NovelToon NovelToon

I'M Lord Vampire

00. Prolog

Di tengah hutan, hujan turun dengan lebatnya. Terdengar suara gemuruh pertarungan di hutan itu.

Traang!

Alunan pedang yang beradu terdengar memekakkan telinga di hutan itu. Terlihat dua orang yang sedang beradu pedang sambil berteriak.

"Tuan Laksan, sebaiknya Anda menyerahkan Pedang yang sedang Anda pakai sekarang. Jika Anda menyerahkannya, akan membiarkan Anda dan keluarga Anda hidup tentram sesuai yang Anda inginkan"

"Tidak, Aku tidak akan menyerahkannya... Traang!. Pedang ini milik keluarga Laksan, tidak ada yang berhak menggunakan Pedang ini kecuali Darah Murni Keluarga Laksan, hanya keturunan Keluarga Laksan yang memiliki Darah Murni yang bisa memakainya"

Roland Laksan adalah kesekian keturunan dari Keluarga Laksan yang memiliki Darah Murni, Dia satu-satunya yang memiliki Darah Murni, dari saudara-saudarinya yang lain. Dia yang mewarisi kekuatan dan Pedang Legenda yang turun temurun di Keluarga itu.

Traang!

"Tuan Laksan, Saya memperingatkan kembali, jika Anda tidak memberikan Pedang itu Lord Regmus bisa membunuh Anda!"

"Sudah Aku bilang, Aku tidak akan menyerahkan Pedang ini!"

Roland berbicara kepada Pria di hadapannya sambil memberi isyarat kepada Istrinya yang sedang mengandung dan Putranya yang berusia 6 tahun untuk pergi, Istrinya sempat menolak, tetapi Roland tetap memaksanya, Dia lalu pergi dari hutan itu menuju dimensi antara Dunia Manusia dan Vampire.

Roland menambah kekuatan pada Pedangnya dan berhasil merobohkan Pria yang tadi Dia lawan, Pria itu tak sadarkan diri.

"Lexa, Gabriel..." Roland memanggil nama Istri dan Putranya.

"Ayah! Kami disini!" teriak Gabriel Putra Roland.

"Syukurlah kalian baik-baik saja... Lexa buka dimensi menuju dunia Manusia, kita tidak mempunyai banyak waktu"

"Baiklah" Lexa membentangkan tangannya kedepan, cahaya mulai keluar dari tangannya, sebuah portal berbentuk bulat berwarna hijau muncul dihadapannya.

Lexa Falez (Laksan) adalah dua dari sekian banyak Vampire berdarah Campuran yang bisa membuka portal menuju dunia Manusia tanpa bantuan pilar.

Hanya ada empat orang Vampire yang bisa membuka portal tanpa bantuan pilar, dua berdarah Murni dan dua lagi berdarah Campuran seperti Lexa. Lexa berdarah Campuran Manusia-Vampire.

Lexa terus memfokuskan kekuatannya. Setelah portal terbuka sempurna mereka bertiga masuk kedalam portal itu bersama-sama. Portal pun menghilang.

Mereka sekarang telah berada di dunia Manusia. Roland memiliki perusahaan yang cukup besar di tempat itu, jadi mereka tidak perlu khawatir bagaimana mereka akan bertahan disana.

~•~

16 tahun kemudian...

"Alex cepat bangun! Ini hari pertamamu masuk sekolah!"

"5 menit lagi, Mom! Masih ngantuk..."

"Cepet bangun, kalau tidak bangun Mom akan panggil Gabriel buat mandiin Kamu!"

"Iya Alex bangun! Plizz Mom jangan panggil Kak Riel buat mandiian Aku lagi"

Alex nyerah dimandiin Kakaknya lagi, karena Alex pernah dimandiin oleh Gabriel tapi kapok, bukannya pake penggosok buat mandi, Gabriel pakai sikat kloset buat gosok badannya Alex, untung tuh sikat masih baru, kalo udah dipake, mungkin Alex harus mandi 7 hari 7 malam pake air kembang 7 rupa.

***

Alex sedang berjalan dikoridor sekolah, Alex ditempatkan dikelas X-A 6, Dia sedang mencari kelasnya dan... ketemu! Kelas itu berada diujung koridor dan jauh dari kantin, jadi Alex menghela nafas dan memasuki kelas, Dia melihat baru sebagian yang masuk ke kelas, Alex mengambil bangku dipojok belakang dekat jendela yang jauh dari pintu. Itulah bangku yang paling strategis untuk Alex. Orangtua Alex adalah Kepala Yayasan Sekolah, jadi Alex harus bersikap baik selama disekolah, tapi tidak menutup kemungkinan Alex akan berbuat onar disekolah.

***

Saat istirahat makan siang Alex pergi menuju halaman belakang sekolah.

Banyak yang bilang kalau tempat itu angker.

Memang benar jika aura yang ada di belakang sekolah terasa sangat dingin.

Alex duduk di bangku taman yang ada disana.

Alex menatap langit yang cerah, tetapi Dia selalu merasakan jika Dia sedang diawasi.

Alex memutar bola matanya mencari arah sumber yang mempunyai aura yang pekat.

Dari kecil Alex memiliki kepekaan yang tinggi, Dia bisa merasakan aura disekitarnya.

Alex terus mencari dan...

Ketemu! Aura itu berasal dari gudang yang ada di halaman belakang sekolah.

Gudang itu sudah tidak terpakai lagi, karena pernah ditemukan mayat di situ, dan anehnya Dia meninggal karena kehabisan darah.

Hanya ditemukan bekas gigitan di lehernya.

Jadi semua meyakini bahwa itu ulah Vampire.

Di sisi lain...

Sepasang mata merah menyala sedang mengawasi Alex dari dalam gudang.

Pemilik sepasang mata merah menyala itu ingin meminum darah Alex, tapi instingnya mengatakan, jika Dia menyentuh pemuda itu, Dia bisa langsung terbunuh, Dia merasakan bahwa pemuda yang sedang duduk di bangku taman itu memiliki aura yang sangat tajam.

Vampire yang saat ini sedang menatap Alex dari dalam gudang meyakini bahwa Alex adalah pemimpin dari bangsa Vampire.

Vampire itu merasakan tekanan aura kepemimpinan dari Alex.

Perlahan Dia membuka pintu gudang, menampakkan mata merah dan taringnya.

Alex yang merasakan pergerakan itu sontak menoleh ke arah gudang.

Alex tersentak kaget, melihat sepasang mata merah menyala dan taring yang panjang dan tajam.

Alex merasakan jika jantungnya akan keluar dari sarangnya.

Alex berhasil mengendalikan keterkejutannya, Dia mulai tenang, pandangannya Dia alihkan ke arah lain.

Vampire yang sedang menatap Alex kebingungan.

Bagaimana bisa pemuda itu merasa tenang setelah melihatnya? Apa memang benar, jika pemuda itu memiliki garis keturunan bangsawan Vampire?

Vampire itu melesat ke arah Alex.

Alex yang merasakan pergerakan Vampire itu langsung waspada.

"Bagaimana bisa Kau tidak merasa takut setelah melihatku? Apa Kau tidak takut jika Aku tiba-tiba menghisap darahmu sampai habis?"

Sekali lagi Alex terkejut, tapi Dia berhasil mengendalikan ritme jantungnya.

Vampire itu sangat dekat dengan Alex, Dia bersiap menancapkan taringnya di leher Alex.

"Meminum darahku sama dengan mencari mati!" Alex menekan setiap kata yang Dia ucapkan, aura Alex menajam, membuat Vampire itu bergetar ketakutan.

"Kau manusia! Kau bukan dari bangsa kami! Tapi kenapa Kau memiliki aura para bangsawan Vampire?" Vampire itu berkata sangat dingin.

"Heh! Memangnya kenapa jika Aku seorang bangsawan Vampire?" Alex sedikit takut, kata-kata itu langsung keluar dari mulutnya.

"Siapa Kau sebenarnya?"

"Aku? Ya, Aku seorang bangsawan Vampire! Memangnya kenapa? Kau ingin membunuhku? Tapi sayang... Kau tidak bisa membunuhku, karena aku abadi" Alex meracau, Dia hanya mengatakan apa yang tiba-tiba terlintas di pikirannya.

Vampire itu terkejut, bagaimana bisa seorang bangsawan Vampir berada di sekolah ini? Walaupun ada beberapa Vampire dan Werewolf disini, bukan berarti mereka bisa bersekolah di tempat ini seenaknya! Sekolah ini terlalu rendah bagi mereka! Atau, mereka mempunyai tujuan lain disini sampai mereka harus bersekolah di tempat yang rendahan seperti ini?

01. Kebenaran

Saat ini Alex masih bersama Vampire itu, mereka hanya terdiam duduk di bangku taman.

"Kau benar dari keluarga bangsawan Vampire?" Vampire itu terus bertanya.

"Ck! Tadi sudah ku bilang berapa kali! Apa Kau tidak percaya?" Alex bersandar pada bangku taman, Dia agak risau kalau Dia harus meyakinkan Vampire itu, padahal Dia hanyalah manusia biasa.

Alex melirik jam tangannya, 10 menit lagi bel masuk berbunyi.

"Sudahlah jika Kau tidak percaya, Aku akan kembali ke kelas!" Alex langsung berdiri, Dia berjalan memasuki sekolah.

"Apa nama margamu?" Vampire itu sedikit berteriak.

Deg! Alex tidak pernah berpikir kalau Vampire itu akan menanyakan nama marga.

Alex menghela napasnya.

"Falez, namaku Alexander Falez"

Vampire itu seketika tersentak mendengar jawaban pemuda itu.

"Itu tidak mungkin! Keluarga Falez sudah tidak mempunyai garis keturunan lagi!" Vampire itu sedikit berteriak.

Alex saat ini menatapnya dengan mata merah menyala. Alex merasakan hal yang aneh di matanya, penglihatannya menajam bahkan coretan kecil yang berada di gudang, Dia bisa membacanya.

Warna mata Alex berubah, yang tadinya merah menyala sekarang memiliki warna mata yang berbeda, mata kirinya merah gelap dan mata kanannya perpaduan antara merah terang dan hitam.

"DARI MARGA MANA KAU SEBENARNYA!" Vampire itu berteriak.

Alex terkejut.

"Apa Kau sebenarnya berasal dari keluarga bangsawan Laksan dan juga Falez?" Vampire itu sedikit berteriak.

"Heh! Kalau sudah tahu kenapa bertanya?"

Vampire itu terkejut mendengar jawaban Alex.

"Jika Kau benar-benar berasal dari keluarga bangsawan Laksan dan Falez, ayo bertarung!" Vampire itu menantang Alex.

"Boleh saja, tapi tidak sekarang, Aku harus kembali ke kelas"

"Pulang sekolah... disini!" Vampire itu berkata.

"Hmm, ya"

Alex langsung berlari memasuki sekolah, saat sedang berlari Alex memakai kacamata yang tadi Dia bawa di saku celananya.

Saat ini pikiran Alex kacau, Dia tidak tahu harus melakukan apa sekarang.

Alex tidak fokus saat jam pelajaran di kelas.

~•~

Bel pulang berbunyi.

Alex semakin takut jika ini adalah akhir dari hidupnya.

Alex bingung, Dia harus menemui Ayahnya.

Alex berlari menuju ruangan Ayahnya, Ayahnya mempunyai kantornya sendiri di sekolah ini

Saat sampai Alex langsung membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

"Dad!" Roland melirik arah suara, Dia terkejut karena Putra bungsunya tiba-tiba berteriak.

"Kau mangagetkan Dad! Ada apa?"

"Dad apa yang harus aku lakukan?" Roland mengernyitkan dahinya.

"Apa Kau berbuat onar ketika Kau baru masuk sekolah?" Roland sedikit berteriak.

"Bu-bukan itu Dad!" Alex bingung, apa yang harus Dia katakan pada Ayahnya.

"Seorang Vampire menantangku! Apa yang harus Aku lakukan Dad!" Alex jatuh terduduk dilantai, Dia sudah lemas.

"Hmm... Dad akan ikut denganmu ke tempat Vampire itu" Roland membereskan berkasnya.

Roland mengangkat tubuh Alex agar berdiri, Dia menyuruh Alex untuk menunjukkan jalan di mana Vampire itu berada.

Alex berjalan terlebih dahulu menuju halaman belakang sekolah.

Vampire itu menyeringai saat melihat Alex, tapi Dia langsung kaku melihat seseorang yang berada di belakang Alex.

Roland melihat Vampire yang kini berdiri di hadapannya.

Vampire itu langsung menunduk dan menghormat kepada Roland.

"Yang Mulia" Vampire itu menyebut Roland dengan sebutan Yang Mulia.

Alex terkejut, apakah Ayahnya adalah Vampire?

"Hmm... ternyata itu Kau Hans, bagaimana keadaan kerajaan?"

"Cukup buruk Yang Mulia, terjadi perang untuk menduduki tahta yang telah Anda tinggalkan" Vampire itu berkata dengan penuh hormat.

Alex semakin bingung, saat ini posisinya duduk bersila di samping Ayahnya yang masih berdiri, kedua tangannya Dia silangkan di dadanya.

"Alex, Vampire itu namanya Hansel Defirix, Dia seorang panglima Vampire terkuat"

Alex terkejut mendengar perkataan Ayahnya.

"Hah! Dad mengenal Vampire itu?" ucap Alex sambil menunjuk jari telunjuknya ke arah Vampire itu.

"Hmm, ya, Dad mengenalnya"

Alex langsung berdiri dari duduknya.

Mata Alex seketika berubah menjadi merah menyala.

Roland yang menyadari itu memegang dagu Alex dan tatapan mereka bertemu.

Saat ini warna mata Roland berubah, perpaduan antara merah dan juga hitam.

Diikuti dengan warna mata kanan Alex yang menjadi seperti warna mata Roland.

Alex terkejut.

"Dad! Matamu!" Roland hanya terdiam.

Roland menampakkan taringnya kepada Alex, Alex langsung gemetar ketakutan.

Selama ini Ayahnya adalah Vampire? Alex terus berpikir, apakah Dia akan mati di tangan Ayahnya sendiri.

Seketika Alex melebarkan matanya, jika Ayahnya adalah Vampire berarti Dia juga adalah Vampire?

"Alex, apa Kau tahu?" Alex hanya mengernyikan dahinya dengan pertanyaan Ayahnya.

Alex menggelengkan kepalanya pelan.

"Warna mata kananmu sama dengan Dad, dan mata kirimu sama dengan Mom-mu"

Alex terkejut mendengar perkataan Ayahnya.

Alex hanya terdiam, Dia masih berkecamuk dalam pikirannya, tanpa sepengetahuan Alex, Ayahnya menancapkan taringnya di lekuk leher Alex.

Alex langsung tersadar dari lamunannya.

Sakit di lehernya menjalar keseluruh tubuhnya, seketika bulir air mengalir membasahi pipi Alex.

Alex tidak bisa lagi menahan berat tubuhnya, tetapi saat Alex akan jatuh, Roland menahan pinggang Alex agar tidak terjatuh.

Darah merembes dari leher Alex.

Ayahnya masih menikmati darah Alex yang terasa sangat segar di mulutnya.

Alex mengangkat tangan kirinya, Dia meletakan tangan kirinya tepat di dada Ayahnya, dan...

Duuumm!

Seketika sebuah energi keluar dari tangan kirinya.

Roland telempar, menabrak dan menghancurkan bangku taman, dan Alex terdorong ke belakang, menabrak tembok.

Alex terjatuh, Dia menumpu tubuhnya dengan tangan dan lututnya.

Alex meringis kesakitan, Dia memeluk tubuhnya yang gemetar.

Disisi lain, Roland terlihat baik-baik saja.

"Hans..."

"Ya, Yang Mulia" Hans yang tadinya hanya berdiri diam mulai menundukkan kepalanya.

"Bereskan semua kekacauan yang ada di sini, jangan sampai ada yang tahu!"

"Baik, Yang Mulia"

Setelah itu Roland mendekati Alex yang masih meringis kesakitan.

Roland menarik pakaian Alex yang bersimpah darah.

"Kau memiliki darah yang manis seperti Ibumu, Alex!" Roland menampakkan kembali taringnya.

Tapi Alex langsung mendorongnya sampai terlempar kembali dengan energi yang Dia miliki.

Baaamm!

Alex langsung berlari memasuki sekolah.

Baamm!

Alex tertangkap Ayahnya dan Dia terlempar menghantam dinding.

Alex bangkit dan menyerang Ayahnya, Dia terus menyerang sampai Ayahnya terpojok ke dinding.

Setelah itu, Alex melesat pergi keluar sekolah, Dia terus berlari tanpa arah.

Saat ini di depan Alex terdapat sebuah hutan, hutan itu memancarkan aura yang sangat kuat, berarti wilayah hutan itu sudah dikuasai oleh seorang Alpha?

Alex sudah tidak peduli, Dia langsung memasuki hutan itu dan melesat masuk.

Saat di tengah hutan.

Baaamm!

Braak!

Seseorang memukul Alex tepat didadanya.

Alex terlempar menghantam sebuah pohon dan langsung terjatuh ketanah.

Alex menatap ke arah sumber yang sudah memukulnya, tapi...

Buuuk!

Alex mengernyitkan dahinya, melihat adegan yang baru Dia lihat.

Pria yang tadi yang memukulnya hampir tersungkur ke tanah akibat ulah seorang perempuan yang memukul belakang kepalanya.

Alex meringis dan semuanya... gelap.

02. Teman?

Alex mengerjapkan matanya, Dia menatap sekeliling, sebuah kamar?

Alex merasakan seluruh tubuhnya sakit, Dia yakin saat ini Dia ada di kawasan bangsa werewolf.

Seseorang seketika membuka pintu, Alex langsung menengok ke arah pintu itu.

"Wah! Kau sudah bangun! Lebih cepat dari dugaanku"

Alex melihat seorang perempuan memasuki kamar yang Alex tempati.

"Siapa namamu?" perempuan itu bertanya kepada Alex.

"Alexander Laks…" Alex tidak melanjutkan kata-katanya.

Perempuan itu mengernyitkan dahinya.

"Laks?" perempuan itu bertanya kepada Alex.

Alex menghela napasnya.

"Laksan… namaku Alexander Laksan" jawab Alex dengan suara yang lemah.

"Oh, Laksan…" perempuan itu membentuk mulutnya menjadi huruf O.

1%

17%

57%

84%

99%

100%

.

"Hah! Kau dari keluarga bangsawan Laksan?"

Alex mengernyitkan dahinya.

"Ya?" Alex bingung, reaksinya sangat lambat.

"Alpha harus tahu ini" Dia tiba-tiba berlari.

"Hei!" Alex berteriak, tetapi Dia tetap berlari keluar.

Alex mencoba berdiri, Dia sangat lapar saat ini.

Alex melihat tubuhnya dibalut perban, leher, dada dan lengan kirinya dibalut oleh perban.

"Yo! Kau sudah sadar?" Alex menatap pria yang bersandar di pintu.

Alex ingat, Dia adalah orang yang memukulnya saat di hutan tadi.

"Aku terkejut melihat Yuna berlari keluar dari sini"

"Ah, ya… aku juga terkejut saat Dia tiba-tiba keluar dari sini" Alex mendudukan kembali tubuhnya di atas kasur.

"Mungkin Yuna mengabari Alpha?" pria itu hanya menghela napas.

"Kau, mm…namamu?" Alex bertanya kepada pria itu.

"Hmm… namaku Fero Valcon, dan perempuan yang tadi kau lihat adalah Adikku Yuna Valcon"

"Oh, Aku Alexander" ucap Alex.

"Apa nama keluargamu? Kau tidak menyebutkan nama belakangmu" Fero terlihat bingung, apakah Dia adalah yang di ucapkan Alpha?

"Fa…lez?" Alex bingung menjawab apa, dia berkata sambil memalingkan wajahnya.

"Apa? Kau bilang Falez, tapi kau juga memiliki warna mata milik bangsawan Laksan"

"Mm, itu…ya, Aku juga berasal dari keluarga Laksan, Aku keluarga bangsawan Laksan-Falez?" Alex masih bingung, apa dia benar-benar seorang bangsawan Vampire?

"Begitu ya, yang waktu di hutan, Aku minta maaf, Aku hanya menjalankan tugas untuk menjaga wilayah bangsa kami" Fero berbicara dengan nada menyesal.

"Haha- tidak apa-apa, lagipula, regenerasiku cepat"

Alex mengetahui jika tubuhnya berbeda dari manusia lain ketika dia tidak sengaja menggores jarinya saat membantu Ibunya untuk memotong sayuran, dan lukanya langsung sembuh begitu saja tanpa bekas.

"Hei, Alex! Boleh Aku bertanya?"

"Ya, tentu"

"Alex, bagaimana kau bisa memiliki luka dalam di tubuhmu? Aku yakin itu bukan ulahku" Fero menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Mm…ini karena Ayahku, Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi Ayahku bilang Aku memiliki darah yang manis seperti Ibuku"

Alex terlihat sedih, karena harus mengingat kejadian yang terjadi di halaman belakang sekolah.

Fero berjalan mendekati Alex.

"Hmm…luka gigitan?" Fero melihat bekas gigitan dileher Alex.

"Eh, ah…ini-" Alex belum menuntaskan ucapannya, dan…

"Jangan bilang ini juga ulah Ayahmu!"

"Mm ya? Ini ulah Ayahku juga" Alex menundukkan kepalanya.

"Ha~, apa Ayahmu sesadis ini?"

Alex hanya terdiam.

~•~

Di sisi lain, Yuna sedang bersama Alpha dari Pack mereka.

Silver Moon Pack, itulah nama Pack Yuna dan Fero.

Ayah Fero dan Yuna adalah seorang Beta dari Pack mereka.

Dan yang akan menggantikan posisi Beta setelah Sent Valcon (Ayah Fero dan Yuna) adalah Fero Valcon, Putra pertama Sent Valcon.

Posisi Alpha saat ini dipegang oleh Sean Zeaverlax.

Sean Zeaverlax, dia sudah menjadi seorang Alpha saat usianya masih 9 tahun, masih terlalu muda untuk di angkat menjadi seorang Alpha.

Sean Zeaverlax mengorbankan masa kecilnya untuk mengurus Pack-nya.

Sean dibantu oleh Sent Valcon, tentang politik, perang, dan yang lainnya.

Sean di angkat menjadi seorang Alpha karena Alpha dan Luna (Ayah dan Ibu Sean) sebelumnya, menghilang entah kemana.

Saat ini Yuna dan Sean sedang dalam perjalanan menuju rumah keluarga Valcon.

Karena saat ini Alex dirawat dirumah keluarga Valcon.

~•~

Saat ini Yuna dan Sean sudah sampai dirumah keluarga Valcon.

"FERO…!" teriak Yuna tiba-tiba, membuat Fero dan Alex terkejut.

Yuna masuk kesalah satu kamar yang ada dirumahnya, diikuti oleh Sean yang ada dibelakang Yuna.

"Eh… Alpha" Fero membungkukkan tubuhnya sedikit.

Tak!

Fero mendapat pukulan di kepalanya, dan pelakunya adalah Sean, Alpha mereka.

"Adaw, kenapa kau memukulku?" Fero mengusap belakang kepalanya yang dipukul oleh Sean.

"Sudah kubilang panggil Aku Sean, jangan Alpha jika sedang di rumah mu"

"Haah… ya, ya terserah saja" Fero hanya mendengus kesal.

Sean dan Fero adalah teman dari kecil.

Mereka sudah seperti saudara.

Saat ini Alex hanya terduduk disebuah kasur.

"Namamu Alexander Laksan?" Sean bertanya kepada Alex.

"Ya, Aku Alexander, tapi jangan menyebutku dengan nama keluarga Ayahku, panggil Aku dengan Falez, Aku Alexander Falez" Alex masih tidak ingin menggunakan nama Laksan, karena nama itu sudah membuatnya terkena masalah.

"Begitu ya, baiklah jika itu maumu"

Sean menyandarkan tubuhnya di pintu.

Alex merasakan aura yang sangat kuat berasal dari Sean, dan juga tadi Fero mengatakan jika Sean adalah seorang Alpha.

"Oh ya, Alex lebih baik kau tingkatkan persentase gen-mu menjadi gen serigala" Sean mengetahui bahwa keluarga Falez bisa mengubah diri mereka menjadi serigala, jika mereka meningkatkan persentase gen mereka, karena nenek moyang keluarga Falez berasal dari bangsa serigala.

"Eh? Meningkatkan gen? Tapi, bagaimana caranya?" Alex tidak pernah mendengar itu, bahkan dia baru tahu jika dirinya adalah Vampire.

"Dalam sejarah tertulis, bahwa nenek moyang keluarga Falez dan Laksan adalah serigala…beberapa ratus tahun lalu, Vampire yang bisa mengubah gen mereka terdapat dalam tiga keluarga"

"Hah? Tiga keluarga?"

"Ya, tapi sekarang tersisa dua keluarga, yaitu Falez dan Laksan. Untuk yang pertama adalah keluarga Zennan, mereka bisa berubah menjadi serigala dengan bulu berwarna hitam, dan tubuh yang besar"

"Yang kedua keluarga Falez, mereka memiliki darah serigala putih, dengan energi alam yang sangat tinggi, mereka bisa berlari dengan kecepatan seperti cahaya" Sean berjalan mendekati Alex dan duduk disebelahnya.

"Dan yang ketiga keluarga Laksan, keluarga Laksan memiliki hampir seluruh darah serigala. Dengan semua itu, mereka dapat berbaur dengan bangsa serigala. Karena itu, keluarga Laksan adalah keluarga bangsawan terkuat sampai saat ini"

"B-benarkah?"

"Ya, jika kau dapat meningkatkan dan melatih kekuatanmu, kau bisa menandingi bahkan melebihi para bangsawan Vampire"

"Entahlah, aku tidak tahu apa aku bisa?" Alex sedikit takut, dia tidak ingin menggunakan kekuatannya kembali, karena setelah menggunakannya dia akan merasa sangat lelah, karena itu sangat menghabiskan energi yang dia miliki.

"Jika kau mau, Aku, Fero dan Yuna siap melatihmu. Dimulai dari mengontrol energi yang kau miliki"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!