabatnya itu dia hanya mau mengantar sahabatnya itu sampai bertemu Adit.
Memastikan bestie nya itu pergi dengan aman.
Karena buat Sifa Karin bukan hanya sahabatnya bahkan lebih dari sahabat sudah seperti saudara.
Mereka sejak kecil selalu bersama.
Ketika mereka sedih senang mereka selalu bersama.
"Hai..."kata Adit sampai melambaikan tangannya ketika melihat Karin dan Sifa sampai keparkiran.
"Aku nungguin lama lo Rin ," kata Adit pada Karin.
Dia agak merajuk menandakan bentuk protesnya pada Karin.
"Hehe ...maaf yah tadi aku mau kerja kelompok dulu, tapi kamu nelepon aku, jadi agak ribet yah ninggalin temen temen kelompok aku tadi ."
Karin melirik Sifa yang acuh.
"Maaf yah Dit !"ulang Karin sambil mengedipkan mata tanda merayu kekasihnya itu agar tidak merajuk lagi.
"Ok deh buat kesayangan aku nunggu dari ini pun aku rela ,"rayu balik Adit pada Karin.
Oeek...oeek "Sifa yang mendengar gombalan Adit pada sahabatnya itu muntah udara.
"Kamu kenapa? "tanya Adit pada Sifa.
"Jangan jangan kamu masuk angin?"
Dengan tatapan pura pura khawatir, Adit menggoda Sifa.
"Ah Adit, sudah dong jangan godain temen aku terus!" kata Karin pada Adit.
Adit menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Terkadang dia suka geli melihat persahabatan kekasihnya itu.
Sahabat yang selalu menjaga dan memastikan satu sama lain agar tetap aman.
"Ia...dech sayangku demi kamu aku g akan perhatiin temen kamu lagi ."
"Tadinya aku cuma khawatir aja takur bestie mu itu kenapa napa ."Adit makin menggoda Sifa.
"Ah kamu aku cemburu nih !" Karin mengeluarkan renggekan manja nya pada Adit sambil memanyunkan bibirnya.
Mendengar Karin menggoda, Adit mengeluarkan rayuan maut nya lagi.
"Cintaku hanya untukmu Karin, ga ada yg lain lagi."Sifa yang mendengar itu makin memuntahkan udara .
"Kenapa yah aku berasa berada d planet lain sekarang ?"ucap Sifa pada sahabatnya Karin dan Adit.
Karin yang mendengar Sifa berkata seperti itu hanya tersenyum.
Lalu Karin memeluk Sifa .
"Maaf ya karena sekarang kamu berada d planet nya Karin dan Adit bestie ku ."
"Ya sudahlah , daripada aku dikacangin terus aku pergi aja dulu ."
"Kamu hati hati ya bawa bestie aku ,jangan sampai lecet atau kurang apapun ," pesan Sifa pada Adit sebelum dia berlalu pergi dan melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan.
Setelah Sifa berlalu tinggal Adit dan Karin yang berada diparkiran.
"Dit kamu mau ngajak aku pergi kemana ? mendadak begini , "kata Karin pada Adit .
"Itu Rin, di rumah aku ada acara arisan keluarga."
" Aku ingin ngajak kamu ketemu keluarga aku."
"Mumpung kakak aku baru pulang dari luar kota jadi aku ingin ngenalin kamu sama dia ,"kata Adit pada Karin.
"Kamu yakin Dit ? mau ngajakin aku bertemu dengan orang tua kamu dan kakak kamu ,"kata Karin.
Karin merasa dia agak malu kalau harus bertemu dengan keluarganya Adit secepat itu.
"Yakin dong Rin",Adit menyakinkan Karin.
Akhirnya mereka pergi ke rumah Adit.
Mereka tidak menyadari ada sepasang mata yang mengawasi gerak gerik mereka dari tadi.
Sampai Karin dan Adit tidak kelihatan lagi orang itu masih diam ditempat tadi memperhatikan mereka.
Ada rasa resah d hati orang itu melihat Karin dan Adit pergi bersama.
Sesampai di rumah Adit,Karin belum beranjak turun dari mobil Adit hatinya merasa resah.
Dalam hatinya Karin sibuk bertanya tanya.
Topik apa yah yang akan jadi perbincangannya dengan orangtuanya Adit.
"Ayo dong kamu turun.....!"Adit membukakan pintu mobil dan menyeru Karin agar turun dari mobilnya.
Sontak yang lagi melamun merasa kaget.
"Kamu Adit ngagetin aku aja ," ucap Karin.
Lalu Karin turun dari mobil Adit .
Sebelumnya dia mengambil napas yang dalam agar hatinya tidak terlalu resah.
"Assalamualaikum" ucap kedua insan itu bersamaan.
"Wa'alaikumsalam" ucap seorang wanita paruh baya yang ada didalam rumah.
Dia membukakan pintu , dan saat pintu terbuka, senyuman wanita itu mekar melihat siapa tamu yang datang kerumahnya.
"Hai...sayang, jadi juga kamu ajak pacar kamu kesini ?"
"Ia dong bun...aku kan udah janji sama bunda dan kakak untuk ngenalin pacar aku ," ucap Adit.
"Sayang..kenalin ini bundanya aku ."
Mendengar penuturan Adit, Karin segera mengulurkan tangannya menyapa bundanya Adit.
"Salam kenal bunda,namaku Karin bun ."
Bunda menerima uluran tangan Karin lalu tangannya menjabat tangan Karin ,setelah itu bunda merangkul Karin dan memapah Karin untuk masuk kedalam rumah.
"Sayang ,bunda itu sering loh denger tentang kamu dari Adit ."
"Adit sering cerita sama bunda ."Bunda membuka percakapan agar Karin tidak canggung.
"Ceritanya yang baik apa yang buruk bun ?" Karin mulai mencair dari rasa galau nya.
"Yang baik dong Rin,"
"makanya bunda tuh sampai maksa aku buat ngajak kamu kesini sekarang."
Adit nimbrung ucapan kedua wanita yang dia sayangi.
"Bun,mana kakak ? dari tadi aku gak melihatnya.
Adit melirik kesemua ruangan mencari sosok kakaknya.
"Kenapa dek ? udah kagen sama kaka yah !" ucap sosok yang dicari Adit.
Kakaknya Adit berdiri didepan pintu....sambil membawa koper besar pertanda dia juga baru sampai ke rumah bunda.
Adit berhamburan memeluk kakaknya.
"Kakak baru sampai? aku pikir kakak udah ada di rumah."
"Maaf ya kak aku tadi tidak jemput kakak ," Adit melipatkan tangan sambil mengedipkan matanya.
"Mana ada kamu ingin menjemput kakak,kalau kamu ada acara menjemput ....." kakak mengedipkan matanya ke arah Karin.
Karin yang merasa disoroti berdiri menghampiri kakaknya Adit dan mengulurkan tangannya.
"Assalamualaikum...kenalin kak aku Karin ," senang bisa bertemu dan kenalan sama kakak ."
Kakak nya Adit tersenyum, "Aku Aldo tapi kamu cukup panggil aku kak Al aja ."
Bunda menghampiri ketiga orang yang sedang asik kenalan .
"Oh jadi ceritanya bunda di lupain yah ."
Bunda pura pura merajuk.
"Oh bundaku "Aldo memeluk bunda dan mencium keningnya .
" Aku kangen banget bun ." Aldo mengeratkan pelukannya pada bunda.
"Ayo ayo masuk jangan di pintu ...! "bunda menginstruksi semuanya.
"Sayang sayang bunda, berhubung bunda nanti sore ada arisan, bunda mau siap siap dulu yach...kalau kalian mau minum atau apa ambil aja dan buat Karin ambilin ya Dit.."
Bunda pergi ke dapur mempersiapkan buat arisan nanti sore.Sementara d ruang tamu ketiga orang itu asik mengobrol.
Sesekali mereka terdengar tertawa.
"Dit...Kak Al aku boleh ga ke dapur dulu mau bantuin bunda, barangkali bunda butuh bantuan ."
"Boleh dong sayang biar kamu sama bunda makin dekat ." Adit mengedipkan matanya
"Oh...udah sayang sayangan cerita nya nih ...Aldo menggoda ".
Dengan muka merah Karin segera pergi meninggalkan kakak beradik itu yang saling menggoda satu sama lain.
"Bunda ...ada yang bisa Karin bantu ga?"
"Eh ...Karin mau bantuin bunda yah...makasih lo..."
"Bantuin apa ya...bun.."
"Ini aja sayang tolong potong potong kue bolu ...bentuknya di buat persegi ya sayang ," bunda menginstruksi Karin.
"Siap bun "Karin semangat.
Sekarang Karin merasa sudah tidak canggung lagi sama bunda.
Tiba tiba kakak Al datang minta dibuatin kopi sama bunda...ya Karin inisiatif dong nawarin diri...
"Sama aku aja kak Al ."
"Boleh deh...tapi jangan terlalu manis yach...soalnya aku udah manis ."
"Kak udah deh jangan gangguin terus calon adik ipar nya ." Adit tiba tiba datang dari belakang.
Sontak yang di ruangan itu tertawa kecil melihat Adit merajuk .
"Rin ...boleh dong aku juga d buatin kopi !"
"Siap...."
Karin membuatkan kopi untuk Adit dan kak Al.
Sementara kedua kakak beradik itu kembali ke ruang tamu ngobrol sambil saring tukar cerita ...maklum saja mereka jarang bertemu.
"Ini kopi nya semoga berkenan d hati."
"sruuuut..."
Kakak beradik itu meminun kopi bersamaan.
Sambil memejamkan mata menikmati kopi buatan Karin.
"Gimana?"
"Gimana yah_ kayanya kurang _"
"Maaf yah ," Karin melipatkan tangan ya.
"Kurang banyak Rin ,,,,rasanya mantap." Kedua jempol Adit terangkat.
"Ah kamu godain aku terus ".
Tiba tiba Adit berdiri dan mendekati Karin,tangannya menggenggam tangan Karin...
"Mau apa ?"
"Mau kamu !"
"Apa _?"
Karin merasa cemas dengan tingkah nya Adit.
Adit tertawa ...melihat kelakuan Karin.
"Kamu ngerjain aku lagi yah !"Karin cemberut.
"Ih kamu gemes deh ." Adit mencubit manja pipi Karin.
"Aku g akan ngapa ngapain kamu kok !"
"Aku mau ngeliatin foto foto aku sama kamu di kamar ."
Mereka pergi ke kamarnya Adit.
Begitu Karin membuka kamar Adit dia di buat kaget pasalnya banyak sekali foto foto kebersamaan mereka yang di bingkai indah di kamar Adit.
"Dit..kamu dekor kamar kamu dengan foto foto aku?"
"Ia Rin, biar aku selalu merasa kamu hadir terus d sisi aku ."
"Ah ....romantis nya kekasih aku ini, aku gak nyangka kamu bucin banget deh sama aku ." Karin mengedipkan mata genit nya pada Adit.
"Kamu tahu itu tapi kamu selalu aja pura pura ga tahu ."
" Di setiap hembusan napas ku selalu ada namamu ,Karin...Karin ...dan Karin."
Adit sengaja mendramatisir menggoda kekasihnya itu.
Karin tersipu malu ,pipinya mendadak memerah.
Tapi cepat cepat Karinmenutupinya .
"Rin....coba sini deh , kamu masih ingat ga sama foto ini....?"
Karin meneliti foto itu sambil mengingat ingat tiba tiba Karin menutup mulutnya.
"Kamu....ahhhhh g lucu tahu!"
Adit tertawa, " kamu pasti gak nyangka kan ?"
" Waktu itu aki suruh orang buat fotoin kamu ."
Foto itu memperlihatkan kalau Karin lagi duduk d rerumputan dengan muka masam dan masih menggunakan riasan badutnya.
Ya saat itu Karin apes karena abis di kerjain sama Adit dan teman temanya.
"Ah ...kamu aku mode jelek aja d foto ."
"Ah kamu aku mode jelek aja difoto...!"
"Aaww..."
Adit mendapatkan cubitan maut dari Karin.
Bibir Karin dibuat manyun sama Adit.
Di kamar mereka saling kejar kejaran kecil membuat acak acakan bantal dan kasur milik Adit.
"Sayangkan kalau ga di foto ,muka kamu kaya gini yang bikin aku kangen terus tau..."
"Udah ah aku capek di gombalin terus sama kamu,,,,kamu tuh raja gombal."
"Tau ada berapa gadis yang udah kamu gombalin ."
"Bukan gombal Karin, tapi ini bukti kalau aku tuh sayang dan cinta banget sama kamu.
"Sejak aku bertemu kamu,dan kamu bersedia jadi pacar aku hidup aku tuh jadi lebih berwarna."
Adit memegang tangan Karin dan menciumnya.
Mereka saling tatap mesra.
Beberapa detik kemudian posisi bibir Adit makin mendekat ke wajah Karin saat bibir Adit hampir menyentuh bibir Karin, Karin mendorong Adit dan memalingkan wajahnya.
"Maaf ,,," Karin berdiri dan mencoba menormalkan rasa hatinya yang dag dig dug....
Tapi Adit menarik lagi tangan Karin,
"Kenapa Rin kamu menolak aku ? "
"Apa kamu tidak mencintai aku seperti aku mencintaimu?" Terlihat kekecewaan di mata Adit.
Karin merasa di posisi serba salah, tapi buat Karin menjaga kehormatan sebagai seorang wanita itu di atas segalanya.
Buat Karin ga boleh ada yang menyentuhnya lebih ,selain nanti suaminya.
"Maaf Dit...ini komitmen aku...cinta tak mesti saling mengumbar nafsu."
"Nafsu hanya akan membawa kita untuk meminta lebih."
"Sebelum aku halal untukmu aku tidak siap untuk melakukanya."
Lama Karin menatap Adit.
Karin mencoba meminta Adit untuk tidak marah, mencoba meyakinkan hati Adit bawa diapun mencintai Adit lewat isyarat matanya.
Adit ...berusaha menormalkan hatinya yang kecewa.
Sebagai laki laki normal dia ingin sekali merasa manisnya bibir kekasihnya,,tapi apa daya pertahanan Karin sangat kuat.
Adit berusaha merayu kekasihnya itu.
"Sayang...sekali aja biarkan aku yakin kalau kamu adalah milikku ."
"Kita sudah pacaran lama dan kamu tahu setiap melihatmu aku menahan ini,aku ingin merasakan ketulusan cintamu ,Rin ."
Adit semakin mendekat mengikis jarak .
Rasanya hasratnya untuk mencium bibir mugil itu sudah tak tertahan.
Saat bibir itu hampir mendarat ....tiba tiba Karin berdiri menjauh dari Adit.
Karin menatap Adit tajam ,antara malu ,kasihan ,dan kesal menjadi satu.
Karin tak habis pikir bisa bisanya Adit memaksakan kehendaknya.
Karin hendak keluar dari kamar Adit tapi tangan Adit mencegahnya.
Karin menatap Adit.
"Maaf dit , kalau seperti ini kita lebih baik putus aja !"
"Aku ga bisa menjadi kekasih yang kamu harapkan dan sampai kapanpun ga akan bisa."
"Karena ini udah menjadi prinsip hidup aku," Karin menjelaskan dengan tegas,meskipun dia sendiri tidak siap harus putus degan Adit tapi jalan ini harus dia ambil.
"Semudah itu kah kamu mengucapkan putus Rin" Adit menatap tajam Karin.
Karin menatap tajam Adit.
"Untuk apa dipertahankan toh kamu juga ga bisa menghargai prinsip aku."
Muka Karin sudah berkaca kaca menahan tangis yang udah mau pecah dari tadi.
"Seandainya kamu tau, kalau aku juga sangat mencintaimu Adit,,,tapi kenapa cintaku di ukur dari ini."
Dalam hati Karin ngomong sendiri. Karin membulatkan hatinya bahwa prinsip hidupnya sudah benar.
Kalau dia harus kehilangan Adit karena ini mungkin itu adalah kebaikan untuk nya.
Walau entah harus berapa lama Karin berjuang melupakan Adit nantinya.
"Ah....berengsek...!"Adit memukul kepalanya sendiri.
"Maaf...maafkan aku Rin, aku lupa diri setiap kali aku melihatmu berada di dekatmu membuat aku...."
Adit berusaha mengambil kepercayaannya Karin lagi dia tidak mau Karin marah padanya.
Karin tidak menghiraukan Adit,dia sudah terlalu kecewa...keluar dari kamar Adit adalah pilihannya sekarang.
" Bun...bun "Karin mendekati bunda di dapur rencananya sih mau pamit...tapi pas sampai dapur Karin melihat bunda lagi sibuk teleponan...
Cepat cepat Adit menarik tangan Karin.
"Kamu maunya apa sih?" Karin menyorot kesal Adit.
"Maaf Rin , kali ini beri aku kesempatan,aku ga akan mengulanginya lagi ,,,aku g siap Rin harus putus...ini bener bener salah aku."
Hati Karin sudah kecewa tapi ga bisa di pungkiri dia juga sangat mencintai Adit.
"Janji..!"
"Ya...aku janji...ini jadi komitmen hubungan kita."
Adit menggenggam tangan Karin meyakinkan bahwa dia sungguh sungguh dalam ucapan ya itu.
Karin tersenyum, setidaknya Adit bisa mengerti dirinya...
"Eh kalian udah dong berdua nya ga kasihan apa sama kakak yang jomlo abis."
"Ga kok kak ...aku juga mau ke bunda lagi mau bantuin bunda," Karin pura pura santai padahal dia sedang salah tingkah.
Tamu tamu arisan bunda sudah mulai pada datang.
Tak selang beberapa lama semuanya telah hadir.
Acara arisan pun dimulai ,terdengar dari mulai acara sampai pengunjung acara.
Suara tertawa riang dari semuanya menunjukan kepuasan di hati setiap orang . Selain acara arisan , ini merupakan ajang silaturahmi.
Setelah acara selesai satu persatu tamu bunda pulang.
"Bun...kayanya Karin mau pulang dulu deh soalnya sudah sore" Karin mendekati bunda yang lagi beres beres.
"Udah sore ya...padahal bunda masih kangen,tapi ga apa apa kalau mau pulang takut nanti kemaleman, nanti kapan kapan main ke sini lagi ya...!"
"Siap...bun makasih untuk hari ini ."
Karin mengulurkan tangan pada bunda dan kak Al.
"Assalamualaikum" Karin berpamitan, di ikuti Adit .
"Aku anterin Karin dulu ya bun " ijin Adit.Mereka lalu pergi.
Di jalan sambil melaju kan mobilnya tangan Adit mengulur memegang tangan Karin.
Dia menatap lekat kekasihnya itu .
"Rin...maaf ya, aku harap ga akan ada yang berubah setelah kejadian tadi." Sambil harap harap cemas Adit menunggu jawaban Karin.
Karin diam tidak bergeming.
Sebenarnya Karin mencintai Adit tapi kejadian tadi membuat Karin merasa tidak nyaman.
"Rin...jawab aku , kenapa kamu hanya diam saja ?"
"Itu...aku sudah melupakannya , aku percaya padamu Dit !"
Karin sendiri berkata seperti itu berusaha menyakinkan hati nya kalau ga akan ada kejadian apa apa lagi yang membuat dirinya ga tenang.
Tapi jika Karin harus jujur dia merasa ini adalah awal dari sesuatu yang akan menerpa hubungannya dengan Adit.
Meski mereka telah membuat kesepakatan tetap saja ada hal yang membuat rasa itu tak senyaman sebelumnya.
Mobil yang ditumpangi mereka sudah sampai dipekarangan rumah Karin .
"Rin...aku ga ikut turun ga apa apa kan ? tadi sebelum pergi kak Al minta aku balik cepat katanya mau minta antar pergi."
"Ga apa apa Dit, kamu hati hati yah.. "
"Salam buat ibu yah ."
"Ia...nanti aku sampaikan bye..."
****
Karin masuk ke pekarangan rumah nya tapi sebelum masuk dia melirik ke rumah sahabatnya yang kebetulan ada di samping rumahnya...terdengar suara orang orang lagi tertawa...hasrat hatinya menuntun untuk melihat siapa yang ada di rumah sahabatnya.
Pas sampai dipekarangan rumah sahabatnya itu matanya awas melihat tiga sosok yang sedang tertawa.
Tapi mata Karin tertuju pada seseorang.
"Ya Tuhan tertawa nya aja bikin aku___"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!