NovelToon NovelToon

Gadis Unik Ku

1

Seorang gadis cantik masuk ke sebuah club malam dengan nafas terengah-engah. Sang bartender yang merupakan sahabat se'iya sekata gadis itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah gadis itu yang sudah dihafalnya luar kepala.

"Di kejar lagi?" tanya Leon, si bartender dengan senyum mengejek, membuat Azura geram melihat ekspresi sahabat lucknutnya dan Azura pun memukul kepala Leon dengan tas punggungnya.

"Breng-sek banget sih lo Ra! Untung lo cewek, kalau cowok udah gue tonjok loe!" maki Leon kesal. Tapi biar seperti itu ia tidak pernah benar-benar marah karena begitu lah cara kedua orang sahabat itu berinteraksi.

"Tonjok kalau bisa? Kita liat hidung siapa yang duluan patah" ejek Azura seraya mengedikkan bahunya angkuh.

Bukannya sombong tapi memang Azura itu jago silat. Jadi wajar dia sedikit sesumbar, tapi walaupun begitu ia tidak suka memanfaatkan kemampuannya sembarangan. Kadang ia lebih baik berpura-pura jadi gadis lemah untuk menghindari masalah. Walaupun kadang ah bukan kadang tapi memang ia kerap bersikap menyebalkan dan suka membuat orang-orang kesal, dia baru akan menggunakan kemampuannya saat di situasi yang genting atau saat ada yang membutuhkan.

"Cih sombong! Mentang mentang jago silat" sarkas Leon sambil melempar kulit kacang ke arah Azura tapi dengan gesit kulit kacang itu di tangkisnya hingga mengenai dahi seseorang.

"Aw siapa sih kurang ajar banget! Sepertinya ada yang mau cari masalah!" seru seseorang yang terkena lemparan kulit kacang.

"Ra kabur buruan!" bisik Leon saat tau yang terkena lemparan kulit kacang itu adalah manajer club' malam itu.

"Mampus gue! Lo sih nggak ada kerjaan lempar gue paket begituan. Gue mah reflek aja nepisnya. Gue pamit dulu ya! Bye... " ujar Azura sambil mengedipkan matanya sebelah membuat Leon menatapnya pura-pura jijik.

Azura pun bergegas lari ke ruang ganti seraya mengendap-ngendap tetapi baru saja beberapa langkah ia mengendap kerah baju belakangnya ditrik seseorang membuatnya refleks hendak memukul, namun tangannya terhenti di udara saat melihat tatapan maut sang manajer.

"Eh pak Salmon, eh Salman maksud saya pak" ujar Azura cengengesan membuat pak Salman menatapnya jengah.

Namun ekspresi itu tak bertahan lama dan seketika senyum lah yang terbit di bibir pria pertengahan 40 tahunan itu. Azura sangat tau arti senyum itu.

"Dasar kadal buntung, buaya darat, bekicot ngesot. Nggak inget bini di rumah malah sibuk pamer-pamer senyum sok menggoda. Lo kira gue tertarik gitu. Nehi.." gumam Azura dalam hati.

"Kamu baru datang Ra!" tanya pak Salmon eh Salman maksud Author.

"Kan bapak udah liat aku baru datang kok masih ditanyain sih! Mata bapak masih normal kan? Atau udah katarak?" cetus Azura dengan tatapan mata jengah, tapi tidak dengan pak Salman yang justru makin melebarkan senyumnya.

"Saya kan cuma nanya Ra. Emangnya kamu nggak suka ya saya perhatikan?"

"Bukan nggak suka pak. Tapi... "

"Tapi apa?" tanya pak Salman dengan mata berbinar.

"Tapi emang nggak suka banget. Ingat pak ingat, bapak udah ada anak istri di rumah. Nggak kasian apa sama mereka, mereka dengan sabar dan percaya nya nungguin bapak pulang ke rumah sehabis bekerja eh bapak malah sibuk godain cewek. Bapak bisa bayangin gimana perasaan mereka? Sedih pak, sedih... hiks... hiks ... hiks ... ." mamah Azura mix drama queen mode on. (Bukan mamah Dedeh ya, tapi mamah Azura Hahaha)

Pletak ...

Pak Salman justru menjentik dahi Azura membuat Azura meringis.

"Lho, kok jidat saya di slentik sih pak? Emang omongan saya ada yang salah?" tanya Azura bingung.

"Ya tentu aja salah, salah banget malah. Lha saya aja belum nikah gimana mau punya anak istri coba" desis Pak Salman mengejutkan Azura.

...**Happy Reading...

...❤️❤️❤️❤️**...

2

"Lho, kata Leon..." Azura berdecak kesal saat sadar ia telah dikerjai oleh Leon, tapi wajah kesalnya tiba-tiba berubah jadi senyum jahil.

"Bapak single toh? Belum punya pasangan?" tanya Azura sambil mengusap dagunya.

"Hmm... I'm single" sahut Pak Salman bangga.

Diperhatikannya wajah pak Salman yang sebenarnya cukup tampan tapi saat pandangan mata Azura jatuh ke atas perut Pak Salman yang seperti ibu hamil 5 bulan, Azura langsung menggeleng-gelengkan kepalanya.

"No my type"

"So, artinya bapak nggak laku dong udah setua ini masih single" ledek Azura seraya tergelak meninggalkan pak Salman yang mukanya sudah merah padam karena kesal.

"Azura" pekik Pak Salman murka.

"Cantik-cantik tapi menyebalkan, untung cantik kalau nggak udah saya pecat dari kemarin dia!" geram pak Salman.

Lalu Azura segera masuk ke kamar ganti dan memakai pakaian khusus pelayan club' malam, sebuah kemeja slimfit berwarna putih dan rok hitam selutut. Beda dari pelayan yang lain yang roknya di atas lutut, Azura justru memakai sebatas lutut karena ia merasa tak nyaman bila menampakkan aset pribadinya. Dia bukanlah wanita yang alim tapi ia cukup pandai menjaga diri, apalagi lingkungan pekerjaannya seperti ini tentu ia harus lebih mawas diri.

Azura memang bekerja di club' malam itu sebagai pelayan tapi bukan pelayan plus-plus ya! Azura hanya bertugas mengantarkan minum. Bila ada yang ingin minta ditemani, maka mereka harus membayar lebih mahal. Biasanya para bos besarlah yang suka melakukan itu, mereka berani membayar dengan harga tinggi agar bisa dilayani para pelayan cantik. Tapi tetap no skinship apalagi lebih, Azura juga tidak menerima tawaran minum alkohol biarpun ia bekerja di club' malam Azura masih tau perbuatan boleh dan tidak boleh. Andai ada pekerjaan yang dapat menghasilkan cuan yang lebih banyak dan tidak berisiko seperti ini tentu ia akan lebih memilih pekerjaan lain itu. Tapi mau bagaimana lagi ia hanya bisa berusaha demi pundi-pundi rupiah yang melimpah.

Selain bekerja sebagai pelayan di club' malam, Azura juga bekerja sebagai kasir di sebuah minimarket. Penghasilannya di sana memang tidak besar tapi cukup untuk kebutuhannya sehari-hari. Apalagi ia juga harus menanggung keperluan adik semata wayangnya yang kini sedang berkuliah di tingkat akhir, perjuangan nya masih panjang.

*****

Langit di luar makin gelap, jalanan pun sudah mulai sepi, tapi tidak dengan tempat hiburan malam seperti club' malam. Di sana justru terlihat begitu ramai. Ada yang menari diiringi musik EDM yang menghentak, ada yang sekedar ingin bersenang-senang dan ada juga yang hanya berbincang sembari minum-minuman beralkohol. Kata mereka minuman itu bisa membuat jiwa dan raga mereka terasa lebih relaks padahal efeknya bisa lebih membahayakan dari sekedar relaks. Belum lagi risiko bagi mereka yang minum sampai mabuk, terkadang orang yang mabuk bisa berbuat sesuatu di luar kesadarannya yang bukan hanya membahayakan diri sendiri tapi juga orang lain.

"Ini minuman nya kak, silahkan di minum" ujar Azura ramah sembari meletakkan sebotol minuman haram dan 2 buah gelas kecil.

"Sama-sama cantik. Duduk di sini yuk temani kakak" goda pelanggan pria sambil mengerlingkan sebelah matanya genit.

"Maaf kak kalau mau ditemani bisa minta yang lain, saya masih sibuk soalnya" tolak Azura ramah, padahal dalam hati ia sibuk mengumpat.

"Dasar kadal buntung mata keranjang, nggak bisa liat cewek cantik dikit main godain!" umpatnya dalam hati, namun bibirnya justru tersungging senyum ramah.

"Yah sayang banget, kalau nggak sibuk lagi mampir ke sini ya! Nih buat kamu" ujar pelanggan pria itu dengan wajah penuh penyesalan, lalu tangan kanannya mengambil beberapa lembaran uang merah dan di selipkan ke genggaman tangan Azura. Azura pun membalas pelanggan itu senyuman yang lebih manis lagi karena merasa senang bisa mendapatkan banyak duit hanya dengan berbicara sedikit manis.

"Wah makasih banget ya kaka! Kakak udah ganteng baik lagi!" puji Azura padahal dalam hati ia mau muntah. Uwekk...

Setelah sedikit berbasa-basi, Azura kembali melanjutkan pekerjaannya hingga tuntas. Jadwalnya bekerja hanya sampai pukul 2 dini hari. Selesai bekerja ia segera berganti pakaian di ruang loker. Matanya berbinar-binar saat melihat lembaran demi lembaran uang merah yang berhasil ia dapat hari ini.

...❤️❤️❤️❤️...

...Happy Reading...

3

Hiruk pikuk memang sudah biasa terjadi di rumah sakit. Namun hiruk pikuk hari ini lebih gencar dari biasanya sebab subuh tadi telah terjadi kecelakaan beruntun di sebuah jalan tol yang menyebabkan banyak korban jiwa. Akhirnya Radika pun yang seharusnya libur hari itu, terpaksa diminta datang ke rumah sakit untuk membantu para dokter lainnya menangani para pasien yang jumlahnya tidak sedikit. Biarpun ia seorang obgyn tetapi ia kerap di perbantukan untuk kasus dadakan seperti ini. Hari yang seharusnya Radika manfaatkan untuk bersantai ria sambil bermanja-manja dengan sang istri pun harus tersita dan tergantikan dengan melakukan banyak pemeriksaan dan pengobatan pasien korban kecelakaan.

Begitulah tugas seorang dokter, tak peduli apapun ia harus mengutamakan tugasnya bilamana tenaga nya di butuhkan. Jadi jangan heran terkadang seorang dokter sampai abai dengan kesehatan diri sendiri akibat terlalu fokus pada tugas dan tanggung jawabnya. Alhasil tanpa mereka sadari tubuh mereka telah di gerogoti berbagai macam penyakit, orang awam kadang hanya bisa mencibir dokter kok sakit padahal dokter juga manusia. Mereka tidak kebal terhadap penyakit jadi bila otak dan tenaga mereka telah terlalu di forsir akibat nya penyakit dengan mudah berkembang.

Belum lagi mereka kerap abai dengan lelah di tubuh mereka sendiri, jadwal tidur berkurang makan tak tepat waktu semua mereka lakukan demi menepati sumpah mereka yang salah satu nya membaktikan diri mereka guna perikemanusiaan.

Radika baru saja menyelesaikan tugasnya membantu rekannya mengoperasi korban tabrakan. Lalu ia segera melepas handscoon dan membuang nya di tempat sampah, sebelum keluar ruang UGD ia menyempatkan diri mencuci tangan nya baru lah ia keluar dan menjelaskan sedikit mengenai kondisi pasien pada pihak keluarga yang telah menunggu di depan ruangan.

Setelah itu ia pun bergegas menuju ruangannya, tetapi baru beberapa langkah ia menjejakkan kakinya di koridor ia berpapasan dengan seorang dokter yang sebenarnya sangat tampan bahkan paling tampan di rumah sakit itu mengalahkan dirinya, tapi sayang sifat galaknya membuat semua orang takut menyapanya kecuali dirinya yang memang sudah mengenalnya sejak zaman putih biru.

"Hai, bro! What's up man?" tanya Radika seraya menepuk pelan pundak sang dokter.

"Biasa, lagi-lagi dokter Bekti membuat emosi ku rasa nya naik hingga ke ubun-ubun" tukasnya penuh kegeraman.

"Lagi?" tanya Radika memastikan.

Dokter spesialis bedah bernama Alfi itupun mengangguk.

Radika hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak habis pikir dengan dokter satu itu, dia selalu bersikap perfeksionis tapi saat pasiennya kritis ia malah lempar tangan dan selalu berakhir di tangan Alfi. Alfi kadang dijuluki tangan malaikat sebab semua operasi yang ia lakukan selalu berakhir sukses padahal ia hanya melakukan sesuai prosedur dan yang paling utama ketelitian juga kehati-hatian, dan tak kalah penting sebelum memulai segala hal harus mengucapkan bismillah.

Setelah sedikit berbincang, Radika pun masuk ke ruangannya begitu pula dokter Alfi. Belum sempurna pintu tertutup tiba-tiba ada seorang gadis masuk begitu saja ke ruangan dokter Alfi dan menutup pintunya dengan nafas tersengal, Dokter Alfi menyipitkan matanya saat melihat gadis yang tak ia kenali itu masuk ke ruangannya seenak nya.

"Siapa kamu dan mau apa kamu di ruangan ku?" bentak dokter Alfi pada seorang gadis tak di kenalnya yang tengah bersembunyi di ruangan nya dengan sorot mata tajam dan kedua tangan bersedekap di depan dada.

"Astaga dok galak amat, amat aja nggak segalak dokter deh" ujar gadis itu cengengesan lalu matanya beralih ke pintu dan mengintip ke arah luar melalui kaca.

"Kalau kamu tidak ada urusan, cepat keluar!" usirnya sambil berusaha ingin membuka pintu tapi gadis itu justru menghalangi nya dengan menempelkan tubuhnya di depan pintu.

...❤️❤️❤️❤️...

...Happy Reading...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!