...Selamat membaca...
Ceria, usil, manja, penyayang dan lemah lembut adalah gambaran dari Amera Dwi Ratna. Amera adalah seorang gadis yang berumur 20 tahun dia kuliah di jurusan Fashion design. Dia mempunyai seorang sahabat yaitu Aiba putri yang seumuran dengan Amera, mereka kuliah di jurusan yang sama.
Mereka bersahabat baik dan sering dibilang kembar saking dekatnya mereka. Amera diam-diam mencintai paman dari sahabatnya itu, yaitu Pria matang yang berumur 30 tahun. Dia adalah Devan Alexander seorang CEO terkenal di dunia terutama di Jakarta, dia adalah pengusaha terkaya di jakarta.
Dia memiliki wajah yang tampan, rahang yang tegas, hidung yang mancung dan memiliki Daya tarik yang kuat. Namun dibalik itu semua dia terkenal sangat dingin, cuek, dan jarang tersenyum. Dia juga memiliki tatapan mata yang tajam sehingga orang akan merasa takut ketika bertatapan dengan mata itu. Tapi itu tidak berlaku untuk Amera karena dia malah jatuh cinta pada paman sahabatnya itu.
********
Amera dan Aiba baru saja tiba di kampus, Aiba tadi menjemput Amera di rumahnya.
"Yuk buruan kita ke kelas bentar lagi pak Indramayu masuk lo, serem kalo kita sampai telat dia kan dosen ter killer di kampus ini" ujar Amera pada Aiba.
"Kau benar banget Mera ayo cepat" ujar Aiba mulai menarik tangan sahabatnya itu.
Skip sampai kelas.
"Hu....nasib baik bapaknya belum masuk kalo gak mati kita" ujar Amera terkekeh.
"Benar banget mana pak Indramayu selalu bertanya padaku padahal aku kan gak paham" lirih Aiba.
"Sabar, itu kayaknya pak Indramayu suka sama kamu lo. Lagian dia kan masih lajang, umur bapak kan 31 tahun cocoklah untukmu hahaha..."ujar Amera merayu Sahabatnya itu.
"Mera ih !!! kamu apa apaan si, gak maulah aku sama pak Indramayu. Jarak dari aku aja 10 tahun, lagian aku udah punya pacar kamu tau kan pacar aku damar" ujar Aiba cemberut.
"Aku kan hanya bercanda sayang jangan marah, aku doakan semoga kamu sama Damar bakal langgeng sampai ke pelaminan" tersenyum.
"Amin, oh iya kamu masih suka ya sama paman aku??" tanya Aiba.
Seketika pipi Amera bersemu merah, karena bagaimanapun dia memang menyukai dan mencintai paman sahabatnya itu.
Melihat pipi Amera yang merah Aiba pun tersenyum, sejujurnya dia setuju kalau pamannya itu sama sahabatnya. Tetapi pamannya itu udah punya kekasih dan kekasihnya itu adalah orang yang paling Aiba benci.
"Aku si masih suka sama om Devan tapi dia kan sudah punya kekasih" ujar Mera sedih.
Aiba ingin sekali menghibur Amera tapi dosen mereka masuk dan itu membuat Aiba seketika menegang karena dosen itu adalah dosen killer.
2 jam dikelas dosen Manajemen pemasaran akhirnya mereka terbebas dari jerat kebosanan, sekarang mereka sedang menuju kantin untuk mengganjal perut mereka yang sedari tadi berbunyi.
(Kantin)
Saat mereka masuk kedalam kantin mereka langsung menjadi bahan gosip karena mereka berdua adalah primadona di kampus tersebut.
"Aduh, ayang Amera akhirnya kau datang ke kantin juga Dimas udah lelah menunggu mu" ujar Dimas salah satu cowok yang suka Amera.
"Lebai, awas lo. Lo ganggu gue sama Mera makan tau gak"kesal Aiba.
"Lo punya masalah apa si sama kami, lo iri ya karena Dimas suka sama sahabat Lo" ujar Reyhan musuh Aiba.
Reyhan sebenarnya suka dan cinta sama Aiba, tapi ego mengalahkan semuanya sehingga dia memilih menutup hatinya.
"Gue suka sama dia huek....huek..pengin muntah gue, gak banget ya. Mendingan lo pergi deh dari sini, lo bikin nafsu makan gue hilang.
Setelah perdebatan sengit akhirnya Mera dan Aiba bisa makan dengan tenang.
Pukul 15.00 sore Mera dan Aiba pun pulang dari kampus, dan memutuskan jalan-jalan ke taman.
Di taman mereka memutuskan untuk mengobrol disana, membahas masalah hati.
"Mera, paman gue 2 bulan lagi nikah lo. Gue gak mau paman nikah sama si meli gaya itu, lo suka dan cinta kan sama paman gue. Gue mohon lo bantu gue buat misahin mereka, mbak Meli bukan wanita yang baik untuk om Devan"ujar Aiba lirih.
"Maksud kamu apa Aiba??. Terus bagaimana aku bisa membantu mu, iya aku memang mencintai om Devan. Tapi gak mungkin aku bisa menggagalkan pernikahan itu, apa lagi om Devan cinta banget sama mbak Meli" ujar Mera lirih.
"Lihat ini, ini adalah selingkuhan mbak Meli dia gak benar-benar cinta sama om aku. Kita bisa menjebak om Devan"ujar Aiba tersenyum penuh arti.
"Eh....menjebak bagaimana maksudmu! jangan aneh-aneh dehba"ujar Mera.
Aiba langsung membisikan rencananya pada Mera sahabatnya dia ingin Mera yang menjadi tantenya.
"Gak Aiba aku gak mau melakukan itu, itu dosa aku gak bisa menjebak om Devan"ujar Mera sedih.
"Terus kamu mau om Devan nikah sama mbak Meli? dia itu tukang selingkuh mera aku gak mau om aku terjebak sama dia. Kalau kamu gak mau ya gak apa-apa aku akan mencari wanita lain untuk menjadi istri Om aku," ujar Aiba.
Aiba sengaja mengatakan itu dia ingin membuat Mera termakan bujukannya untuk menggagalkan pernikahan pamannya.
"Jangan Aiba, aku gak mau om Devan nikah sama orang lain. Aku mau kok walau berat hati"
ujar Mera.
"Nah, ini baru teman aku, pokoknya kamu ikuti saja arahan aku ok", tersenyum manis.
Setelah merasa cukup waktu mengobrol dan membujuk, Aiba lantas mengantar Amera kerumahnya.
Diperjalanan Amera hanya diam saja dia masih terpikir dengan rencana sahabatnya itu.
"Ya Allah apa keputusan ku menuruti Aiba sudah benar, tapi itu adalah tindakan yang jahat bagaimana mungkin aku menjebak om Devan. Bagaimana kalau om Devan jadi benci sama aku" ujar Mera dalam hati.
"Tapi aku juga gak mau om Devan nikah sama orang lain" ujar Mera lagi dalam hati.
Setelah menempuh perjalanan 40 menit akhirnya mereka tiba di rumah Amera.
"Aiba gak masuk dulu??", ajak Amera
"Lain kali aja mera aku mau pulang dulu, soalnya malam nanti mau ke rumah om devan. Pokoknya Minggu depan kita akan melancarkan rencana kita dihari ulang tahunku, kamu jangan berubah pikiran ya, awas kalo berubah"ancam Aiba.
"Hehehe... gak lah Aiba, lagian aku udah memantapkan itu untuk merebut om Devan dari mbak meli yang tukang selingkuh itu" tersenyum.
"Ini baru sahabat aku, aku pulang dulu ya. Bye"
ujar Aiba lalu mulai melajukan mobil miliknya.
Sedangkan Mera dia langsung masuk kedalam rumahnya, disana dia sudah disambut mamanya.
"Assalamualaikum ma", ujar Mera lalu mencium tangan mamanya.
"Walaikumsalam sayang, kamu sudah pulang sayang. Bagaimana kuliahnya hari ini??" ujar mama Sarah.
"Baik ma, semuanya berjalan lancar" tersenyum.
"Baguslah kalau begitu, sekarang kamu bersih-bersih terus makan " ujar mama Sarah.
"Oke ma" ujar Mera lalu menuju kamarnya.
...TBC...
...~Selamat Membaca~...
Seminggu kemudian.
Hari ini Amera dijemput oleh Aiba seperti yang dikatakan Aiba satu Minggu lalu, kalau mereka akan menginap di rumah pamannya Aiba. mereka akan melaksanakan rencana mereka dan juga merayakan hari ulang tahun Aiba dan Devan.
Sejujurnya Mera sangatlah takut karena dia gak mau bikin Devan benci padanya, ia yakin Devan pasti akan membencinya.
Tanpa Aiba tau sejujurnya Mera pernah mengungkapkan perasaannya pada Devan, namun Devan dengan terang-terangan menolak cinta Mera.
"Mera kamu baik baik-aja? sedari tadi kulihat kau diam saja !" ujar Aiba.
"A...aku baik baik saja" ujar Amera.
"Kalau ada sesuatu yang mengganjal kasih tau aku jangan disimpan sendiri. Bentar lagi kamu kan akan menjadi bibi ku" menggoda Amera.
"Apa kamu yakin buat melakukan rencana kita Ba? aku kok takut ya" lirih Amera.
"Kau tenang saja, aku bersamamu" ujar Aiba.
Setelah menempuh 1 jam setengah akhirnya Aiba dan Amera tiba di rumah pamannya Aiba, mereka disambut hangat oleh nenek Aiba.
"Nenek Aiba kangen banget sama nenek" memeluk neneknya.
"Aduh cucu nenek, manja banget. Ini siapa Aiba??" ujar mamanya Devan.
"Dia Amera nek, sahabatnya Aiba. Orangnya baik, ramah, dan penyayang istri idaman banget pokoknya.Tapi om Devan malah lebih memilih Meli itu, aku maunya Amera yang jadi bibinya aku" ujar Aiba.
"Aiba, jangan ngomong gitu aku gak enak" lirih Amera.
"Gak apa apa nak, sejujurnya bibi juga gak suka sama calonnya Devan.Tapi Devan udah telanjur cinta ya bagaimana lagi"ujar mamanya Devan.
Lalu mereka disuruh untuk bersih-bersih lalu makan, Aiba dan Amera merasa dijadikan tuan putri di rumah Devan.
Di kantor Devan.
"Bagaimana Han? apa bisnis kita berjalan dengan baik? soalnya nanti aku mau ambil cuti satu Minggu setelah menikah" ujar Devan.
"Semuanya terkendali tuan, baik yang diluar negeri atau pun di Indonesia" ujar sekertaris Han.
"Bagus kalo begitu, silahkan kembali keruangan mu Han. Aku ingin melanjutkan berkas yang tersisa ini" ujar Devan.
"Baik tuan" ujar Han lalu berlalu keruangan nya.
Han dan Devan sudah berteman dari kecil, dan mereka terus bersama-sama dari perusahaan yang masih kecil sampai sesukses sekarang.
Semenjak meninggalnya papa Devan, perusahaan turun drastis dan bisa dikatakan hampir gulung tikar.
Tapi dengan tekad yang kuat Devan berhasil mengembangkannya sampai seperti sekarang, menjadi perusahaan terbesar di Indonesia.
(Malamnya)
Di rumah keluarga devan
Devan baru saja tiba di rumah, hari ini dia dan ponakannya berulang tahun jadi dia sudah menyiapkan hadiah untuk ponakan tersayangnya itu.
Dia pulang tidak sendirian dia bersama kekasihnya Meli, hal itu membuat hati Amera sakit dan cemburu.
"Ngapain bocah itu di rumah ini? pasti karena Aiba, aku merasa risih apa lagi dia itu menyukaiku" batin Devan.
"Kenapa om Devan memandang ku begitu, aku kan jadi risih"batin Mera.
"Selamat ulang tahun ponakan bibi yang cantik" ujar Meli lalu menyerahkan hadiah untuk Aiba.
"Terimakasih bibi" ujar Aiba dingin.
"Dasar bocah menyebalkan, kalau bukan karena Devan dan rencana ku gak akan Sudi aku mengemis perhatian dan restu bocah ingusan ini" geram Meli dalam hati.
Meli ingin menikah dengan Devan karena ingin menguasai semua harta Devan, dia sebenarnya gak suka sama Devan yang kaku itu.
Setelah memberi hadiah Devan memutuskan ke kamar untuk bersih-bersih, sedangkan Aiba dia memberikan obat perangsang pada minuman yang akan ia berikan pada omnya nanti.
"Maafkan aku om, ini kulakukan untuk menyelamatkan om dari wanita ular itu.Dan juga demi Amera karena Aiba sangat sayang sama Amera" Batin Aiba.
Lalu aiba menuju kamar omnya, untuk menyerahkan minuman itu untuk pamannya.
********
"Paman aku masuk" ujar Aiba.
"Masuk aja Ba, ada apa ?? om bentar lagi turun kok" ujar Devan.
"Ini om jus apel, om kan setiap malam minum jus apel" ujar Aiba.
"Terima kasih sayang, kau memang ponakan om yang paling pengertian" ujar Devan
"Tentu om, lagian kan cuma aku ponakan om" ujar Aiba terkekeh.
Aiba tersenyum puas saat melihat Devan menghabiskan jus buatannya, setelah meminum itu mereka turun.
10 menit kemudian acara ulang tahun dimulai, dari tiup lilin sampai potong kue.
Sedangkan Meli dia izin pulang dengan alasan tidak enak badan, padahal ingin bertemu dengan pacarnya tepatnya selingkuhan Meli.
30 menit berlalu obat perangsang itu sudah mulai beraksi Devan merasa gerah dan gelisah.
"Ada apa denganku, kenapa aku merasa sangat panas dan gelisah" batin Devan.
"Om, om baik-baik saja? muka om memerah, ayo Amera antar ke kamar" ujar Amera.
Namun niat baiknya malah ditepis oleh Devan, dia menolak dan memutuskan ke kamar sendiri.
Tapi Mera tetaplah Amera yang keras kepala, dia tidak tau kalau Devan sudah terkena obat perangsang.
"Kau antar om Devan ke kamar Amera, aku gak bisa masih ngurusi tamu. Kalau nenek dia lagi sibuk"ujar Aiba.
Dengan berat hati Amera mengantar Devan ke kamarnya, ini adalah pertama kalinya Amera ke kamar Devan.
"Kamar om Devan bagus banget, seandainya aku yang jadi istri Om Devan pasti sangat menyenangkan menghabiskan waktu berdua dikamar ini"batin Amera.
"Aku benar-benar gak kuat, apa yang terjadi padaku. Dan kenapa Anak ini begitu seksi dan menggoda" ujar Devan.
Devan kalang kabut dia langsung beranjak dan mengunci pintu kamarnya. Dia benar benar kehabisan akal dia butuh kepuasan saat ini.
"O...om kenapa pintunya dikunci Amera mau keluar" takut Amera.
"Aku benar benar gak kuat Mera aku butuh pelepasan" ujar Devan.
Devan Mulai mendekati Amera, dan menarik tengkuk Mera dan **********.
"Om, om jangan om" lirih Mera saat Devan mencium dan memberikan kiss mark dileher Mera.
Devan tidak mendengarkan Amera sama sekali dia masih Fokus sama kegiatannya mencari kepuasan.
Akhirnya kegiatan menuju kepuasan dengan keringat bersama dan bersatunya tubuh mereka terjadi.
Amera hanya menangis dia memang mencintai om Devan. Dan ingin memberikan barang berharganya tapi bukan dengan cara begini, Amera hanya mampu memeluk selimut yang menutupi tubuhnya.
"Apa ini salah satu rencana Aiba, kenapa Aiba tega melakukan ini. Aku tau niatnya baik tapi kenapa hiks...."ujar Amera lirih.
Karena kecapean Amera pun tertidur di pelukkan Devan, karena Devan tidur sambil memeluknya.
Paginya.
"Aiba kau bangunkan om mu, oh ya dimana sahabatmu sedari tadi nenek tidak melihatnya" ujar mama Devan.
"Aiba gak tau nek Aiba tidak menemukan Amera apa dia sudah pulang, atau apa dia tidur dikamar lain" ujar Aiba
Aiba langsung beranjak menuju kamar omnya, sambil tersenyum penuh arti.
"Sebentar lagi Amera akan jadi istri Om Devan, yes" ujar Aiba senang.
Aiba sudah tiba didepan kamar omnya, tapi sayang kamarnya dikunci.
Aiba mengetuk kamar Devan sehingga sang empunya pun terbangun, Devan yang setengah sadar langsung membuka pintu.
Devan sebelumnya sudah memakai celana bokser.
"Om!, apa yang om lakukan bersama Mera?? kenapa Mera ada dikamar om" ujar Aiba pura-pura kaget.
Pertanyaan itu membuat kesadaran Devan kembali, Devan seketika menoleh kearah tempat tidur dan melihat Mera yang tidak menggunakan pakai secuil apapun.
"Nenek" teriak Aiba.
"Aiba jangan teriak" ujar Devan.
"Nenek" ujar Aiba tanpa peduli perintah omnya.
"Ada apa Aiba? pagi-pagi udah teriak?" tanya mama Devan.
"Nenek lihat itu (menunjuk kearah Mera) wajar aku cari Mera gak ada dia tidur disini, dan itu tanpa busana. Om pasti memperkosa sahabat ku kan hiks ...apa salah Mera sama om" ujar aiba.
Mendengar keributan Amera pun terbangun, dia kaget melihat mama Devan dan Aiba yang berada dikamar Devan dan menatapnya penuh arti.
Seketika kejadian malam tadi teringat kembali di kepala Mera, seketika Mera menangis.
"Mera hiks .... maafin aku yang gak mencari mu semalam, kalau aku mencari mu pasti om gak akan melakukan ini"ujar Aiba pura-pura menangis.
"Dasar anak kurang ajar, kau sudah memperkosa anak gadis orang. Sekarang bagaimana?? kamu harus menikahi nya"bentak mama Devan.
"Itu gak mungkin ma sebentar lagi Devan akan menikah dengan meli, bagaimana mungkin aku menikah dengan dia" ujar Devan sambil menunjuk Mera.
"Mama gak mau tau kamu harus tanggung jawab bagaimana kalau dia hamil, dia itu masih muda dan rawan hamil Dev" ujar mama Devan.
Terpaksa Devan menuruti keinginan mamanya dia gak mau sakit mamanya kambuh, dan dia terpaksa memutuskan hubungannya dengan meli.
**Di kamar Aiba**
"Hiks ...kamu jahat Aiba, kenapa kamu lakukan itu sama aku" ujar Amera.
"Maaf mera, tapi ini rencana yang paling bagus. Lihat hasilnya om Devan mau menikahi mu dan meninggal wanita ular itu"ujar Aiba.
"Tapi apa kau tidak melihat Dimata om tadi terdapat kebencian padaku" ujar Mera.
"Kamu tenang aja, ini lebih baik mera. Bagaimana kalau kau hamil, ini bukan salahmu aku yang menjebak om sehingga meniduri mu" ujar Aiba.
"Hiks...aku takut papa dan mama pasti marah" ujar Mera.
"Kamu yang sabar, kau gak akan sendirian kan ada om Devan" mengelus punggung Mera.
...TBC....
...selamat membaca...
Setelah bersih-bersih dan makan di rumah Devan, Amera pun diantar Devan pulang sekalian meminta Amera pada orang tuanya.
Diperjalanan hanya ada keheningan, baik Mera maupun Devan mereka sedang Fokus pada pikiran mereka masing-masing.
"Aku sangat takut bagaimana kalau om Devan tau semua ini adalah rencana aku sama Aiba buat menggagalkan pernikahan om sama mbak meli. Dia pasti akan sangat membenciku, memang bukan maksudku menjebak om Devan sehingga dia meniduri ku. Tapi Aiba melakukan ini juga untukku" batin Amera.
Devan diam-diam melihat wanita disebelahnya yang telah dia rusak, dia tau pasti Mera saat ini pasti takut untuk menghadapi orang tuanya.
"Kamu jangan takut Amera, aku akan bicara pada orang tuamu ini bukan salahmu tapi salahku. Seandainya aku bisa mengontrol nafsuku semalam"ujar Devan.
Mera hanya diam karena dia tidak tau mau ngomong apa pada pria yang dicintainya ini, sedangkan Devan yang melihat Mera diam merasa sangat bersalah.
"Mera pasti sangat syok dan takut padaku, Tapi ini sudah terjadi memang kamu akan menikah tanpa cinta. Tapi Amera pernah mengungkapkan padaku kalau dia mencintai ku, tapi kurasa cinta itu hanya cinta monyet dan pasti sekarang dia sudah gak cinta aku lagi"batin Devan.
**Skip rumah Amera**
Devan masuk bersama Mera menuju kedalam rumah, mereka berdua disambut hangat sama mamanya Mera.
"Sayang kamu baru pulang, ini siapa sayang?? kok gak diantar Aiba??"ujar mama Mera.
"A...Aiba sibuk ma jadi diantar Sama pamannya Aiba, kenalkan ma namanya om Devan" ujar Mera.
"Senang bertemu denganmu nak Devan, terimakasih sudah mengantar putri saya" ujar mama Mera.
"Iya Tante sama sama, oh iya Tante dimana om ?? aku ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting " ujar Devan.
"Maksudmu papanya Mera?? sebentar ya" ujar mama Mera.
Mera mulai merasa tegang, dia yakin om Devan pasti ingin mengatakan kejadian tadi malam.
Melihat Mera yang pucat dan tegang, Devan langsung menggenggam tangan Mera.
"Kamu jangan takut ada aku disini, kita akan menghadapinya bersama"ujar Devan.
Mendengar ucapan Devan seketika hati Mera menghangat, karena kata-kata Devan sangat mengena di hati.
Yang ditunggu akhirnya datang, papa Amera langsung duduk di sopa yang ada didepan Devan.
"Ada apa kau mencari ku??" tanya papa Amera.
"Sebelumnya maafkan saya om, karena saya masa depan Amera hancur" ucapan Devan dipotong oleh papa Amera.
"Apa maksudmu!!! apa yang kau lakukan pada putriku" ujar papa Mera dengan tatapan tajam miliknya.
"Saya telah memperkosa putri ada om, tapi jujur itu semalam karena pengaruh obat perangsang. Saya tidak bermaksud untuk menghancurkan masa depan putri paman"ujar Devan akhirnya.
Plak....plak (tamparan yang didapatkan oleh Devan).
"Kurang ajar berani sekali kau meniduri putriku" marah papa Amera.
Papa Mera langsung memukul Devan membabi buta, melihat itu Mera sangat sedih. Dia merasa sakit melihat orang yang dicintainya dipukul oleh papanya.
"Pa hentikan hiks...jangan pukul om Devan hiks... om Devan gak salah, ada yang memasukan sesuatu di minuman om Devan" ujar Mera lirih.
Mendengar putri kesayangannya menangis papa Mera menghentikan pukulannya, dia langsung kembali duduk dan menatap Devan dingin .
"Saya tidak mau tau, kamu harus menikahi putri saya secepatnya. Saya tidak mau putri saya hamil diluar nikah nantinya" ujar papa mera dingin.
"Baik paman saya akan menikahi Mera Minggu depan" putus Devan.
"Dan kamu Mera kembali ke kamar dan kamu tidak boleh keluar sebelum pernikahan mu digelar "ujar papa Mera.
"Tapi pa" lirih Mera.
"Tidak ada tapi-tapian, pokonya kamu harus turuti perintah papa. Papa memang tidak mengijinkan kau menginap bersama Aiba kau saja yang bandel, lihat apa yang terjadi kau sudah mencoreng muka papa" marah papa Mera.
"Mas sudah kasihan Mera, sayang kamu kembali ke kamar turuti perintah Papa" ujar mama Mera sambil menangis .
Mera langsung menuju kamarnya, sebelum ke kamar dia sempat menoleh ke Devan dengan tatapan sedih.
Setelah kepergian Mera papa Mera angkat bicara, dia tau kalau Devan akan menikah sebelumnya karena siapa yang tidak tau Devan.
"Saya tau kamu akan menikah dengan kekasihmu itu, tapi saya tidak bisa mentolerir kesalahan mu. Kesalahanmu itu sangat patal, dan saya ingin kamu mengakhiri hubungan dengan kekasihmu itu. Karena saya gak mau anak saya bersedih" ujar papa Mera.
Dengan berat hati Devan menyanggupi permintaan papa Mera, dia terpaksa harus mengakhiri hubungannya dengan meli.
Setelah membicarakan itu Devan pun memutuskan pulang, dia akan sekalian pergi ke apartemen meli untuk mengatakan maksudnya ini.
Skip apartemen Meli.
Devan langsung memasukan pin apartemen Meli, dan langsung memasuki apartemen.
"Sepatu siapa ini?? setahuku aku gak punya sepatu seperti ini" ujar Devan.
Saat sedang melihat sepatu itu, Devan mendengar suara aneh dikamar meli.
Saat menuju kamar Meli dia melihat Meli sedang bergumul dengan pria di atas tempat tidur, dan hal yang bikin Devan naik darah adalah Meli ingin menghancurkannya dan merebut semua kekayaannya.
Devan melihat itu marah dan juga jijik, apalagi melihat Meli sedang bersenggama dengan pria lain.
"Menjijikan cih....aku sangat menyesal sudah mencintaimu, sangat memalukan" ujar Devan Dingin.
"Sayang" ujar meli kaget langsung mendorong tubuh Candra.
"Jangan panggil aku dengan panggilan itu, sungguh menjijikan. Kita putus dan jangan harap ada pernikahan, aku gak Sudi menikah dengan ****** seperti mu" ujar Devan lalu pergi dari sana.
"Sayang tidak aku gak mau putus, bagaimana pernikahan kita sayang" ujar meli menangis.
Setelah dari apartemen Devan langsung kembali kerumahnya, dia sangat marah dan benci.
Rasanya sangat sakit Diselingkuhi dan dikhianati seperti ini, dia merasa sangat miris di satu sisi kekasih yang dicintainya mengkhianatinya dan disisi lain dia harus menikah dengan orang yang tidak dicintainya.
Skip rumah orang tua Devan.
"Bagaiman Dev, apa orang tua Mera bersedia menikahkan kamu dengan Mera" ujar mama Devan.
"Iya ma, awalnya papa Mera marah. Tapi akhirnya dia luluh dan Minggu depan kami akan menikah"ujar Devan.
"Bagaimana dengan meli?? apa kamu sudah mengakhiri hubungan kalian??" ujar mama Devan.
" Iya ma aku dan meli sudah tidak ada hubungan apapun lagi, kami sudah resmi putus. Lagian wanita itu selingkuh, dia mengkhianati aku ma"ujar Devan.
"Mama sudah tau Dev, tapi kamu terlalu mencintai wanita itu. Mama pernah memergokinya bermesraan dengan pria lain, tapi kamu gak percaya waktu itu" ujar mama Devan.
"Maafkan Devan ma, Devan sudah salah. Tapi Devan akan memperbaiki semuanya, Devan akan mencoba menerima pernikahan Devan dan Mera"ujar Devan.
"Itu memang harus Dev, karena bagaimanapun kamu yang sudah merusak Mera. Mama akan mempersiapkan pernikahan kamu, besok kamu ajak Mera memilih baju pengantin dan cincin" ujar mama Devan.
"Baiklah ma Devan akan mengajak Mera, Devan ke kamar dulu. Devan merasa sangat lelah hari ini"ujar Devan.
"Baiklah pergi lah istirahat karena sebentar lagi kamu akan menikah jadi jangan sampai sakit"ujar mama Devan.
Lalu Devan langsung menuju kamarnya dan menutup pintu kamarnya, Setelah itu Devan melempar barang barangnya.
"Brengsek kamu meli, dasar wanita murahan ****** tak berguna. Aku begitu mencintaimu tapi kamu mengkhianati ku, cuih.... menjijikkan sekali" ujar Devan frustasi.
Devan memutuskan ke kamar mandi untuk mendinginkan kepalanya, rasanya kepalanya akan meledak saat ini juga.
...TBC....
Jangan lupa like dan komen ya 😊 dan juga yang belum follow akun ku silahkan difollow biar gak ketinggalan ceritanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!